SUMBER BELAJAR EKSTERNAL
Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta
C
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit. EDITOR Harsono PENATA LETAK & DESAIN COVER Sutarto ILUSTRATOR Lingga Tri Utama FOTOGRAPHER Bimo (Gedung Pusat UGM) Bambang Prastowo (Gerbang UGM) Dicetak Oleh: ................................................................... .................................................................. Yogyakarta, 2005 Cetakan Pertama, November 2005 ISBN No. ................................................
ii
PENGANTAR Proses belajar dan mengajar konvensional yang mengedepankan pertemuan atau tatap muka di ruang kelas dengan bantuan diktat kuliah dan beberapa buku sebagai referensi diyakini tidak akan mampu lagi menghasilkan seorang pembelajar sukses dengan drive to achieve and grow yang mampu berpacu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang pembelajar yang ingin berhasil harus mampu mengubah gaya belajarnya dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar eksternal yang bertebaran di luar ruang kelas. Ia harus mampu bertransformasi menjadi active learner dan melakukan apa yang disebut going outside the box, keluar dari kungkungan keterbatasan ruang kelas. Tanpa mengesampingkan kenyataan bahwa alam semesta, termasuk masyarakat, adalah sumber belajar eksternal yang tidak pernah habis untuk dikaji, buku ini menyajikan pengertian-pengertian mengenai beragam sumber belajar eksternal seperti perpustakaan, e-learning, CD-ROM, versi elektronik hasil riset dan survei, dan sebagainya. Di samping itu, buku ini juga menyajikan bagaimana cara mengakses sumber-sumber belajar eksternal untuk memperoleh pengetahuan baru yang sahih atau valid.Tentu saja filosofi yang berhubungan dengan pentingnya melakukan usaha going outside the box juga menjadi bahasan tersendiri dalam buku ini. Di masa datang, mereka yang berhasil menguasai berbagai sumber belajar, mengkajinya untuk mendapatkan pengetahuan baru, serta mengimplementasikannya dalam praktik bidang keilmuan adalah mereka yang akan disebut sebagai orang yang berhasil. Buku ini diharapkan dapat membuka cakrawala para pembelajar dan fasilitator untuk terus melakukan pengembangan, dan tidak berhenti belajar, untuk menuju inovasi tiada henti demi kemajuan bangsa. Yogyakarta, Nopember 2005 Penyusun
iii
Penyusun H.C.Yohannes Ika Dewi Ana
Kontributor Harsono Djoko Dwiyanto Achmadi Priyatmojo Edia Rahayuningsih Kusminarto Amitya Kumara
iv
Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................................................................ Daftar Isi ..............................................................................................................
iii v
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................. A. Filosofi ......................................................................................................... B. Pengertian ..................................................................................................
1 1 4
Bab 2 Jenis Sumber Belajar Eksternal (SBE) .................................................................. A. Perpustakaan ............................................................................................. B E-Learning .............................................................................................................. C. Brosur dan jurnal ilmiah ......................................................................... D. Versi Elektronik dari hasil survei dan hasil riset/penelitian ........... E. CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory) .....................................
6 6 8 12 14 16
Bab 3 Cara Akses SBE ........................................................................................................
19
Bab 4 Penutup
..............................................................................................................
26
Daftar Pustaka ..........................................................................................................
27
v
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
PENDAHULUAN A. Filosofi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meningkat begitu pesat. Informasi, penemuan-penemuan, inovasi, ataupun ilmu pengetahuan baru begitu derasnya mengalir setiap harinya dan dapat dengan mudah diakses. Artikel yang terpublikasikan yang rata-rata per hari angkanya masih berkisar 17.000 pada sepuluh tahun lalu, dapat dipastikan jumlahnya menjadi berlipat pada masa kini. Jutaan alamat web dapat dikunjungi oleh seorang pengguna internet untuk mencari sumber informasi yang relevan dengan kebutuhannya. Contohnya saja literatur bidang kesehatan dan kedokteran (biomedis) meningkat 6-7% per tahun. Dengan demikian, jumlahnya menjadi berlipat dua setiap 10-15 tahun dan menjadi sepuluh kali lipat setiap 35-50 tahun (Sacket, 1998). Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1 (Devezas dkk., 2005), tampak bahwa peran teknologi informasi dan komunikasi menjadi penting dalam perkembangan inovasi yang terjadi di dunia. Devezas dkk. (2005) menyebutkan bahwa pada masa yang disebut gelombang keempat dan kelima, teknologi informasi dan komunikasi menentukan domain inovasi dunia. Bahkan beberapa korporasi, termasuk perguruan tinggi, akan menjadikan institusinya menjadi suatu korporasi virtual (maya) yang sepenuhnya bergantung kepada jejaring informasi dunia maya.
1
Sumber Belajar Eksternal
Tabel 1. Cyclical patterns (Devezas, 2005) Domain of innovation
1st to 2nd wave 1800-1856
2nd to 3rd wave 1856-1916
3rd to 4th wave 1916-1970
4th to 5th wave 1970-2025
Steel/ electricity Automobiles Telegraph, telephone Coal
Oil
IT*
Aircraft Radio, TV
Factory
Scientific management, Assembly line
Hierarchy
Division
Mass production, In House R and D Matrix
Spacecraft Internet, WWW Natural gas, Nuclear Minimal inventory CAD**
Overarching technology Transportation Communication
Steam power Railroads Periodicals
Primary global energy Manufacturing process
Wood
Corporate organization
Oil
Network, Virtual company
*IT- information technology, **CAD – computer aided design Keadaan tersebut tentunya menuntut perubahan dalam metode pembelajaran. Bila pada masa sebelumnya seorang mahasiswa cukup mengikuti pembelajaran di dalam kelas dan bila diperlukan dapat pergi ke perpustakaan untuk mencocokkan, menginternalisasi, memahami, ataupun mencoba menemukan referensi pembanding atas pengertian yang diperolehnya di ruang belajar, maka pada masa sekarang metode tersebut tidak cukup lagi untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang relevan bagi bidang yang dipelajarinya. Bila seorang pengajar maupun pembelajar sepenuhnya bergantung hanya pada apa yang diperolehnya di ruang belajar, ditambah beberapa pemahaman dari bukubuku teks penunjang, maka dapat dipastikan bahwa inovasi yang seharusnya tumbuh dari proses pembelajaran tidak akan tercipta. Lebih 2
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
jauh lagi, seorang pengajar maupun pembelajar yang hanya bergantung kepada buku teks tidak dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidangnya sekaligus tidak dapat memilah informasi atau pengetahuan mana yang akurat untuk diterapkan, yang validitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Sementara jumlah sumber belajar di luar buku teks menjadi berlipat, sebenarnya waktu yang tersedia bagi seseorang untuk belajar dari berbagai sumber belajar sangat terbatas. Keadaan ini tentu memerlukan ketrampilan tertentu untuk memanfaatkan sumber belajar yang berlimpah yang tersedia demi memperoleh sumber pengetahuan yang relevan sesuai bidangnya. Coba bayangkan saja seandainya seseorang berhasil menemukan suatu artikel dari suatu online journal dan tertarik pada judulnya. Ia kemudian menyisihkan waktu untuk download artikel tersebut karena beranggapan jurnal yang ditemukannya cukup menarik dan diharapkan akan memperkaya khasanah keilmuannya. Setelah download, ia menyisihkan satu sampai dua jam waktunya untuk membaca jurnal tersebut. Di akhir bacaan, ternyata ia menemukan bahwa jurnal yang dibacanya tidak menggunakan metode yang tepat sehingga ia tidak dapat memakai kesimpulan yang tertera pada jurnal tersebut sebagai rujukan yang valid untuk bidang ilmu yang sedang didalaminya. Seusai menjalani proses download dan membaca, ternyata ia baru menyadari telah menghabiskan waktunya untuk suatu rangkaian belajar yang tidak efektif. Itulah sebabnya, pemahaman terhadap sumber belajar di luar kelas dan di luar buku teks serta ketrampilan dalam mengaksesnya menjadi penting untuk metode belajar di masa kini. Di antara sejumlah sumber belajar eksternal yang tersedia, tentunya tidak semua valid sebagai rujukan. Ada ketrampilan khusus yang diperlukan untuk mengaksesnya dan mendalaminya dalam waktu yang terbatas (bila dibandingkan dengan ketersediaannya yang berlimpah) agar dapat memilah dan memilih sumber rujukan belajar yang sahih dan relevan. Di samping itu, dengan adanya pemahaman dan ketrampilan mengakses sumber belajar eksternal, seseorang akan dapat memperkaya khasanahnya dan memperkuat dasar 3
Sumber Belajar Eksternal
keilmuannya agar siap dikembangkan di dunia yang mengalami pengkerutan baik secara ukuran maupun jarak virtual, namun semakin padat oleh informasi-informasi yang baru setiap harinya. Buku ini bermaksud untuk menguraikan apa itu sumber belajar eksternal, jenisjenis sumber belajar eksternal, dan cara mengakses sumber belajar eksternal tersebut agar dapat bermanfaat untuk membantu keberhasilan dan kesuksesan proses pembelajaran.
B. Pengertian Dalam perkuliahan yang konvensional atau yang masih menerapkan metode pembelajaran teacher centered materi kuliah sepenuhnya ditentukan oleh dosen. Walaupun dalam merancang kuliah dosen mengikuti kurikulum dan silabus yang telah ditentukan bersama dengan sejawat dan disahkan oleh jurusan dan fakultas, tetapi pada akhirnya dosen jugalah yang menentukan buku teks yang akan dipakai, menulis materi kuliah mingguan yang akan dikuliahkan dalam bentuk RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester), menentukan juga pekerjaan rumah, ujian sisipan, dan ujian akhir. Mahasiswa atau pembelajar tinggal mengikuti paket yang telah disiapkan, mengikuti kuliah, mengerjakan pekerjaan rumah, belajar, dan menjalani ujian dari materi yang telah ditentukan tersebut sehingga lulus dan mendapat nilai. Jadi pembelajar dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran tanpa harus going outside the box. Sekarang dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka bahan mata kuliah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dapat dibentuk dalam format digital sehingga pembelajar dapat mengakses sendiri materi kuliah, untuk menambah, menyempurnakan, mengembangkan, bahkan mengecek bahan kuliah yang diberikan dalam kelas. Pembelajar dapat mencari sumber ilmu eksternal atau ia dapat melakukan apa yang dikenal dengan going outside the box. Yang dimaksud dengan sumber belajar eksternal adalah sumber 4
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
belajar yang bukan berupa catatan kuliah, bukan buku teks, melainkan merupakan sumber yang berada di tempat lain, atau bahan pembelajaran lain di luar ruang kuliah. Sumber belajar eksternal dapat berupa: 1. Perpustakaan yang saat ini menyediakan fasilitas search engine memungkinkan seseorang dapat mengakses perpustakaan digital universitas di seluruh dunia. 2. Website/Internet/Intranet. 3. E-Learning, misalnya Elisa, Papyrus, atau jenis-jenis E-learning lain seperti yang tersedia di beberapa fakultas di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM).
4. 5. 6.
Buku, Brosur, Jurnal, Foto satelit, dan Info sheet. Versi elektronik dari hasil survei dan hasil riset/penelitian. Digital learning misalnya berupa CD-ROM.
5
Sumber Belajar Eksternal
JENIS SUMBER BELAJAR EKSTERNAL (SBE) A. Perpustakaan Perpustakaan adalah salah satu sumber belajar eksternal yang diperlukan dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Perpustakaan pada masa kini tidak selalu identik dengan suatu ruangan berisi buku-buku atau bahan bacaan yang tersusun rapi di rak buku. Karena kemajuan teknologi digital dan sistem informasi, bahan bacaan yang semula berupa barang cetakan dapat disimpan dalam bentuk file elektronik. Akses terhadap bacaan pun tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Dengan kemajuan teknologi digital dan sistem informasi tersebut, maka ada dua jenis perpustakaan yang saat ini ada, yaitu perpustakaan konvensional dan perpustakaan elektronik. Perpustakaan konvensional menyediakan bahan bacaan berupa barang cetakan yaitu buku teks, majalah atau jurnal, prosiding seminar, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertrasi, koran atau surat kabar. Bahanbahan bacaan dikelompokkan dan diberi nomor serta kode sesuai dengan sistem klasifikasi yang dipilih. Data klasifikasi dan penomoran serta pengkodean tersebut disusun dalam bentuk katalog. Akses terhadap bahan-bahan bacaan tersebut tidak dapat dilakukan jarak jauh. Seseorang harus datang ke perpustakaan untuk membaca di tempat atau meminjam sesuai ketentuan yang berlaku. Perpustakaan jenis yang lain adalah perpustakaan elektronik, dan merupakan pelengkap perpustakaan konvensional. Sebagian besar majalah atau jurnal ilmiah terbitan luar negeri biasanya tersedia dalam 6
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
bentuk file elektronik. Di perpustakaan elektronik tersedia juga kumpulan judul dan abstrak serta daftar isi suatu penerbitan. Semua itu dapat diakses secara gratis atau berlangganan melalui hubungan internet. Fasilitas sciencedirect misalnya, menyediakan ratusan jurnal ilmiah internasional terkemuka. Melalui fasilitas ini seseorang dapat mengakses judul dan abstrak suatu karya ilmiah. Bila perguruan tinggi setempat berlangganan, maka full text tulisan ilmiah yang diminati dapat diperoleh. Namun bila tidak, maka kita dapat menulis ke pengarang atau menghubunginya melalui alamat korespondensi yang tertera pada abstrak untuk dikirimi reprint atau salinan publikasi yang dimaksudkan. Melalui search engine sebenarnya kita dapat mengakses perpustakaan di perguruan tinggi seluruh dunia. Misalnya saja kita dapat masuk ke web universitas tertentu dan membuka web perpustakaan setempat. Ada
beberapa perpustakaan yang menyediakan fasilitas katalog online bahkan jurnal dan buku teks online. Bila dari katalog online tersebut kita berminat terhadap suatu judul referensi dan ternyata kita tidak dapat mengakses 7
Sumber Belajar Eksternal
versi online referensi tersebut, biasanya dengan mengontak administrator perpustakaan setempat kita akan dibantu memperoleh referensi yang dimaksud, sejauh hal itu memungkinkan dari berbagai sisi, termasuk dari segi perlindungan hak kekayaan intelektual dan tidak melanggar hukum. Administrator perpustakaan biasanya mencantumkan alamat telefon, faks, maupun e-mail yang dapat dihubungi.
B. E-Learning Saat berdiskusi tentang e-learning, maka kita akan menjumpai banyak sekali definisi tentang e-learning. Beberapa definisi tersebut adalah sebagai berikut: l E-learning adalah pembelajaran, pelatihan, atau program pendidikan yang dilaksanakan secara elektronis, yang melibatkan pemakaian komputer dan piranti elektronis. l E-learning adalah pembelajaran yang difasilitasi dan didukung oleh pemakaian teknologi informasi dan komunikasi. l E-learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan lewat internet, jaringan komputer, lewat CD-ROM, televisi interaktif, atau siaran lewat satelit. Definisi-definisi di atas menunjukkan besarnya variasi e-learning dari yang paling sederhana yaitu mendigitalkan materi kuliah dan mengajar dalam kelas memakai viewer sampai menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang paling canggih untuk mencakup pembelajar baik dekat (intranet) maupun yang jauh (internet). Walaupun demikian e-learning bukanlah hanya mengenai pembelajaran jarak jauh tetapi terlebih penting adalah untuk deep learning, yaitu pembelajar mencari materi pengetahuan di luar kelas untuk menambah kedalaman ilmu yang dipelajari dalam kelas. Jadi walaupun e-learning dapat berupa paket yang dibuat digital, tetapi dengan adanya e-learning pembelajar didukung untuk going outside the box dan mengadakan eksplorasi. E-learning bukan hanya repacking ilmu 8
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
tetapi membuat, mengajak, menggiring, dan memotivasi pembelajar untuk mengadakan eksplorasi sehingga mereka menjadi pembelajar yang trampil. Di Universitas Gadjah Mada pengembangan e-learning telah dimulai oleh PPTIK (Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi) dengan membentuk jaringan kampus yang memungkinkan aktivasi intranet dan internet. Telah terbentuk Unit Pengembangan Bahan Kuliah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Unit ini mempunyai semboyan Enhancing Education through Information and Communication Technology. Unit ini telah mengembangkan eLisa, e-learning system for academic communities, yaitu program pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat mendukung pengayaan kuliah dalam kelas dan pengkayaan kuliah di luar kelas. Dalam hal ini eLisa ikut memberi sumbangan sebagai suatu program sumber belajar eksternal. Di fakultas-fakultas pun telah ada usaha untuk mengembangkan perangkat lunak yang mendukung pembelajaran. Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ada program Quantum. Di Fakultas Teknik ada program Papirus yang dikembangkan oleh Jurusan Teknik Elektro. Baik fakultas, jurusan, ataupun program studi dapat mengembangkan program serupa atau lebih baik lagi bila langsung mempelajari program yang telah dikembangkan oleh universitas dan fakultas lain dan mempergunakannya untuk pendigitalan kuliah-kuliah di program studi masing-masing. Berbagai program sudah tersedia, teruji, dan dapat langsung dimanfaatkan.
1. Program eLisa (eLearning System for Academic Communities) Program eLisa adalah program perangkat lunak untuk mendukung proses pembelajaran yang dihasilkan oleh Unit Pengembangan Bahan Kuliah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (PBKBTIK) Universitas 9
Sumber Belajar Eksternal
Gadjah Mada. Perangkat lunak ini dapat dipakai oleh dosen untuk mendigitalkan materi perkuliahan. Dosen merancang struktur mata kuliah sesuai silabus dan RPKPS dan dengan bantuan atau pelatihan oleh pakar dari Unit PBKBTIK memformatkan materi kuliah ke dalam eLisa. Bagianbagian penting dari kuliah dapat dibuatkan animasi sehingga memperkaya perkuliahan dan meningkatkan pengertian pembelajar tentang materi kuliah. Setelah dijadikan format digital, maka bahan kuliah dapat dimasukkan ke situs eLisa (http://elisa.ugm.ac.id). Karena pembelajar dapat mengakses kuliah tersebut di internet, maka ia dapat menentukan sendiri waktu dan tempat untuk belajar sehingga proses pembelajaran tidak lagi terbatas oleh ruang dan jadwal kuliah. Dalam bentuknya yang lebih maju maka pelaksanaan sistem eLisa dapat dirancang untuk melaksanakan evaluasi atau assessment pekerjaan rumah dan ujian secara terintegrasi untuk setiap mata kuliah secara langsung. Dengan sistem ini mahasiswa, asisten dosen, dan pegawai penunjang akademik menjadi lebih efisien menyelenggarakan perkuliahan. Perangkat lunak eLisa dapat menyajikan: a. animasi bahan yang didiskusikan dalam kelas b. bank soal c. situs pendidikan di internet d. forum diskusi antara dosen, asisten, dan mahasiswa e. survei dan jajak pendapat tentang perkuliahan dan proses pembelajaran Program eLisa dapat diakses lewat URL:http://elisa.ugm.ac.id/. Informasi lebih lanjut tentang perangkat lunak ini dan tentang e-learning dapat diperoleh di alamat berikut: Unit Pengembangan Bahan Kuliah Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
10
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada Lantai III Sayap Selatan, Ruang S3-45 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Telefon +62-274-901810 Telefon Genggam +62-813-2831-8576 E-mail:
[email protected] Web: http://elisa.ugm.ac.id/
2. Papirus Program Papirus dikembangkan oleh Jurusan Teknik Elektro (JTE), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada dan dipakai untuk pengayaan perkuliahan, bukan untuk menggantikannya. Papirus merupakan perangkat lunak berbasis web yang mendukung e-learning di JTE. Dengan adanya program ini jumlah tatap muka tidak berkurang tetapi tetap. Jadi program pembelajaran yang dipakai untuk beberapa mata kuliah tidak pure e-learning tetapi blended e-learning. Papirus menstrukturkan bahan kuliah dan mendistribusikannya di internet sehingga bermanfaat sebagai: a. b. c. d.
penyimpanan materi pembelajaran secara digital pengorganisasian materi pembelajaran forum komunikasi dan diskusi akses ke berbagai sumber informasi di internet dan intranet.
Forum diskusi dan chat yang disediakan merupakan komunikasi terstruktur untuk membahas materi kuliah. Tiap dosen yang mata kuliahnya telah diformat secara digital dapat mengadakan workshop dan pelatihan online. Papirus hanya dapat diakses oleh pembelajar yang telah mempunyai password. Pemakai (user) adalah dosen, mahasiswa, dan pegawai penunjang akademik atau administrasi akademik. Program studi lain dapat juga memanfaatkan program ini.
11
Sumber Belajar Eksternal
Pemakai yang sudah login dapat memilih mata kuliah pada disiplin tertentu. Mata kuliah yang aktif akan tampil pada welcome screen sehingga memudahkan pemakai untuk melakukan navigasi. Sistem ini juga terhubung dengan SIA (Sistem Informasi Akademik) sehingga informasi tentang mata kuliah yang diambil mahasiswa dan mata kuliah yang diampu oleh dosen juga dapat diperoleh. Dengan filosofi “setiap orang dapat belajar dari siapa pun”, web e-learning JTE sangat bermanfaat untuk interaksi dua arah atau bahkan komunikasi multiarah. Mahasiswa dapat belajar dari staf pengajar. Staf pengajar dapat belajar dari mahasiswa. Keduanya, baik mahasiswa maupun staf pengajar, dapat belajar dari pemakai lain. Semuanya saling belajar dalam suatu proses interaksi jaringan elektronik.
C. Brosur dan Jurnal Ilmiah Sumber belajar eksternal yang juga sering dipakai adalah brosur yaitu suatu booklet (buklet) atau pamflet dengan sampul kertas (soft cover) yang berisi informasi singkat tentang suatu topik ilmu tertentu. Brosur dapat berbentuk folder, leaflet, berisi informasi yang ditulis dengan bahasa yang lugas dan diterbitkan dalam bentuk dan rancangan yang menarik. Contoh brosur adalah: * Brosur mengenai Etika Dosen yang diterbitkan oleh Universitas. * Brosur mengenai Human Cloning * Brosur tentang Biodiversity Sumber belajar eksternal yang lain adalah jurnal ilmiah. Menurut Wikipedia the Free Encyclopedia, jurnal ilmiah adalah publikasi berkala yang bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan, antara lain dengan melaporkan hasil penelitian baru. Pada umumnya materi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah sangat khusus sifatnya, walaupun demikian jurnal ilmiah yang tertua, yang telah diretbitkan sejak lama seperti Science (USA) dan Nature (UK) memuat artikel dan makalah-makalah yang bervariasi dan mencakup bidang ilmu yang luas. 12
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Jurnal Science pertama diprakarsai oleh Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar. Science adalah jurnal ilmiah yang umum yang mempunyai jumlah pelanggan terbanyak di seluruh dunia. Jurnal ilmiah yang diterbitkan di Inggris yaitu Nature juga bersifat umum dan mempunyai jumlah pelanggan kedua terbanyak dengan jumlah pelanggan sekitar sepertiga dari Science. Jurnal Science memuat editorial (di depan), berita baru dalam bidang ilmu dan kebijakan ilmu di belakang, dan makalah ilmiah yang melaporkan terobosan yang terjadi dalam penelitian. Jadi Science sekaligus merupakan majalah berita dan jurnal ilmiah. Selain itu sering juga ada artikel khusus yang secara mendalam membicarakan topik ilmiah khusus, seperti misalnya projek genom, bioteknologi, aeronautika, dan lain sebagainya. Dengan adanya jurnal ilmiah maka setiap topik yang ingin dipelajari dapat dicari dalam jurnal, walaupun topik yang dicari sangat khusus. Sebagian besar jurnal ilmiah bersifat sangat spesifik, mencakup topik yang sangat khusus, sehingga sangat bermanfaat untuk dosen, peneliti, dan mahasiswa yang memerlukan informasi tentang bidang ilmu yang khusus sekalipun. Sayangnya baru sebagian jurnal yang di terbitkan online. Bilamana informasi tidak ditemukan langsung dalam jurnal di situs web maka informasi dapat dicari lewat perpustakaan. Banyak perpustakaan, termasuk perpustakaan UGM yang menjadi pelanggan jurnal ilmiah sehingga bila mahasiswa tidak menemukan apa yang dicarinya lewat internet dapat mencari lewat situs perpustakaan di internet atau langsung menghubungi perpustakaan secara offline untuk meminta informasi dengan langsung menyebutkan topik ilmiah yang dicari atau menyebutkan judul jurnal yang diperlukan. Bahwa suatu jurnal ilmiah tidak segera diterbitkan secara elektronis atau online disebabkan karena untuk menerbitkan artikel ilmiah dalam jurnal perlu terlebih dahulu dipastikan kualitas ilmiah dari artikel tersebut. Untuk dapat diterbitkan maka suatu artikel harus melewati peer review yaitu pemeriksaan oleh sejawat yang pakar dalam topik artikel tersebut. Hal ini dilaksanakan untuk memastikan standar, kualitas, dan 13
Sumber Belajar Eksternal
kesahihan ilmiah (scientific validity) dari artikel tersebut. Proses ini memerlukan waktu sehingga ada waktu tunda antara ditulisnya suatu artikel dengan diterbitkan kemudian setelah dicetak baru dapat dinaikkan menjadi materi di situs web.
D. Versi Elektronik dari Hasil Survei dan Hasil Riset/ Penelitian Suatu hasil survei dan riset atau penelitian dapat dijumpai dalam bentuk artikel yang telah dipublikasikan (published) di suatu jurnal, tetapi dapat juga dijumpai dalam bentuk artikel yang belum dilaporkan atau dipublikasikan (unpublished) karena pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut bermacam-macam. Ada peneliti yang memiliki pertimbangan untuk mempatenkan hasil penelitiannya sehingga peneliti tersebut sengaja tidak mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya. Ada pula peneliti yang memiliki pertimbangan untuk tidak mempublikasikan hasil penelitiannya karena hasil tersebut akan berpengaruh terhadap situasi sosial di tengah masyarakat. Ada pula peneliti yang tidak atau belum mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya karena pertimbangan kelengkapan data yang diperlukan untuk kepentingan publikasi. Meskipun demikian, karena kesadaran akan pentingnya hak kekayaan intelektual, beberapa peneliti telah mulai mengarsipkan hasil-hasil penelitiannya (baik yang telah, sedang, atau belum dipublikasikan) dan meng-update hasil-hasil tersebut melalui situs yang dapat diakses melalui internet. Dengan adanya kemampuan orang lain untuk mengakses hasilhasil penelitian tersebut, seorang peneliti sebenarnya sedang menempuh cara untuk mengumumkan kepada khalayak bahwa ia telah atau sedang melakukan penelitian tentang suatu masalah. Dengan demikian, apabila di kemudian hari ditemukan duplikasi atas apa yang telah atau sedang dikerjakannya, ia dapat menunjukkan bukti bahwa data-datanya telah dapat diakses sesuai dengan rekaman waktu pada situs yang dibangunnya.
14
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Sebenarnya upaya ini seperti mata uang koin yang bermata dua. Di satu sisi versi elektronik dari suatu hasil survei atau penelitian atau riset dapat membuktikan tentang apa yang telah dan sedang dikerjakan seorang peneliti. Namun di sisi lain, upaya ini sering disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan plagiatisme, yaitu tindakan menggunakan ide, gagasan, strategi, penelitian, ataupun hasil kerja orang lain dalam suatu tulisan tanpa memberikan penghargaan dengan cara mensitasi sumbernya. Sering dalam menyelesaikan tugas, melakukan suatu penelitian, atau ketika membuat perbandingan atas pengetahuan baru yang diperoleh, seseorang mempergunakan versi elektronik hasil survei atau penelitian
baik yang secara umum dapat diakses melalui situs-situs tertentu, ataupun yang masih tersimpan dalam bentuk file elektronik yang didapatkan dari 15
Sumber Belajar Eksternal
pribadi atau institusi. Akan sangat baik mempergunakan versi elektronik hasil survei atau penelitian tersebut sebagai sumber belajar eksternal secara tepat dan bijak, dengan tetap memberikan penghargaan kepada peneliti yaitu dengan cara mengutipnya sebagai sitasi yang jelas sumbernya. Dalam penerbitan-penerbitan internasional maupun pertemuan-pertemuan internasional saat ini bahkan ada ketentuan untuk mencantumkan segala bentuk referensi baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum atau tidak dipublikasikan. Bahkan dalam berbagai prosiding seminar internasional saat ini sudah umum mencantumkan referensi berupa “personal communication with” ataupun “personal discussion with”.
E. CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory) Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat dalam era 1990-an sampai sekarang telah memungkinkan materi pembelajaran dikelola dalam bentuk digital, yaitu setiap mata kuliah dapat diolah dalam bentuk elektronis dan disimpan dalam CD-ROM. Istilah CDROM adalah kependekan dari Compact Disk-Read Only Memory. Karena memori CD-ROM cukup besar, biasanya 700MB, maka banyak sekali materi pembelajaran yang dapat direkam. Paket pembelajaran dengan CD-ROM dapat berisi seluruh buku teks yang dipakai, bahan kuliah, modul pembelajaran, tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa, soal latihan yang harus dikerjakan mahasiswa, dan soal ujian, baik ujian sisipan maupun ujiian akhir. Dengan bantuan paket pembelajaran dalam CD-ROM, maka mahasiswa/ pembelajar dapat belajar sesuai dengan waktu dan tempat yang dipilih sendiri. Ia bebas memilih tempat belajar dan dapat menentukan saat belajar yang paling tepat. Walaupun demikian ia tetap harus membuat jadwal kalau tidak mau kedodoran dalam belajarnya. Tiap minggu sejumlah halaman dan materi pembelajaran harus sudah dipelajari dan dimengerti. Bagi dosen tidak mudah membuat paket digital dari kuliah yang diampu. Untuk melakukannya perlu kerja keras dalam merencanakan modul, tugas, dan soal. Dosen perlu bekerja sama dengan ahli dalam bidang TIK. Di UGM bantuan ini dapat diberikan oleh Unit PBKBTIK. 16
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro bantuan pembuatan paket digital dapat diberikan lewat Program Papirus dan di Fakultas MIPA lewat Program Quantum. Ada contoh yang baik mengenai paket pembelajaran digital yaitu yang dirancang oleh Profesor Dr. George Bereznai. Ia membuat paket pembelajaran mata kuliah Reaktor Daya (Pusat Listrik Tenaga Nuklir) bekerja sama dengan Atomic Energy AECL yang kemudian dipakai di Department of Nuclear Technology, Faculty of Engineering , Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand dan di Jurusan Teknik Nuklir (sekarang Jurusan Teknik Fisika), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Paket pembelajaran digital/ CD-ROM untuk mata-kuliah Nuclear Power Plant Systems and Operation yang dirancang oleh Profesor Bereznai dapat dipakai sebagai contoh karena lengkap, yaitu meliputi aspek pembelajaran mahasiswa dan aspek bagaimana dosen merancang dan menerapkan pembelajaran interaktif ini. Materi pembelajaran / bahan kuliah dalam CD-ROM disajikan dalam tiga bentuk yaitu: 1. Panduan pembelajaran yang berisi jadwal mingguan untuk mempelajari modul dan tugas yang harus dikerjakan. 2. Catatan Kuliah yang oleh mahahsiswa dapat ditayangkkan halaman demi halaman pada komputer yang adalah bentuk digital dari tranparansi kuliah seandainya kuliah dilakukan dalam kelas secara tradisional. 3. Buku Teks yang dipakai untuk kuliah tersebut. Mahasiswa dapat melengkapi pengetahuannya dengan menayangkan teks dan gambar dari buku teks elektronik ini pada komputer. Materi dari Buku Teks telah diberi indeks elektronis sehingga dapat dikaitkan (cross-referenced) dengan modul pembelajaran dalam CD-ROM. Dengan memakai paket pembelajaran ini, mahasiswa dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan sifat dan kebiasaannya. Ia dapat memilih kuliah di CD-ROM lengkap dengan 17
Sumber Belajar Eksternal
gambar dan suara dalam modul pembelajaran interaktif, atau ia dapat belajar dari catatan kuliah (lecture notes) yang disajikan dalam bentuk PDF. Gaya belajar (learning style) apa pun yang dipilih oleh mahasiswa, pada akhir semester ia harus menunjukkan keberhasilannya, yaitu telah menguasai aras pengetahuan yang telah ditetapkan. Ada 3 aspek utama yang perlu dikuasai oleh mahasiswa tentang mata kuliah yang dipelajarinya. 1) Belajar dan mengerti, dapat mengingat kembali, dapat menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi secara kritis materi yang telah dipelajarinya. 2) Dapat menunjukkan kompetensi yang telah diperolehnya selama kuliah. 3) Dapat menerapkan bahan yang dipelajarinya dalam pekerjaannya kelak. Banyak aspek yang harus dirancang dalam membuat paket pembelajaran seperti ini. Selain rencana mata-kuliah atau RPKPS, harus disiapkan tugas periodik untuk mahasiswa, pekerjaan rumah, soal ujian sisipan dan ujian akhir. Demikian pula dosen perlu mempunyai website atau minimal alamat e-mail sehingga mahasiswa dapat menghubungi dan bertanya tentang materi kuliah atau tempat ia mengumpulkan tugas dan pekerjaan rumah. Jawaban pertanyaan atau jawaban soal dapat diberikan secara elektronis pula. Dari pengalaman dosen yang mengampu mata kuliah ini di Jurusan Teknik Nuklir FT UGM selain pembelajaran memakai paket digital ini mahasiswa tetap membutuhkan tatap muka kelas, walaupun dalam jumlah terbatas.
18
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
CARA AKSES SBE Dengan semakin beragam dan banyaknya sumber belajar eksternal yang dapat diakses oleh seseorang, muncul permasalahan tentang bagaimana sebaiknya mengaksesnya secara tepat agar dapat menjadi pengetahuan baru yang akan bermanfaat. Masing-masing sumber informasi dapat dievaluasi meskipun setiap sumber memiliki bias partikular.
19
Sumber Belajar Eksternal
Persoalan dalam menentukan suatu rujukan pengetahuan baru muncul apabila sumber pengetahuan tersebut menyediakan rujukan, saran, ataupun pengetahuan yang berbeda dengan yang telah ada sebelumnya dan telah direkomendasikan secara ilmiah atau bahkan telah diaplikasikan dalam praksis bidang tertentu. Pada saat itulah diperlukan suatu critical appraisal atas informasi atau pengetahuan yang diterima untuk kemudian diinkorporasikan dengan praktik keilmuan sesuai bidang masing-masing. Untuk memudahkan melakukan critical appraisal atas berbagai sumber belajar eksternal diperlukan suatu pedoman umum cara akses sumber belajar eksternal agar seseorang tetap memperoleh pengetahuan yang up-to-date sesuai bidang sekaligus memberikan pedoman umum untuk mengelola sumber-sumber belajar eksternal agar dapat diterapkan dalam problem khusus dalam bidangnya. Gambar 1 memperlihatkan alur umum untuk menetapkan pemanfaatan sumber belajar eksternal. Tentu saja alur tersebut memerlukan pemahaman sistematis dan integral untuk menjawab masing-masing boks yang tertera pada alur. TIDAK Perhatikan JUDUL: menarik atau bermanfaat? TIDAK
PINDAH KE SUMBER ATAU ARTIKEL LAIN
Review PENGARANG: memiliki track record baik? TIDAK Baca SUMMARY/ABSTRACT: bila valid, apakah hasilnya bermanfaat? TIDAK Pertimbangkan LATAR BELAKANG: sesuaikah dengan rujukan yang diperlukan?baru? inovatif? YA
PERTIMBANGAN BERIKUTNYA? Cara Pengambilan Kesimpulan Valid
Metodologi Valid TIDAK YA
Useful
TIDAK YA
TIDAK YA
PENGETAHUAN BARU YANG VALID
Gambar 1. Pedoman Umum Cara Akses Sumber Belajar Eksternal 20
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Pada saat seseorang akan memulai mencari sumber belajar eksternal, terlebih dahulu diperlukan ketrampilan untuk memperoleh sumber belajar tersebut terlebih dahulu. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ada berbagai ragam sumber belajar eksternal mulai dari yang berbentuk tradisional (buku, majalah, brosur, leaflet, info sheet, dan sebagainya) sampai yang digital (intranet, internet, CD-ROM, e-learning, online jurnal, versi elektronik hasil riset dan survei, dan sebagainya). Ada beberapa hal dan pertanyaan yang perlu diperhatikan saat mencari sumber belajar eksternal tersebut. 1. Apakah sumber tersebut merupakan sumber resmi? Berbagai sumber bertebaran dalam dunia nyata maupun dunia virtual atau maya, seperti yang sering kita jumpai lewat internet. Sumber yang berasal dari institusi, situs, ataupun perorangan yang terikat pada suatu institusi resmi tentunya memiliki tingkat kelayakan yang lebih tinggi untuk dipergunakan sebagai sumber belajar. Dalam dunia maya banyak sekali situs-situs tidak resmi ataupun situs-situs hasil hacking yang tanpa disadari akan menjadi sumber belajar yang kurang tepat, untuk tidak menyebutnya membahayakan. Oleh karena itu, situs-situs yang terikat pada institusi resmi lebih layak untuk dipilih sebagai rujukan. Demikian pula halnya dengan buku, majalah, jurnal, brosur, leaflet, dan sumber-sumber yang berbentuk cetakan beredar sangat banyak. Apabila buku atau majalah atau jurnal tersebut merupakan sumber yang resmi, biasanya akan memiliki ISBN (International Standard Book Number) untuk yang berbentuk buku ataupun ISSN (International Standard Serial Number) untuk yang berbentuk majalah atau jurnal atau terbitan sejenisnya. 2. Bagaimanakah posisi sumber tersebut di antara sumbersumber yang sejenis? Yang paling mudah untuk dijawab biasanya adalah buku atau jurnal. Seperti mengkaji informasi tentang suatu film, biasanya ada situs pencarian buku (yang terkenal dan paling banyak dikunjungi adalah http://www.amazon.com) yang menyediakan informasi singkat mengenai judul, daftar isi, dan peringkat buku yang dimaksud dengan memberikannya lambang 21
Sumber Belajar Eksternal
bintang satu sampai lima. Khusus untuk jurnal, secara periodik ISI (International Scientific Institute) mengeluarkan indeks impact factor seluruh jurnal yang terbit. Impact factor tersebut disusun berdasarkan beberapa kriteria antara lain luas distribusinya, jumlah sitasi yang merujuk ke jurnal bersangkutan, jumlah naskah yang masuk untuk direview per tahunnya, kualitas editor, dan sebagainya. Ada beberapa institusi lain selain ISI atau bahkan juga perorangan yang menerbitkan indeks impact factor jurnal, meskipun dengan validitas yang berbeda-beda. Secara umum, indeks yang diterbitkan ISI adalah yang dipakai secara internasional. Semakin tinggi indeksnya, semakin baik kualitas jurnal tersebut. Artinya, validitas ilmiahnya pun semakin terjamin. Di antara beberapa jurnal yang memiliki impact factor tertinggi adalah Science, Nature, Biomaterials dari Elsevier, Lancett, serta beberapa yang dapat dibuka daftarnya melalui website ISI. 3. Bagaimanakah cara memperoleh sumber tersebut? Apakah harus berlangganan atau tidak? Situs http:// www.sciencedirect.com adalah contoh situs yang menyediakan berbagai jurnal yang dapat diakses secara online yang sampai saat ini dianggap terlengkap. Namun demikian, untuk mendapatkan akses full text setiap referensi yang termuat, institusi atau perorangan harus berlangganan sehingga dapat memperoleh aksesnya. Bila tidak berlangganan, maka biasanya akses akan terbatas pada judul dan abstraknya. Situs google ataupun ebnet, misalnya, menyediakan beberapa full text gratis. Karena gratis, tentunya kurang lengkap. Perpustakaanperpustakaan universitas ataupun lembaga riset dunia biasanya berlangganan situs tertentu agar memiliki akses bebas terhadap full text buku maupun jurnal. Melalui korespondensi online maupun offline dengan perpustakaan-perpustakaan di seluruh dunia, seseorang juga dapat memperoleh full text suatu buku atau jurnal, asal data sumbernya dan data ketersediaannya lengkap. 4. Kata kunci apakah yang tepat untuk melacak sumber? Ketrampilan mengakses suatu sumber belajar untuk menemukan 22
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
alternatif-alternatif sumber yang layak sangat dipengaruhi oleh ketrampilan memilih kata kunci. Begitu seseorang dapat menentukan kata-kata kunci yang tepat, ratusan bahkan ribuan sumber siap untuk dilacak. Kepandaian ini tentunya dapat diperoleh dari kemampuan menguasai suatu permasalahan dan tentu juga kemampuan melakukan pelacakan dengan pengalaman yang dilatih secara terus-menerus. Ketika seseorang telah menemukan rujukan-rujukan yang jumlahnya dapat mencapai ribuan, dalam jangka waktu yang terbatas ia harus dapat menetapkan manakah yang dapat dipakai sebagai sumber pengetahuan dan manakah yang bersifat “throw-away”. Gambar 1 telah menjelaskan secara ringkas pedoman umum yang dapat digunakan. 1. Apakah judulnya menarik dan bermanfaat? Dengan satu kata kunci yang sama, ratusan sumber pengetahuan akan dengan mudah diperoleh. Penapisan pertama yang harus dilakukan oleh seseorang adalah memilah dan memilih sumber pengetahuan dengan judul yang menarik, bersesuaian dengan kebutuhan, dan bermanfaat. Bila jawabannya tidak, sebaiknya pindah ke sumber atau artikel lain. 2. Bagaimana track record pengarangnya? Biasanya seorang penulis, pengarang, ilmuwan, ataupun seorang peneliti memiliki track record atas publikasi-publikasinya. Dalam bidang tertentu ada nama-nama yang sudah cukup dikenal. Penulis atau author dengan track yang baik akan memudahkan kita melakukan kajian atas tulisannya. Namun demikian, tidak selalu penulis atau peneliti pemula disingkirkan karena bagian ini menjadi kurang penting saat penapisan sampai pada validitas ilmiah sumber pengetahuan. 3. Apa isi summary atau abstraknya (bila ada)? Bagian ini memberi gambaran keseluruhan sumber pengetahuan secara sepintas. Bila valid dan hasilnya akan bermanfaat, sumber belajar ini dapat dipilih. 23
Sumber Belajar Eksternal
4. Bagaimanakah latar belakangnya? Jawaban atas pertanyaan ini penting untuk mengetahui apakah latar belakangnya sesuai untuk diterapkan dalam bidang atau permasalahan yang sedang dikaji. Apabila berbeda, sebaiknya dimengerti perbedaannya sehingga dapat menambah pertimbangan saat akan mengaplikasikan pengetahuan baru yang akan didapat. 5. Meninggalkan sumber yang tidak dipilih dan mengkaji sumber yang dipilih. Setelah bekerja menapis sumber belajar dari judul, pengarang, abstrak atau ringkasan, dan latar belakangnya, maka mungkin ribuan sumber yang berhasil ditemukan akan tersisa menjadi belasan atau mungkin beberapa saja. Pada tahap ini pertimbangan lain yang lebih mendalam dan memerlukan proses membaca akan dimulai. 6. Apakah metode yang dipakai sahih? Masing-masing disiplin keilmuan memiliki metode standar yang berbeda satu dengan yang lain. Dalam penelitian ilmu pasti misalnya, metode eksperimental murni tentu lebih dipilih daripada eksperimental semu. Semakin banyak variabel yang dapat dikendalikan, hasilnya akan semakin valid. Dalam penelitian-penelitian ilmu sosial, misalnya penelitian yang memerlukan questioner, maka cara menyusun questioner pun harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan. Demikian pula dengan cara sampling atau cara mempersiapkan subjek penelitian adalah penting untuk dikaji. Dalam penelitian klinis, metode penelitian yang menerapkan double blind randomized control trial akan lebih valid hasilnya daripada case-control, atau bahkan case-report. Karenanya, penguasaan atas metode sesuai bidang keilmuan yang didalami sangat penting artinya guna keperluan menentukan validitas sumber belajar eksternal. 7. Apakah cara pengambilan kesimpulannya sahih? Kesimpulan yang ditetapkan dalam suatu sumber pengetahuan merupakan proses akhir keseluruhan metode yang dipergunakan. Bila metodenya tidak valid, kesimpulannya pun meragukan. 24
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Sebaliknya bila metodenya valid, teknik pengambilan kesimpulannya pun harus merujuk kepada apakah hasil-hasilnya dapat digeneralisasi atau hanya berlaku pada hal yang sedang dikaji. Pengetahuan mengenai hal ini cukup penting dan harus didukung oleh kemampuan memandang permasalahan secara integral dan lateral. 8. Apakah hasilnya bermanfaat (useful)? Tidak setiap pengetahuan baru dapat langsung dipergunakan dan diaplikasikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Ada berbagai pengetahuan yang valid tetapi tidak dapat diterapkan untuk masyarakat tertentu. Kepandaian memotret persoalan, mengidentifikasi, mendiagnosis, dan merancang pemecahannya akan menjadi bekal yang bermanfaat dalam menetapkan apakah suatu sumber belajar eksternal akan bermanfaat pada latar permasalahan tertentu. Apabila kedelapan langkah tersebut telah dilalui, seseorang akan dapat menyimpulkan apakah pengetahuan baru tersebut valid dan dapat diterapkan. Cara akses semacam yang diuraikan di atas belum berarti merupakan panduan standar, dan masih dapat terus dikembangkan. Namun setidaknya pedoman tersebut membantu seorang pembelajar menyiasati waktu yang semakin terbatas dengan jumlah sumber-sumber belajar yang terus bertambah dan berlipat setiap saat.
25
Sumber Belajar Eksternal
PENUTUP Demikianlah kita sadari bahwa dunia yang semakin kecil dan semakin sesak dengan berbagai sumber pengetahuan baru. Sudah bukan saatnya lagi bagi seorang pembelajar untuk menggantungkan keberhasilan proses belajarnya hanya di dalam kelas tanpa going outside the box. Bila itu yang terjadi, bersiaplah dengan ketertinggalan dan kekalahan dalam penguasaan ilmu serta pemanfaatannya bagi masyarakat. Di sisi lain, seorang pembelajar yang bertekad untuk selalu terjaga dan up-to-date dalam bidangnya perlu memiliki ketrampilan untuk memperoleh sumber belajar eksternal yang tepat, akurat, dan valid. Ketrampilan tersebut dapat muncul dengan memahami dasar-dasar keilmuan sesuai bidang, menguasai metode dalam bidang yang dipilih, memahami situasi yang berlaku dalam praktik bidang yang dipilih, dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi.
26
Pusat Pengembangan Pendidikan UGM
Daftar Pustaka Damayanti, Rika, 2005, Pendukung dan Kendala Implementasi E-learning, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Devezas, T.C., Linstone, H.A., Santos, H.J.S., 2005, The growth dynamics of the internet and the long wave theory, Technological Forecasting and Social Change, Article in Press. Luknanto, Djoko, 2005, Universitas Gadjah Mada Menuju Cyber Campus,
[email protected]. Sackett, D.L., 1998, How to read clinical journals: why to read them and how to start reading it, CMA Journal Vol. 124, 555-558.
27
Sumber Belajar Eksternal
28