ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
ENTREPRENEURIAL LEADER – SOSOK PEMIMPIN BISNIS, SOSIAL, DAN PEMERINTAHAN DARI PERSPEKTIF BARAT, JAWA/SUNDA, DAN ISLAM BUSTANUL ARIFIN NOER Jurusan Manajemen Bisnis - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Email:
[email protected] dan/atau
[email protected]
ABSTRAK Pemimpin merupakan sosok ideal yang mengarahkan setiap organisasi kepada tujuan bersama yang ingin dicapai. Kepemimpinan entrepreneurial muncul dalam beragam organisasi yang dicirikan oleh tanggungjawab mereka untuk membawa kebaikan.Dua hal yang diperlukan dari setiap pemimpin entrepreneurial adalah berupa logika prediksi dan kreasi untuk senantiasa menghasilkan produk yang memiliki nilai (value) yang tinggi. Kepemimpinan bisa muncul dari semua sektor kehidupan masyarakat, baik bisnis, sosial, atau pemerintahan. Dalam paper ini dibahas tentang konsep dasar kepemimpinan, baik dari pandangan barat, Jawa atau Sunda, serta kosep Islam. Literatur barat cukup banyak dibahas secara akademik. Literatur Jawa atau Sunda walau masih sedikit publikasinya. Literatur berbasis Islam sesungguhnya tidak kalah banyak dari literatur barat yang lebih komprehensif yang menggabungkan dasar iman-islam- ikhtiar-amal. Pada bagian akhir dikemukakan model hipotetik untuk memancing kajian lanjut yang berkenaan dengan praktek dan konsep kepemimpinan yang lebih membumi dan menyeluruh. Kata kunci: kepemimpinan entrepreneural, penciptaan nilai, kepemimpinan Jawa/Sunda, kepemimpinan Islam, model kepemimpinan komprehensif
1.
PENDAHULUAN Pemimpin – di tingkat mana pun – senantiasa dibutuhkan oleh setiap orang
atau kaum atau perusahaan (organisasi). Sosok pemimpin muncul dan dimunculkan karena tuntutan keadaan. Dalam perkembangannya, pada setiap kelompok masyarakat bermunculan beragam tipe pemimpin. Bagaimana pemimpin besar dilahirkan? Apakah setiap orang dapat menjadi pemimpin? Pemimpin itu ditunggu dan diharapkan oleh semua orang di mana pun pada sektor apa pun oleh siapa pun yang punya keinginan kuat ke arah sana.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Dua jenis karier yang dipilih oleh setiap orang setelah lulus dari sekolah, termasuk lulusan perguruan tinggi, adalah sebagai entrepreneur (orang yang bekerja untuk dirinya sendiri – pengusaha mandiri) atau sebagai nonentrepreneur (orang yang bekerja untuk orang/pihak lain – profesional, manajer, atau eksekutif). Noer (2013) menyatakan bahwa entreprneur berbeda secara signifikan daripada non-entrepreneur dala tiga aspek utama, yaitu: pengambilan risiko, bersaing agresif, dan proaktif. Noer et al (2013) menemukan bahwa aspek yang tidak membedakan antara entrepreneur dan non-entrepreneur pada aspek inovatif dan kemandirian. Apakah mereka memillih karier sebagai entrepreneur atau non-entrepreneur dibutuhkan kemampuan
inovatif
dan
kemandirian
yang
sama
baiknya.
Menjadi
entrepreneur bisa dilakukan kapan saja, pada saatnya dibutuhkan atau menjadi pilihan setiap orang (Odgers, tanpa tahun). Pada
paper
ini
akan
dibahas
tentang
pemimpin
entrepreneurial
(entrepreneurial leader) yang termasuk topik bahasan relatif baru (Greenberg, McKone-Sweet, dan Wilson, 2012).
Pemimpin entrepreneurial tidak harus
mengacu kepada sosok entrepreneur semata, namun lebih kepada upaya yang mereka (para pemimpin) kerjakan sebagaimana layaknya para entrepreneur. Leaders are people who do the right things, managers are people who do things right (Thomas, 2006). Pemimpin adalah mereka yang melakukan hal yang benar (efektif),
sedangkan
para
manajer
adalah
mereka
yang
melakukan
sesuatu/segalanya dengan benar (efisien). Jumlah manajer bisa banyak, namun hanya sebagian dari mereka yang dianggap sebagai pemimpin.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Dalam konteks paper ini, yang dimaksud pemimpin adalah para pemimpin formal yang menduduki jabatan manajerial di dalam organisasi (sebagai kepala, komandan, manajer, direktur, atau direktur utama, gubernur, walikota, bupati, dan sebagainya). Setiap pemimpin pasti dia seorang manajer, tetapi tidak setiap manajer itu sebagai pemimpin. Setiap entrepreneur itu pastilah juga seorang manajer, tetapi tidak setiap manajer itu seorang entrepreneur. Selanjutnya akan dibahas tentang pandangan barat, pandangan Jawa atau Sunda,
pandangan
Islam,
serta
dirangkai
dengan
model
sederhana
membangun kepemimpinan entrepreneurial. 2.
KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF BARAT Efektivitas kepemimpinan (leadership effectiveness) dapat diukur dari aspek
peran, kualitas, gaya setiap pemimpin (Klatt dan Hiebert, 2001) . Sosok seorang pemimpin ditunjukkan oleh cara memimpin (leadership style), apa/peran yang dikerjakan (leadership role), serta kemampuan dasar yang harus dimiliki (leadership qualities). Kepemimpinan
melibatkan 3 unsur utama, yaitu: melaksanakan tugas,
membangun dan menjaga kelompok kerja, serta mengembangkan individu (Thomas, 2006). Kepemimpinan entrepreneurial banyak jadi perhatian ahli lainnya (Cleveland, 2002; Brooker, 2005; Hansson dan Monsted, 2006; Kuratko, 2007; Roomi dan Harrison, 2011). Sosok entrepreneur sosial (Smith, 2010) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat pun sangat menarik untuk dikaji, bersamaan dengan sosok pemimpin bisnis (Amram, 2009) yang tersebar di banyak penjuru dunia.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Entrepreneurial leaders are individuals who, through an understanding of themselves and the contexts in which they work, act on and shape opportunities that create value for their organizations, their stakeholders, and the wider society. Entrepreneurial leaders are driven by their desire to consider how to simultaneously create social, environmental, and economic opportunities (Greeberg, McKone-Sweet, dan Wilson, 2012). Sosok pemimpin entrepreneurial adalah mereka yang mampu memahami diri sendiri serta lingkungan kerjanya sekaligus dapat bertindak dan memanfaatkan semua peluang yang ada dengan menciptakan NILAI (VALUE) bagi pemangku kepentingan serta masyarakat luas. Mereka yang dapat memanfaatkan semua peluang sekaligus yang bertanggung jawab terhadap
masyarakat,
lingkungan,
dan
perkembangan
ekonomi
pada
umumnya. Pemimpin entrepreneurial dicirikan dengan dua hal yang fundamental, yaitu; (1) logika prediksi – untuk melakukan prediksi kebutuhan, minat, dan pertumbuhan masyarakat, dan (2) logika kreasi – untuk menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menjadi pemimpin entrepreneurial yang efektif berarti unggul dalam logika prediksi dan kreasi sekaligus siklus antara keduanya. Kepemimpinan entrepreneurial bisa dipelajari, bukan diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Siapa pun bisa belajar dan memilih dan memutuskan untuk menjadi sang pemimpin sepanjang masa kariernya. Para
pemimpin
entrepreneurial
senantiasa
siap
menangkap
dan
menerjemahkan setiap peluang yang berkembang dari struktur ekonomi dan bisnis serta politik. Apabila mereka berada di organisasi yang sudah mapan, maka mereka siap untuk mengenalkan produk dan proses yang baru sekaligus
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
unggul dalam mengembangkan hasilnya. Apabila mereka berada di organisasi sosial, maka mereka siap menyelesaikan beragam persoalan yang sering diabaikan oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila mereka berada dalam gerakan sosial dan pilitik, maka mereka siap melakukan perubahan layanan dan kebijakan ke arah yang lebih baik (Greenberg, McKoneSweet, dan Wilson, 2012). Kepemimpinan (leadership) dan entrepreneurship berjalan seiring serta memiliki hubungan yang erat. Seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneurship akan dapat melahirkan serentetan perubahan positif pada lingkungan dan masyarakat. Seorang entrepreneur pun harus memunyai ketrampilan untuk memimpin usaha yang sudah mereka bangun.
Gambar 1. Manager, Leader, Entrepreneur, dan Entrepreneurial Leader
Penulis coba gambarkan model kepemimpinan entrepreneurial seperti pada Gambar 1. Para leader (pemimpin formal) adalah para manager yang memiliki kemampuan lebih, tidak sebatas manajerial saja. Para leader memiliki pengikut, kualitas personal sebagai sumber kekuasaannya, dan menjadi model pemegang peranan utama (tidak sebatas membuat keputusan dan memberikan perintah). Para entrepreneur haruslah memiliki kemampuan manajerial yang
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
tangguh, cenderung berorientasi jangka panjang, berani mengambil risiko dan tidak takut membuat kesalahan, serta memiliki standar diri yang tinggi. Kepemimpinan entrepreneurial dapat dikatakan sebagai gabungan ideal dari sosok leader dan entrepreneur. Bennis (Thomas, 2006) mengatakan bahwa sosok pemimpin adalah orang yang memiliki kemampuan berikut: mampu menciptakan visi yang inspiratif, seorang komunikator yang unggul, sadar dengan tantangan yang harus dihadapi,
akrab
dengan
konfrontasi-perubahan-perbedaan,
mampu
menyeimbangan pandangan jangka panjang-jangka pendek, serta menjadi contoh langsung tentang integritas. Drucker (Thomas, 2006) menyebutkan ada 8 area kritis dari aktivitas bisnis, yaitu: capaian pasar, inovasi, produktivitas, sumber daya fisik dan finansial, profitabilitas, kinerja dan perkembangan manajer, kinerja dan sikap karyawan, serta tanggung jawab publik. Goldman (Thomas, 2006) menyebutkan 5 unsur utama kecerdasan emosional setiap pemimpin, yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivas, empati, serta keterampilan
sosial.
Kepemimpinan
merupakan
sebuah
proses
untuk
mengarahkan, memimpin, dan mempengaruhi orang lain dalam suatu organisasi untuk pemilihan dan pencapaian tujuan bersama (Thaib, 2012). Kepemimpinan yang efektif ditunjukkan oleh upaya integrasi dan maksimasi sumber daya internal yang dimiliki yang dikaitkan dengan perkembangan lingkungan eksternal demi pencapaian tujuan organisasi dan sosial. Pemimpin entrepreneurial berfokus pada penciptaan produk (barang atau jasa) yang inovatif dan bernilai tinggi (value), menjadi lebih baik sekaligus unik (berbeda). Perkembangan teori kepemimpinan dapat diruntut dari awal
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
keberadan manusia, hingga periode terakhir saat ini, dan akan terus berkembang. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang yang terbukti nyata dalam sikap, kata, dan tindakan saat dia memimpin orang lain pada suatu organisasi sehingga dia mendapatkan rasa hormat (respect), pengakuan (recognition), kepercayaan (trust), kepatuhan (obedience), dan kesetiaan (loyalty) dalam upaya bersama mencapai cita-cita yang diharapkan oleh semua anggota organisasi. Kepemimpinan inspirational dicirikan dengan sikap pemimpin yang menggunakan ‘HATI’ dalam aktivitasnya. Pemimpin sejati merupakan seorang pemberi semangat, pembangkit motivasi, penyubur isnpirasi, serta maksimasi manfaat, bukan berharap pujian atau penghormatan (kultus individu). Kepemimpinan bukan milik pucuk pimpinan suatu organisasi, namun bisa muncul pada setiap strata organisasi pada setiap orang (Bass dan Riggio, 2006). Kepemimpinan transformasional dicirikan oleh 4 aspek, yaitu: (1) pengaruh idealisme – melakukan hal yang benar, menetapkan standar etika dan moral yang tinggi, (2) motivasi inspirasional – visi dan misi yang membangkitkan motivasi orang lain, (3) stimulasi intelektual – membangkitkan kemampuan memecahkan persoalan dari banyak sudut pandang yang berbeda, dan (4) konsiderasi
individual
–
menerima
perbedaan
antar
individu
untuk
berangkat
dari
menghasilkan sinergi yang terbaik. Kepemimpinan
entrepreneurial
tidak
harus
entrepreneurship, namun banyak juga dicirikan oleh inovasi dan membangun bisnis mulai dari awalnya (Vecchio, 2006). Modal sosial dan ketersediaan
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
modal (finansial) serta jaringan hubungan antar personal merupakan syarat berikutnya untuk mewujudkan suatu bisnis serta kepemimpinan di dalamnya. Semua hal positif yang menjadi karakter setiap pemimpin dapat ditunjukkan dengan banyak aspek. Pemimpin memang diharapkan menjadi sosok yang lebih ‘istimewa’ dalam banyak aspek, sehingga dia menjadi panutan dan kebanggaan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan memberi harapan dan pencapaian terbaiknya.
Gambar 2. Pemimpin Transaksional, Pemimpin Transformasional, dan Pemimpin Entreprneurial
Sumber: Thaib (2004) dimodifikasi
Sebagai ringkasan dapat disebut 3 tahap perkembangan teori dan konsep kepemimpian yang didasarkan pada perspektif barat, yaitu: kepemimpinan transaksional, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan entrepreneurial (perhatikan Gambar 2.). Fokus utama seorang pemimpin transaksional adalah
pada paktivitas keseharian dengan mengembangkan perilaku karyawan serta orientasi tugas. Fokus setiap pemimpin transformasional ada pada orgasasi secara keseluruhan dengan mengembangan sikap adaptif terhadap perubahan. Fokus pemimpin entrepreneurial ada pada kesempatan yang terbuka bagi
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
organisasi dengan membangkitkan semangat inovasi serta komunikasi personal yang aktif (Thaib, 2004).
Gambar 3. Presiden Uruguay – Jose Mujica yang Fenomenal Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Kepemimpinan akan selalu dibutuhkan oleh semua organisasi, baik bisnis, sosial, atau pemerintahan. Tantangan perubahan lingkungan eksternal yang kian dinamis membutuhkan figur yang kuat cerdas berwibawa yang dapat mengantarkan kepada masa depan organisasi yang lebih baik. Pada gambar 3 ditunjukkan contoh sosok seorang pemimpin suatu negara (presiden) Uruguay – Jose Mujica yang fenomenal dan tetap sederhana. Mantan perokok berat ini mengeluarkan aturan pelarangan merokok di tempat umum di seluruh wilayah negaranya. 3.
KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF JAWA/SUNDA Dalam masyarakat tradisional Jawa terdapat banyak petuah yang bijak
tentang bagaimana kiat untuk menjadi sosok pemimpin. Masyarakat Jawa memiliki konsep HASTA-BRATHA (delapan unsur alam) dengan watak utama ADIL MERATA TANPA PILIH KASIH (Tranggono, 2008). Delapan unsur alam
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
dimaksud adalah: bumi, air (banyu), api (geni), angin, angkasa (langit), matahari (surya), bulan (candra), dan bintang (kartika). Alam bisa memberikan kehidupan dan ketentraman bagi berbagai makhluk hidup. Selayaknya juga manusia bisa dan harus belajar dari alam. Secara ringkas dapat dijelaskan konsep hastbratha, sebagai berikut: 1) BUMI – sosok pemimpin yang ingin selalu memberi kepada orang lain sekaligus menjadi sumber kebutuhan hidup bagi siapa pun, sebagaimana bumi yang menjadi tempat untuk tumbuh kembangnya tumbuhan yang bermanfaat bagi umat manusia serta makhluk hidup lainnya. 2) API (GENI) – sosok pemimpin yang membangkitkan motivasi dan menumbuhkan semangat bagi semua orang, sebagaimana api yang dapat membakar apa saja sehingga musnah atau membakar dan mematangkan apa saja yang bermanfaat (aspek konstruktif dari api yang dapat melenyapkan angkara murka, kerakusan, korupsi, atau perilaku destruktif lainnya). 3) AIR (BANYU) – sosok pemimpin selalu mengalir dinamis dan watak rendah hati, santun, dan tidak sombong, sebagaimana air yang selalu mengalir (distribusi kekuasaan) dan permukaan yang rata (adil dalam menjalankan kebijakan yang berkait dengan hajat hidup orang banyak). 4) ANGIN – sosok pemmpin yang memberikan hak hidup kepada masyarakat, mengembangkan
diri,
mendapatkan
sumber
kehidupan,
dan
mengembangkan kebudayaan, sebagaimana angin yang selalu berhembus dan bergerak dari daerah padat ke daerah yang kurang padat membawa berkah.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
5) MATAHARI (SURYA) – sosok pemimpin yang bersedia menjadi penerang kehidupan sekaligus pemberi enerji kehidupan, sebagaimana matahari yang senantiasa berputar memberi cahaya bagi alam semesta. 6) BULAN (CANDRA) – sosok pemimpin yang bijak dan visioner yang memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar bagi kegelapan hidup manusia, memberikan perlindungan yang dibutuhkan saat kehilangan arah, sebagaimana bulan yang menjadi penerang di saat gelap malam. 7) BINTANG (KARTIKA) – sosok pemimpin yang mampu menjadi panutan sekaligus menyelami perasaan masyarakat, sebagaimana bintang yang menjadi panduan bagi musyafir di padang pasir dan/atau nelayan di laut lepas tanpa batas. 8) LANGIT (ANGKASA) – sosok pemimpin yang memiliki keluasan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan, sabar dan bening dalam memberi layanan, luas pandangan dan visi yang menjangkau ke batas langit, sebagaimana langit luas terbentang yang menjadi payung bagi dunia. Sosok pemimpin harapan umat yang berwatak cerdas dan humanis sekaligus peduli kepada alam lingkungan. Watak yang positif dapat dipelajari oleh setiap orang. Pemimpin sepantasnya bersedia untuk belajar dari alam sekitar yang memberi kehidupan, kesempatan, keberdayaan, dan kenyamanan. Pada gambar 4 ditunjukkan contoh sosok pemimpin Jawa – Sri Sultan Hamenku Buwono IX yang sederhana dan juga fenomenal.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Gambar 4. Sri Sultan Hamenku Buwono IX yang Fenomenal Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Berbeda pula dengan orang Sunda (Jawa Barat) yang tidak mau disebut sebagai orang Jawa walau berada di pulau yang sama. Dalam masyarakat dan budaya Sunda dikenal 9 ajaran luhur yang bertingkat, sebagai berikut: [1] Sirnaning Cipta – sadar bahwa dirinya adalah ciptaan Allah Azza wa- Jalla [2] Sirnaning Rasa – sadar bahwa di pundaknya melekat amanah Allah Azza wa-Jalla untuk menjadi wakil (khalifah) di muka bumi [3] Sirnaning Karsa – sadar bahwa tugas utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat [4] Sirnaning Karya – mampu mengartikulasikan ‘tri tangtu di bumi’ (rama keluarga, resi - ilmuwan, dan prabu - pemimpin) [5] Sirnaning Diri – mampu merealisasikan nilai religi, ilmu pengetahun, budaya, dan pengalaman mereka melalui hati, pikiran, dan perilaku nyata [6] Sirnaning Hirup – mampu mengaplikasikan nilai silih asih (proses bermasyarakat
yang
dilandasi dengan
kesetaraan, kemitraan,
dan
silaturrahim), silih asah (proses saling mencerdaskan akal pikiran untuk
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
meningkatkan kualitas sumber daya manusia), dan silih asuh (proses mendudukkan seseorang secara proporsional dan profesional berdasarkan moralitas, religi, dan prestasi) [7] Sirnaning Hurip - mampu membuktikan dan memberi manfaat kepada orang lain serta lingkungan untuk dapat hidup berkualitas yang bermuara pada cageur (sehat lahir batin), bageur (bermoral dan taat hukum), bener (beriman, jujur, adil, visioner, dan bertanggungjawab), pinter (berprestasi, etos kerja tinggi, dan proaktif), singer (terampil dan cepat tanggap), teger (optimis dan pantang menyerah), wanter (terbuka, kolaboratif, dan berani), serta cangker (kokoh, kuat, dan tangguh) [8] Sirnaning Wujud – mampu berperan aktif dan memainkan peran utama dalam dinamika kehidupan [9] Sirnaning Dunya – memiliki, menguasai, dan terampil dalam mengamalkan kualitas dirinya secara tulus-ikhlas sebagai ibadah kepada Allah Azza waJalla Ajaran dan budaya Sunda cukup kental dengan nuansa Islam dengan sembilan tingkatan kualitas diri yang dibutuhkan (Hadian, tanpa tahun). Kehidupan dan dinamika perkembangan masyarakat akan terus berkembang dan saling berinteraksi dengan proses akulturasi antar budaya. 4.
KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF ISLAM Kepemimpinan dalam perspektif Islam ditujukan untuk menjalankan
ajaran Islam yang berbasis pada hubungan dengan Allah Azza wa-Jalla (hablum-minallah) serta hubungan baik sesama manusia (hablum-minannas)
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
sebagaimana yang dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah contoh utama seorang pemimpin ideal bagi setiap umat Islam, bahkan menjadi contoh terbaik bagi seluruh umat manusia. Hart (1991) bahkan menempatkan Nabi Muhammad SAW seorang orang yang paling berpengaruh dari 100 tokoh yang dikaji terhadap masyarakat dunia dalam sejarah panjang kehidupan manusia. Delapan alasan Nabi Muhammad SAW diakui sebagai tokoh utama dunia, yaitu: [1] berasal dari keluarga yang sederhana, [2] lahir di tempat yang terbelakang – pada saat itu, [3] penyebar agama Islam, [4] berhasil di dunia militer, [5] tidak sekedar menyebarkan ajaran Islam, namun juga membangun dasar etika dan moral kehidupan, [6] selalu ada dalam bacaan sholat, [7] tetap menjadi nomor satu - setelah dikaji oleh penulis lainnya, dan [8] diakui oleh para tokoh dunia. Untuk tujuan yang sangat agung dan mulia, dengan fasilitas yang sangat minim serta hasil menakjubkan yang telah dicapai, maka Nabi Muhammad SAW memang sangat pantas menjadi orang nomor 1 di dunia (Anonim, tanpa tahun).
Tiga syarat kepemimpinan dalam Islam, yaitu: KUAT (al-Quwwah), TAQWA (at-Taqwa), dan LEMAH LEMBUT (al-RIFQI). Pemimpin seharusnya memiliki kekuatan (bukan kelemahan) saat diberi amanah kepemimpinan. Sifat taqwa merupakan syarat penting yang sangat mendasar bagi setiap pemimpin. Sifat lemah lembut saat bergaul dengan bawahan atau orang di sekitar menjadi syarat penting berikutnya bagi setiap pemimpin. Pemimpin yang ADIL juga menjadi syarat lainnya. Pemimpin bukanlah sosok yang bebas dari dosa atau salah, karena mereka hanya manusia biasa, tempat salah dan khilaf. Kepemimpinan dalam Islam dikenal dengan istilah IMAMAH. Beberapa ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan eksistensi pemimpin di antaranya, adalah: Q.S. Al-Baqarah: 124, Al-Anbiya: 72-73, Shad: 26,dan QS Al-An’am: 165.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Pemimpin merupakan sosok yang diakui kemampuan dan keteladannya dalam kehidupan serta kesehariannya. Perlunya sosok pemimpin ditandaskan dalam hadis berikut: “Apabila berangkat tiga orang dalam perjalanan, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang di antaranya menjadi pemimpin” (HR.Abu Dawud).
Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin dituntut mampu menampilkan kepribadian yang ber-akhlaqul karomah (memiliki moralitas yang baik), qona’ah (sederhana),
dan
istiqomah
(konsisten/tidak
ambivalen).
Ketauladan
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah: [1] SIDDIQ - jujur, benar, berintegritas tinggi, dan terjaga dari kesalahan, [2] FATHONAH - cerdas, memiliki intelektualitas tinggi, dan profesional, 3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel, serta [4] TABLIGH - senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif. Pemimpin yang jujur, cerdas, dapat dipercaya, dan komunikatif yang melekat pada Nabi Muhammad SAW sepantasnya juga menjadi perilaku para pemimpin saat ini dan di masa depan.
Islam is the religion of reason and
conscience. A person recognizes the truth proclaimend by Allah Azza wa-Jalla through the use of their wisdom, but divices conclusions from the truth he has seen by following his consciene (Yahya, 2004). Religion helps science to be rightly guided (Yahya, 2004). Ajaran Islam didasarkan pada nalar dan keyakinan. Sumber utama ajaran Islam ada di al-Qur’an dan Hadits. Para ilmuwan sangatlah besar perannya dalam upaya turut membangun umat sekaligus mengantarkan mereka kepada tingkat kesejahteraan yang lebih baik, bersama para teknolog, birokrat, entrepreneur,
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
dan peran profesional lainnya. Mereka yang ingat Allah Azza wa-Jalla kapan pun pada saat yang bagaimana pun (QS al-Imran: 191). Those who remember God, standing, sitting and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth: 'Our Lord, You have not created this for nothing. Glory be to You! So safeguard us from the punishment of the Fire. (Surat Al 'Imran: 191)
Gambar 5. Mahmoud Ahmadinejad – Presiden IRAN yang Cerdas Bersahaja Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Letak strategis seorang pemimpin ada pada kepribadian dan kecerdasan akal budinya. Inti dari kepemimpinan berupa pengambilan keputusan yang menentukan hajat hidup orang banyak yang berfokus pada hubungan antar manusia. Hubungan antar manusia ini harus dilandasi oleh 6 prinsip pokok, yaitu: (1) persamaan - musawah, (2) persaudaraan - ukhuwah, (3) cinta kasih mahabbah, (4)
kedamaian
- salim, (5)
saling menolong - ta’awun, dan (6)
toleransi - tasamuh. Sosok pemimpin senantiasa mampu membangun hubungan antar manusia secara efektif
karena didasarkan pada aspek
persamaan, persaudaraan, cinta kasih, kedamaian, saling menolong, dan toleransi. Pada gambar 5 ditunjukkan sosok lainnya, yaitu mantan presiden ke6 IRAN – MAHMOUD AHMADINEJAD yang sangat bersahaja, cerdas, dan tegas.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Gambar 6. Model Kepemimpinan – Kinerja Organisasi
5.
KEPEMIMPINAN DAN KINERJA ORGANISASI Pada bagian ini akan dibahas tentang kerangka atau model untuk
rancangan suatu penelitian yang berkait dengan kepemimpinan dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Gagasan masih sangat awal dengan mengacu pada konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya. Gagasan ini akan ditawarkan kepada para mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis ITS untuk dijadikan bahan skripsi mereka, atau untuk mahasiswa S2 Teknik Industri ITS yang mengambil konsentrasi Manajemen Kinerja dan Strategis sebagai bahan tesis mereka. Pada kesempatan pertama ini, ingin disampaikan kerangka pemikiran
tentang
kepemimpinan
yang
dapat
mengantarkan
kepada
pencapaian kinerja yang lebih baik bagi setiap organisasi. Model diadopsi dari pembahasan yang sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya (Gambar 6). Penjelasan sederhana dari Gambar 6 berupa arkus (garis-panah) yang menunjukkan saling hubungan atau saling pengaruh antara satu variabel konstruk dengan variabel konstruk lainnya. Kinerja organisasi (bisnis, sosial, atau pemerintahan) dapat dipengaruhi oleh sosok pemimpin yang memiliki kemampuan dan keteladanan dalam logika prediksi, logika kreasi, sirnaning
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
hurip, sirnaning hirup, dan teladan Nabi Muhammad (shiddiq-fathonahamanah-tabligh). Terdapat 12 hipotesis (dari 12 arkus) yang akan diuji siginifikansinya. Masing-masing variabel konstruk akan dijabarkan lebih lanjut kepada detil berupa variabel observasi (variabel manifes). Untuk penelitian di tingkat S1 akan dibatasi pada 3-4 variabel konstruk, sedangkan untuk tingkat S2 dapat dibahas lebih dari 5 variabel konstruk. Subjek (sosok pemimpin) dari perusahaan atau organisasi adalah yang muslim, baik yang berada di hierarki tertinggi atau tingkatan kedua. Responden yang dituju adalah mereka yang berada di satu tingkat di bawah sosok pemimpin yang diamati. Metode analisis dibantu oleh perangkat SPSS dan/atau LISREL. 6.
KESIMPULAN Kepemimpinan dari setiap sosok pemimpin ditunjukkan pada saat mereka
berhadapan langsung dengan pengikutnya. Setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas segala kata dan tindakannya. Pemimpin entrepreneurial lahir sebagai akumulasi dari perkembangan sosok yang transaksional dan berlanjut kepada sosok yang transformasional. Kemampuan dasar setiap sosok pemimpin entrepreneurial ditunjukkan oleh 2 hal, yaitu logika prediksi dan logika kreasi. Dari ajaran dan budaya Jawa atau Sunda dapat ditemukan kaedah hastabrata dan 9 tingkatan petuah hidup yang dapat dijadikan modal untuk menjadi pemimpin yang diharapkan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan teladan yang baik untuk setiap pemimpin, yaitu: shiddiq-fathonah-amanah-tabligh. Silahkan menjadi pemimpin yang benar, cerdas, amanah, dan komunikatif.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
DAFTAR PUSTAKA Anonim (tanpa tahun). ALASAN NABI MUHAMMAD SAW MENJADI ORANG NOMOR 1. Hasil browsing dari Google.com (Oktober 2014) Amram, Yoseph Yosi (2009). THE CONTRIBUTION OF EMOTIONAL AND SPIRITUAL INTELLIGENCES TO EFFECTIVE BUSINESS LEADERSHIP. Doctor of Philosophy Dissertation. Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, California, USA. Bass, Bernard M. and Ronald E. Riggio (2006). TRASNFORMATIONAL LEADERSHIP. 2nd Edition. Lawrence Erlbaum Associates Inc. New Jersey Brooker, Paul (2005). LEADERSHIP IN DEMOCRACY – FROM ADAPTIVE RESPONSE TO ENTREPRENEURIAL INITIATIVE. Palrave McMillan. New York – USA Cleveland, Peter M. (2002). 50 STEPS TO BUSINESS SUCCESS – ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP IN MANAGEMENT BITES. ECW Press. Toronto – Canada Departemen Agama RI (2012). Al-Qur’an per Kata - Tajwid Warna ROBBANI. Surya Prisma Sinergi. Jakarta. Greenberg, Danna, Kate McKone-Sweet, and H. James Wilson (2012). THE NEW ENTREPRENEURIAL LEADER – DEVELOPING LEADERS WHO SHAPE SOCIAL & ECONOMIC OPPORTUNITY. Berret-Koehler Publishers Inc. San Fransisco - USA Noer, Bustanul Arifin (2013). PERBEDAAN ANTARA ENTREPRENEUR DAN NONENTREPRENEUR DARI ASPEK PENGAMBILAN RISIKO, BERSAING AGRESIF, PROAKTIF, INOVATIF, DAN KEMANDIRIAN MEREKA. Paper Konferensi Nasional Riset Manajemen VII di Palembang 27 Nopember 2013. ISSN: 2086-0390 Noer, Bustanul Arifin, Muhammad Syafi’ie Idrus, Djumilah Hadiwijoyo, dan Budisantoso Wirjodirdjo (2013). ENTREPRENEUR AS A CAREER CHOICE: INTERRELATIONSHIP BETWEEN RISK TAKING, COMPETITIVE AGGRESSIVENESS, PROACTIVENESS, INNOVATIVENESS, AND AUTONOMY. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). e-ISSN: 2278-487X pISSN: 2319-7668. Volume 11 (5) July-August 2013 pp 21-28 Hadian, Dedi (tp tahun). KEPEMIMPINAN KONTEMPORER. bahan PPT
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Hansson, Finn and Mette Monsted (2006). LEADERSHIP DILEMMAS AND DYNAMIC IN RESEARCH PROJECTS – ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP. Paper OLKC 2006 Conference at University of Warrick – Conventry 20 – 26 March 2006 Hart, Michael H. (1992). THE 100 – A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY. Caroll Publishing Group. New York – USA Klatt, Bruce and Murray Hiebert (2001). THE ENCYCLOPEDIA OF LEADERSHIP – A PRACTICAL GUIDE TO POPULAR LEADERSHIP THEORIES AND TECHNIQUES. McGraw Hill. New York – USA Kuratko, Donald F. (2007). ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP IN THE 21st CENTURY. Journal of Leadership and Organizational Studies. Volume 13 No. 4 (2007) Odgers, John F. (tanpa tahun). WE ALL ARE OR SOON WILL HAVE TO BECOME ENTREPRENEURS. RMIT University – Victoria – Australia Roomi, Muhammad Azam and Pegram Harrison (2011). ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP – WHAT IS IT AND HOW SHOULD IT BE TAUGHT? International Review of Entrepreneurship 9(3) 2011 Smith, Dayle M. (2010). A NEW GENERATION OF LEADERS – THE SOCIAL ENTREPRENEUR. University of San fransisco USA Thaib, Hiramsyah S. (2012). ENTREPRENEURIAL SUSTAINABLE BUSINESS. Universitas Bakri. Jakarta.
LEADERSHIP
FOR
Thomas, Mark A. (2006). GURUS ON LEADERSHIP. Thorogood Publishing Ltd. London Tranggono, Indra (2008). DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA – HASTABRATHA. Koran KOMPAS. 16 Agustus 2008. Vecchio, Robert P. (2003). ENTREPRENEURSHIP AND LEADERSHIP – COMMON TRENDS AND COMMON THREADS. Human Resource Management Review 13 (2003) 303 - 327 Yahya, Harun (2004). THE QUR’AN LEADS THE WAY TO SCIENCE. Global Publishing. Istambul – Turkey.