SUPREMASI ALLAH DALAM KHOTBAH
M John Piper
Penerbit Momentum 2008
Copyright © momentum.or.id
Supremasi Allah dalam Khotbah Oleh: John Piper Penerjemah: Andri Kosasih Editor: Irwan Tjulianto Franklin Noya Tata Letak: Djeffry Pengoreksi: Franklin Noya dan Irenaeus Herwindo Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo Copyright © 1990, 2004 by Desiring God Foundation Originally published in English under the title The Supremacy of God in Preaching (rev. ed) by Baker Books a division of Baker Book House Company P.O. Box 6287, Grand Rapids, MI 49516-6287, U.S.A. All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2006 pada Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected] website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Piper, John Supremasi Allah dalam khotbah / John Piper, terj. Andri Kosasih – cet. 1 – Surabaya: Momentum, 2008. xix + 114 hlm.; 14 cm. ISBN 979-3292-71-7 1. Khotbah. 2. Rohaniwan – Kehidupan religius. 3. Edwards, Jonathan, 1703-1758 – Kontribusi dalam khotbah. 2008
251–dc22
Cetakan pertama: November 2008 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
Copyright © momentum.or.id
M DAFTAR ISI Kata Pengantar Edisi Revisi ix Kata Pengantar Edisi Pertama xiii Bagian 1 Mengapa Allah Harus Menjadi yang Terutama dalam Khotbah
Satu Dua Tiga
Tujuan Khotbah: Kemuliaan Allah 3 Dasar Khotbah: Salib Kristus 15 Karunia Khotbah: Kuasa Roh Kudus 25 Empat Keseriusan dan Kesukacitaan Khotbah 37 Bagian 2 Bagaimana Menjadikan Allah Bersupremasi dalam Khotbah: Bimbingan dari Pelayanan Jonathan Edwards
Lima
Menjadikan Allah Sebagai Pusat: Kehidupan Jonathan Edwards 61
Copyright © momentum.or.id
SUPREMASI ALLAH DALAM KHOTBAH
Enam
Tunduk pada Kedaulatan yang Indah: Theologi Edwards 71 Tujuh Menjadikan Allah Bersupremasi: Khotbah Edwards 79 Membangkitkan Afeksi yang Kudus 80
Menerangi Pikiran 82 Dipenuhi dengan Kitab Suci 85 Memakai Analogi‐analogi dan Gambaran‐gambaran 88 Menggunakan Ancaman dan Peringatan 91 Meminta Suatu Respons 94 Menyelidiki Kerja Hati 97 Berserah pada Roh Kudus dalam Doa 100 Hati yang Remuk dan Lembut 102 Bersungguh‐sungguh 106
Kesimpulan 111
viii
Copyright © momentum.or.id
M
KATA PENGANTAR EDISI REVISI
S
aya semakin memercayai khotbah sebagai suatu bagian ibadah di dalam gereja yang berhimpun. Khotbah ada‐ lah ibadah dan ini menjadi bagian tetap dari kehidupan iba‐ dah gereja, apa pun ukuran gereja tersebut. Dalam gereja kecil, khotbah tidak menjadi percakapan atau “sharing.” Da‐ lam gereja besar, khotbah tidak menjadi tempat memubli‐ kasikan sesuatu atau seseorang secara berlebih‐lebihan dan tidak ubahnya seperti iklan. Khotbah adalah penyembahan atas Firman Allah – teks Kitab Suci – dengan penjelasan dan kegembiraan yang meluap. Khotbah adalah bagian dari ibadah bersama di gereja bukan hanya karena Perjanjian Baru memerintahkan “berita‐ kanlah firman” (kēruxon ton logon) dalam konteks kehidupan berjemaat (2Tim. 3:16‐4:2), tetapi lebih fundamental lagi ada‐ lah karena esensi ganda dari ibadah menuntut pemberitaan firman tersebut. Esensi ganda ini dari ibadah berasal dari cara Allah me‐ nyatakan diri‐Nya kepada kita. Jonathan Edwards memapar‐ kannya sebagai berikut:
Copyright © momentum.or.id
SUPREMASI ALLAH DALAM KHOTBAH Allah memuliakan diri‐Nya terhadap ciptaan juga dengan dua cara: 1. Dengan menampakkan diri‐Nya kepada … pengertian mereka. 2. Di dalam mengomunikasikan diri‐ Nya kepada hati mereka dan di dalam mereka bersukacita dan bergirang serta menikmati manifestasi‐manifestasi yang Dia perbuat tentang diri‐Nya … Allah dimuliakan bukan ha‐ nya dengan kemuliaan‐Nya yang diperlihatkan, tetapi juga de‐ ngan dinikmatinya kemuliaan‐Nya itu. Ketika mereka yang melihat kemuliaan‐Nya tersebut bergirang di dalamnya, Allah lebih dimuliakan daripada jika mereka hanya melihat‐ nya. Karena hanya dengan bergirang di dalamnya kemulia‐ an Allah tersebut diterima dengan seluruh jiwa, baik de‐ ngan pengertian maupun dengan hati. 1
Selalu ada dua bagian dalam ibadah sejati: Melihat Allah dan menikmati Allah. Anda tidak dapat memisahkan keduanya. Anda harus melihat Dia untuk bisa menikmati Dia. Dan jika Anda tidak dapat menikmati Dia ketika Anda melihat Dia, Anda menghina Dia. Dalam ibadah sejati, selalu ada peng‐ ertian dengan akal budi dan selalu ada perasaan di dalam hati. Pengertian harus selalu menjadi fondasi bagi perasaan, jika tidak maka semua yang kita miliki hanyalah emosionalisme tanpa dasar. Tetapi pengertian akan Allah yang tidak mem‐ bangkitkan perasaan akan Allah akan menjadi intelektual‐ isme belaka dan mati. Inilah sebabnya di satu sisi Alkitab terus‐menerus memanggil kita untuk berpikir dan memper‐ timbangkan dan bermeditasi dan, di sisi lain, bersukacita, takut, berdukacita, bergembira, berharap, dan bersuka. Ke‐ duanya adalah esensial dalam ibadah. Alasan Firman Allah mengambil bentuk khotbah dalam ibadah adalah bahwa khotbah sejati merupakan sejenis ko‐
1 Jonathan Edwards, The “Miscellanies,” dalam The Works of Jonathan Edwards, vol. 13, ed. Thomas Schafer (New Haven, Conn.: Yale University Press, 1994) 495, Miscellany #448. Penekanan ditambahkan.
x
Copyright © momentum.or.id
Kata Pengantar Edisi Revisi
munikasi verbal yang secara konsisten menyatukan kedua aspek ini dari ibadah tersebut, baik di dalam cara pelaksana‐ annya maupun di dalam tujuannya. Ketika Paulus berkata kepada Timotius (dalam 2 Timotius 4:2), “Beritakan firman,” istilah yang Paulus gunakan untuk “beritakan” adalah se‐ buah kata untuk “memberitakan” atau “mengumumkan” atau “memproklamasikan” (kēruxon). Ini bukan sebuah kata untuk “mengajar” atau “menjelaskan.” Inilah yang dilakukan seorang yang meneriakkan pengumuman di alun‐alun kota: “Dengarkan, dengarkan, dengarkan! Raja memiliki sebuah pernyataan kabar baik bagi semua orang yang bersumpah setia kepada takhta‐Nya. Biarlah Anda ketahui bahwa Ia akan memberikan hidup kekal kepada semua yang percaya dan mengasihi Anak‐Nya.” Saya menyebut pemberitaan ini kesukaan yang melimpah. Khotbah adalah sebuah kesukaan melimpah dari orang banyak atas kebenaran yang disampai‐ kannya. Khotbah tidak bersifat tanpa perasaan, dingin, atau netral. Khotbah bukanlah penjelasan belaka. Khotbah adalah hasrat yang begitu jelas dan menular terhadap apa yang di‐ sampaikannya. Meskipun demikian, pemberitaan ini tetap berisi peng‐ ajaran. Anda dapat melihat hal ini ketika Anda memerhati‐ kan kembali 2 Timotius 3:16 – Kitab Suci (yang memuncul‐ kan khotbah) adalah bermanfaat untuk mengajar. Dan Anda dapat melihat sampai 2 Timotius 4:2, “Beritakanlah firman ... nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Dengan demikian khot‐ bah bersifat ekspositori. Khotbah membicarakan Firman Allah. Khotbah sejati bukan berisi opini‐opini manusia bela‐ ka. Khotbah adalah eksposisi Firman Allah secara setia. Jadi, jika dinyatakan dalam sebuah frasa, khotbah adalah kesuka‐ an melimpah yang ekspositoris.
xi
Copyright © momentum.or.id
SUPREMASI ALLAH DALAM KHOTBAH
Maka, sebagai kesimpulannya, alasan mengapa khotbah begitu esensial bagi ibadah bersama di sebuah gereja adalah bahwa khotbah secara unik cocok untuk memuaskan peng‐ ertian dan perasaan. Khotbah secara unik cocok untuk meng‐ gugah penglihatan akan Allah dan penikmatan akan Allah. Allah telah menetapkan Firman Allah datang dalam suatu bentuk yang mengajar akal budi dan menjangkau hati. Kiranya Allah berkenan menggunakan edisi revisi Supre‐ masi Allah dalam Khotbah ini untuk memajukan suatu gerakan ibadah dan hidup yang berpusat pada Allah. Kiranya khot‐ bah di gereja‐gereja kita semakin menampilkan kebenaran Kristus dan menikmati kemuliaan Kristus. Kiranya mimbar‐ mimbar di seluruh negeri menyerukan eksposisi Firman Allah dan kesukaan yang melimpah di dalam Allah dalam Firman‐Nya." John Piper 2003
xii
Copyright © momentum.or.id