1.,
F, t,F I
Jurnal Penelitian dan Karya llmieh Lcmlit USAKTI 17,2005
Kemirip.rn antara Gambar-Gambar Frank Lloyd
Wright dengan'Hyakkei" Agus
Buiti Pumomo')
Abstract Architechre. In this oofr ooious sdtitectural ilrnuings done by Wight arc considered to be similm to Hyal&ei, a baditional lapanese drtuings. TIv sfunilaities can be sem on hw both l/rlrig}/fs itranings and tlyatJcei compoxd tlu fore, mid and background of the
Fra* IJoydWight is one of the
most leailing architect of Modern
haokgs.
Keyworits: Hyaldcei, fore, mid, background.
Pendahuluan "Hyakkei" adalah kata-kata dalam bahasa lepang. "Hyakkei terdiri atas dua kata.,'Hydf dan 'Kei." ollyd' ata:u'By{ 'berarti seratus,'dan "Kei" berarti pemandangan atau bentang alam. "Hyakkei" berarti serafus pemandangan rlam (Shogakukan, 19S6). Ke seratus pemandangan alam tersebut bukan suatu karangan imajinasi pelukis saja, tapi memang benar-benar ada dan diiadikan brkenal oleh Hokusai pada awal abad ke 19 (Hokusai,1815).
ieperti umumnya Iukisan tradisional budaya Timur, "Hyakkei" tidak mengenal perspektif. Unhrk memberi kesan kedalaman kepada suatu lukisan dikenal istilah, latar-depan, latar-tengah dan latar-belakang. Permainan gelapterang dan komposisi saling tindih latar-latar tersebut memberi kesan kedalaman kepada "Hyakkei". Lebih dalam lagi dengan adanya latar-latar tersebut, konsep "uta" (bagran belakang) dan "omote" (bagian depan) yang sangat penting bagr budaya |epang terpenuhi oleh "Hyakkei" ffasker, 1987).
') Ketua Pusat Kajian.Pnlcotann l-emlit lJsakti 57
Jurnal Penelitian dan Karya llmiah Lemlit USAKTI 17,2005
Frank Ugyd Wright dalam menciptakan karya-karyanya banyak mengambil ideide'daii' /dpaiig. "Frank Llciyd Wright menganggap bariyak prebbntasi gambar karya-karyanya menggunakan. konsepkonsep lukisan Jepang 'itu (N.te, 7993).Menurut Frank Ltoyd Wright hal ini disebabkan karena lukisan tradisional lepang mencerminkan suahr kesatuan yang sering dirasakan oleh manusia dikala menikmati pemandangan alam. Lukisan-lukisan demikian tidak berhriuan untuk menjelaskan detail-detail teknis sebuah rencana, tapi bbih dituiukan untuk menggambarkan penglihatan manusia apa adanya. Hal ini berlainan dengan pendekatan . gambar-gambar arsitektur Barat pada umuurnya.
BiIa pada gambar-gambar arsitektur Barat pada umumnya bertujuan unfuk merrielaskan sebuah ide serinci dan sejelas mungkin, lukisan tradisional jepang tidak demikian. Lukisan tradisional Jepang tidak berusaha membuka semua tabir alami. Oleh sebab ihr dalam lukisan tradisional |epang penutupan latarbelakang oletr latar-depan tidak berarti mengurangi nilai gambar tersebut, tapi iustru memperkaya nilai pandangan dengan misteri yang terkandung di bagian yartg hrhrtup itu.
"Hyakkeil' adalah sejenis lukisan tradisional Jepang. Pada "Hyakkei", gelap dan brang latar-belakang, Iatar-tengah serta latar-depan ditata sedemikian rupa sehingga, memperkaya inforurasi yang ditampilkan. Paper ini akan memperlihatkan bagaimana komposisi ke tiga latar tersebut ternyala juga terdapat pada Gambar-gambar karya Frank Lyod Frank Lloyd Wright
Komposisi Latar Pada Gambar-Garnbar Karya Arsitektur Ftank Lloyd Wright Seperti yang disebut oleh Nute (1993), komposisi "Hyakkei" selalu menyertakan tiga latar. Ketiga lalar .tersebut ialah latar-depan, tengah dan belakang. Komposisi latar-latar yang tepat dapat menghasilkan sebuah "Hyakkei" yang indah. Sebagai contoh komposisi latar'latar pada "Hyakkei" menggunakan gradasi tone gelapterang yang berbeda. Dengan menggunakan latar depan bertone gelap pelukis "Hyakkei dapat menggambarkan keteduhan sebuah veranda dan' dengan latar-belakang bertone terang ia dapat menggambarkan cuaca yang baik unhrk bekerja ("Prospect").
58
Jurnal Penilitian dan Karya llmiah Lcmlit USAKTI 17,2005
seperti umumnya lukisan tradisional Asia, tidak'mengenal perspektif, salah satu cara' unfuk memberi kesan kedalaman pada lukisan hadisional ialah dengan menyaling-tindihkan ke tiga latar tersebut Perbedaan gelap dan terang tiap liahr'serta kedetailan obyek yang ada di ke tiga latar tersebut memberi kesan kedalaman dan efek tigadimensi kepada lukisan tradisional ]epang itu (Higuchi, 7975). Konsep saling tindih latar-latar pada "Hyakkei" dapat diurut seiagai berikut Berhubung lukisan hadisional
Iepp&
ini paling dekat dengan pengamat dan biasanya mempunyai tone yang gelqp.Latar ini nenyimbolkan "Rfuge." Latar-bngatu Latar ini dianggap terletak di depan pengamat dan memberi kesan bahwa benda-benda yang ada di latar ini mempunyai hubungan yang erat dengan pengamat. Latar ini bertone abu-abu dan terkadang menyimbolkan Latardepan. Latar
"Haz,.J.d." - ..
Latar-belakang. Latar ini umunnya berupa bentang alam yang jauh dan menyimbolkan "Prospect "Dalam kuniungannya ke fepang Frank Lloyd Wright sang arsitek maesbo itu, terkesan sekali dengan seni budaya fepang dan khususnya pada arsitektur hadisional Jepang. Oleh sebab ihr secara sadar Frank Uoyd Wright mengaku telah menyadur dan mencuplik kosa-kata arsitektur dan budaya fepang yang kemudian ia terapkan pada karyakaqyanya;'Komposisi latar.latat' yang biasa dilakukdn dalam "Hyakkei,'.1. sering terlihat pada gambar-gambar karya Frank Lloyd Wright. Kesadaran tentang manfaat komposisi ketiga jenis latar pada suatu lukisan membuat gambargambar Frank Lloyd Wright terkesan lebih berupa lukisan,$33ipada gambar arsitektur. Penggunaan konsepkonsep "Hyakkei" pada gambar-gambar karya Frank Lloyd Wright dapat dilihat pada contoh-contoh berikut ini:
Pada gumbar Rumah Winslow (CamUar-D, jelas Frank Lloyd Wright menggunakan cledaunan sebagai latar-depan, dan hutan pepohonan serta Iangit sebagai latar-belakang. Gambar rumah itu sendiri bertindak sebagai labar-tengah. Coba bandingkan gambar rumah Winslow tersebut dengan "Hyakkei" karya Ando Hiroshige di bawah ini (Gambar 2). Pada ke dua gambar tersebut Ando Hiroshige membingkai.'bentang alam dengan menggunakan dedaunan pohon "Willow" dan "Maple."
59
r Jurnal Penelitian dan
Ilmiah Lemlit USAKTI l7
Pada karya lainnya Frank Lloyd Wright menggunakan latar-depan untuk me.mbingkai latar-tengah. Sebagai contofu pada gambar rumah K.Q., De Rhodes, dan Unity Temple dua pohon besar di kiri-kanan latar-depan gambar tersebut bertindak sebagai latar-depan. Rumah yang ada pada gambar ifu dianggap sebagai di latar-tengah (Gambar 3.a dan !). Gambar rumah KC,,..De Rhodes itu mirip sekali dengan karya Ando Hiroshige yang dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Pada "HyaRei" kuryu Ando Hiroshige tersebut gambar dibingkai dengan latar depan pohon-pohon yang besar dan rindang. Pada kesempatan lain, dalam gambar rumah bagi Lawrence Dana di Spring Ilinois, Frank Lloyd Wright membingkai interior rumah dengan latar-depan tiang dan balok (Gambar 5). Gambar rumah Lawrence Dana tersebut *irip sekali dengan karya Ando Hiroshige "Kin4ruzan-Temple-Asakusa." Pada 'Haykkei' tersebut Ando Hiroshige membingkai Kinryuzan temple di Asakusa dengan pintu gerbang (CenUar_6) yang relatif gelap. Kedetailan penampilan huruf kanii di lampion yang terganhrirg pada pintu gerbang Kinryuzan-Temple memperkuat kedekatan latar depan tersebut dengan pengamat
Gambar L. Gambar Rumah Winslow karya Frank Lloyd Wright. Penggunaan latar-latar yang gelap dan terang dmgan saling bertindihan pada gambar proyek Harfford Resort membed kesan kedalaman dan efek tiga-
dimensional. Gambar Harfford Resort sangat *irip dengan katya Ando Hiroshige berjudul "Open Garden at Fukagawa Hachiman Shrine' (CanUafZ dan $. Pada "Hyakkei" tersebut Ando Hiroshige menggunakan lekukanlekukan sungai yang saling tindih sehingga memberi kesan tiga-dimensional.
60
Jurnal Penelitian dan Karya Ilmirh L,cmlit USAKTI 17,2005
Dari contoh-contoh di atas, dalam gambar-gambarnya terlihat jelas bahwa Frank'Lloyd Wright telah menggirriakri,n"kflsri-katd'"Hyekk€i.' Menurut Nute, Penggunaan kosa-kata "Hyakkei" itti disadari sepenuhnya oleh Frank Uoyd Wright (Nute, 1199 3). Pemahaman yang dalam mdngenai konsepkonsep "Hyakkei." telah menghasilkan gambar arsitekhrr y?ng hdah. Walaupun secara teknis banyak persamaan antara "Hyakkei" dengan gambar karya Frank, Lloyd Wrighb secara simbolis ked.ua lukisan mempunyai perbedaan-perbedaan berikut ini:
b{
\ Gambar 2. Hyakkeikarya Ando Hiroshige (1&53).
67
/'
Jurnal Penelitian dan Karya llmiah Lemlit USAKTI 17,2005
h4
fr{
H "4d
W
tr
Gambar 3 b. Unity Temple Karya Frank Lloyd Wright.
il ru t{ ri i::
62
-
Jurnal Penelitian dan Ka
Ilmiah Lemlit USAKTI lZ, 2005
Gambar 4. Hyakkei karya Anclo Hiroshige (1853).
63
Ilmiah Lemlit USAKTI l7
+l
Gambar 5. Gambar interior Rumah Lawrence Dana karya Frank Lloyd Wright
@
Jurnal Penelitian dan Karya llmiah Lemlit USAKTI17,2005 T
ir i, t-
t,rt;.
+rlOl**i;l riilqFrr*++'ti"*'if L*4*r, ;, tf'
Gambar 6. Hyakkei karya AndoHiroshige (18s3). Pada komposisi saling tidih latar, pengamat yang diumpamakan ada di latar depan selalu mempunyai kesan dilindungi oleh latar tengah. Pada gambargambar karya Frank Lloyd lVright, pengamat yang ada di latar depan justru dianggap tidak mempunyai hubungan s,rma sekali dengan latar-tengah Pada "Hyakkei," Iatar-belakang menyimbolkan sebuah kesempatan yang luas ,bagr gerak dan aktifitas pengamat L,atar-belakang gambar-gambar Frank Lloyd right hanya berfungsi untuk mempertegas benhrk bangunan.
55
Jurnal Penelitian dan Karye llmiah Lemlit USAKTI 17' 2005
Gambar 7. Gambar potongan Hartford Resort karya Frank Lloyd
Wright
Ganrbar 8. Hyakkei karya Ando Hiroshige (1853).
Latar-tengah yang ada pada "Hyakkei" menyimbolkan batas kepemilikan sang pengamat yang berada di latar-depan. Pada gambar-gambar Frank Uoyd 66
Jurnal Penelitian dan
Ilmiah Lemlit USAKTI 17
Vright latar-tengah jusbu menunjukkan bahwa pengamat melihat sebuah rbjek yang bukan miliknydl Biki pada ''Hyakkei"'lahr.tengirh menyimbolkan lomain sang pengamat, pada gambar-gambar Frank Lloyd Wright latar yang ama merupakan domain yang terpisah dari pengamat.'
)ari perbedaan di atas dapat dikatakan bahwa persamaan antara gambar;ambar kuryo Frank Ll"y.t Wright dengan "Hyakkei" hanya pada tingkat eknis dan mempunyai kandungan simbolis yang berbeda.
lenutup \da dua hal yang menarik dari kemiripan antara "Hyakkei" dengan gambar;ambar Frank Lloyd Wright Kedua hal ihr dapat disimpulkan sebagai berikut: rrank Uoyd Wright sendiri mengakui telah dengan sengaja menggunakan cosa-kata 'Hyakkei" dalam menggambarkan karya-karyanya (Nute, 1W3). )engan memahami prinsipprinsip yang ada pada "Hyakkei," ia telah nemperlcaya p€nampilan karya-karyanya. Kenyataan ini membuktikan bahwa ,eminiaman kosa-kata asing tidak berarti buruk dan negatif. Dalam kasus rrank Uoyd Wright, dengan mempelaiari karya-karya dari budaya, bangsa lain a
Elah memberi dampakpositif pada karya-karyanya.
>alam menggunakan konsepkonsep "hyakkei" Frank Uoyd Wright tidak nerriru prinsipprinsip yang ada dengan tanpa memahaman yang dalam. Lebih epat bila dikatakan bahwa sang "Maestro" mencuplik prinsip-prinsip tertentu lari "Hyakkei" dan menggunakan prinsip tersebut sesuai dengan fungsi pmb:rr arsitektur menurut budaya Barat. Hanya dengan pemahaman yang lalam terhadap budayanya sendiri, Frank Lloyd Wright telah berhasil nengambil hal-hal yurgterbaik dari budaya bangsa lain.
lercermin dari pengalaman Frank Lloyd Wright sang maestro, dengan nempelaiari hal-hal positif dari budaya bangsa lain d.apat memperkaya kosa
{cuan Ando Hiroshige, One Hundred FarnousViaus oIEdo.1856. Higg.hi, Tadahiko, The Visuallnilices. MIT Press., Massachuseth 1975. 67
Jurnal Penelitian dan Karya llmiah Lemlit USAKTI 17.20AS J.
4.
68
Kurokawa, Kisho, Internilhff al Architechne, Tlv phyloswhlLof Swbiosis, The American'Institute of'Architektural Press, Washington DC.: 1991. Nute, Kevin, Frank Lloyd Wight and lapan, van Nobtrand Reinhold, New York 1993. Shogakuk an, Progressiae I apnnese-English Dictionmy, Tokyo: 1986. Tasker, Peter, lnside lapcm. Wenlth. Work and Psuer in The Nrreo Wanese Ernpire. Penguin Boolcs, Londoru 19{37.