STUDI KONTRASTIF MENGENAI WASEI EIGO DAN ANGLICISM Sonia Jurusan Sastra Jepang Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45 Kemanggisan/Palmerah JakartaBarat – 11480, Telp. 021 – 532-7630, Email :
[email protected] Sonia, Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra, M.A,. Abstract This paper compares two linguistic phenomenon, waseieigo and anglicism. The purpose of this study was to identified the difference between waseieigo and anglicism through morphology system. With comparative bilingual study method, and focused on morphology structure, and how they are formed, the equivalent expression and difference between six types of waseieigo ( ) and eight types of anglicism(Autonomous Compound, Autonomous Derivatives, Compound Ellipses , Clipping, Semantic Shift which divide by three types; Metonymic Shift, Metaphoric Shift, andMeronymic Shift , Eponym, Toponym, dan Generic Trademark)showed there is equivalent expression and difference between waseieigo and anglicism.
結合型、縮約型、省略型、
付加型、混合型、その他
Keywords :Waseieigo, Anglicism, Contrastive Study, Morphology
Abstrak Penelitian ini menjelaskan tentang perbandingan kata yang terbentuk secara morfologis di dalam waseieigo dan anglicism dalam kajian studi kontrastif. Menggunakan metode analisis komparatif bilingual dan berfokus pada pembentukan kata secara morfologi berdasarkan 6 tipe waseieigo ( ) dan 8 tipe anglicism (Autonomous Compound, Autonomous Derivatives, Compound Ellipses, Clipping, Semantic Shift yang dibagi menjadi 3 bagian; Metonymic Shift, Metaphoric Shift, dan Meronymic Shift, Eponym, Toponym, dan Generic Trademark) sehinga memunculkan perbedaan dan persamaan antara kedua fenomena bahasa tersebut.
縮約型、省略型、付加型、混合型、その他
Kata kunci :Waseieigo, Anglicism, Studi Kontrastif, Morfologi
結合型、
PENDAHULUAN Fenomena linguistik seperti ini sering terjadi di negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. Sehingga fenomena pengembangan kosa kata ini tidak hanya terjadi di Jepang saja, namun juga dialami oleh negara Eropa seperti Jerman, Perancis, dan Italia. Istilah untuk fenomena asimilasi kosakata ini di Eropa dikenal dengan istilah Anglicism. Wasei Eigo dan anglicism, secara garis besar, memiliki konsep yang sama namun tidak menutup kemungkinan ada perbedaan dalam klasifikasi kosakata yang terbentuk dalam konteks fenomena asimilasi kata tersebut. Menurut penulis, perbandingan wasei eigo dan anglicism menarik untuk diteliti. Selain menunjukan bahwa suatu bahasa memiliki karakter dinamis dan beragam dan menunjukkan bahwa adanya kontak bahasa dan budaya antar bangsa juga dapat menimbulkan adanya perubahan bahasa. Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah pengklasifikasian kata secara morfologis yang ada didalam wasei eigo dan anglicism. Masalah yang diajukan di dalam skripsi ini adalah tipe tipe pembentukan kata secara morfologis yang ditemukan di dalam wasei eigo dan anglicism secara teoritis dalam kajian studi kontrastif. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami hasi perbandingan mengenai pengklasifikasian kata yang terbentuk secara morfologis di dalam wasei eigo dan anglicism secara teoritis dalam kajian studi kontrastif. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini dilakukan melalui buku – buku, baik buku berbahasa Indonesia maupun buku berbahasa Jepang, dan juga didukung juga dengan jurnal – jurnal penelitian. Pada penelitian ini, penulis akan membahas tentang wasei eigo dan Anglicism, meliputi fungsi dan karakteristik. Dalam bahasa Jepang, wasei eigo sering sekali dikaitkan dengan gairaigo. Gairaigo adalah kata serapan dari bahasa asing (Perez 1998 : 181). James Stanlaw menyatakan bahwa serapan bahasa asing dapat membuat sebuah wacana menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Namun, kata serapan terkadang mengalami penyesuaian cara pengucapan dan penulisan sehingga butuh menganalisa satu kesatuan paragraph untuk mengetahui makna dari gairaigo tersebut. Penelitian tentang wasei eigo pernah dibahas oleh Laura Miller tahun 1997 dalam judul Wasei eigo : English “loanwords” coined in Japan. Dalam jurnal tersebut, beberapa penelitian berfokus pada wasei eigo, yang merupakan bagian dari kata serapan atau kata pinjaman, sebagai fenomena dalam bahasa maupun budaya. Faktanya, wasei eigo memang merupakan bagian dari gairaigo namun bukanlah kata serapan biasa melainkan leksem yang dimanipulasi sehingga makna asli tidak lagi sama dengan makna baru di Jepang namun tetap mengacu pada hal yang sama. Sementara jurnal yang memuat kajian fenomena anglicism di Eropa pernah dibahas oleh Christopher Rollason, M.A., Ph.D didalam jurnal “Language Borrowings in a Context of Unequal System : Anglicisms in French and Spanish”. Dalam jurnal tersebut, Rollason mengutip pendapat dari McArthur dan Phillipson tentang adanya kecenderungan untuk menciptakan sejumlah oposisi bahasa antara Inggris dan bahasa lain, seperti bahasa Cina, Arab, Perancis, atau bahasa Spanyol. Kecenderungan ini disebabkan karena adanya dominasi yang signifikan dari bahasa Inggris sendiri sehingga meningkatkan jumlah penggunaan anglicism dalam bahasa Eropa. Selain itu, karena adanya kekerabatan bahasa dan dominasi dalam bidang ekonomi, budaya, serta politik, pengaruh cross – linguistic pun tidak dapat dihindari antara bahasa Inggris dan Perancis sehingga memunculkan fenomena anglicism. Penelitian ini dimulai dari permasalahan yang telah teridentifikasi dan dirumuskan. Permasalahannya adalah pengklasifikasian kata secara morfologis yang ada di dalam wasei eigo dan anglicism. Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami hasil perbandingan mengenai pengklasifikasian kata yang terbentuk secara morfologis di dalam wasei eigo dan anglicism.
METODE PENELITIAN Berikutnya penulisi memilih pendekatan metode penelitian kualitatif dan menggunakan metode pengumpulan data kepustakaan. Sementara metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode komparatif bilingual. Untuk mendukung metode analisis data komparatif bilingual, penulis menggunakan teori linguistik kontrastif oleh Tjandra (2010), teori klasifikasi kata wasei eigo oleh Hirai (2003) dan teori klasifikasi kata anglicism oleh Furiassi (2010). Dengan demikian, Output pada tahap 1 ini, penulis memperoleh : 1. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Metode kepustakaan. 3. Metode analisis komparatif bilingual 4. Teori : a. Linguistik komparatif. b. Klasifikasi wasei eigo. c. Klasifikasi Anglicism. Dalam tahap ini, penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai metode untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penilitan ini memakai contoh dari kedua teori klasifikasi yaitu, teori klasifikasi kata wasei eigo oleh Hirai (2003) dan teori klasifikasi kata anglicism oleh Furiassi (2010). Sumber data yang didapatkan dari buku dan jurnal berbahasa Jepang yang sudah diterbitkan. Lalu, penulis mengumpulkan kata - kata yang ada dalam teori tersebut yang sudah ditetapkan sebagai sumber data sesuai dengan klasifikasinya. Output dari tahap ini adalah menetapkan 55 sampel kata yang siap dianalisis. Penelitian ini menggunakan metode komparatif bilingual untuk menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan. Dalam menganalisis data, penulis memulai dengan memilah data dari kedua teori klasifikasi wasei eigo dan anglicism dan kemudian dicocokan dengan teori. Penulis membuat simpulan kecil tiap data dan mengulang analisis data sampai selesai. Datadata yang telah dianalisis dibuat kesimpulan. Terakhir, kesimpulan akhir penelitian merupakan kesimpulan skripsi.
HASIL DAN BAHASAN Persamaan klasifikasi ini dibuktikan dengan adanya kesamaan antara klasifikasi waseieigo dan klasifikasi anglicism, yang berperan sebagai klasifikasi pembanding, dibuktikan dengan definisi dan syarat masing masing klasifikasi. Persamaan antara wasei eigo dan anglicism dapat dilihat dari padanan antar klasifikasi yang memiliki jumlah dominan. . Kategori wasei eigo diungkapkan oleh Hirai (2003 : 54 – 55); 1. :
2. 3.
4. 5.
6.
結合型 標準英語があるのにもかかわらず日本人の視点から独自に英単語を 組み合わせたもの。 例:シャーペン(sharp pen) → (標準英語 : mechanical pencil) 縮約型 : 2語以上でできている標準英語を縮めたもの。 例:ノートパソコン notebook personal computer 省略型 :英単語の一部や、2語以上から成る英語から1語(以上)を省略し たもの。 例:リストラ :restructuring ボールペン:ballpoint pen コンビニ :convenience store 付加型 : 標準英語に英単語を付け加え説明過剰なもの。 例 :ジャンパースカート (jumper skirt) → (標準英語 : jumper) 混合型 : 和製英語にさらに縮約、省略、付加などを作ったもの。 例 :ジーパン(jeapan ; jeans + pants ; 結合型 + 縮約型) → (標準英語 : jeans) その他 : 上記1-5のいずれにも属さないもの。
Terjemahan :
1. Kombinasi : Bentuk yang terdiri dari gabungan kosakata bahasa Inggris yang diciptakan
2.
sesuai pemikiran orang Jepang, tanpa mempedulikan istilah aslinya dalam bahasa Inggris. Contoh pembentukan kombinasi, (sharp pen) → (SE : mechanical pencil) Singkatan : Pembentukan kata yang berdasarkan singkatan dari fonem bahasa Inggris standar. Contoh pembentukan singkatan; notebook personal computer
シャーペン
ノートパソコン
3. Pelesapan : Pembentukan kata yang berdasarkan pelesapan/ penghilangan satu kata atau
4. 5. 6.
lebih yang berasal dari dua atau lebih leksem bahasa Inggris. Contohnya antara lain, (SE : restructuring) (SE : ballpoint pen) (SE : convenience store) Penambahan : Bentuk penjelasan yang mendetil dengan penambahan leksem bahasa Inggris ke dalam bahasa Inggris standar. Contoh dari bentuk penambahan adalah (jumper skirt) → (SE : jumper). Campuran : Wasei eigo selebihnya terdiri dari campuran bentuk singkatan, bentuk pelesapan, bentuk penambahan dan bentuk lainnya. Contohnya adalah (jeapan ; jeans + pants ; Bentuk kombinasi + Bentuk Singkatan) → (SE : jeans) Lainnya (di luar 5 kategori tersebut
リストラ : ボールペン: コンビニ :
パースカート
ジャン
ジーパン
Seperti yang sudah disebutkan diatas, fenomena wasei eigo tidak hanya terjadi di Jepang saja. Anglicism pun menjadi fenomena linguistic di Negara Eropa dan Amerika Latin. Menurut Furiassi (2010 : 38 - 52), terdapat 8 kriteria dalam pembentukan Anglicism dalam bahasa Italia, yaitu : 1.
Autonomous Compound (AC) Tipe Anglicism yang terbentuk dari AC adalah komponen non-Inggris (NI) yang terbentuk dari dua elemen leksikal yang secara terpisah dapat ditemukan dalam bahasa Inggris. Hasil dari AC adalah pembentukan kata yang sebenarnya tidak digunakan dalam bahasa Inggris. Contohnya dalam bahasa Italia, recordman. Recordman tidak digunakan dalam bahasa Inggris, namun kata recordman terdiri dari dua morfem bebas bahasa Inggris ; record dan man. Kata yang sepadan recordman dalam bahasa Inggris adalah record holder. 2.
Autonomous Derivatives (AD) Dalam beberapa kasus, morfem bebas dan morfem terikat dalam bahasa Inggris yang bersatu hingga membentuk Anglicism tipe AD. Contoh dari Anglicism tipe AD dalam bahasa italia adalah footing. Footing terdiri dari sebuah leksikal “foot” dan elemen gramatikal “-ing”. Kata bahasa Inggris yang sepadan dari footing adalah jogging. Anglicism tipe AD juga tidak digunakan dalam bahasa Inggris. 3.
Compound Ellipses (CE) Tipe CE terbentuk dari pelesapan atau pengurangan bahasa Inggris. Tipe CE juga sering ditemukan dalam bahasa Inggris, namun tentu saja memiliki makna yang berbeda dengan SE. Contohnya adalah caffe latte, setelah mengalami CE, hanya menjadi latte.
4.
Clipping (C) Tipe Clipping dapat juga diartikan sebagai penyingkatan kata. Anglicism yang terbentuk dari proses Clipping adalah singkatan dari kosa kata asli bahasa Inggris yang tidak dapat diterima dalam bahasa Inggris itu sendiri. Perbedaan dari CE dan C adalah CE mengeliminasi keseluruhan leksikal sementara C hanya mengeliminasi suffix. Contohnya dari kata flirtation menjadi flirt setelah mengalami proses Clippings. 5.
Semantic Shift (SS) Menurut Filipovic dalam Furiassi (2010 : 44), “There are also cases when an Anglicism expands the number of its meanings after it has been integrated into receiving language”. Terjemahan “Ada beberapa kasus dimana Anglicism memperluas makna kata setelah masuk kedalam bahasa reseptor / penerima” Berdasarkan teori tersebut, diketahui bahwa perubahan makna (semantic shift) memiliki peran dalam perluasan makna kata. Teori ini diperkuat oleh pendapat Merlini dalam Furiassi (2010 :44), yang menyatakan bahwa sebuah Anglicism yang berasal dari perubahan makna adalah kata yang mungkin saja ditemukan dalam bahasa Inggris namun memiliki makna baru. Kemudian, Chiarioni dalam Furiassi (2010 :45) juga berpendapat bahwa meskipun bahasa
Inggris dan NI secara identik mirip, Anglicism yang terbentuk dari perubahan makna adalah kata – kata yang tetap menggunakan kata otentik bahasa Inggris namun memiliki arti yang sangat berbeda dengan kata bahasa Inggris asli. a.
Metonymic shift Metonymic adalah sebuah majas yang menggunakan label sebuah merk atau benda untuk menggantikan benda tersebut. Contoh dalam bahasa Italia adalah poker. Baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Italia, poker merupakan jenis permainan yang menggunakan kartu. Namun, di Italia, poker juga merupakan sebutan sebuah fenomena ketika pemain memiliki empat kartu yang sama. Kata padanan untuk definisi tersebut dalam bahasa Inggris sebenarnya adalah “four of a kind”. Alhasil, poker dalam bahasa Italia bisa dianggap sebagai “score”, sementara makna asli poker adalah “permainan kartu” dalam bahasa Inggris. b.
Metaphoric shift Perubahan majas metafora ditandai dengan adanya perbandingan dua hal hingga menjadi bermakna sama atau sebanding karena keduanya saling mewakili satu sama lain. Contohnya adalah kata “bomber”. Bahasa Italia menggunakan kata “bomber” sebagai pengganti “striker” atau saat pemain sepak bola menjadi pencetak goal. Konsep dari istilah “bomber” ini terinspirasi dari “bomber airplane” yang secara harafiah berarti sebuah pesawat yang menjatuhkan banyak bom. Berdasarkan inspirasi tersebut, kata “bomber” sebagai “pencetak goal” dalam istilah sepak bola dianggap sama dengan makna “bomber airplane” c.
Meronymic shift Meronim adalah istilah dalam semantik yang berarti bagian atau anggota penyusun sesuatu. Apabila berbicara tentang meronim, maka harus memahami tentang holonim. Holonim adalah bagian yang lebih besar yang disusun oleh meronim tersebut. Contohnya dalam bahasa Italia adalah “flipper” dan “pinball “. Flipper adalah dua plastik yang mendorong bola didalam mesin pinball. 6.
Eponym (E) Epnoym adalah kata yang mengacu pada objek atau aktifitas yang diberi nama sesuai dengan penemunya. Eponym dianggap sebagai bagian dari Anglicism karena kata hasil proses eponym tidak digunakan dalam bahasa Inggris. Contohnya adalah brand Chanel , yang berasal dari nama penemunya Gabrielle Chanel dan paham Marxism yang dikemukakan oleh Karl Marx. 7.
Toponym (T) Toponym adalah bahasan ilmiah dari nama tempat, asal usul, arti dan tipologinya. Beberapa toponym yang berasal dari bahasa Inggris Amerika dan Inggris Britania, yang menjadi umum, termasuk dalam kategori Anglicism. Contohnya adalah New Jersey. New Jersey dalam bahasa Ingris merupakan negara bagian di Amerika, sementara makna New Jersey berbeda di Italia. Di Italia, new jersey adalah beton panjang yang berbentuk T dan digunakan untuk membatasi jalur tol. 8.
Generic Trademark (GT) Generic Trademark atau merk dagang termasuk dalam Anglicism. Merk dagang yang termasuk dalam Anglicism harus memenuhi kriteria sebagai berikut ; 1. Merk dagang tersebut harus merupakan kata umum. 2. Merk dagang harus terlihat dan terdengar seperti bahasa Inggris. 3. Jika tidak terlihat maupun terdengar seperti bahasa Inggris, merk dagang tersebut harus dimiliki oleh perusahaan yang dibangun di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. 4. Merk dagang tersebut tidak boleh ada dalam bahasa Inggris a.
結合型 dengan AC yang berjumlah 17 kata dengan 3 kelas kata.Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri sebagai berikut: • Keduanya merupakan contoh kata yang terdengar dan terlihat dalam bahasa Inggris • Tidak memiliki makna dalam bahasa Inggris standar, • Secara terpisah, dapat ditemukan dalam OED
Tabel Persamaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
結合型 dan Autonomous Compound Analisis Anglicism 標準英語
結合型 AC アイスキャンディ Popsicle / ice lolly AC イメージチェンジ Make over AC オーダーメード Custom made AC オートロック Self locking door AC オフィスレディー Female office worker AC オーブントースター Toaster oven AC ガードマン Guard man AC ガムテープ Packing tape AC カメラマン Photographer AC キーホルダー Key ring AC キャッチホン Call waiting AC グレードアップ Upgrade AC ゲートボール Japanese croquet AC ゲームセンター (Game) arcade AC スキンシップ Physical contact AC ハローワーク Employment agency AC ワンパターン One track mind b. 縮約型 dengan CE yang berjumlah 7 kata dengan 3 kelas kata. Hubungan kekerabatan TM
dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Keduanya sama – sama mengalami pemendekan fonem bahasa Inggris • Terdiri dari gabungan dua kata atau lebih. Tabel Persamaan
1 2 3 4 5 6 7 c.
縮約型 dan Compound Ellipses 標準英語
Analisis Anglicism 縮約型 CE アルミホイル Alumunium foil CE エアコン Air conditioner CE エングージリング Engage ring CE セクハラ Sexual harassment CE デジカメ Digital camera CE パンスト Pantyhouse CE リモコン Remote control 省略型 dengan C yang berjumlah 13 kata dengan 6 kelas kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Biasanya terdiri dari leksem tunggal • Mengalami pemenggalan kata sebagai proses abreviasi • Kadang mengalami pengurangan suffix dan konjungsi Tabel Persamaan
1 2
アパート カレーライス
省略型
省略型 dan Clipping 標準英語
Analisis Anglicism
Apartment
C
Curry and rice
C
省略型
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
標準英語
Analisis Anglicism
Guarantee C ギャラ Connections C コネ Convenience store C コンビニ Department store C デパート Television C テレビ Happy ending C ハッピーエンド Ham sandwich C ハムサンド Handkerchief C ハンカチ Make up C メイク Cash register , cashier C レジ Pineapple juice C パインジュース d. 省略型 dan MeroSyang berjumlah 1 kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri adanya konsep meronymic shiftyang masuk dalam kelas kata 省略型 berarti bagian atau anggota penyusun sesuatu. Analisis ini ditinjau dari definisi kata tersebut,「(ホテルの)フロ ント」yang memiliki arti sebenarnya yaitu resepsionis atau dalam SE disebut front desk . Mengacu pada kata フロント menunjukkan lokasi dari resepsionis yang berada di bagian depan (front) sebuah hotel. e. 付加型 dengan AC yang berjumlah 3 kata dengan 1kelas kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Keduanya merupakan contoh kata yang terdengar dan terlihat dalam bahasa Inggris • Tidak memiliki makna dalam bahasa Inggris standar • Kedua kata dari contoh tersebut, secara terpisah, dapat ditemukan dalam kamus Oxford • Mengalami penambahan kata sehingga adanya penambahan leksem bahasa Inggris ke bahasa Inggris standar .
Tabel Persamaan
1 2 3
付加型 dan Autonomous Compound Analisis Anglicism 標準英語
付加型 AC ジャンパースカート Jumper AC ダイニングキッチン Kitchen AC ホームヘルパー Home help f. 混合型 dan CE yang berjumlah 5 kata dengan 1 kelas kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Keduanya merupakan gabungan dua kata bahasa Inggris. • Mengalami pengurangan mora pada satu atau lebih leksem. Tabel Persamaan
1 2 3 4 5
混合型 オートバイ ジーパン トレパン ファミレス ラジカセ
混合型 dan Compound Ellipses Analisis Anglicism 標準英語
Motorcycle
CE
Jeans
CE
Sweat pants
CE
Restaurant
CE
Radio cassette recorder
CE
g.
混合型
dan C yang berjumlah 2 kata dengan 1 kelas kata. dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Biasanya terdiri dari leksem tunggal, • Mengalami pemenggalan kata sebagai proses abreviasi • Terkadang mengalami pengurangan suffix dan konjungsi.
混合型 dan Clipping 標準英語
Hubungan kekerabatan
Tabel Persamaan
混合型
Analisis Anglicism
C コンセント Receptacle C ナイター Night game h. その他 dengan AC yang berjumlah 1 kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri
sebagai berikut; • Keduanya merupakan contoh kata yang terdengar dan terlihat dalam bahasa Inggris • Tidak memiliki makna dalam bahasa Inggris standar, • Secara terpisah, dapat ditemukan dalam OED Memiliki 1 contoh kata i.
その他
「アメリカンコーヒー」
dengan SS yang berjumlah 4 kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri menggunakan kosakata bahasa Inggris namun kata tersebut mengalami penggeseran makna kata. Tabel Persamaan
その他
1 2 3 4
その他 dan Semantic Shift 標準英語
Analisis Anglicism
Cheating SS カンニング Talent SS タレント Cards SS トランプ All you can eat SS パイキング j. その他 dengan GT yang berjumlah 1 kata.Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri
sebagai berikut; • Merk dagang tersebut harus merupakan kata umum. • Merk dagang harus terlihat dan terdengar seperti bahasa Inggris. • Jika tidak terlihat maupun terdengar seperti bahasa Inggris, merk dagang tersebut harus dimiliki oleh perusahaan yang dibangun di negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utamanya. • Merk dagang tersebut tidak boleh ada dalam bahasa Inggris Memiliki satu contoh kata k. dengan C yang berjumlah 1 kata. Hubungan kekerabatan dibuktikan dengan ciri sebagai berikut; • Biasanya terdiri dari leksem tunggal • Mengalami pemenggalan kata sebagai proses abreviasi • Kadang mengalami pengurangan suffix dan konjungsi Memiliki satu contoh kata Selain kesamaan, penulis dapat mengidentifikasi klasifikasi kata wasei eigo yang tidak memiliki padanan dalam klasifikasi anglicism.
その他
「セロテープ」 「ファスナー」
1.
Autonomous Derivative AD tidak memiliki padanan dalam Anglicism. Hal ini disebabkan oleh bentuk turunan (derivatif) dalam bahasa Jepang yang tidak cocok dengan bentuk turunan dalam bahasa Inggris. Dalam klasifikasi anglicism dijelaskan bahwa AD dalam anglicism adalah jenis morfem bebas yang mengalami penambahan morfem terikat seperti prefix, sufiks, atau elemen gramatikal lainnya. Kata cunning berpotensi sebagai AD jika diaplikasikan dalam kalimat sehingga menjadi
カニング
カニン
グする
. Namun jika dianalisa berdasarkan kosa kata, tidak ada kata dalam sampel kata wasei eigo yang cocok dengan AD. 2. Sematic Shift – Metonymic shift Jika dilihat dari definisi MetoS, sebuah majas yang menggunakan label sebuah merk atau benda untuk menggantikan nama suatu benda, maka tidak ditemukan kata yang cocok dengan klasifikasi MetoS. 3. Semantic Shift – Metaphora shift Dalam teori klasifikasi Anglicism, MetaS merupakan perbandingan dua hal menjadi bermakna sama atau sebanding sehingga keduanya saling mewakili satu sama lain. Majas metafora di Jepang biasanya muncul dalam kalimat teks literature seperti puisi dan pribahasa dan berwujud klausa dan kalimat.Baik MetaS dan majas metafora dalam bahasa Jepang biasanya ditinjau secara sintaksis.Jika dilihat dari definisi, maka tidak ada contoh dalam sampel kata waseieigo yang mencerminkan MetaS. 4. Eponym Dalam sampel kata waseieigo tidak ditemukan adanya kekerabatan antara waseieigo dan anglicism dalam klasifikasi E ditinjau dari definisi E yang mengacu paca objek atau aktifitas yang diberi nama sesuai dengan penemunya. 5. Toponym Sama seperti Eponym, dalam sampel kata waseieigo tidak ditemukan adanya kekerabatan antara waseieigo dan anglicism dalam klasifikasi T ditinjau dari definisi T yang merupakan bahasan ilmiah dari nama tempat dan unsure tipologinya. Baik AD dan MetaS, keduanya tidak cocok dengan klasifikasi wasei eigokarena ada perbedaan struktur bahasa antara Bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Sementara untuk MetoS, E, dan T, penulis tidak menemukan contoh kata dalam data contoh teori klasifikasi wasei eigo yang diapaparkan oleh Hirai (2003)..
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil bahasan adalah : 1. Terdapat persamaan dari wasei eigo dan anglicism. 2. Terdapat perbedaan dari wasei eigo dan anglicism. 3. Adanya keunikan struktur masing – masing bahasa, antara bahasa Jepang dan bahasa Inggris, sehingga tidak menutup kemungkinan memiliki fenomena linguistik yang serupa namun tidak sama. 4. Selain bahasa, faktor lain yang bersinggungan dengan budaya juga turut mempengaruhi penyebaran bahasa SL sehingga sebuah bahasa dapat mengalami penyesuaian dengan RL, baik dari segi pengucapan maupun makna kata. Berdasarkan kekurangan dan kendala yang dihadapi oleh penulis selama membuat penelitian ini, maka saran untuk penulis di masa yang akan datang adalah agar menggunakan teori dan sampel kata sehingga dapat memberi penjelasan lebih mendetail terutama dalam hubungan antara wasei eigo dengan fenomena linguistik lainnya seperti gairaigo.
REFERENSI Aronoff, Mark & Fudeman, Kirsten. 2011. What is Morphology. John Wiley & Sons. United Kingdom Buckley, Sandra. 2002. Encyclopedia of Contemporary Japanese Culture. New York : Routledge. Furiassi, C. 2010. False Anglicisms in Italian. Monza: Polimetrica. Gorlach, Manfred. 2003. English words abroad. Amsterdam : John Benjamins Publishing Co. Hirai, Mitsuko. 2003. Morphology of “Made in Japan” English. Oosaka. Oosaka Furitsu Kango Daigaku : Nihon Insatsu Kabushiki Gaisha Maynard, Senko.k. 1997. Japanese Communication, Language and Tought in Context. Hawaii : University of Hawaii Press. Miller, Laura. 1997. Wasei Eigo : English “Loanwords” coined in Japan. The Life of Language : Papers in Linguistics in Honor of William Bright, 123-140
Olah, Ben. 2007. English Loanwords in Japanese : Effects, Attitudes, and Usage as a Means of Improving Spoken English Ability. Bunkyou Gakuin Daigaku Ningen Gakubu Kenkyuu Kiyou 9/1. 177-188 Onysko, Alexander. 2007. Anglicisms in German: Borrowing, Lexical Productivity, and Written Codeswitching. Germany: Walter de Gruyter GmBh & Co. Perez, Louis G. The History of Japan. 1998. United States of America : Greenwood Publishing Group. Rollason, Christopher. 2010. Language Borrowings in a Context of Unequal Systems: Anglicisms in French and Spanish. Retrieved April, 22nd 2014 from http://yatrarollason.info/files/AnglicismsSurreyPaper.pdf Takashi, Kyoko. 1990. A functional analysis of English borrowings in Japanese advertising: Linguistic and sociolinguistic perspectives. Ph.D. diss., Georgetown University. Tanaka, K. & Tanaka, S. 1995. A Survey of Japanese Sources on the use of English in Japan. World Englishes, 14(1), 117-135. Tjandra, Sheddy N. 2010. Studi Kontrastif : Ucapan dan Penulisan Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Yang, Jian. 2013kj. : .Saga Josei Tanki Daigaku Yano, Y. 2001. World Englishes in 2000 and Beyond. World Englishes. 20, 119-132
品詞の転換
和製英語の日本語化のプロセスについて 和製英語の語構成による分類と
RIWAYAT PENULIS Sonia lahir di kota Jakarta pada 27 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universtas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2014.