STUDI KORELASIONAL MENGENAI CROWDING DAN TINGKAH LAKU PROSOSIAL PADA PENGHUNI ASRAMA KORPS BRIMOB
Ayu Pradani S. Putri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara crowding dengan tingkah laku prososial. Penelitian ini dilakukan di asrama Korps Brimob, Jatinangor Sumedang. Jumlah ruangan yang terbatas di dalam rumah, jarak rumah yang berdempetan dengan tetangga, dan adanya aturan yang membatasi penghuni untuk mengubah dan memperluas rumah membuat penghuni merasakan adanya masalah yang muncul karena keterbatasan ruang. Perasaan crowding ini menimbulkan beberapa efek, salah satunya adalah berhubungan dengan penurunan tingkah laku prososial. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian ini adalah noneksperimental dengan metode korelasional. Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diberikan pada 82 penghuni rumah tipe 36 dan 45, yang merupakan istri dari anggota Brimob yang tinggal di asrama, dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat hubungan antara crowding dengan tingkah laku prososial pada penghuni asrama Korps Brimob, yang diuji dengan metode Rank-Spearman. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara crowding dengan tingkah laku prososial (rs=0,175; =90%, ttab=1.664, thit=1.589). Tidak adanya hubungan antara crowding dengan tingkah laku prososial karena adanya kelekatan yang ada antar sesama penghuni asrama Korps Brimob dan pola adaptasi yang berbeda pada penghuni asrama Brimob dengan pemukiman lain. Kata kunci: crowding, tingkah laku prososial
PENDAHULUAN Asrama Korps Brimob dihuni oleh para penghuni asrama Korps Brimob dan keluarganya. Rumah yang ada di dalam asrama Korps Brimob ini merupakan rumah dinas yang memiliki aturan tertentu, seperti tidak boleh mengubah bentuk bangunan dan menambah bangunan lain selain bangunan asli, tidak boleh mengecat rumah dengan warna lain selain yang telah ditentukan, tidak boleh memelihara binatang di area rumah, dan tidak boleh berjualan di area rumah. Kebutuhan yang lebih besar akan ruang namun adanya keterbatasan pemenuhan keinginan akan ruang tersebut akan menyebabkan crowding, yaitu pengalaman subjektif dari tekanan psikologis dimana tuntutan seseorang akan ruang melebihi ruang yang tersedia (Stokols, 1972, dalam Stokols et al., 1978). Intensitas pengalaman crowding dapat diukur melalui dua dimensi yaitu neutralpersonal thwartings dan primary-secondary environments (Stokols et al, 1978). Dimensi thwarting berkaitan dengan sifat gangguan yang ditentukan oleh kedekatan dengan orang lain. Neutral thwarting pada dasarnya merupakan gangguan yang tidak sengaja yang berasal dari lingkungan sosial dan fisik. Sedangkan personal thwarting adalah gangguan yang sengaja dimunculkan oleh orang lain. Dimensi primary-secondary environments terkait dengan tempat dimana crowding terjadi. Konteks penelitian ini adalah rumah dan lingkungan rumah, yang hanya terkait dengan primary environment, yaitu tempat dimana individu menghabiskan banyak waktu, berhubungan dengan orang lain secara pribadi, dan terlibat dalam kegiatan pribadi yang penting. Dimensi-dimensi ini akan membentuk dua tipe crowding yaitu neutral thwartings-primary environment dan personal thwartings-primary environment. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai crowding, ditemukan bahwa crowding memiliki berbagai efek negatif bagi manusia diantaranya adalah kondisi psikologis negatif mudah timbul yang merupakan faktor penunjang kuat untuk memunculkannya stres dan bermacam aktivitas sosial negatif (Wrightsman dan Deaux, 1981, dalam Hasnida, 2002), terbatasnya kemampuan untuk mengatur
stressor sehari-hari dan mempertahankan relasi suportif, hal ini akan mengarahkan pada peningkatan level distress psikologis, helplessness, dan peningkatan tekanan darah (Evans et al., 2001&1998 dalam Brennan, 2001). Sedangkan Gove dan Hughes (1983, dalam http://elearning.gunadarma.ac.id) menemukan adanya korelasi antara kesesakan dalam rumah tangga dengan hubungan perkawinan dan hubungan sosial dengan tetangga yang kurang harmonis serta kurangnya perhatian terhadap anak. Pada kondisi crowding ditemukan juga bahwa terdapat perasaan interpersonal yang negatif, kurang terarah pada orang lain, ketegangan sosial tinggi dan lebih banyak muncul emosi yang negatif (Baron, 1976, dalam Bell, 1976). Crowding juga terkait dengan tingkah laku prososial. Beberapa penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara crowding dengan tingkah laku prososial (Holahan 1982, dalam http://elearning.gunadarma.ac.id; Latane dan Darley, 1968, dalam Sammons; Heranari, 1999; Himmah, 2002). Tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang dimaksudkan untuk menguntungkan orang lain (Eisenberg and Fabes, dalam Carlo and Randall, 2002). Tingkah laku prososial terdiri dari 6 subkategori yaitu altruistic prosocial behavior, compliant prosocial behavior, emotional prosocial behavior, public prosocial behavior, anonymous prosocial behavior, dan dire prosocial behavior (Carlo and Randall, 2002).
Altruistic prosocial behavior Tingkah laku membantu secara sukarela yang secara utama dimotivasi oleh fokus terhadap kebutuhan dan kesejahteraan orang lain, seringkali didorong oleh respon simpati dan prinsip internal yang konsisten dengan membantu orang lain (Eisenber, Fabes, dalam Carlo and Randall, 2002).
Compliant prosocial behavior Pada tipe ini seseorang membantu orang lain sebagai respon terhadap permintaan verbal dan non verbal dari orang lain tersebut.
Emotional prosocial behavior
Tipe ini muncul ketika seseorang membantu orang lain dalam keadaan terbangkitnya kondisi emosional orang yang menolong tersebut.
Public prosocial behavior Tingkah laku membantu tipe ini adalah tingkah laku membantu yang ditunjukkan di depan banyak orang yang bertujuan untuk memperoleh respect, penerimaan dari orang lain dan perasaan dirinya berharga.
Anonymous prosocial behavior Pada tipe ini, bantuan diberikan ketika tidak ada pengetahuan mengenai orang yang akan ditolong.
Dire prosocial behavior Perilaku membantu yang diberikan terhadap seseorang yang berada pada situasi darurat dan krisis .
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif noneksperimental, yaitu tipe deskriptif dari penelitian yang mengumpulkan data kuantitatif dan bertujuan untuk menyediakan gambaran akurat dari variabel yang diminati (Christensen, 2007). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengukur dua variabel dan menentukan tingkat hubungan yang ada diantara dua variabel tersebut (Christensen, 2007). Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah variabel crowding dan tingkah laku prososial.
Partisipan Subjek penelitian ini adalah ibu atau istri dari penghuni asrama Korps yang berjumlah 82 orang, terdiri dari 74 penghuni tipe rumah 36 dan 8 penghuni tipe 45.
Pengukuran Kuesioner crowding yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang diturunkan melalui konsep tipologi pengalaman crowding oleh Stokols et al. (1978). Kuesioner ini terdiri dari 62 pernyataan, yang diisi dengan meminta responden untuk memilih salah satu jawaban diantara 5 alternatif jawaban yang tersedia, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sedangkan alat ukur tingkah laku prososial diturunkan melalui konsep tingkah laku prososial oleh Carlo dan Randall (2002). Alat ukur ini dibuat untuk mendapatkan data mengenai perilaku prososial yang dilakukan oleh penghuni Asrama Brimob. Kuesioner ini terdiri dari 28 pernyataan yang direspon oleh subjek penelitian dalam 5 skala yang telah ditentukan. Pilihan jawaban dari setiap pernyataan bergerak dari selalu sampai tidak pernah.
HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan, diperoleh kesimpulah bahwa:
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai koefisien korelasi Spearman (rs) sebesar 0,175. Dengan taraf signifikansi () sebesar 0,1 dengan df=n-2, nilai ttabel yang diperoleh sebesar 1.664 sedangkan thitung yang diperoleh sebesar 1,58978. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa thitung lebih kecil dibandingkan ttabel. Artinya Ho diterima, dan H1 Ditolak, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara crowding dengan tingkah laku prososial pada penghuni asrama Korps Brimob.
Tidak adanya hubungan antara crowding dengan tingkah laku prososial disebabkan adanya kelekatan yang ada antar sesama penghuni asrama Korps Brimob dan pola adaptasi yang berbeda pada penghuni asrama Brimob dengan pemukiman lain.
Mayoritas responden penelitian merasakan crowding pada taraf yang sedang. Hal ini berarti penghuni asrama Brimob cukup atau terkadang mengalami tekanan psikologis dimana adanya tuntutan akan ruang melebihi dari pasokan yang tersedia.
Mayoritas penghuni asrama Korps Brimob cukup merasakan adanya gangguan yang tidak sengaja yang berasal dari lingkungan fisik dan sosial dan sengaja dimunculkan oleh orang lain.
Tidak ada perbedaan antara crowding pada penghuni tipe 36 dan 45, mayoritas responden pada dua tipe hunian tersebut merasakan crowding dalam taraf menengah atau sedang.
Mayoritas responden terkadang melakukan tingkah laku prososial atau tingkah laku membantu atau memberikan keuntungan pada orang lain.
Mayoritas responden memiliki intensitas altruistic prosocial behavior yang tinggi, yang berarti sering melakukan tingkah laku membantu yang secara utama dimotivasi oleh fokus terhadap kebutuhan dan kesejahteraan orang lain, didorong oleh respon simpati dan prinsip internal yang konsisten dengan membantu orang lain.
Mayoritas responden memiliki intensitas compliant prosocial behavior yang sedang, yang berarti terkadang membantu orang lain ketika ada permintaan dalam bentuk verbal dan non verbal dari orang lain.
Mayoritas responden memiliki intensitas emotional prosocial behavior yang sedang, yang berarti terkadang membantu orang lain pada saat keadaan terbangkitnya kondisi emosional.
Mayoritas responden memiliki intensitas public prosocial behavior yang rendah, yang berarti jarang melakukan tingkah laku membantu yang ditunjukkan di depan banyak
Mayoritas responden memiliki intensitas anonymous prosocial behavior yang rendah, yang berarti jarang membantu orang yang tidak mereka kenal atau orang yang tidak mereka tahu latar belakangnya
Mayoritas responden memiliki intensitas dan dire prosocial behavior yang sedang, yang berarti terkadang menolong orang yang sedang dalam kondisi darurat atau krisis.
Daftar Pustaka Buku: Bechtel, Robert & Churchman, Arza. 2002. Handbook of Environmental Psychology. New York: John Wiley& Sons, Inc Bell, Paul et.all. 1976. Environmental Psychology. Philadelphia: W. B. Saunders Company Blake, Kevin et.all. 2007. Measuring overcrowding in housing. U.S. Department of Housing and Urban Development Office of Policy Development and Research. Maryland: Econometrica Inc. Christensen. 2007. Experimental Methodology Tenth Edition. Boston: Pearson Education, Inc Fraenkel, Jack et.all. 2012. How to Design and Evaluate Research in Education eight edition. New York: McGraw-Hill Companies Gifford et.all. 2011. Environmental Psychology dalam The IAAP Handbook of Applied Psychology, First Edition. Blackwell Publishing Ltd Iskandar, Zulrizka. 2012. Psikologi Lingkungan: Teori dan Konsep. Bandung: Refika Aditama Leary, Mark. 2012. Introduction to Behavioral Research Methods sixth edition. New Jersey: Pearson Education, Inc Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Jurnal: Asiyanbola, Raimi Abidemi. 2012. Psychological well being, urban household crowding and gender in developing countries: Nigeria. J. Developing Country Studies Vol 2, No.11, 2012. Available online at: http://www.iiste.org/Journals/index.php/DCS/article/viewFile/3567/3616 (diakses 11 April 2014) Azimpour, Alireza et al. (2012). Validation of “prosocial tendencies measure” in iranian university students. Journal of Life Sci. Biomed. 2(2): 34-42
Brennan, Maya. 2001. The Impacts of Affordable Housing on Education: A Research Summary. Center for housing policy Carlo dan Randall. 2002. The development of a measure of prosocial behaviors for late adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 31:1, pp. 31-44, Plenum Publishing Corporation Choudhury, Ifte. 2005. A conceptual model of resident satisfaction with reference to neighborhood composition. Pretoria: World Congress on Housing Transforming Housing Environments through Design Gillis et al. 1986. Cultural susceptibility to crowding: an empirical study. University Of Toronto: Centre For Urban and Community Studies. Levy, Sheri et al. 2002. Construing action abstractly and blurring social distinctions: implications for perceiving homogeneity among, but also empathizing with and helping, others. Journal of Personality and Social Psychology Copyright 2002 by the American Psychological Association, Inc.Vol. 83, No. 5, 1224–1238 Stokols et. all. 1978. Perception of residential crowding, clasroom experiences, and student health. J. Human Ecology, Vo. 6, No. 3, Plenum Publishing Corporation. Stokols, Daniel. 1976. The experience of crowding in primary and secondary environments. J. Environment and Behavior, Vol. 8 No. 1. Sage Publications, Inc. _____. 1972. On the distinction between density and crowding: some implications for future research. J. Psychological Review, Vol. 79, No. 3, 275-277. Skripsi dan Tesis: Anastasia, Dede. 2012. Hubungan Antara Tingkah Laku Prososial dan Social Well-Being Pada Anggota SAR Unpad. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Unpad. Tidak dipublikasikan Fathiannisa, Syifa. 2013. Hubungan Antara Persepsi Tentang Crowding Dengan Evaluasi Lingkungan Pada Pemukim Di Kawasan Padat Penduduk. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Tidak dipublikasikan. Heranari, Hayu. 1999. Perilaku Prososial Remaja yang bertempat tinggal di Rumah Susun Ditinjau dari Taraf Kesesakan dan Jenis Kelamin. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Himmah. 2002. Pengaruh Kesesakan Terhadap Perilaku Prososial Pada Remaja Di Pemukiman Padat. Tesis. Unikom
Howard, Barbara. 1971. Crowding in the residential environment. Thesis. Master Of Arts. The University Of British Columbia Rakhman, Doni. 2008. Hubungan Antara Tingkah Laku Prososial Dan Social Well-Being. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran: Tidak dipublikasikan. Shanti, Kartika. 2003. Hubungan Antara Persepsi Tentang Crowding Dengan Motif Prososial Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Unpad Jatinangor. Skripsi. Fakultas Psikologi Unpad: Tidak dipublikasikan Pustaka yang diakses dari internet dan sumber lainnya: Anderson, Kelly. 2009. Relationships between prosocial behavior, spirituality, narcissism, and satisfaction with life. Available online at https://gustavus.edu/psychology/documents/KellyAndersonSpr09.pdf (diakses tanggal 25 Juli 2014) Anonim. 2011. “Peraturan Kepala Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 1 tahun 2011 tentang Hubungan tata cara kerja di lingkungan Korps Brigade Mobil Kepolisian Negara Republik Indonesia”. Available online at http://mohammadhidayat-sh-sikmh.com/PERATURAN_KEPOLISIAN_YANG_SUDAH_DISAHKAN_ KAPOLRI/PERATURAN_KASATKER_KAPOLDA/Peraturan%20Kako rbrimob%201%20TH%202011%20-%20HTCK%20Korbrimob.pdf http://tni-au.mil.id/content/keputusan-menhan (diakses 3 Januari 2014) Anonim. 2011. “Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman”. Available online at hukumonline.com (diakses 3 Januari 2014) Anonim. Bab 3 Konsep-konsep fenomena perilaku manusia. Available online at http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/arsitektur_psikologi_dan_mas yarakat/bab3_konsep-konsep_fenomena_perilaku_manusia.pdf (diakses Maret 2014) Anonim. Bab 4 Kesesakan dan kepadatan. Available online at http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/peng_psikologi_lingkungan/ba b4-kepadatan_dan_kesesakan.pdf (diakses Maret 2014) BPS. 2012. Proyeksi penduduk menurut provinsi, 2010-2035 (ribuan). Available online at http://statistik.ptkpt.net/umum1.php?id=77&oke1=department_3_statistik_ statistical_bps (diakses tanggal 9 Agustus 2014) Elvia, Yeni. 1899. Hubungan antara kesesakan dengan intensi prososial pada penghuni rumah susun. Available online at http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/319582/hubungan-antara-
kesesakan-dengan-intensi-prososial-pada-penghuni-rumah-susun.html/ (diakses Maret 2014) Hasnida. 2002. Crowding (kesesakan) dan density (kepadatan). Available online at http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-hasnida2.pdf (diakses Maret 2014) Menteri Pertahanan – Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata. “1975. KEP / 28 / VIII / 1975 tentang ketentuan-ketentuan pokok perumahan Dinas Departemen Hankam”. Available online at http://tniau.mil.id/content/keputusan-menhan (diakses 3 Januari 2014) Penner et.all. 2005. Prosocial Behavior: Multi level Perspectives. Annu. Rev. Psychol 56:365-92. Available online at http://www.civilszemle.hu/downloads/recenzios-anyagok2011/Prosocial_AR.pdf (diakses April 2014) Purnomo, Herdaru. 2014. Negara dengan penduduk terbanyak di dunia, ri masuk 4 besar. Available online at http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negaradengan-penduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar (diakses tanggal 9 Agustus 2014) Republika. 2013. "BKKBN: Jumlah penduduk indonesia sangat tinggi". Available online at http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/13/11/01/mvjx78-bkkbn-jumlah-penduduk-indonesia-sangattinggi (Diakses Maret 2014) Sammons, Aidan. Effect of crowding. Available online at www.psychlotron.org.uk (diakses Maret 2014) Suroto. 2000. Pola adaptasi anggota Brimob di lingkungan asrama Brimob Kedaung Pamulang. Available online at http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20299991.pdf (diakses Maret 2014) Vaughan, Julie et al. 2009. Testing aspect of compassionate love in a sample of indonesian adolescents in the science of compassionate love: theory, research, and applications. Available online at http://books.google.co.id/books?id=YPPQneBKVqEC&pg=PA411&lpg= PA411&dq=prosocial+behavior+in+indonesian+different+culture+in+adul t&source=bl&ots=sv77dmW2_A&sig=12MO31cO5l3Gin4NJUXJfwb2D Uc&hl=en&sa=X&ei=exlKU5TnPMzhrAeX_4GYDA&redir_esc=y#v=on epage&q=prosocial%20behavior%20in%20indonesian%20different%20cu lture%20in%20adult&f=false (diakses 13 April 2013)
Veit, Susanne. 2013. Estrangement in diversity heterogeneity and the level of trust in a neighborhood. Available online at http://bibliothek.wzb.eu/articles/2012/f-17591.pdf (diakses tanggal 25 Juli 2014) Widyarini, Nilam. 2012. Handout psi sosial ii: perilaku prososial, mengapa orang mau menolong orang lain?. Available online at https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&uact=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fnilam.staff. gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F31883%2FBAB%2B11.%2 BPERILAKU%2BPROSOSIAL.pdf&ei=MSTeU7e9GIWTuASdvYHIDw &usg=AFQjCNHUK1W0h_Wr0hacmPGR79wv4k2WCw&bvm=bv.7219 7243,d.c2E (diakses tanggal 3 Maret 2013)