JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271
Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit Mifta Nur Rohmah1), Dr. Ir. Muhammad Taufik2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Email :
[email protected]),
[email protected]) sehingga rentan mengalami perubahan lingkungan terutama perubahan garis pantai. Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa tepatnya di Surabaya bagian Utara dan Pulau Madura tepatnya di Kabupaten Bangkalan bagian Selatan ini diharapkan akan menjadi katalisator pendorong perkembangan sektor industri di Kabupaten Bangkalan serta optimalisasi potensi kegiatan perekonomian di pesisir Surabaya. Pembangunan Jembatan Suramadu (tahun 2003 s.d 2009) selama ± 6 tahun sampai dengan tahun 2012 tentunya daerah sekitar Suramadu telah mengalami banyak perubahan dari aspek fisik berupa perubahan garis pantai dan perubahan luas daratan pesisir. Penginderaan jauh merupakan salah satu alternatif dalam melakukan pemantauan terhadap perubahan garis pantai di kawasan pesisir Madura tepatnya di Kecamatan Labang dan Pesisir Surabaya tepatnya di Kecamatan Kenjeran dan Kecamatan Bulak dimana kawasan di sekitar Jembatan Suramadu tersebut akan mengalami pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan citra resolusi menengah yaitu Landsat 5 TM tahun 1994, Landsat 7 ETM+ tahun 2003, SPOT-4 (Satellite Pour L’Observation de la Terre) tahun 2009 dan SPOT tahun 2012. Dari proses pengolahan data-data tersebut dapat dilakukan analisa mengenai seberapa besar perubahan fisik yang terjadi yaitu berupa perubahan panjang garis pantai dan perubahan luas daratan pada kawasan pesisir Surabaya dan Madura pasca Pembangunan Jembatan Suramadu serta menganalisa penyebab terjadinya perubahan. Sehingga dapat dihasilkan peta perubahan garis pantai dan perubahan luas daratan tahun 1994, 2003, 2009 dan 2012 yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk pengembangan fisik daerah pesisir sekitar Jembatan Suramadu kedepannya.
Abstrak Pembangunan Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura telah membuka peluang bagi daerah sekitar Jembatan Suramadu untuk berkembang menjadi daerah lokasi kegiatan perindustrian di Jawa Timur. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap adanya perubahan-perubahan fisik yang terjadi di sekitar wilayah pembangunan Jembatan Suramadu khususnya wilayah pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura dan pesisir Utara Surabaya berupa perubahan garis pantai dan perubahan luas daratan yang disebabkan oleh faktor alam maupun aktivitas manusia. Analisa perubahan garis pantai dapat dilakukan menggunakan citra satelit Landsat dan SPOT-4 berdasarkan metode deliniasi dengan algoritma pemisahan darat dan laut. Berdasarkan penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa panjang garis pantai kawasan pesisir sekitar Jembatan Suramadu di sisi Madura telah mengalami pertambahan panjang pada tahun 1994-2003 sebesar +505 m, tahun 2003-2009 sebesar +32 m dan mengalami pengurangan panjang pada tahun 2009-2012 sebesar -268 m, sedangkan pada sisi Surabaya telah mengalami pertambahan panjang secara bertahap pada tahun 1994-2003 sebesar +2154 m, tahun 2003-2009 sebesar +692 m dan tahun 20092012 sebesar +1182 m. Hal tersebut berdampak pada perubahan luas daratan yang mengalami pertambahan secara terus menerus pada sisi Madura dan Surabaya yaitu pada tahun 1994-2003 sebesar +41.96 ha, tahun 2003-2009 sebesar +9.10 ha dan tahun 2009-2012 sebesar +32.93 ha. Kata Kunci Jembatan Suramadu, Pesisir Surabaya dan Madura, Citra Satelit, Garis Pantai. Perubahan Luas Daratan. I.
P
II. METODE PENELITIAN Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu di kawasan di sekitar Jembatan Suramadu yang meliputi pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura tepatnya di Kecamatan Labang (terdiri dari 13 Kelurahan) dengan koordinat antara 7o 12’ 28,72” LS - 112 o 46’ 40,47” BT dan
PENDAHULUAN
esisir merupakan wilayah daratan yang berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh prosesproses alami laut maupun aktivitas manusia 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271 pesisir Surabaya tepatnya di Kecamatan Kenjeran (terdiri dari 4 kelurahan) dan Kecamatan Bulak (terdiri dari 5 kelurahan) dengan koordinat antara 7o 09’ 31,82” LS - 112 o 46’ 52,10” BT.
KOMPOSIT BAND
KEC. SOCAH Petapan
KEC. TRAGAH
Sendang Dajah
KEC. KAMAL
Jukong
KOREKSI RADIOMETRIK
Sendang Laok Morkepek
Citra SPOT-4 Tahun 2009, 2012
Citra LANDSAT Tahun 1994,2003
Brigen
KEC. LABANG
Labang Kesek
Baengas
Bunajih
Pangpong Sukolilo Barat
KEC. KWANYAR
Sukolilo Timur
DIGITASI PETA RBI
KOREKSI GEOMETRIK
SELAT MADURA
Tidak RMS≤1 Pixel
KEC. SEMAMPIR
Bulak Banteng Tambak Wedi Kedung Cowek
KEC. KENJERAN Sidotopo WetanTanah Kedinding
Ya
Bulak Kenjeran
KEC. SIMOKERTO
KEC. BULAK
CITRA TERKOREKSI
Komplek Kenjeran
KEC. TAMBAKSARI
Sukolilo
KEC. MULYOREJO
PEMOTONGAN CITRA
Gambar 1. Lokasi Penelitian (Peta RBI Surabaya dan Kabupaten Bangkalan, Madura)
DELINIASI GARIS PANTAI
Dalam penelitian ini, perubahan garis pantai yang terjadi pada tahun 1994 s.d 2012 dapat diketahui menggunakan data penginderaan jauh berupa citra satelit resolusi menengah yaitu Landsat 5 TM akuisisi data tanggal 8 Juli 1994 pukul 01:54:06 dan Landsat 7 ETM+ akuisisi data tanggal 22 Mei 2003 pukul 02:24:26 dengan resolusi spasial 30 meter, SPOT-4 akuisisi data tanggal 21 Juli 2009 pukul 02:37:08 dan 13 Agustus 2012 pukul 02:10:29 dengan resolusi 20 meter menggunakan metode deliniasi dengan algoritma pemisahan darat dan laut untuk mendapatkan batas antara wilayah darat dan laut pada citra satelit. Pemanfaatan peta RBI Surabaya dan Madura digunakan untuk pembuatan peta vektor sebagai acuan dalam pemberian koordinat pada citra satelit, sedangkan peta LPI digunakan sebagai acuan dalam penentuan bentuk dan garis pantai berdasarkan data pasang surut yang digunakan dimana garis pantai pada peta LPI berdasarkan pada ketinggian muka air pasang tertinggi. Data sekunder yang digunakan seperti data pasang surut, kecepatan angin dan harga tanah digunakan sebagai data pelengkap untuk menunjang dan memperkuat analisa dalam penelitian ini. Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan analisa dalam penelitian ini adalah analisa seberapa besar perubahan garis pantai dan perubahan luas daratan, analisa penyebab terjadinya perubahan garis pantai, serta analisa pengaruh pasang surut dan kecepatan angin dalam perubahan garis pantai.
Penggunaan Algoritma Pemisahan Darat dan Laut
PETA LPI
Konversi dari Format Raster ke Vektor
Ground Truth
OVERLAY CITRA TAHUN 1994, 2003, 2009, 2012
Analisa : 1. Besar Perubahan Garis Pantai 2. Besar Perubahan Luas Daratan Pesisir 3. Penyebab Perubahan Garis Pantai 4. Pengaruh Pasang Surut dan Kecepatan Angin terhadap Perubahan Garis Pantai
Peta Perubahan Garis Pantai
Data Pasang Surut dan Kecepatan Angin
Peta Perubahan Luas Daratan
Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perhitungan Koreksi Geometrik dan SOF Dalam proses pengolahan data untuk mendapatkan posisi yang tepat pada citra satelit maka diperlukan perhitungan koreksi geometrik dan nilai SOF dengan digitasi peta RBI sebagai referensi atau acuan untuk memberikan titik koordinat pada citra satelit. Untuk koreksi geometrik diberikan toleransi nilai RMSE ≤ 1 piksel dan untuk jaring titik kontrol ditentukan dengan meletakkan titik-titik kontrol yang tersebar mencakup daerah studi dengan nilai toleransi SOF mendekati nol.
Besar SOF = 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271 Tabel 1. Perhitungan RMS Error dan SOF Citra Satelit LANDSAT 1994 LANDSAT 2003 SPOT-4 2009 SPOT-4 2012
(a)
Jumlah GCP 8 8 9 9
Rata-Rata RMS Error 0.185079 0.187733 0.196112 0.412973
C. Hasil dan Analisa Perubahan Luas Daratan
Nilai SoF
Tabel 4. Perubahan Luas Wilayah Per-Kelurahan
0.326 0.326 0.350 0.350
Wilayah KEC. LABANG Sukolilo Timur Kesek Bunajih Sukolilo Barat Baengas Morkepek Pangpong Jukong Sendang Laok Labang Brigen Sendang Dajah Petapan Jumlah KEC. KENJERAN Bulak Banteng Tambak Wedi Sidotopo Wetan Tanah Kedinding Jumlah KEC. BULAK Sukolilo Komplek Kenjeran Kenjeran Bulak Kedung Cowek Jumlah TOTAL
(b) (c) (d) Gambar 3. Design SOF tahun 1994(a), 2003(b), 2009(c), 2012(d)
B. Hasil dan Analisa Perubahan Garis Pantai Dalam proses deliniasi pemisahan daratan dan lautan menggunakan algoritma agar nilai spektral daratan tidak bercampur dengan lautan ataupun sebaliknya. If i1<20 then i1 else null [1] Tabel 2. Panjang Garis Pantai Hasil Deliniasi Daerah Panjang (m) Pesisir LPI 1994 2003 2009 2012 Madura 6508 6459 6964 6996 6728 Surabaya 9815 10504 12658 13350 14533 Tabel 3. Perubahan Panjang Garis Pantai Daerah Perubahan (m) Pesisir 1994-2003 2003-2009 2009-2012 Madura 505 32 -268 Surabaya 2154 692 1182 2658 725 914 Jumlah
Perubahan (ha) 1994-2003
2003-2009
2009-2012
-5.48 2.73 0.00 6.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.66
12.33 -1.51 0.00 2.24 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 13.06
-0.62 -0.40 0.00 2.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.09
-0.10 2.65 0.00 0.00 2.56
1.34 -2.65 0.00 0.00 -1.31
1.29 2.58 0.00 0.00 3.87
19.68 0.00 9.44 0.00 6.62 35.74 41.96
2.22 0.00 -1.99 0.00 -2.88 -2.65 9.10
27.52 0.00 0.96 0.00 -0.50 27.97 32.93
Semakin bertambah panjangnya garis pantai serta kedudukan dari garis pantai yang semakin maju atau mendekat ke arah laut dan semakin mundur atau mendekat ke arah daratan, berpengaruh besar terhadap perubahan fisik berupa penambahan dan pengurangan luas daratan. Hal ini terbukti dengan terjadinya penambahan luas daratan yang terjadi secara bertahap tahun 1994-2003 yaitu sebesar 41.96ha, kemudian tahun 2003-2009 sebesar 9.10 ha dan tahun 2009-2012 sebesar 32.93 ha. Penambahan luas daratan tahun 1994-2003 terjadi tepat di Kaki Jembatan Suramadu di sisi Surabaya yaitu di Desa Tambak Wedi sebesar 2.65 ha dan di sisi Madura yaitu di pesisir barat Jembatan Suramadu yaitu tepatnya pesisir Desa Kesek sebesar 2.73 ha yang disebabkan oleh terjadinya sedimentasi di muara sungai di Desa Kesek serta di Desa Sukolilo Barat sebesar 6.40 ha karena adanya pengaruh pembangunan Jembatan Suramadu sehingga terjadi reklamasi di kaki Jembatan Suramadu. Penambahan luas daratan yang cukup besar juga terjadi di pesisir
Dari tabel diatas dapat di analisa bahwa terjadi perubahan panjang garis pantai yang cenderung naik secara bertahap dari tahun 1994-2003 sebesar 2658 m, pada tahun 2003-2009 bertambah sebesar 725 m dan pada tahun 20092012 bertambah lagi garis pantainya sebesar 914 m.
3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271 dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai yang akhirnya akan mempengaruhi bentuk pantai atau garis pantai. Pada saat pasang, energi pasang akan mendorong massa air laut ke dalam daerah pantai sehingga sedimen akan menyebar di daerah tersebut. Arus yang mengalir kearah laut akan mengangkut sedimen dari pantai dalam jumlah besar maka pantai akan mengalami pengikisan. Pada saat surut aliran sungai mampu mendorong massa air laut keluar dan akibatnya sedimen akan terbawa bersama dan akan menyebar sampai ke laut yang kemudian akan terdeposit di sekitar daerah tersebut. Apabila peristiwa ini terjadi secara terus menerus dalam waktu yang lama, maka bentuk pantai akan mengalami perubahan akibat dari penumpukan sedimen dan material lainnya di pantai [3].
Kelurahan Sukolilo, Surabaya sebesar 19.68 ha dan Kelurahan Kenjeran sebesar 9.44 ha. Hal terjadi karena adanya reklamasi di daerah tersebut tepatnya di sekitar tempat wisata Kenjeran Park dan Wisata Kenjeran merupakan tempat wisata yang berada di pesisir Surabaya. Pada tahun 2003-2009 terjadi penambahan luasan yang cukup signifikan di Desa Sukolilo Timur, Madura sebesar 12.33 ha karena efek dari pembangunan jembatan Suramadu ke arah timur jembatan berupa pembuatan pagar pemecah gelombang pada batas pesisir pantai dengan pemukiman yang lumayan padat di daerah tersebut. Pecahnya gelombang yang membawa material laut menyebabkan terjadinya erosi maupun sedimentasi. Sedangkan terjadinya penyusutan luas daratan di sisi Surabaya yaitu di Tambak Wedi Sebesar 2.65 ha, Kenjeran sebesar 1.99 ha dan Kedung Cowek sebesar 2.88 ha disebabkan oleh terjadinya pengikisan pantai. Pada tahun 2009-2012 terjadi penambahan luas daratan pesisir yang cukup besar di Desa Sukolilo, Surabaya sebesar 27.52 ha karena terjadi reklamasi di daerah tersebut tepatnya di sekitar wisata Kenjeran Park. Dengan terjadinya perubahan luas daratan berupa akresi (penambahan luas daratan) dan erosi (pengurangan luas daratan) maka dapat di hitung laju akresi dan erosi pertahun. Tabel 5. Hasil Perhitungan Akresi dan Erosi KECAMATAN
1994-2003 Akresi Erosi
Tahun (ha) 2003-2009 Akresi Erosi
Tabel 8. Tinggi Pasang Surut Pada Citra Satelit [4] Citra Satelit LANDSAT TM LANDSAT ETM+ SPOT-4
2009-2012 Akresi Erosi
LABANG
9.13
-5.48
14.57
-1.51
2.12
-1.02
KENJERAN
2.65
-0.10
1.34
-2.65
3.87
0
35.75 47.53
0.00 -5.58
2.22 18.13
-4.87 -9.03
28.48 34.47
-0.5 -1.52
BULAK TOTAL
SPOT-4
LABANG KENJERAN BULAK TOTAL
Ketinggian(m)
Ket.
1.48
Menuju Surut
1.96
Pasang Menuju Surut
1.62
Menuju Surut
1.94
Pasang Menuju Surut
Berdasarkan tabel pasang surut tersebut dapat di analisa bahwa citra satelit merekam data pada saat kondisi pasut menuju surut sehingga pada saat itu material pantai banyak yang terdeposit di sekitar laut dan mengalami sedimentasi. Keadaan pasut berpengaruh kecil terhadap bentuk dari garis pantai pada citra yaitu perbedaan pasang surut < 2.5 meter. Hal ini disebabkan oleh tenaga yang dibangkitkan oleh energi pasang surut akibat perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut yang tidak terlalu besar sehingga menyebabkan energi pasut tidak berpotensi untuk dapat memindahkan material sedimen dari permukaan dasar.
Tabel 6. Laju Akresi dan Erosi Per-Tahun KECAMATAN
Akui sisi 8 Juli 1994 13:54:06 WIB 22 Mei 2003 14:24:26 WIB 21 Juli 2009 14:37:08 WIB 13 Agustus 2012 14:10:29 WIB
Laju Akresi dan Erosi Per-Tahun (ha/tahun) 1994-2003 2003-2009 2009-2012 Akresi Erosi Akresi Erosi Akresi Erosi 1.01 -0.61 2.43 -0.25 0.71 -0.34 0.29 -0.01 0.22 -0.44 1.29 0.00 3.97 0.00 0.37 -0.81 9.49 -0.17 5.28 -0.62 3.02 -1.51 11.49 -0.51
Pembangunan jembatan Suramadu juga memberikan dampak yang besar terhadap harga tanah yang cepat melambung tinggi dari harga sebelumnya.
Tabel 9. Data Kecepatan Angin Stasiun Perak Utara 7o 2' 20” LS - 112o 44' 08” BT Kecepatan Km/jam Angin Mei Juli Tahun 2008 5.2 SE 6.3 SE 2009 4.1 SE 6.1 E 2010 3.9 E 4.7 E
Tabel 7. Harga Pasaran Tanah [2] Harga Tanah/ m2 Kecamatan Sebelum Sesudah LABANG 25.000 s.d 100.000 200.000 s.d 600.000 KENJERAN 200.000 s.d 500.000 500.000 s.d 4.000.000 BULAK 100.000 s.d 500.000 500.000 s.d 2.000.000
Agus tus 7.9 SE 6.3 E 6.1 E
Max km/jam Agus Mei Juli tus 43.0 50.4 30.0 54.0 57.6 45.0 55.8 43.2 54.0
Berdasarkan tabel diatas dapat di analisa bahwa besar kecepatan angin di pesisir Surabaya dan Madura berpengaruh kecil terhadap perubahan garis pantai yang terjadi. Hal itu dapat dilihat dari besar kecepatan angin yang rata-rata selisihnya jauh dari kecepatan angin maximum pada saat itu.
D.
Analisa Pasang Surut Dan Kecepatan Angin Angin merupakan penyebab terjadinya gelombang di permukaan laut. Semakin besar kecepatan angin bertiup maka gelombang yang dihasilkan semakin besar. Gelombang dapat menimbulkan arus dan transpor sedimen 4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271 DAFTAR PUSTAKA
IV. KESIMPULAN
[1]
Berdasarkan hasil penelitian mengenai studi perubahan garis pantai pesisir Surabaya dan Madura menggunakan citra multitemporal maka diperoleh kesimpulan akhir, yaitu: a. Perubahan panjang garis pantai yang terjadi yaitu, Pada sisi Madura telah mengalami pertambahan panjang pada tahun 1994-2003 sebesar +505 m, tahun 2003-2009 sebesar +32 m dan mengalami pengurangan panjang pada tahun 2009-2012 sebesar -268 m, Sedangkan pada sisi Surabaya telah mengalami pertambahan panjang pada tahun 1994-2003 sebesar +2154 m, tahun 2003 - 2009 sebesar +692 m dan tahun 2009-2012 sebesar +1182 m. b. Perubahan luas daratan pesisir pantai yang terjadi pada sisi Madura dan Surabaya yaitu pada tahun 1994-2003 sebesar +41.96 ha, tahun 2003-2009 sebesar +9.10 ha dan tahun 2009-2012 sebesar +32.93 ha. c. Penyebab terjadinya perubahan fisik ( penambahan dan pengurangan luas daratan) pesisir Surabaya dan Madura pasca pembangunan jembatan Suramadu yaitu, Sisi Madura: Adanya reklamasi di kaki Jembatan Suramadu sehingga menyebabkan bertambahnya luas daratan pesisir pantai, adanya pengaruh sedimentasi, serta efek dari pembangunan jembatan Suramadu ke arah timur dan barat jembatan pada sisi Madura berupa pembuatan pagar pemecah gelombang pada batas pesisir pantai dengan pemukiman yang berada di daerah tersebut Sisi Surabaya: Pengaruh pembangunan dan reklamasi di sekitar tempat wisata Pantai Kenjeran dan Kenjeran Park, adanya reklamasi di kaki Jembatan Suramadu sehingga menyebabkan bertambahnya luas daratan dan terjadinya pengikisan pantai sehingga menyebabkan berkurangnya luas daratan. d. Laju akresi (penambahan luas daratan) dan Erosi (pengurangan luas daratan) yang terjadi di sekitar Jembatan Suramadu pada tahun 1994-2003 yaitu sebesar +5.28 dan -0.62ha/tahun, tahun 2003-2009 sebesar +3.02 dan -1.51 ha/tahun, tahun 2009-2012 sebesar +11.49 dan -0.51 ha/tahun sehingga perubahan garis pantai menggunakan citra resolusi menengah yang dipantau per-tahun, akan menghasilkan perubahan yang relatif kecil dan kurang terdeteksi pada citra. e. Kondisi perbedaan ketinggian pasang surut < 2.5 meter dan kecepatan angin yang besarnya antara 4-6 km/jam atau kurang dari setengah kecepatan maximum, mempunyai pengaruh yang kecil terhadap perubahan garis pantai pesisir Surabaya dan Madura.
[2] [3]
[4]
Fatmawati, H. 2011. Analisis perubahan garis pantai SurabayaSidoarjo menggunakan citra multitemporal tahun 2008-2011. Tugas Akhir Program Studi Teknik Geomatika. FTSP-ITS. Surabaya Kantor Kabupaten Bangkalan, Madura dan Kantor Kecamatan Kenjeran dan Bulak, Surabaya Sulistriani, Y. 2009. Perubahan Daratan Pantai Dan Penutupan Lahan Pasca Tsunami Secara Spasial Dan Temporal Di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Skripsi Departemen Ilmu Dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia dikeluarkan oleh Dinas Hidrografi Dan Oseanografi TNI Angkatan Laut
LAMPIRAN
Gambar 4. Peta Perubahan Garis Pantai Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura Tahun 1994-2012
Gambar 5. Peta Perubahan Garis Pantai Pesisir Utara Surabaya Tahun 1994-2012 5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. XX, No. XX, (Juni. 2013) ISSN: 2301-9271
Gambar 6. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura Tahun 1994-2003
Gambar 7. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Utara Surabaya Tahun 1994-2003
Gambar 8. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura Tahun 2003-2009
Gambar 9. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Utara Surabaya Tahun 2003-2009
Gambar 10. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan, Madura Tahun 2009-2012
Gambar 11. Peta Perubahan Luasan Daratan Pesisir Utara Surabaya Tahun 2009-2012
6