Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE DAN DEGREE OF OPERATING LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI Sudarmono email:
[email protected] Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak
ABSTRAK Untuk mengembangkan usahanya perusahaan memerlukan sumber dana eksternal apabila sumber dana internal tidak mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh degree of financial leverage dan degree of operating leverage terhadap return on equity. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensus dengan data sekunder berupa laporan keuangan konsolidasi perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa degree of
financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity yang dibuktikan dengan hasil t hitung sebesar 2,460 dan degree of operating leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity yang dibuktikan dengan hasil t hitung sebesar 1,357. Perusahaan perlu untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja pengelolaan financial leverage yang sudah ada karena dari pengelolaan financial leverage yang dilakukan oleh perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan mempu untuk menaikkan penjualan dari penggunaan leverage tersebut yang menyebabkan laba usaha naik melebihi beban financial yang harus ditanggung oleh perusahaan. KATA KUNCI : Degree Of Financial Leverage, Degree Of Operating Leverage dan Return On Equity.
PENDAHULUAN Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam menjalankan bisnisnya, apapun bidang bisnis yang dijalankan. Sumber dana ditinjau dari asalnya pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana internal (internal source) dan sumber dana eksternal (external source). Sumber dana internal (internal source) merupakan dana atau modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan (retained earning) dan penyusutan (depreciation). Keterbatasan perusahaan menyediakan modal sendiri dalam jumlah yang besar menyebabkan perusahaan harus menggunakan sumber dana eksternal yang mengakibatkan timbulnya hutang pada pihak ketiga. Leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage keuangan (financial leverage) dan leverage operasi (operating leverage). Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sejauh mana strategi pendanaan melalui utang untuk digunakan investasi dalam meningkatkan produksi, dan menghasilkan kemampu labaan yang mampu menutup biaya bunga dan pajak pendapatan. Kebijakan financial leverage yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan keuntungan. Peningkatan keuntungan perusahaan berdampak pada meningkatnya Return on Equity (ROE). Leverage operasi 446
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 (operating leverage) adalah meningkatnya sumbangan biaya produksi tetap terhadap total biaya operasi pada berbagai tingkat penjualan. Operating leverage yang tinggi akan berdampak pada risiko bisnis yang tinggi. Risiko yang tinggi menimbulkan harapan pengembalian atas modal akan semakin besar. Return on Equity merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Semakin tinggi angka ROE maka semakin baik asumsi kinerja kerja perusahaan tersebut dari sisi pengelolaan ekuitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui degree of financial leverage, degree of operating leverage dan return on equity pada perusahaan sub sektor kimi yang terdaftar di BEI serta untuk mengetahui pengaruh degree of financial leverage dan degree of operating leverage terhadap return on equity.
KAJIAN TEORITIS Salah satu cara menilai kinerja perusahaan adalah dengan melihat kinerja di bagian keuangan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. (Menurut Kasmir,2011: 7): “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. (Menurut Margaretha,2005: 12-15): Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas: 1. Laporan laba/rugi, yang berisi laporan sistematis tentang pendapatan-pendapatan atau revenues dan biaya-biaya perusahaan selama satu periode tertentu. 2. Neraca, berisi laporan sistematis keadaan aktiva, utang dan modal sendiri perusahaan pada saat tertentu. 3. Laporan saldo laba, statement ini berisi laporan sistematis tentang laba yang dihasilkan dan akan dibagikan sebagai deviden atau laba ditahan selama periode tertentu. 4. Laporan arus kas, berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode tertentu. (Menurut Sawir,2005: 2): Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah, 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
447
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Dalam mengembangkan bisnisnya, kemampuan modal internal perusahaan memiliki keterbatasan sehingga hal ini mengharuskan perusahaan untuk mencari dana dari pihak ketiga. Berkaitan dengan hal itu manajemen harus tahu mengenai leverage. (Menurut Syamsuddin,2011: 89): “Istilah leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost asset or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Leverage sendiri terbagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainly) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang akan diharapkan”. (Menurut Brigham dan Houston,2001: 13): “Pembiayaan dengan utang umumnya akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi, tetapi utang juga meningkatkan tingkat risiko investasi bagi pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham biasa”. Leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage keuangan (financial leverage) dan leverage operasi (operating leverage). Leverage keuangan (financial leverage) juga dapat diartikan sejauh mana strategi pendanaan melalui utang untuk digunakan investasi dalam meningkatkan produksi, dan menghasilkan kemampu labaan yang mampu menutup biaya bunga dan pajak pendapatan. (Menurut Sartono,2010: 120-121): “Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak menggunakan leverage berarti menggunakan modal sendiri seratus persen. Penggunaan utang sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi. 1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.
448
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat. 3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.” (Menurut Myers dan Marcus,2007: 10): “Financial leverage adalah penggunaan utang untuk memperkuat dampak perubahan laba operasi pada pengembalian pemegang saham”. (Menurut Brigham dan Houston,2001: 13): “Leverage keuangan (financial leverage) adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan”. (Menurut Riyanto,2008: 375): “Masalah financial leverage timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap, seperti halnya masalah operating leverage yang baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu”. (Menurut Harmono,2011: 184): “ Leverage keuangan dapat artikan sejauh mana strategi pendanaan melalui utang untuk digunakan investasi dalam meningkatkan produksi, dan menghasilkan kemampulabaan yang mampu menutup biaya bunga dan pajak pendapatan”. (Menurut Wild et al.,2005: 215): Financial Leverage adalah pendanaan utang untuk memperkuat dampak perubahan laba operasi pada pengembalian pemegang saham. (Menurut Sawir,2005: 11): “Leverage keuangan adalah penggunaan utang. Apabila hasil pengembalian atas aktiva, yang ditunjukkan oleh besarnya rentabilitas ekonomis, lebih besar daripada biaya utang, leverage itu menguntungkan dan hasil pegembalian atas modal (rentabilitas modal sendiri) dengan penggunaan leverage ini juga akan meningkat. Tetapi leverage merupakan pedang bermata dua, bila rentabilitas ekonomis lebih kecil daripada biaya utang, maka leverage akan mengurangi rentabilitas modal sendiri”. (Menurut Syamsuddin,2011: 113): “Financial leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban financial yang sifatnya tetep untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap perndapatan per lembar saham biasa (earning per share/ EPS)”. Financial leverage menunjukan perubahan laba per lembar saham (earning per share atau EPS) sebagai akibat perubahan EBIT. Untuk mengukur
449
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 perubahan laba per lembar saham sebagai akibat perubahan EBIT maka digunakan tingkat financial leverage (degree of operating leverage). Sensitifitas Earning Per Share (EPS) terhadap Earning Before Interest and Tax (EBIT) dapat diukur dengan degree of financial leverage. (Menurut Sartono,2010: 265): “Degree of financial leverage (DFL) adalah perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Atau rasio antara persentase perubahan EPS di banding dengan persentase perubahan EBIT”. (Menurut Harmono,2011: 184): Degree of financial leverage adalah perubahan earning after tax (EAT) di bagi persentase perubahan laba operasi. Apabila persentase perubahan laba bersih (EAT) lebih besar dari persentasi perubahan laba operasi dapat diartikan terdapat leverage keuangan yang menguntungkan. (Menurut Brigham dan Houston,2001: 58): “Tingkat leverage keuangan (degree of financial leverage/DFL) di definisikan sebagai persentase perubahan laba per saham yang di akibatkan oleh persentase perubahan tertentu pada laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)”. Leverage operasi (operating leverage) adalah meningkatnya sumbangan biaya produksi tetap terhadap total biaya operasi pada berbagai tingkat penjualan. Operating leverage yang tinggi akan berdampak pada risiko bisnis yang tinggi. Risiko yang tinggi menimbulkan harapan pengembalian atas modal akan semakin besar. (Menurut Syamsuddin,2011: 107): Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang digunakan di dalam perusahaan untuk menghasilkan income. Menurut batasan yang diberikan di muka, fixed operating cost tidak berubah dengan adanya perubahan volume penjualan. Maka operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT). (Menurut Brigham dan Houston,2001: 10): Leverage operasi adalah seberapa besar biaya tetap digunakan dalam operasi perusahaan. Bila hal-hal lain tetap, tingkat leverage operasi yang tinggi, berarti perubahan yang relatif kecil dalam penjualan akan mengakibatkan perubahan laba operasi yang besar. (Menurut Harmono,2011: 176): “Leverage operasi adalah meningkatnya sumbangan biaya produksi tetap terhadap total biaya operasi pada berbagai tingkat penjualan. Perusahaan yang memiliki leverage operasi ditunjukkan melalui perubahan hasil penjualan yang dapat meningkatkan perubahan laba operasi bersih yang lebih besar”. (Menurut Syamsuddin,2011: 111): “Operating leverage bekerja dua arah, memperbesar keuntungan ataupun memperbesar kerugian, maka dengan adanya pengalihan dari struktur
450
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 cost ke arah penggunaan fixed operating cost yang lebih besar akan semakin memperbesar pula kemungkinan kerugian yang akan di derita”. (Menurut Keown, et al.,2005: 52): Semakin tinggi tingkat pengungkit operasi perusahaan, semakin besar laba akan berubah mengikuti persentase perubahan penjualan. Dengan demikian, pengungkit operasi secara definitive merupakan atribut risiko bisnis yang di hadapi perusahaan. Manajer yang mempertimbangkan untuk merubah struktur biaya perusahaan akan memperoleh manfaat dari pemahaman konsep pengungkit operasi. Perusahaan dapat mengganti sebagian dari tenaga kerja dengan peralatan modal (mesin-mesin). Akibatnya, perusahaan akan menghadapi kenaikan biaya tetap yang terkait dengan mesin baru serta pengurangan biaya variabel dari tagihan upah tenaga kerja. Pertukaran ini akan meningkatkan pengungkit operasi perusahaan pada dasar penjualan tertentu. Jika prospek penjualan di masa akan dating tinggi maka kenaikan tingkat pengungkit operasi akan merupakan keputusan yang hati-hati. Kesimpulan akan menjadi sebaliknya jika apabila prospek penjualan tidak atraktif. Leverage operasi menggambarkan sejauh mana efektifitas keputusan investasi berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas. Leverage operasi dapat diukur melalui tingkat leverage operasi (degree of operating leverage/DOL) pada tingkat kuantitas produksi yang di tentukan. Degree of operating leverage di gunakan untuk mengukur sensitivitas EBIT yang diakibatkan oleh perubahan penjualan. (Menurut Sartono,2010: 260): “Degree of operating leverage (DOL) dapat juga didefinisikan sebagai persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak sebagai akibat persentase perubahan penjualan”. (Menurut Brigham dan Houston,2001: 56): “Tingkat leverage operasi (degree of operating leverage/DOL) didefinisikan sebagai persentase perubahan dalam laba operasi (atau EBIT) akibat perubahan tertentu dalam persentase penjualan”. (Menurut Atmaja,2002: 225): “Risiko bisnis adalah ketidakpastian pada perkiraan pendapatan operasi perusahaan dimasa mendatang”. Return on Equity merupakan salah satu rasio untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini memberikan gambaran tingkat pengembalian modal sendiri. (Menurut Prastowo dan Juliaty,2008: 92): Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham. Ukuran keberhasilan dari pencapaian alas an ini adalah angka return on equity yang berhasil dicapai. Rasio return on equity dapat dihitung dengan cara laba bersih dibagi dengan ekuitas perusahaan. Laba yang dipakai disini adalah laba bersih setelah pajak dikurangi dividen untuk para pemegang saham istimewa. 451
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 (Menurut Sawir,2005: 20): Rasio Return on Equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. (Menurut Husnan dan Pudjiastuti,2002: 74): “Rasio Return on Equity digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri”. (Menurut Sartono, 2010: 124): “Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar”. (Menurut Syamsuddin,2011: 64): “Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus. Objek pada penelitian ini adalah Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di BEI. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi dokumenter. Dokumen merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan konsolidasi perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di BEI yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh laporan keuangan perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai tahun 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sensus. Teknik pengambilan sampel dengan metode sensus adalah teknik pengambilan yang menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Dalam hal ini maka sampel penelitian ini adalah semua perusahaan sub sektor kimia di BEI. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menghitung DFL, DOL, dan ROE. Untuk mengetahui hubungan antara DFL dan DOL terhadap ROE maka dilakukan analisis regresi berganda, uji t, uji F dan korelasi sederhana dengan menggunakan software SPSS 22 (Statistical Package for the Social Sciences).
452
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PEMBAHASAN A. Pengujian F
TABEL 1 PERUSAHAAN SUB SEKTOR KIMIA DI BEI HASIL ANALISIS VARIAN
Sumber: Data Olahan, 2015
Pada Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 3,446 dengan tingkat signifikan sebesar 0,046. F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel-1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 30-2-1 = 27 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah 3,354. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian F adalah jika F hitung lebih kecil dari sama dengan F tabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa model regresi tidak dapat digunakan untuk prediksi atau peramalan, sedangkan jika F hitung lebih besar dari F tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari sama dengan 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa model regresi bisa digunakan untuk prediksi atau peramalan. Oleh karena pada F hitung (3,446) > F tabel (3,354) dan signifikansi 0,046 ≤ 0,05 menunjukkan bahwa Degree of Financial Leverage dan Degree of Operating Leverage secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity dan model regresi bisa digunakan untuk prediksi atau peramalan. B. Pengaruh Degree Of Financial Leverage Dan Degree Of Operating Leverage Terhadap Return On Equity Secara Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. TABEL 2 PERUSAHAAN SUB SEKTOR KIMIA DI BEI HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA
Sumber: Data Olahan, 2015
453
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 a. Pengujian pengaruh Degree of Financial Leverage terhadap Return On Equity Pada Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 2,460 dengan tingkat signifikan sebesar 0,021. t tabel pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 arah) dengan df = n-k-1 atau 30-2-1 = 27 (k adalah jumlah variabel independen) didapat t tabel adalah 2,052. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian t adalah jika t hitung lebih kecil dari sama dengan t tabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa degree of financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity, sedangkan jika t hitung lebih besar dari t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari sama dengan 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa degree of financial leverage berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Oleh karena pada t hitung (2,460) > t tabel (2,052) dan signifikansi 0,021 ≤ 0,05 menunjukkan bahwa degree of financial leverage berpengaruh signifikan terhadap return on equity, karena degree of financial leverage berpengaruh positif dan mempunyai arah yang sama. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi degree of financial leverage maka akan semakin tinggi pula return on equity. b. Pengujian pengaruh Degree of Operating Leverage terhadap Return On Equity Pada Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa t hitung sebesar 1,357 dengan tingkat signifikan sebesar 0,186. t tabel pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 arah) dengan df = n-k-1 atau 30-2-1 = 27 (k adalah jumlah variabel independen) didapat t tabel adalah 2,052. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian t adalah jika t hitung lebih kecil dari sama dengan t tabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa degree of operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity, sedangkan jika t hitung lebih besar dari t tabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari sama dengan 0,05 maka hal itu menunjukkan bahwa degree of operating leverage berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Oleh karena pada t hitung (1,357) ≤ t tabel (2,052) dan signifikansi 0,186 > 0,05 menunjukkan bahwa degree of operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity, karena degree of operating leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Hal ini berarti bahwa kenaikan atau penurunan persentase perubahan earning before interest and tax (EBIT) terhadap persentase perubahan penjualan tidak akan mempengaruhi tingkat keuntungan para pemegang saham perusahaan.
454
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 C. Korelasi Degree Of Financial Leverage Dan Degree Of Operating Leverage Terhadap Return On Equity
Analisis korelasi sederhana merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan dua variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan antara dua variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan tersebut kuat atau lemah sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linear positif ataupun linear negatif. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pearson. TABEL 3 PERUSAHAAN SUB SEKTOR KIMIA DI BEI HASIL ANALISIS KORELASI SEDERHANA
Sumber: Data Olahan, 2015
Dari hasil olahan data menggunakan software SPSS pada Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa korelasi antara degree of financial leverage dengan return on equity didapat nilai koefisien sebesar 0,386. Koefisien korelasi 0,386 mendekati 0, maka dapat disimpulkan bahwa antara degree of financial leverage dengan return on equity memiliki hubungan yang lemah. Nilai positif dari koefisien korelasi menunjukkan hubungan positif antara degree of financial leverage dengan return on equity, yaitu apabila degree of financial leverage naik maka return on equity akan naik dan apabila degree of financial leverage turun maka return on equity akan turun. Dari data olahan pada Tabel 3 di atas juga dijelaskan bahwa korelasi antara degree of operating leverage dengan return on equity didapat nilai koefisien sebesar 0,158. Nilai koefisien korelasi 0,158 mendekati 0, maka dapat disimpulkan bahwa antara degree of operating leverage dengan return on equity memiliki hubungan yang lemah. Nilai positif 455
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 dari koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang positif antara degree of operating leverage dengan return on equity, yaitu jika degree of operating leverage naik maka return on equity juga akan naik dan apabila degree of operating leverage turun maka return on equity juga akan menurun.
PENUTUP Dari hasil penelitian 10 perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menggambarkan bahwa rata-rata nilai tertinggi degree of financial leverage dimiliki oleh PT Budi Acid Jaya, Tbk., yaitu sebesar 1,385 kali dan rata-rata nilai terendah degree of financial leverage dimiliki oleh PT Eterindo Wahanatama, Tbk., yaitu sebesar -1,36 kali. Untuk rata-rata nilai degree of operating leverage tertinggi sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dimiliki oleh PT Soroni Agro Asia Corporindo, Tbk., yaitu sebesar 20,48 kali. Sedangkan nilai degree of operating leverage terendah PT Barito Pasific, Tbk., yaitu sebesar -11,043 kali. Untuk rata-rata nilai return on equity dimiliki oleh PT Ekadharma International, Tbk., yaitu sebesar 17,7 dan untuk nilai return on equity terendah dimiliki oleh PT Barito Pasific, Tbk., yaitu sebesar -5,3. Pada pengujian uji t diperoleh kesimpulan bahwa degree of financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity sedangkan degree of operating leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return on equity. Pada pengujian analisis korelasi sederhana antara degree of financial leverage dan degree of operating leverage dengan return on equity dapat disimpulkan bahwa degree of financial leverage dan degree of operating leverage memiliki hubungan yang lemah terhadap return on equity. Perusahaan perlu untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja pengelolaan financial leverage yang sudah ada karena dari pengelolaan financial leverage yang dilakukan oleh perusahaan memperlihatkan bahwa perusahaan mempu untuk menaikkan penjualan dari penggunaan leverage tersebut yang menyebabkan laba usaha naik melebihi beban financial yang harus ditanggung oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV Andi Offset. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, edisi keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 456
Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan (judul asli: Fundamentals of Financial Management). Jakarta: Erlangga. Harmono. 2011. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: PT Bumi Aksara. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Keown, Arthur J.,David F. Scoot Jr, John D. Martin, J. William Petty. 2005. Manajemen Keuangan (judul asli : Principles and Aplications).Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta: PT Grasindo. Myers, Brealey dan Marcus. 2007. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan (judul asli: Fundamentals Of Corporate Finance. Jakarta: Erlangga. Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan aplikasi, edisi kedua. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, edisi keempat.Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Wild, John J., K.R. Suryabramanyam, Robert F. Halsey. 2005. Financial Statement Analysis: Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Selemba Empat. Sumber: www.idx.co.id
457