Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK DI BURSA EFEK INDONESIA Sudeni
[email protected] Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRACT Stock investments is an investment that benefits not only for the company but also for investors and creditors. Stock investments is done by offering to the public ownership of the company / public in the capital market. This study is to investigate the influence of the DFL and ROE on stock price of PT Ciputra Development Tbk. and subsidiaries in Indonesia Stock Exchange. The method used was a descriptive study. The data used in a manner that documentary study authors collected data from the internet in the form of financial data that was obtained at the website: www.idx.com. The analysis tool used is the classical assumption test, multiple regression test, and F test Kata kunci: DFL, ROE dan Harga Saham A. Pendahuluan Pasar modal adalah tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/publik. Di Indonesia kegiatan pasar modal diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995, sebagai pengganti Undang-Undang Pasar Modal nomor 15 tahun 1952 dan seluruh Keputusan Presiden serta Keputusan Menteri Keuangan sebelumnnya. Investor yang berinvestasi di pasar modal dalam bentuk saham ini berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang tergabung dalam pasar modal harus mampu meningkatkan nilai perusahaannya karena nilai perusahaan yang tinggi tentu memberikan gambaran yang baik dan peluang return yang besar. Return dari saham ditentukan oleh banyak hal seperti kinerja perusahaan dan strategi perusahaan mengelola laba yang dimiliki. Dalam pasar modal, investor harus mengetahui pengembalian modal atas investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Artikel ini menganalisis pengaruh Degree of Financial Leverage (DFL) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. Dan Entitas Anak.
1335
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 B. Kajian Teori Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang di terbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan atau institusi pemerintah melalui perdangangan instrumen melalui jangka panjang. Menurut Horne dan Wachowicz, (2005:
39): “Pasar modal (capital market)
berkaitan dengan utang dan instrumen ekuitas (seperti saham dan obligasi) yang relatif berjangka panjang (lebih dari satu tahun). Menurut Samsul (2006: 45-46): Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, adalah sebagai berikut: 1. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapatb dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS). 2. Saham preferen (prefered stock) adalah sejenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. 3. Saham biasa (common stock) adalah sejenis saham yang menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. 4. Obligasi (bonds) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun. 5. Bukti right adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama. 6. Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbutkan obligasi 7. Indeks saham dan indeks obligasi adalah angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai (hedging). Menerbitkan saham merupakan salahsatu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Saham lebih banyak di pilih perusahaan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Menurut Subramanyam dan Wild (2012:
227): “Modal saham (capital stock)
merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai pembayaran aset dan jasa.” Terdapat dua jenis modal saham yaitu: 1. Saham preferen (preferred stock)
1336
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 Saham preferen merupakan surat pernyataan kepemilikan saham yang mempunyai preferensi (keistimewaan) tertentu dibandingkan sahma biasa. Keistimewaan tersebut antara lain dalam hal pembayaran dividen dan pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan yang bersangkutan di likuidasi. Menurut Subramanyam dan Wild (2012: 227): saham preferen memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Prioritas atas distribusi dividen, termasuk hak partisipasi san dividen kumulatif. b. Prioritas atas likuidasi terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan nilai likuidasi saham preferen bisa besar. c. Dapat dikonversi (ditarik) menjadi saham biasa-Securities and Exchange Commission (SEC) mensyaratkan penyajian kedua jenis saham tersebut secara terpisah bila saham preferen memiliki karakteristik utang (seperti persyaratan untuk redemption). d. Tidak memiliki hak suara yang dapat berubah karena perubahan hal-hal seperti dividen yang tidak dibayarkan. e. Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen dari pembelian kembali yang terlalu awal. Menurut Atmaja (2003: 313): saham preferen mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Memiliki nilai nominal. b. Dividen besarnya tetap, merupakan persentase dari nilai nominal. c. Dividen bersifat kumulatif, artinya bila dividen tidak berbayar akan diperhitungkan pada tahun berikutnya. d. Tidak memiliki hak voting. e. Tidak memiliki waktu jatuh tempo. Saham preferen mempunyai manfaat utama bagi perusahaan yang menerbitkannya yaitu pembayaran dividen atas saham prefern relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang, sehingga apabila perusahaan tidak mapu melakukan pembayaran dividen atas saham preferen relatif lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga hutang, sehingga apabila perusahaan tidak mampu membayar pembayaran dividen atas saham yang telah dikeluarkan tidak berakibat terlau buruk dibandingkan dengan ketidakmampuan perusahaan membayar bunga hutang kepada kreditor. Keuntungan lain dari saham preferen adalah tidak adanya waktu jatuh tempo. 2. Saham biasa (common stock) Sebagaimana saham preferen, saham biasa juga memberi hak dividen kepada pihak yang memilikinya. Dividen ini dibayarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten) setiap tahun apabila perusahaan 1337
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 mendapatkan laba. Jika emitem tidak memperoeh laba maka deviden tidak ada atau tidak dibayarkan. Namun bila perusahaan memperoleh laba, dividen kadang tidak dibayarkan, laba tersebut digunakan untuk cadangan dana bagi perusahaan. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo. Menurut Subramanyam dan Wild (2012: 228): “Saham biasa merupakan kelompok saham yang mencerminkan hak kepemilikan serta resiko tinggi dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan.” Dividen saham adalah pembayaran dividen berupa saham kepada pemegang saham. Menurut Subramanyam dan Wild (2012: 29): “dividen saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham secara proporsional.” Menurut Weston dan Brigham (2005:
168): “leverage keuangan adalah suatu
ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas penghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan.” Leverage ada dua tipe yaitu leverage operasi dan leverage keuangan. Leverage operasi mempengaruhi pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) sementara leverage keuangan mempengaruhi pendapatan setelah bunga dan pajak, atau pendapatan yang tersedia bagi pemengang saham biasa. Leverage keuangan mengambil alih yang ditinggalkan leverage operasi, selanjutnya lebih memperbesar pengaruh perubahan tingkat penjualan terhadap laba per saham. Menurut Brigham dan Houston (2001: 58): “tingkat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage/DFL) didefinisikan sebagai persentase perubahan laba per saham yang diakibatkan oleh persentase perubahan tertentu pada laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Menurut Atmaja (2003: 236):“Suatu perusahaan dikatakan mengunakan “financial leverage” jika ia membelanjai sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang membayar bunga yang tetap (misalnya hutang pada bank, menerbitkan obligasi atau saham preferen).” Jika perusahaan mengunakan “financial leverage” atau hutang, perubahan pada EBIT perusahaan akan mengakibatkan
perubahan yang lebih besar pada EPS
(earning per share). Menurut Sudana (2011: 162): financial leverage timbul bila perusahaan dalam membelanjai kegiatan operasi dan investasi mengunakan dana beban tetap (utang). Financial leverage dapat mempengaruhi EAT atau net income (NI), ROE dan EPS. 1338
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 Menurut Syamsuddin (2009:
112): “financial leverage timbul karenaadanya
kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.” Besar kecilnya financial leverage atau mengukur kepekaan EPS terhadap perubahan EBIT perusahaandapat diukur dengan Degree of Financial Leverage (DFL). Semakin besar DFL semakin besar pula fluktuasi EPS akibat perubahan pada EBIT perusahaan. Besar kecilnya DFL tergantung pada besar kecilnya hutang yang digunakan perusahaan. Semakin besarnya hutang semakin pula DFL sehingga semakin besar resiko finansialperusahaan. Return On Equity (ROE) adalah pengembalian atas ekuitas dengan mengukur kinerja perusahaan, ROE mempunyai arti penting bagi para pemegang saham yaitu untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Sedangkan bagi pihak manajemen, ROE merupakan rasio untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kasmir (2014: 204): “Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.” Menurut Horne dan Warchowicz (2005: 226): ROE menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama. Menurut Sutojo (2004: 61): apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham, tinggi rendahnya return on equity akan mempengaruhi tingkat permintaan saham tersebut di bursa dan harga jualnya.
C. Metode Penelitian 1. Bentuk Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bentuk penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus, yaitu pengembangan pengetahuan secara mendalam terhadap objek dengan tetap mempertahankan keutuhan objek itu. 2. Teknik Pengumpulan Data 1339
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 Teknik pegumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan cara studi dokumenter yaitu penulis mengumpulkan data dari internet berupa data keuangan yang di peroleh pada website: www.idx.com.Selain itu penulis juga mengumpulkan data dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pokok pembahasan penelitian ini. 3. Metode Analisis Data a. Mengetahui tingkat leverage (Degree of Financial Leverage/DFL),digunakan rumus dari Brigham dan Houston (2001: 58):
b. Mengetahui tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) menurut Horne dan Warchowicz (2005: 226):
c. Uji Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan atau tidak. Untuk mengujinya digunakan alat analisis statistik yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) Statistics Versi 17. Metode uji asumsi klasik yang digunakan untuk analisis yaitu, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedatisitas, dan uji autokorelasi. Dengan menguji keempat model tersebut dapat dilihat bahwa model regresi apakah termasuk kriteria penelitian yang layak atau tidak. d. Uji Regresi Ganda Menurut Riduwan (2013: 155): “analisis regresi ganda ialah suatu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3)....... (Xn) dengan satu variabel terikat. Dimana:
: harga saham : degree of financial leverage : return on equity 1340
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 a : nilai konstanta harga Y jika X = 0 b : nilai arah sebagai penentu lamaran (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y. e. Uji F. Untuk Mengetahui pengaruh degree of financial leverage dan return on equity terhadap harga saham maka dilakukan uji signifikan berupa uji F. Tingkat signifikansi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 persen (0,05),
dengan rumus:
dimana: R :korelasiantarduavariabel n :jumlahsampel m: jumlahvariabelbebas Kaidahpengujian: JikaFhitung>dariFtabel, maka H0 di tolak JikaFhitung≤ dariFtabel, makaH0 di terima D. Hasil Analisis Data Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil DFL, ROE, dan Harga Saham Pada Tabel 1 berikut, akan disajikan hasil degree of financial leverage, return on equity, dan harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak dari tahun 2009 sampai dengan 2013. TABEL 1 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK DFL, ROE DAN HARGA SAHAM TAHUN 2009 s.d. 2013 TAHUN TW I TW II 2009 TW III TW IV TW I TW II 2010 TW III TW IV 2011 TW I
DFL (Kali) 1,07 1,04 1,04 1,08 1,01 1,01 1,01 1,02 1,02
VARIABEL ROE (Persen) 2,63 2,81 3,48 4,90 1,25 3,32 4,67 7,94 0,85
Harga Saham 360 720 740 485 860 335 380 350 370 1341
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 TW II TW III TW IV TW I TW II 2012 TW III TW IV TW I TW II 2013 TW III TW IV
1,01 1,01 1,11 1,12 1,10 1,07 1,04 1,03 1,04 1,06 1,08
2,98 5,06 6,46 1,70 3,44 6,64 10,02 4,19 7,29 10,96 14,47
430 510 540 720 650 710 790 1.080 1.350 980 750
Sumber : Data Olahan, 2015
Bedasarkan Tabel 1 di atas, hasil analisis degree of financial leverage memiliki nilai fluktuatif dengan nilai tertinggi pada tahun 2012 triwulan I sebesar 1,12 dan nilai terendah pada tahun 2011 triwulan III sebesar 1,01. Nilai rata-rata degree of financial leverage selama empat triwulan dalam lima tahun berturut-turut adalah 1,05. Nilai degree of financial leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan berani mengambil resiko dalam penggunaan aktivanya. Sedangkan, hasil analisis return on equitymemiliki nilai fluktuatif dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 triwulan IVsebesar 14,47 persen dan nilai terendah pada tahun 2011 triwulan I sebesar 0,85 persen. Nilai rata-rata return on equityselama empat triwulan dalam lima tahun berturut-turut adalah 5,25 persen. Pencapaian nilai return on equity tertinggi pada tahun 2013 triwulan IV tersebut berarti perusahaan mampu menghasilkan keuntungan secara optimal dengan menggunakan asset-asset yang dimiliki. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dibagikan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Nilai residu yang berdistribusi normal akan membentuk suatu kurva yang kalau digambarkan akan berbentuk lonceng (bell shaped curve). Kedua sisi kurva melebar sampai titik tidak terhingga. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap model yang digunakan adalah sebagai berikut:
1342
GAMBAR 1 Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI NORMALITAS (HISTOGRAM)
Sumber: Output SPSS 17
GAMBAR 2 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI NORMALITAS (NORMAL PROBABILITY PLOTS)
Sumber: Output SPSS 17
Dari Gambar 3.1 dan 3.2 dapat disimpulkan bahwa jika melihat kurva normal pada histogram tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model memiliki distribusi normal, hal ini diperlihatkan oleh bentuk kurva yang menyerupai lonceng (bell shaped) dan jika melihat pada diagram Normal P-P Plot of Regression Standardized, 1343
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 keberadaan titik-titik berada di sekitar garis, maka dapat disimpulkan bahwa model berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel bebas (korelasinya satu atau mendekati satu).Metode uji multikolinearitas yang digunakan yaitu dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) pada model regresi. Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas, yaitu mempunyai VIF kurang dari sepuluh dan mempunyai angka tolerance lebih dari 0,1. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap model yang digunakan adalah sebagai berikut: TABEL 2 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI MULTIKOLINEARITAS
Sumber: Output SPSS 17
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa variance inflation factor (VIF) pada degree of financial leverage dan return on equity sebesar
1,035 < 10. Sedangkan pada
torelance pada degree of financial leverage dan return on equity sebesar 0,966 > 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa model tidak terdapat atau tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen karena semua nilai VIF dari variabel independen lebih kecil dari sepuluh dan semua nilai tolerance dari variabel independen lebih besar dari 0,1. c. Uji Heteroskedatisitas
1344
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 Heteroskedastisitas
bertujuan
apakah
dalam
model
regresi
terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Model pengujian yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser.Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Residual adalah selisih antara nilai duga (predicted value) dengan nilai pengamatan sebenarnya apabila data yang digunakan adalah data sampel. Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan nilai absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedatisitas. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap model yang digunakan adalah sebagai berikut: TABEL 3 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI HETEROSKEDATISITAS
Sumber: Output SPSS 17
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada degree of financial leverage sebesar 0,097 > 0,05 dan return on equity sebesar 0,137 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan
bahwa
model
tersebut
tidak
mengalami
masalah
heteroskedastisitas yaitu varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya
(t-1). Model
regresi yang baik adalah tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Suatu model dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai batas atas (DU) < DW < 4-DU. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap model yang digunakan adalah sebagai berikut: 1345
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 TABEL 4 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI AUTOKORELASI
Sumber: Output SPSS 17
Dari Tabel 4 Dapat diketahui bahwa nilai batas bawah (DL) sebesar 1,1004, nilai batas (DU) sebesar 1,5367. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai 1,1004 < 1,168 < 1,5367 dapat dikatakan nilai DW berada diantara DL dan DU, berarti tidak dapat disimpulkan. 3. Uji Regresi Ganda TABEL 5 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK HASIL REGRESI LINEAR BERGANDA
Sumber: Output SPSS 17
Berdasarkan Tabel 5 dapat dibuat suatu persamaan model regresi ganda, yaitu: � = -47,629 + 557,279X1 + 22,620X2 . Y
Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar -47,629 artinya jika persentase degree of financial leverage dan persentase return on equity sebesar nol maka persentase harga saham sebesar 47,629. b. Koefisien regresi degree of financial leverage (X1) sebesar 557,279 artinya variabel-variabel independen lain nilainya tetap dan jumlah degree of financial leverage mengalami peningkatan sebanyak satu kali maka harga saham akan meningkat sebesar 557,279. Semakin meningkat jumlah degree of financial leverage maka semakin meningkat persentase harga saham. 1346
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 c. Koefisien regresi return on equity (X2) sebesar 22,620 artinya variabel-variabel independen lain nilainya tetap dan persentase return on equity mengalami peningkatan sebanyak satu persen maka harga saham akan meningkat sebesar 22,620. Semakin meningkat persentase return on equity maka semakin meningkat persentase harga saham. 4. Uji F Uji f atau uji koefisien secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji ini terdapat penentuan hipotesis dan penentuan tingkat signifikansi sebesar lima persen dan dua sisi dengan kriteria pengujian yaitu H0diterima jika fhitung ≤ ftabel dan H0ditolak jika fhitung> ftabel. Hasil pengujian yang dilakukan oleh peneliti terhadap model yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: Tidak ada pengaruh Degree of Financial Leverage dan Return On Equity secara simultan terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak Ha:
Ada pengaruh Degree of Financial Leverage dan Return On Equity secara simultan terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak. TABEL 6 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK HASIL UJI F DFL, ROE - HARGA SAHAM
Sumber: Output SPSS 17
Dari tabel 3.7 fhitung sebesar 0,920 ≤ ftabel3,5915, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya “Tidak ada pengaruh Degree of Financial Leverage dan Return On Equity secara simultan terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak”
1347
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 GAMBAR 3 PT CIPUTRA DEVELOPMENT, Tbk. DAN ENTITAS ANAK UJI SIGNIFIKANSI (F) DFL, ROE - HARGA SAHAM
H0 ditolak
-3,5915
H0diterima
0,920
H0 ditolak
3,5915
Sumber : Data Olahan, 2015
E. Penutup Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis degree of financial leverage memiliki nilai fluktuatif dengan nilai tertinggi pada tahun 2012 triwulan I sebesar 1,12 dan nilai terendah pada tahun 2011 triwulan III sebesar 1,01. Nilai rata-rata degree of financial leverage selama empat triwulan dalam lima tahun berturut-turut adalah 1,05. Nilai degree of financial leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan berani mengambil resiko dalam penggunaan aktivanya. 2. Hasil analisis return on equity memiliki nilai fluktuatif dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 triwulan IV sebesar 14,47 persen dan nilai terendah pada tahun 2011 triwulan I sebesar 0,85 persen. Nilai rata-rata return on equity selama empat triwulan dalam lima tahun berturut-turut adalah 5,25 persen. Pencapaian nilai return on equity tertinggi pada tahun 2013 triwulan IV tersebut berarti perusahaan mampu menghasilkan keuntungan secara optimal dengan menggunakan asset-asset yang dimiliki. 3. Berdasarkan hasil analisis pengaruh Degree of Financial Leverage dan Return On Equity terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk dan Entitas Anak menggunakan data empat triwulan selama tahun 2009 sampai dengan 2013 dengan menggunakan analisis regresi linear ganda. Diketahui hasil analisis menggunakan uji F 1348
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 yaitu fhitung 0,920 ≤ ftabel 3,5915, maka H0 diterima. Hasil pengujian yang didapat dari uji f ini adalah ”Tidak ada pengaruh Degree of Financial Leverage dan Return On Equity secara simultan terhadap harga saham pada PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak.” Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut: 1. Para investor dalam melakukan investasi saham pada PT Ciputra Development dan Entitas Anak sebaiknya tidak melihat atau mengukur Degree of Financial Leverage (DFL) dan Return On Equity (ROE) secara simultan saja dalam mengambil keputusan untuk membeli saham perusahaan karena nilai DFL dan ROE secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. 2. Pihak investor yang ingin berinvestasi pada saham PT Ciputra Development, Tbk. dan Entitas Anak sebaiknya menganalisis pergerakan harga saham dengan analisis teknikal yaitu dengan mencari pola dalam sejarah harga atau volume sebuah saham untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa depan dan analisis fundamental yaitu menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan, kondisi industri secara keseluruhan, serta kondisi keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Atmaja, Lukas Setia. Manajemen Keuangan, edisi revisi.Yogyakarta: Andi, 2003. Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. Manajemen Keuangan (judul asli: Fudamental of Financial Management), edisi kedelapan. Penerjemah Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga, 2001. Horne, James C. Van, dan John M. Warchowicz, Jr. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (judul asli: Fudamental of Financial Management), edisi kedua belas. Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian, edisi kesembilan, Bandung: Alfabeta, 2013. Samsul, Mohamad. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga, 2006. Subramanyan, K.R dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan (judul asli Financial Statement Analysis), edisi kesepuluh. Penerjemah Dewi Yanti. Jakarta: Salemba Empat, 2012
1349
Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 Sudana, I Made. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga, 2011. Sutojo, Siswanto. Mengenali Arti dan Pengunaan Neraca Perusahaan. Jakarta: Damar Mulia Pustaka, 2004. Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep dan Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, edisi baru. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Dasar-dasar Manajemen Keuangan (judul asli: Essential of Managerial Finance), edisi kesembilan, jilid 2. Penerjemah Alfonsus Sirait. Jakarta: Erlangga, 2005. www.idx.co.id
1350