5.1.3 Analisa Teknis Pada analisa teknis terdapat hasil dari masing-masing alternatif adalah sebagai berikut : 5.1.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Alternatif ini menggunakan tiang pancang produksi WIKA dengan spesifikasi tiang pancang berbentuk bulat berongga dan mutu beton K-600. Dari BAB IV telah dihitung perencanaan pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm, panjang 16 m. Untuk menganalisa pondasi tiang pancang untuk membuat perbandingan direncanakan untuk kedalaman yang bervariasi. Yaitu untuk kedalaman 16 m, 13 m, dan 9 m. Berikut ini perhitungan untuk masingmasing kedalaman yang bisa dibuatkan tabel. Untuk perhitungan seperti telah dilakukan pada bab sebelumnya. Tabel 5.6 Perhitungan Daya Dukung Pondasi tiang pancang
Dari perhitungan teknis yang dilakukan dengan penambahan alternatif kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang yang digunakan didapat seperti table di atas. Dari table diatas dapat dilihat dengan penambahan kedalaman dan perubahan diameter tiang pancang, dukung satu tiang akan bertambah. Penambahan daya dukung akan mempengaruhi jumlah tiang pancang dalam satu group, sehingga dimensi poer akan menjadi lebih kecil. Demikian juga dengan beban ijin satu group tiang akan semakin besar dengan bertambahnya kedalaman pondasi dan perubahan diameternya. Berkaitan dengan analisa ekonomi yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya, maka diperlukan metode pelaksanaan yang jelas. Adapun urutan pelaksanaan dari pondasi tiang pancang diuraikan di bawah ini : 1. Pemancangan tiang pancang. Pemancangan tiang pancang sebanyak 84 buah tiang pancang. Pekerjaan ini menggunakan satu buah alat pile driver dan satu buah crane. Pelurusan tiang pancang menggunakan theodolit sebanyak satu buah dan satu alat bandul. 2. Pemotongan pile cap Pemotongan pile cap diasumsikan sebanyak 10 % dari total panjang tiang
3.
4.
5.
6.
pancang. Pemotongan menggunakan tenaga manusia dengan alat bantu. Untuk pemotongan tulangan tiang pancang, bila diperlukan, menggunakan las listrik. Galian poer Galian poer menggunakan satu buah alat berat excavator dan dua dump truck. Pembuangan tanah hasil galian berjarak 1 km, sehingga tidak dibutuhkan terlalu banyak drump truck. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan, kemudian ditekuk dan dirangkai. Begisting poer Begisting ini menggunakan batako, sehingga begisting tidak dibongkar setelah dilakukan pengecoran. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump.
5.1.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Pada alternatif ini ada tiga variasi kedalaman pondasi tiang pancang yang ditinjau. Dari ketiga variasi kedalaman tersebut dapat dikelompokkan dalam satu table adalah sebagai berikut . Tabel 5.7 Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Pancang Kedalam an
Biaya
16 m 13 m 9m
1.271.369.885.00 1.386.629.782.00 1.286.154.066.00
Waktu yang di tempuh
31 hari 35 hari 40 hari
Dari table diatas dapat dilihat bahwa dengan variasi kedalaman yang berbeda akan diperoleh biaya yang berbeda pula. Semakin dalam tiang pancang akan semakin murah biaya yang akan dikeluarkan. Sedangkan untuk lama pengerjaan terpengaruh dengan banyaknya jumlah tiang pancang dalam satu poer. Hal ini semakin banyak luasan pembesian dalam satu poer dikarenakan dimensi poer yang semakin besar pula. Dari semua analisa yang telah dilakukan didapat hasil yang dapat dicantumkan dalam table sebagai berikut :
15
Tabel 5.8 Hasil Perhitungan pondasi tiang pancang
Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (ql) = 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l) = 4.00 m3 Faktor bucket (k) = 0.9 πΆ Jumlah siklus excavator = 1 π 1Γπ 4.00 0.5Γ0.9
5.2 PO NDASI TIANG BOR Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.2.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Bor 5.2.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 1. Galian pada poer pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ππ‘ π‘= Γπ ππ Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) = 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) = 0.9 Produksi per siklus = kb x bf = 0.5 x 0.9 = 0.45 m3 b) Waktu siklus (CT ) Waktu menggali dan memuat PC 100-6 = 0.5 menit Lain-lain = 0.5 menit Faktor kembang Material = 1.2 Waktu siklus = 1 x 1.2 = 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal = 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah 0.45 Γ60 Γ0.83 TP = = 18.675 m3 /jam 1.2 b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 1006.
= = 8.88 β 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) = 1.2 menit Jarak angkut (D) = 1.0 km Kecepatan muat (v l) = 40 km/jam Kecepatan kosong (v2 ) = 60 km/jam Waktu buang (t l) = 0.5 menit Waktu muat (t2 ) = 0.35 menit Waktu siklus π·Γ60 π·Γ60 = π Γ πΆππ + + π‘1 + + π‘2 π£1 1.0Γ60
π£2 1.0Γ60
= 9 Γ 1.2 + + 0.5 + + 0.35 40 60 = 14.15 menit c) Jumlah siklus dump truck (m) πΆππ‘ Jumlah siklus dump truck = π ΓπΆππ 14 .15
= 9 Γ1.2 = 1.88 β 2
d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja = 0.405 m 3 π Γ πΆ1 Γ 60 Γ πΈ Produktivitas per jam (Q) = 2 Γ 4.00 Γ 60 Γ 0.405 14 .15
πΆππ‘
= = 13.73 m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat, yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat produktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan waktu penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : ππ‘ 91.875 t= = = 4.919 jam ο» 5 jam ππΓπ 18 .675 Γ1 Banyak dump truck yang digunakan : ππ‘ 91 .875 π= = = 1.33 ο» 2 dump truck ππ Γπ‘
13 .73 Γ5
5.2.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada poer adalah 10662.09 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M = 0.0004 jam ο· T ukang. T = 0.0007 jam ο· Pekerja. P = 0.007 jam 16
Kebutuhan tenaga : ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 1 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 5 orang 10662 .09 Lama penyelesaian = = 14.92 ο» 15 hari 714 .3 Volume total pembesian pada tiang bor adalah 11597.29 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M= 0.0004 jam ο· T ukang. T = 0.0007 jam ο· Pekerja. P = 0.007 jam Kebutuhan tenaga : ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 1 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 5 orang 11597 .29 Lama penyelesaian = = 16.23 hari ο» 17 714 .3 hari 2. Beton K 225 untuk poer Alat yang digunakan : ο· Concrete mixer Kapasitas alat, V = 350 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. T s : - Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit - Menuang = 2.0 menit - T unggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit Produksi/jam, Q1
=
π ΓπΉπ Γ60 1000 Γ ππ 350 Γ 0.83 Γ60
= 1000 Γ 8.0 = 2.179 m3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt= Q1 x jam eff = 15.25 m 3 Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M= 0.358 jam ο· T ukang. T = 1.265 jam ο· Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 3 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 10 orang 91.88 Lama penyelesaian = = 6.02 hari ο» 7 hari 15 .25 3. Beton K 300 untuk tiang bor Alat yang digunakan : ο· Concrete mixer Kapasitas alat, V = 450 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. T s : - Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit
- Menuang = 2.0 menit - T unggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit π ΓπΉπ Γ60 Produksi/jam. Q1 = =
1000 Γππ 450 Γ 0.83 Γ 60 1000 Γ 8.0
= 2.80 m3 / jam Produksi beton dalam satu hari, Qt= Q1 x jam eff = 19.6 m3 Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M= 0.358 jam ο· T ukang. T = 1.265 jam ο· Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan tenaga : ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 3 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 10 orang 181 .43 Lama penyelesaian = = 9.25 hari ο» 10 hari 19.6
5.2.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. T enaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :
17
T abel 5.9 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi T iang Bor
18
T abel 5.10 Rencana Anggaran Biaya Pondasi T iang Bor
T abel 5.11 Bobot Pekerjaan Pondasi T iang Bor
Berikut ini akan dihitung waktu dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. Semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :
19
T abel 5.12 Durasi Pekerjaan Pondasi T iang Bor
Gambar 5.2 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi T iang Bor
T abel 5.13 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi T iang Bor
5.2.3 Analisa Teknis 5.2.3.1 Perhitungan Daya dukung Pondasi Tiang Bor Sama seperti alternatif pondasi tiang pancang. untuk alternatif pondasi tiang bor juga dibuatkan alternatif penambahan kedalaman dan diameter tiang bor. karena dalam perhitungan diameter tiang minimal adalah 0.805 m. Akan
digunakan diamerter minimal dengan penambahan kedalaman agar dipenuhi syarat yaitu daya dukung ijin tiang bor lebh besar dari beban kerja. Perhitungan tersebut bisa ditabelkan dengan perhitungan sama dengan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 20
Tabel 5.14 Perhitungan daya dukung pondasi tiang bor
Dari alternatif perhitungan pondasi tiang bor seperti tabel diatas diberikan tiga alternatif kedalaman dan diameter dari pondasi tiang bor. Dilihat daya dukung akibat gesekan tiang semakin besar kedalaman tiang gesekan yang bertambah besar. Berikut ini diuraikan urutan metode pelaksanaan untuk alternatif pondasi tiang bor. Sama sepeti pada sub bab sebelumnya. metode pelaksanaan akan diuraikan sebagai berikut : 1. Pemboran tanah Pemboran tanah ini diasumsikan kapasitas pembor 2-3 bor tiap hari. Pemboran ini menggunakan satu buah alat berat pemboran tanah. 2. Pembuangan tanah hasil pemboran Pembuangan tanah ini menggunakan dua buah drump truck. jarak pembuangan tanah berjarak 1 km. sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan drump truck. 3. Pemasangan tulangan dump truck. Pemasangan tulangan tiang bor menggunakan satu alat crane untuk menggangkat tulangan dan dipasang pada tiang bor. 4. Pengecoran tiang bor Pengecoran tiang bor menggunakan ready mix dan cara pengecoran adalah dengan system corong. jadi corong yang panjang akan sampai ke dasar tiang bor kemudian menuangkan ready mix 5. Galian poer Galian poer dan sloof sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. Pekerjaan ini menggunakan satu buah excavator dan dua buah dump truck. 6. Begisting poer Begisting poer dan sloof sama seperti pada pondasi tiang pancang. yaitu denga menggunakan batako. jadi tidak perlu membongkar setelah pengecoran. 7. Pembesian poer Pembesian poer dan sloof dilakukan dengan manual tenaga pekerja. Dimulai dengan pemotongan tulangan yang sesuai dengan kebutuhan. kemudian ditekuk dan dirangkai.
8. Pengecoran poer Pengecoran ini menggunakan ready mix dengan satu alat berat concrete pump. 5.2.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Tiang Bor Seperti pada alternatif pondasi tiang pancang. pada alternatif ini juga terdapat variasi kedalaman dan dimensi tiang bor yang digunakan. Ada 3 variasi kedalaman dan dimensi dari tiang bor yang ditinjau. Perbandingan dari ketiga variasi tersebut dapat ditabelkan sebagai berikut . Tabel 5.15 Perhitungan Biaya dan Waktu pondasi tiang bor. Diameter (cm)
Kedalaman (m)
0.8
17
0.9 1
13.5 11
Biaya 1.393.383.342.00 1.361.519.373.00 1.347.777.708.00
Waktu yang di tempuh 31 hari 30 hari 32 hari
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan kedalaman dan diameter akan mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan proyek. Semakin dalam tiang yang akan di bor semakin mahal ini dikarenakan perhitungan pemasangan tiang bor yang per meter. Sedangkan untuk metode pelaksanaan. pada alternatif ini sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar yang bersebelahan dengan gedung sekolah dan kecamatan. Pada alternatif ini tidak membuat suara gaduh yang bisa mengganggu lingkungan sekitar. Seperti juga pada alternatif pondasi tiang pancang. alternatif pondasi tiang bor telah dilakukan analisa. Hasil dari analisa tersebut dapat dicantumkan pada tabel di bawah ini : Tabel 5.16 Hasil Perhitungan pondasi tiang bor
5.3 PO NDASI PELAT Penggunaan alat berat yang diperlukan dalam pekerjaan konstruksi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan keadaan medan dan jenis material b. Disesuaikan dengan volume pekerja 5.3.1 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Telapak 5.3.1.1 Perkiraan Produksi alat berat dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan tanah 21
1. Galian pada pondasi a. Excavator Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah excavator dan dump truck untuk mengangkut pasir galian. Produksivitas excavator per jam dalam pekerjaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus : ππ‘ t = Γπ ππ Perkiraan perhitungan excavator tipe PC 100-6 adalah sebagai berikut : a) Produksi per siklus (q) Kapasitas bucket (kb) = 0.5 m 3 Faktor bucket (bf) = 0.9 Produksi per siklus = kb x bf = 0.5 x 0.9 = 0.45 m3 b) Waktu siklus (CT ) Waktu menggali dan memuat PC 100-6 = 0.5 menit Lain-lain = 0.5 menit Faktor kembang Material = 1.2 Waktu siklus = 1 x 1.2 = 1.2 menit c) Faktor effisiensi (E) Faktor effisiensi waktu. normal = 0.83 Jadi produktivitas kerja excavator per jam adalah 0.45 Γ 60 Γ 0.83 ππ = 1.2 = 18.675 m 3 /jam b. Dump truck Pada pekerjaan ini penggunaan dump truck dikombinasikan dengan excavator. yaitu dump truck tipe CWA 10 t dan excavator tipe PC 1006. Produktivitas alat adalah sebagai berikut : a) Jumlah siklus excavator (n) Kapasitas excavator (ql) = 0.5 m 3 Kapasitas dump truck (c l) = 4.00 m3 Faktor bucket (k) = 0.9 πΆ Jumlah siklus excavator = 1 π 1Γπ 4.00
= 0.5 Γ0.9 = 8.88 β 9 b) Waktu siklus dump truck (Cmt) Waktu siklus excavator (Cms) = 1.2 menit Jarak angkut (D) = 1.0 km Kecepatan muat (v l) = 40 km/jam Kecepatan kosong (v2 ) = 60 km/jam Waktu buang (t l) = 0.5 menit Waktu muat (t2 ) = 0.35 menit Waktu siklus π·Γ60 π·Γ60 = π Γ πΆππ + + π‘1 + + π‘2 π£1 1.0Γ60
= 9 Γ 1.2 + = 14.15 menit
40
+ 0.5 +
π£2 1.0Γ60 60
+ 0.35
c) Jumlah siklus dump truck (m) Jumlah siklus dump truck =
πΆππ‘
π ΓπΆππ 14 .15
= 9 Γ1.2 = 1.88 β 2
d) Produktivitas per jam (Q) Effisiensi kerja = 0.405 m 3 π Γ πΆ1 Γ60 Γ πΈ Produktivitas per jam (Q) = πΆππ‘
2Γ4.00Γ60Γ0.405
= 14 .15 = 13.73 m 3 Dalam pekerjaan galian ini menggunakan dua alat berat. yang dipilih adalah alat yang paling menentukan dengan melihat prodktivitas yang paling besar yaitu excavator. Sehingga banyak alat yang dibutuhkan dan wakt u penyelesaian pekerjaan ini dapat dihitung sebagai berikut : Excavator 1buah. maka : ππ‘ 2887 .5 π‘= = = 154.61 jam ο» 155 jam ππ Γπ 18 .675 Γ1 Banyak dump truck yang digunakan : ππ‘ 2887 .5 π= = = 1.35 ο» 2 dump truk ππ Γπ‘
13 .73 Γ155
5.3.1.2 Perkiraan produksi dan penyelesaian proyek untuk pekerjaan struktur 1. Pembesian Volume total pembesian pada pondasi adalah 38938.97 kg Produksi kerja satu hari. Qt = 142.86 kg/org/hari Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M = 0.0004 jam ο· T ukang. T = 0.0007 jam ο· Pekerja. P = 0.007 jam Kebutuhan tenaga : ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 1 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 2 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 4 orang 38938 .97 Lama penyelesaian = = 13.68 hari ο» 14 2857 .2 hari 2. Beton K 225 untuk pondasi Alat yang digunakan : ο· Concrete mixer Kapasitas alat, V = 450 m3 Faktor effisiensi alat , Fa = 0.83 Waktu siklus. T s : - Memuat = 2.5 menit - Mengaduk = 2.0 menit - Menuang = 2.0 menit - T unggu = 1.5 menit __________________________ Total = 8.0 menit Produksi/jam, Q1
= =
π ΓπΉπ Γ60 1000 Γππ 450 Γ0.83 Γ60 1000 Γ8.0
22
= 2.80 m3 / jam Produksi beton dalam satu hari,Qt = Q1 x jam eff = 19.6 m3 Koefisien kerja/kg : ο· Mandor. M= 0.358 jam ο· T ukang. T = 1.265 jam ο· Pekerja. P = 4.459 jam Kebutuhan ο· Mandor = (Qt x M) / jam efektif = 2 orang ο· T ukang = (Qt x T) / jam efektif = 5 orang ο· Pekerja = (Qt x P) / jam efektif = 15 orang 105 Lama penyelesaian = = 5.35 hari ο» 6 hari 19.6
5.3.2 Analisa Biaya dan Waktu Pekerjaan Dalam suatu proyek pasti diperlukan suatu analisa biaya pekerjaan. Dalam hal ini biasa disebut rencana anggaran biaya. Rencana anggaran biaya adalah perkiraan dan perhitungan komponen-komponen yang dilakukan di proyek. Komponen-komponen ini antara lain kebutuhan material. tenaga kerja dan peralatan untuk tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di suatu proyek. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut diusahakan dapat mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. T enaga kerja dibutuhkan dihitung berdasarkan jumlah kebutuhan. jenis keahlian serta upah kerja 2. Bahan-bahan yang digunakan dihitung berdasarkan jumlah. jenis serta harga satuan. 3. Peralatan dihitung berdasarkan jenis peralatan. kebutuhan serta sewa pemakaian. Berikut ini akan dihitung biaya dari tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan di proyek. semua perhitungan ditabelkan sebagai berikut :
23
T abel 5.17 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Pelat
24
T abel 5.18 Rencana Anggaran Biaya Pondasi Pelat
T abel 5.19 Rencana Bobot Pekerjaan Pondasi Pelat
T abel 5.20 Durasi Pekerjaan Pondasi Pelat
25
Gambar 5.3 Hubungan Antar Aktivitas dengan metode CPM Pondasi Pelat
T abel 5.21 Jadwal Pekerjaan Proyek Pondasi Pelat
26
5.3.3 Analisa Teknis 5.3.3.1 Perhitungan Daya Dukung Pondasi Pelat Pada alternatif pondasi pelat ini tidak dilakukan penambahan alternatif kedalaman atau ukuran dari pondasi. Alternatif pondasi pelat yang direncanakan pada pembangunan gedung berdimensi 5 x 5 x 0.2 m. Dari hasil perhitungan antara lain : 1. Beban yang bekerja pada dasar pondasi sebesar 5.19 t/m2 2. Daya dukung pada pondasi didapat sebesar 7.068 t/m2 . Perhitungan ini lebih besar dari beban yang bekerja pada dasar pondasi. maka pondasi aman terhadap keruntuhan daya dukung. 3. Perhitungan penurunan konsolidasi telah tercantum dalam tabel 4.3. Dimana didapat penurunan total sebesar 65.2 cm 5.3.3.2 Hasil Perhitungan Biaya dan Waktu Pondasi Pelat Pada alternatif ini tidak ada penambahan variasi kedalaman seperti pada dua alternatif pondasi yang lain. Dimensi pondasi pelat langsung ditentukan. Berikut adalah tabel perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat. Tabel 5.21 Perhitungan biaya dan waktu pondasi pelat
Alternatif ini paling lama pengerjaannya. dan biaya yang dikeluarkan besar. Hal ini karena pengecoran dengan volume yang besar. Dan harus menggunakan ready mix karena volume yang terlalu besar tidak bisa menggunakan tenaga manual pekerja. Pada alternatif pondasi pelat tidak dilakukan penambahan variasi kedalaman ataupun dimensi. karena dengan penambahan variasi tersebut pasti akan meperbesar biaya yang dikeluarkan 5.4 ANALISA PERBANDINGAN KETIGA ALTERNATIF Dari analisa teknis yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman, analisa daya dukung ijin tiang pancang telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5 % dari beban maksimum yang bekerja.
2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor. analisa daya dukung ijin tiang bor telah memenuhi persyaratan dengan batas maksimal 5% dari beban yang bekerja. 3. Analisa daya dukung pondasi pelat telah memenuhi persyaratan batas maksimal dari beban ijin yang bekerja. Pada analisa ekonomi yang juga telah diuraikan pada sub bab sebelumnya didapat hasil sebagai berikut : 1. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman tersebut diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Dengan diameter tiang pancang 20 cm, kedalaman 16 m diperoleh biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.271.369.885.00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 2. Dari ketiga penambahan variasi kedalaman dan diameter tiang bor diperoleh alternatif ketiga yang paling murah. Diameter yang digunakan adalah 1 m dengan kedalaman 11 diperoleh biaya untuk pekerjaan ini sebesar Rp. 1.347.777.708.00 dan lama pengerjaan 32 hari. 3. Pada alternatif pondasi pelat tidak ada penambahan variasi kedalaman maupun dimensi, jadi untuk alternatif ini hanya diperoleh hasil yaitu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.916.741.428.00 dengan lama pengerjaan 61 hari. Ketiga alternatif tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan ketiga alternatif tersebut antara lain : 1. Alternatif Pondasi T iang Pancang b. Kelebihan : - Beban tiang group relatif mendekati dari beban kolom. hanya sekitar 1.46 %. - Waktu yang dibutuhkan lebih cepat. - Biaya yang dikeluarkan lebih murah dari pada yang lain. c. Kelemahan : - Mobilisasi tiang pancang yang memerlukan biaya dan waktu. - Untuk metode pelaksanaan, alternatif ini kurang sesuai dengan lingkungan. Hal ini karena pekerjaan ini akan membuat suara yang gaduh. - Kemungkinan tiang patah saat pengerjaan. Hal ini membuat harus diganti baru tiang yang patah tersebut, ini akan menambah biaya dan waktu. 2. Alternatif Pondasi T iang Bor a. Kelebihan: 28
- Diameter yang besar maka memperkecil kedalaman yang diperlukan. - Perbandingan daya dukung dengan beban pada kolom adalah sebesar 2.23%. - Untuk metode pelaksanaannya sesuai dengan lingkungan sekitar. yaitu tidak membuat suara yang dapat mengganggu. b. Kelemahan : - Untuk metode pelaksanaan, pada tempat kerja akan lebih kotor karena adanya pengalian tiang bor. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan langsung membuang galian dengan dump truck. - Biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini dikarenakan volume beton dan pembesian lebih besar. 3. Alternatif Pondasi Pelat a. Kelebihan : - Kedalaman penggalian tidak perlu terlalu dalam. - Proses pembesian dan pengecoran bisa dikerjakan secara langsung. b. Kelemahan : - Penurunan yang cukup besar dari hasil perhitungan. - Biaya yang dikeluarkan terlalu besar. Dengan memperhatikan analisa teknis dan ekonomi yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya maka penulis membandingkan dari ketiga alternatif pondasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ketiga alternatif pondasi telah memenuhi syarat batasan daya dukung ijin. 2. Untuk analisa ekonomi. biaya yang dikeluarkan dari ketiga alternatif pondasi diperoleh alternatif pondasi tiang pancang dengan diameter 20 cm dan kedalaman 16 m yang paling murah dan lama pengerjaan yang singkat.
KES IMPULAN DAN S ARAN 6.1 KESIMPULAN Dari analisa pembahasan yang telah dilakukan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pondasi ditinjau dari segi teknis yang meliputi faktor daya dukung, waktu dan biaya, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pondasi tiang pancang didapat dimensi 20 cm dengan panjang 16 m berjumlah 4 tiang dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp.1.271.369.885,00 selama 31 hari, untuk pondasi tiang bor didapat dimensi 100 cm dengan panjang 11 m berjumlah 1 dalam satu poer dengan biaya sebesar Rp1.347.777.708,00 selama 32 hari, sedangkan untuk pondasi plat
didapat dimensi 5 x 5 x 0,2 m3 dengan biaya sebesar Rp1.916.741.428,00 selama 61 hari. Adapun hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk alternatif pondasi tiang pancang adalah pondasi tiang pancang dipilih diameter 20 cm dengan kedalaman 16 m dan berjumlah 4 dalam satu poer. Daya dukung ijin yang terjadi sebesar 30476,71685 kg. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.1.271.369.885,00 dengan lama pengerjaan 31 hari. 6.2 SARAN Untuk mendapatkan hasil perbandingan pemilihan alternatif yang lebih baik, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih banyak agar didapat pemilihan pondasi yang sesuai. Misalnya kondisi lingkungan sekitar proyek, apakah akan berpengaruh kalau dilakukan pemancangan. 2. Pengujian tanah dilakukan sebanyak mungkin agar didapat parameter-parameter tanah yang mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan serta mempermudah perhitungan.
DAFTAR PUS TAKA Bowles, Joseph, E, 1988, Analisa dan Desain Pondasi, Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Das, Braja, M. 1988, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Fatena, Susy, R, 2002, Alat Untuk Proyek Konstruksi, Jakarta, P.T Rineka Cipta. Hardiyatmo, H.C., 1996, Teknik Pondasi 1, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum. I Nyoman Pujawan. 1995, Ekonomi Teknik . Jakarta:Gunawidya Jumikis, Alferd, R, 1971, Foundation Engineering, University of California : Intext Educational Publishers. N. Zaenal, dan Sri, Respati, 1995, Pondasi, Bandung, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 29
Rochmanhadi, 1992, Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum. Santoso, Budi, 2009, Manajemen Proyek, Yogyakarta, Graha Ilmu. Sosrodarsono, S. dan Kazuto, Nakazawa, 2000, Mekanika Tanah dan Pondasi , Jakarta, Pradnya Paramita. Syafriandi, dan Lynna A.L, Putri, Aplikasi Microsoft Project, Yogyakarta, C.V Andi Offset. Wahjudi, Herman, 1999, Daya Pondasi Dalam, Surabaya : IT S.
Dukung
30