VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM
STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA Basofi, Ir.Syamsul Amien, M.S Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail :
[email protected] [email protected]
Abstrak Generator sinkron (alternator) merupakan mesin listrik yang merubah energi mekanis menjadi energi listrik. Jika generator sinkron dibebani maka akan memberikan sifat yang berbeda sesuai dengan jenis beban yang dipikulnya. Sehingga dalam pembebanan ini akan menentukan nilai faktor daya pada generator tersebut. Faktor daya mempunyai pengertian sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien mesin yang dimiliki dalam menyalurkan daya yang bisa dimanfaatkan. Oleh sebab itu, dengan diaturnya arus eksitasi pada generator yang bekerja paralel maka akan mengatur daya reaktif yang dibutuhkan pada generator tersebut sehingga dapat menentukan perubahan faktor daya pada masing-masing generator. Dalam penelitian ini dilakukan pengaturan arus eksitasi pada masing-masing generator sehingga didapat bahwa pada beban R-L bila arus eksitasi pada generator pertama dikurangi dan yang lain diperbesar maka memiliki daya reaktif -0,002 A dengan faktor daya 0,998 leading sedangkan generator kedua memiliki daya reaktif 0,173 A dengan faktor daya 0,64 lagging. Kemudian pada saat arus eksitasi diatur pada salah satu generator maka akan memiliki batas pengaturan agar tidak terjadi lepas sinkron yakni memiliki batas pengurangan sebesar 0,10 A dan penambahan 0,30 A.
Kata kunci : Generator sinkron yang bekerja paralel, faktor daya dan arus eksitasi. 1.
Pendahuluan
Generator Sinkron atau disebut juga alternator merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik melalui proses induksi elektomagnetik. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Generator tiga fasa diharapkan dapat bekerja stabil pada tegangan dan frekuensi yang dihasilkan sehingga dapat mensuplai tenaga listrik. Ketidakstabilan pada generator sinkron ini sangat berpengaruh terhadap beban yang di pikul generator sinkron tersebut. Untuk melayani beban listrik yang berkembang dan pada saat terjadi beban maksimum, maka biasanya dilakukan pengoperasian alternator secara paralel [1]. Sebab jika hanya menggunakan satu alternator saja, alternator tersebut harus mempunyai kapasitas terpasang yang mampu melayani beban-beban maksimum. Hal ini tentu mengurangi efisiensi pada alternator tersebut. Dalam sistem memparalelkan alternator ini, dapat digunakan untuk mengatur perubahan faktor daya generator tersebut dengan syarat
mengatur arus eksitasi pada masing-masing alternator yang di paralelkan. Dimana arus eksitasi ini merupakan pemberian arus listrik pada kutub magnetik pada generator. Dengan mengatur besar kecilnya arus listrik tersebut kita dapat mengatur besar tegangan output generator atau dapat juga mengatur besar daya reaktif yang diinginkan pada generator yang sedang paralel dengan sistem jaringan besar (Infinite bus) [2]. Maka dalam penelitian ini dibahas tentang pengaruh arus eksitasi tersebut pada generator sinkron yang bekerja paralel terhadap perubahan faktor daya. 2. Pengaruh Arus Eksitasi pada
Generator Sinkron yang Bekerja Paralel Terhadap Perubahan Faktor Daya Bila suatu generator bekerja dan mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya, maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak dapat bekerja atau bahkan akan mengalami kerusakan. Sehingga dalam hal ini dapat diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel dengan
copyright DTE FT USU 2014
8
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM generator utama yang telah bekerja sebelumnya pada satu jaringan listrik yang sama. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan penyinkronan alternator ini ialah : 1. Tegangan kedua alternator harus sama. 2. Frekuensi kedua alternator harus sama. 3. Mempunyai urutan dan sudut fasa yang sama. Dua alternator identik terhubung secara paralel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Rangkaian ekuivalen generator paralel yang berbeban [6]
I B I1 I 2
(1)
E1 E2 2
(2)
V
Apabila generator dihubungkan dengan sistem jaringan yang kapasitasnnya besar (infinite bus), maka dengan mengatur putaran (n) dan arus eksitasi (If) maka tidak akan mempengaruhi frekuensi sitem jaringan tersebut. Pada kondisi tersebut pengaturan putaran adalah hanya mengatur pembebanan daya aktif sedangkan pengaturan arus eksitasi hanya mengatur aliran daya reaktif atau faktor daya generator tersebut. Untuk menyuplai beban yang ada pada kedua generator yang bekerja paralel, maka jumlah daya aktif dan reaktif yang disuplai generator tersebut harus sama dengan daya aktif dan reaktif yang ada pada beban. Adapun rumus daya aktif dan reaktif yang harus disuplai oleh kedua generator adalah
PLoad PG1 PG2 QLoad QG1 QG2
nilai putaran (n) tetap, maka akan mengakibatkan kenaikan nilai dari fluks magnetik (φ) seiring dengan perubahan arus eksitasi. sehingga mengubah daya reaktif yang dibutuhkan namun besar daya aktifnya tidak akan berubah sehingga akan merubah nilai faktor daya. Dalam hal ini dapat diperjelas pada rumus berikut: E Cn (5) Jika generator G1 dan G2 bekerja paralel maka masing-masing alternator akan memasok beban setengah dari daya aktif dan setengah dari daya reaktif. Masing-masing alternator memasok arus sebesar I, sehingga arus beban yang di pasok sebesar 2I. Bila arus eksitasi G1 dinaikkan maka besarnya E1 akan lebih dari besaran awalnya sehingga Ē1 > Ē2. Hal ini akan menyebabkan resultan tegangan Ēr = Ē1 - Ē2 yang akan terlihat di sirkuit lokal dan mengakibatkan mengalirnya arus sirkulasi.
Is
E1 E 2 Z1 Z 2
(6)
Arus Is ini akan mempengaruhi arus beban pada G1 dan G2 secara vektoris. Berikut ini adalah gambar segitiga daya akibat perubahan arus eksitasi pada alternator yang bekerja secara paralel dapat dilihat pada Gambar 2.
a) Kondisi 1
b) Kondisi 2 (3)
(4) Jika alternator beroperasi secara paralel, dimana dengan diaturnya arus eksitasi sedangkan
Gambar 2 Segitiga daya alternator yang terhubung pararel akibat efek pengubahan penguatan [2]
copyright DTE FT USU 2014
9
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM Pada kondisi 1, beban yang di pikul G1 dan G2 sama besarnya, sehingga beban daya aktif dan daya reaktif di bagi rata memberikan segitiga daya aktif yang sama tetapi jika penguatan G1 dinaikkan, dan arus penguatan G2 turunkan maka akan merubah pembagian daya reaktif pada masing-masing alternator sehingga berpengaruh terhadap faktor daya pada masing-masing alternator. Namun perubahan pemuatan KW dua alternator diabaikan. Hal ini dapat di lihat pada kondisi 2. Jika generator dengan arus eksitasi diperbesar (over excited), berarti mencatu arus tertinggal ke sistem (lagging), yang berarti generator menarik arus mendahului dari sistem atau istilahnya mengirim daya reaktif ke sistem. Demikian pula jika arus eksitasi dikurangi (under excited) maka generator dinyatakan mencatu arus mendahului sistem (leading) atau dinyatakan menarik arus tertinggal dari sistem atau istilahnya menarik daya reaktif dari sistem. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram rumah (house diagram) daya reaktif pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Pengaruh perubahan eksitasi pada kinerja alternator dapat dijelaskan dengan bantuan diagram fasor yang ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram fasor pengubahan penguatan [5]
Gambar 3 Diagram rumah jika arus eksitasi dinaikkan [7]
akibat
efek
Pada Gambar 5 dapat dilihat jika dua alternator bekerja secara paralel, Jika arus eksitasi G1 meningkat sehingga ggl induksi yang E1 meningkat menjadi E1' yang akan mencoba untuk meningkatkan tegangan terminal V. Tapi tegangan terminal V dapat dijaga konstan dengan mengurangi arus eksitasi G2. Peningkatan E1 dan E2 penurunan disesuaikan sedemikian rupa bahwa E sin θ tetap konstan. Perbedaan antara E'1 dan E'2 menimbulkan arus sirkulasi ISY. Arus ini harus ditambahkan ke I1 dan dikurangi dari I2 yang akan memberikan arus jangkar baru I'1 dan I'2. 3. Metodologi Penelitian
Gambar 4 Diagram rumah jika arus eksitasi diturunkan [7]
Pada tahap ini, metode yang dilakukan ialah metode pengukuran. Dimana metode pengukuran dilakukan di Laboratorium P4TK (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Medan. Metode ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengaturan arus eksitasi terhadap perubahan
copyright DTE FT USU 2014
10
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM faktor daya pada generator sinkron yang bekerja paralel dengan menggunakan beban tertentu. Untuk mengetahui pengaruhnya, maka dilakukan terlebih dahulu paralel generator dengan dihubungkan pada beban tertentu, kemudian diatur arus eksitasi masing-masing generator dimana arus eksitasi generator pertama dinaikkan dan generator kedua diturunkan, begitu juga sebaliknya. Sehingga akan diketahui pengaruh pengaturan arus eksitasi pada generator sinkron yang bekerja paralel terhadap perubahan faktor daya pada masing-masing generator. Langkah-langkah dilkukan sebagai berikut:
penelitian
1. Percobaan dengan menggunakan resistif induktif (R-L) a) Beban R = 220 Ω / 250 W b) Beban L = 0,4 H / 1,2 A
beban
2. Percobaan dengan menggunakan beban resistif kapasitif (R-C) a) Beban R = 220 Ω / 250 W dan 680 Ω / 100 W b) Beban C = 3µF / 460 V Rangkaian paralel generator dapat dilihat pada Gambar 6.
yang
a. Metode pengambilan data berupa metode pengukuran. b. Mempersiapkan semua peralatan untuk dapat dilakukannya memparalelkan generator c. Tahap pengukuran dilakukan dengan arus eksitasi generator pertama dinaikkan dan generator kedua diturunkan, begitu juga sebaliknya. d. Hasil dari pengukuran akan didapat perubahan faktor daya pada masing-masing generator dan pembagian daya reaktif pada masing-masing generator. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Motor sebagai generator sinkron 3 fasa 1 kW sebanyak 2 buah 2. Motor DC sebagai penggerak mula sebanyak 2 buah 3. Power Supply DC, 0 - 230 V sebanyak 4 buah. 4. Voltmeter AC, 0 – 300 V sebanyak 4 buah. 5. Amperemeter AC, 0 – 10 A sebanyak 3 buah. 6. Amperemeter DC, 0 – 10 A sebanyak 2 buah. 7. Cos φ meter sebanyak 2 buah. 8. Lampu sinkronisasi. 9. Saklar 6 buah 10. Dekoder (Sebagai beban generator). 11. Kotak sambung secukupnya. Untuk dapat melihat bagaimana pengaruh pengaturan arus eksitasi dalam menentukan nilai faktor daya pada generator sinkron maka dilakukan beberapa percobaan, yaitu:
Gambar 6 Rangkaian Paralel Generator
4. Hasil dan Analisis Percobaan pengaruh arus eksitasi pada generator sinkron yang bekerja paralel ini dilakukan pada tanggal 26-28 Agustus 2013 di Laboratorium P4TK (Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Medan dimana dilakukan percobaan pengaturan arus eksitasi pada generator yang bekerja sendiri dan yang bekerja paralel dengan menggunakan beban R-L dan beban R-C Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi pada generator yang bekerja sendiri diperoleh data yang terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
copyright DTE FT USU 2014
11
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM Tabel 1 Data perubahan arus eksitasi pada generator yang bekerja sendiri dengan beban R-L IF
0,16 A
0,18 A
N
1513 rpm
1506 rpm
IG
0,42 A
0,38 A
V
92 V
110 V
Tabel 3 Pengaturan arus eksitasi generator paralel dengan menggunakan beban R-L
Cosθ
0,35 A
118 V
0,86 Lag
0,22 A
1495 rpm
0,32 A
132 V
0,86 Lag
0,24 A
1489 rpm
0,28 A
144 V
0,86 Lag
154 V
0,86 Lag
Tabel 2 Data perubahan arus eksitasi pada generatoryang bekerja sendiri dengan beban R-C IF
N
IG
V
Cosθ
0,16 A
1511 rpm
0,52 A
55 V
0,155 Lead
0,18 A
1505 rpm
0,47 A
70 V
0,155 Lead
0,20 A
1500 rpm
0,42 A
90 V
0,155 Lead
0,22 A
1496 rpm
0,37 A
103 V
0,155 Lead
0,24 A
0,26 A
1491 rpm
1486 rpm
0,34 A
0,29 A
121 V
133 V
Cos2
0,26
0,15101
0,230
0,998
0,64 lag
A
A
A
A
Lead
0,16A
0,24
0,155 A
0,210
0,98
A
Lag
0,185
0,91
A
lag
0,175
0,86
A
lag
0,170
0,85
A
lag
0,164
0,79
A
lag
0,160
0,78
A
lag
IF2
1501 rpm
1500 rpm
0,14
0,86 Lag
1500 rpm
0,24 A
Cosθ 1
IF1
0,86 Lag
0,20 A
1485 rpm
IG2
N2
1500 rpm
0,26 A
IG1
N1
1500 rpm
A 1502 rpm
1500 rpm
1502 rpm
1501 rpm
1501 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
0,18A
0,22A
0,20
0,20
A
A
0,22
0,18
A
A
0,24
0,16
A
A
0,26
0,14
A
A
0,165 A
0,175 A
0,180 A
0,190 A
0,195 A
0,72 lag
0,81 lag
0,86 lag
0,89 lag
0,93 lag
0,94 lag
Dari Tabel 3 bahwa pada arus eksitasi pada masing-masing generator sama, menyatakan keadaan awal penyinkronan. Tabel 4 Data hasil percobaan pengaturan arus eksitasi generator paralel dengan menggunakan beban R-L IF1
IF2
Cosθ 1
Cosθ 2
KVar1
KVar2
ISY
VBUS
0,14
0,26
0,998
0,64
-0,002
0,173 A
-1,31 +
144V
A
A
Lead
lag
A
0,16
0,24
0,98
0,72
0,034 A
A
A
Lag
lag
0,18
0,22
0,91
0,81
A
A
lag
lag
0,20
0,20
0,86
0,86
A
A
lag
lag
0,22
0,18
0,85
0,89
A
A
lag
lag
0,24
0,16
0,79
0,93
A
A
lag
lag
0,155 Lead
0,155 Lead
Pada Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pengaturan arus pada generator yang bekerja sendiri dapat mengatur tegangan. Jika arus eksitasi diperkecil maka tegangan akan semakin kecil, namun bila diperbesar arus eksitasi maka tegangan generator akan meningkat. Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi pada generator yang bekerja paralel dengan menggunakan beban R-L diperoleh data yang terdapat pada Tabel 3.
copyright DTE FT USU 2014
19,18 j 0,136 A
-0,16 +
142V
12,13 j 0,066 A
0,105 A
-0,005 +
143V
4,24 j 0,085 A
0,085 A
0
144V
0,097 A
0,074 A
0,026 –
145V
1,58 j 0,115 A
0,056 A
0,078 –
144V
6,22 j
12
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM 0,26
0,14
0,78
0,94
A
A
lag
lag
0,123 A
0,048 A
0,099 –
143V
6,82 j
Tabel 5 Data hasil percobaan pengaturan arus eksitasi pada salah satu generator paralel dengan menggunakan beban R-L N2
IF1
IF2
IG1
1525
1480
0,10
0,20
0,02A
rpm
rpm
A
A
1520
1500
0,12
0,20
rpm
rpm
A
A
1515
1500
0,14
0,20
rpm
rpm
A
A
1510
1500
0,16
0,20
rpm
rpm
A
A
1505
1500
0,18
0,20
rpm
rpm
A
A
1500
1500
0,20
0,20
rpm
rpm
A
A
1496
1500
0,22
0,20
rpm
rpm
A
A
1493
1500
0,24
0,20
rpm
rpm
A
A
1489
1500
0,26
0,20
rpm
rpm
A
A
1485
1500
0,28
0,20
rpm
rpm
A
A
Gambar 7 Kurva perbadingan Cosθ VS IF beban
1480
1535
0,30
0,20
R-C
rpm
rpm
A
A
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 4, maka dapat dilihat pengaruh perubahan arus eksitasi terhadap faktor daya dan daya reaktif pada masing-masing generator, dimana jika arus ekisitasi pada generator pertama diperbesar dan generator kedua diperkecil maka faktor daya pada generator pertama akan menjauhi nilai 1 dengan faktor daya lagging dengan memiliki daya reaktif lebih besar dari generator kedua dan sebaliknya. Dari data hasil yang diperoleh pada Tabel 4, maka dapat diplot dalam bentuk kurva yang dapat dilihat pada Gambar 7. Cos θ VS IF1
Perubahan Faktor Daya (Cos θ)
0.998 Lead
1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0
0.91 Lag 0.98 Lag
0.86 Lag 0.86 Lag
0.89 Lag
N1
0,06A
0,112A
0,166A
0,170A
0,175A
IG2
0,414A
0,380A
0,302A
0,253A
0,212A
0,175A
Cosθ1
Cosθ2
0,90
0,78
Lead
Lag
0,95
0,79
Lead
Lag
0,99
0,81
Laed
Lag
0,98
0,83
Lag
Lag
0,92
0,84
Lag
Lag
0,86
0,86
Lag
Lag
0,83
0,91
Lag
Lag
0,80
0,97
Lag
Lag
0,74
0,89
Lag
Lead
0,69
0,82
Lag
Lead
0,60
0,75
Lag
Lead
VBUS
110V
128V
131V
135V
140V
144V
0.93 Lag 0.94 Lag
0.85 Lag
0,215A
0,172A
150V
0.79 Lag 0.78 Lag
0.81 Lag 0.72 Lag 0.64Lag
0.14
0.16
0.18
0.2
0.22
0.24
Perubahan Arus Eksitasi (Ampere)
0,254A
0,312A
0,163A
0,10A
156V
162V
0.26 Cosθ1 Cosθ2
Pada Gambar 7 menunjukkan kurva pada perubahan arus eksitasi generator pertama dimana jika arus eksitasi diperbesar maka Cosθ generator pertama akan semakin rendah dan Cosθ generator kedua akan meningkat begitu juga sebaliknya. Kemudian akan diatur arus eksitasi pada salah satu generator sehingga data diperoleh pada Tabel 5.
0,368A
0,412A
0,05A
0,022A
169V
189V
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa batas pengaturan arus eksitasi pada salah satu generator agar tidak terjadi lepas sinkron ialah pada saat mencapai nilai pengurangan 0,10 A dan penambahan 0,30 A. Dalam percobaan pengaturan arus eksitasi pada generator yang bekerja paralel dengan menggunakan beban R-C diperoleh data yang terdapat pada Tabel 6.
copyright DTE FT USU 2014
13
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM Tabel 6 Pengaturan arus eksitasi generator paralel dengan menggunakan beban R-C Cosθ 1
Cosθ 2
0,11
0,11
0,28
A
A
Lead
Lead
0,22
0,27
0,15
0,13
0,199
A
A
A
A
Lead
Lead
0,20
0,20
0,21
0,21
0,155
0,155
A
A
A
A
Lead
Lead
0,22
0,18
0,16
0,26
0,205
0,12
A
A
A
A
Lead
Lead
0,24
0,16
0,12
0,30
0,29
0,10
A
A
A
A
Lead
Lead
N1
N2
IF1
IF2
IG1
IG2
1500 rpm
1500 rpm
0,16
0,24
0,31
A
0,18
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
1500 rpm
0,26
0,14
0,48
0,08
A
A
Lead
Lead
0,061
0,348
0,43 –
112,3
27,84 j
V
Dari hasil yang diperoleh pada Tabel 7, maka dapat dilihat pengaruh perubahan arus eksitasi terhadap faktor daya dan daya reaktif pada masing-masing generator, dimana jika arus ekisitasi pada generator pertama diperbesar dan generator kedua diperkecil maka faktor daya pada generator pertama akan mendekati nilai 1 dengan faktor daya leading dengan memiliki daya reaktif lebih sedikit dari generator kedua dan sebaliknya. Dari data hasil yang diperoleh pada Tabel 7, maka dapat diplot dalam bentuk kurva yang dapat dilihat pada Gambar 8. Cosθ1
1500 rpm
1500 rpm
0,26
0,14
0,07
0,47
0,48
0,08
A
A
A
A
Lead
Lead
Dari Tabel 6 bahwa pada arus eksitasi pada masing-masing generator sama, menyatakan keadaan awal penyinkronan. Tabel 7 Data hasil percobaan pengaturan arus eksitasi generator paralel dengan menggunakan beban R-L IF1
IF2
Cosθ 1
Cosθ 2
KVar1
KVar2
ISY
VBUS
0,16
0,24
0,11
0,28
0,30
0,11
-0,28 +
112,3
A
A
Lead
Lead
21,66 j
V
0,18
0,22
0,13
0,199
-0,19 +
111 V
A
A
Lead
Lead
0,20
0,20
0,155
0,155
A
A
Lead
Lead
0,22
0,18
0,205
0,12
A
A
Lead
Lead
0,24
0,16
0,29
0,10
A
A
Lead
Lead
0,26
0,15
47,76 j 0,205
0,205
0
112 V
0,15
0,26
0,14–
112,2
10,41 j
V
0,26 –
112V
0,11
0,30
19,13 j
Perubahan Faktor Daya (Cosθ )
Cos θ VS IF1
Cosθ2
1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.48 Lead 0.5 0.29 Lead 0.4 0.28 Lead 0.205 Lead 0.3 0.199 Lead 0.155 Lead 0.2 0.1 0.08 Lead 0.155 Lead 0.12 Lead 0.10 Lead 0 0.11 Lead 0.13 Lead 0.16
0.18
0.2
0.22
0.24
0.26
Perubahan Arus Eksitasi Pada Generator Pertama (Ampere)
Gambar 8 Kurva perbadingan Cosθ VS IF beban R-C
Pada Gambar 8 menunjukkan kurva pada perubahan arus eksitasi generator pertama dimana jika arus eksitasi diperbesar maka Cosθ generator pertama akan semakin meningkat dan Cosθ generator kedua akan semakin rendah begitu juga sebaliknya.
5. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Jika arus eksitasi pada generator sendiri dirubah maka faktor daya generator tidak akan berubah namun tegangan akan berubah sedangkan pada generator yang bekerja paralel jika diatur arus
copyright DTE FT USU 2014
14
VOL. 7 NO. 1/April 2014
SINGUDA ENSIKOM eksitasinya akan merubah faktor daya generator dan tegangan akan tetap. 2. Beban induktif a) Jika arus eksitasi pada generator diperbesar maka faktor daya generator akan mengecil menjauhi nilai 1 dengan faktor daya lagging, sedangkan jika dikurangi hingga mencapai batas pengaturan maka faktor daya generator akan mendekati nilai 1 dan dapat bersifat leading. b) Jika arus eksitasi pada generator diperbesar maka generator tersebut menyuplai daya reaktif lebih besar daripada generator yang lain. c) Bila arus eksitasi dikurangi hingga batas pengaturan (under excited) maka generator tersebut bersifat mengkonsumsi daya reaktif. 3. Beban kapasitif a) Jika arus eksitasi pada generator diperbesar maka faktor daya generator akan semakin meningkat mendekati nilai 1 dengan faktor daya leading, sedangkan jika dikurangi hingga maka faktor daya generator akan menjauhi nilai 1 dan bersifat leading. b) Jika arus eksitasi pada generator diperbesar maka generator tersebut menyerap daya reaktif lebih sedikit daripada generator yang lain.
[8]EffectofchangeinExcitation_yourelectricalh ome.htm
6. Referensi [1]Wijaya, Mochtar, “Dasar-Dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta,2001. [2]Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Technology”, New Delhi, S.Chand and Company Ltd., 2001. [3]Generator_AliefRakhman.htm Di posting pada 6 Februari 2013 . [4]Metha, V.K, Metha, Rohit, “Principle of Electrical Machine”, S. Chand & Company Ltd., New Dehli 2002 [5]GeneratorSinkron_WawanBlog.htm [6]ParallelOperationofTwoAlternators_yourel ectricalhome.htm [7]Chapman, Stephen J, ”Electric Machinery Fundamentals”, 4rd Edition, Mc Graw – Hill Book Company, Australia, 2004.
copyright DTE FT USU 2014
15