Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
STUDI RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK MUAMALAT INDONESIA
AH Suryansyah Rusdiyanto Fakultas Ekonomi, Universitas Gresik
ABSTRACT Further development of Islamic banking institutions in Indonesia to 1998 is still not fast because there is only one Islamic bank in operation. In 1998 issued Law no. 10 of 1998 to provide a stronger legal foundation for Islamic banking. Through law no. 23 of 1999, the government authorizes the Bank Indonesia to be able to carry out their duties based on Islamic principles. According to law no. 10 of 1998 and law no. 23 of 1999, the development of Islamic banking to rise sharply, especially from increasing the number of bank or office use Islamic principles and increasing the number of assets under management. The study population used in this study is the quarterly financial report of Bank Muamalat Indonesia in the period 2001 to 2010. Determination of sampling is a sampling technique in purposive sampling where the use of a subset of the population to represent the whole population, the data used in this study is secondary data, the data in the form of financial ratio of Bank Muamalat Indonesia processed quarterly financial statements of Bank Muamalat Indonesia in the period 2001 to 2010. R square value of 0.731, meaning 73.1 percent ROA is affected by the five independent variables CAR, NPF, FDR, BOPO and NIM. While the remaining 26.9 percent are influenced by other causes outside the model. Keywords: CAR, NPF, FDR, BOPO, NIM AND ROA
informasi bagi para pengguna laporan
1. PENDAHULUAN Penilaian tingkat kesehatan bank
memberikan
informasi
mencakup penilaian terhadap faktor-
pengguna
faktor
pengambilan
permodalan,
manajemen,
kualitas
rentabilitas,
aset,
likuiditas,
Peraturan
laporan
keuangan
keputusan.
Bank
bagi
untuk
Berdasarkan
Indonesia
Nomer
sensitivitas terhadap risiko pasar, yang
3/22/PBI/2001
dikenal
Kondisi Keuangan Bank, bank wajib
dengan
CAMELS.
Kondisi
Transparansi
kesehatan maupun kinerja bank dapat
menyusun
kita analisis melalui laporan keuangan,
keuangan dengan bentuk dan cakupan
salah
pelaporan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
keuangan adalah untuk memberikan
Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)
satu
tujuan
dari
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
dan
Tentang
para
menyajikan
laporan
147
Volume I No. 2, Juni 2016
Laporan
Tahunan;
ISSN 2502 - 3764
(2)
Laporan
perputaran aktiva menunjukkan seberapa
Keuangan Publikasi Triwulanan; (3)
jauh perusahaan mampu menciptakan
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan;
penjualan dari aktiva yang dimilikinya.
dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi.
Salah satu dari faktor tersebut
Penilaian kesehatan bank versi Bank
meningkat (atau keduanya), maka ROA
Indonesia mengacu pada unsur-unsur
juga akan meningkat, alasan dipilihnya
Capital, Assets Quality, Management,
industri perbankan karena kegiatan bank
Earning,
sangat
Liquidity
sedangkan
dan
dalam
Sensitivity,
bagi
lancarnya
ini
kegiatan perekonomian di sektor riil.
menerapkan rasio-rasio keuangan yang
Sektor riil tidak akan dapat berkinerja
umum
dengan baik apabila sektor moneter tidak
digunakan
penelitian
diperlukan
untuk
mengukur
kinerja keuangan bank. Penelitian ini
bekerja dengan baik.
tidak mencantumkan unsur manajemen
Variabel-variabel
tersebut
antara
suatu bank karena hal ini tidak bisa
lain yaitu Capital Adequacy Ratio
dilihat dari luar. Alasan dipilihnya
(CAR),
Return
(NPF), Financing to Deposit Ratio
On
Assets
(ROA)
sebagai
variabel dependen dengan alasan bahwa
(FDR),
ROA
digunakan
efektifitas menghasilkan
Non
Performing
Biaya
Financing
Operasi
dibanding
untuk
mengukur
Pendapatan Operasi (BOPO), dan Net
perusahaan
dalam
Interest Margin (NIM), oleh karena itu
dengan
perlu diuji kembali konsistensi dari
keuntungan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
variable-variabel
tersebut
ROA merupakan rasio antara laba
mempengaruhi kinerja bank.
dalam
sebelum pajak terhadap total aset. Besarnya
ROA
menunjukkan
2. TINJAUAN PUSTAKA
kinerja perusahaan semakin baik, karena
2.1 Pembiayaan
tingkat pengembalian (return) semakin
Pembiayaan
berdasarkan
prinsip
besar. ROA juga merupakan perkalian
syariah adalah penyediaan uang atau
antara faktor net income margin dengan
tagihan yang dipersamakan dengan itu
perputaran aktiva. Net Income Margin
berdasarkan
menunjukkan kemampuan memperoleh
kesepakatan antara bank dengan pihak
laba
lain
dari
setiap
penjualan
yang
diciptakan oleh perusahaan, sedangkan
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
persetujuan
yang mewajibkan
atau
pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau
148
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
tagihan tersebut setelah jangka waktu
Pembiayaan
tertentu dengan imbalan bagi hasil (UU
pembiayaan yang diberikan oleh bank
Nomer
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
10
tahun
1998
tentang
Perbankan, pasal 1 ayat 12). Menurut
sifat
yang
penggunaannya
akan
konsumtif,
habis
yaitu
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan.
pembiayaan dapat dibagi menjadi: (1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank dalam rangka
2.2 Produk-Produk Pembiayaan Penyaluran pembiayaan merupakan
pembiayaan kebutuhan modal kerja.
kegiatan
Penggolongan
pembiayaan
pengalokasian dana bank. Penggunaan
penggunaannya
terdiri
produktif
yang
mendominasi
(a)
dana untuk memberikan fasilitas untuk
yaitu
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
pembiayaan yang diberikan oleh bank
memerlukan pembiayaan ini mencapai
untuk menambah modal kerja untuk
70% - 80% dari volume usaha bank.
memenuhi kebutuhan: (1) meningkatkan
Adapun
produksi, baik secara kuantitatif yaitu
syariah antara lain: (1) Pembiayaan
jumlah
secara
Salam, salam adalah akad jual beli
kualitatif yaitu peningkatan kualitas atau
barang pesanan dengan penangguhan
mutu hasil produksi, dan (2) untuk
pengiriman
keperluan
misalnya
pelunasannya dilakukan segera sebelum
pembiayaan
barang pesanan diterima sesuai dengan
Pembiayaan
modal
produksi
atas:
usaha
kerja,
maupun
perdagangan
pembiayaan
ekspor,
produk
pembiayaan
oleh
penjual
dan
pertokoan, leveransir, dan sebagainya.
syarat-syarat
(b)
yaitu
karakteristik salam di antaranya adalah:
pembiayaan yang diberikan oleh bank
(a) Bank dalam transaksi salam dapat
kepada perusahaan untuk digunakan
bertindak sebagai pembeli dan atau
melakukan investasi dengan membeli
penjual, jika bank bertindak sebagai
barang-barang modal (capital goods)
penjual, memesan kepada pihak lain
yaitu barang-barang yang digunakan
untuk menyediakan barang pesanan
untuk memproduksi barang-barang lain
salam paralel dengan syarat: (i) akad
atau
jasa-jasa
kedua terpisah dari akad pertama; dan
pelayanan. Pembelian barang modal itu
(ii) akad kedua dilakukan setelah akad
disebut
pertama sah. (b) Spesifikasi dan harga
Pembiayaan
untuk
investasi,
menghasilkan
capital
expenditure.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
(2)
tertentu.
bank
Adapun
149
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
barang disepakati di awal akad. (c)
Pinjaman qardh merupakan pinjaman
Harga
berubah
yang tidak mempersyaratkan adanya
selama jangka waktu akad. (d) Jika
imbalan, namun demikian peminjam
barang pesanan nilai pasarnya lebih
dana diperkenankan untuk memberikan
rendah dari pada nilai akad maka bank
imbalan.
mengakui sebagai kerugian salam, tetapi
mengenakan biaya administrasi. (c) Jika
jika nilai pasarnya lebih tinggi dari pada
ada penerimaan imbalan (bonus) yang
nilai akad maka bank tidak mengakui
tidak dipersyaratkan sebelumnya, maka
sebagai
(karena
dimasukkan sebagai pendapatan operasi
dinilai sesuai akad). (2) Pembiayaan
lainnya. (d) Jika pada akhir periode
Istishna’,
peminjam
barang tidak dapat
keuntungan
isthisna
salam
merupakan
akad
(b)
dana
Bank
hanya
qardh
tidak
boleh
dapat
penjualan antara pembeli akhir dan
mengembalikan dana, maka pinjaman
produsen yang juga bertindak sebagai
qardh
penjual. Adapun karakteristik istishna di
dihapusbukukan.
antaranya adalah: (a) Pembeli menugasi
meminta jaminan atas pemberian qardh.
produsen untuk menyediakan barang
(4) Piutang Hiwalah, hiwalah merupakan
pesanan
yang
akad pemindahan utang piutang nasabah
disyaratkan pembeli dan menjualnya
kepada bank. Atas transaksi ini bank
dengan harga yang disepakati. (b) Cara
mendapatkan ujroh (imbalan) dan diakui
pembayaran dapat berupa pembayaran di
pada saat diterima. Piutang hiwalah
muka, cicilan atau ditangguhkan selama
disajikan sebesar saldonya dikurangi
jangka waktu tertentu. (c) Pada dasarnya
penyisihan kerugian. (5) Piutang Rahn,
harga barang tidak dapat berubah selama
rahn merupakan transaksi menggadaikan
jangka waktu akad, kecuali disepakati.
barang atau harta dari nasabah kepada
(3)
adalah
bank dengan uang sebagai gantinya.
penyediaan dana atau tagihan yang dapat
Barang atau harta yang digadaikan
dipersamakan dengan itu berdasarkan
tersebut
persetujuan atau kesepakatan antara
dikurangi
peminjam dan pihak yang meminjamkan
menggunakan
yang mewajibkan peminjam melunasi
transaksi ini dan mendapatkan ujroh
hutangnya setelah jangka waktu tertentu.
(imbalan)
Adapun karakteristik qardh adalah: (a)
diterima. Piutang rahn disajikan sebesar
sesuai
Piutang
spesifikasi
Qardh,
qardh
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
dapat
dinilai
diperpanjang (e)
sesuai
persentase
yang
Bank
akad
atau dapat
harga
pasar
tertentu.
Bank
qardh
untuk
diakui
pada
saat
150
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
saldonya dikurangi penyisihan kerugian.
dipenuhinya persyaratan yang ditentukan
(6)
Musyarakah,
di dalam akad; (2) tidak terdapat kondisi
musyarakah adalah akad kerja sama
di luar kemampuan (force majeur) yang
yang terjadi di antara para pemilik modal
lazim dan atau yang telah ditentukan di
(mitra
untuk
dalam akad; dan (3) hasil putusan dari
menggabungkan modal dan melakukan
badan arbitrase atau pengadilan. (7)
usaha secara bersama dalam suatu
Pembiayaan Mudharabah, mudharabah
kemitraan, dengan nisbah pembagian
adalah akad kerjasama usaha antara bank
hasil
kesepakatan,
sebagai pemilik dana (shahibul maal)
sedangkan kerugian ditanggung secara
dan nasabah sebagai pengelola dana
proporsional sesuai dengan kontribusi
(mudharib) untuk melakukan kegiatan
modal,
musyarakah
usaha dengan nisbah pembagian hasil
menurun.
(keuntungan atau kerugian) menurut
Pembiayaan
musyarakah)
sesuai
dengan
dapat
permanen
berupa maupun
Musyarakah
permanen
adalah
kesepakatan
di
muka.
Mudharabah
musyarakah yang jumlah modalnya tetap
terdiri dari 2 jenis, yaitu mudharabah
sampai
muthlaqah (investasi tidak terikat) dan
akhir
masa
musyarakah,
musyarakah menurun jumlah modalnya
mudharabah
secara berangsur-angsur menurun karena
terikat).
dibeli oleh mitra musyarakah. Adapun
mudharabah adalah: (a) Bank sebagai
karakteristik musyarakah adalah: (a)
mudharib
Pembiayaan musyarakah dapat diberikan
dalam pos investasi tidak terikat. (b)
dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva
Bank sebagai agen investasi (chanelling)
non kas, termasuk aktiva tidak berwujud
dalam mudharabah muqayyadah dibahas
seperti lisensi dan hak paten yang sesuai
dalam laporan perubahan investasi di off
dengan syariah. (b) Dalam musyarakah,
balance sheet, sedangkan bank sebagai
setiap mitra tidak dapat menjamin modal
pihak yang ikut menanggung risiko
mitra lainnya, maka setiap mitra dapat
(executing)
dalam
meminta
muqayyadah
dibahas
mitra
lainnya
untuk
muqayyadah Adapun
(pengelola
karakteristik
dana)
dibahas
mudharabah dalam
pos
terikat.
(c)
menyediakan jaminan atas kelalaian atau
kewajiban
kesalahan yang disengaja. (c) Kelalaian
Pembiayaan mudharabah dapat diberikan
atau kesalahan pengelola dana antara
dalam bentuk kas dan atau non kas yang
lain
dilakukan secara bertahap atau sekaligus.
ditunjukkan
oleh:
(1)
tidak
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
investasi
(investasi
151
Volume I No. 2, Juni 2016
(d)
Pengembalian
ISSN 2502 - 3764
pembiayaan
sewa. Perpindahan hak milik obyek sewa
mudharabah dapat dilakukan bersamaan
kepada
dengan distribusi bagi hasil atau pada
muntahiyah bittamlik dapat dilakukan
saat diakhirinya akad mudharabah. (e)
dengan:
Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan
sebelum akad berakhir sebesar harga
dengan menggunakan 2 metode, yaitu
yang sebanding dengan sisa cicilan
bagi laba (profit sharing) dan bagi
sewa. (c) Penjualan pada akhir masa
pendapatan (revenue sharing). (f) Pada
sewa dengan pembayaran tertentu yang
prinsipnya
pembiayaan
disepakati pada awal akad. (d) Penjualan
mudharabah tidak dipersyaratkan adanya
secara bertahap sebesar harga tertentu
jaminan, namun agar tidak terjadi moral
yang disepakati dalam akad. (9) Piutang
hazard
oleh
Murabahah, murabahah adalah akad jual
pengelola dana, pemilik dana dapat
beli barang dengan menyatakan biaya
meminta jaminan dari pengelola dana
perolehan dan keuntungan (margin)
atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya
yang disepakati antara penjual dan
dapat dicairkan apabila pengelola dana
pembeli.
terbukti
pelanggaran
murabahah di antaranya adalah: (a)
terhadap hal-hal yang telah disepakati
Murabahah dapat dilakukan berdasarkan
bersama dalam akad. (g) Pengakuan laba
pesanan atau tanpa pesanan. Dalam
atau rugi mudharabah dalam praktik
murabahah berdasarkan pesanan, bank
dapat diketahui berdasarkan laporan bagi
melakukan pembelian barang setelah ada
hasil dari pengelola dana yang diterima
pemesanan
oleh bank secara berkala sesuai dengan
Pembayaran murabahah dapat dilakukan
kesepakatan. (8) Ijarah, ijarah adalah
secara tunai atau cicilan. (c) Bank dapat
akad
muajjir
meminta nasabah menyediakan agunan
(lessor) dengan musta’jir (lessee) atas
atas piutang murabahah, antara lain
ma’jur (obyek sewa) untuk mendapatkan
dalam bentuk barang yang telah dibeli
imbalan atas barang yang disewakannya.
dari bank. (d) Bank dapat meminta uang
Ijarah
adalah
muka pembelian (urbun) kepada nasabah
perjanjian sewa suatu barang antara
setelah akad murabahah disepakati. (e)
lessor dengan lessee yang diakhiri
Apabila terdapat uang muka dalam
dengan perpindahan hak milik obyek
transaksi
dalam
berupa
penyimpangan
melakukan
sewa-menyewa
muntahiyah
antara
bittamlik
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
penyewa
(a)
Hibah.
Adapun
dari
murabahah
dalam
(b)
ijarah
Penjualan
karakteristik
nasabah.
(b)
berdasarkan
152
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
pesanan, maka keuntungan murabahah
menerima pelunasan piutang, kemudian
didasarkan pada porsi harga barang yang
bank membayar potongan (mengurangi
dibiayai oleh bank. (f) Apabila transaksi
keuntungan). (5) Denda diakui sebagai
murabahah pembayarannya dilakukan
bagian dana sosial (dana kebajikan) pada
secara angsuran atau tangguh, maka
saat diterima.
pengakuan porsi pokok dan keuntungan harus dilakukan secara merata dan tetap selama jangka waktu angsuran.
2.4 Analisis Rasio Keuangan Analisis
rasio
keuangan
adalah
suatu kegiatan yang dilakukan untuk 2.3
Pengakuan
dan
Pengukuran
memperoleh gambaran perkembangan
Berdasarkan PSAK Nomer 102
finansial dan posisi finansial perusahaan.
Pengakuan dan pengukuran piutang
Analisis rasio keuangan berguna sebagai
murabahah berdasarkan PSAK Nomer
analisis
102 adalah sebagai berikut: (1) Urbun
perusahaan
diakui sebesar jumlah yang diterima. (2)
finansial
Piutang murabahah diakui sebesar biaya
perencanaan yang akan datang dan juga
perolehan ditambah keuntungan yang
untuk analisis intern bagi kreditur dan
disepakati, dan pada akhir periode dinilai
investor untuk menetukan kebijakan
sebesar
pemberian kredit dan penanaman modal
nilai
yang
dapat
direalisir
(jumlah piutang murabahah dikurangi penyisihan
piutang
bagi
untuk yang
manajemen
mengetahui
telah
dicapai
hasil guna
suatu perusahaan.
(3)
Analisis rasio merupakan salah satu
Keuntungan murabahah diakui pada
alat analisis keuangan yang banyak
periode terjadinya jika akad berakhir
digunakan, rasio merupakan alat untuk
pada laporan keuangan yang sama,
menyediakan
sedangkan jika melampaui satu periode
kondisi
laporan keuangan maka diakui selama
merupakan salah satu titik awal, bukan
periode akad secara proporsional. (4)
titik akhir. Rasio yang diinterprestasikan
Potongan
mempergunakan
dengan tepat mengidentifikasi area yang
salah satu metode: (1) diberikan saat
memerlukan investigasi lebih lanjut.
penyelesaian, bank mengurangi piutang
Analisis rasio dapat mengungkapkan
murabahah dan keuntungan; dan (2)
hubungan penting dan menjadi dasar
diberikan setelah penyelesaian, bank
perbandingan dalam menemukan kondisi
pelunasan
diragukan).
intern
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
yang
pandangan mendasari,
terhadap rasio
153
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
dan tren yang sulit untuk dideteksi
sampai dengan 2010. Secara parsial
dengan
BOPO memberikan kontribusi terhadap
mempelajari
masing-masing
komponen yang membentuk rasio.
ROA, sedangkan CAR, NPF, FDR dan
Analisis rasio paling bermanfaat bila
NIM secara parsial kurang memberikan
berorientasi ke depan, hal ini berarti kita
kontribusi
sering menyesuaikan faktor-faktor yang
pembahasan
mempengaruhi rasio untuk kemungkinan
CAR, NPF, FDR, BOPO dan NIM
tren dan ukurannya di masa depan, juga
adalah sebagai berikut:
harus
menilai
faktor-faktor
depan, karena kegunaan rasio tergantung keahlian
ROA.
Adapun
masing-masing
variabel
yang
berpotensi mempengaruhi rasio di masa
pada
terhadap
penerapan
4.1 Pengaruh CAR terhadap ROA Berdasarkan
persamaan
regresi
dan
terlihat bahwa koefisien untuk CAR ini
interprestasinya dan inilah bagian yang
bernilai negatif. Kurangnya kontribusi
paling menantang dari analisis rasio.
CAR terhadap ROA dikarenakan Bank Muamalat
3. METODOLOGI PENELITIAN
Indonesia
kurang
mengoptimalkan modal yang ada, hal ini
Definisi operasional setiap variabel
ditunjukkan dengan rata-rata nilai CAR
dan pengukuran variabel yang digunakan
pada tahun 2001 sampai dengan 2010
dalam penelitian ini adalah: (1) Variabel
sebesar 12,5325.
terikat berupa kinerja perbankan yang diukur dengan Return On Assets (ROA). ROA. (2) Variabel bebas berupa rasio-
4.2 Pengaruh NPF terhadap ROA Berdasarkan
persamaan
regresi
rasio keuangan antara lain CAR, NPF,
terlihat bahwa koefisien untuk NPF ini
FDR, BOPO, NIM.
bernilai positif, yang mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai NPF Bank
4.
HASIL
PENELITIAN
DAN
Mualamat
Indonesia
maka
PEMBAHASAN
mengakibatkan semakin tinggi ROA
Berdasarkan analisis data diketahui
Bank
Muamalat
Indonesia
tersebut,
bahwa CAR, NPF, FDR, BOPO dan
sehingga hipotesis ke-2 “Diduga Non
NIM
Performing
secara simultan memberikan
Financing
berpengaruh
kontribusi terhadap ROA pada Bank
negatif terhadap Return On Asset” tidak
Muamalat Indonesia periode tahun 2001
teruji kebenarannya.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
154
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
mengakibatkan semakin tinggi ROA
4.3 Pengaruh FDR terhadap ROA Berdasarkan
persamaan
regresi
Bank
Muamalat
Indonesia
tersebut,
terlihat bahwa koefisien untuk FDR ini
sehingga hipotesis ke-5 “Diduga Net
bernilai negatif, yang mengandung arti
Interest Margin berpengaruh positif
bahwa semakin tinggi nilai FDR Bank
terhadap
Mualamat
kebenarannya.
Indonesia
maka
Return
On
Asset”
teruji
mengakibatkan semakin rendah ROA Bank
Muamalat
sehingga
Indonesia
hipotesis
ke-3
tersebut,
5. PENUTUP
“Diduga
5.1 Simpulan
Financing To Deposit Ratio berpengaruh
Berdasarkan hasil pengolahan data
positif terhadap Return On Asset” tidak
dan pembahasan pada bab sebelumnya
teruji kebenarannya.
dapat ditarik kesimpulan bahwa: (1) Peningkatan CAR tidak memberikan
4.4 Pengaruh BOPO terhadap ROA Berdasarkan
persamaan
regresi
kontribusi terhadap penurunan ROA Bank
Muamalat
Indonesia,
(2)
terlihat bahwa koefisien untuk BOPO ini
Peningkatan NPF tidak memberikan
bernilai negatif, yang mengandung arti
kontribusi terhadap peningkatan ROA
bahwa semakin tinggi nilai BOPO Bank
Bank
Mualamat
maka
Peningkatan FDR tidak memberikan
mengakibatkan semakin rendah ROA
kontribusi terhadap penurunan ROA
Bank
Bank
Muamalat
Indonesia
Indonesia
tersebut,
Muamalat
Muamalat
Indonesia.
Indonesia.
(3)
(4)
sehingga hipotesis ke-4 “Diduga Biaya
Peningkatan
Operasi Dibanding Pendapatan Operasi
kontribusi terhadap penurunan ROA
berpengaruh negatif terhadap Return On
Bank
Asset” teruji kebenarannya.
Peningkatan NIM tidak memberikan
BOPO
Muamalat
memberikan
Indonesia.
(5)
kontribusi terhadap peningkatan ROA 4.5 Uji Pengaruh NIM terhadap ROA Berdasarkan
persamaan
Bank Muamalat Indonesia.
regresi
terlihat bahwa koefisien untuk NIM ini
5.2 Saran
bernilai positif, yang mengandung arti
Berdasarkan kesimpulan tersebut di
bahwa semakin tinggi nilai NIM Bank
atas, disusun sejumlah saran sebagai
Mualamat
berikut: (1) Saran untuk pengambil
Indonesia
akan
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
155
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
kebijakan untuk meningkatkan kinerja Bank
Muamalat
Indonesia
Hunger,
J.
David
&
Thomas.
L.
agar
Wheelen.
2002.
Manajemen
menurunkan BOPO untuk meningkatkan
Strategis.
Edisi
2.
ROA, (2) Saran untuk penelitian lebih
Yogyakarta.
lanjut hendaknya menambah variabel bebas
seperti
pelanggaran
Batas
Maksimal Pemberian Kredit (BMPK.
Andi.
Januarti, Indira. 2002. Variabel Proksi CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya
Untuk
Memprediksi
Kebangkrutan Bank di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Bisnis Strategi. Vol.10.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2010,
Desember. Hal 1-26.
Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek:
Gema
Insani
Press,
Jakarta.
Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali Pers.
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. 2006.
Kasmir. 2008, Bank Dan Lembaga
Bank
dan
Lembaga
Mawardi, Wisnu. 2005. Analisis Faktorfaktor
Yang
Mempengaruhi
Keuangan Lain. Edisi 2. Salemba
Kinerja Keuangan Bank Umum di
Empat. Jakarta.
Indonesia (Studi Kasus Pada Bank
Dunil, Z. 2005. Bank Auditing Risk-
Umum
Dengan
Total
Assets
Based Audit Dalam Pemeriksaan
Kurang Dari 1 Triliun). Jurnal
Perkreditan Bank
Bisnis Dan Strategi. Vol.14. No.1.
Indeks
Umum. PT.
Kelompok
Gramedia.
Jakarta.
Juli 2005 Nasser, Etty M dan Titik Aryati. 2000.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan
“Model Analisis CAMEL Untuk
Program
Memprediksi Financial Distress
SPSS. Edisi 3. Badan Penerbit
Pada Sektor Perbankan Yang Go
Universitas
Publik.”. JAAI. Vol.4. No.2.
Diponegoro.
Semarang.
Nasser, Etty M. 2003. Perbandingan
Guza, Afni. 2008, Himpunan UndangUndang
Perbankan
Republik
Kinerja Bank Pemerintah dan Bank
Swasta Serta
Dengan
Rasio
Indonesia, Cetakan Pertama, Asa
CAMEL
Pengaruhnya
Mandiri, Jakarta.
Terhadap Harga Saham. Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
156
Volume I No. 2, Juni 2016
ISSN 2502 - 3764
Informasi. Vol.3. No.3. Desember 2003: 217-236.
Bank Syariah Di Indonesia Dan
Program Pascasarjana UPN”Veteran” Jawa
Timur.
Penulisan
2010, Tesis,
Jalan
Keluarnya
Pedoman
Muamalat,
Surabaya,
Delokomotif
Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa Timur.
No.
7/1992
Tentang
Perbankan.
Menuju Yogyakarta:
Setiawan, Mulyo Budi. 2004. Arsitektur Perbankan
Republik Indonesia. 1992, UndangUndang
Saidi, Zaim. 2010. Tidak Syar’iahnya
Indonesia
Upaya
Sebagai
Memperkokoh
Fundamental Perbankan Nasional. FOKUS Ekonomi. Vol.3. No.1.
Republik Indonesia. 1998, Undang-
April 2004. Hal 38-51.
Undang No. 10/1998 Tentang
Sholihin, Ahmad Ifham. 2010, Buku
Perubahan UU No.7/1992 Tentang
Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta:
Perbankan.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Republik Indonesia. 2008, UndangUndang No. 21/2008 Tentang Bank Syariah.
2010.
Metode
Penelitian
Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sunyoto, Danang. 2011. Praktik SPSS
Rivai, Veithzal & Andia, Permata, 2008. Islamic Financial Management, Teori
Sugiyono.
konsep
dan
Untuk
Kasus.
Penerbit
Nuha
Media. Yogyakarta.
Aplikasi
Supramono, Gatot. 2009, Perbankan dan
Panduan Praktis Untuk Lembaga
Masalah Kredit, Suatu Tinjauan di
Keuangan Nasabah, Praktisi dan
Bidang
Mahasiswa,
Rineka Cipta.
Jakarta:
Rajawali
Pers.
Jakarta:
PT.
Supriyono, Maryanto. 2011, Buku Pintar
Rivai, Veithzal & Arifin, Aviyan, 2010, Islamic
Banking, Sistem Bank
Islam
Bukan
Menghadapi Dalam
Yuridis,
Hanya
Krisis
Menghadapi
&
Solusi Namun Berbagai
Perbankan, Yogyakarta: CV Andi Offset. Surifah,
2002,
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Swasta
Nasional
Indonesia
Dan
Setelah ekonomi
Krisis
Persoalan Perbankan & Ekonomi
Ekonomi, Jurnal
dan
Global, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
bisnis Indonesia, Vol.6, No. 2, 2002.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
157
Volume I No. 2, Juni 2016
Suyatno,
ISSN 2502 - 3764
Thomas…dkk.
2005.
Kelembagaan Perbankan, Edisi Ketiga,Jakarta:
PT.
Gramedia
Pustaka Utama. Usman, Bahtiar. 2003. Analisis Rasio Keuangan
Dalam
Memprediksi
Perubahan Laba Pada Bank-bank di Indonesia. Media Riset Bisnis dan
Manajemen. Vol.3.
No.1.
April 2003. pp. 59-74. Wiroso.
2009,
Produk
Perbankan
Syariah, Jakarta: LPFE Usakti. ______.2011,
Akuntansi
Transaksi
Syariah, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Yaya,
Rizal...dkk.
2009,
Akuntansi
Perbankan Syariah, Teori dan Praktik Konten Proses, Jakarta: Selemba Empat. Yuhertiana, Indrawati, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, Surabaya:
Eureka
Smart
Publishing.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
158