Supporting Sustainable Tin Production in BangkaBelitung, Indonesia Mendukung Produksi Timah Berkelanjutan di BangkaBelitung, Indonesia ITRI Indonesia Tin Forum 11 December 2013
Outline of the presentation Ringkasan Presentasi
The Tin Working Group
Kelompok Kerja Timah
Research process
Proses Penelitian
Key findings
Temuan Penting
Possible interventions
Conclusions and next steps
Intervensi yang Memungkinkan
Kesimpulan dan langkahlangkah selanjutnya
Urgency for sustainable production @scale Pentingnya Produksi Timah Berkelanjutan dalam skala • From 7 to 9 billion people in 2050 Dari 7 menjadi 9 milyar manusia di tahun 2050 • 70% of them will live in cities 70% diantaranya akan menetap di perkotaaan
• Increasing consumption and energy use in emerging economies Meningkatnya konsumsi dan penggunaan energi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi • Finite arable land Lahan garapan yang semakin terbatas • Increased adverse impact on environment and people Meningkatnya dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat • Scarcity of raw materials Kelangkaan bahan mentah • Sustained high agro commodities prices Harga komoditas pertanian yang terus tinggi
Business has the leverage for required change Bisnis memiliki daya ungkit untuk perubahan
7 milyar pelanggan
Retailer Pemilik Merk Produsen Pedagang Pengolah
200 perusahaan multinasional terlibat dalam separuh produksi Top 200 multinationals dan perdagangan dari 15 15 key commodities komoditas utama dunia
35 most threatened regions
1,5 milyar produsen /ekstraktor utama
Sumber: WWF
Cooperation is vital for scale Kerja sama adalah kunci utama dalam penetapan skala Badan Pemerintah & Internasional Peraturan dan Investasi
Bisnis Investasi & Kerja sama pre-kompetitif
Organisasi-organisasi Sosial Kemitraan, Implementasi dan Pengawasan
IDH convenes partners in sustainable trade IDH menyatukan para mitra dalam perdagangan yang berkelanjutan
• 16 commodity chains in 50 countries 16 rantai komoditas di 50 negara • 200 companies 200 perusahaan
• 30 international NGOs 30 NGO internasional • 600 M euro investment capital until 2015 600 Juta Euro investasi sampai tahun 2015
The IDH Tin Working Group was convened in 2013 Kelompok Kerja Timah IDH berdiri pada tahun 2013 Convenor/Pendiri IDH EICC Members/Anggota EICC Apple BlackBerry LG Electronics Philips Samsung Sony Industry Association/Asosiasi Industri ITRI NGO Community/Komunitas NGO Friends of the Earth
TWG is exploring how industry could support increased sustainability in tin production Assess potential for increased sustainability that adds value to the tin sector Identify realistic options for driving sustainable tin production in BangkaBelitung
Mengkaji potensi dukungan perusahaan hilir
Permintaan terhadap timah berkelanjutan diterjemahkan ke dalam Bussiness Case yang baik untuk produksi timah berkelanjutan
Mengkaji potensi untuk produksi timah berkelanjutan yang meningkatkan nilai tambah Mengidentifikasi opsi yang realistis untuk mendorong produksi timah yang berkelanjutan di BangkaBelitung
Assess potential for downstream company support Increased demand for sustainable tin translated into a strong business case for sustainable tin production
Harapan Kelompok Kerja Timah (KKT) adalah untuk mengkaji potensi-potensi yang dapat dilakukan oleh industri untuk mendukung produksi timah berkelanjutan
Sustainable tin production adds value to business & society Produksi timah yang berkelanjutan memberikan nilai tambah bagi bisnis & masyarakat It is the Tin Working Group’s vision that the tin they source : Visi Kelompok Kerja Timah adalah memastikan bahwa timah yang diperoleh :
• Build economic prosperity and resilience Dapat membangun ketahanan dan kesejahteraan ekonomi • Build social resilience, e.g. by offering a coping mechanism to vulnerable groups Dapat membangun ketahanan sosial, misalnya dengan menawarkan mekanisme bantuan untuk kelompok-kelompok yang rentan/lemah • Protect ecological heritage and builds ecological resilience Dapat melindungi warisan ekologi dan membangun ketahanan ekologi
• Allow innovation to flourish Memungkinkan inovasi untuk berkembang
Research performed by ELL Penelitian dilakukan oleh ELL
Specialist consultancy dedicated to responsible mining and sourcing. Experience in > 30 countries Help clients build resilient futures
Mineral Sector Development
Foster mutual understanding and benefit along supply chains, across stakeholders ASM & Environment
LSM Risk Management
asm-pace.org Responsible Mining
Diverse clients gives 360°perspective
Responsible Sourcing
Standards & Assurance
Enable best practice mining & mineral sourcing through innovation, incentives, constructive engagement and new business models
Conflict Minerals & Due Diligence
• Konsultasi dengan ahli yang didedikasikan bagi pertambangan dan pencarian sumber daya secara bertanggung jawab • Membantu klien membangun masa depan yang kokoh • Mendorong manfaat dan pemahaman yang menguntungkan dalam rantai pasok, diantara para pemangku kepentingan • Memungkinkan praktik pertambangan rakyat yang baik melalui inovasi, insentif, keterlibatan yang konstruktif dan model bisnis yang baru • Klien yang beragam memberikan perspektif yang utuh, 360°
IDH recognised the need to fill information gaps IDH mengidentifikasi kebutuhan untuk mengisi kekosongan informasi • IDH commissioned a situational analysis and sustainability assessment of Bangka-Belitung’s tin sector. IDH melakukan analisis situasional dan penilaian keberlanjutan dari sektor timah di Bangka-Belitung • Study goals: – Analyse and map the supply chain – Understand the political economic incentives in tin production – Quantify material flows and economic benefits to communities – Identify key stakeholders – Define environmental, economic, and social contributions and issues related to tin mining
• Tujuan studi: – Menganalisis dan memetakan rantai pasok – Memahami insentif ekonomi politik dalam produksi timah – Mengkalkulasi aliran material dan keuntungan ekonomi bagi masyarakat – Mengidentifikasi pemangku kepentingan – Mendefinisikan kontribusi bagi lingkungan, ekonomi dan sosial serta masalah-masalah yang berkenaan dengan pertambangan timah
Research with local inputs to the fore Penelitian dengan penduduk di daerahlokal setempat masukan-masukan Literature review & refinement of scope
Identification of key informants & initial consultations
One-month research trip to Jakarta, Bangka and Belitung
Reporting
11 June-15 August
25-31 July
17 August-15 September
October-November
2013
2013
2013
2013
11 Juni-15 Agustus
25-31 Juli
17 Agustus-15 September
Oktober-November
Satu Bulan penelitian di Jakarta dan Bangka Belitung
Pelaporan
Tinjauan secara literature & perbaikan ruang lingkup
Local input was critical Masukan lokal adalah penting
Identifikasi nara sumber utama dan konsultasi awal
Approximately 100 people consulted in Jakarta, Bangka and Belitung Diperkirakan 100 orang terlibat dalam konsultasi di Jakarta dan Bangka Belitung
Key informants – stakeholder map Nara sumber utama – peta pemangku kepentingan
Research approach Pendekatan penelitian
BANGKA BARAT
BANGKA TENGAH
BANGKAA SELATAN PULAU SUMATERA BELITUNG TIMUR
Key findings – context and trends Temuan-temuan utama – konteks dan kecenderungan • Bangka-Belitung has one of the lowest poverty rates in Indonesia Bangka-Belitung merupakan salah satu kota dengan tingkat kemiskinan terendah di Indonesia • Majority of population dependent on natural resources and tourism Mayoritas penduduk bergantung pada sumber daya alam dan pariwisata • Significant presence of sensitive and protected areas including mangroves, conservation areas and protected forests Luas yang signifikan dari area-area yang sensitif dan dilindungi termasuk hutan bakau, area konservasi dan hutan lindung • Long history of tin production: currently one large scale tin producer, 30 small- to medium-scale tin mining companies, 15-50,000 unconventional miners, 32 independent smelters Sejarah panjang produksi timah: saat ini terdapat 1 produsen timah skala besar, 30 perusahaan pertambangan timah skala kecil-menengah, 15-50.000 penambang inkonvensional, 32 smelter swasta • Depletion of onshore tin deposits and corresponding movement offshore Menurunnya cadangan timah di darat dan beralih ke pertambangan laut • Fluid political and market conditions – new export rules, resource nationalisation and tin price volatility, but Indonesia remains a major exporter Kondisi politik dan pasar yang berubah-ubah – aturan ekspor yang baru, nasionalisasi sumber daya dan fluktuasi harga timah, tetapi Indonesia tetap menjadi eksportir utama
Material flows of tin from Bangka-Belitung
Governance challenges undermine sustainable tin sector Tantangan pemerintah dalam rangka timah berkelanjutan • Some mining activity is of uncertain legality Beberapa aktivitas pertambangan tidak memiliki legalitas yang pasti • Legal status of many unconventional miners is uncertain Status hukum dari banyak penambang TI tidak jelas
Key issues Masalah-masalah Utama
• Incomplete or absent regulations Peraturan yang tidak lengkap atau belum ada Causes of • Insufficiently robust governance uncertainty in Kurangnya tata kelola Bangka-Belitung’s – Limited institutional capacity at the local level mining sector Kapasitas institusi yang terbatas pada level lokal Penyebab – Coordination amongst government ministries is not ketidakpastian optimised sektor Koordinasi antar kementrian pemerintah kurang optimal pertambangan timah di Bangka-Belitung
Local stakeholders’ sustainability concerns Perhatian keberlanjutan para pemangku kepentingan
Commercial and political sustainability issues Isu-isu komersial dan politis dalam keberlanjutan Tin a substantial driver for growth today
Timah merupakan salah satu pendorong pertumbuhan yang penting saat ini
Instability of tin price increases business costs
Ketidakstabilan harga timah meningkatkan biaya binis
70% of money in Bangka-Belitung comes from mining
70% uang di Bangka-Belitung berasal dari pertambangan
Local and national revenue generation
Sumber pendapatan nasional dan daerah
Indirect revenue generation Easily accessible ore is dwindling Economic migration between fisheries and mining Tin mining and other offshore impacts may undermine the viability of fishing as a livelihood
Sumber pendapatan tidak langsung Cadangan timah yang dangkal berkurang Migrasi ekonomi antara perikanan dan pertambangan
Akibat pertambangan timah dan aktivitas laut yang lain dapat menurunkan kelangsungan hidup perikanan sebagai mata pencaharian
Environmental sustainability issues Masalah Keberlanjutan lingkungan • Frontier mines in virgin, production & protected forests Tambang di hutan liar, hutan produksi & hutan lindung • Incomplete rehabilitation onshore, no rehabilitation offshore Kurang memadainya reklamasi tambang darat dan tidak adanya reklamasi tambang laut • Impact on coastal ecosystems particularly coral, sea-grass, mangrove sometimes verbally reported Dampak buruk bagi ekosistem laut, khususnya terumbu karang, rumput laut dan bakau yang sering dilaporkan • The relative impacts of small-scale and large-scale mining are uncertain Dampak relatif antara pertambangan timah skala kecil dan besar yang tidak pasti • By-product minerals may have potential environmental and health and safety impacts Mineral sampingan mungkin berdampak terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan
Social sustainability issues Masalah keberlanjutan sosial • Lack of conflict between unconventional miners and other resource users Sedikitnya konflik antara penambang TI dan pengguna lahan yang lain • Social cohesion in the unconventional mining sector Kohesi sosial pada sektor pertambangan TI • Greater social control over mining situation in Belitung Kontrol sosial yang lebih kuat terhadap pertambangan di Belitung • Lack of Occupational Health & Safety at mine sites Kurangnya perhatian terhadap kesehatan & keselamatan di lokasi tambang • Foreign interventions seen as neo-colonial Intervensi asing dianggap sebagai neo-kolonial
Area for further exploration: economic strengthening through rehabilitation Possible to change in the longer-term kemungkinan perubahan dalam jangka panjang
• Identifying the available business cases for reclaiming land (potentially with a livelihoods component) Identifikasi bissiness case yang tersedia untuk lahan reklamasi (dengan komponen mata pencaharian)
Hal yang perlu dikaji lebih lanjut: penguatan ekonomi melalui rehabilitasi
Area for further exploration: low impact offshore mining
Possible to change in the longer-term kemungkinan perubahan dalam jangka panjang
Hal yang perlu dikaji lebih lanjut: Pertambangan laut yang berdamapak rendah lingkungan
Other potential areas Hal-hal potensial lainnya We are keen to hear other ideas and will be available to discuss
Kami bersedia mendengar ideide lain dan siap selalu untuk berdiskusi