PENGARUH PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS TERHADAP MINAT DAN KETERTARIKAN SERTA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 11 BANJARBARU
Syahidan Arifin SMP Negeri 11 Banjarbaru
[email protected] Abstract The purpose of this study was to analyze the effect of learning outside the classroom to enthusiasm, interest, and learning achievement of students in social studies learning. This research uses experimental research design. Forms of experimentation design used is True Experimental with Posttest Only Control Design. While Posttest Only Control Design, the design of this research, there are two groups, each of which are chosen randomly. The first group was given treatment and the other group did not. Called the group treated experimental group and the untreated group called the control group. The study was conducted at SMP Negeri 11 Banjarbaru. The research sample of students of class VIII Academic Year 2015/2016 totaling 230 class A to class VIII VIII F. From the results it can be concluded that there are significant learning outside the classroom to enthusiasm, interest, and student achievement. With this method of learning outside the classroom involving students showed perseverance, passion, enthusiasm, as well as full participation among fellow students and teachers. Their interest in students with learning IPS can give rise to interest in learning. If the interest and appeal to a lesson has emerged on students is in itself a lesson it will feel easy and fun so that student learning outcomes increases. With good interest and attraction the achievement belajarpun be good. Keywords: IPS, interests, learning outside classroom, academic achievement PENDAHULUAN Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi, maka peserta didik harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran (Ramadhan, 2008: 1).
Proses pembelajaran dapat berjalan baik jika didukung oleh berbagai komponen pembelajaran yang berjalan sinergis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Aisyah, 2013: 1). Proses pembelajaran saat ini menuntut kreativitas dan inovasi guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya kejenuhan dan kebosanan peserta didik dalam belajar. Maka pembelajaran yang bersifat inovatif menjadi sangat penting untuk proses pembelajaran. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran, jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan (Ramadhan, 2008: 3). Belajar di luar ruangan kelas merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang bersifat inovatif. Kejenuhan pengembangan di dalam ruang turut memberikan dorongan berkembangnya konsep pendidikan di luar kelas. Pendidikan dalam ruang yang bersifat kaku dan terlalu formal dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah. Pembelajaran di
luar kelas dijadikan sebagai alternatif baru dalam meningkatkan
pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia. SMPN 11 Banjarbaru memiliki lingkungan yang sangat mendukung untuk dilakukannya pembelajaran di luar kelas. Hal ini dikarenakan lingkungannya yang sangat asri dan merupakan salah satu green school (Sekolah Hijau) di Indonesia. Selain itu SMPN 11 juga adalah Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Berhias. Sebagai Sekolah Hijau, Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Berhias, SMPN 11 merupakan lokasi yang strategis untuk dijadikan sebagai tempat penelitian tentang pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas ini sebenarnya sudah dilakukan di SMPN 11 Banjarbaru. Hal ini didapat data bahwa sebagian besar guru di sana melaksanakan pembelajaran di luar kelas hampir 75% dari 32 orang guru, akan tetapi belum terarah dan belum pernah diukur tingkat efektifitasnya. Sehingga belum diketahui perbedaan antara pengaruh pembelajaran di dalam kelas dan pembelajaran di luar kelas. Berdasarkan
data angket penelitian awal
diketahui dari 230 peserta didik yang menyatakan kurang berminat pada pelajaran IPS sebesar 34,35% dan yang menyatakan kurang tertarik pada pelajaran IPS sebesar 36,09%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa minat dan ketertarikan peserta didik pada pelajaran IPS masih rendah. Sementara itu dari data prestasi belajar peserta didik pada nilai rerata KD 1.1 sebesar 52,40 dan nilai rerata KD 1.2 sebesar 53,62, sehingga dapat diketahui bahwa prestasi belajar peserta didik mata pelajaran IPS di SMP Negeri 11 Banjarbaru masih rendah.
METODE Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen, dengan desain eksperimen yang digunakan yaitu True Experimental dengan Postest Only Control Design. Dalam Ujicoba Tahap 1 dilakukan dengan desain penelitian pra-eksperimental (before-after). Desain penelitian pra-eksperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelas kontrol (Faisal, 1982: 101). Tujuan dari uji coba awal ini ialah untuk mengetahui kelemahan dari proses pembelajaran sehingga dapat direvisi sebelum dilakukan uji coba lanjutan pada kelas eksperimen. Uji coba lanjutan atau penggunaan produk yang diperoleh dari hasil revisi berdasarkan pertimbangan dari analisis data hasil uji coba. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian eksperimen quasi atau eksperimen semu design. Penelitian dilakukan pada SMP Negeri 11 Banjarbaru. Sampel penelitian yang digunakan adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 11 Banjarbaru tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 230 peserta didik dengan sebaran kelas mulai dari kelas VIII A sampai dengan kelas VIII F. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tentang minat dan ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran IPS dan nilai prestasi belajar peserta didik. HASIL PENELITIAN 1. Minat Tabel 1. Proporsi Jawaban Peserta Didik terhadap Variabel Minat TS Item soal SS (%) S (%) TT (%) STS (%) (%) 42,1 52,6 5,3 2,6 0 6 1,3 46,1 32,2 18,4 0 7 2,6 64,5 28,4 10,5 0 8 5,3 59,2 19,7 13,2 0 9 7,9 59,2 19,7 13,2 0 10 22,4 69,7 7,9 0 0 22 23,7 52,6 19,7 3,9 0 25 6,6 35,5 35,5 9,2 0 23 11,8 47,4 28,9 11,8 0 26 13,74 54,09 21,92 9,2 0,00 RERATA Sumber: data diolah oleh peneliti.
Keterangan: Item Soal 6 Item Soal 7 Item Soal 8 Item Soal 9 Item Soal 10 Item Soal 22 Item Soal 23 Item Soal 25 Item Soal 26
: “saya senang bekerjasama dengan teman untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya lebih perhatian selama mengikuti pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru selama kegiatan pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya aktif bertanya dan menjawab pertanyaan saat guru menerapkan pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya mencatat penjelasan guru selama kegiatan pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya merasa dengan belajar konsep-konsep IPS akan membantu dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat” : “Saya punya kemauan yang kuat dalam belajar IPS” : “Saya mau ikut aktif dalam pembelajaran IPS di luar kelas” : “Saya mau belajar dengan giat jika guru memberikan soal-soal untuk menambah pemahaman konsep IPS”
Hasil analisis data angket minat pada pada kelas ekperimen sebanyak 76 peserta didik yang menjawab angket minat, peserta mendidik yang menjawab sangat setuju dengan rerata 13,74% atau 11 orang, untuk yang menjawab setuju dengan rerata 54,09% atau 41 orang, untuk yang menjawab tidak tahu reratanya sebesar 21,92% atau 17 orang, yang menjawab tidak setuju dengan rerata sebesar 9,2% atau 7 orang, sedangkan yang menjawab
tidak sangat setuju sebesar 0,00% atau tidak ada yang merespon pilihan
tersebut. Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai rerata apabila yang menjawab sangat setuju sebesar 13,74% dan setuju sebesar 54,09% ditambah maka jumlahnya sebesar 67,83% yang minatnya tinggi pada pembelajaran IPS di luar kelas, berbanding yang menjawab tidak tahu sebesar 21,92% ditambah yang menjawab tidak setuju sebesar 9,2% sehingga jumlahnya 31,12% yang kurang berminat pada pembelajaran IPS di luar kelas sehinga 67,83% > 31,12%, atau 52 orang > 24 orang, dapat dikatakan bahwa hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh pembelajaran di luar kelas terhadap minat peserta didik. 2. Ketertarikan Tabel 2. Proporsi Jawaban Siswa Terhadap Variabel Ketertarikan Item soal 29 30 31 38 40 43 RERATA
SS (%) 31,6 39,5 28,9 57,9 30,3 55,5 40,62
Sumber: data diolah oleh peneliti.
S (%) 52,6 52,6 63,2 38,2 47,4 38,2 48,70
TT (%) 15,8 7,9 6,6 2,6 19,7 6,6 9,87
TS (%) 0 0 1,3 1,3 2,6 0 0,87
STS (%) 0 0 0 0 0 0 0,00
Keterangan: Item Soal 29 : “Saya mendapat pengalaman baru berdinamika kelompok saat mengikuti pembelajaran IPS di luar kelas” Item Soal 30 : “Saya mendapatkan pengetahuan dari hasil wawancara dan observasi ke lapangan mengenai kebakaran lahan di wilayah Golf” Item Soal 31 : “Saya mendapat informasi mengenai cara penanggulangan kebakaran lahan dari narasumber yang di wawancarai” Item Soal 38 : “Saya senang pada guru IPS yang memiliki penampilan rapi dan murah senyum saat pembelajaran IPS baik di dalam kelas maupun di luar kelas” Item Soal 40 : “Saya senang kepada guru ketika memberikan kesempatan kepada saya untuk bertanya saat diskusi kelompok di saat pembelajaran IPS di luar kelas” Item Soal 43 : “Saya senang kepada guru selalu memberikan masukan dan perbaikan setelah dilaksanakan diskusi saat pembelajaran IPS di luar kelas” Hasil analisis data angket ketertarikan pada kelas ekperimen sebanyak 76 peserta didik yang menjawab angket ketertarikan, peserta mendidik yang menjawab sangat setuju dengan rerata 40,62% atau 31 orang, untuk yang menjawab setuju dengan rerata 48,70% atau 37 orang, untuk yang menjawab tidak tahu reratanya sebesar 9,87%, atau 7 orang, yang menjawab tidak setuju dengan rerata sebesar 0,87% atau 1 orang, sedangkan yang menjawab
tidak sangat setuju sebesar 0,00% atau tidak ada yang merespon pilihan
tersebut. Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai rerata apabila yang menjawab sangat setuju sebesar 40,62% dan setuju sebesar 48,70% ditambah maka jumlah reratanya sebesar 89,32 % yang ketertarikannya tinggi pada pembelajaran IPS di luar kelas, berbanding yang menjawab tidak tahu sebesar 9,87% ditambah yang menjawab tidak setuju sebesar 0,87% sehingga jumlah reratanya sebesar 10,74% yang kurang ketertarikannya pada pembelajaran IPS di luar kelas sehinga 89,32% > 10,74% atau 68 orang > 8 orang , peserta didik yang ketertarikannya tinggi > peserta didik yang ketertarikannya rendah, dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu ada pengaruh pembelajaran IPS di luar kelas terhadap ketertarikan peserta didik dan Ha diterima. 3. Prestasi Belajar Tabel 3 Data Kesimpulan Uji t untuk Prestasi Belajar Siswa Kelas
t hitung
t tabel
Signifikansi
Ujicoba
-1,007
-1,992
0,096
Eksperimen
- 9,479
-1,992
0,000
Kontrol
-3,417
-1,992
0,001
Sumber: data diolah oleh peneliti.
Dari
tabel 3 dapat dilihat bahwa untuk kelas ujicoba -1,007 > -1,992 dan
signifikansi 0,096 > 0,05, sehingga untuk kelas ujicoba Ho diterima. Untuk kelas kontrol -3,417 < -1,992 dan signifikansi 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak, sementara itu untuk kelas eksperimen diketahui -9,479 < -1,992 dan signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
ada
perbedaan nilai pretes dan postes. Dari nilai mean pun dapat diketahui bahwa nilai ratarata postes jauh lebih tinggi dibanding nilai pretes, sedangkan pada kelas ujicoba tidak ada perbedaan dari dilakukannya pretes dan postes, namun secara umum dapat diterima bahwa pembelajaran IPS di luar kelas memberikan pengaruh kepada prestasi belajar peserta didik.
PEMBAHASAN PENELITIAN 1.
Pengaruh Pembelajaran Di Luar Kelas Terhadap Minat Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPS Pendapat Skinner dalam Kusumah dan Dedi Dwitagama (2010), minat merupakan motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap objek yang menarik atau menyenangkan, maka peserta didik cenderung akan berusaha aktif dengan objek tersebut. Hasil analisis data angket minat menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran di luar kelas terhadap minat peserta didik. Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian lain. Salah satunya adalah hasil penelitian dari Nugroho (2012) yang menyimpulkan bahawa ada peningkatan minat belajar siswa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran melalui penerapan pembelajaran di luar kelas dengan media bangun ruang. Dengan belajar di luar kelas, para peserta didik atau para siswa akan beradaptasi dengan lingkungan, alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat (Suherdiyanto, 2013). Metode pembelajaran di luar kelas yang melibatkan siswa akan menunjukkan ketekunan, semangat, antusiasme, serta penuh partisipasi antar sesama siswa dan guru. Dengan adanya minat siswa terhadap pembelajaran di luar kelas maka dapat memicu perasaan antusias siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Khomsatun (2006) yang menunjukkan bahwa ada
pengaruh
pembelajaran di luar kelas terhadap tingkat antusiasme belajar tinggi dan tingkat antusiasme belajar rendah terhadap prestasi belajar peserta didik kelas satu SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2004/2005. Peserta didik dengan tingkat antusiasme tinggi
memperoleh prestasi belajar fisika lebih tinggi daripada peserta didik yang mempunyai tingkat antusiasme belajar rendah. 2.
Pengaruh Pembelajaran Di Luar Kelas Terhadap Ketertarikan Pada Pembelajaran IPS Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar agar dapat diketahui, maka seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan siswa harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa terhadap pelajaran itu, atau sebaliknya siswa merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat (Ramli, 2012). Pendapat Slameto (2010) bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Hal ini sesuai dengan penelitian Sari (2014), mengungkapkan siswa dapat memiliki minat terhadap pelajaran akan dipelajari di sekolah, apabila minat dan daya tarik terhadap suatu pelajaran telah muncul pada diri siswa maka dengan sendirinya pelajaran itu akan terasa mudah dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Pembelajaran di dalam kelas sangat berpotensi menyebabkan kejenuhan dalam diri peserta didik. Semangat belajar mempengaruhi kualitas proses belajar, sehingga turut mempengaruhi proses belajar itu sendiri. Minat dan ketertarikan yang tinggi peserta didik memungkinkan peserta didik memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
3.
Pengaruh Pembelajaran Di Luar Kelas Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS Menurut Syah (2013) prestasi belajar adalah taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar, sedangkan Hamalik (2014) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Kemudian menurut Azwar (2011), prestasi belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Prestasi belajar siswa sangat penting untuk diketahui sehingga perlu dilakukan pengukuran. Menurut Azwar (2011), dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidaklah dapat disangsikan lagi. Sebagaimana kita ketahui, pendidikan formal merupakan suatu sistem yang kompleks dan penyelenggaraannya memerlukan waktu, dana, tenaga, dan kerjasama berbagai pihak. Berbagai faktor dan aspek terlibat dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Tidak ada usaha pendidikan yang secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa adanya interaksi berbagai faktor pendukung dari luar dan dalam sistem yang bersangkutan. Salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar yang dilakukan pada penelitian ini ialah dengan menerapkan pembelajaran di luar kelas. Maksudnya di sini ialah selain hanya di dalam kelas, proses belajar mengajar juga dilakukan di lingkungan luar kelas. Dengan pemikiran bahwa dengan suasana lingkungan yang berbeda maka siswa akan lebih menikmati proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar pun akan lebih baik, karena menurut Hamalik (2014), fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa untuk kelas ujicoba -1,007 > -1,992 dan signifikansi 0,096 > 0,05, sehingga untuk kelas ujicoba Ho diterima. Untuk kelas kontrol -3,417 < -1,992 dan signifikansi 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak, sementara itu untuk kelas eksperimen diketahui -9,479 < -1,992 dan signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
ada
perbedaan nilai pretes dan postes. Dari nilai mean pun dapat diketahui bahwa nilai ratarata postes jauh lebih tinggi dibanding nilai pretes, sedangkan pada kelas ujicoba tidak ada perbedaan dari dilakukannya pretes dan postes, Namun secara umum dapat diterima bahwa pembelajaran IPS di luar kelas memberikan pengaruh kepada prestasi belajar peserta didik. Dilihat dari rata-rata nilai prestasi belajar dari kelas ujicoba dimana nilai F hitung < F tabel, 0,590 < 3,138, sehingga untuk kelas ujicoba Ho ditolak. Untuk
kelas
eksperimen dimana nilai F hitung < F tabel, 2,069 < 3,132, sehingga untuk kelas eksperimen Ho ditolak. dan kelas kontrol dimana nilai F hitung < F tabel, 0,907 < 3,138, sehingga untuk kelas kontrol Ho ditolak. Dapat diketahui bahwa rata-rata nilai prestasi belajar kelas eksperimen tertinggi dan terendah pada kelas ujicoba. Berdasarkan data diatas dapat dilihat adanya perbedaan nilai prestasi belajar pada ketiga perlakuan, sehingga Ha diterima bahwa: ada perbedaan nilai prestasi belajar kelas ujicoba, eksperimen dan kontrol.
Pembelajaran di luar kelas yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa ini telah menjawab salah satu tujuan penelitian ini. Suasana menyenangkan yang ditawarkan oleh pembelajaran di luar kelas memang mampu memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini bisa dilihat pada penelitian Ningrum (2011), Pembelajaran kelompok berdasarkan survei lapangan (outdoor learning) dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa akan lebih antusias mengikuti materi pembelajaran. Pembelajaran secara berkelompok membuat siswa belajar dan menggali objek pembelajaran secara langsung (outdoor learning) di lapangan, sehingga siswa dapat berdiskusi dengan kelompoknya serta dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi secara riil yang akan meningkatkan hasil atau prestasi belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran di luar kelas berpengaruh terhadap minat, ketertarikan dan prestasi belajar peserta didik. Bagi peneliti lain, jika ingin meneliti mengenai pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan pada variabel lain dengan skala tempat yang lebih luas, misalnya pada beberapa sekolah di suatu wilayah. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti. 2013. Penerapan Media Audio Visual dan Demonstrasi sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Rawat Luka pada Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jurnal. http://www.fik.umsurabaya.ac.id/sites/default/files/jurnall/the%20implementation%20 demonstrotion.pdf. Diakses 30 Desember 2015. Azwar, Saifuddin. 2009. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Faisal, Sanafiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ningrum, Indah Dwi Kartika. 2011. Pengaruh Pembelajaran Tugas Kelompok Berdasarkan Survei Lapangan (Outdoor Leaning) Terhadap Kemampuan Menulis Karya Ilmiah dan Hasil Belajar Geografi Materi Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya. 15 Halaman. Tersedia: http://jurnal-online.um.ac.id [23 Mei 2015]. Nugroho, Dwi Styanto. 2012. Penerapan Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning) dengan Media Bangun Ruang Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semetser 2 SMPN 2 Geyer Tahun Ajaran 2011/2012. Ramadhan, A. Tarmizi. 2008. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. https://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktifinovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/. Diakses 30 Desember 2015. Ramli, Kamrianti. 2012. Apa sih Minat Itu? https://kamriantiramli.wordpress.com/2012/04/19/apa-sih-minat-itu/ Diakses 21 Desember 2015
Sari, Resa Arsita. 2014. Hubungan Minat Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS di SD Gugus I Kabupaten Kepahiang. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet. V; Jakarta: Rineka Cipta.