JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
1
Studi Perbandingan Perilaku Bangunan menggunakan SRPM, SRBK dan SRBK menggunakan Outrigger terhadap variasi Tinggi Gedung Mohamad Gazali dan Data Iranata Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan , Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail:
[email protected] Abstrak— Struktur yang direncanakan harus mampu 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yakni : menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, mampu-layan, a). Seberapa besar sistem rangka pemikul momen, sistem rangka awet, dan memenuhi ketahanan berat gedung, gaya gempa dasar bresing konsentrik dan sistem rangka bresing konsentrik dan perpindahan. Dengan permasalahan yang ada maka perlu menggunakan outrigger mampu menahan gaya gempa dasar (base adanya suatu sistem yang di gunakan pada suatu gedung. Terdapat shear)? beberapa sistem yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah b). Mengetahui perpindahan (discplacement) pada bangunan jika tersebut., Sebagai bahan studi akan dilakukan perhitungan terhadap menggunakan ketiga sistem ? variasi tinggi gedung yakni gedung 60 lantai, 50, 40, 30 dan 20 c). Mengetahui dimensi dan berat pada bangunan yang dituju yang lantai dengan tinggi tiap lantai 4 m, lebar bangunan 22 meter, dan sesuai dengan sistem yang digunakan ! menggunakan tiga sistem yakni sistem rangka pemikul momen 1.3 Maksud dan Tujuan khusus ,sistem rangka bresing konsentrik khusus dan sistem rangka Maksud dan tujian dari penulisan tugas akhir ini adalah agar dapat bresing konsntrik khusus menggunakan outrigger. Hasil yang di mengetahui kekuatan bangunan terhadap gaya gempa dasar (base peroleh dari analisa ini , bangunan menggunakan sistem rangka shear) , perpindahan (discplacement),dimensi serta berat bangunan bresing konsentrik khusus memakai outrigger lebih kuat terhadap jika menggunakan sistem pemikul momen ,sistem rangka bresing gaya gempa dan perpindahan yang bekerja deibandingkan dua konsentrik dan sistem rangka bresing konsentrik menggunakan sistem yang lain, meski dimensi yang dipakai pada SRBKK memakai outrigger. outrigger lebih kecil dari pada SRBKK dan SRPMK. Hal ini 1.4 Batasan Masalah dikarenakan fungsi outrigger untuk mereduksi simpangan lateral Untuk mencapai tujuan pembahasan, maka perlu adanya penentuan dan menahan momen guling. pokok bahasan masalah, identifikasi permasalahan akan diperjelas Kata kunci: sistem rangka pemikul momen, sistem dengan batasan – batasan sebagai berikut : rangka bresing konsentrik, outrigger 1. Perencanaan atau desain elemen struktur dengan menggunakan BAB I standar nasional Indonesia (SNI) 03-1729-2002 PENDAHULUAN 2. Pembebana gempa menggunakan SNI 03-1726-2002. 1.1 Latar Belakang 3. Struktur gedung yang dibahas dihitung per 10 lantai. Dalam suatu struktur bangunan ada beberapa macam struktur rangka 4. Jumlah lantai pada bangunan yang akan dibahas yakni yang digunakan,dan dalam struktur-struktur bangunan yang ada, masih 20,30,40,50 dan 60 lantai. sedikit bangunan gedung yang didesain menggunakan struktur rangka 5. Tidak memperhitungkan pondasi. baja,sedangkan Struktur rangka baja sendiri kini sudah berkembang 6. Struktur bangunan berada di zona gempa 6. dengan pesat. Terdapat banyak sekali keunggulan yang dimiliki struktur 7. Tidak membahas metode pelaksanaan , bahan dan juga biaya. baja, antara lain : BAB II 1.Perbandingan antara berat dan kekuatan yang relatif tinggi sehingga elemen struktur lebih langsing dengan kekuatan yang mencukupi. 2.Material baja dibuat melalui proses fabrikasi diluar proyek sehingga dalam pelaksanaannya lebih cepat karena hanya memerlukan penyambungan 3.Bangunan menggunakan struktur baja mampu mencapai regangan yang besar, melampaui batas titik leleh tanpa mengalami reduksi kekuatan yang berarti. 4.Baja merupakan material isotropis dan homogen sehingga toleransi dimensi kecil. Pada perencanan struktur baja terdapat berbagai macam sistem yang dapat digunakan,namun penulis akan membahas beberapa sistem yang digunakan pada pembangunan sebuah gedung yakni Sistem rangka pemikul momen (Momen Resisting Frame) ,Sistem rangka bresing konsentrik (Concentrically Braced Frame) dan Sistem rangka bresing konsentrik menggunakan outrigger.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ketentuan Umum
Pada awal perencanaan gedung, yang harus diperhatikan adalah letak proyek yang akan dikerjakan secara geologis. Faktor daya tahan terhadap gempa yang mengharuskan suatu bangunan gedung memiliki sistem struktur yang sesuai.Dan pada dasarnya setiap sistem struktur pada suatu bangunan merupakan penggabungan berbagai elemen struktur secara tiga dimensi yang cukup rumit. Fungsi utama dari sistem struktur terutama untuk memikul secara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ke tanah melalui fondasi. Beban yang bekerja pada bangunan terdiri dari beban vertikal, horizontal, getaran, dan sebagainya. Sistem struktur dalam proses perancangannya selalu dihadapi oleh beberapa kendala, diantaranya, persyaratan arsitektural, sistem mekanikal dan elektrikal, metode konstruksi dan aspek ekonomi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
2
2.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK) adalah syistem struktur yang terdiri dari rangka balok kolom untuk menahan beban dari gempa, di mana dinding pengisi tak diperhitungkan memikul beban gempa.Rangka pemikul momen mempunyai kemampuan menyerap energi yang baik, tetapi memerlukan terjadinya simpangan antar lantai yang cukup besar supaya timbul sendi-sendi plastis pada balok yang akan berfungsi untuk menyerap energi gempa. Simpangan yang terjadi begitu besar akan menyebabkan struktur tidak kaku sehingga mengakibatkan kerusakan non-struktural yang besar disamping akan menambah pengaruh efek P-∆ terutama pada bangunan tinggi. ( Isdarmanu,dkk.2006) 2.3 Sistem Rangka Bresing Konsentrik (Concentrically Braced Frames) Sistem Rangka Bresing Konsentrik merupakan pengembangan dari sistem portal tak berpengaku atau lebih dikenal dengan Sistem Rangka Pemikul Momen. Sistem Rangka Bresing Konsentrik dikembangkan sebagai sistem penahan gaya lateral dan memiliki tingkat kekakuan yang cukup baik. Hal ini bertolak belakang dengan sistem sistem rangka pemikul momen yang hanya bisa digunakan sebagai penahan momen. Kekakuan sistem ini terjadi akibat adanya elemen pengaku yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral yang terjadi pada struktur. Sistem ini penyerapan energinya dilakukan melalui pelelehan yang dirancang terjadi pada pelat buhul. (Salmon CG and John E. Johnson.1992). 2.4 Sistem Rangka Bresing Konsentrik menggunakan outrigger
METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir Mulai
Studi Literatur
Preliminari Desain
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus
Sistem Rangka Bresing Konsentrik menggunakan Outrigger
Analisa Struktur
Not OK
Kontrol Desain Ok
Perbandingan Hasil ketiga Sistem
Selesai
L
x
3.3 Data Perencanaan Direncanakan Data bangunan meliputi: Sistem ini sama seperti sistem rangka bresing konsentrik namun di Nama Gedung : tambahkan outrigger dan beltruss. Dimana fungsi outrigger yakni Fungsi : Perkantoran mereduksi simpangan lateral dan menahan momen guling. Beltruss Zona Gempa :6 yang disebut juga sebagai sistem virtual outrigger menjadi solusi Jumlah Lantai : 20,30,40,50 dan 60 Lantai mengatasi kelemahan yang dimiliki outrigger. Beltrus adalah struktur Tinggi Gedung : 80 m, 120 m, 160 m, 200 m, 240 m. rangka batang yang ditempatkan pada kolom-kolom eksterior dan Struktur Utama : Baja mengelilingi gedung bagian luar. (Bungale S Taranath.1997). Sistem digunakan :SRPMK,SRBKK,SRBKK area kolom konstan w menggunajan outrigger Data Bahan a. BJ 55 fy = 410 Mpa fu = 550 Mpa outrigger Data Tanah beltruss Data tanah yang digunakan di asumsikan bangunan berada pada tanah keras zona gempa 6. area kolom konstan 3.4 Studi Literatur Melakukan studi referensi berupa : peraturan, buku pustaka, penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perencanaan struktur komposit baja beton. 1) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 2) SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gambar 2.1 virtual penampang outrogger pada Gempa Untuk Bangunan Gedung banguan tinggi 3) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung . BAB IV DESAIN BANGUNAN Desain struktur pada bangunan ini direncanakan memiliki panjang 24 m dan lebar 12 m. Desain ini berlaku pada setiap tinggi bangunan yakni bangunan 20 lantai,30 lantai ,40 lantai,50 lantai dan juga 60 lantai serta berlaku pada tiap Sistem yang dipakai yakni Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus,Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Konsentrik khusus menggunkan Outrigger, dimana jika dilihat dari sisi panjang maka terdapat 4 kolom yang berjarak 8m x 6m x8m dan jika dilihat dari sisi lebar maka terdapat tiga kolom yang berjarak 6m x 6m.
3m
6m
3m
3m
6m
3m
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
8m
6m
8m
Gambar 4.1 Denah Bangunan pada tiap tinggi bangunan dan Sistem yang dipakai.
L = 80 m
sistem rangka pemikul momen
4m
8m
6m
8m
(a)
x = 40 m
posisi outrigger
L = 80 m
L = 80 m
sistem rangka bresing konsentrik
4m 8m
6m
4m
8m
8m
(b)
6m
8m
(c)
Gambar 4.2 (a) Sistem Rangka Pemikul Momen Khusu ,(b) Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusu , dan (c) Sisitem Rangka Bresing Konsentrik khusu menggunakan outriger pada bangunan 20 lantai.
3
BAB V ANALISA PERMODELAN STRUKTUR PRIMER 5.1 Data Perencanaan Bangunan ini direncanakan menggunakan tiga sistem yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, Sistem Rangka Bresing konsentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Khusus menggunakan Outrigger , dengan data-data bangunan sebagai berikut : b. Lebar bangunan : 12 m c. Panjang bangunan : 22 m d. Jarak antar kolom sisi lebar : 6 m e. Jarak antar kolom sisi panjang : 6m dan 8 m f. Tinggi kolom lantai 1 & 2 : 4m g. Letak bangunan : Dekat pantai h. Mutu baja yang digunakan : BJ 55 fy = 410 Mpa fu = 550 Mpa Berikut data profil baja yang digunakan pada kolom dan balok pada Sistem Rangka Pemikul Momen , Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Konsentrik khusus menggunakan Outrigger yang di pasang pada tiap tinggi bangunan yakni bangunan 20 lantai,30,40,50 dan 60 lantai . Pembagiannya sebagai berikut : 5.2 Penentuan Beban-Beban 1 .Bebang Gravitasi 1 .Bebang Gravitasi A.Beban Mati (PPIUG 1983 Bab 2 ) - Berat sendiri beton bertulang : 2400 Kg/m3 - Adukan finishing lantai/1 cm : 21 Kg/m2 - Tegel : 24 Kg/m2 - Plafond : 7 Kg/m2. - Penggantung : 11 Kg/m2. - Plumbing : 10 Kg/m2. - Sanitasi : 20 Kg/m2 B.Beban Hidup - Lantai atap : 100 Kg/m2 - Lantai Perkantoran : 250 Kg/m2 2.Beban Angin Jauh dari pantai : 25 Kg/m2 3. Beban Gempa Perencanaan dan perhitungan struktur terhadap gempa dilakukan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Gedung (SNI 03-17262002) untuk zone gempa 5.2.1 Beban Mati - Berat sendiri pelat ( t = 12 cm ) 0,12 x 2400 x 3 = 864 kg/m
(a)
- Adukan finishing lantai/1 cm 21 x 3 - Tegel 24 x 3 - Plafond 7 x 3 - Penggantun 11 x 3 - Plumbin 10 x 3 - Sanitasi 20 x 3 qD =1143 5.2.2 Bebang Hidup - Beban hidup lantai 250 x 3 = -Beban hidup atap 100 x 3
(b)
(c)
Gambar 4.3 hasil runing SAP 2000 (a) Sistem Rangka Pemikul Momen Khusu ,(b) Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusu , dan (c) Sisitem Rangka Bresing Konsentrik khusus menggunakan outriger pada bangunan 20 lantai
=
=
=
kg/m
= = = =
63 kg/m 72 kg/m 21 kg/m 33 kg/m 30 kg/m 60 kg/m
750 kg/m 300 kg/m
5.2.3 Beban Angin Beban angin yang bekerja pada bangunan yaitu angin tekan dan angin hisap dimana nilai beban yang dihasilkan yakni : angin tekan 25 x ½ (8) x 0,9 = 90 kg/m angin hisap 25 x ½ (8) x 0,4 = 40 kg/m
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
5.3 Perhitungan massa bangunan Beban gravitasi berupa beban mati dan beban hidup, dimana sesuai PPIUG 1983 Tabel 3.3 koefisien reduksi beban hidup untuk peninjauan gempa diambil sebesar 0.3. Berikut disajikan perhitungan massa bangunan untuk tiap lantai.
4
20
atap
1433,6
2332
22880
1188
27833,6
1 - 19
57344
44308
26862
2970
131484
atap
1433,6
2332
26862
2970
33597,6
lantai
gedung
1- 20
60
50
21 40 41 59
30
berat total (kg)
balok (kg)
keramik dll (kg)
134336
43054
26862
2970
207222
118304
39424
26862
2970
187560
37452,8
26862
2970
2416
1749
22880
1188
28233
1 - 25
167920
47308,8
26862
2970
245060,8
26 49
147880
atap
2957,6 118304
41976 1749 33231
26862 22880 26862
50
40
30
20
2970 1188 2970
57344
51832
26862
2970
139008
atap
1433,6
2728
22880
1188
28229,6
1 -15
72480
38192
26862
2970
140504
16 29
43008
32648
26862
2970
105488
lantai
balok (kg)
bresing (kg)
kerami k dll (kg)
beban hidup (kg)
berat total (kg)
1- 20
118304
43054
8820
26862
2970
200010
21 - 40
96640
39424
8820
26862
2970
174716
41 - 59
57344
37452,8
8820
26862
2970
133448,8
atap
2867,2
1749
220,5
22880
1188
28904,7
1 - 25
147880
47308,8
11025
26862
2970
236045,8
26 - 49
120800
41976
11025
26862
2970
203633
atap
2416
1749
220,5
22880
1188
28453,5
1 - 20
67840
33231
8820
26862
2970
139723
21 - 39
48640
51832
8820
26862
2970
139124
atap
1216
2728
220,5
22880
1188
28232,5
1 -15
36480
38192
6615
26862
2970
111119
16 - 29
31680
32648
6615
26862
2970
100775
atap
1056
2332
220,5
22880
1188
27676,5
1 - 19
42240
44308
8820
26862
2970
125200
atap
1056
2332
220,5
26862
2970
33440,5
4 0
3 0
balok (kg)
bresing (kg)
outr igge r (kg)
kerami k dll (kg)
1- 20
96640
43054
8820
0
26862
2970
21 - 40
57344
39424
8820
126 6
26862
2970
48640
37452, 8
8820
0
26862
2970
41 - 59 atap
2432
1749
220,5
633
22880
1188
1 - 25
147880
47308, 8
11025
126 6
26862
2970
26 - 49
84800
41976
11025
0
26862
2970
atap
1696
1749
220,5
633
22880
1188
26862
2970
1 - 20
57344
33231
8820
126 6
21 - 39
36224
51832
8820
0
26862
2970
atap
905,6
2728
220,5
633
22880
1188
26862
2970
26862
2970
1 -15
31680
38192
6615
126 6
16 - 29
27168
32648
6615
0
atap 2 0
beban hidup (kg)
kolom (kg)
lantai
gedung 5 0
181367
21 39
kolom (kg)
berat beban mati
219688 28774,6
berat beban mati
Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus menggunakan Outrigger
163924,8
atap
1 - 20 40
beban hidup (kg)
kolom (kg)
96640
60
6 0
sistemrangka pemikul momen khusus berat beban mati
gedung
Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus
Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus Banguinan 60 Lantai a. Lantai 1- 20 Untuk perhitungan massa lantai 1-20 dari gedung ini adalah sebagai berikut: Beban Mati Profil : kolom = 4 m x 419,8 kg/m x 4 x20 = 134336 kg =43054 kg Balok Induk = 22 m x 103 kg/m x 19 Berat profil 15 % profil =26608,5 kg Adukan finishing lantai = 63 k/mx 22 m =1386 kg Pelat beton = 864 k/m x 22 m =19008 kg Keramik = 72 kg/m x 22 m =1584 kg Spesi = 63 kg/m x 22 m = 1386 kg kg Penggantung = 33kg/m x 22 m = 726 Plafond = 21 kg/m x 22 m = 462 kg Perpipaan = 30 kg/m x 22 m = 990 kg Sanitasi = 60 kg/m x 22 m = 132 kg+ = 230860,5 kg Total Beban Hidup 0.3 x 250 kg/m2 x 22m x 3 m = 4950 kg Menurut PPIUG Ps.3.5 bahwa beban hidup dapat direduksi untuk komponen struktur yang menumpu beberapa lantai tingkat, maka beban hidup diatas dapat direduksi dikalikan dengan koefisien reduksi untuk beban hidup sebesar 0,6 untuk gedung yang berfungsi sebagai perkantoran menurut PPIUG Ps.3.5 Tabel 3.3. Sehingga setelah dikalikan faktor reduksi tersebut, maka total beban hidup menjadi, W = 4950 x 0,6 = 2970 kg Jadi Wt= 2970 + 230860,5 = 233830,5 kg Berikut ini adalah penabelah hasil massa bangunan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus pada tiap bangunan :
905,6
2332
220,5
633
22880
1188
26862
2970
26862
2970
1 - 19
36224
44308
8820
126 6
atap
905,6
2332
220,5
633
berat total (kg) 17834 6 13668 6 12474 4,8 29102, 5 23731 1,8 16763 3 28366, 5 13049 3 12670 8 28555, 1 10758 5 96263 28159, 1 12045 0 33923, 1
Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar tingkat akibat pengaruh gempa rencana. Dimaksudkan untuk menjaga kenyamanan penghuni, mencegah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
5
kerusakan non struktur, membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan. Untuk memenuhi persyaratan s, simpangan antar tingkat tidak boleh lebih besar dari: atau 30 mm Dimana hi adalah tinggi tingkat yang ditinjau, maka: Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus = 14,12 mm Untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus mrnggunakan Outrigger : = 18,75 mm Berikut salah hasil eprbandingan bangunan 60 lantai :
Sambungan
K 700.300.13.24
K 700.300.13.24
WF 500.200.11.19
80 80 320 80 80
80 80 320 80
40
Baut Baut
Baut
24
Baut
506
20
24
494
T 400.400.30.50
T 400.400.30.50
24
700
Kinerja batas ultimate m ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam kondisi struktur gedung diambang keruntuhan. Dimaksudkan untuk membatasi kemungkinan terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa dan benturan antar gedung. Sesuai SNI 03-1726-2002 Ps.8.2 simpangan dan simpangan antar tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali : Δm = ζ x Δs Dimana : ζ = 0,7. R untuk gedung beraturan Untuk Sistem Rangka Pemikul Moemen Khusus Untuk arah x : ζ = 0,7 x 8,5 = 5,95 Untuk memenuhi persyaratan, kinerja batas ultimit tidak boleh lebih besar dari : 0.02 x hi = 0,02 x 4000 = 80 mm Untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus Untuk arah x : ζ = 0,7 x 6,4 = 4,48 Untuk memenuhi persyaratan, kinerja batas ultimit tidak boleh lebih besar dari : 0.02 x hi = 0,02 x 4000 = 80 mm Untuk Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus menggunakan Outrigger Untuk arah x : ζ = 0,7 x 6,4 = 4,48 Untuk memenuhi persyaratan, kinerja batas ultimit tidak boleh lebih besar dari : 0.02 x hi = 0,02 x 4000 = 80 mm Berikut hasil perbandingan bangunan 60 lantai
WF 500.200.11.19
L 80.80.8
L 80.80.8
40
DETAIL SAMBUNGAN B. INDUK DENGAN KOLOM 1 : 15
K 700.300.13.24
Baut
A
Baut
30 30
A Pelat t = 16 mm
DETAIL SAMBUNGAN KOLOM DENGAN KOLOM 1 : 15
Pelat t = 16 mm
700
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271
yang lebih kecil , bangunan bangunan tersebut mampu menahan gaya geser dasar yang terjadi. Perpindahan ( displacement ) yang dihasilkan pada tiap gedung dan tiap sistem yang digunakan berbeda beda . untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus , simpangan antar tingkat pada pada bangunan 60 lantai tidak memenuhi syarat atau lebih dari batas layan ( s) yang ditentukan, Sedangkan pada bangunan 50 , 40, 30 dan 20 memenuhi syarat atau lebih kecil dari batas layan yang ditentukan . untuk analisa batas ultimate ( m) pada sistem ini didapatkan hasil yakni bangunan 60 50 dan 40 tidak memenuhi syarat maksimum simpangan yang ditentuka , sedangkan pada bangunan 30 dan 20 memenuhi syarat. Sistem Rangka Bresing konsntrik khusus dan sistem rangka Bresing konsentrik menggunakan outrigger simpangan antar tingkat pada semua gedung laih kecil dari batas layan dan batas ultimate , hal ini berarti bangunan bangunan tersebut dengan mengan menggunakan kedua sistem ini lebih kecil kemungkinan terjadi displacement yang dapat mengakibatkan keruthuan. Dari analisah yang didapat, sistem rangka bresing konsntrik khusus menggunakan outrigger mampu menahan gaya- gaya yang ada dibandingkan dengan sistem rangka besing konsntrik khusus dan sistem rangka pemikul momen khusus meski dimensi profil yang digunakan lebih kecil dari kedua sistem yang lain.
K 700.300.13.24
80
mm
80
80
40
80
80 80
mm
80
pelat t = 13 mm
40 mm
mm
80 80 80 80 WF 500.200.11.19
LL80.80.8 80.80.8
80 80 320 80 80 Baut
WF 500.200.11.19
506
20
494
T 400.400.30.50
T 400.400.30.50
700
DETAIL SAMBUNGAN BRESING UNTUK BATANG 1 : 15 Balok Induk WF 500.200.11.19
506
mm
40 80
80 80 40
bresing WF 250.175.7.11
UCAPAN TERIMA KASIH
80
80
80
80
mm
pelat t = 13 mm
DETAIL SAMBUNGAN B. INDUK DENGAN BRESING 1 : 15
Balok Induk WF 500.200.11.19
506
mm
80 80 40
80 80 80
80
40 80
6
mm
bresing double C 150x 65 x 20
Pada kesempatan ini kupanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kesehatan,keselamatan riszki serta hidayah-Nya yang tak terhingga kepadaku, sehingga tugas akhir ini dapat terselaikan.Tak lupa rasa terima kasih sebesar – besarnya juga penulis sampaikan kepada mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini…doaku kepada-Nya agar mereka pun selalu diberi berkah yang berlimpah 1. Keluarga penulis yang penulis cintai: Alm.Papa (Alm. Ahmad Rentua) dan Mama tercinta (Mahani Rentua), terima kasih atas kesabaran, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan pada penulis.Nenek, Kakak-kakaku tersayang . 2. Pak Data Iranata.Terima kasih atas bimbingannya selama penulis kesulitan mengerjakan Tugas Akhir ini…terima kasih juga atas ilmu yang telah diberikan pada penulis. 3. Alm.Pak Sofyan Rasyid & Pak Edi Yang merupakan dosen wali penulis , dosen serta karyawan jurusan teknik sipil ITS yang sudah mebantu penulis selama masa perkuliahan penulis .
pelat t = 13 mm
DAFTAR PUSTAKA
Sambungan Bracing SRBKK BAB VI KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada struktur gedung, menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus , Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Konsntrik Khusus menggunakan Outrigger dengan dengan variasi tinggi gedung yaitu 60 lantai,50 lantai,40 lantai, 30 lantai dan 20 lantai dengan dimensi dengan dimensi yang telah ditentukan memperoleh hasil sebagai berikut : Kontrol gaya geser dasar ( base shear ) Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus pada zona gempa tinggi dengan profil king cross dan profil WF yang gunakan ditiap gedung, mampu menahan gaya geser dasar ( base shear ) yang terjadi , begitu juga pada Sistem Ranga Bresing Konentrik Khusus dan Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus menggunakan outrigger ,meski dengan dimensi profil
[1]
Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.
[2]
Badan Standarisasi Nasional. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
[3]
Isdarmanu, dkk. 2006.Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Perencanaan ITS.
[4]
Salmon CG and John E. Johnson . 1992.Struktur Baja Desain Dan Perilaku Edisi 1. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Umum.
[5]
Bungale S Taranath.1997.Steel,Concrete,And Composite Design Of Tall Building. New York : MC Grow Hill.