Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
STUDI PENELITIAN
KAJIAN PRIORITAS DAERAH LAYANAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN PIDIE-PROVINSI ACEH 1
Azmeri1*, Eldina Fatimah1, dan Sri Hartati2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111 2 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Banda Aceh *
[email protected]
Pemasukan: ….. (kosongkan)
Perbaikan: ….. (kosongkan)
Diterima: ….. (kosongkan)
Intisari Dampak dari tsunami dan konflik di Aceh yang berkepanjangan masa lalu, menjadi salah satu penyebab terbengkalainya beberapa Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie di Provinsi Aceh. Sesungguhnya tersedia sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelayanan air minum. Namun dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie, terdapat 6 kecamatan yang sama sekali belum terlayani. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pidie tahun 2012-2017, perlu segera meningkatkan sarana dan prasarana penyediaan air bersih. Namun karena keterbatasan anggaran daerah maka perlu penentuan prioritas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Oleh karena itu perlu dilakukan penentuan prioritas pengembangan SPAM Kabupaten Pidie selama 20 tahun mendatang. Penentuan zonasi pengembangan berdasarkan letak dan kuantitas potensi sumber air, kondisi topografi, penyebaran penduduk, dan pengembangan perkotaan sesuai RTRW berdasarkan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis Kabupaten Pidie. Pemilihan prioritas daerah layanan dilakukan dengan 2 metode, yaitu: metode weighted average melalui analisis faktor teknis, sosial ekonomi, lingkungan dan aksesibilitas. Selanjutnya penentuan alternatif daerah layanan dilakukan berdasarkan bobot nilai weighted average dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Hasil pentahapan pengembangan SPAM terbagi menjadi empat periode prioritas. Rinciannya untuk SPAM IKK, prioritas I (Kota Sigli, Pidie, Indra Jaya, Tiro/Truseb dan Mila), prioritas II (Mutiara, Mutiara Timur, Kembang Tanjong, Sakti dan Peukan Baro), prioritas III ( Batee, Padang Tiji, Muara Tiga, Delima dan Grong-grong), prioritas IV (Keumala, Titeu, Simpang Tiga, Glumpang Tiga dan Glumpang Baro). Sedangkan rincian untuk SPAM Pedesaan, prioritas I (Geumpang, Sakti dan Tiro/Truseb), prioritas II (Indra Jaya, Tangse dan Batee), prioritas III (Muara Tiga dan Mane), prioritas IV (Delima dan Simpang Tiga). Kata Kunci: Prioritas, Air Minum, PDAM, weighted average, AHP LATAR BELAKANG Kekeringan merupakan kejadian bencana yang merangkak perlahan-lahan dan tanpa kita sadari sedang terjadi. Hal ini diakibatkan karena bencana kekeringan hanya bisa dirasakan dalam bentuk dampak, seperti menurunnya muka air di sumur, sungai, danau maupun air tanah dan berkurangnya kelengasan tanah. Hal ini mengakibatkan bencana
1
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
kekeringan sering terjadi pada waktu yang panjang dan berdampak pada kehidupan masyarakat baik terhadap kebutuhan lahan pertanian maupun untuk air minum. Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Pidie mengakibatkan kekeringan pada sumur warga. Untuk memenuhi konsumsi air bersih, masyarakat terpaksa membeli air dengan harga per-jerigen 2 ribu rupiah. Setiap keluarga memerlukan paling sedikit 10 jerigen perhari. Kondisi ini makin mempersulit kehidupan masyarakat Kabupaten Pidie. Untuk memperoleh kebutuhan air minum, pada umumnya masyarakat memiliki sumur gali, namun terdapat daerah yang sulit mendapatkan air bersih seperti Kecamatan Muara Tiga dan Kecamatan Batee serta untuk daerah pesisir pantai lainnya. Hanya sebagian warga yang berlangganan dengan PDAM. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Pidie yang meningkat setiap tahunnya serta keberagaman kegiatan masyarakat akibat dari pembangunan di berbagai sektor menyebabkan kebutuhan air bersih juga meningkat. Maka perlu dilakukan analisis dengan neraca air bersih untuk melengkapi pengembangan SPAM. Pengembangan SPAM untuk 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie memerlukan analisis yang lengkap. Namun karena keterbatasan anggaran daerah maka perlu dilakukan penentuan prioritas pengembangan SPAM Kabupaten Pidie selama 20 tahun mendatang berdasarkan zonasi. Penentuan zonasi berdasarkan letak dan kuantitas potensi sumber air, kondisi topografi, penyebaran penduduk, dan pengembangan perkotaan sesuai RTRW berdasarkan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis Kabupaten Pidie. Kajian Pustaka Penyelenggaraan SPAM pada suatu daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk menyediakan air bersih untuk warganya. Menurut Baihakki (2003), analisis untuk peningkatan pelayanan air minum tersebut melalui analisis variabel cakupan pelayanan, kontinuitas pendistribusian air, ketepatan peneraan meter air, kecepatan penyambungan baru, kemampuan penanganan pengadaan rata-rata per bulan, dan kemauan pelanggan untuk menyampaikan keluhan ke PDAM. Berdasarkan kondisi kekeringan yang menyebabkan kekurangan air minum masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian ilmiah untuk mendapatkan analisis lengkap terkait dengan potensi air baku dan peningkatan kebutuhan akan air bersih untuk melengkapi pengembangan SPAM (Kodoatie dan Roestam, 2005). Namun untuk terjaminnya pelaksanaan SPAM tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Diperlukan penentuan prioritas pelaksanaan SPAM untuk masing-masing daerah layanan. Berdasarkan penelitian Nugraheni (2012), analisis AHP dan Weighted Average memberikan hasil yang baik dalam penentuan tingkat prioritas. Dari hasil analisa dengan metode AHP dan Weighted Average, menunjukkan bahwa metode AHP lebih detail daripada metode Weighted Average, karena lebih mendekati kondisi masing-masing waduk di lapangan. Penggunaan kedua metode ini digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang berasal dari survey kuesioner. Metode Weighted Average dilakukan dengan menggunakan formula berikut: x
w1. x1 w2. x 2 w3. x 3......... wn. xn w1 w2 w3 ......... wn
(1)
2
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
dengan keterangan: ̅ : rata-rata nilai rangking x : nilai tiap factor/aspek yang ditinjau w : bobot tiap faktor/aspek yang ditinjau
Metode AHP menyusun struktur hirarki dari permasalahan, yang dimulai dari tujuan, kriteria-kriteria, sub-kriteria dan alternatif yang akan dibahas. Kemudian disusun perbandingan berpasangan untuk membentuk hubungan di dalam struktur (Tekmono, Hendro, Sebastian, 1999). Nilai perbandingan antar elemen yang akan diukur sangat relatif, karena itu ditetapkann skala kuantitatif 1 hingga 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain (Satrya, 2012). Berdasarkan analisis parameter-parameter penting dalam pengembangan sebuah SPAM yang berupa faktor hidrologi, tata guna lahan, kawasan strategis, potensi setiap IPA, dan peningkatan kebutuhan, maka penelitian ini penting untuk dilakukan. Dengan analisis yang lengkap tersebut mampu menetapkan prioritas zona layanan air minum yang dapat menghindari konflik antara warga untuk memenuhi kebutuhan air minumnya. METODOLOGI STUDI Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut: 1. Analisis hidrologi, dimaksudkan untuk menentukan potensi sumber daya air di Kabupaten Pidie (sumber: Balai Wilayah Sungai Sumatera I), termasuk analisis neraca air antara debit andalan dan kapasitas terpasang (install capacity) PDAM (sumber: PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie). 2. Analisis Demografi dan kebutuhan air penduduk, dibutuhkan proyeksi jumlah penduduk mulai Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2034. Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk, tingkat pelayanan, kebutuhan domestik, kebutuhan non domestik, standar pemakaian air, kebutuhan air rata-rata dan jumlah kehilangan air (sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie). 3. Analisis Aspek Teknis, meliputi rencana kawasan strategis, struktur ruang, pola ruang tiap kecamatan (sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pidie dan ketersediaan sumber air. 4. Analisis Aspek Sosial Ekonomi Penduduk, berdasarkan jumlah penduduk untuk tiap daerah layanan, minat berlangganan dan kemampuan membayar iuran PDAM. Data untuk minat berlangganan dan kemampuan membayar diperoleh dari hasil kuisioner yang diisi oleh masyarakat sebagai responden dengan metode random sampel. 5. Analisis Lingkungan, dilakukan berdasarkan tingkat risiko sanitasi (sumber: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Pidie, 2011) 6. Analisis Aksesibilitas, dilakukan dengan melihat kemudahan pencapaiaan daerah layanan terhadap sumber air dan tercukupinya debit air dari sumber air tersebut (sumber: PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie). 7. Analisis Weighted Average, untuk memperoleh nilai bobot dari aspek teknis, sosial ekonomi penduduk, lingkungan dan aksesibilitas. 8. Analisis AHP, dilakukan melalui 3 level hirarki, yaitu level tujuan, kriteria dan subkriteria, dan alternatif prioritas pengembangan SPAM Kabupaten Pidie.
3
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
HASIL STUDI DAN PEMBAHASAN Lokasi penelitian berada pada Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Secara geografis terletak pada posisi antara 04˚39’35,88” - 05˚34’08,34” LU dan 95˚44’ 35,37” - 96˚28’41,58” BT (Gambar 1).
Gambar 1. Lokasi Penelitian Kabupaten Pidie Pengembangan SPAM 1. Perbandingan debit andalan dengan kebutuhan air proyeksi pada Tahun 2034 Penyusunan zona pengembangan SPAM berdasarkan SPAM Ibukota Kecamatan dan Pedesaan. Penyusunan zona tersebut berdasarkan: letak dan kuantitas potensi sumber air, kondisi topografi, penyebaran penduduk dan pengembangan perkotaan sesuai RTRW. Setelah pembagian zona, perlu disusun perbandingan debit andalan dan kebutuhan air untuk tahun proyeksi 2034 seperti yang diberikan pada Tabel 1. Perbandingan ini diperlukan untuk memastikan ketercukupan sumber air untuk rencana pengembangan daerah layanan SPAM. Berdasarkan zonasi daerah layanan, ditentukan sumber air baku yang memiliki debit andalan yang dapat mencukupi dan berlokasi paling dekat dengan perencanaan pengembangan wilayah per zona. 2. Penentuan Prioritas daerah Layanan Pemilihan prioritas daerah layanan dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu : a. Metode Weighted Average Rekap penilaian untuk prioritas daerah layanan SPAM IKK dan pedesaan diberikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.
4
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
Tabel 1. Zona
Perbandingan Debit Andalan dan Kebutuhan Air Tahun 2034 Kecamatan (Daerah Layanan)
Kebutuhan Tahun 2034
Debit Andalan
Idle Capacity
(ltr/detik)
(ltr/detik)
(ltr/detik)
Keterangan
1
Batee
44.75
79.50
+34.75
Perlu perencanaan kembali
2 3
Kota Sigli Pidie Mila Indra Jaya Keumala Kota Sigli Muara Tiga Mutiara Timur Mutiara Timur Kembang Tanjong Glumpang Baro Glumpang Tiga Padang Tiji Grong-Grong Titeu Mutiara Timur Tiro/Truseb Tangse Geumpang Mane
49.38
58.90
+9.52
Perlu revitalisasi dan pengembangan
155.30
445.31
+290.01
Perlu revitalisasi dan pengembangan
107.57
877.11
+769.54
Perlu revitalisasi dan pengembangan
44.75 201.80
182.25 451.49
+137.50 +249.69
Perlu revitalisasi dan pengembangan Perlu revitalisasi dan pengembangan
35.99 74.25
36.44 331.44
+0.45 +257.19
Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan
70.79
75.00
+4.21
28.98
845.00
+816.02
Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan
11.57 117.99 15.74 51.34
987.00 827.64 618.28 1,772.51
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
+975.43 +709.65 +602.54 +1,721.17
Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan Perlu Perencanaan dan pengembangan
Keterangan : QIPA < Qdemand < Qandalan
Tabel 2.
Rekap Penilaian untuk Prioritas Daerah layanan SPAM IKK Rangking Tiap Faktor Faktor Teknis
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Faktor Sosial-Ekonomi
Faktor Lingkungan
Faktor Aksesibilitas
Kecamatan
Muara Tiga Batee Pidie Keumala Padang Tiji Kb. Tanjong Tiro/ Truseb Sp. Tiga Kota Sigli Indra Jaya Sakti Mila Mutiara Delima Titeu Mutiara Timur Glumpang Tiga Grong Grong Glumpang Baro Peukan Baro
Rangking Kawasan Strategis
Rangking Qa
Rangking Kepadatan Penduduk
Rangking Minat Berlangganan
Rangking Kesanggupan Membayar Iuran
Rangking Risiko Sanitasi
Rangking Aksesibilitas
13 12 10 10 11 9 9 8 8 6 7 7 6 5 4 5 3 3 2 1
3 2 13 10 1 5 11 7 13 6 10 6 7 8 9 12 4 1 4 7
3 4 19 10 2 13 1 11 20 17 6 12 15 14 8 16 7 9 5 18
8 7 4 1 8 7 8 2 8 7 8 8 8 2 8 6 8 8 5 7
7 7 6 2 10 3 10 1 12 9 5 5 5 7 8 4 2 11 5 7
2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 1 2 1 2 1
1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1
5
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
Tabel 3. Rekap Penilaiaan untuk Prioritas Daerah layanan SPAM Pedesaan Rangking Tiap Faktor Faktor Teknis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Faktor Sosial-Ekonomi
Faktor Lingkungan
Faktor Aksesibilitas
Kecamatan
Sakti Delima Indra Jaya Batee Muara Tiga Simpang Tiga Tangse Geumpang Mane Tiro/Truseb
Rangking Kawasan Strategis
Rangking Qandalan
Rangking Kepadatan Penduduk
Rangking Berlangganan
Rangking Kesanggupan Membayar
Rangking Risiko Sanitasi
Rangking Aksesibilitas
3 1 2 7 8 4 7 6 5 5
8 5 3 1 2 4 7 6 10 9
7 9 10 6 5 8 4 2 1 3
8 2 7 7 8 2 3 8 3 8
3 4 6 4 4 1 5 7 2 1
1 1 2 3 2 2 1 2 2 2
1 2 1 1 1 1 2 2 1 1
Pembobotan untuk setiap aspek Berdasarkan tingkat urgensi pelaksanaan kegiatan pembangunan SPAM di Kabupaten Pidie, maka nilai bobot yang diberikan: aspek teknis berbobot 30%, aspek sosial ekonomi berbobot 20%, aspek lingkungan berbobot 30%, dan aspek aksesibilitas berbobot 20%. Perangkingan untuk Prioritas Daerah layanan SPAM IKK dan Pedesaan Kabupaten Pidie diberikan pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut. Tabel 4.
Perangkingan untuk Prioritas Daerah layanan SPAM IKK Jumlah Bobot Tiap Faktor
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kecamatan
Muara Tiga Batee Pidie Keumala Padang Tiji Kb. Tanjong Tiro/ Truseb Sp. Tiga Kota Sigli Indra Jaya Sakti Mila Mutiara Delima Titeu Mutiara Timur Glumpang Tiga Grong Grong Glumpang Baro Peukan Baro
Faktor Teknis
Faktor SosialEkonomi
Faktor Lingkungan
Faktor Aksesibilitas
30%
20%
30%
20%
4.8 4.2 6.9 6 3.6 4.2 6 4.5 6.3 3.6 5.1 3.9 3.9 3.9 3.9 5.1 2.1 1.2 1.8 2.4
3.6 3.6 5.8 2.6 4 4.6 3.8 2.8 8 6.6 3.8 5 5.6 4.6 4.8 5.2 3.4 5.6 3 6.4
0.6 0.9 0.3 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.3 0.9 0.6 0.3 0.3 0.3 0.6 0.3 0.6 0.3
0.2 0.2 0.6 0.2 0.2 0.4 0.2 0.2 0.6 0.2 0.2 0.2 0.2 0.4 0.2 0.4 0.2 0.2 0.2 0.2
Total Rangking
Rangking Prioritas
9.2 8.9 13.6 9.4 8.4 9.8 10.6 8.1 15.5 11 9.4 10 10.3 9.2 9.2 11 6.3 7.3 5.6 9.3
10 11 2 8 12 7 4 13 1 3 8 6 5 10 10 3 15 14 16 9
6
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
Tabel 5.
Perangkingan untuk Prioritas Daerah layanan SPAM Pedesaan Jumlah Bobot Tiap Faktor
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan
Faktor Teknis
Faktor SosialEkonomi
Faktor Lingkungan
Faktor Aksesibilitas
30%
20%
30%
20%
3.3 1.8 1.5 2.4 3 2.4 4.2 3.6 4.5 4.2
3.6 3 4.6 3.4 3.4 2.2 2.4 3.4 1.2 2.4
0.3 0.3 0.6 0.9 0.6 0.6 0.3 0.6 0.6 0.6
0.2 0.4 0.2 0.2 0.2 0.2 0.4 0.4 0.2 0.2
Sakti Delima Indra Jaya Batee Muara Tiga Simpang Tiga Tangse Geumpang Mane Tiro/Truseb
Total Rangking
Rangking Prioritas
7.4 5.5 6.9 6.9 7.2 5.4 7.3 8 6.5 7.4
2 7 5 5 4 8 3 1 6 2
b. Metode AHP Perhitungan alternatif daerah layanan dengan AHP dilakukan berdasarkan bobot nilai yang diperoleh dari metode weighted average untuk kemudiaan dibandingkan satu sama lain (Tabel 6). Tabel 6.
Perangkingan Prioritas Daerah Pelayanan SPAM IKK dan Pedesaan
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kota Sigli Tiro/ Truseb Pidie Indra Jaya Mila Grong Grong Mutiara Timur Padang Tiji Titeu Mutiara Batee Kb. Tanjong Sakti Peukan Baro Muara Tiga Delima Glumpang Tiga Keumala Sp. Tiga Glumpang Baro
Rangking Prioritas IKK (AHP) 1 2 3 4 5 6 6 7 7 8 8 9 10 10 10 10 11 12 12 12
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tiro/ Truseb Geumpang Indra Jaya Batee Tangse Mane Sakti Muara Tiga Delima Simpang Tiga
Rangking Prioritas SPAM Pedesaan (AHP) 1 2 3 4 5 6 6 6 6 7
c. Perangkingan prioritas daerah layanan (mgabungan AHP dan Weighted Average) Dari hasil perangkingan dari kedua metode tersebut, kemudian dirata-ratakan untuk didapat perangkingan akhir yang menjadi prioritas akhir (Tabel 7).
7
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
Tabel 7. No
Perangkingan Prioritas Daerah Layanan SPAM IKK dan Pedesaan
Kecamatan
Metode Weighted Average
Metode AHP
RataRata
Rangking Prioritas
No
Kecamatan
10 9.5 2.5 10 9.5
12 11 2 12 11
1 2 3 4 5
8 3 13 1 4 10 6 7 12 9 5 14 12 15 11
6 7 8 9 10
Sakti Delima Indra Jaya Batee Muara Tiga Simpang Tiga Tangse Geumpang Mane Tiro/Truseb
1 2 3 4 5
Muara Tiga Batee Pidie Keumala Padang Tiji
10 11 2 8 12
10 8 3 12 7
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kb. Tanjong Tiro/ Truseb Sp. Tiga Kota Sigli Indra Jaya Sakti Mila Mutiara Delima Titeu Mutiara Timur Glumpang Tiga Grong Grong Glumpang Baro Peukan Baro
7 4 13 1 3 8 6 5 10 10 3 15 14 16 9
9 2 12 1 4 10 5 8 10 7 6 11 6 12 10
8 3 12.5 1 3.5 9 5.5 6.5 10 8.5 4.5 13 10 14 9.5
Metode Weighted Average
Metode AHP
RataRata
Rangking Prioritas
2 7 5 5 4
6 6 3 4 6
4 6.5 4 4.5 5
2 6 2 3 4
8 3 1 6 2
7 5 2 6 1
7.5 4 1.5 6 1.5
Berdasarkan kedua metode, maka daerah layanan yang paling diprioritaskan untuk SPAM IKK adalah Kecamatan Kota Sigli. Kota Sigli layak menjadi prioritas, karena merupakan Ibu Kota Kecamatan sekaligus Ibu Kota Kabupaten Sigli, dimana merupakan pusat segala aktivitas di Kabupaten Pidie. Sedangkan prioritas SPAM Pedesaan adalah Kecamatan Geumpang dibandingkan dengan Kecamatan Tiro/Truseb. Kecamatan Tiro/Truseb selain SPAM Pedesaan juga masuk dalam SPAM IKK, dimana di SPAM IKK juga berada pada prioritas 1. Maka lebih diutamakan Kecamatan Geumpang untuk prioritas 1 pada SPAM Pedesaan. 3. Rencana Pentahapan Pengembangan SPAM Kabupaten Pidie Pentahapan pengembangan SPAM Kabupaten Pidie melalui pembagian SPAM IKK dan Pedesaan disusun berdasarkan 4 periode waktu, yaitu: a. Periode mendesak (tahun 2015 & 2016); b. Periode jangka pendek, 5 tahun pertama (tahun 2017 s/d 2019); c. Periode jangka menengah, 5 tahun kedua (tahun 2020 s/d 2024); dan d. Periode jangka panjang, 5 tahun berikutnya (tahun 2029 s/d 2034). Pentahapan periode waktu tiap zona untuk prioritas pengembangan daerah layanan pada zona SPAM IKK dan SPAM Pedesaan diberikan pada Tabel 8 berikut:
8
7 2 1 5 1
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
Tabel 8.
No
1
Prioritas Pengembangan Daerah Layanan SPAM IKK dan SPAM Pedesaan
SPAM IKK
2
Tingkat Pelayanan (%) 2014
2034
3
4
1 2 3 4 5
Kota Sigli Pidie Tiro/ Truseb Indrajaya Mutiara Timur
27 12.03 0 3.7 5.84
100 100 100 100 100
6 7
3.23 3.5
100 100
0
100
9 10
Mila Mutiara Kembang Tanjong Titeue Sakti
0 3.5
100 100
11 12 13 14 15
Batee Padang Tiji Peukan Baro Muara Tiga Keumala
0 0 0.08 23.97 0
100 100 100 100 100
16 17 18 19
Delima Grong-grong Simpang Tiga Glumpang Tiga Glumpang Baro
1.37 0 0 0
100 100 100 100
0
100
8
20
Urutan Prioritas
No
SPAM PEDESAAN
Tingkat Pelayanan (%) 2014
2034
5
1
3
4
5
Geumpang Tiro/ Truseb Sakti
25 0 3.5
100 100 100
Prioritas I
Prioritas I
1 2 3 4 5 6
Indra Jaya Tangse Batee
3.7 0 0
100 100 100
Prioritas II
7 8
Muara Tiga Mane
23.97 0
100 100
Prioritas III
9 10
Delima Simpang Tiga
1.37 0
100 100
Prioritas IV
Prioritas II
2
Urutan Prioritas
Prioritas III
Prioritas IV
Prioritas pengembangan SPAM Kabupaten Pidie dilakukan selama 20 tahun mendatang. Kota Sigli dan Pidie merupakan pusat kota di Kabupaten Pidie. Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Pidie tahun 2012-2017, untuk meningkatkan fungsi ekonomi pusat-pusat perkotaan yang terintegrasi dengan kawasan/zona industri. Namun saat ini fungsi ekonomi pusat-pusat perkotaan tersebut belum tumbuh dan dikembangkan secara optimal. Melalui pengembangan SPAM ini dapat memacu pertumbuhan dan mengurangi disparitas intra-wilayah, serta mampu menjadi memacu perkembangan wilayah sekitarnya. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan 1. Potensi sumber air baku untuk pengembangan SPAM Kabupaten Pidie adalah air permukaan yaitu Krueng Batee dengan debit andalan 79,50 l/det, Krueng Laweung dengan debit andalan 182,25 l/det, Krueng Putu dengan debit andalan 331,44 l/det, Krueng Rajui dengan debit andalan 75 l/det, Krueng Rukoh dengan debit andalan 845 l/det, Krueng Tangse dengan debit andalan 827,64 l/det, Mata air dan Kulam Tang-tang untuk SPAM Pedesaan dengan debit andalan 618,28 l/det. 2. Dari hasil penggabungan antara kedua metode yaitu metode Weighted Average dan metode AHP, diketahui perangkingan daerah layanan untuk SPAM IKK prioritas I adalah kecamatan Kota Sigli, sedangkan untuk SPAM Pedesaan, prioritas I adalah kecamatan Geumpang.
9
Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI XXXII, Malang
3.
Untuk pentahapan pengembangan SPAM Kabupaten Pidie dibagi menjadi empat periode prioritas. Rinciannya untuk SPAM IKK, prioritas I (Kota Sigli, Pidie, Indra Jaya, Tiro/Truseb dan Mila), prioritas II (Mutiara, Mutiara Timur, Kembang Tanjong, Sakti dan Peukan Baro), prioritas III (Batee, Padang Tiji, Muara Tiga, Delima dan Grong-grong), prioritas IV (Keumala, Titeu, Simpang Tiga, Glumpang Tiga dan Glumpang Baro). Sedangkan rincian untuk SPAM Pedesaan, prioritas I (Geumpang, Sakti dan Tiro/Truseb), prioritas II (Indra Jaya, Tangse dan Batee), prioritas III (Muara Tiga dan Mane), prioritas IV (Delima dan Simpang Tiga).
Rekomendasi Perlu adanya studi penelitian lanjutan untuk pengembangan SPAM PDAM Tirta Mon Kreung Baro, yang menitikberatkan pada 2 hal di bawah ini: a. Pengembangan investasi dan pengembangan kelembagaan. Kelembagaan pengelola perlu dibentuk agar penyelenggaraannya sesuai dengan tujuan penyelenggaraan SPAM. Kegiatan kelembagaan dapat dimulai setelah adanya izin/kerjasama antara penyelenggara dengan Pemerintah Daerah. b. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menyiapkan SDM yang handal dalam bidang air minum, dibutuhkan program pelatihan yang teratur dan terprogram seperti mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak berikut: Kementerian PU Cipta Karya, BPPSPAM, PERPAMSI atau dari lembaga donor/asing. REFERENSI Baihakki, 2003. Prioritas Peningkatan Kapasitas Pelayanan PDAM Kota Palembang, Tesis S2, Universitas Diponegoro, Semarang. Kodoatie, R.J. dan Roestam, S., 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi Offset, Yogyakarta Nugraheni S, D., 2012. Menentukan Waduk Prioritas di Daerah Aliran Sungai Cisanggarung, Tesis S2, Universitas Diponegoro, Semarang. PDAM Tirta Mon Krueng Baro, 2014. Data Aset PDAM, Kabupaten Pidie Satrya, B., 2012. Studi Alternatif Lokasi Lahan Terminal Bus Kota Sabang, Tesis S2, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Teknomo, K, Hendro S, Sebastian AY, 1999. Penggunaan Metode Analytic Hierarchy Process dalam Menganalisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ke Kampus, Dimensi Teknik Sipil Vol.1, No.1(31-39).
10