• Apabila suatu organisasi memiliki IP Address dengan Network ID 222.124.14.0 memerlukan lebih dari satu Netwok ID, maka organisasi tersebut harus mengajukan permohonan ke Internet Assigned Number Authority (IANA) untuk mendapatkan IP Address baru.
Subnetting Pertemuan XI
• Permasalahan saat ini adalah persediaan IP Address sangat terbatas, karena banyaknya perusahan dotcom yang membuat situs-situs di Internet
• Untuk mengatasi permasalahan yang ada dan menghindari mengajukan IP Address yang baru ke IANA, dibuatlah suatu metode untuk memperbanyak Network ID dari suatu Network ID yang telah dimiliki sebelumnya • Metode ini sering disebut dengan istilah Subnetting, yaitu mengorbankan sebagian Host ID untuk digunakan dalam membuat Network ID tambahan
• Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. • Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). • Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless InterDomain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Contoh Subneting 1 Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting dapat dilihat pada tabel di bawah ini Subnet Mask
Nilai CIDR
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.255.240.0
/20
255.192.0.0
/10
255.255.248.0
/21
255.224.0.0
/11
255.255.252.0
/22
255.240.0.0
/12
255.255.254.0
/23
255.248.0.0
/13
255.255.255.0
/24
255.252.0.0
/14
255.255.255.128
/25
255.254.0.0
/15
255.255.255.192
/26
255.255.0.0
/16
255.255.255.224
/27
255.255.128.0
/17
255.255.255.240
/28
255.255.192.0
/18
255.255.255.248
/29
255.255.224.0
/19
255.255.255.252
/30
• IP Address • IP Address • Subnet Mask
: Kelas C : 222.124.14.0 : 255.255.255.0
• IP Address & Subnet Mask ditulis dalam bentuk angka biner :
1
• Cara membuat Subnet-Subnet baru dari IP Address yang sudah anda miliki, misalnya mengorbankan dua bit teratas dari Host ID untuk dipakai oleh Network ID sebagai bagian Subnet Mask baru, maka akan terlihat kombinasi IP Address dalam bentuk angka biner berikut ini :
• Subnetting dengan menggunakan dua bit Subnet mask ini akan memberikan kombinasi 00, 01, 10 dan 11 seperti tampak pada tabel berikut ini :
• Informasi mengenai hasil dari Subnetting terhadap IP Address 222.124.14.0 dengan melakukan Subnetting pada dua bit Host ID sebagai berikut :
• Apabila kedua Subnet baru tersebut ditulis dalam angka desimal, maka akan tampak seperti pada tabel berikut.
Contoh Subneting 2 • IP Address • IP Address • Subnet Mask
: Kelas B : 150.130.0.0 : 255.255.0.0
• Cara membuat subnet-subnet baru dari IP Address yang sudah anda miliki, misalnya mengorbankan dua bit teratas dari Host ID untuk dipakai oleh Network ID sebagai bagian Subnet Mask baru.
IP Address dan Subnet mask ini apabila dituliskan dalam bentuk angka biner, maka akan tampak seperti tabel berikut ini.
2
• Informasi mengenai hasil dari Subneting terhadap IP Address 150.130.0.0 dengan melakukan Subnetting pada dua bit Host ID sebagai berikut :
Langkah-langkah penyelesaian subnetting Contoh kasus: • Gunakanlah Network ID 192.168.0.0 & Subnet Mask 255.255.255.224. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah : 1. Dari oktet pertama IP Address 192.168.0.0 (“W”) dapat kita ketahui bahwa IP Address tersebut adalah Kelas C (karena IP Address tersebut berada dalam range angka 192-223) oktet keempat dari Subnet Mask (Host ID) diselubungkan dengan angka 224 (3 bit).
Dengan demikian maka Subnet baru yang terbentuk: 192.168.0.0, 192.168.0.32, 192.168.0.64, 192.168.0.96, 192.168.0.128, 192.168.0.160, 192.168.0.192, dan 192.168.0.224. Lengkapnya adalah sebagai berikut : Network ID : 192.168.0.0 (Subnet-1) IP Address : 192.168.0.1-192.168.0.30 IP Add Broad. : 192.168.0.31 Subnet Mask : 255.255.255.224 Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.32 (Subnet-2) : 192.168.0.33-192.168.0.62 : 192.168.0.63 : 255.255.255.224
2. Hitung jumlah subnet yang akan terbentuk menggunakan rumus 2n, dimana n adalah jumlah bit yang diselubungkan. 23 = 8, jadi ada 8 subnet. 3. Pergunakanlah rumus (256 dikurang Angka oktet yang diselubungkan), jadi : 256 – 224 = 32, sehingga ada 8 subnet yang terbentuk dengan kelipatan 32. 4. Maka didapatkan kelompok subnet baru yang dapat digunakan adalah kelipatan angka 32 dan tidak boleh melebihi angka 224, yaitu 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, dan 224.
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.64 (Subnet-3) : 192.168.0.65-192.168.0.94 : 192.168.0.95 : 255.255.255.224
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.96 (Subnet-4) : 192.168.0.97-192.168.0.126 : 192.168.0.127 : 255.255.255.224
3
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.128 (Subnet-5) : 192.168.0.129-192.168.0.158 : 192.168.0.159 : 255.255.255.224
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.192 (Subnet-7) : 192.168.0.193-192.168.0.222 : 192.168.0.223 : 255.255.255.224
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.160 (Subnet-6) : 192.168.0.161-192.168.0.190 : 192.168.0.191 : 255.255.255.224
Network ID IP Address IP Add Broad. Subnet Mask
: 192.168.0.224 (Subnet-8) : 192.168.0.225-192.168.0.254 : 192.168.0.255 : 255.255.255.224
Catatan Penting untuk Dipahami
Catatan Penting untuk Dipahami
1. Teknik yang digunakan untuk menghitung jumlah subnet sama dengan teknik yang digunakan untuk menghitung jumlah host, namun karena host id dalam bentuk biner tidak boleh 0 semua (network id) atau 1 semua (alamat broadcast) sedangkan untuk subnet boleh, maka rumus keduanya menjadi berbeda. 2. Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah 2n 3. Rumus untuk menghitung jumlah host id yang dapat digunakan adalah 2n – 2, yakni dikurang 2 karena kombinasi biner 0 atau 1 semua tidak dapat digunakan.
VLSM Buatlah skema pemberian alamat IP untuk diagram network berikut ini!
• IP Address kelas C, 204.15.5.0 • Host terbanyak 28, jadi ambil 5 bit untuk membuat host ID – 25 -2 = 30, jadi tersedia 30 host yang dapat digunakan. – Jadi, prefiks yang digunakan adalah /27, didapat dari: (prefiks awal + (oktet ke-4 – bit host)) • 24+(8-5)=27
4. Anda dapat menyelubungkan dua atau lebih bit-bit Host ID untuk mendapatkan Network ID baru selama masih tersedia bit Host ID yang dapat anda selubungkan. 5. Apabila semakin sedikit bit Host ID yang anda selubungkan, maka akan didapatkan jumlah Network ID yang sedikit (semakin kecil) & sebaliknya apabila semakin banyak bit Host ID yang anda selubungkan, maka akan didapatkan jumlah Network ID yang semakin banyak (semakin besar)
VLSM • Subnetmask default 255.255.255.0/24 • Subnetmask setelah proses subnetting 255.255.255.|111|00000 atau 255.255.255.224 • 256 – 224 = 32, jadi network yang terbentuk kelipatan 32. • Network hasil subnetting – NetA:204.15.5.0/27, host 1-30 → 204.15.5.|000|00000 – NetB:204.15.5.32/27, host 33-62 → 204.15.5.|001|00000 – NetC:204.15.5.64/27, host 65-94 → 204.15.5.|010|00000 – NetD:204.15.5.96/27, host 97-126 → 204.15.5.|011|00000 – NetE:204.15.5.128/27, host 129-158 → 204.15.5.|100|00000 – Sisanya : 204.15.5.160/27→ 204.15.5.|101|00000 : 204.15.5.192/27→ 204.15.5.|110|00000 : 204.15.5.224/27→ 204.15.5.|111|00000
4
VLSM • Dengan demikian, setiap network memiliki 30 host. Skema tersebut merupakan pemborosan alamat IP, terlebih untuk NetC yang hanya membutuhkan 2 host. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan menerapkan VLSM. • VLSM adalah singkatan dari Variable Length Subnet Masks, artinya subnetting dengan subnetmask yang berbeda untuk tiap subnet • Pada prinsipnya, VLSM adalah teknik untuk melaksanakan subnetting dari subnet yang telah ada. • Skema VLSM (prefiks disesuaikan dengan jumlah host) – NetA hanya membutuhkan 14 host, prefiks /28 – NetB hanya membutuhkan 28 host, prefiks /27 – NetC hanya membutuhkan 2 host, prefiks /30 – NetD hanya membutuhkan 7 host, prefiks /28 – NetE hanya membutuhkan 28 host, prefiks /27
VLSM • Jadi, dari 204.15.5.010|x|0000/28 kita akan memiliki dua subnet lagi (dengan mengganti x dengan 0 dan 1), yaitu: – 204.15.5.010|0|0000/28, untuk NetA – 204.15.5.010|1|0000/28, untuk NetD • NetA : 204.15.5.64/28, host 65-78 → 204.15.5.|0100|0000 • NetD : 204.15.5.80/28, host 81-94 → 204.15.5.|0101|0000 • Terakhir, untuk NetC – Ambil 204.15.5.96/27 atau 204.15.5.|011|00000/27 – Ambil 2 bit dari oktet ke-4 dari kanan, karena 22 -2=2 – Subnet yang baru 204.15.5.011000|00|/30 atau 204.15.5.96/30 – dari subnet ini, hanya ada dua host, yaitu: • 204.15.5.011000|01|/30 atau 204.15.5.97/30 • 204.15.5.011000|10|/30 atau 204.15.5.98/30
VLSM • NetB dan NetE membutuhkan 28 host, jadi berikan saja dua hasil subnetting sebelumnya, misalnya – NetB : 204.15.5.0/27 dan NetE : 204.15.5.32/27 • Selanjutnya kita ambil 204.15.5.64/27 untuk disubnet lagi untuk diberikan kepada NetA dan NetD. – NetA membutuhkan 14 host, jadi kita butuh 4 bit, 24 -2 = 14. – Karena kita telah mengambil 4 bit dari oktet ke-4 (diambil dari kanan), maka bentuk biner dari IP tersebut menjadi 204.15.5.010|x|0000/28 • Warna merah untuk hasil subnet yang pertama, yaitu 64. • Warna hijau untuk bit yang akan diubah menjadi subnet baru, yang akan bernilai 0 dan 1. • Warna kuning untuk bit yang akan digunakan menjadi host ID, empat bit yang telah kita ambil sebelumnya.
VLSM – Dengan demikian, 204.15.5.128/27 tidak perlu digunakan. – Jadi subnet yang tersisa telah bertambah satu. Subnet yang tersisa dapat digunakan saat network telah berkembang menjadi lebih besar. – Jika ingin menambah subnet baru, kita dapat memanfaatkan 204.15.5.128/27 dan 3 subnet sisa lainnya dengan menambah jumlah bit yang akan dijadikan selubung, sehingga prefiks menjadi /28 sampai /30. – Kesimpulannya, VLSM telah menghemat alamat IP yang kita miliki karena penggunaan alamat IP yang efisien, dimana subnet dibuat disesuaikan dengan jumlah host yang dibutuhkan pada subnet tersebut.
5