NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
(Hal : 17 -23 )
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN DI KECAMATAN BENDO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Sumingan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
[email protected] Nunung Juwariah Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode TAI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan sampel penelitian 14 siswa kelas V SDN Duwet I tahun pelajaran 2014/2015 sebagai kelas eksperimen dan di SDN Duwet 02 yang terdiri dari 14 siswa sebagai kelas kontrol. Data yang digunakan adalah data prestasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes formatif yang diberikan pada tiap akhir materi pembelajaran. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan di dapat t = -2,14 sedangkan π‘0,05;56 = 2,056 , karena π·πΎ = {π‘/π‘ < β2,056ππ‘ππ’π‘ > 2,056} , Maka Ho ditolak. artinya H1 diterima yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model TAI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Duwet I tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), Prestasi Belajar Matematika Abstract This research aims to know whether the application of the TAI method Can improve achievement learned mathematics students learning in learning. This research including research quantitative with the sample 14 students grade 5 sdn duwet i in lessons 2014 / 2015 as a class experimentation and in sdn duwet 02 consisting of 14 students as a class control .The data used was data student learning achievements obtained from test results formative given in each the end of material learning. The testing of hypotheses using analysis uji-t at standard significance 5% . Calculations of the results in a can t = -2,14 while π‘0,05;56 = 2,056 , because π·πΎ = {π‘/ π‘ < β2,056 ππ π‘ > 2,056} , So ho rejected. It means H1 accepted that stated that the results of learn math students who use learning model TAI more either from the learn math students who use learning model directly .The research can be concluded that learning with a model tai can improve their performance learn math students grade V SDN duwet I in lessons 2014 / 2015. Key words: Learning model Team Assisted Individualization (TAI), Achievement learning about mathematics
17
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
PENDAHULUAN Keberhasilan dalam pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu ketrampilan atau keahlian tertentu oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Ketrampilan atau keahlian tersebut diperlukan, karena tiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang tidak sama. Menurut Jerome Brunner (dalam Trianto 2012:15) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengetahuan yang sudah dimiliki. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah, bahkan sampai perguruan tinggi. Sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari matematika, siswa juga terlihat kurang antusias. Ketidaksenangan terhadap pelajaran matematika itu dapat dilihat dari nilai rata-rata yang relatif rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata pelajaran yang lain. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya prestasi belajar matematika siswa di Indonesia khususnya di kabupaten Magetan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa di Kabupaten Magetan masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika khususnya pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Rendahnya pestasi belajar matematika pada kebanyakan siswa, disebabkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam belajar matematika.
(Hal : 17 -23 )
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan belajar matematika. Pemilihan model pembelajaran kooperatif TAI dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk mengurangi sifat egosentris dan individualistis siswa, mengembangkan ketrampilan sosial dan komunikasi sosial siswa, meningkatkan aktifitas belajar, meningkatkan semangat belajar siswa, melakukan kerjasama dalam kelompokkelompok belajar, lebih efektif dalam belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Mulyasa (2005:189) mendefinisikan bahwa prestasi belajar merupakan suatu gambaran dan penugasan kemampuan para siswa sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Model pembelajaran TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat model pengajaran individual menjadi tidak efektif (Slavin, 2008:189). Adapun penerapan pembelajaran TAI menurut Slavin (2009:195-200) adalah sebagai berikut: Pembentukan kelompok (team), Tes penempatan, Lembar kreativitas siswa, Belajar kelompok, Skoring kelompok dan pengakuan kelompok, Kelompokkelompok pembelajaran, Tes-tes fakta, Unit-unit keseluruhan Sedangkan, keunggulan dari model pembelajaran TAI menurut Slavin (2009: 190-124) antara lain sebagai berikut: (1) Dapat menyelesaikan masalah-masalah di dalam kelas-kelas mainstream. (2) Berpengaruh positif terhadap hubungan 18
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
pertemanan dengan siswa yang memiliki cacat akademik dan dalam menurunkan penolakan terhadap siswa tersebut. (3) Dapat meningkatkan konsep diri siswa secara signifikan. (4) Berpengaruh positif terhadap nominasi-nominasi lintas-rasial pada dua skala sosiometrik. (5) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin. (5) Dapat memotivasi siswa dalam mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TAI lebih baik dari hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran langsung (ceramah) di SDN Duwet. Adapun Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain dapat digunakan sebagai bekal dalam melaksanakan tugas mengajar khususnya pada bidang matematika, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran matematika dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Rancangan eksperimen semu mengendalikan waktu dan subjek yang diukur. Dua rancangan eksperimen semu adalah: (1) Rancangan pre-tes dan posttest kelompok-kelompok tak setara dan (2) Rancangan waktu (Suhadi Ibnu, 2003:50). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap yaitu bulan Januari sampai April 2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan Cluster random sampling.
(Hal : 17 -23 )
Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut. (1) Buat daftar yang berisi semua subyek yang ada / kelas yang ada. (2) Pada kertas kecil, ditulis masing-masing SDN di kecamatan Bendo, kemudian digulung dan dimasukan ke dalam kotak. (3) Kocok dalam satu tempat dan ambil satu sampel. (4) Setelah dilakukan pengambilan, ternyata yang terpilih adalah SDN Duwet I. Sedangkan Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, kesulitan apa yang dialami siswa, dan mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dengan menggunakan model pembelajaran TAI. Adapun dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nilai awal dari siswa. Data tersebut berupa nilai murni ujian harian siswa kelas V. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran 1) Silabus 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen soal tes hasil belajar disusun oleh peneliti yang disetujui oleh guru kelas. Tes dilaksanakan setelah materi diajarkan, tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda. Dari instrumen soal perlu di analisis, yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis data hasil tes. Uji statistik yang digunakan
19
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
pengujian data tes dalam penelitian ini adalah uji perbedaan rata-rata. Proses pengujiannya melalui tahapan-tahapan uji prasyarat sebagai berikut. (1) Uji normalitas, digunakan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. (2) Uji homogenitas, digunakan untuk mengetahui apakah variansivariansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan menggunakan metode Bartlett. (3) Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan menggunakan uji-t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Instrumen tes dan angket pada penelitian ini telah diujicobakan pada kelas V SDN Duwet 2 pada 20 responden. Adapun hasil uji instrumen diperoleh data sebagai berikut. Tes terdiri dari 25 soal berbentuk pilihan ganda/obyektif dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu a, b, c dan d. Soal tes tersebut mewakili tiap indikator yang ada pada materi pokok geometri dan pengukuran. Soal tes diujicobakan untuk mengetahui validitas isi, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes. (1) validitas isi, berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh dua validator yaitu Ferri Ardianzah, M.Pd. sebagai validator 1 dan Sawitri Budi, S.Pd sebagai validator 2, ada beberapa butir angket yang direvisi kemudian divalidasi lagi dan diperoleh hasil bahwa semua butir tes memenuhi semua aspek dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. (2) Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dan daya beda butir soal
(Hal : 17 -23 )
Tabel 1. Tingkat Kesukaran Butir Soal N o So al
Ting kat Kesuka ran
N o So al
Ting kat Kesuk aran
No So al
Ting kat Kesuk aran
0.70
11
0.70
21
0.60
0.90
12
0.80
22
0.60
3
0.60
13
0.90
23
0.70
4
0.80
14
0.70
24
0.70
5
0.70
15
0.70
25
0.70
6
0.70
16
0.70
7
0.70
17
0.70
8
0.70
18
0.70
9
0.70
19
0.70
10
0.70
20
0.70
1 2
Hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar menunjukkan bahwa dari 25 butir soal terdapat 4 soal tergolong kriteria sulit yaitu soal no 2, 4, 12, dan 13. Tabel 2. Daya Beda Butir Soal Tes No Daya No Daya No Daya So Beda Soal Beda Soal Beda al 1 0.60 11 0.40 21 0.40 2 0.20 12 0.20 22 0.50 3 0,40 13 0.20 23 0.60 4 0.20 14 0.40 24 0.50 5 0.50 15 0.50 25 -0.20 6 0.40 16 0.40 7 0.40 17 0.40 8 0.40 18 0.60 9 0.50 19 0.40 10 0.40 20 0.50 Berdasarkan analisis daya pembeda dan tingkat kesukaran di atas diperoleh bahwa butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian tes prestasi belajar matematika adalah nomor soal 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14,
20
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24, sebanyak 20 butir soal tes. (3) Uji reliabilitas, digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tes matematika yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya apakah skor tes berkorelasi tinggi dengan skor murninya. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas digunakan rumus KuderRicharson KR-20. Instrumen dikatakan reliabel jika π11 β₯ 0,7. Hasil uji reliabilitas dari 20 butir soal terhadap 20 responden menunjukkan bahwa koefisien reliabilitasnya sebesar 0,887. Dengan batas minimal reliabilitas 0,7, maka soal tes layak dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian pada prestasi belajar siswa. Adapun untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal sama sebelum eksperimen dilakukan maka peneliti menggunakan uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi dan uji homogenitas variansi populasi. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan metode Lilliefors dengan tingkat signifikan 5%. Sehingga uji normalitas populasi ini dilakukan sebanyak tiga kali, yakni terhadap hasil UH matematika pada masing-masing sampel yaitu kelompok eksperimen kelompok kontrol. Rangkuman hasil uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors disajikan dalam Tabel berikut.
(Hal : 17 -23 )
Tabel
3. Rangkuman hasil uji normalitas nilai UAS Matematika
L L Pembelaja Obser Krit ran vasi ik
Kepu Data tusan berdistri Uji busi
TAI
H0 0,095 0,227diteri ma
Langsung
H0 0,085 0,227diteri ma
Normal
Nor mal
Berdasarkan uji normalitas yang terangkum pada Tabel 3 di atas terlihat bahwa Lmaks untuk setiap kelompok lebih kecil dari L(0,05; n). Dengan daerah kritik DK = { L | L>L(0,05; n)}, maka Lmaks ο DK dan keputusan ujinya adalah H0 diterima. Selanjutnya dilakukan uji Homogenitas, Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan uji Bartlett. Uji homogenitas variansi dilakukan pada kelompok eksperimen, dan kontrol. Berdasarkan uji homogenitas 2 variansi terlihat bahwa ο£ hitung =0,0019
untuk setiap kelompok kurang dari dengan daerah kritik DK={π2β π 2>Ο 2
(0,05; k β 1)=3,841},
2 maka ο£ hitung ο DK
dan keputusan ujinya adalah H0 diterima. Berdasarkan hasil uji diperoleh bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan sampel
berasal dari populasi dengan variansi yang homogen. Berikutnya, untuk menhuji hipotesis terlebih dahulu peneliti melakukan uji prasarat analis. Berdasarkan uji, diperoleh data bahwa 21
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
kedua sampel berasal dari populasi siswa yang berdistribusi normal dan masingmasing sampel berasal dari populasi dengan variansi yang homogen. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dilakukan pengujian terhadap perbedaan antara nilai-nilai data berpasangan, artinya akan diketahui apakah hasil belajar kelas eksperimen memiliki nilai lebih baik dibandingkan degan hasil belajar pada kelas kontrol. Adapun hipotesisnya adalah : π»0 : π1 β€ π2 (hasil belajar matematika yang siswa menggunakan model pembelajaran TAI sama dengan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung) π»1 : π1 > π2 (hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI tidak sama dengan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung) Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t di dapat hasil sebagai berikut. 1. Rata-rata nilai kelas eksperimen adalah 76,07 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 65,00, sedangkan untuk simpangan baku untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol secara berturut-turut adalah 12,73 dan 14,54 dengan jumlah sampel N = 28 2. Perbedaan means dari nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 11,07 3. Taraf signifikan Ξ± = 5% 4. Dari hasil perhitungan di dapat t = -2,14 sedangkan π‘0,05;56 = 2,056 , ππππππ π·πΎ = {π‘/π‘ < β2,056 ππ‘ππ’ π‘ > 2,056} , Maka Ho ditolak. artinya H1 diterima
(Hal : 17 -23 )
yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran TAI tidak sama dengan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung. Dari hasil diskripsi data diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar matematika pada sub pokok bahasan geometri dan pengukuran dengan model pembelajaran TAI adalah 76,07, sedangkan pada siswa yang diberi pembelajaran langsung mempunyai ratarata 65,00. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa untuk dapat menyelesaikan soal pada kelas yang diberikan model pembelajaran TAI lebih baik dari siswa yang diberikan pembelajaran langsung. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t = -2,14 sedangkan π‘0,05;56 = 2,056 , πππποΏ½νͺπ π·πΎ = {π‘/π‘ < β2,056 ππ‘ππ’ π‘ > 2,056} , Maka H0 ditolak, artinya H1 diterima yang menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran model pembelajaran TAI lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran langsung. Berdasarkan analisis data, deskripsi data dan penafsiran data, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi model pembelajaran TAI dengan siswa yang tidak diberi penerapan model pembelajaran TAI. Oleh karena itu siswa dengan pembelajaran TAI memiliki prestasi lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran TAI dan langsung. Kaitan
22
NUGROHO - Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN : 2354-5968
yang diperoleh dalam hipotesis ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih baik dibandingkan prestasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran langsung. Hal ini sejalan dengan penelitian Siti Istiqomatul (2009) dengan judul βEfektivas Model Pembelajaran TAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri Tambakrejo Bojonegoroβ yang menyatakan bahwa penggunaan pembelajaran TAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian di SDN Duwet mengenai efektifitas penerapan model pembelajaran TAI pada pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran TAI lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran langsung. Saran Guru sebaiknya memilih model pembelajaran yang paling sesuai untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan model pembelajaran TAI, karena dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI memberikan prestasi
(Hal : 17 -23 )
belajar yang lebih baik dibandingkan pembelajaran langsung. Sedangkan, peneliti lainnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan model pembelajaran sehingga diperoleh model dan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progesif. Jakarta: Kencana. Siti Istiqomatul. 2009.. Efektivas Model Pembelajaran TAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri Tambakrejo Bojonegoro. Skripsi tidak dipublikasikan. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset Praktik) Bandung: Nusa Media Isuhadi Ibnu. 2003. Dasar-dasar metodologi penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang
23