System Engineering Pada Identifikasi Elemen Sistem Transportasi Cerdas (Studi Kasus: Kota Bandung) Aam Muharam1), Armein Z.R. Langi2), dan Albarda2) Bidang Peralatan Transportasi ± P2 Tenaga Listrik dan Mekatronik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
[email protected] 2) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung
1)
Abstraksi Informasi merupakan hal yang penting bagi pengguna jalan. Informasi lalu lintas saat ini digunakan untuk mengetahui keadaan dan kondisi lalu lintas yang akan di lewati. Perkembangan teknologi informasi membuat orang dengan mudah memperoleh informasi dalam hitungan detik dan dalam genggaman. Pada prakteknya, pengembangan layanan sistem pengguna jalan (Traveler Information System, TIS) tidak dilakukan secara terintegrasi dan terencana. Penelitian ini berkaitan dengan perencanaan arsitektur layanan sistem informasi pengguna jalan, untuk memperoleh identifikasi dan definisi masingmasing elemen yang terhubung dalam sebuah sistem transportasi cerdas (Intelligent Transportation System, ITS) dengan menggunakan system engineering. Penelitian dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Bandung dan mengambil data dari pengguna serta stakeholder. Makalah ini menguraikan implementasi system engineering pada perencanaan arsitektur layanan informasi pengguna jalan yang dideskripsikan pada dua tingkatan, yaitu tingkatan fisik dan tingkatan logika. Pendefinisian masing-masing elemen terkait pada layanan dan peran serta tanggung jawab dari masing-masing stakeholder. Pengambilan data dilakukan dengan dua metoda dalam waktu yang berbeda. Metoda wawancara dilakukan terhadap stakeholder dan penanggung jawab dari layanan untuk memperoleh data yang akurat. Sedangkan jajak pendapat dilakukan untuk memperoleh informasi kebutuhan dari pengguna jalan terhadap kondisi dan kebutuhan pengguna jalan akan layanan lalu lintas. Perencanaan ITS dibangun berdasarkan framework dari National ITS Architecture. Metoda yang diterapkan dalam melakukan perencanaan arsitektur ITS menggunakan V-Model dalam system engineering. Hasil akhir dari penelitian ini adalah rekomendasi bagi pihak penanggung jawab layanan dalam hal ini adalah Pusat Data dan Informasi Departemen Perhubungan.
Kata Kunci : Traveler Information System (TIS), System Engineering, National ITS Architecture, Sistem Transportasi Cerdas.
1. PENDAHULUAN Kepadatan lalu lintas di kota Bandung selalu terjadi di saat tertentu seperti pagi hari menjelang waktu kantor dan sekolah, siang hari ketika beristirahat dan sore hari ketika masyarakat hendak pulang beraktifitas. Selain itu ketika akhir pekan tiba, jalanan kota Bandung selalu mengalami kemacetan di sana sini. Sistem informasi dan pengaturan lalu lintas dapat menjadi solusi efektif bagi masalah ini. Minimnya informasi mengenai lalu lintas kepada pengguna jalan mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui rute-rute jalan mana saja yang dapat dilalui tanpa terhambat kemacetan. Hal ini dapat diatasi dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi komunikasi telepon dengan membuat layanan server penyedia informasi lalu lintas terutama kepadatan lalu lintas di titik-titik tertentu. Data yang diperoleh dari pusat kendali ± ATCS kota Bandung diolah dan disimpan di server informasi jalan untuk kemudian dapat diakses oleh pengguna melalui mobile application yang tersedia. Makalah ini membahas implementasi system engineering pada perencanaan arsitektur TIS untuk mendukung pembangunan dan pengembangan ITS dengan studi kasus di kota Bandung. Layanan informasi yang akan dirancang merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat pengguna jalan kota Bandung. Konsep yang dibuat mengacu pada berbagai framework dan standar yang ada berlaku dalam dunia transportasi terutama
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
1 423
layanan informasi lalu lintas di negara-negara maju dan berkembang. Arsitektur dibuat menggunakan perangkat bantu dari National ITS Architecture dengan memperhatikan infrastruktur lalu lintas dan teknologi komunikasi yang menjangkau kawasan kota Bandung.
2. ITS, TIS DAN NATIONAL ITS ARCHITECTURE a) ITS Pada laporan studi kasus proyek arsitektur di Rochester [6], sistem transportasi yang aman dan efisien menjadi komponen utama untuk meningkatkan kualitas hidup. Otoritas transportasi, sesuai uraian FRAME dalam perencanaan ITS [5], saat ini sudah menyadari bahwa membangun jalan dalam mengatasi permasalahan kemacetan bukanlah solusi yang tepat. ITS menurut [19] dapat diartikan sebagai sistem yang menggunakan beberapa macam teknologi untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan dan efisiensi dalam transportasi. Seperti disebutkan dalam penelitian [2] bahwa dalam ITS, pengelola jalan, infrastruktur, kendaraan, pengemudi dan pengguna jalan lainnya harus bekerja sama untuk menghasilkan sistem yang aman dan efisien. Sebagian sistem akan menjadi lebih kompleks dan memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian. b) TIS Layanan TIS terbagi atas beberapa domain dan kelompok yang ditunjukkan dalam Tabel berikut. Traveler information merupakan salah satu domain dalam ITS yang akan diambil sebagai bahan penelitian layanan informasi lalu-lintas kota Bandung.
4.6 Intermodal information management 4.7 Management and control of intermodal centres 4.8 Management of dangerous freight 5. Public Transport
5.1 Public transport management 5.2 Demand responsive and shared public transport
6. Emergency
6.1 Transport related emergency notification and personal security 6.2 Emergency vehicle management 6.3 Hazardous materials & incident notification
7. Weather and Environment Conditions Monitoring
9.1 Weather monitoring 9.2 Environmental conditions monitoring
8. Disaster Response Management and Coordination
10.1 Disaster data management 10.2 Disaster response management 10.3 Coordination with emergency agencies
Sistem informasi pengguna jalan yang efektif, sesuai deskripsi [20][13] adalah mencakup multi moda dan medukung seluruh kategori pengemudi dan pengguna jalan. Sistem tersebut (TIS) mengimplementasikan beragam teknologi dengan tujuan agar pengguna dapat menerima informasi seputar jalan (lalu-lintas), jaringan angkutan umum (transit network) dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan perjalanan. Informasi mengenai jalan raya (misalkan jumlah kendaraan yang melewati, kondisi permukaan jalan, cuaca) diperoleh dari peralatan pengindera lingkungan (deteksi kendaraan, kamera, sistem lokasi kendaraan otomatis) yang kemudian di proses oleh Trafic Management Center (TMC), dalam hal ini ATCS kota Bandung, untuk selanjutnya mendistribusikan data tersebut ke TIS.
Tabel 1. Domain dan kelompok layanan ITS. Domain Layanan
Kelompok Layanan
1. Traveler Information
1.1 Pre-trip Information 1.2 On-trip Information 1.3 Travel services information 1.4 Route Guidance & navigation-Pre trip 1.5 Route guidance & navigation-On trip 1.6 Trip planning support
2. Traffic Management and Operation
2.1 Traffic control 2.2 Transport-related incident management 2.3 Demand management 2.4 Transport infrastructure maintenance management
3. Vehicle
3.1 Transport-related vision enhancement 3.2 Automated vehicle operation 3.3 Collision avoidance 3.4 Safety readiness 3.5 Pre-crash restraint deployment
4. Freight Transport
4.1 Commercial vehicle pre-clearance 4.2 Commercial vehicle administrative processes 4.3 Automated roadside safety inspection 4.4 Commercial vehicle on-board safety monitoring 4.5 Freight transport fleet management
Gambar 1. Sistem informasi pengguna jalan. Informasi lainnya yang digunakan dalam TIS berupa informasi lingkungan yang statik, seperti basis data peta, informasi layanan darurat, dan layanan informasi untuk pengendara motor dan wisata. Teknologi yang digunakan untuk meminta layanan, menerima dan berinteraksi dengan semua jenis informasi tersebut dapat dilakukan di rumah, kantor, kendaraan umum, bis, terminal/stasiun, fasilitas
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
2 424
umum atau bahkan divais komunikasi pribadi.
engineering.
c) NATIONAL ITS ARCHITECTURE-TURBO ARCHITECTURE Turbo architecture dari National ITS Architecture (NIA), menurut [15] definisinya merupakan program perangkat lunak interaktif yang membantu perencana transportasi dan pengembang sistem, baik itu sektor publik ataupun privat, dalam pengembangan arsitektur ITS pada tingkat tinggi. Turbo architecture adalah merencanakan dan membantu mengintegrasikan rancangan untuk memfasilitasi kegunaan dari NIA.
Gambar 3. Tahapan perencanaan arsitektur TIS.
Gambar 2. Menu utama dari Turbo architecture. Aplikasi ini akan memanfaatkan masukan pengguna dan informasi dari basis data NIA untuk memberikan gambaran tabular dan keluaran grafik yang merepresentasi tingkat tinggi dari arsitektur. Pada Gambar berikut ditunjukkan tampilan menu utama ketika aplikasi Turbo architecture dijalankan.
3. METODOLOGI PERENCANAAN Perencanaan arsitektur layanan informasi pengguna jalan (TIS, Traveler Information System) pada dasarnya memanfaatkan kerangka kerja (framework) yang sudah banyak digunakan di beberapa negara maju dan sebagian sudah diadopsi oleh Dinas Perhubungan kota Bandung. Kerangka berikut perangkat bantu yang digunakan yaitu National ITS Architecture (NIA) dan Turbo Architecture, seperti telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Pendekatan metodologi penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan proses dalam system engineering untuk ITS seperti dijelaskan pada dokumen [22][21]. Pada proses perencanaan arsitektur layanan TIS, metodologi yang digunakan tersebut diuraikan ke dalam beberapa tahapan yang lebih sederhana, seperti diuraikan pada [22] sebanyak 6 tahap yang mewakili seluruh proses dalam sistem
Proses pengembangan dimulai dengan fokus pada institusi dan orang yang berada dalam sistem. Berdasarkan ruang lingkup area, dilakukan identifikasi terhadap stakeholder yang relevan berkaitan dengan sistem, serta identifikasi rancangan secara garis besar. Tim yang akan terlibat dalam pengembangan arsitektur diorganisasi dan pekerjaan pengembangan juga direncanakan. Langkah ini mengurDLNDQ ³VLDSD´ EHUNDLWDQ GHQJDQ ³GLOD\DQL ROHK´ arsitektur dan bagaimana struktur pengembangan arsitektur TIS regional terlaksana.
4. HASIL DAN DISKUSI Desain dan pengembangan proses dari model arsitektur ini merupakan hasil studi dan analisa dari arsitektur ITS yang sudah ada di kota Bandung. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan arsitektur berbasis obyek (object oriented), di mana berdasarkan penelitian [17], banyak kelebihan yang terdapat dalam arsitektur ITS yang dapat digunakan untuk mengembangkan arsitektur ITS berbasis obyek. Sebaliknya, terdapat kekurangan yang dapat ditanggulangi dengan menerapkan pemodelan proses berbasis obyek dan Unified Modelling Language (UML).
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
3 425
bahwa layanan informasi pengguna jalan dirasakan tidak memadai dan perlu diperbaiki. Selain itu, hampir 67% dari mereka menyatakan bahwa perlu dikembangkan sistem informasi pengguna jalan yang lebih baik dan terintegrasi antara layanan yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 4. Use case layanan informasi lalu lintas. Arsitektur sistem informasi pengguna jalan (Traveler Information System, TIS) diperlukan oleh Dinas Perhubungan bagi daerah yang sudah atau akan mengimplementasikan sistem transportasi cerdas (Intelligent Trasnportation System, ITS). Kepadatan lalu lintas di kota Bandung selalu terjadi di saat tertentu seperti pagi hari menjelang waktu kantor dan sekolah, siang hari ketika beristirahat dan sore hari ketika masyarakat hendak pulang beraktivitas. Selain itu ketika akhir pekan tiba, jalanan kota Bandung selalu mengalami kemacetan di sana sini.
Gambar 8. Identifikasi kebutuhan integrasi layanan informasi pengguna jalan. Kebutuhan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan mengembangkan layanan informasi lalu lintas terutama kepadatan lalu lintas di titik-titik tertentu. Data yang diperoleh dari pusat kendali ± CC Room ATCS kota Bandung diolah dan disimpan di server informasi jalan untuk kemudian dapat diakses oleh pengguna melalui layanan aplikasi bergerak. Tabel 2. Daftar tabular interkoneksi interface elemen ATCS Dinas Perhubungan kota Bandung. Elemen
Gambar 6. Kondisi lalu lintas kota Bandung [6]. Sistem informasi dan pengaturan lalu lintas dapat menjadi solusi efektif bagi masalah ini. Layanan informasi yang akan dirancang merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat pengguna jalan kota Bandung.
Gambar 7. Pendapat pengguna jalan tentang kondisi layanan TIS. Minimnya informasi mengenai lalu lintas kepada pengguna jalan mengakibatkan masyarakat tidak mengetahui rute-rute jalan mana saja yang dapat dilalui tanpa terhambat kemacetan. 40% pengguna jalan di kota Bandung merasa
ATCS Dishub kota Bandung
Elemen Divais Pengguna Fasilitas Pendukung Traveler di lapang Kendaraan Kendaraan Transit Media Perlengkapan Monitoring Keamanan
Status Planned Planned Planned Existing Planned Planned
Perlengkapan Pengawas Keamanan Pusat Administrasi Kendaraan non Umum Pusat Informasi Pengguna Jalan Pusat Informasi Pengguna Jalan_Kiosks Pusat Pengelola Jalan Tol Pusat Pengelola Jalan Tol_Kiosks Pusat Pengelola Keadaan Darurat Pusat Pengendali Lalu Lintas
Existing Planned Planned Planned Existing Planned Planned Existing
Pusat Pengendali Lalu Lintas_Kiosks Pusat Penindakan Pelanggaran Elektronik Pusat Transportasi Publik
Planned Planned Existing
Berdasarkan framework arsitektur ITS Nasional yang digunakan, dalam sebuah arsitektur ITS terdapat 4 elemen yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Elemen tersebut terdiri dari: 1)Elemen Pusat; 2)Elemen Jalan; 3)Elemen Pengguna Jalan; dan 4)Elemen Kendaraan. Status keterkaitan disisipkan untuk mengetahui apakah
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
4 426
interkoneksi secara fisik tersebut sudah eksis atau masih dalam tahapan perencanaan. Beberapa interkoneksi tercatat memiliki status yang sudah terhubung, akan tetapi dalam sistem yang lebih besar hal ini masih memerlukan keterkaitan antar elemen lainnya.. Berdasarkan kondisi transportasi perkotaan yang begitu kompleks, kebutuhan akan layanan informasi lalu lintas juga meningkat seiring semakin banyak masalah yang dirasakan oleh pengguna jalan.
Pada Gambar berikut ditunjukkan salah satu arsitektur teknologi yang dapat diterapkan pada sistem informasi traffic management center (TMC) Dinas Perhubungan. Dinas Perhubungan Perlengkapan Jalan ATCS Dinas Perhubungan
Tabel 3. Daftar kebutuhan layanan TIS. Paket Layanan APTS.08 Informasi Transit untuk Pengguna Jalan (Transit Traveler Information)
ATIS.01 Informasi dalam Siaran untuk Pengguna Jalan (Broadcast Traveler Information)
ATIS.02 Informasi Interaktif Pengguna Jalan (Interactive Traveler Information)
ATIS.05 Perencanaan Perjalanan dan Penunjuk Rute berbasis ISP (ISP Based Trip Planning and Route Guidance) ATMS.06 Diseminasi Informasi Lalu Lintas (Traffic Information Dissemination)
EM.10 Informasi Bencana untuk Pengguna Jalan (Disaster Traveler Information)
Deskripsi Menyediakan layanan transit bagi pengguna di tempat pemberhentian dan dalam kendaraan transit itu sendiri (seperti di Busway Jakarta). Informasi mencakup pemberhentian, tanda kedatangan, dan jadwal real time yang ditampilkan. Layanan ini menyediakan informasi kondisi lalu lintas, transportasi umum, informasi parker dan tilang, peristiwa dan kecelakaan, konstruksi dan perbaikan jalan, cuaca dan kualitas udara melalui siaran radio FM, satelit, internet dan juga jaringan seluler. Model diseminasi informasi yang lebih atraktif, mendukung komunikasi 2 arah, real time, pengguna memperoleh informasi terkini berkaitan dengan kondisi lalu lintas, konstruksi dan perbaikan jalan, layanan transit, manajemen parker, informasi tempat wisata dan biayanya. Beragam divais dapat digunakan seperti PDA, Web, Kiosk, PC dan divais dalam kendaraan. Menyediakan perencanaan perjalanan dan layanan penunjuk rute. Termasuk moda transportasi yang digunakan, informasi parkir berdasarkan referensi yang diberikan pengguna. Menyediakan informasi ke pengemudi melalui perlengkapan di jalan raya seperti VMS, radio jalan raya. Informasi termasuk kondisi jalan dan lalu lintas, penutupan jalan, kecelakaan, dan tanda darurat. Informasi berkaitan dengan bencana. Pengguna jalan memperoleh informasi lain di luar sistem transportasi berkaitan bencana yg mempengaruhi perjalanan.
Pada pengumpulan data dan informasi yang dilakukan di awal penelitian, muncul beberapa kebutuhan pengguna jalan akan layanan informasi yang berkaitan dengan lalu lintas dan transportasi. Mayoritas pengguna jalan memerlukan suatu layanan sistem informasi pengguna jalan dan lalu lintas yang terintegrasi. Pada perencanaan arsitektur ini, layanan yang akan diberikan terdiri atas beberapa paket dan seperti yang ditunjukkan pada Tabel di atas.
Dinas Perhubungan ATCS Dinas Perhubungan
Variabel Message Sign
ATCS BANDUNG
Panel Kendali
Gambar 9. Arsitektur teknologi komunikasi TMC pada TIS.
5. REKOMENDASI Model diseminasi informasi yang lebih atraktif, mendukung komunikasi 2 arah, real time, pengguna memperoleh informasi terkini berkaitan dengan kondisi lalu lintas, konstruksi dan perbaikan jalan, layanan transit, manajemen parkir, informasi tempat wisata dan biayanya. Beragam divais dapat digunakan seperti PDA, Web, Kiosk, PC dan divais dalam kendaraan. Selain itu, informasi dapat diolah kembali oleh pihak penyedia layanan. Tabel 4. Teknologi untuk informasi pengguna jalan. Tipe Informasi Informasi sebelum perjalanan (pre-trip information)
Jenis Sistem Sistem berbasis komputer
Sistem berbasis telepon Sistem berbasis TV
Informasi dalam perjalanan
Sistem berbasis jalan Sistem dalam kendaraan
Sistem berbasis kendaraan umum Sistem berbasis stasiun/terminal Sistem berbasis personal
Diseminasi Gambar Internet Layanan buletin elektronik Teks video 3G
IP TV (ISP) Tele-text TV Kabel TV Interaktif Variable Message Signs (VMS) Sistem peringatan aktif Sistem penunjuk rute Papan Informasi
Tampilan KiosK Papan Informasi Personal Digital Assistants (PDAs)
Diseminasi Suara Siaran berbasis internet Telepon penunjuk jalan Semua yang berbasis TV
Highway Advisory Radio Sistem radio data (FM) Siaran FM dan AM Sistem pemberitahua n terminal Sistem publik Sistem privat
Pada perencanaan ini, pilihan teknologi yang dapat diterapkan pada layanan sistem informasi pengguna jalan sangat beragam. Penentuan teknologi informasi dibagi ke dalam 2 kelompok yang didasarkan pada tipe informasi
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
5 427
yang diberikan yaitu: 1)Informasi sebelum melakukan perjalanan, dan 2) informasi dalam perjalanan. Uraian lebih jelas ditunjukkan pada Tabel berikut. Pada penelitian ini, diperoleh beberapa hasil yang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak terkait masalah layanan informasi. Rekomendasi terutama disampaikan untuk Dinas Perhubungan kota Bandung yang membawahi sistem manajemen transportasi (ATCS kota Bandung). 1) Implementasi layanan sistem informasi pengguna jalan (TIS) perlu dilakukan, dengan melihat prioritas ketersediaan infrastruktur. Pada kasus studi Kota Bandung, infrastruktur TMC sudah 75% tersedia. Paket Layanan Informasi Interaktif Pengguna Jalan disarankan untuk menjadi program prioritas dalam hal ini untuk jangka waktu pendek. 2) Layanan TIS berbasis SMS dan personal mobile device dapat menjadi prioritas untuk aplikasi end user dalam implementasi 1 di atas. Hal ini berdasar pada hasil pendapat responden selama penelitian ini. 3) Perlu dibangun sarana infrastruktur perlengkapan jalan raya yang lebih baik dan dapat bekerja dengan sistem TMC yang sudah ada. Infrastruktur tersebut meliputi sensor pengawas kendaraan (loop detector dan CCTV). Lebih diutamakan bila berbasis IP. 4) Perlu ditetapkan frekuensi tertentu untuk komunikasi jarak pendek di jalan raya (dedicated short range communication, DSRC). 5) Pemasangan VMS sebagai basic traveler information dibeberapa jalan protokol dapat membantu mengurangi kemacetan. 6) Integrasi dan pemahaman kesepakatan antar stakeholder perlu dibangun, hal ini untuk meningkatkan efisiensi biaya dalam pengembangan infrastruktur.
6. KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kebutuhan masyarakat terhadap layanan teknologi informasi untuk bidang transportasi cukup tinggi. Hasil verifikasi yang diperoleh dari hampir 60 responden yang tersebar di kota Bandung menggambarkan bahwa kondisi layanan informasi lalu lintas saat ini perlu untuk dikembangkan secara terstruktur dan terintegrasi. 2. Perencanaan arsitektur layanan TIS memperlihatkan keterkaitan antar stakeholder yang saling berinteraksi dalam layanan. 3. Pada perencanaan layanan terdapat keberagaman peran stakeholder. Hal ini memerlukan adanya integrasi dan kesepakatan antar stakeholder untuk dapat menyebarkan informasi kepada pengguna.
4. Data dan informasi yang dibutuhkan masih banyak yang belum tersedia (planned), dikarenakan infrastruktur teknologi informasi yang belum diimplementasikan di tempat studi kasus. b) Saran 1. Perencanaan sistem informasi publik di Kota besar perlu diintegrasikan antar pihak, baik itu pemerintah daerah, pusat, swasta sampai pengguna layanan. 2. Perangkat lunak pembangkit arsitektur dalam penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan layanan informasi dengan mudah. 3. Pengembangan masterplan, strategi IT dan RPJP setidaknya dapat mengarah ke diseminasi informasi publik yang lebih maju dan terintegrasi. 4. Pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan dalam implementasi perencanaan arsitektur layanan TIS ini.
7. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Departemen Komunikasi dan Informasi RI, para staf pengajar dan sekretariat LSS-STEI ITB. Kepada para pejabat dan staf pegawai di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, rekan-rekan di Bidang Peralatan Tranportasi, staf di ATCS Dinas Perhubungan Kota Bandung, dan para peneliti di LIPI.
8. DAFTAR PUSTAKA [1] _____ (2002), ITS System Plan: Comprehensive Transportation Plan, Naperville. [2] _____ (2007), Mastering Complexity in Formal Analysis of Complex Systems: Some Issues and Strategies Applied to Intelligent Transport Systems, Internatinal Symposium on Object and ComponentOriented Real-Time Distributed Computing. Paris, Universite Pierre & Marie Curie. [3] _____ (2009), Paparan Pusdatin: Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Bali, Departemen Perhubungan RI. [4] _____ (2009), Penyusunan Masterplan Jaringan Transportasi Perkotaan Pada Kawasan Aglomerasi Bandung Raya, Bandung. [5] _____ (2002), Planning an Intelligent Transport System: A Guide to System Architecture, FRAME. [6] _____ (2003), Project Architecture Case Study, Port of Rochester ITS. [7] _____ (2005), RPJP Kota Bandung, Retrieved 2009, from
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
6 428
[8] [9]
[10]
[11] [12]
[13]
[14]
[15]
[16] [17]
[18]
[19]
[20]
[21] [22]
http://www.bandung.go.id/images/download/Bab_II_R PJP_KOTA_BANDUNG_2005_2025.pdf _____ (2007), ITS Mission Definition, Washington DC, US Department of Transportation. Azhari (1999), Perancangan dan Implementasi Sistem Layanan Informasi Multimedia untuk Mendukung Sistem Transportasi Cerdas, Bandung, ITB. Bell, D. (2003), UML Basic: An Introduction to the UML, Retrieved 2009, from IBM Global Services: http://www.ibm.com ITU-T. (2008), Technology Watch Report: Standarization Activities for ITS, ITU-T. Jarasuniene, A. (2008), Estimation of Importance of Intelligent Transport System (ITS) Architecture, Reliability and Statistics in Transportation and Communication, Vilnius, Lithuania, Transport Research Institute. _____ (2009), National ITS Architecture, Turbo Architecture Users Manual Version 4.1, Washington DC, US Department of Transportation. _____ (2006), Regional ITS Architecture Guidance: developing, using, and maintaining an ITS Architecture for your region Version 2.0, Washington DC, US Department of Transportation, Office of Operations. _____ (2007), System Engineering for Intelligent Transportation System: An Introduction for Transportation Professionals, Washington DC, US Department of Transportation, Office of Operations. Sugianto (2006), Teknologi Informasi Transportasi Darat, Dirjen Hubungan Darat. Unakul, A. A. (2006), A Novel Design of ITS Architecture with Object Oriented Process, Bangkok, Thailand, KMITL. US DOT (1998), Developing Traveler Information Systems Using the National ITS Architecture, Washington DC, US Department of Transportation. US DOT (2007), National ITS Architecture, Logical Architecture Volume 1, Washington DC, US Department of Transportation. US DOT (2006), Regional ITS Architecture Guidance: developing, using, and maintaining an ITS Architecture for your region Version 2.0, Washington DC, Department of Transportation, Office of Operations. Weiland, T. Y. (2004), Technical Note 5: ITS Architecture for Developing Countries. Yoichiro, T. (2000), Traffic Information System by Position Data From Moving Terminals, W3C-WAP Forum workshop on "Position Dependent Information Services", Information Technology R & D Center Mitsubishi Electric Corporation.
e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010) Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 5-7 Mei 2010, Bandung
7 429