Baik. Mengenai Roh Kudus—mari kita menyelaminya kembali. Kita sudah melihat kepribadian dan keilahian-Nya. Sekarang mari kita lihat kerendahan hati Roh Kudus, dan ini sesuatu yang sangat menarik—kerendahan hati. Kita baru saja menegaskan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Jadi, Roh itu setara dalam hakekat. Ia sepenuhnya Allah. Roh Kudus tidak kurang dari Bapa dalam keilahian, tidak kurang dari Anak dalam keilahian. Ia sama sekali bukan sebagian Allah. Kalau kita meninggalkan kebenaran ini, maka anda akan masuk ke dalam pengajaran sesat. Kita kehilangan apa yang diajarkan Alkitab. Jadi, Ia sepenuhnya Allah, setara dalam hakekat, tetapi Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Roh Kudus lebih rendah dalam fungsi—lebih rendah dalam fungsi. Maksud saya begini, kalau saya bisa memakai analogi manusia yang juga dipakai oleh Alkitab. Efesus 5, suami dan istri, “Istri haruslah tunduk kepada suamimu.” Apakah suami dan istri setara dalam nilai? Pasti. Laki-laki dan perempuan, bernilai setara di hadapan Allah, jelas sekali. Perempuan tidak lebih rendah dari laki-laki, dan laki-laki tidak lebih mulia dibandingkan perempuan. Bukan demikian gambaran yang sering kita lihat. Namun Efesus pasal 5 memang sering diputarbalikkan di dalam budaya kita. Bukan itu yang diajarkan Efesus 5, tetapi ada ketundukkan peran yang terjadi yang sama sekali tidak mengurangi nilai, hakekat laki-laki dan perempuan. Demikianlah gambaran yang benar, bukan hanya dalam pernikahan, tetapi di dalam gereja juga. Kita saling tunduk satu kepada yang lain. Itulah yang dikatakan dalam Efesus 5, dengan cara yang lain. Anak-anak tunduk kepada orang tua, benar? Anak-anak lebih rendah dalam fungsi dibandingkan orang tua, itu yang masih sedang saya ajarkan juga kepada anak-anak saya. Jadi, hal itu tidak berarti bahwa mereka kurang nilainya sebagai manusia, yang ada hanya peranan yang berbeda. Sekarang, gambarannya begini. Ketika berkaitan dengan Roh Allah, ketika kita mengatakan bahwa Dia lebih rendah dalam fungsi, kita tidak mengatakan bahwa Ia lebih kecil daripada Allah, tetapi kita mengatakan bahwa Roh Kudus lebih rendah dalam peranan, sebagaimana Yesus. 1 Korintus 11:3 mengatakan mengenai hal ini tentang Yesus. 1 Korintus 11:3 Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.” Dan karena itu, gambaran di sini adalah mengenai Bapa sebagai Kepala Kristus. Tidak ada masalah di sini mengenai mana yang lebih tinggi atau yang lebih rendah; ini mengenani tunduk dalam peran. Jadi, yang kita lihat adalah kerendahan hati Roh Kudus – lebih rendah karena tunduk dalam peranan. Ia membantu Bapa. Inilah yang dikatakan Alkitab di sini. Kejadian 1:2, ini adalah mengenai penciptaan, “Bumi belum berbentuk dan kosong.” Ini tepat setelah, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Lalu, “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Roh Allah aktif dalam penciptaan dalam peranan yang lebih rendah dalam ketundukan kepada Bapa, membantu sang Bapa. “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.” Kita akan melihat hal itu nanti. Yang kedua, bukan hanya dengan Bapa, Ia membantu Bapa, Ia juga memuliakan Yesus. Yesus mengatakan, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.” Ia akan membawa kemuliaan bagi-Ku; itulah yang kita maksudkan dengan kerendahan hati Roh Kudus. Roh Kudus akan memuliakan Kristus dengan mengambil segala sesuatu yang didengarNya dan memberitakannya kepada kita. Roh Kudus ada di dalam kehidupan kita bukan untuk menonjolkan diri-Nya. Roh Kudus ada di dalam kehidupan kita untuk menonjolkan sang Anak. Itulah kerendahan hati sang Roh Kudus. Kita melihat hal itu di dalam Alkitab, cara Roh Kudus menginspirasikan Alkitab, “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.” Keseluruhan gambaran Kitab
Suci, yang diinspirasikan oleh Roh Kudus di dalam kitab ini menunjuk kepada siapa? Kepada Kristus—di dalam Alkitab dan di dalam keselamatan— “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” 2 Korintus 3:18 berbicara mengenai kita yang akan diubahkan menjadi seperti Kristus oleh karya Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan kita untuk memandang kemuliaan Kristus di dalam 2 Korintus 3. Kata “roh” di dalam bahasa Yunani adalah Pneuma, dan ada alasan bahwa kita disebut sebagai orang-orang Kristen dan bukan orang-orang Pneuman. Karena kita tidak dikaitkan, utamanya, dengan Roh Kudus seperti kehidupan kita dikaitkan dengan Kristus, dan Roh Kudus memberi kesaksian kepada kita mengenai Kristus. Roh Kudus berdiam di dalam kehidupan kita tetapi dengan kerendahan hati yang memuliakan Kristus. Ini suatu gambaran yang sangat indah dan khususnya dalam budaya kita saat ini yang akan mengatakan bahwa – kesetaraan kita adalah kesejajaran – yang artinya kita semua sejajar dan peranan dan tidak perlu saling tunduk satu kepada yang lain. Istri tidak tunduk kepada suami. Kita tidak saling tunduk satu kepada yang lain. Kita hidup dalam budaya masa kini yang berusaha meruntuhkan gambaran tentang otoritas, dan ada gambaran yang indah di sini di dalam Pribadi Ilahi itu, di dalam Tritunggal, bahwa Roh Kudus setara dengan Bapa tetapi tunduk kepada Bapa, bukan dengan terpaksa tetapi dengan sukacita tunduk kepada Bapa sebagaimana yang dijelaskan caranya dalam Efesus 5, bahwa seorang istri tunduk kepada suaminya yang sudah memberikan kehidupannya bagi istrinya. Ini gambaran yang kita lihat dalam kerendahan hati sang Roh Kudus. Namun, kita tidak bisa membawa hal ini terlalu jauh dan mulai berpikir, “Wah, kalau begitu artinya Roh Kudus seperti sepenuhnya berada di balik layar saja.” Di beberapa sisi Ia memang demikian karena Ia memuliakan Kristus. Di saat yang sama, Ia ada di depan dan di tengah di berbagai fase, di setiap fase kehidupan Kekristenan kita, dan ini membawa kita kepada pembahasan tentang otoritas Roh Kudus. Roh Kudus jelas sekali, tidak diragukan lagi, dan sangat terbukti bekerja, dan Ia menyatakannya dengan jelas; Ia membuat karya-Nya nampak jelas. Anda melihat—dan ada beberapa contoh tentang hal itu. Ketika Roh Kudus masuk ke dalam diri beberapa orang di dalam Bilangan 11 mereka bernubuat. Sangat jelas bahwa Roh Kudus membuat kehadiran-Nya nampak. Kisah Para Rasul 2 pada peristiwa Pentakosta – gambarkan apa yang terjadi, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.” Itu yang bisa disebut sebagai datang dengan keagungan di dalam Kisah Para Rasul 2. Dia membuat kehadiran-Nya begitu nampak ketika lidah-lidah seperti nyala api hinggap di atas kepala orangorang itu. Tentu saja hal ini sangatlah menarik perhatian. Ia membuat kehadiran-Nya dikenal; Ia membuat kuasa-Nya dikenal. Allah menyaksikan hal itu melalui tanda-tanda, keajaiban dan berbagai mujizat dan karunia Roh Kudus. “Penunjukkan” – dalam 1 Korintus 2:4 dalam Terjemahan Lama, “kuasa Roh”—di pertengahan Roma 15:18-19. “Oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh.” Jadi, Roh Kudus membuat kehadiran-Nya dikenal, kuasa-Nya dikenal, dan tujuan-Nya dikenal. Ini keseluruhan gambaran dalam Kisah Para Rasul 1:8. “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 13, saya suka sekali bagian ini, kita sudah membacanya. Gambarkan hal ini, sementara mereka sedang beribadah—sementara mereka sedang beribadah dan berpuasa Roh Kudus mengatakan,” Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Roh Allah, lakukan ini di dalam jemaat kami. Lakukan saat ini. Roh Allah, berbicaralah kepada hati kami masing-masing, panggillah yang Engkau kehendaki. Kami akan meresponi dengan ketaatan. Buatlah kehadiran-Mu dikenal di dalam kehidupan kami. Inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul. Jadi, di sini kita lihat pribadi Roh Kudus, kepribadian-Nya, keilahian-Nya, kerendahan-hati-Nya, dan otoritas-Nya. Ini gambaran keseluruhan dari pribadi-Nya. Sekarang, mengenai karya-Nya,
karya Roh Kudus, apa yang dilakukan-Nya. Ini yang mau saya lakukan. Sampai saat ini pembahasan Secret Church kita, khususnya ketika berkaitan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang kita lakukan pada dasarnya adalah mengambil sebuah pendekatan Alkitabiah dan theologis untuk memahami Kitab Suci. Maksud saya adalah bahwa kita, di bagian-bagian akhir dari pembahasan Secret Church mengenai Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengangkat pertanyaan ini, “Baik. Apakah kisah menyeluruh yang ada di dalam Perjanjian Lama, apakah kisah menyeluruh yang ada di dalam Perjanjian Baru, dan bagaimana semuanya itu saling berkaitan di dalam sejarah penebusan?” Dan karya Roh Kudus begitu terkait dengan beberapa fase dalam sejarah penebusan sehingga menurut saya cara yang terbaik untuk bisa memahami karya-Nya adalah dengan memahami sejarah itu. Kita tidak hanya memunculkan sebuah daftar, “Ini, 15 daftar apa yang dilakukan Roh Kudus,” namun, saya ingin melihat apa yang dilakukan Roh Kudus dalam konteks kisah di dalam Kitab Suci, dan bukan hanya di dalam Kitab Suci tetapi melihat apa yang sedang terjadi di dalam kehidupan kita di dalam penebusan. Ingat, penebusan itu sebuah kata yang berarti penciptaan kembali, pemulihan, pendamaian. Ini adalah kisah mengenai bagaimana Allah menciptakan kembali sebuah umat bagi diri-Nya, bagaimana Ia memulihkan umat bagi diri-Nya, dan bagaimana Ia memperdamaikan umat bagi diri-Nya. Jadi, kita akan melihat empat babak besar dalam sejarah penebusan—semuanya akan menjadi kerangka untuk pemahaman kita akan karya Roh Kudus. Pertama, di dalam penciptaan, kita akan menanyakan apa peranan yang dilakukan Roh Kudus pada saat penciptaan? Kemudian kejatuhan, bagaimana Roh Kudus berkaitan dengan dosa dunia dalam hubungannya dengan masuknya dosa ke dalam dunia di dalam Kejadian 3. Lalu penebusan—ini yang akan menjadi bagian terbesar pembahasan kita—bagaimana Roh Kudus menciptakan kita kembali untuk menjadi serupa dengan Kristus? Bagaimanakah Roh Kudus menebus kita? Dan kemudian penyempurnaan, bagaimana Roh Kudus membawa keselamatan kita kepada kesempurnaan? Jadi, kita akan mulai dengan Roh Kudus di masa penciptaan. Satu gelar kuncinya—di sini kita akan bergelut dengan Perjanjian Lama. Satu gelar kunci dari Perjanjian Lama, bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah. Sangat jarang anda bisa melihat Roh Kudus, dengan gelar itu, di dalam Perjanjian Lama. Anda akan banyak melihat penyebutan gelar Roh Allah, dan satu-satunya alasannya adalah karena memang tata bahasa Ibrani hanya memungkinkan penyebutan gelar itu. Bukannya menggunakan kata sifat dan kata benda, bahasa Ibrani memakai dua kata benda. Sebagai contoh, kalau mau menyebut “orang benar” –itu cara yang biasa kita pakai—namun dalam bahasa Ibrani akan dipakai bentuk manusia kebenaran, keduanya kata benda. Hal itu memberikan gambaran di sini, dan itulah sebabnya ketika anda melihat Roh disebutkan di sepanjang Perjanjian Lama; anda akan paling sering melihatnya diterjemahkan sebagai Roh Allah. Satu gelar kunci, dua kebenaran – Roh Kudus pertama-tama menyatakan kehadiran Allah di dunia ini. Roh yang menyatakan kehadiran Allah di dunia ini. Kemudian, Ia terlibat di seluruh bagian Alkitab. Inilah maksud saya ketika saya mengatakan bahwa Ia memiliki keterlibatan yang penuh di seluruh bagian Alkitab, tetapi ia secara sangat jelas lebih nampak di dalam Perjanjian Baru. Tidak berarti bahwa Roh Kudus tidak bekerja di dalam Perjanjian Lama; Ia bekerja. Kita bisa melihat sekitar 100 kali penyebutan mengenai Dia di sana, tetapi karya-Nya secara khusus menjadi sangat penting dalam konteks perjanjian yang baru, Perjanjian Baru dan karena itu kita akan melihat beberapa di dalam Perjanjian Lama, tetapi kita baru akan melihatnya sungguh-sungguh nyata dengan cara yang sama sekali baru di dalam Perjanjian Baru. Jadi, Roh Kudus menyatakan kehadiran Allah di dunia ini, dan yang kedua, kebenaran kunci yang kedua—Roh Kudus menyatakan kuasa Allah. Gambaran dasarnya adalah bahwa Roh Kudus adalah kehadiran Allah di dunia dan kuasa Allah yang bekerja di dunia— kehadiran Allah dinyatakan, kuasa Allah yang bekerja. Firman Allah sebagai perkataan Allah yang mahakuasa, dan Roh Allah dinyatakan sebagai nafas-Nya yang mahakuasa. Kita akan melihat hal itu di beberapa bagian dimana Roh Allah dijelaskan, dibicarakan sebagai nafas Allah. Tiga hal yang menjadi kunci—dan demikianlah hal itu terjadi di dalam Penciptaan. Pertama, Roh Kudus menciptakan, dan inilah yang dilakukan Roh Kudus di dalam penciptaan. Roh Kudus
bekerja dengan Anak untuk menggenapkan kehendak Bapa. Kita sudah melihat di dalam Kejadian 1:2. Ingat, “Pada mulanya, Allah”—kita melihat Alkitab mengajarkan bahwa di dalam penciptaan dunia, Bapa, Anak dan Roh Kudus terlibat di dalam gambaran ini. “Pada mulanya, Allah” –Bapa—“menciptakan langit dan bumi.” “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Dan kemudian anda melihat Yohanes 1:1, Kolose 1 yang berbicara mengenai Yesus dan keberadaan-Nya di dalam penciptaan. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Itu yang diajarkan dalam Kolose 1 juga. Dan karena itu, anda melihat penciptaan dijelaskan dilakukan oleh Bapa, Putra dan Roh Kudus. Roh Kudus bekerja dengan Sang Anak untuk menggenapkan kehendak Bapa. Dengan nafas-Nya, langit menjadi ada. Keindahan langit tidak akan ada tanpa Roh Kudus dari Allah. Keindahan langit tidak akan ada tanpa Roh Allah. Mazmur 104, “Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.” Ketika Engkau mengirim Roh-Mu, semuanya tercipta. Ini penciptaan. Roh Kudus memberikan kehidupan kepada semua makhluk. Lihat Ayub 33:4, “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.” Lihat bagaimana Roh Kudus dihubungkan dengan nafas Allah, Yang Mahakuasa. Roh Kudus menciptakan. Ini kebenaran yang pertama. Yang kedua, Roh Kudus memelihara. Roh Kudus bekerja memelihara di dalam penciptaan. Ia adalah pengatur Ilahi. Itu gambaran di dalam Kejadian 1:2 yang menjelaskan bahwa Roh Kudus membuat alam semesta yang kacau menjadi teratur. Ini adalah gambaran mengenai menjadikan dunia teratur dimana tadinya tidak ada apa-apa, kemudian menjadi tercipta. Ini berarti menjadikannya teratur, aturan yang sama yang memampukan kita menjalani kehidupan dan terpelihara di planet ini. Roh Kudus adalah pengatur Ilahi, Ia adalah pemelihara Ilahi. Saya suka dengan yang dikatakan dalam Ayub 34 ini, “Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan nafas-Nya pada-Nya, maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu.” Kenyataan bahwa anda masih bernafas saat ini adalah karena kuasa Roh Kudus Allah. Kita memerlukan Dia dalam setiap hembusan nafas kita. Ayub 27:3 mengatakan, “selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah masih di dalam lubang hidungku.” Dan Ia memelihara roh manusia, Mazmur 51 dan Yesaya 57, “Pengatur Ilahi, Pemelihara Ilahi dan Penyedia Ilahi.” Itu hakekat-Nya. Kita nanti akan membicarakan hal ini, tetapi kita juga bisa melihat di dalam Nehemia 9, “Dan Engkau memberikan kepada mereka RohMu yang baik untuk mengajar mereka. Juga manna-Mu tidak Kautahan dari mulut mereka dan Engkau memberikan air kepada mereka untuk melepaskan dahaga.” Yesaya 63, bagian ini berbicara mengenai apa yang dilakukan Allah melalui Musa, dan disana dikatakan, “Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing dombaNya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka.” Roh Allah menyediakan bagi mereka di sepanjang perjalanan. Roh Kudus menciptakan, Roh Kudus memelihara, dan kemudian, Roh Kudus memerintah. Ia mengendalikan alam. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya.” Ia menuntun sejarah. Yesaya 34 di bagian pertengahan mengatakan, “begitulah perintah yang keluar dari mulut TUHAN, dan Roh TUHAN sendiri telah mengumpulkan mereka.” Mazmur 143, “Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata.” Jadi, ada dua hal; Roh Allah dinyatakan dalam kehadiran Allah di dunia ini dan menyatakan kuasa Allah yang sedang bekerja. Menyatakan kehadiran Allah, menyatakan kuasa Allah, dan Ia melakukan hal itu di dalam penciptaan dengan mencipta, memelihara dan mengatus. Roh Kudus bekerja di dalam penciptaan. Kemudian, kita masuk ke dalam masa kejatuhan. Di dalam Kejadian 3 tidak secara eksplisit dituliskan mengenai Roh Kudus dalam kaitannya dengan kejatuhan manusia, tetapi di sinilah saya mau menjelaskan – dan karena itu bagian ini akan menjadi pembahasan yang cukup
panjang, karena saya mau memberikan gambaran dari Perjanjian Lama dan beberapa bagian dari Perjanjian Baru, untuk memikirkan, secara singkat di sini, bagaimana Roh Kudus berkaitan dengan dosa di dalam kehidupan kita. Sebagai akibat dari kejatuhan, bagaimana Roh Kudus berkaitan dengan dosa di dalam kehidupan kita? Pertama-tama, salah satu keterangan yang paling jelas yang kita miliki adalah dari Yesus di dalam Yohanes 16, dimana dikatakan Roh Kudus meyakinkan akan dosa, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi.” Tetapi ini bukan hanya di masa Perjanjian Baru. Di masa Perjanjian Lama juga, Roh Kudus merespon terhadap dosa. Kedua kebenaran itu, dalam cara tertentu, saling berdampingan. Pertama-tama, kebenaran ini menyatakan perkenanan Allah akan ketaatan. Dalam ketaatan kita, Roh Kudus, karena Ia menyatakan kehadiran Allah dan menunjukkan karya kuasa Allah, Ia menunjukkan perkenanan Allah akan ketaatan kita. Ini sangat jelas di dalam Yohanes 1, Yohanes 3. Kita berbicara mengenai Yesus di sana. Di dalam Yesus, yang taat sempurna kepada Allah, dan anda melihat ada Roh Kudus, ini adalah gambaran tentang Roh Kudus yang turun dari surga dan berdiam di dalam Yesus. Matius 3:16-18 adalah bagian yang menuliskan kisah ini, dan Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti merpati, dan Bapa mengatakan, “Inilah Anak-Ku, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Menyatakan perkenanan Allah kepada ketaatan Anak-Nya, tetapi kemudian, juga di dalam Alkitab, Roh Kudus menyatakan ketidak-berkenanan Allah akan ketidak-taatan, dan hal ini secara khusus bisa kita lihat dalam Perjanjian Lama. Saya ingin kita melihat—ayat-ayat di dalam Alkitab mengenai Simson, dan saya ingin anda memperhatikan ayat yang mengatakan, “Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan TUHAN memberkati dia.” Dan dengan itu, kita melihat perkenanan Allah atas Simson melalui Roh Allah. Hakim-Hakim 14, “Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing -- tanpa apa-apa di tangannya.” Itulah Roh Allah di dalam diri Simson yang memampukannya melakukan hal itu. Hakim-Hakim pasal 14 itu juga mengatakan, “Maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, lalu pergilah ia ke Askelon dan dibunuhnya tiga puluh orang di sana, diambilnya pakaian mereka dan diberikannya pakaian-pakaian kebesaran itu kepada orang-orang yang dapat memberi jawab teka-teki itu.” Hakim-Hakim 15, hal yang sama, “Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia dan talitali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu.” Baik. Pasti ada sesuatu yang luar biasa, yang pertama, kalau anda berpikir mengenai mengambil tulang rahang keledai, dan menjadi alat bagi anda untuk mengalahkan seribu orang yang menyerang anda. Dan itu terjadi kepada Simson. Dijelaskan bahwa Roh Kudus di dalam dirinya yang melakukannya, tetapi kemudian kita melihat bahwa kehidupan Simson diwarnai dengan jatuh bangun di dalam dosa, dan karena itu ada saatnya dimana Allah menunjukkan, melalui Roh Kudus, ketidak-berkenanan-Nya kepada kehidupan Simson. Dengarkan apa yang dikatakan dalam Hakim-Hakim 16, " Lalu berserulah perempuan itu” –gambarkan tentang Simson dan Delila— "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.” Kehadiran Allah, Roh Allah, sebagai respons atas keterikatan Simson kepada dosa, rasa puas dirinya, kita lihat meninggalkan dia. Ini gambaran yang sama yang kita lihat dengan Saul dalam 1 Samuel 16, " Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.” Sekarang, kita akan berbicara lebih banyak tentang hal ini, bagaimana Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama datang pada orang-orang dan kemudian pergi dan tidak tetap tinggal di dalam
kehidupan mereka seperti yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru, tapi inilah gambaran yang kita lihat di sini. Roh Allah mencerminkan perkenanan Allah akan ketaatan dan ketidaksenangan Allah akan ketidaktaatan, dan kemudian Anda berpikir tentang itu dalam terang Perjanjian Baru, apa yang diajarkan di dalam Perjanjian Baru. Ketika kita berdosa, bagaimana hal itu mempengaruhi Roh Kudus? Ketika kita berdosa, kita mendukakan Roh. Efesus 4 dan Yesaya 63 membicarakan tentang hal ini, "Jangan mendukakan Roh Kudus Allah" Ketika kita berdosa – kita sudah melihat hal ini dalam Kisah Para Rasul 5 - kita berdusta kepada Roh. Ketika kita berdosa – sekarang, mari kita pikirkan dengan cara ini. Setiap dosa – ini keseriusan tentang dosa di dalam Kitab Suci – kita mendukakan Roh Allah. Pikiran yang menyimpang, berkanjang di dalam pikiran itu atau mengatakan ini atau melakukan itu atau tidak melalukan itu – semua dosa, kita mendukakan Roh. Kita berdusta kepada Roh. Kita melawan Roh. Ketika kita berdosa, kita merendahkan Roh. Hal ini secara khusus dibahas di dalam 1 Korintus 6 dalam konteks kecemaran seksual yang mencemarkan tubuh anda, bait Roh Kudus. Kita merendahkan Roh Kudus. Ketika kita berdosa, kita memadamkan Roh. Kita memadamkan api Roh Kudus. Dosa adalah seperti menuangkan air pada api dalam diri kita, dan ketika kita berdosa, kita menghina Roh Kudus. Ibrani 10:29 mengatakan, "Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia." Dosa kita jelas jelas mempengaruhi Roh Kudus, dan Roh Kudus merespons terhadap dosa kita, tetapi ada bagian baiknya. Agar kita tidak mendapatkan gambaran yang sepenuhnya negatif tentang Roh Kudus dalam hubungannya dengan dosa di dalam kehidupan kita, kita harus memahami bahwa Roh Kudus memberikan kemenangan atas dosa. Kita hidup di dalam Roh. Disebutkan di dalam Roma 8, Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatanperbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." Roma 8 adalah pasal tentang kemenangan Roh Kudus. Tepat setelah Roma 7, yang tidak menggambarkan mengenai Roh Kudus, tetapi mengenai peperangan yang terjadi, "Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat, dan kalau aku melakukan apa yang tidak aku kehendaki, itulah dosa yang ada di dalamku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” Ia berseru demikian. Ada peperangan di dalam kehidupanku. Syukur kepada Allah di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Roma 8:1, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Ia memberikan kemenangan atas dosa, dan kemudian di bagian selanjutnya dari pasal itu, kalau oleh Roh kamu mematikan perbuatan tubuhmu, maka kamu akan hidup karena kamu dipimpin oleh Roh Allah. Inilah gambarannya, kemenangan Roh Kudus melalui kasih karunia. Betapa besarnya rahmat bahwa Dia yang kita hina tidaklah menghukum kita. Dia yang kita dukakan dan kita lawan dan kita dustai memberikan kehidupan dan kasih karunia dan rahmat serta kemenangan atas dosa. Itu kabar baik. Kita hidup di dalam Roh Kudus. Kita berjuang di dalam Roh Kudus. Efesus 6, “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintahpemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Dan kemudian di bagian selanjutnya dikatakan, “Pakailah ketopong keselamatan, pedang Roh.” Dalam kaitan dengan Yesus. Dalam pencobaan-Nya, dalam perjuangan-Nya, ketika Dia dicobai di dalam Matius 4 dan Lukas 4, bagaimana Dia menjalani peperangan-Nya? Firman-Nya, itulah pedang Roh dan melawan cobaan. Ini sebabnya kita menyimpan Firman di dalam hati kita karena itulah senjata kita di dalam peperangan melawan dosa. Pedang Roh. Kita hidup dalam Roh, kita berperang di dalam Roh, dan kita berdoa dalam Roh. Ini adalah tindak lanjut dari
keseluruhan gambaran mengenai perlengkapan senjata Allah, di dalam Efesus 6:18, " dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya.” Ini hanya sedikit penjelasan mengenai bagaimana Roh Kudus merespons terhadap dosa. Mencerminkan perkenanan Allah akan ketaatan, ketidak-berkenanan Allah akan ketidaktaatan, dan bagaimana Roh Kudus berespons ketika kita berdusta, melawan dan mendukakan, tetapi kemudian Ia memberi kita kemenangan atas dosa. Sekarang, kita akan masuk ke dalam pembahasan yang penting, Roh Kudus di dalam penebusan. Yang akan kita lihat di sini adalah tiga gambaran mengenai Roh Kudus di dalam penebusan, yaitu mengenai tiga cara. Pertama-tama, penebusan dinantikan, itu yang ada di dalam Perjanjian Lama. Kejadian sampai Maleakhi, penebusan dinantikan, Roh Kudus dan bangsa Israel. Jadi, kita akan melihat mengenai penebusan dinantikan di dalam Perjanjian Lama. Kemudian yang kedua, penebusan digenapi yaitu di dalam kitab-kitab Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kita akan melihat gambaran tentang Kristus, dan kita akan melihat mengenai Roh Kudus, bukan dalam kaitannya dengan bangsa Israel tetapi Roh Kudus di dalam Kristus dan hubungan antara Roh Kudus dengan Kristus, dan yang ketiga, penebusan diaplikasikan—penebusan diaplikasikan, dan ini dimulai dari Kisah Para Rasul sampai Kitab Wahyu yaitu Roh Kudus di dalam gereja. Jadi, ada tiga sudut pandang yang akan kita pakai di sini—dan kita akan lebih banyak membahas mengenai penebusan diaplikasikan, dimana kita akan memahami apa yang dilakukan Roh Kudus di dalam kehidupan kita, tetapi untuk bisa memahami hal itu, kita harus memahami bagaimana penebusan itu dinantikan dan digenapkan di dalam Kristus, bagaimana Roh Kudus bekerja di antara bangsa Israel dan Kristus, dan hal itu akan menjelaskan bagaimana Roh Kudus bekerja di dalam Gereja. Jadi, penebusan dinantikan, Roh Kudus dengan bangsa Israel—kata kunci di sini adalah Roh Kudus dan bangsa Israel. Alasan saya menekankan hal ini adalah karena di dalam Perjanjian Lama Roh Kudus hadir sewaktu-waktu. Kita sudah melihat di dalam 1 Samuel 16, “Roh TUHAN meninggalkan Saul.” Mazmur 51, Daud berseru, “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.” Gambarannya adalah bahwa di dalam Perjanjian Lama Roh Kudus datang dan meninggalkan manusia—kehadiran yang sewaktu-waktu. Ada beberapa peristiwa di dalam Perjanjian Lama dimana Roh Kudus memenuhi seseorang atau ada di dalam diri seseorang, tetapi kebanyakan, yang anda lihat adalah gambaran mengenai Roh Kudus dengan manusia. Di dalam Yehezkiel 1, Yehezkiel 10, ada gambaran dimana nabi Yehezkiel melihat Roh Allah meninggalkan Yerusalem, Roh Allah meninggalkan tempat kediaman-Nya. Jadi, kehadiran yang sewaktu-waktu, dan kedua, di dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus adalah janji yang belum digenapi. Saya harap anda mengikuti pembahasan saya dengan seksama, apa yang saya maksudkan dengan janji yang belum digenapi artinya belum lengkap. Masih ada yang akan datang. Kepenuhan, janji akan Roh Kudus belum dialami di dalam Perjanjian Lama. Masih ada yang akan datang. Inilah yang dibicarakan para nabi. Perhatikan apa kata Yesaya, “Sebab purimu sudah ditinggalkan dan keramaian kotamu sudah berubah menjadi kesepian. Bukit dan Menara sudah menjadi tanah rata untuk selama-lamanya, menjadi tempat kegirangan bagi keledai hutan dan tempat makan rumput bagi kawanan binatang.” Ada yang akan terjadi. Yehezkiel 36, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan” -Aku akan. Sesuatu yang akan terjadi – “Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” “Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel,” Yehezkiel 39. Yoel 2:28, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia.” Kemudian di ayat 29, “Akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” Bisa kita lihat dengan jelas, ada sesuatu yang akan terjadi. Ini adalah masa penantian, janji yang belum dipenuhi, yang belum lengkap di dalam Perjanjian Lama. Kehadiran yang sewaktu-waktu, janji yang belum dipenuhi—lalu apa yang dilakukan Roh Kudus? Dalam kehadiran-Nya yang
sewaktu-waktu, dan kalau Ia akan datang lagi dalam kepenuhan yang lebih besar, lalu apa yang dilakukan Roh Kudus? Pertama-tama, Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama dengan bangsa Israel, Ia menguatkan karya Allah. Ia menguatkan karya Allah. Ia memampukan umat Allah untuk memimpin. Ia datang kepada Musa dan berkata kepadanya di dalam Bilangan 11, “Sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya.” Aku akan memampukan mereka dengan mencurahkan Roh-Ku kepada mereka. Hal yang sama dituliskan dalam Bilangan 27, Yosua, pengganti Musa, “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh.” Dan di berbagai bagian dalam kitab Hakim-Hakim. Kita melihat di dalam Hakim-Hakim 3, “Roh TUHAN menghinggapi dia dan ia menghakimi orang Israel. Ia maju berperang.” Itu mengenai Otniel. Kemudian bisa dilihat juga dalam Hakim-Hakim 6:34, anda melihat Gideon, Roh TUHAN datang kepada Gideon. Lalu anda melihat hal yang s ama terjadi kepada Yefta dalam pasal 11:29. Roh Tuhan datang kepada orang-orang itu untuk memampukan mereka memimpin. Kemudian anda melihat Saul, 1 Samuel 10, “Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka.” Daud, Roh Tuhan datang ke atasnya dan memberi kuasa. Ia menguatkan karya Allah dengan memampukan umat Allah untuk memimpin. Kedua, Ia memperlengkapi umat Allah dengan keahlian. Allah memberikan penjelasan tentang apa yang harus dipakai oleh para imam, bagaimana Kemah Suci itu harus dibangun, bagaimana bentuk Kemah Pertemuan dan Tabut Perjanjian, dan apa yang dilakukannya. Keluaran 31:1-5 mengatakan, “Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah”—perhatikan ini— “dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan.” Orang ini adalah seorang tukang yang sangat ahli. Mengapa? Karena Ia penuh dengan Roh Allah. Roh Allah memperlengkapi umat Allah dengan keahlian. Dan kemudian, Ia memampukan umat Allah untuk berkemenangan. Yesaya 63 berbicara mengenai bagaimana Allah menuntun umat-Nya melalui Laut Merah oleh Roh-Nya. 1 Samuel 19 adalah kisah yang agak bersifat humor karena kisahnya adalah mengenai Saul mau membunuh Daud, tetapi Daud melarikan diri. Daud mendapatkan kabar tentang hal itu, sehingga ia melarikan diri, dan akhirnya sampai ke tempat Samuel berada. Saul mengetahui bahwa Samuel dan Daud ada di tempat itu, dan karena itu Saul mengirimkan pasukan untuk menangkap Daud, tetapi yang terjadi kemudian sangatlah menarik, perhatikan 1 Samuel 19:20 yang mengatakan, “maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud. Tetapi orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga mereka pun kepenuhan seperti nabi.” Luar biasa bukan, mengapa? Mereka seharusnya menangkap Daud, tetapi Roh Allah justru mengatakan, “Aku akan datang kepadamu, dan kamu akan berhenti melakukan apa yang kamu lakukan, dan akan mulai bernubuat.” Dan ketika mereka sedang bernubuat, gambarannya adalah seperti seorang yang sedang kerasukan, dan ketika Saul mendengar hal itu, ia seperti berpikir, “Apa yang mereka lakukan? Mengapa mereka bernubuat? Mereka seharusnya menangkap dan membunuh. Baiklah, aku akan melakukannya sendiri. Aku harus turun tangan sendiri.” Jadi, Saul pergi, dan ketika ia sampai di sana, Roh Allah datang ke atas Saul, dan ia juga mulai bernubuat. Ia bukan hanya bernubuat, tetapi 1 Samuel 19 mengatakan “Ia pun menanggalkan pakaiannya, dan ia pun juga kepenuhan di depan Samuel.” Jadi, Saul berpikir bahwa ia sendiri yang akan menangkap Daud, tetapi ia justru mendapati dirinya telanjang, bernubuat di bawah kuasa Roh Allah. Ini bukan yang ada dalam rencananya. Luar biasa bukan? Ini memang kisah yang lucu. Roh Allah memampukan umat Allah untuk berkemenangan. Ia mendorong umat Allah untuk bertahan. Kita melihat Roh Allah mendorong umat Allah untuk bertahan. Yesaya 44—kita sudah membaca Mazmur 143—Yesaya 44 di bagian tengah mengatakan, “Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih! Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak
cucumu.” Ini masa yang sulit bagi bangsa Israel. Zakharia 4:6 mengatakan, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.” Kamu akan melewati hal ini. Hagai 2, “Sekarang, kuatkanlah hatimu, kata Tuhan.” Kuatkan, kuatkan, kuatkan, Aku menyertaimu, dan di bagian akhir, “Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Jangan takut.” Dorongan yang luar biasa di dalam kitab Hagai dari Roh Allah. “Roh-Ku ada di tengah-tengahmu. Aku menyertai kamu. Kuatkan hatimu.” Jadi, Roh Allah mendorong umat Allah untuk bertahan. Jadi itulah yang dilakukan Roh Allah. Ia menguatkan karya Allah. Ia memampukan umat-Nya. Ia memperlengkapi umat-Nya. Ia membuat mereka berkemenangan. Ia mendorong mereka untuk bertahan. Itulah yang dilakukan Roh Kudus di dalam Perjanjian Lama. Ia menguatkan karya Allah. Selanjutnya, Roh Allah menginspirasikan penyembahan kepada Allah. Salah satunya adalah mengenai Daud; inilah perkataan Daud yang terakhir, “Tutur kata Daud bin Isai dan tutur kata orang yang diangkat tinggi, orang yang diurapi Allah Yakub, pemazmur yang disenangi di Israel: Roh TUHAN berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku.” Roh Allah di dalam Perjanjian Lama menginspirasikan penyembahan kepada Allah, dan kemudian Roh Allah menyatakan Firman Allah. Yehezkiel 2 adalah bagian yang luar biasa. Roh Allah menyatakan Firman Allah. Perhatikan bagian ini, “Firman-Nya kepadaku” Cobalah tempatkan diri anda dalam posisi sebagai Yehezkiel, “Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau." Sementara Ia berbicara dengan aku, kembalilah rohku ke dalam aku dan ditegakkannyalah aku. Kemudian aku mendengar Dia yang berbicara dengan aku. FirmanNya kepadaku: "Hai anak manusia, Aku mengutus engkau kepada orang Israel, kepada bangsa pemberontak yang telah memberontak melawan Aku. Mereka dan nenek moyang mereka telah mendurhaka terhadap Aku sampai hari ini juga. Kepada keturunan inilah, yang keras kepala dan tegar hati, Aku mengutus engkau dan harus kaukatakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH. Dan baik mereka mendengarkan atau tidak -- sebab mereka adalah kaum pemberontak - mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka. Dan engkau, anak manusia, janganlah takut melihat mereka maupun mendengarkan kata-katanya, biarpun engkau di tengah-tengah onak dan duri dan engkau tinggal dekat kalajengking. Janganlah takut mendengarkan kata-kata mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak. Sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku kepada mereka, baik mereka mau mendengarkan atau tidak, sebab mereka adalah pemberontak. Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Inilah sang nabi— nabi Allah, memakan apa yang diberikan-Nya dan mengatakan apa yang dikatakan-Nya. Engkau akan berada di antara kalajengking dan menghadapi kaum pemberontak, tetapi sampaikanlah apa yang Kuperintahkan untuk kau katakan. Inilah yang dilakukan sang nabi, menyatakan Firman Allah. Sekarang, bagaimana prosesnya. Dua langkah. Pertama-tama, Wahyu, sang nabi menerima Firman. Allah berbicara kepada nabi, menyatakan Firman-Nya kepada nabi. Nabi menerima Firman, dan kemudian di dalam inspirasi, sang nabi menyampaikan Firman. Nabi menerima Firman dari Allah, dan sang nabi menyampaikan Firman. Ia menyatakan Firman di dalam perkataannya. Demikianlah Firman Tuhan. Inilah yang dikatakan Tuhan, 2 Tawarikh 24:20. Lalu Yesaya 61, “Roh TUHAN ada padaku. Aku menyampaikan hal ini.” Mikha 3, “Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan.” Ia menyampaikan Firman Allah. Jadi, sang nabi menerima Firman dan menyampaikan Firman—Wahyu, inspirasi. Ingat bagian ini. Ada pemahaman akan dua hal ini, pertama-tama, Roh Allah menyatakan Firman di dalam Alkitab, dan saya menemukan beberapa hal di dalam Perjanjian Baru yang menjelaskan tentang apa yang dilakukan Roh Allah di dalam Perjanjian Lama. Perhatikan beberapa di antaranya, Kisah Para Rasul 1:15-17, “ada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud.”” Roh Kudus berbicara melalui Daud. Kisah Para Rasul 4, “Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman.” Kemudian 2 Petrus 1:20-21, dua ayat yang sangat penting untuk bisa memahami Kitab Suci, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” – Saya sangat suka gambaran di sini—“ oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Roh Kudus mendorong mereka dan berbicara melalui mereka. Baik, yang kita lihat, Roh Kudus dengan bangsa Israel, ada tiga peranan utama. Roh Kudus menguatkan karya Allah. Ia menginspirasikan penyembahan kepada Allah, dan ia memberikan Firman Allah. Baik, kita lanjutkan. Pada akhirnya, tetap ada penantian, karena ada sesuatu yang belum lengkap. Ada kehadiran yang sewaktu-waktu, dan janji yang belum dipenuhi. Kemudian, anda masuk ke dalam kitab-kitab Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes dan gambarannya adalah mengenai Yesus dan mengenai penebusan yang digenapi, Roh Kristus, dan kita mulai melihat penggenapannya, dan kita akan memperhatikan hal itu. Kita harus melihat bagaimana hal itu berkaitan dengan Kristus sebelum kita melihat kaitannya dengan Gereja. Abraham Kuyper mengatakan, “Gereja belum pernah secara cukup mengakui peranan Roh Kudus yang ada di dalam karya Kristus. Kesan yang muncul pada umumnya adalah bahwa karya Roh Kudus baru dimulai setelah karya Pengantara di dunia itu selesai, seolah-olah sebelum saat itu tiba Roh Kudus sedang merayakan hari libur Ilahi-Nya.” Ia sering digambarkan berdiam diri, seolah-olah hanya berpangku tangan, menanti saatnya untuk terlibat. Tidak demikian. Alkitab mengajarkan kepada kita berulangkali bahwa Kristus melakukan karya Pengantara-Nya dalam kendali dan dorongan dari Roh Kudus. Jadi, saya ingin agar kita berpikir mengenai bagaimana keseluruhan janji ini digenapkan di dalam Kristus dan kemudian berpikir mengenai hal itu dalam kaitannya dengan berbagai fase yang berbeda dari kehidupan Kristus dan pribadi Kristus. Di dalam Perjanjian Lama, kehadiran Roh Kudus hanyalah sewaktu-waktu. Kita sudah berbicara mengenai hal itu. Di dalam Kristus, kehadiran Roh Kudus adalah permanen. Ini gambaran yang ada di dalam Yohanes 1, “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”—permanen—tinggal di atas-Nya. Yang kedua, di dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus adalah janji yang belum dipenuhi. Di dalam Kristus, Roh Kudus adalah janji yang digenapi. Dengarkan nubuat di dalam Perjanjian Lama. Yesaya 11, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN.” Kalau anda memperhatikan Matius 12:17, dan ini adalah kutipan dari Yesaya 42, nubuat di sana mengatakan, “supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya.” Lukas 4, ketika Yesus berdiri di sinagog, dan Ia membuka gulungan kitab, kemudian Ia mengutip dari Yesaya 61, Ia mengatakan demikian, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.” Dan kemudian Ia memberikan penjelasan, “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Apa yang dijanjikan mengenai Roh Tuhan itu sekarang digenapkan dalam keseluruhan gambaran mengenai Aku. Sekarang, bagaimana hal ini berlangsung di dalam berbagai fase yang berbeda dari kehidupan Yesus. Kelahiran-Nya, inkarnasi-Nya, Roh Kudus dan Inkarnasi Kristus—apa yang dilakukan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristus, di dalam Pribadi Kristus? Pertama-tama, Roh Kudus mempersiapkan inkarnasi secara nubuatan. Anda bisa melihat di dalam Lukas 1:41-67 dan Lukas 2 sebagai gambaran Roh Kudus yang turun ke atas manusia dan memampukan Elisabet dan kemudian Zakharia untuk bernubuat mengenai Kristus yang akan datang, dan kemudian Lukas 2, mari kita perhatikan bagian ini dengan cepat. Simeon—perhatikan, “Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus”—jadi ia sudah diberitahu Roh Kudus. Engkau tidak akan mati sebelum engkau bertemu Kristus. Jadi orang ini memang hidup untuk melihat sang Mesias. Dan ini yang membuat ia bangun di pagi itu. Ia mau melihat Kristus, “Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-
Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Bukankah gambaran yang sangat luar biasa? Engkau hidup sampai hari ini, dan engkau mengetahui—Roh Kudus menggerakanmu untuk mengenali bahwa inilah keselamatan yang dari Tuhan. Betapa luar biasa. Mempersiapkan jalan bagi inkarnasi secara nubuatan, dan kemudian Roh Kudus memungkinkan inkarnasi sungguh-sungguh terjadi secara nyata, dan inilah gambaran di akhir Lukas 1:29-35 ketika malaikat berkata kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Ketika Roh Kudus datang kepadamu, itulah yang dikatakan malaikat kepada Yusuf juga di dalam Matius pasal 1, yang mengatakan, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari”—siapa?— Roh Kudus. Roh Kudus yang secara jelas membentuk kemanusiaan Kristus di dalam diri Maria. Itulah gambarannya di sini, Roh Kudus di dalam inkarnasi. Jadi, itu kelahirannya, dan kemudian kita tidak banyak mendapatkan gambaran untuk masa kanak-kanakNya, sampai tiba masa pembaptisan-Nya, Roh Kudus di dalam pembaptisan Kristus. Pada saat baptisan Yesus, apa yang dilakukan Roh Kudus? Roh Kudus menegaskan janji di dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam bagian Yohanes 1 yang menuliskan demikian, “Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus”—menegaskan, dan kemudian di baptisan Yesus Roh Kudus meneguhkan Kristus bagi pelayanan. Tepat setelah Ia dibaptiskan kemudian Roh Kudus datang seperti merpati, yang digambarkan dalam Matius 3. Perhatikan Markus pasal 1, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Jadi, Ia langsung diutus oleh Roh Kudus, diteguhkan. Lalu Yesus memasuki masa pencobaan, Roh Kudus di dalam pencobaan Kristus. Lukas 4:1, 14, “Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.” Dan kemudian Ia dicobai di sana, antara ayat 1 sampai ayat 14, “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.” Ketika anda melihat hal itu, anda akan melihat gambaran yang sangat luar biasa. Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun. Roh Allah membawa anda ke tempat yang sama dengan tempat dimana Yesus dicobai. Membawa Yesus, mendukung Yesus di padang gurun, dengan pedang Roh, Firman Allah, dan Roh Kudus membawa Yesus keluar dari padang gurun. “Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea.” Roh Kudus ada di keseluruhan gambaran yang ada dalam pencobaan Kristus, dan jangan lupa bahwa Lukas menekankan mengenai bagian ini, karena ia juga menuliskan satu kitab yang lain di dalam Alkitab. Kisah Para Rasul juga merupakan kita yang penuh dengan gambaran tentang Roh Kudus, dan karena itu ia dengan sengaja menunjukkan kepada kita bahwa Roh Kudus bukanlah sesuatu yang baru sama sekali di dalam Kisah Para Rasul. Roh Kudus sudah jelas nampak dalam kehidupan Yesus. Roh Allah memenuhi kisah kehidupan Yesus di dalam Injil Lukas. Kita harus mengingat hal itu. Roh Kudus di dalam karya Kristus, kehidupan dan pelayanan-Nya, Yesus bekerja di dalam kuasa Roh Kudus. Ini bagian yang muncul dalam percakapan tentang menghujat Roh Kudus, yaitu di Matius 12:25-28 dimana Ia mengatakan, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Ini gambarannya. Ketika Yesus—percakapan ini mengenai mengusir roh-roh jahat, dalam kehidupan Kristus yaitu gambaran tentang Roh Allah yang melawan roh-roh jahat di angkasa yang ditunjukkan di dalam kehidupan dan pelayanan Kristus. Bukan hanya di dalam kuasa Roh Kudus, tetapi Lukas 10 bahkan mengatakan “bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus.” Ini setelah Yesus berbicara mengenai Iblis yang jatuh seperti kilat dari langit, dan kuasa roh jahat tunduk, bukan hanya kepada Yesus, tetapi juga kepada para pengikut-Nya. Ia mengatakan dan Alkitab mengatakan, “Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Penuh dengan sukacita Roh Kudus—ada kuasa dan ada sukacita di sini. Jangan lupa dua hal ini, kuasa dan sukacita. Dan Roh Kudus di dalam kehendak Kristus, dan inilah bagian dimana kita sungguh-sungguh harus keluar dari catatan kitab-kitab Injil, karena di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, serta dalam kisah penyaliban dan kebangkitan, kita tidak banyak membaca tulisan mengenai Roh Allah, tetapi perhatikan di bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru. Roh Kudus menguatkan Yesus untuk kayu salib. Ibrani 9, “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah.” Menguatkan Yesus di kayu salib, dan Roh Kudus menegaskan tentang keberadaan Yesus di dalam kebangkitan. Roma 1, “menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati.” 1 Timotius 3:16, “Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh.” 1 Petrus 3:18, “Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh.” Roh Kudus menyatakan keberadaan Yesus di dalam kebangkitan. Menguatkan Yesus di kayu salib, menyatakan keberadaan Yesus di dalam kebangkitan. Kemudian anda melihat kenaikan, dan kenaikan adalah salah satu titik balik di dalam kehadiran Roh Kudus. Ini sesuatu yang sangat penting. Kenaikan seringkali hanya dianggap sebagai salah satu bagian dari karya Kristus, tetapi ada sesuatu yang lain juga. Perhatikan Yohanes 7, Yesus mengatakan di sana, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksud oleh Yesus adalah Roh Kudus, yang kemudian akan diterima oleh orang-orang percaya. Jadi, Ia berbicara mengenai Roh Kudus, dan kemudian mengatakan bahwa sampai saat itu Roh Kudus belum diberikan karena Yesus belum dipermuliakan. Yesus perlu dipermuliakan, naik ke surga duduk di sebelah kanan Bapa agar Roh Kudus bisa diberikan. Itulah sebabnya kita bisa melihat Kisah Para Rasul 1, dan anda melihat janji di dalam ayat 8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,” dan kemudian setelah penjelasan itu dikatakan, “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” Kenaikan adalah titik balik bagi kehadiran Roh Kudus. Kenaikan juga menjadi kunci dari keberlanjutan karya Roh Kudus. Saya mau menunjukkan hal ini kepada anda. Bukalah Kisah Para Rasul 1. Saya mendorong anda untuk memperhatikan salah satu dari kata yang paling hebat di dalam Kisah Para Rasul ini. Perhatikan apa yang dikatakan Lukas di sini—Kisah Para Rasul 1:1, perhatikan bagaimana Lukas memberikan gambaran tentang hal ini. Ia mengatakan, “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat.” Perhatikan lagi ayat 1 itu, “Dalam bukuku yang terdahulu, Teofilus, aku menuliskan tentang apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus sampai hari ketika Ia diangkat ke surga.” Dalam Terjemahan Lama, anda akan melihat ada penjelasan tentang yang dilakukan Yesus “permulaan.” Sangat sering kita berpikir, bahwa Lukas menuliskan tentang Injil. Tetapi Injil itu hanyalah permulaan dari apa yang dilakukan dan diajarkan Yesus, dan kemudian kalau anda melihat Kisah Para Rasul 1 ayat 11, Yesus sudah meninggalkan dunia ini. Jadi, keseluruhan isi Injil Lukas disebutkannya sebagai permulaan dari apa yang diajarkan dan dilakukan Yesus, dan kemudian dalam Kisah Para Rasul 1:11, anda melihat Yesus naik ke surga, dan meskipun banyak dijelaskan mengenai Yesus di dalam Kisah Para Rasul, tetapi tidak sedekat penjelasan dalam Injil. Inilah keindahannya. Di sinilah keseluruhan gambarannya. Roh Allah akan menjadi kehadiran Kristus di antara umat Allah, dan karena itu karya Kristus di antara umat-Nya hanyalah awal dari Injil. Injil itu akan berkembang di antara 120 orang percaya di Kisah Para Rasul 1—3000 orang di Kisah Para Rasul 2, 5000 dan seterusnya dan seterusnya dimana kehadiran Kristus sendiri hidup di dalam kehidupan umat-Nya. Karena Ia naik ke surga, dan Ia sudah mengutus Roh
Kudus kepada kita, kenaikan ini menjadi kunci bagi keberlanjutan karya Roh Kudus. Bisakah anda melihat hal itu di dalam Kisah Para Rasul 7? Inilah salah satu tempat dimana kita melihat Kristus. Ketika Stefanus hampir dirajam, ia memandang ke atas, dan ia melihat lengit terbuka, dan Anak Manusia, Yesus, berdiri di sebelah kanan Allah. Roma 8:34 mengatakan, “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita” Ini janji pada saat kenaikan bahwa Yesus akan datang kembali. Yesus yang sama yang sudah kamu lihat naik ke surga akan kembali dengan cara yang sama ketika Ia naik ke surga. Baik. Tetap perhatikan Kisah Para Rasul, dan yang saya ingin lakukan adalah membawa kita semua, mulai dari pasal ini, dan memperhatikan lagi bagaimana penebusan diaplikasikan. Kita sudah melihat Roh Kudus dengan bangsa Israel dan Roh Kudus di dalam Kristus. Sekarang kita akan melihat Roh Kudus di dalam Gereja dan yang akan kita lakukan adalah memperhatikan Kisah Para Rasul pasal 2, dan di lembaran petunjuk anda, akan anda temukan beberapa bagian yang belum diisi.dan saya mengajak kita membuka beberapa bagian Firman Allah yang berbeda dkarena saya mau menunjukkan bagaimana semuanya saling berkaitan. Kisah mengenai Pentakosta ini, tidak ada satu bagianpun dari kisah ini yang terjadi secara tidak sengaja, atau yang tidak dirancang oleh Yang Mahakuasa, dan karena itu saya mau menunjukkan hal itu kepada anda. Di dalam Kisah Para Rasul, “Orang yang kepenuhan Roh Kudus akan mengalirkan Roh Kudus.” Ini juga yang pernah dikatakan di dalam Yohanes 14:12, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaanpekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” Lebih jelas lagi kutipan dari Yohanes pasal 7 dimana Yesus mengatakan, “Setelah Aku dimuliakan, Aku akan mengutus Roh Kudus kepadamu.” Jadi, mari kita membaca apa yang terjadi ketika Roh Kudus datang, Kisah Para Rasul 2:1. Gambarkan tentang hal ini, seolah-olah anda baru membacanya untuk pertama kali, “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkatakata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerahdaerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita!” Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”” Kejadian yang sangat luar biasa! Bisakah anda membayangkannya? Setelah berkumpul bersama, tiba-tiba ada suara seperti tornado yang datang, lalu ada lidah api yang hinggap di atas kepala orang-orang yang ada di sekitar anda. Lalu setiap orang mulai berbicara dalam bahasa yang berbeda-beda. Mungkin ada orang yang berpikir bahwa kita sedang mabuk pada saat itu. Ini gambarannya. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Tiga kebenaran besar bisa kita lihat di sini—bahwa dalam peneguhan oleh Roh Kudus di dalam Gereja kita sudah melihat Roh Kudus dengan bangsa Israel, Roh Kudus di dalam Kristus, Roh Kudus di dalam Gereja, yang pertama, Roh Kudus memampukan gereja—memampukan gereja untuk mengalami kehadiran Allah. Bukan angin yang sebenarnya, tetapi yang seperti suara angin, yang terjadi di seluruh Perjanjian
Lama, seperti misalnya di dalam Yehezkiel 37. Kita perhatikan ayat 9. Di seluruh Perjanjian Lama, Perjanjian Lama kita sudah melihat hal ini. Angin adalah gambaran tentang kehadiran Roh Allah. Jadi, saya ingin anda ingat apa yang sudah dinubuatkan berkaitan dengan Roh Allah dengan bangsa Israel di dalam Yehezkiel 37. Ingat Yehezkiel 36 adalah saat nubuatan itu diberikan, “Aku akan memberikan Roh-Ku kepadamu.” Dan kemudian, Yehezkiel 37, perhatikan ayat 9. ini adalah nubuat di dalam Yehezkiel, “Maka firman-Nya kepadaku: "Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali." Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar. FirmanNya kepadaku: "Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang. Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya. Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN.” Ayat ini, ayat 14, adalah mengenai Roh Allah dengan bangsa Israel, tetapi perhatikan juga kata depan yang dipakai di sini, “Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu— bukan denganmu—, sehingga kamu hidup kembali.” Gambaran ini muncul, nafas yang menghidupkan dan kemudian anda bisa menemukan di dalam Kisah Para Rasul 2 di sini, Pentakosta, dan kehadiran Allah dengan umat Allah dari Perjanjian Lama sekarang hidup di dalam umat-Nya. Tidak lagi berdiam bersama dengan umat-Nya, tetapi di dalam umat-Nya— mengalami kehadiran Allah. Yang kedua, Roh Kudus memampukan gereja untuk mentaati perintah Allah. “dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing.” Kita harus memahami bahwa Pentakosta adalah hari raya bagi orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi dari seluruh dunia akan datang dan sebagaimana yang dikatakan di dalam penjelasan di sini, hari itu dirayakan 50 hari setelah hari Paskah, dan secara tradisi hal itu sudah diperingati sebagai perayaan atas diberikannya hukum oleh Allah kepada umat-Nya, Dasa Titah itu. Jadi, 50 hari setelah Paskah untuk merayakan hari ketika Allah memberikan hukum kepada umat-Nya, Dasa Titah itu, dan itulah sebabnya anda melihat ada begitu banyak orang yang berkumpul di sana. 50 hari setelah Paskah, datang hari Pentakosta. Anda ingat bahwa di hari Paskah, di dalam Lukas 22-24 adalah saatnya Yesus disalibkan. Hal itu terjadi di masa Paskah. Jadi, 50 hari kemudian, umat Allah berkumpul bersama untuk merayakan turunnya Hukum Taurat di dalam Perjanjian Lama. Sekarang, tetap di Kisah Para Rasul pasal 2, sementara kita akan melihat sepintas dari Keluaran 19, yang menjelaskan saat Allah memberikan hukum kepada umat-Nya, dan saya ingin anda mendengarkan apa yag dikatakan di dalam Keluaran 19:16. Ini sudah kita bicarakan sebelumnya. Musa bertemu dengan Allah di atas gunung, tetapi tidak semua orang datang ke gunung itu, hanya Musa yang bertemu dengan Allah, dan Allah memberikan hukum-Nya. Perhatikan apa penjelasannya, “Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam –“apa?”— “api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu
turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah kepada bangsa itu, supaya mereka jangan menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari mereka akan binasa. Juga para imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan melanda mereka.”” Jadi, yang anda lihat adalah gambaran tentang Allah yang turun dari gunung dan gambaran tentang api, dan umat Allah dilarang untuk mendekat, karena mereka akan mati. Itulah yang terjadi ketika Allah memberikan Hukum Taurat, dan kemudian di dalam Keluaran 20, hukum itulah yang kemudian ditunjukkan. Keluaran 20 adalah penjelasan tentang Dasa Titah itu, dan kemudian selanjutnya, di dalam Keluaran 20-31, adalah pemberian Sepuluh Hukum itu dan kemudian sampai ke Keluaran 32. Musa turun, melihat patung lembu emas, melihat mereka menyembah, dan ia harus berdoa bagi mereka – ia bahkan belum turun sampai ke kaki gungung, dan bangsa itu sudah melanggar hukum, bukan? Dan kemudian, yang terjadi, Keluaran 32-38, mulai dari ayat 27, “Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya.” Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.” Jadi, di dalam Perjanjian Lama, Keluaran 19, Allah menyatakan kemuliaan-Nya melalui memberikan hukum di atas gunung melalui api, ketidaktaatan bangsa itu memakan korban sebanyak 3000 orang mati. Dan kemudian terjadilah apa yang di jaman ini disebut sebagai Hari Pentakosta, perayaan memperingati turunnya Hukum Taurat dimana Roh Allah turun ke atas umat-Nya, lidah api hinggap ke atas orang-orang yang hadir di sana, dan mereka memberitakan Injil, seperti yang tertulis di dalam Kisah Para Rasul 2:36-41. Ada yang ingat berapa orang yang menjadi percaya? Sebuah kecocokan yang sangat menarik. Ini adalah hari dimana Allah menunjukkan kepada umat-Nya bahwa sebuah hari yang baru sudah tiba—3000 orang percaya kepada Kristus di Kisah Para Rasul 2 ketika mereka sedang mempertingati Pentakosta—hari dimana hukum yang baru diberikan. Dahulu mereka tidak bisa taat kepada hukum, dan 3000 orang mati. Roh Allah datang kepada umat-Nya, dan 3000 orang mendapatkan kehidupan. Roh Allah di dalam kita adalah agar kita mengalami kehadiran Allah, untuk mentaati hukum Allah, dan untuk menggenapi rencana Allah. Mereka kemudian mulai berkhotbah dalam berbagai bahasa yang berbeda. Mari kita coba lihat kembali ke dalam Kejadian 11. Ini adalah kisah mengenai Menara Babel. Mereka mendirikan menara itu untuk kebanggan diri sendiri, dan mereka terserak-serak dalam bahasa yang berbeda-beda, dan kemudian Kejadian 12:1-3, Allah mengatakan kepada Abraham, “Engkau akan menjadi umat-Ku, dan engkau akan menjadi berkat bagi semua manusia di bumi, semua bahasa dan bangsa di dunia ini.” Anda melihat ke dalam Kisah Para Rasul 2, ketika Roh Allah turun ke atas umat-Nya, dan anda melihat mereka memberitakan Injil di dalam berbagai bahasa yang ada, sebuah gambaran dari apa yang terjadi di dalam Wahyu 7. Ketika orangorang dari berbagai bangsa datang, dimana orang-orang dari berbagai bahasa dan suku, akan berkumpul di sekitar tahta dan menyanyikan keselamatan bagi Allah yang duduk di atas tahta dan bagi Anak Domba yang ada di tahta. Ini gambarannya. Tujuan Allah di dalam Kejadian 12, “Bahwa Ia akan memberkati umat-Nya sehingga segala bangsa akan melihat bahwa Ia baik.” Menjadi kenyataan di dalam Kisah Para Rasul pasal 2 yang menjadi gambaran tentang apa yang akan terjadi di dalam Wahyu 7. Ini gambaran yang sangat luar biasa di dalam Kisah Para Rasul 2. Kita jangan sampai meremehkan gambaran yang terjadi ketika Roh Kudus datang di hari Pentakosta.