III. MATERI METODE
A. Materi Penelitian Penelitian ini menggunakan 240 ekor puyuh betina umur 3 hari yang dibagi dalam lima macam perlakuan dan empat ulangan, setiap ulangan terdiri dari 12 ekor puyuh betina. Rerata bobot badan awal adalah 15,52±2,57 g dengan Coefficient Variance (CV) 10,01%. Puyuh dipelihara di dalam kandang batrai yang dilengkapi dengan lampu pijar, tempat ransum dan tempat minum. Formulasi ransum basal untuk memenuhi kebutuhan nutrien puyuh sesuai dengan rekomendasi SNI (2006) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 3 menunjukan kandungan nutrien bahan ransum. Susunan ransum yang pada saat perlakuan di dalam penelitian pada Tabel 4. Tabel 5 menunjukan kandungan nutrien perlakuan dan tabel 6 menunjukan kandungan nutrien ransum perlakuan setelah di konversikan Tabel 2. Kebutuhan Nutrien Burung Puyuh No
Nutrien
Stater
Grower
Min 2800
Min 2600
1
Energi Metabolis (Kcal/Kg)
2
Protein Kasar (%)
Min 19
Min 17
3
Lemak Kasar (%)
Maks 7
Maks 7
4
Serat kasar (%)
Maks 6,5
Maks 7
5
Abu (%)
Maks 8
Maks 8
6
Ca (%)
0,9 – 1,2
0,9-1,20
7
P (%)
0,6-1,0
0,6-1,0
8
Lisin (%)
Min 0,90
Min 0,80
9
Metionin (%)
Min 0,40
Min 0,35
Sumber : SNI 2006
11
12
Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Ransum
3321
Persen (%) Air Abu 14 1,7
PK 8,9
LK 4
SK 2,2
Ca 0,05
P 0,63
2887
14
7,70
12
10,7
5,2
0,04
1,27
Bungkil kedelai 2216
14
5,8
44,6
1.1
4,4
0,24
0,57
Tepung Ikan
219
14
20,7
52.6
6,8
2,2
5,58
0,73
Limestone
-
-
-
-
-
-
38
-
8280
-
-
-
6
0,75
-
-
Nama bahan
ME
Jagung kuning Bekatul1)
Minyak lemuru2)
ikan
Sumber : 1) Hartadi et al. (2005) 2) Harwanti (2011) Tabel 4. Susunan Ransum Perlakuan Bungki Kedelai Bekatul Jagung Kuning Tepung Ikan Limestone Minyak Ikan Lemuru L-Karnitin Total
P0 23 33 38 4 2 0 0.002 100,002
P1 23 33 38 4 2 1 0.002 101,002
P2 23 33 38 4 2 2 0.002 102,002
P3 23 33 38 4 2 3 0.002 103,002
P4 23 33 38 4 2 4 0.002 104,002
P3 19,238 5,588 3,567 5,193 1,039 0,911 2815,08
P4 19,089 5,592 3,540 5,143 1,029 0.903 2815,7
Tabel 5. Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan Kandungan nutrient Protein kasar % Lemak Kasar % Serat kasar % Abu % Ca % P% ME kkal/kg
P0 19,704 5,576 3,652 5,349 1,070 0,939 2813,13
P1 19,546 5,580 3,623 5,296 1,06 0,930 2813,792
P2 19,390 5,584 3,595 5,244 1,049 0,920 2814,44
13
Tabel 6. Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan Dalam 100% BK Kandungan nutrient Protein kasar % Lemak Kasar % Serat kasar % Abu % Ca % P% ME kkal/kg
P0 19,704 5,576 3,652 5,349 1,070 0,939 2813,13
P1 19,346 5,524 3,587 5,243 1,04 0,920 2785.93
P2 19,009 5,474 3,524 5,141 1,028 0,901 2759.25
P3 18.677 5,425 3,463 5,041 1,008 0,884 2733.08
P4 18.354 5,376 3,403 4.945 0,989 0.868 2707.40
B. Metode Penelitian Penelitian ini pada fase stater umur tiga sampai tujuh hari menggunakan 20 unit kandang brooder yang berukuran 60 x 40 x 25 cm setiap unit kandang diisi dengan 12 ekor puyuh betina. Lampu pijar sebagai penghangat yang digunakan pada fase stater sebanyak 20 buah yang ditempatkan pada setiap kandang brooder. 1. Persiapan Penelitian a. Persiapan Kandang Persiapan kandang dilakukan sebelum pemeliharaan dimulai, kandang terlebih dahulu dibersihkan dan didesinfeksi menggunakan desinfektan serta pengapuran lantai. Kandang disemprot menggunakan larutan desinfektan dengan dosis 15 ml/10 liter air. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu pencucian tempat ransum dan minum dengan air sabun kemudian merendamnya dalam larutan antiseptik dengan dosis 15 ml/10 liter air dan dikeringkan di bawah sinar matahari. b. Persiapan Puyuh Persiapan puyuh dilakukan selama tujuh hari untuk adaptasi terhadap lingkungan kandang. Puyuh yang digunakan yaitu puyuh betina umur tiga hari sebanyak 240 ekor terlebih dahulu ditimbang dengan menggunakan timbangan digital untuk mengetahui bobot badan awal pada saat penelitian serta untuk memperoleh keseragaman bobot badan puyuh betina. Puyuh betina sebanyak 240 ekor tersebut dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yang diulang sebanyak empat kali dan setiap ulangan terdiri dari 12 ekor puyuh betina.
14
c. Persiapan Ransum Persiapan ransum dilakukan dengan pencampuran bahan ransum terlebih dahulu yang terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, limestone, minyak ikan lemuru dan L-karnitin. Pencampuran bahan ransum untuk ransum dilakukan dengan cara mencampur bahan-bahan yang terkecil kemudian baru bahan-bahan yang besar agar pencampurannya bisa merata atau homogen. 2. Cara Penelitian a. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah mengetahui adanya pengaruh
perlakuan
terhadap
peubah
yang
diamati
dengan
menggunakan lima perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Ulangan terdiri dari 12 ekor burung puyuh betina. Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut: P0= Ransum Basal. P1= Ransum Basal + L-karnitin 20 ppm + Minyak Ikan Lemuru 1 %. P2= Ransum Basal + L-karnitin 20 ppm + Minyak Ikan Lemuru 2 %. P3= Ransum Basal + L-karnitin 20 ppm + Minyak Ikan Lemuru 3 %. P4= Ransum Basal + L-karnitin 20 ppm + Minyak Ikan Lemuru 4 %. b. Pemberian Ransum dan Minum Penelitian dilaksanakan dengan adaptasi pemeliharaan terlebih dahulu selama tujuh hari dan pemberian perlakuan selama 35 hari. Tahap adaptasi pada umur tiga sampai tujuh hari dengan puyuh diberi ransum perlakuan yang mulai diberikan secara ad libitum dan pemberian air minum juga secara ad libitum. c. Peubah Penelitian 1) Konsumsi ransum Menurut Rasyaf (1994) konsumsi ransum dihitung dengan cara menimbang jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan
15
sisa
ransum
selama
penelitian
yang
dinyatakan
dengan
gram/ekor/hari 2) PBBH (Pertambahan Bobot Badan Harian) Menurut Kartadisastra (1997) penambahan bobot badan ternak senantiasa
berbanding
lurus
dengan
konsumsi
ransum.
Penimbangan bobot badan dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Perhitungan pertambahan bobot badan harian adalah selisih
antara
penimbangan
bobot
badan
akhir
dengan
penimbangan bobot badan awal per satuan waktu (gram/hari). 3) Konversi ransum Menurut Rasyaf (1994) konversi ransum dihitung dari perbandingan antara jumlah konsumsi ransum dengan PBBH yang dihasilkan. 4) Mortalitas Tingkat kematian diperoleh dari jumlah puyuh yang mati dengan jumlah puyuh yang hidup dikalikan 100% 3. Analisis Statistik Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis variansi (ANOVA). Apabila hasil analisis variansi terdapat pengaruh perlakuan yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Contras Ortogonal untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan (Astuti, 1980).