Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
SURVEI RUMAH SEHAT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007 Ekowati Retnaningsih1)
Abstract The presence of house that healthy, secure, suitable, regular is very needed so that the functions and advantages of the house can be fulfilled well and can give healthy influence to the occupants in the house. The objection of this research was to know proportion of healthty house in each kecamatan in Palembang so we can set the right planning to the right target. This research use quantitative paradigm and it use cross sectional design. The sampling method was done by multistage randomsampling in all kecamatan in Palembang, that are 103 kelurahan. With estimate the possibilities of drop out sample is 5%, so the minimal sample amount that needed were 9.496 houses. Based on the descriptive analysis result in this research, we can conclude that kecamatan with proportion of healthty house is > 80 % are: 1) roof: 2 kecamatan, 2) floor: 14 kecamatan, 3) wall: 14 kecamatan, 4) ventilation: 9 kecamatan, 5) clean water source: 7 kecamatan, 6) family lavatory: 10 kecamatan, 7) SPAL: 1 kecamatan, 8) Garbage can: 1 kecamatan. Community knowledge about healthy environment that already good has reach > 80 % only 3 kecamatan and defecate bahaviour in lavatory that already reach > 80 % are 13 kecamatan. Key word: Proportion, healthy house, healthy environment
rumah yang memiliki jamban yang sehat,
PENDAHULUAN satu
sarana air bersih, tempat pembuangan
kebutuhan dasar manusia yang berfungsi
sampah, sarana pembuangan air limbah,
sebagai tempat tinggal atau hunian yang
ventilasi rumah yang baik dan kepadatan
digunakan
hunian rumah yang sesuai.(1)
Rumah
gangguan lainnya,
merupakan
untuk iklim
serta
salah
berlindung
dari
makhluk
hidup
dan tempat
pengembangan
kehidupan keluarga. Oleh karena itu, keberadaan rumah yang sehat , aman, serasi dan teratur sangat diperlukan agar fungsi
dan
kegunaan
rumah
dapat
terpenuhi dengan baik. Rumah
sehat adalah
bangunan
kesehatan, dari aspek fisik yaitu atap, lantai dan dinding rumah serta dilengkapi 1)
kesehatan
perlu dilakukan survei rumah sehat di kota palembang sehingga dapat diketahui proporsi rumah sehat yang ada serta dapat disusun perencanaan yang tepat sasaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi rumah sehat
rumah tinggal yang memenuhi syarat
fasilitas
Sehubungan dengan hal tersebut,
lingkungan
yaitu
per kecamatan di kota palembang. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif dengan rancangan
Badan Penelitian dan pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Jl. Demang Lebar daun No. 4864 Palembang Telp. (0711) 374456 Email :
[email protected]
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
penelitian
Cross
Sectional.
Populasi
penelitian adalah rumah yang ada di kota
Hasil perhitungan besar sample minimal adalah:
Palembang, berjumlah 472.078 rumah. Unit analisa adalah rumah tinggal, bukan
=
rumah tangga. Dengan demikian, apabila ditemukan satu rumah yang dihuni lebih dari satu rumah tangga, maka hanya satu
=
1,96 2 × 0,7(1 − 0,7) ×2 0,05 2
3,84 × 0,21 × 2 = 646 0,0025
rumah tangga yang dijadikan responden yaitu rumah tangga yang bertanggung
Jumlah sampel
jawab terhadap kondisi rumah tinggalnya. Pengambilan
sampel
dilakukan
: 646 rumah
Hasil
diharapkan
dapat
menggambarkan proporsi rumah sehat
secara Multistage Random Sampling,
sampai
desain efek 2(2). Pengambilan sampel
jumlah sampel harus dikalikan jumlah
dilakukan di seluruh wilayan kelurahan
kecamatan yang ada di kota Palembang.
yang ada di seluruh kecamatan kota
Sampel minimal yang diperlukan untuk
Palembang,
103
kota Palembang (seluruh kecamatan): 14
kelurahan. Klaster terkecil di masing-
kecamatan x 646 =9.044 rumah. Dengan
masing kelurahan adalah wilayah RT.
memperhitungkan kemungkinan sampel
Jumlah RT di masing-masing kelurahan
droup
dihitung berdasarkan jumlah 10% dari
sampel minimal yang diperlukan sebesar
total RT yang ada di masing-masing
9.496 rumah. Perhitungan sampel di
kelurahan. Sedangkan pemilihan sampel
masing-masing wilayah dilakukan secara
di setiap wilayah RT menggunakan tehnik
proporsional.
Rapid
Survei
yaitu
yang
sejumlah
dikombinasikan
perhitungan
sampel
n=
212−α ∗ p (1 − p ) 2
d2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Keterangan: α=5%,
p=70%
d=0,05
Derajat kepercayaan :
out sebesar 5%, maka jumlah
NO KECAMATAN
× DesignEffect
95%.
sehingga
masing Wilayah Kecamatan.
minimal
adalah sebagai berikut:
kecamatan,
Tabel 1. Jumlah Sampel di Masing-
dengan Sistimatic Random Sampling. Rumus
tingkat
IB II GANDUS SU I KERTAPATI S U II P LA JU IB I B U K IT K E C IL IT I K E M U N IN G IT II K A LID O N I SAKO SUKARAME TOTAL
Desain efek = 2 Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
JU M LA H K E LU R A H A N 7 5 10 6 7 7 6 6 11 6 12 5 6 9
JU M LA H RT 43 32 86 48 49 47 56 29 54 40 72 40 61 104
JU M L AH S AM P E L 523 417 1075 520 557 480 903 332 750 509 1271 540 833 1200
103
761
9910
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
penyakit
asbesito,
serentak di semua wilayah kecamatan
memenuhi
syarat
yang ada di kota Palembang. Enumerator
menimbulkan udara panas di siang hari,
dibagi dalam 14 kelompok sesuai jumlah
dingin di malam hari.
Pengumpulan data dilakukan secara
kecamatan.
Analisis
data
seng kesehatan
kurang karena
Pada peta dibawah dapat dilihat
dilakukan
secara deskriptif dalam bentuk grafik,
sebaran
responden
yang
mempunyai
tabel dan peta. Penelitian dilaksanakan
atap rumah memenuhi syarat kesehatan
pada bulan Oktober s.d Desember tahun
per kecamatan di kota Palembang.
2007.
HASIL Fisik Rumah (Atap. Lantai, Dinding) Jenis atap yang memenuhi syarat kesehatan
adalah
atap
genting,
sedangkan atap jenis lainnya kurang baik untuk kesehatan. Asbes mengandung residu
yang
berhubungan
dengan
PETA 4.2.1. ATAP RUMAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 49,6 %
SUKARAME 81,3 %
KALIDONI
KEMUNING
58,1 %
64,8 %
IT.II
IB.I
68,7 %
70,3 %
GANDUS
IT.I
45,8 %
58,9 %
B.KECIL
81,3 %
54,8 %
IB.II 63,2 %
PLAJU SU.II
55,4 %
SU.I 55,3 %
> 80 %
KERTAPATI
60 - 79 %
42,7 %
< 60 %
Sebaran proporsi responden yang mempunyai
lantai
rumah
memenuhi
syarat kesehatan per kecamatan dapat dilihat pada peta dibawah
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
PETA 4.2.2. LANTAI RUMAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 97,4 %
SUKARAME 98,4 %
KALIDONI
KEMUNING
99,6 %
99,4 %
IB.I
IT.II 99,9 %
99,8 %
GANDUS
IT.I
99,0 %
99,6 %
B.KECIL
PLAJU 100 %
SU.II
98,5 %
99,3 %
IB.II 63,2 %
SU.I 98,8 %
> 80 %
KERTAPATI
60 - 79 %
99,8 %
< 60 %
Sebaran proporsi responden yang mempunyai
lantai
rumah
syarat kesehatan per kecamatan dapat
memenuhi
dilihat pada peta dibawah.
PETA 4.2.3. DINDING RUMAH MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 98,1 %
SUKARAME 99,0 %
KALIDONI
KEMUNING IB.I
98,5 %
IT.I
98,1 %
B.KECIL
SU.II 98,7 %
IB.II 97,9 %
PLAJU
98,8 %
97,9 %
60,0 – 79,9 %
IT.II
98,5 %
GANDUS
> 80 %
98,7 %
98,8 %
SU.I 98,7 %
KERTAPATI 99,8 %
< 60,0 %
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
99,4 %
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
Bangunan Rumah Variabel Komposit ALADIN (Atap, Lantai, Dinding)
Plaju yaitu sebanyak 81,3%, terkecil di
Pada peta dibawah dapat dilihat
Sebaran proporsi responden yang
bahwa
proporsi
mempunyai Lantai,
responden
bangunan
dan
yang
rumah
Dinding)
kecamatan Kertapati 42,7%. mempunyai
(Atap,
Lantai,
responden
bangunan
Dinding)
rumah
memenuhi
(Atap, syarat
kesehatan per kecamatan dapat dilihat
memenuhi syarat, terbesar di kecamatan
pada peta dibawah ini
PETA 4.2.5. BANGUNAN RUMAH (ATAP, LANTAI, DINDING) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 49,1 %
SUKARAME 80,8 %
KALIDONI
KEMUNING
57,8 %
64,0 %
IT.II
IB.I
68,4 %
70,1 %
GANDUS
IT.I
45,3 %
58,1 %
B.KECIL
PLAJU 81,3 %
SU.II
55,1 %
54,4 %
IB.II 62,1 %
SU.I 55,1 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
42,7 %
< 60,0 %
syarat kesehatan per kecamatan dapat
Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sebaran proporsi responden yang
dilihat pada peta dibawah
mempunyai ventilasi rumah memenuhi
PETA 4.2.4. RUMAH MEMPUNYAI VENTILASI DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 94,8 %
SUKARAME 88,9 %
KALIDONI
KEMUNING IB.I
89,8 %
IT.I
73,9 %
B.KECIL
SU.II
89,0 %
66,4 %
IB.II 82,6 %
PLAJU
90,4 %
86,1 %
60,0 – 79,9 %
IT.II
92,4 %
GANDUS
> 80 %
79,4 %
91,0 %
SU.I 67,6 %
KERTAPATI 70,4 %
< 60,0 %
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
yaitu
Sarana Kesehatan Lingkungan
proporsi
responden
99,7%,
terkecil
di
kecamatan Kertapati 32,9%.
Pada peta berikut dapat dilihat bahwa
sebanyak
Sebaran proporsi responden yang
yang
mempunyai sarana Sumber Air Bersih
mempunyai Sumber Air Bersih memenuhi
memenuhi
syarat, terbesar di kecamatan Bukit Kecil
syarat
kesehatan
per
kecamatan dapat dilihat pada peta 4.2.7.
PETA 4.2.7. SUMBER AIR BERSIH MEMENUHI SYARAT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 96,6 %
SUKARAME 99,1 %
KALIDONI KEMUNING
52,2 %
90,8 %
IB.I
93,8 % IT.II
88,5 %
GANDUS
IT.I
32,9 %
B.KECIL
PLAJU
95,2 %
SU.II
99,7 %
87,5 %
73,2 %
IB.II 97,0 %
SU.I 69,2 %
>80 %
KERTAPATI
60,0 –79,9 %
60,6 %
< 60,0 %
Pada peta berikut dapat dilihat
yaitu 74,6%. Sebaran proporsi responden
yang
yang mempunyai sarana jamban keluarga
mempunyai jamban keluarga, terbesar di
per kecamatan dapat dilihat pada peta
kecamatan Sukarami, yaitu sebanyak
dibawah ini.
bahwa
proporsi
responden
99,1%, terkecil di kecamatan Kertapati,
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
PETA 4.2.8. JAMBAN KELUARGA MEMENUHI SYARAT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 77,6 %
SUKARAME 60,3 %
KALIDONI KEMUNING GANDUS
98,0 %
97,1 %
IB.I
77,4 %
98,4 %
IT.I
80,8 %
B.KECIL
PLAJU
97,2 %
SU.II
95,2 %
IT.II
98,5 %
92,1 %
IB.II 91,7 %
SU.I 90,8 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
74,6 %
< 60,0 %
Sejumlah 7.560 rumah responden
rumah responden (memiliki SPAL atau
(76,3%) yang mempunyai SPAL, belum
tidak), maka hasilnya dapat dilihat pada
semuanya memenuhi syarat kesehatan
peta berikut. Proporsi responden yang
yaitu kedap air dan tertutup. Pada table
mempunyai Saluran Pembuangan Air
4.2.13
bahwa
proporsi
Limbah
mempunyai
Saluran
kesehatan, dari total seluruh responden,
(SPAL)
terbesar di kecamatan Bukit Kecil, yaitu
memenuhi syarat kesehatan terbesar di
sebanyak 84,3%, terkecil di kecamatan
kecamatan Bukit Kecil, yaitu sebanyak
Gandus, yaitu 16,5%. Sebaran proporsi
94,9%, terkecil di kecamatan Kertapati,
responden
yaitu 30,1%.
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
dapat
responden
dilihat
yang
Pembuangan
Air
Limbah
Bila dilihat proporsi rumah yang memiliki SPAL memenuhi syarat dari total
memenuhi
(SPAL)
yang syarat
memenuhi
mempunyai kesehatan
syarat
sarana per
kecamatan dapat dilihat pada peta berikut
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
PETA 4.2.9. SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH MEMENUHI SYARAT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 79,2 %
SUKARAME 79,1 %
KALIDONI KEMUNING IB.I
GANDUS
64,8 %
70,5 %
IT.II
46,1 %
74,8 %
IT.I
16,5 %
PLAJU
79,7 %
B.KECIL
78,6 %
SU.II
84,3 %
46,7 %
IB.II 56,8 %
SU.I 18,4 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
19,4 %
< 60,0 %
kecamatan
Sebaran proporsi responden yang mempunyai
sarana
tempat
memenuhi
syarat
kesehatan
dapat
dilihat
pada
berikut.
sampah per
PETA 4.2.11. RUMAH MEMPUNYAI TEMPAT SAMPAH MEMENUHI SYARAT DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 42,0 %
SUKARAME 70,2 %
KALIDONI KEMUNING
40,6 %
49,7 %
IB.I
GANDUS
68,8 %
74,1 %
IT.I
63,5 %
B.KECIL
SU.II 30,2 %
IB.II 43,2 %
> 80 % 60,0 – 79,9 %
PLAJU
74,9 %
75,6 %
IT.II
SU.I 69,0 %
KERTAPATI 11,9 %
< 60,0 %
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
80,7 %
peta
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
Sebaran proporsi responden yang
Pada peta berikut dapat dilihat bahwa
proporsi
responden
mempunyai sarana kesehatan lingkungan
yang
mempunyai sarana kesehatan lingkungan
(SAB,
(SAB,
kesehatan per kecamatan dapat dilihat
Jamban)
memenuhi
syarat
Jamban)
memenuhi
syarat
pada peta berkut ini.
kesehatan, terbesar di kecamatan Bukit Kecil, yaitu sebanyak 94,9%, terkecil di kecamatan Gandus, yaitu 32,4%.
PETA 4.1.13. SARANA RUMAH (SUMBER AIR BERSIH, JAMBAN) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 74,5 %
SUKARAME 60,3 %
KALIDONI
KEMUNING
51,1 %
87,8 %
IT.II
IB.I
71,9 %
87,8 %
GANDUS
IT.I
32,4 %
92,4 %
B.KECIL
PLAJU 86,7 %
SU.II
94,9 %
68,8 %
IB.II 89,9 %
SU.I 68,5 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
53,5 %
< 60,0 %
Pada peta berikut dapat dilihat bahwa
proporsi
responden
yang
kecamatan Gandus, yaitu 2,4%. Sebaran proporsi
responden
yang
kesehatan
mempunyai
mempunyai sarana kesehatan lingkungan
sarana
(SAB, Jamban, SPAL) memenuhi syarat
Jamban,
kesehatan, terbesar di kecamatan Ilir
kesehatan per kecamatan dapat dilihat
Barat II, yaitu sebanyak 28,9%, terkecil di
pada peta dibawah ini.
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
SPAL)
lingkungan
(SAB,
memenuhi
syarat
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
PETA 4.1.14. SARANA RUMAH (SUMBER AIR BERSIH, JAMBAN, SPAL) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 10,8 %
SUKARAME 5,7 %
KALIDONI
KEMUNING
4,8 %
10,4 %
IT.II
IB.I
13,5 %
11,8 %
GANDUS
IT.I
2,4 %
15,2 %
B.KECIL
PLAJU 12,1 %
SU.II
4,2 %
19,0 %
IB.II 28,9 %
SU.I 3,7 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
15,2 %
< 60,0 %
92,5%, terkecil di kecamatan Kemuning,
Pengetahuan Kesehatan Lingkungan
yaitu 14,7%. Sebaran proporsi responden
Pada peta berikut dapat dilihat yang
yang mempunyai tingkat pengetahuan
mempunyai tingkat pengetahuan baik
baik tentang kesehatan lingkungan, per
tentang kesehatan lingkungan, terbesar di
kecamatan dapat dilihat pada peta berikut
kecamatan
ini.
bahwa
proporsi
responden
Ilir Timur I yaitu sebanyak
PETA 4.2.17. RESPONDEN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN BAIK TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 75,4 %
SUKARAME 56,4 %
KALIDONI KEMUNING IB.I
31,9 %
63,4 %
GANDUS
IT.I
82,3 %
B.KECIL
SU.II 31,2 %
IB.II 50,7 %
60,0 – 79,9 %
IT.II
PLAJU
92,5 %
29,8 %
> 80 %
37,6 %
14,7 %
SU.I 42,5 %
KERTAPATI 15,4 %
< 60,0 %
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
82,5 %
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
mempunyai perilaku Buang Air Besar
Perilaku Buang Air Besar
(BAB) di Jamban, terbesar di kecamatan
Pada table peta berikut dapat
Sukarami yaitu sebanyak 96,4%, terkecil
dilihat bahwa proporsi responden yang
di kecamatan Kertapati, yaitu 29,8%.
PETA 4.2.18. PERILAKU RESPONDEN BAB DI JAMBAN DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2007
U SA K O 92,9 %
SUKARAME 96,4 %
KALIDONI KEMUNING
91,7 %
93,7 %
IB.I
GANDUS
82,1 % IT.II
95,7 %
IT.I
83,0%
B.KECIL
PLAJU
95,1 %
91,5 %
SU.II
92,2 %
85,6 %
IB.II 88,7 %
SU.I 84,2 %
> 80 %
KERTAPATI
60,0 – 79,9 %
29,8 %
< 60,0 %
psychologis, bebas dari penularan penyakit
PEMBAHASAN Rumah kebutuhan
merupakan
pokok
salah
manusia
satu
dan kecelakaan(1).
disamping
Menurut WHO, pemukiman adalah
kebutuhan akan sandang dan pangan.
"suatu
Oleh karena itu, rumah harus sehat dan
menggunakannya
nyaman
dimana
agar
berkarya
penghuninya dan
produktifitasnya.
dapat
meningkat
Meunurut
Window
struktur
fisik"
dimana
untuk
lingkungan
orang
berlindung,
dari
struktur
tersebut termasuk juga semua fasilitas dan
pelayanan
yang
diperlukan,
dan Apha, Perumahan / Pemukiman
perlengkapan
adalah
tinggal
kesehatan jasmani dan rokhani dan
secara permanen, berfungsi sebagai
keadaan sosialnya yang baik untuk
tempat untuk bermukim, beristirahat,
keluarga dan individu. Rumah adalah
berekreasi
bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tempat
suatu
tempat
(bersantai)
berlindung
untuk
dan dari
sebagai pengaruh
lingkungan yang memenuhi persyaratan
tinggal
atau
yang
hunian
pembinaan keluarga
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
(3)
berguna
dan
untuk
sarana
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
Pengertian rumah sehat adalah sebagai tempat berlindung / bernaung dan
tempat
sehingga
untuk
beristirahat,
menumbuhkan
kehidupan
yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1991). Bila ditinjau tentang
pengertian
rumah
sehat
tersebut,
maka
syarat-syarat
rumah
sehat tidak hanya ditinjau dari bentuk bangunan syarat
rumah
yang
kesehatan,
memenuhi
namun
perlu
diperhatikan pula tentang kesegaran dan
kenyamanan
rumah
pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4. Memenuhi Persyaratan Pencegahan terjadinya
Kecelakaan
baik
kecelakaan yang timbul dari luar maupun dalam rumah antara lain : persyaratan
garis
sepadan
jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak
mudah
cenderung
terbakar
membuat
dan
tidak
penghuninya
jatuh tergelincir.
serta
Atap
rumah
berfungsi
untuk
lingkungan masyarakat. Kriteria Rumah
melindungi
Sehat
Tehnis
gangguan angin, hujan dan panas serta
yang
melindungi isi rumah dari pencemaran
menurut
Penilaian
Pedoman
Rumah
Sehat
isi
ruangan
rumah
dari
diterbitkan Ditien PPM & PL Depkes
udara
RI,
Bahan atap yang paling baik bagi
2002,
secara
dikatakan
sehat
(4)
berikut :
kriteria
1. Memenuhi
umum
apabila
kebutuhan
rumah
memenuhi
(debu;
kesehatan
asap
adalah
dan
lain-lain).
terbuat
dari
genteng, karena sejuk dimusim panas physiologis:
pencahayaan, kelembaban, sirkulasi udara.
dan hangat dimusim hujan, disamping itu atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh
masyarakat
dan
bahkan
phykologis;
masyarakat dapat membuatnya sendiri.
aman, nyaman, menciptakan suasana
Bahan seng dan asbes tidak kurang
harmonis.
cocok
2. Memenuhi
3. Memenuhi
kebutuhan
kebutuhan
pencegahan
penyakit: air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian
karena
dapat
menimbulkan
panas di dalam rumah, bahkan bahan asbes
yang
kurang
baik
dapat
menimbulkan polusi di dalam rumah. Proporsi syarat
atap
rumah
kesehatan
yang
yang tidak berlebihan, cukup sinar
memenuhi
di
kota
matahari, terlindungnya makanan dan
Palembang tahun 2007 sebesar 62,6%,
minuman dari pencemaran di samping
yaitu terbuat dari genting sedangkan sisanya terbuat dari asbes, seng, dan
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
daun. Proporsi rumah yang menggunakan
Lantai
dari
tanah
tidak
atap asbes terbesar di kecamatan Sako
direkomendasikan, sebab bila musim
(30,0%) sedangkan yang menggunakan
hujan
seng terbesar di kecamatan Kertapati
kemarau akan berdebu, serta dapat
(50,6%).
kemungkinan
menjadi sumber penularan penyakit
kebiasaan
kecacingan dan sumber pencemaran
sebagian
makanan yang disebabkan oleh debu.
masyarakat yang lebih suka menggunakan
Untuk itu perlu dilapisi dengan lapisan
atap jenis seng dengan alasan ringan,
yang kedap air (disemen, dipasang
sehingga tidak membebani kayu rumah.
tegel,
Hal
disebabkan masyarakat
tersebut oleh
pola
sekitarnya.
Ada
Jika kepemilikan atap memenuhi syarat
kesehatan
diartikan
sebagai
permintaan akan barang berupa genting, (5)
menurut teori ekonomi permintaan
akan
teraso
dan
dan
musim
lain-lain).
Untuk
mencegah air masuk ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah. Lantai ubin, semen, kayu yang sering terdapat pada rumah-rumah
dipengaruhi oleh
lembab
berbentuk
panggung,
baik digunakan. Syarat lantai yang baik
1)
harga barang atau jasa itu sendiri,
adalah tidak berdebu pada musim
2)
harga barang atau jasa lain yang
kemarau dan tidak lembab pada musim
terkait,
hujan. Lantai yang berdebu dan basah
3)
pendapatan keluarga,
merupakan sarang penyakit
4)
jumlah penduduk,
5)
selera, kebiasaan, serta harapan, dan
6)
usaha produsen untuk meningkatkan penjualan. Faktor pendapatan keluarga pada
umumnya paling berpengaruh terhadap pemilihan atap rumah yang memenuhi syarat kesehatan, dengan asumsi ceteris paribus.
Ceteris
paribus
mempunyai
makna bahwa dalam analisis ekonomi dalam
menjelaskan
hubungan
dua
variabel disadari bahwa kesimpulan yang ditarik
berdasarkan
asumsi
variabel-
variabel lain dianggap tetap atau tidak berubah (6).
Proporsi memenuhi
lantai
syarat
(1)
.
rumah
kesehatan
yang di
kota
Palembang tahun 2007 sebesar 99,2%, yaitu terbuat dari granit, keramik, semen, dan kayu. Angka ini menggambarkan cakupan program yang sangat berhasil. Kecamatan yang
mempunyai proporsi
rumah dengan lantai memenuhi syarat kesehatan terkecil adalah kecamatan Sako (97,4%), namun sudah diatas 90%. Hal ini menunjukkan
bahwa
hampir
seluruh
masyarakat telah menggunakan lantai yang memenuhi syarat kesehatan (bukan tanah). Cakupan lantai yang memenuhi
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
syarat
kesehatan
jauh
lebih
tinggi
rumah di daerah tropis khususnya di
(99,2%) dibandingkan atap memenuhi
pedesaan
syarat
papan. Sebab meskipun jendela tidak
kesehatan
kemungkinan
(62,6%).
Hal
disebabkan
ini
karena
cukup,
lebih
maka
baik
dinding
lubang-
atau
lubang
pada
pemilihan jenis lantai yang memenuhi
dinding atau papan tersebut dapat
syarat
merupakan
kesehatan
dihadapkan
pada
berbagai pilihan yang lebih beragam
paling mahal. Bila kita gunakan kembali teori ekonomi diatas, maka terdapat beberapa factor yang berpengaruh yaitu: pendapatan,
harga
barang,
harga
barang lain yang terkait, selera dan harapan. Kemungkinan lain tingginya cakupan
lantai
kesehatan
memenuhi
adalah
adanya
syarat program
pemerintah lantainisasi. Dinding
Proporsi memenuhi
sebagai
dinding
syarat
dapat
rumah
kesehatan
yang
di
kota
Palembang tahun 2007 sebesar 98,7%, yaitu terbuat dari tembok dan kayu. Cakupan dinding yang memenuhi syarat kesehatan
lebih
dibandingkan
tinggi
atap
memenuhi
(98,7%) syarat
kesehatan (62,6%) namun lebih rendah dari cakupan lantai memenuhi syarat kesehatan (99,2%). Kecamatan yang mempunyai
berfungsi
dan
menamhah penerangan alamiah.
dalam kualitas, selera dan harga mulai dari yang paling murah sampai yang
ventilasi
dengan
proporsi
dinding
terbesar tembok
rumah adalah
pendukung/penyanggah atap dan juga
kecamatan Sako (92,0%) sedangkan
untuk melindungi rumah dari hujan,
yang
angin serta pengaruh panas dari luar.
kecamatan Seberang Ulu I (60,4%).
Dinding dari bahun kayu atau bambu
Jenis dinding rumah berhubungan dengan
yang tahan terhadap segala kondisi
faktor karakteritik kepala keluarga (tingkat
cuaca (tidak mudah rusak / lapuk) sangat
pendidikan,
cocok
keluarga
untuk
daerah
pedesaan,
disamping harganya yang relatif murah,
bambu
umumnya
mudah
terbakar.
Yang paling baik adalah dinding yang terbuat dari bahan yang tahan api yaitu dari batu (pasangan batu/bata). Dinding tembok
adalah
baik,
namun
harus
disertai ventilasi yang cukup. Dinding
kayu
jenis
(jumlah
terbesar
di
pekerjaan),
potensi
penghasilan,
tingkat
diperlukan
dalam
pengetahuan).
juga biasanya daya tahannya cukup lama, tetapi dinding dari kayu atau
berdinding
Hawa
segar
rumah untuk mengganti udara ruangan yang
sudah
terpakai.
Udara
segar
diperlukan untuk menjaga temperatur dan
kelembaban
ruangan.
Untuk
udara
dalam
memperoleh
kenyamanan udara seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
baik. Ventilasi
Lerjadi rumah
mempunyai
banyak
fungsi diantaranya :
secara
melalui,
jendela, pintu, lubang angin, lubanglubang pada dinding dan sebagainya 2. Ventilasi
1. Menjaga agar aliran udara didalam
alamiah
buatan,
mempergunakan
yaitu
dengan
alat-alat
khusus
rumah tersebut tetap segar. Hal ini
untuk mengalirkan udara tersebut.
berarti
oksigen
Misalnya kipas angin dan mesin
penghuni
penghisap udara. Perlu diperhatikan
yang
keseimbangan diperlukan
oleh
rumah tetan terjaga. Kurangnya
disini
ventilasi
menyebabkan
ventilasi harus dijaga agar udara
kurangnya olaigen di dalam rumah
tidak berhenti atau membalik lagi,
yang berarti kadar karbon dioksida
udara
yang
bagi
didalam ruangan rumah harus ada
meningkat.
jalan masuk dan keluarnya udara
akan
bersifat
racun
penghuninya Disamping
itu,
ventilasi
akan
kelembaban ruangan
tidak
di
karena
dalam
terjadinya
proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk
bakteri
pathogen
(bakteri
penyebab penyakit). 2. Membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama
bakteri
karena
disitu
sela lu
terjadi
a lir an
ud ar a
yan g
terus
me n eru s.
Bakteri yang terbawa
oleh udara akan selalu mengalir. 3. Menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban (humidity) yang optimum (7). Ada 2 (dua) macam ventilasi yaitu : alamiah,
pembuatan
mengalir
artinya
(Cross Ventilation).
Pada penelitian ini ventilasi dilihat dari adanya ventilasi alamiah berupa lubang
angin.
Hasilnya
dimana
menunjukkan
bahwa proporsi ventilasi rumah yang memenuhi
syarat
kesehatan
di
kota
Palembang tahun 2007 sebesar 83,9% yang terbesar di kecamatan Sako (94,8%) dan terkecil di kecamatan Seberang Ulu II (66,4%).
Adanya
ventilasi
di
rumah
responden berhubungan dengan faktor karakteritik
kepala
keluarga
(tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan) dan potensi keluarga
(tingkat
penghasilan,
tingkat
pengetahuan). Kelembaban
(1)
1. Ventilasi
harus
sistim
menyebabkan
udara
raik
cukupaya
bahwa
optimum
berkisar
antara 40 - 70% dan suhu udara yang aliran
udara di dalam ruangan tersebut
nyaman berkisar 18°-30° C. Kelembaban udara dalam di ruangan naik karena tidak cukupnya ventilasi menyebabkan
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
terjadinya proses penguapan cairan
kesehatan dari aspek indikator ALADIN
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban
(atap, lantai, dinding) sebesar 62,1% dan
ini akan merupakan media yang baik
indikator
ALADINVEN
untuk bakteri-bakteri
dinding,
ventilasi)
pathogen (bakteri
penyebab penyakit)(7). Kelembaban ditentukan
Walaupun
kamar
oleh
rumah/kamar syarat
tidur
adanya
tidur
yang
kesehatan
juga
ventilasi memenuhi
dan
letak
rumah/kamar
tidur
terhadap
pencahayaan
sinar
matahari.
Ventilasi yang baik akan memberikan suhu
optimum
22
-
240
C
dan
kelembaban 60 %. Kelembaban kamar tidur
yang
hanya
ditentukan
dari
visual
fisik
ada
pengamatan
yaitu
54,6%.
masing-masing
indikator secara sendiri-sendiri sangat tinggi (>90%), namun sebagian rumah belum memenuhi seluruh kriteria tersebut yaitu atap, lantai, dinding dan ventilasi. Terjadi disparitas konstruksi bangunan rumah variable komposit (Atap, Lantai, Dinding) dan variable komposit (Atap, lantai, Dinding, Ventilasi) antar wilayah kecamatan di kota Palembang. Salah
satu
meningkatkan ALADINVEN
(dinding/lantai
kesehatan
basah/lembab
lantai,
sebesar
cakupan
bintik-bintik air pada dinding kamar terasa
(atap,
upaya
cakupan yang
adalah
untuk
ALADIn
memenuhi intervensi
dan syarat
kebijakan
sinar
melalui walikota. Harus ada regulasi bahwa
matahari yang bisa masuk kekamar
salah satu persyarat pembangunan rumah
jika
dipegang)
tersebut
(1)
dan
adanya
.
Pada
sangat sederhana adalah harus memenuhi penelitian
penggabungan
3
ini
dilakukan
variabel
konstruksi
bangunan rumah yang dikenal dengan indikator ALADIN yaitu atap, lantai dan dinding rumah. Selanjutnya dilakukan penggabungan 1 tingkat lebih lengkap yaitu menggabungkan 4 indikator yang terdiri dari atap, lantai, dinding dan ventilasi yang dikenal dengan nama indikator ALADINVEN.
proporsi
Palembang
yang
rumah
ALADINVEN.
Hal
ini
akan
membantu karena Palembang berkembang ke
arah
pembangunan
mitropolitan
sehingga
perumahan
meningkat
tajam. Sedangkan bagi masyarakat miskin, bila dilakukan subsidi bahan bangunan pada kegiatan bedah kampung
yang
pekerjaannnya dilakukan secara bergotong royong. Sumber dana subsidi bisa berasal dari pemerintah kota Palembang dan para donatur yang tidak mengikat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
indikator
di
memenuhi
kota syarat
Intervensi
program
peningkatan
kesehatan lingkungan, khususnya tentang atap, lantai, dinding dan ventilasi rumah
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
harus difokuskan pada wilayah kecamatan
ini akan menjadi mudah apabila air PAM
yang mempunyai cakupan dibawah 60,0%
dapat melayani seluruh warga, dengan
sejumlah 10 kecamatan bila diurutkan
harga yang terjangkau. Solusi penyediaan
berdasar
adalah
air bersih tidak dapat dilakukan oleh sektor
kecamatan Kertapati, Seberang Ulu II,
kesehatan, tetapi memerlukan kerjasama
Seberang Ulu I, Gandus, Kalidoni, Sako,
dengan berbagai pihak terutama pihak
Bukit Kecil, Ilir Barat II, Ilir Timur II, dan
PDAM, pengembang perumahan, dll.
prioritas
penanganan
Kemuning.
Proporsi rumah yang mempunyai memenuhi
jamban keluarga di kota Palembang
syarat kesehatan di kota Palembang
tahun 2007 sebesar 91,8% tetapi yang
tahun
mempunyai perilaku buang air besar di
Proporsi
SAB
2007
yang
sebesar
77,5%
yaitu
menggunakan PAM, sumur bor dan
jamban
sumur gali yang telah memenuhi syarat
keluarga
kesehatan
sisanya
masih terdapat keluarga yang buang air
menggunakan air sungai dan sumur gali
besar tidak di jamban karena terdapat
tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal
selisih 4,9%. Mereka ini lebih memilih
tersebut
buang air besar di sungai.
sedangkan
dipengaruhi
oleh
kebiasaan
masyarakat yang bermukim di sekitar suangi.
86,9%.
Artinya,
mempunyai
walau
jamban
pun
namun
Proporsi rumah yang mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Untuk merubah faktor kebiasaan
memenuhi syarat kesehatan di kota
memerlukan upaya dan waktu yang lama,
Palembang tahun 2007 sangat kecil, yaitu
bukan
sebesar
hanya
sekedar
peningkatan
18,2%.
Terjadi
disparitas
pengetahuan. Masyarakat yang sudah
kepemilikan SPAL yang memenuhi syarat
terbiasa menggunakan air sungai sebagai
kesehatan
sumber air bersih keluarga secara turun
Besarnya jumlah keluarga Pra-Sejahtera
temurun,
menggambarkan
harus
mendapat
perlakuan
antar
kecamatan.
banyaknya
miskin
Terutama bagi mereka yang tinggal di
memunculkan
sekitar
Kemiskinan
wilayah
akan
menunjukkan adanya disparitas sumber air
berpengaruh
terhadap
variabel
bersih antar kecamatan. Penyuluhan harus
bergantung
dibarengi
Hasil
penelitian
ini
wilayah
keluarga
khusus untuk merubah perilaku mereka. sungai.
di
wilayah
tersebut
kemiskinan
pada
faktor
wilayah. sangat yang
kontekstual
dengan
peningkatan
wilayah.
dan
peningkatan
dipengaruhi oleh faktor kontektual wilayah
kemampuan untuk mendapatkan air bersih
tempat tinggal karena untuk mewujudkan
alternatif sebagai pengganti air sungai. Hal
SPAL yang baik maka harus ada penataan
keterampilan
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Kepemilikan
yang
SPAL
sangat
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
SPAL di lingkungan tersebut menyangkut
syarat kesehatan harus difokuskan pada
aliran limbah akhir. Dalam hal ini harus ada
3 kecamatan yang mempunyai cakupan
gerakan masyarakat untuk memperbaiki
dibawah 60% yaitu kecamatan Gandus,
lingkungan dengan membuat SPAL secara
Kalidoni dan Kertapati. Penyaluran air
bersama dan terpadu. Terdapat 58,1%
bersih
responden yang mempunyai SPAL namun
wilayah
belum memenuhi syarat kesehatan yaitu
terjangkitnya penyakit diare, dll.
SPAL belum dibuat secara permanen, hanya mengalirkan limbah ke halaman. Hal ini pada umumnya karena belum ada SPAL terpadu di wilayahnya.
harus
mulai
tersebut
Proporsi
diprioritaskan untuk
ke
mencegah
responden
yang
mempunyai tiga sarana kesehatan berupa SAB, jamban dan SPAL yang memenuhi syarat kesehatan hanya sebanyak 11,0%.
Proporsi rumah yang mempunyai
Seluruh kecamatan mempunyai cakupan
ruangan dapur untuk melakukan altifitas
dibawah 60%. Angka ini sungguh sangat
memasak di kota Palembang tahun 2007
memprihatinkan.
sebesar 92,7%. Kepemilikan dapur lebih
cakupan variable komposit 3 indikator
dipengaruhi oleh faktor individu seperti
(SAB, Jamban, SPAL) adalah rendahnya
halnya atap rumah, lantai dan dinding
cakupan SPAL yang memenuhi syarat
rumah. Faktor ekonomi sangat dominan,
kesehatan.
karena pada umumnya rumah keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas
telah
disesuaikan
dengan
keperluannya yang antara lain adanya keperluan ruang dapur.
dikompositkan
atau
digabungkan
rendahnya
Berdasar teori Blum, factor perilaku dan lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. dilakukan
Hasil analisis variable yang telah
Penyebab
Dengan upaya
demikian,
untuk
harus
memperbaiki
keadaan kesehatan lingkungan masyarakat agar tercipta derajat kesehatan masyarakat (8)
menunjukkan bahwa proporsi responden
yang optimal
yang mempunyai dua sarana kesehatan
intervensi di sisi hulu, yaitu membudayakan
berupa SAB dan jamban yang memenuhi
PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat).
syarat
Harus dibudayakan agar semua orang
kesehatan
sebanyak
72,7%.
. Bila kita akan melakukan
Proporsi terbesar di kecamatan Bukit
pada
Kecil (94,9%) dan terkecil kecamatan
hendaknya dipilih antara limbah padat
Gandus (32,4%).
organik dan limbah padat non organik.
Upaya meningkatkan cakupan SAB dan jamban keluarga yang memenuhi
saat
membuang
limbah
padat
Limbah padat organik hendaknya dibuang menggunakan kantong yang diikat rapat, sedangkan limbah non organik misalnya
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
kaleng hendaknya ditimbun (1)
memenuhi syarat kesehatan harus dilaksanakan
SIMPULAN DAN SARAN
yang
di
aliran air limbah menjadi teratur.
pada penelitian ini dapat disimpulkan kecamatan
terpadu
masing-masing lingkungan sehingga
Berdasar hasil analisis deskriptif bahwa
secara
mempunyai
prevalensi > 80 % rumah memenuhi
DAFTAR PUSTAKA
syarat kesehatan: 1) atap: 2 kecamatan,
1.
Departemen Kesehatan.,2001 Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Lingkungan Dalam Pengendalian Vektor. Jakarta.
2.
Ariawan, I., 1998.Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Jakarta: Jurusan Biostatistik & Kependudukan, FKM, UI.
2) lantai: 14 kecamatan, 3) dinding: 14 kecamatan, 4) ventilasi: 9 kecamatan, 5) sumber air bersih: 7 kecamatan, 6) jamban
keluarga:
10
kecamatan,
7)
SPAL: 1 kecamatan, 8) Tempat sampah: 1 kecamatan. Sedangkan pengetahuan masyarakat
baik,
tentang
kesehatan
lingkungan yang telah mencapai > 80 % sejumlah
3
kecamatan
dan
perilaku
buang air besar di jamban yang telah mencapai
>
80
%
sejumlah
13
kecamatan.
Saran bagi Palembang: 1. Advokasi
Dinas untuk
Kesehatan mendorong
kota lintas
sector dalam penyediaan air bersih, khususnya di wilayah kecamatan yang mempunyai cakupan air bersih masih dibawah
80%
yaitu
kecamatan;
Gandus, Kalidoni, Sukarami, Kertapati,
3. Departemen Kesehatan., 1999Keputusan Menteri Kesehatan No. 829/P4ENYES/SK/VII/1999. 4. Departemen Kesehatan., 2002.Pedoman Tehnis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta 5. Feldstein, P.J.,1993. Health Care Economics, Delmar Publisher Inc, New York. 6. Elfindri, 2003.Ekonomi Layanan Kesehatan. Padang: Universitas Andalas. 7. Notoadmodjo,S,1993.Pengantar Perilaku Kesehatan. Jakarta. PKIP FKM UI. 8. Blum, H.L., 1981.Planning For Health, Generics For The Eigthies.second Edition. New York, London. Human SciencePre
Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Sako. 2. Memperhatikan rumah
yang
rendahnya
cakupan
mempunyai
SPAL
memenuhi syarat kesehatan maka harus dilaksanakan gerakan SPAL terpadu bersama lintas sector terkait, karena
pembuatan
SPAL
yang
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007
Jurnal Pembangunan Manusia Vol.8 No.2 Tahun 2009
Ekowati : Survey Rumah Sehat di Kota Palembang Tahun 2007