STUDI PASOKAN READY MIX CONCRETE DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DI LOKASI PENGECORAN PROYEK GEDUNG TELKOM LANDMARK TOWER Oleh Muhammad Arifin NIM : 15009056 (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)
ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pengembangan pekerjaan, PT Telkom Indonesia berencana untuk membangun suatu gedung baru di samping gedung kantor pusat, Graha Citra Caraka, yang sudah berdiri sebelumnya di Jl. Gatot Subroto Kav. 52, Jakarta Selatan. Gedung milik PT Telkom yang akan dibangun diberi nama Telkom Landmark Tower yang direncanakan memiliki 2 tower utama, dimana tower 1 terdiri dari 21 lantai dan tower 2 terdiri dari 46 lantai.
Pondasi yang direncanakan untuk gedung ini adalah jenis pondasi rakit (raft foundation). Dalam melakukan pengecoran untuk pondasi tersebut dilakukan pengecoran yang bersifat massal (mass concrete) pada dasarnya akan menghasilkan suhu beton yang lebih tinggi di bagian dalam (interior) struktur beton dibandingkan dengan suhu dibagian permukaan. Kondisi ini dapat menimbulkan perbedaan suhu yang sangat signifikan antara bagian inti beton dan bagian permukaan, sehingga perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan. Penjadwalan pasokan ready mix tepat waktu merupakan salah satu tindakan untuk mengatasi pertumbuhan panas yang berlebihan yang dapat memicu timbulnya keretakan. Delivery RMC merupakan salah satu contoh penerapan just in time (JIT) dalam proses konstruksi, JIT dekat kaitannya dengan sistem tarik (demand pull). Dalam hal ini JIT diperlukan karena sifat RMC yang tidak tahan lama dan permintaan campuran RMC yang berbeda-beda dari konsumer. Taichi Ohno, pencipta sistem JIT ini, mendefenisikan JIT sebagai “supply item yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan”. JIT memfokuskan pada penjadwalan persediaan produk dan bahan, serta penyediaan sumber – sumber daya produksi, dimana saja dan kapan saja dibutuhkan. Secara sederhana dideskripsikan bahwa JIT hanya meminta unit-unit yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan dan pada saat yang dibutuhkan. Penelitian ini akan mengamati keberjalanan sistem tarik pada saat delivery RMC.
Kata kunci : Telkom Landmark Tower, pondasi rakit, pengecoran massal, delivery RMC, Just In Time, supply RMC, dan demand pull
PENDAHULUAN
memastikan keseimbangan antara pasokan
Lingkup pekerjaan yang diamati dalam tugas akhir ini adalah pengecoran pondasi dari tower 1. Keseluruhan gedung yang berada dalam kompleks Telkom Landmark Tower ini berdiri di atas 3 lapis basement, dimana lapis basement terbawah terbuat dari pelat beton dengan ketebalan yang bervariasi antara 1,5m hingga 2m. Karena
RMC dari batching plant dengan demand di lokasi proyek
dan
mengidentifikasikan
permasalahan
yang
terjadi
selama
berlangsungnya
pekerjaan
pengecoran.
Penelitian
melakukan
pengamatan
ini
terhadap batching plant yang digunakan dalam proses pemasokan RMC ke lokasi proyek
pelat tersebut memiliki ketebalan yang PENGOLAHAN DATA
cukup besar dengan area cakupan yang luas, maka
pelat
beton
tersebut
dapat
Sehubungan pekerjaan pengecoran telah
dikategorikan sebagai beton massal ("mass
dilakukan,
maka
concrete"). Pada pengecoran beton massal,
berdasarkan data rekaman tertulis (laporan
akumulasi panas hidrasi yang dihasilkan
harian proyek) yang diperoleh dari pihak
selama proses pengerasan beton biasanya
yang berperan dalam pengecoran. Data
tinggi. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tertulis yang dimaksud berupa spesifikasi
ini adalah dengan memastikan kontinuitas
teknis
pasokan ready mix selama pengecoran.
pelaksanaan pengecoran, kapasitas produksi
lokasi
penelitian
dilakukan
pengecoran,
tahapan
batching plant, dan kuantitas pasokan RMC Permasalahan utama dalam tugas akhir ini
di
adalah
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi
menyeimbangkan
kemampuan
lokasi
proyek.
Data
lain
berlangsungnya
untuk
pasokan RMC dari batching plant dengan
selama
pekerjaan
tingkat kebutuhan di lokasi proyek. Apabila
pengecoran diperoleh dari identifikasi di
pasokan RMC lebih besar dibandingkan
lapangan dan melalui wawancara.
kebutuhan di lokasi proyek, hal yang mungkin terjadi adalah antrian truk mixer di
Metode analisis data yang dilakukan adalah
lokasi proyek yang menyebabkan tingginya
merumuskan keseimbangan antara kapasitas
idle time dari truk mixer. Sebaliknya, jika
pasokan dengan permintaan. Dari hasil
pasokan RMC di lokasi proyek kurang,
analisis tadi, dapat dimodelkan antara
maka
pasokan-permintaan yang terjadi di lokasi
dapat
menyebabkan
terjadinya
keterlambatan pengecoran. Maka, tujuan dari tugas akhir ini diantaranya adalah
proyek.
HASIL DAN ANALISIS Pengecoran
pondasi
rencananya
akan
dilakukan dalam satu waktu sekaligus tanpa jeda. Namun, karena terkendala pekerjaan pembesian tulangan yang terlambat, maka Gambar 1. Pasokan RMC pada Pengecoran Tahap 2
pengecoran dilakukan dalam 2 tahap. Tabel 1. Jadwal Aktual Pengecoran Januari 2013 Februari 2013 No Uraian 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Pondasi a.Galian b.Lantai Kerja c.Pembesian d.Cor
Tabel 2. Penggunaan Concrete Pump
Gambar 2. Grafik Supply dan Dema nd RMC
padaPengecoran Tahap 2
Secara
umum
memenuhi
pasokan
demand
RMC
RMC
dapat
di
lokasi
pengecoran. Pada tanggal 17 Februari 2013, pihak supplier dapat memasok RMC yang Pada pengecoran tahap 1 (zona2), tidak terjadi
kendala
Sedangkan,
yang
begitu
pengecoran
berarti.
tahap
2
jumlahnya mendekati demand pada pk 06.00-08.00, pk 10.00-12.00, dan pk.16.0020.00. Pada tanggal 18 Februari 2013, pihak
direncanakan dapat selesai dalam waktu 49
supplier
jam dengan
yang
RMC
jumlahnya mendekati demand pada pk
3
Namun,
pada
06.00-08.00, pk 14.00-16.00, dan pk.18.00-
m /jam.
pengecoran
tahap
2
untuk menyelesaikan pekerjaan pengecoran waktu
tambahan
21
jam.
Pengecoran tahap 2 tersebut memiliki nilai throughput supply RMC sebesar 79,16 m3 /jam.
RMC
supply
berlangsung selama 70 jam. Sehingga,
dibutuhkan
memasok
throughput
sebesar 113,08 kenyataannya
dapat
22.00. Tabel 3. Jarak dan Pasokan RMC dari Setiap
Batching Plant
Dawuan merupakan batching plant pendukung tambahan
Pada pengecoran tahap 2, perilaku supply dan demand RMC dapat disimpulkan Gambar 3. Grafik Jarak Batching Plant dan
Pasokan RMC
Berdasarkan jarak ke lokasi proyek dan jumlah supply RMC, 9 batching plant pemasok dapat dikelompokkan menjadi 3
sebagai berikut :
Demand
Jumlah supply RMC
cenderung
Dari perilaku supply dan demand tersebut,
Batching plant utama
12 km dari lokasi proyek dan kemampuan supply RMC sebesar 20-45% dari total kebutuhan RMC, Batching Plant Taman Anggrek dan Tanah Abang merupakan batching
dapat disimpulkan pihak supplier selalu menyesuaikan
supply
dengan
demand
aktual yang bersifat fluktuatif. Maka, rantai pasokan RMC yang terjadi didasarkan pada demand
pull
melalui
sistem
sistem,
produksi ditarik
yang didasarkan
pada
perkiraan permintaan.
plant utama Batching plant pendukung utama Dengan jarak antara 12-20 km dari lokasi
proyek
dan
kemampuan
supply RMC antara 5-20 % dari total kebutuhan RMC, Batching Plant Pulo Gadung, Lenteng Agung, dan
bersifat
mengikuti demand aktual
Dengan jarak yang tidak lebih dari
yang
fluktuatif setiap jamnya
kategori, yaitu :
RMC
Permasalahan
yang
terjadi
selama
berlangsungnya pekerjaan pengecoran pada proyek Gedung Telkom Landmark Tower (TLT) adalah : 1. Jarak Batching Plant ke Lokasi
Kebon Jeruk merupakan batching
Proyek
plant pendukung utama
Pasokan RMC dari masing- masing
Batching plant pendukung tambahan
batching plant pendukung tambahan
Dengan jarak lebih dari 20 km dari
tidak lebih dari 5% total pasokan
lokasi
kemampuan
RMC. Selain itu, keempat batching
supply RMC antara 0-5 % dari total
plant pendukung tersebut memiliki
kebutuhan RMC, Batching Plant
jarak yang jauh dari lokasi proyek.
BSD,
Jarak yang jauh dari lokasi proyek
proyek
Cakung,
dan
Cibitung,
dan
dan pasokan RMC yang sedikit
meyebabkan pengiriman RMC tidak
berkala. Selain itu, terdapat beberapa
optimal.
truk mixer yang tidak mengisi penuh muatannya saat loading RMC.
2. Waktu Pengecoran Pengecoran tahap 2 direncanakan selesai
dalam
waktu
49
SIMPULAN
jam.
Pengecoran diharapkan selesai pada
Dari informasi yang telah disampaikan
Senin,18 Februari 2013 dini hari,
sebelumnya, maka beberapa hal penting
dimaksudkan agar pengecoran tidak
yang terkait dengan pekerjaan pengecoran
mengganggu aktivitas perkantoran.
Gedung TLT adalah sbb. :
Namun, kenyataannya pengecoran berlangsung selama 70 jam.
1. Pihak supplier memasok RMC dari 2 batching plant utama,3 batching
3. Concrete Pump
plant pendukung utama, dan 4
Pada pengecoran tahap 2 hanya
batching plant pendukung tambahan
menggunakan
yang
3
buah
concrete
dikirimkan
ke
lokasi
pump, dengan total throughput ready
pengecoran tower1 tahap 2 dengan
mix sebesar 79,16m3 /jam. Maka,
truk mixer yang berkapasitas muat
diperlukan 2 pompa tambahan agar
RMC mulai dari 7-10m3 . Pada
dapat memenuhi throughput rencana
tanggal 17 Februari 2013, pihak
sebesar 113,08 m3 /jam.
supplier dapat memasok RMC yang
4. Perencanaan Awal Pengecoran
jumlahnya mendekati demand pada
Pengecoran yang dilakukan menjadi
pk 06.00-08.00, pk 10.00-12.00,
2 tahap menyebabkan perubahan
dan pk.16.00-20.00 dan tanggal 18
prosentase pasokan ready mix dari
Februari 2013 pada pk 06.00-08.00,
masing- masing
pk 14.00-16.00,
batching
plant.
Salah satu penundaan pekerjaan
dan pk.18.00-
22.00.
pengecoran
adalah
perubahan
2. Untuk memperoleh keseimbangan
shopdrawing
dalam
pemasangan
antara supply dan demand RMC,
kaki gajah pada konstruksi pondasi.
maka
dalam
memasok
RMC
digunakan sistem tarik (demand pull 5. Pasokan RMC
system).
Secara
umum,
pihak
Terdapat beberapa batching plant
supplier dapat memenuhi demand
yang tidak melakukan pengiriman
RMC dengan jumlah pasokan yang
truk mixer ke lokasi proyek secara
sesuai.
3. Permasalahan yang terjadi selama berlangsungnya
pekerjaan
pengecoran : a. Jarak
Batching
Plant
ke
Lokasi Proyek b. Waktu Pengecoran c. Concrete Pump d. Rencana Awal Pengecoran e. Pasokan RMC
DAFTAR PUSTAKA Srichandum, Sakchai & T. Rujirayanyong(2010) : Production Scheduling for Dispatching Ready Mixed Concrete Trucks Using Bee Colony Optimization. Department of Civil and Environmental Engineering, Rangsit University, PathumThani.Thailand. D,Iris and Annie En (1999) : .Just in Time Concrete Delivery: Mapping Alternatives for Vertical Supply Chain Integration. Univ. of California, Berkeley. USA. Marsiano (2009) : Studi Pembuatan Beton Massa dan Pengaruhnya Terhadap Temperatur ( Studi Kasus : Project Senopati Suites), Program Studi Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan- ISTN,Jakarta. Indonesia Division,Construction Adhi Karya. (2013). Metode Kerja Mass Foundation, PT Adhi Karya, Jakarta. Indonesia. Muhardi (2011) : Manajemen Operasi:Suatu Pendekatan Kuantitatif untuk Pengambilan Keputusan,PT Refika Aditama, Bandung. Indonesia. Sinulingga S. (2009) : Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Graha Ilmu ,Yogyakarta.Indonesia. Imran, I. : Tinjauan Prinsip Sustainabilitas dalam Konstruksi pada Perencanaan
Mass Concrete: Studi Kasus pada Proyek Gandaria Main Street, Seminar Nasional "Sustainability dalam Bidang Material, Rekayasa, dan Konstruksi Beton.