STUDI SPESIES KUPU-KUPU FAMILI Papilionidae DAN Lycanidae SERTA STATUS PERLINDUNGANNYA DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS KOTA BATU Warda Venia Ningtias, Sofia Ery Rahayu, dan Hawa Tuarita Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected]
ABSTRACK: The purpose of this research is to knows the number of species composing a community of butterflies viewed from the types of butterflies found along with abiotik factors that affects the existence of butterflies and the status of its protection in the Coban Rais Waterfall area. This research a descriptive explorative to inventorization butterflies the family Papilionidae and family Lycanidae found in the Coban Rais waterfall by cruiser method. The research was carried out in February to March 2014. Results of the studies found nine species of butterflies with details of seven species including the family Papilionidae and two species of the family Lycanidae. Troides helena is a species that belongs to the category of protected species based on PP No. 7 in 1999 and CITES. Temperature, humidity, and light intensity effect on the number of species found in the area of the Coban Rais Waterfall. Keyword: butterflies, protection status, coban rais
Hasil dari observasi yang dilakukan sebelum melakukan penelitian di kawasan wisata Air Terjun Coban Rais banyak ditemukan tumbuhan dan hewan yang menyusun vegetasi di area tersebut. Jenis tumbuhan yang ditemukan pada vegetasi hutan tropis di sekitar coban terdapat berbagai jenis pohon dan semak belukar , sedangkan salah satu jenis hewan yang ditemukan dikawasan ini yang memiliki daya tarik yaitu kupu-kupu yang beraneka ragam Kupu-kupu merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai tinggi, baik ditinjau secara ekologis, ilmu pengetahuan, rekreasi, seni dan kebudayaan (Mastright & Edy, 2005). Studi tentang kupu-kupu penting karena dapat diketahui perubahan yang terjadi dalam suatu ekosistem. Coban Rais adalah salah satu air terjun di Kota Wisata Batu selain Coban Rondo dan Coban Talun. Coban Rais berada pada ketinggian sekitar 1025 meter dari permukaan laut di lereng Gunung Panderman (Anonim, 2013). Sebagai lokasi wisata alam di kota Batu, data mengenai kekayaan tumbuhan dan hewan di kawasan Coban Rais sangat penting sebagai dasar pengembangan wilayah tersebut. Namun berbagai ancaman terhadap ekosistem yang menyusun vegetasi hutan tropis di sekitar Coban Rais muncul akibat adanya upaya pemanfaatan sumber daya alam, contohnya alih fungsi lahan dan aktivitas manusia. Daerah disekitar jalan menuju area air terjun merupakan lahan kosong yang sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai lahan untuk pertanian. Alih fungsi lahan ini akan menyebabkan penurunan daya dukung lingkungan seperti penurunan kualitas air dan udara, sebagai contoh adalah penggunaan pestisida pada lahan pertanian akan mempengaruhi vegetasi hutan dan mempengaruhi keanekaragaman hayati. Coban Rais merupakan daerah yang menjadi salah satu obyek wisata yang menjadi tujuan bagi para pengunjung, seperti kegiatan pendakian dan perkemahan. Adanya aktivitas pendakian dan perkemahan
1
oleh para pengunjung, maka hal ini dapat mempengaruhi kondisi lingkungan di kawasan Coban Rais tersebut. Aktivitas lain seperti penebangan hutan akan mengancam keberadaan populasi hewan. Kondisi alam yang tidak sesuai dengan habitatnya ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat populasi kupu-kupu. Perubahan tingkat populasi dapat dikategorikan sebagai salah satu indikator lingkungan untuk perubahan kondisi lingkungan yang sedang terjadi Di kawasan Coban Rais, sepanjang jalur menuju daerah air terjun merupakan salah satu habitat kupu-kupu. Penelitian mengenai spesies kupu-kupu famili Papilionoidae dan Lycanidae beserta status perlindungannya di kawasan ini masih perlu dilakukan , oleh karena itu dilakukan penelitian yang berjudul “Studi Spesies Kupu-kupu Famili Papilionidae dan Lycanidae Serta Status Perlindungannya di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais Kota Batu. METODE Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2014 dengan menggunakan metode jelajah. Tempat pengambilan spesimen dilakukan dalam lima sektor di kawasan wisata air terjun Coban Rais, setiap sektor pengamatan dengan jarak sepanjang 500 m. Spesimen Kupu-kupu
selanjutnya diidentifikasi dengan buku Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden (Peggie & Amir, 2006) dan Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu Untuk Wilayah Mamberamo Sampai Pegunungan Cyclops (Mastrigt dan Edy, 2005). Pengukuran faktor abiotik yaitu intensitas cahaya,suhu, kecepatan angin dan kelembaban udara dilakukan pada saat pengamatan kupu-kupu pada setiap sektor. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk mengkaji jenis kupu-kupu yang ada di kawasan wisata air terjun Coban Rais. Penentuan status kupu-kupu menggunakan literatur “Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Spesies Tumbuhan dan Satwa Liar”, CITES, dan buku Precious and Protected Indonesian Butterflies Untuk mengetahui hubungan antara faktor abiotik dengan keragaman spesies kupu-kupu dihitung dengan menggunakan analisis regresi berganda.
HASIL Hasil pengamatan kupu-kupu di kawasan wisata air terjun Coban Rais dikelompokkan menjadi 11 spesimen yang selanjutnya spesimen diidentifikasi berdasarkan panjang sayap depan, rentang sayap, antenna, pola warna serta venasi sayap. Identifikasi venasi sayap meliputi ciri pada bagian Upperside forewing (UPFW), Underside forewing (UFW), Upperside hindwing (UPHW) dan Underside hindwing (UHW). Data yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan ke dalam dua Famili yaitu Famili Papilionidae dan Famili Lycanidae. Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 1.
2
Troides helena
Papilio memnon betina
Papilio memnon jantan
Gambar 1 Jenis Kupu-kupu yang Ditemukan di Kawasan Air Terjun Coban Rais
Berdasarkan buku Precious and Protected Indonesian Butterflies (Peggie, 2011) dan CITES (Appendix II) status perlindungan jenis kupu-kupu yang tertangkap yang dilindungi yaitu Troides helena, sedangkan spesies yang lain tidak dilindungi. Status perlindungan kupu-kupu di kawasan air terjun Coban Rais ditunjukkan pada tabel 1
3
Tabel 1 Status Perlindungan Kupu-kupu di Kawasan Air Terjun Coban Rais No
Nama Jenis
Famili
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Troides helena Graphium sarpedon Graphium agamemnon Papilio paris Papilio memnon Papilio polytes Papilio demoleus Udara akasa Arhopala athada
Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Lycanidae Lycanidae
Status Perlindungan PP No. 7 1999 CITES (Appendix II) Dilindungi Dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi Tidak dilindungi
Data faktor abiotik dan jumlah spesies yang ditemukan di kawasan wisata air terjun Coban Rais dapat ditunjukkan pada Tabel 2, sedangkan hasil perhitungan regresi ganda mengenai hubungan antara faktor abiotik dengan jumlah spesies dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini, Tabel 2
Data Faktor Abiotik dan Jumlah Spesies yang ditemukan Di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais Sektor Ulangan X1 X2 X3 X4 Y 1 1 52 25 1735 1,16 3 1 2 68 22 168 0,27 3 1 3 58 28 331 0,73 3 2 1 40 29 689 0,41 6 2 2 68 22 175 0,18 6 2 3 54 28 112 0,64 6 3 1 46 29 702 0,60 8 3 2 68 25 91 0,18 8 3 3 58 28 104 0,27 8 4 1 60 29 787 0,08 1 4 2 70 24 55 0,09 1 4 3 70 26 91 0,18 1 5 1 62 28 1120 0,41 1 5 2 70 24 32 0,18 1 5 3 80 26 72 0,14 1
Keterangan : X1 : kelembaban udara X2 : suhu X3 : intensitas cahaya X4 : kecepatan angin Y : jumlah spesies
4
Tabel 3
Hasil Perhitungan Anova Terhadap Hubungan Antara Faktor Abiotik dengan Jumlah Spesies di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais Model
1
a. b.
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
57.874
4
14.469
2.472
.112a
Residual
58.526
10
5.853
Total
116.400
14
Predictors: (Constant), Kecepatan Angin, Suhu, Intensitas Cahaya, Kelembaban Udara Dependent Variable: Jumlah Spesies
Berdasarkan uji Anova menunjukkan bahwa F hitung mempunyai nilai sebesar 2,472 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,112 atau dapat signifikasi 0,112 yang mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai probabilitas yang dipakai yaitu 0,005 (0,112>0,005). Hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara faktor independent (intensitas cahaya, kelembaban udara,suhu dan kecepatan angin) terhadap faktor dependent (jumlah spesies). Untuk mengetahui faktor indenpendent yang paling berpengaruh terhadap jumlah spesies dapat dilihat melalui Tabel 4. Tabel 4
Hubungan Faktor Indenpendent dengan Faktor Dependent di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais Variance Proportions
Mod Dimensi Eigenval Condition Kelembaba el on ue Index (Constant) n Udara Suhu 1
Intensitas Cahaya
Kecepatan Angin
1
4.214
1.000
.00
.00
.00
.01
.01
2
.619
2.609
.00
.00
.00
.23
.05
3
.148
5.336
.00
.00
.00
.70
.70
4
.018
15.499
.00
.29
.12
.05
.10
5
.001
56.969
1.00
.71
.88
.00
.14
a. Dependent Variable: Jumlah Spesies
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa semua faktor abiotik yang diukur berpengaruh terhadap jumlah spesies yang ditemukan di kawasan wisata air terjun Coban Rais. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi pada setiap faktor yakni 0,00 pada faktor suhu dan kelembaban udara dan 0,01 pada faktor intensitas cahaya dan kecepatan angin yang mempunyai nilai yang lebih kecil dari nilai probablitas yaitu 0,05. Dari sini dapat dijelaskan bahwa faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap jumlah spesies pada sektor pertama yaitu faktor kelembaban dan suhu karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil dibandingkan dengan faktor intensitas cahaya dan kecepatan angin. Faktor intensitas cahaya pada sektor kedua tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies yang ditemukan di kawasan wisata air terjun Coban Rais. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi dari faktor intensitas cahaya yang lebih besar dari nilai probabilitas yakni 0,23 > 0,05. Ketiga faktor yang lain berpengaruh terhadap jumlah spesies yang di temukan di kawasan wisata air terjun Coban Rais. Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikasi faktor kelembaban udara, suhu dan kecepatan angin yang lebih kecil dari nilai probabilitas. Hasil perhitungan pada 5
sektor tiga menunjukkan bahwa faktor suhu dan kelembaban udara yang memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies karena nilai signifikasinya (0,00) lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). Pada sektor keempat faktor abiotik yang berpengaruh yaitu intensitas cahaya karena mempunyai nilai signifikasi 0,05 yang sama dengan nilai nilai probabilitas, sedangkan faktor yang lain tidak berpengaruh Karena nilai signifikasinya lebih dari 0,05. Pada sektor kelima dapat diketahui bahwa faktor abiotik yang paling berpengaruh yaitu faktor intensitas cahaya, karena nilai signifikasinya (0,00) lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini ditemukan 9 spesies yang terdiri dari famili Papilionidae sebanyak 7 spesies, sedangkan famili Lycanidae 2 spesies. Kupu-kupu yang ditemukan di kawasan wisata Air Terjun Coban Rais ada yang dapat ditentukan jenis kelaminnya yakni Papilio memnon. Kupu-kupu jantan dan betina Papilio memnon keduanya dapat diidentifikasi melalui morfologinya yang mempunyai warna yang berbeda. Selain itu selama proses identifikasi terdapat juga jenis kupukupu yang tidak dapat dibedakan jenis kelaminnya misalnya Graphium sp. Menurut Mastright dan Edy (2005) ciri kupu-kupu jantan yaitu mempunyai dua ‘pintu’ dari bagian bawah ujung abdomen yang dapat dibuka lebar ke samping untuk memegang ekor dari betina waktu kawin. Namun, bilamana tubuh kupu-kupu berbulu banyak atau bilamana hanya melihat kupu-kupu terbang begitu saja, jenis kelaminnya tidak dapat ditentukan begitu saja. Hasil dari penelitian ditemukan 7 spesies famili Papilionidae apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Rahayu, dkk.(2013) di kawasan wisata Coban Rais jumlahnya lebih tinggi yaitu sebanyak 6 spesies. Famili Lycanidae yang ditemukan selama pengamatan terdapat 2 spesies, hasil ini apabila dibandingkan dengan penelitian Rahayu, dkk (2013) jumlahnya lebih sedikit yaitu sebanyak 4 spesies. Kekayaan spesies kupu-kupu yang ditemukan yang berubahubah tersebut dipengaruhi oleh faktor biotik maupun faktor abiotik. Dari ke dua famili yang didapatkan, jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae memiliki nilai jumlah spesies yang lebih tinggi dari famili Lycanidae. Hal ini disebabkan karena jenis kupu-kupu yang termasuk dalam famili Papilionidae ini mudah beradaptasi dan peka terhadap lingkungan. Jumlah spesies famili Lycanidae yang lebih rendah ini disebabkan karena jumlah vegetasi yang menjadi sumber pakan kupu-kupu dan larvanya sangat sedikit dan kurang beragam, selain itu mengingat ukuran dari Famili Lycanidae ini yang relatif kecil dan memiliki pola warna yang hampir seragam sehingga identifikasi hanya dapat dilakukan pada spesimen yang telah tertangkap. Setiap penelitian mengenai jumlah spesies makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari faktor abiotik sebagai faktor penentu lingkungan optimal bagi tempat hidup makhluk hidup tersebut. Faktor lingkungan yang berperan dalam keberadaan dan jumlah spesies kupu-kupu diantaranya suhu, curah hujan, cahaya, dan kelembaban. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada sektor pertama faktor abiotik yang paling berpengaruh terhadap jumlah spesies yang ditemukan yaitu yaitu suhu dan kelembaban udara. Kupu-kupu termasuk hewan poikiloterm yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sehingga aktivitas kupu-kupu ditentukan oleh suhu lingkungan. Data kelembaban setelah diukur didapatkan pada sektor pertama diperoleh nilai kelembaban antara 52% sampai 68%. Menurut Braby (2004), kupukupu tidak dapat hidup pada kelembaban yang sangat tinggi. Rentang nilai
6
kelembaban pada kawasan wisata air terjun Coban Rais pada sektor pertama belum termasuk tinggi, hal ini disebabkan nilai tertinggi kelembaban belum mencapai nilai diatas 90%. Menurut Orr dan Kitching, (2010) kupu-kupu sulit ditemui pada daerah yang memiliki kelembaban diatas 90%. Jumlah spesies yang ditemukan di kawasan wisata air terjun Coban Rais pada sektor dua dan tiga juga dipengaruhi oleh faktor abiotik suhu dan kelembaban udara. Data pada hasil pengamatan didapatkan nilai rentang suhu yaitu antara 220C sampai 290C. Menurut Mamahit (2003) kupu-kupu akan mencari makan pada suhu yang hangat berkisar 300C. Suhu tubuh kupu-kupu saat terbang 5 sampai 100C diatas suhu lingkungan. Pencarian makanan pada suhu yang rendah akan membutuhkan energi yang banyak. Kelembaban udara merupakan faktor lingkungan yang juga mempengaruhi aktivitas kupu-kupu dalam mencari pakan. Kupu-kupu dan ulat menghindari kondisi yang kering dan mencari tempat dengan kelembaban yang cukup tinggi untuk beristirahat. Keberadaan jumlah spesies pada sektor empat dan lima dipengaruhi oleh faktor abiotik yang sama yaitu faktor intensitas cahaya. Rentang data yang diperoleh selama pengukuran faktor intensitas cahaya di sektor empat dan lima yaitu antara 55 sampai 1120 lux. Intensitas cahaya menentukan kemampuan melihat pada kupukupu. Organ penglihatan kupu-kupu bekerja berdasar intensitas cahaya yang masuk ke dalam mata faset yang diterima oleh reseptor berupa gelap dan terang dalam intensitas yang berbeda (Borror dkk., 1992). Cahaya matahari juga dapat mempengaruhi kemampuan terbang kupu-kupu serta kecepatan perkembangan larva kupu-kupu. Cahaya akan memberikan panas energi sehingga suhu tubuh meningkat dan metabolisme tubuh lebih cepat. Dari sembilan jenis kupu-kupu yang teridentifikasi, berdasarkan status perlindungannya hanya spesies Troides helena yang dilindungi undang-undang perlindungan satwa dan CITES. Menurut Peggie (2011) kupu-kupu yang dilindungi di Indonesia adalah semua jenis kupu-kupu dari genus Ornithoptera,Trogonoptera, Troides dan 1 jenis dari Nymphalidae yaitu Cethosia myrina. Jumlah total jenis kupukupu yang dilindungi ada 19 jenis kupu-kupu. Bentuk dan warna kupu-kupu Troides helena yang indah, membuat jenis ini banyak diminati oleh para kolektor sehingga perlu dilakukan perlindungan untuk konservasi. Menurut Supriatna (2008), jenis ini memiliki angka perdagangan internasional yang paling tinggi, periode 1985-2005, Indonesia mengekspor sebanyak 23.895 ekor. Permintaan yang tinggi, membuat CITES (Convention on faInternational Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan jenis ini masuk dalam Appendiks II, dimana kupu-kupu Troides helena walaupun tidak masuk jenis yang terancam punah berdasarkan daftar merah (redlist) IUCN, namun dapat terancam punah apabila perdagangannya terus berlangsung tanpa ada regulasi yang jelas dan tegas. KESIMPULAN Pada wilayah penelitian di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais ditemukan sembilan spesies kupu-kupu yaitu tujuh spesies dari Family Papilionidae dan dua spesies dari Family Lycanidae. Diantara sembilan spesies kupu-kupu yang ditemukan ada satu spesies yang merupakan spesies yang dilindungi berdasarkan PP no 7 tahun 1999 dan termasuk ke dalam Appendix II CITES yaitu Troides helena. Faktor abiotik yang mempengaruhi jumlah spesies kupu-kupu yang ditemukan di
7
Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais yaitu suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara berkala dengan perluasan lokasi penelitian yang belum diteliti untuk mengetahui perkembangan jumlah spesies kupukupu di Kawasan Air Terjun Coban Rais. Penelitian untuk kupu-kupu yang dilindungi perlu dilanjutkan, hal ini bertujuan untuk melakukan upaya konservasi agar keanekargaman hayati di Kawasan Wisata Air Terjun Coban Rais tetap lestari. DAFTAR RUJUKAN Anonim b 2013.Wanawisata Coban Rais, (Online) (http://www.ngalam.web.id/read/2737/wanawisata-coban-rais.html) diakses pada tanggal 28 Mei 2014 Braby, M.F.2004. The Complete Fiield Guide to Butterflies of Australia. Collinwood: CSIRO Publising CITES Convention and International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora. 2011. Appendices I,II, and III valid from 27 april 2011. (Online) (http://www.cites.org/eng/app/e-appendices.pdf) diakses pada tanggal 29 Mei 2014 Mamahit, J.M.E. 2003. Mutualisme yang Indah Antara Serangga dan Bunga. . http://tomoutu.net/70207134/evamamahit.htm, (Online) diakses pada tanggal 6 April 2014 Mastright, V.H & Edy, Rosariyanto.2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu Untuk Wilayah Mamberamo Sampai Pegunungan Cyclops. Jakarta: Concervation International-Indonesia Program Orr, Albert & Kitching, Roger. 2010. The Butterflies of Australia. Australia: Jacana Book. Peggie, Djunijanti & Amir, Muhammad. 2006. Practical Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. Cibinong: Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI Peggie, Djunijanti. 2011. Precious and Protectec Indonesian Butterflies. Jakarta: PT. Binamitra Megawarna Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999. (Online) (http://www.dephut.go.id/index) diakses pada tanggal 3 September 2013 Rahayu, S.E., Tuarita,H dan Sulisetijono.2013. Biodiversitas Kupu-kupu Coban Rondo dan Coban rais Batu Sebagai Data Dasar Usaha Konservasi. Laporan Penelitian. Malang:LP2M Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
8