STUDI KOMPARATIF FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG PERIODE 2003-2008
SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Tri Widiati 1101108
FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2008
i
NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 (eksemplar) Hal
: Persetujuan Naskah Usulan Skripsi Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah IAIN Walisongo Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i : Nama
: Tri Widiati
NIM
: 1101108
Jurusan
: DAKWAH /MD
Judul Skripsi : STUDI
KOMPARATIF
FUNGSI
PERENCANAAN
DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI
BERSAMA
PALEBON
DAN
YAYASAN
BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG PERIODE 2003-2008 Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang,
Januari 2008
Pembimbing, Bidang Substansi Materi,
Bidang Metodologi & Tata tulis,
Dr. H. Awaludin Pimay, Lc., M Ag NIP. 150 299 491
Dra Siti Prihatiningtyas, M.Pd. NIP. 150 262 174
ii
SKRIPSI STUDI KOMPARATIF FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG PERIODE 2003-2008
Disusun oleh Tri widiati 1101108
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 28 Januari 2008 dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan/Pembantu Dekan,
Anggota Penguji,
Hj.Yuyun Alfandi, Lc.MA NIP. 150 254 345
Drs.H.Anasom,M.Hum NIP. 150 262 748
Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing
Dra. Siti Prihartinigtyas, M.Pd NIP. 150 262 174
Saerozi, S.Ag, M.Pd NIP. 150 289 732
iii
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka
Semarang, Januari 2008 Tanda tangan
Tri Widiati
iv
MOTTO
´pÜ|§´ R
?´
ÉAlµÎ)ÙZ
³ |§
89µÎµ¡eÞ t"É x´ Ôpo´ Artinya: Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (QS. Al Baqarah : 45) (Depag, 1997 : 45).
v
PERSEMBAHAN Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat dan air mata kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-orang yang selalu hadir dan berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupan ku khususnya buat: Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Musanef dan Ibu Suwatni). Yang memberi motivasi dan do'a dalam hidupku. Ridlamu adalah semangat hidup ku Mertuaku tercinta yang telah memberi nasehat dalam menapak hidup ini. Suamiku yang tercinta (Manshur Hidayat S.Pdi), yang telah memberi semangat dan menemaniku dalam suka dan duka sehingga tersusun skripsi ini. Kakak-kakakku tercinta (Mbak Sri Sugianti dan Mbak Tatik Nurjannah) yang telah memberi semangat dan dorongan selama menyusun skripsi dan selalu menasihatiku dalam menapak hidup ini. Teman-temanku senasib seperjuangan (spesial Bihah, Minan, Fiyah, Awal, Efriyadi, Nafi'), dan anak kost A 34 serta yang tak dapat kusebutkan satu persatu yang selalu bersama dalam canda dan tawa.
Penulis
vi
ABSTRAKSI Skripsi ini berjudul: Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah Di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Periode 2003-2008. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui penerapan fungsi perencanan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon, (2) mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik dan (3) mengetahui persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan dakwah antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan manajemen dakwah, sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer atau sumber data utama yang diperoleh dari wawancara langsung pada Yayasan Amal Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, dan sumber data sekunder berupa arsip, dokumen, struktur organisasi serta program kerja. Teknik pengumpulan data meliputi : observasi, dokumentasi, wawancara. Analisis datanya dengan menggunakan proses berfikir induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang cukup memberikan dampak yang signifikan dalam mewujudkan proses penyelenggaraan dakwah secara profesional dan proporsional. Hal ini dapat dilihat dari penerapan prinsip-prinsip dan pola perencanaan dalam lembaga tersebut, hanya saja prinsipprinsip dan pola perencanaan yang ada belum mencerminkan manajemen perencanaan secara ideal. Sehingga masih diperlukan upaya pembenahan dan pengembangan terhadap pola manajerial perencanaan yang ada dalam menjawab dan mengikuti perkembangan zaman.(2) Penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Semarang dapat dikatakan memberikan pengaruh yang sangat penting dalam memajukan dan mengembangkan proses penyelenggaraan dakwah secara ideal. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi fungsi manajemen khususnya perencanaan dakwahnya dikembangkan oleh lembaga tersebut. Meskipun secara umum perencanaan yang dilakukan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sudah baik, namun masih ada kekurangan dan kelemahan yang perlu dikembangkan lebih baik lagi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.(3) Terdapat titik persamaan dan perbedaan pola manajemen perencanaan yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang yang senantiasa telah menganugerahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran. Dalam rangka menyelesaikan karya skripsi dengan judul ”Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang”. Karya skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) bidang jurusan Manajemen Dakwah (MD) di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa bersyukur atas bantuan dan dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi penulis dengan baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Rektor IAIN Walisongo, yang telah memimpin lembaga tersebut dengan baik 2. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, MM selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Dr. H. Awaludin Pimay, Lc., M Ag selaku Dosen pembimbing I dan Dra Siti Prihatiningtyas, M.Pd. selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan membimbing dengan keikhlasan dan kebijaksanaannya meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan-pengarahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
viii
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan civitas akademik Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan yang baik serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini. 5. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang serta pengelola perpustakaan Fakultas Dakwah yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan baik. 6. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, Suami, dan kakak-kakakku 7. Teman-temanku mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, khususnya kepada mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Terutama ditujukan kepada teman-temanku di jurusan Manajemen Dakwah. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan yang ideal dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya. Nasrun Minallah Wafathun Qorieb Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, Januari 2008 Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING……………………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. iii HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………….. iv HALAMAN MOTTO………………………………………………………………... v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………... vi ABSTRAKSI…………………………………………………………………………. vii HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………………….... viii HALAMAN DAFTAR ISI……………………………………………………………x BAB I
: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……………………………………………………….. 1 1.2. Perumusan Masalah………………………………………………….. 7 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………. 8 1.4. Penelusuran Literatur………………………………………………… 9 1.5. Metodologi Penelitian………………………………………………... 12 1.5.1. Jenis Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian…………………… 12 1.5.2. Definisi Operasional…………………………………………… 13 1.5.3. Sumber Data……………………………………………………. 15 1.5.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………... 16 1.5.5. Teknik Analisis Data…………………………………………… 18 1.6. Sistematika Penulisan Penelitian……………………………………... 18
BAB II : DAKWAH DAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH 2.1. Dakwah………………………………………………………………. 21 2.1.1. Pengertian Dakwah…………………………………………….. 21 2.1.2. Tujuan Dakwah………………………………………………… 23
x
2.1.3. Unsur-unsur Dakwah…………………………………………... 25 2.2. Fungsi Perencanaan Dakwah………………………………………… 32 2.2.1. Pengertian Perencanan Dakwah………………………………... 32 2.2.2. Manfaat Perencanaan Dakwah…………………………………. 35 2.2.3. Langkah-langkah Perencanaan Dakwah……………………….. 38 BAB III : GAMBARAN UMUM DAN PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON SEMARANG 3.1. Profil Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang……………………………………………………………… 46 3.1.1. Sejarah berdirinya……………………………………………… 46 3.1.2. Struktur Organisasi…………………………………………….. 50 3.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad Bersama Palebon Semarang……………………………………. 53 3.2.1. Forecasting……………………………………………………... 53 3.2.2. Objectives……………………………………………………….54 3.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 54 3.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 55 3.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 56 3.2.6. Penetapan lokasi………………………………………………... 57 3.2.7. Penetapan biaya…………………………………………………58 3.3. Program kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon ……………………………………………………………….. 58 BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN PENERPAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG 4.1. Profil Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang…………………... 63 4.1.1. Sejarah berdirinya……………………………………………… 63 4.1.2. Struktur Organisasi…………………………………………….. 65 4.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang………………………………………………. 66
xi
4.2.1. Forecasting…………………………………………………….. 66 4.2.2. Objectives……………………………………………………… 67 4.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 67 4.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 68 4.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 70 4.2.6. Penetapan lokasi………………………………………………... 72 4.2.7. Penetapan biaya…………………………………………………73 4.3. Program kerja Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang…………..73 BAB V : ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG 5.1. Analisis tentang Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang…………………… 77 5.1.1. Forecasting……………………………………………………... 77 5.1.2. Objectives……………………………………………………….78 5.1.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 79 5.1.4. Penetapan metode……………………………………………… 80 5.1.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 81 5.1.6. Penetapan lokasi……………………………………………….. 81 5.1.7. Penetapan biaya…………………………………………........... 82 5.2. Analisis tentang Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang……………………………………………….. 82 5.2.1. Forecasting……………………………………………………... 82 5.2.2. Objectives……………………………………………………… 84 5.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah…………………………. 85 5.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 86 5.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 87 5.2.6. Penetapan lokasi……………………………………………….. 88 5.2.7. Penetapan biaya…………………………………………………88 5.3. Analisis Program Kerja Terealisasi…………………………………... 90 5.4. Persamaan dan Perbedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan
xii
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang……………………………………………….. 92
5.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persamaan dan Perbedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang……………………………………………………………… 94 BAB VI : PENUTUP 6.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 100 6.2. Saran-saran…………………………………………………………… 102 6.3. Penutup……………………………………………………………….. 103 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:Tri Widiati
NIM
: 1101108
Tempat / tgl. lahir
: Brebes, 19 September 1981
Alamat Asal
: Jl. Pemuda No.32 RT 03 RW 01 Jatibarang Brebes
Pendidikan
: - SDN 02 Jatibarang - MTs.N Slawi - MAN I Brebes - Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2001
Demikian daftar riwayat hidup pendidikan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan harap maklum adanya.
Semarang,
Tri Widiati
xiv
Januari 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam, sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Berdakwah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim dengan segala bentuknya. Penyampaian ajaran Allah dan RasulNya kepada orang lain (al Maidah : 67), dengan menjalankan segala perintahNya mengajak kepada seluruh umat manusia untuk berbuat kebaikan dan melarang berbuat kejahatan (ali Imran : 104). Baik dengan cara memberikan washiyah atau nasehat ataupun dengan jalan berjuang demi menegakkan agama Allah (at Taubah : 88). Sebaliknya, azabnya akan turun kepada siapa saja yang enggan melakukan kegiatan dakwah (al-Maidah: 79). Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Ali ‘Imran ayat 104 yang berbunyi:
ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨﻳﻭ ﻑ ِ ﻭﻌﺮ ﻤ ﻭ ﹶﻥ ﺑِﺎﹾﻟﻣﺮ ﻳ ﹾﺄﻭ ﻴ ِﺮﺨ ﻮ ﹶﻥ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﺪﻋ ﻳ ﻣ ﹲﺔ ﻢ ﹸﺃ ﻨ ﹸﻜﻦ ِﻣ ﺘ ﹸﻜﻭﹾﻟ (104 :ﻮ ﹶﻥ )ﺃﻝ ﺍﻣﺮﺍﻥ ﺤ ﻤ ﹾﻔِﻠ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻚ ﻭﹶﻟـِﻴ ﻭُﺍ ﻨ ﹶﻜ ِﺮﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟﻤ Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran: 104).
1
2
Selain itu disebutkan juga dalam al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 67 yang berbunyi :
☺ ☺
(67 :)ﺍﳌﺎ ﺋﺪﻩ Artinya: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (Q.S al Maidah : 67). Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia dengan beramar makruf nahi munkar, berjihad, memberi nasehat dan sebagainya. Agama Islam berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi manusia seluruhnya, maka Allah mewahyukan agama ini sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya yang meliputi aspek-aspek dasar tentang dunia dan akhirat, yang mana dapat membimbing manusia kepada kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat. Hal ini semua bisa tercapai salah satunya dengan adanya dakwah Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar
3
ma’ruf dan nahi mungkar; yakni perintah untuk mengajak masyarakat melakukan perilaku positif-konstruktif sekaligus mengajak mereka untuk meninggalkan dan menjauhkan diri dari perilaku negatif-destruktif. Konsep ini mengandung dua implikasi makna sekaligus; yakni prinsip perjuangan menegakkan kebenaran dalam Islam serta upaya mengaktualisasikan kebenaran Islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan mereka dan lingkungannya dari kerusakan (al-fasad). Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya
ajaran
Islam
dalam
semua
segi
kehidupan
dengan
menggunakan cara tertentu. Mengingat fungsi dan peran dakwah yang demikian penting dan menentukan, maka pengertian dakwah dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, harus dipahami secara tepat dan benar, sejalan dengan ketentuan al-Qur`an, sunnah rasul, dan sirah nabawiyah yang berisikan petunjuk bagaimana dakwah itu dilakukan, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang istiqamah dan tangguh; dan melahirkan tatanan kehidupan masyarakat yang Islami. Masyarakat sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah merupakan salah satu unsur penting. Oleh karenanya masalah yang terjadi pada
4
masyarakat dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah kepada aktivitas dakwah yang sebenarnya. Sebagai bekal dakwah bagi seorang dai atau mubaligh hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang hubungannya erat dengan masalah yang dihadapi masyarakat itu sendiri. Di samping itu juga dakwah berupaya membina masyarakat Islam yang lebih berkualitas (khairu ummah) yang dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam (Syukir,1983:65). Tujuan dakwah secara umum adalah menyelamatkan umat manusia dari lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang benderang dari jalan yang sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan menuju tauhid yang menjanjikan kebahagiaan (Pimay, 2006: 8). Untuk mencapai tujuan dakwah, terlebih dahulu tujuan-tujuan umum ini harus dirumuskan ke dalam tujuan yang lebih operasional dan dapat dievaluasi. Selain itu diperlukan juga perencanaan yang strategis, sistematis, pengorganisasian yang baik, pelaksanaan yang teratur, terarah, dan pengawasan kegiatan yang tertib terhadap hasil-hasil yang akan dicapai. Penyelenggaraan dakwah dapat berjalan dengan efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan
secara
lebih
terarah
dan
teratur
rapi,
sehingga
dapat
dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus didahulukan dan kegiatan-kegiatan mana yang harus dikemudiankan. Atas dasar inilah maka
5
kegiatan-kegiatan dakwah dapat diurutkan sedemikian rupa, tahap demi tahap yang mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan juga memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang benar-benar dihadapi pada saat dakwah diselenggarakan (Shaleh,1977 : 48). Dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan kompleks, sebagai akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, globalisasi dan tuntutan kebutuhan, maka kiranya kegiatan dakwah yang dilakukan perorangan kurang memadai. Oleh karena itu hendaknya dilakukan melalui sebuah kelembagaan yang ditata dengan baik dan menghimpun berbagai keahlian yang diperlukan. Berdasarkan keterangan di atas, maka manajemen pada lembaga dakwah sangat diperlukan, agar
dalam menyusun, merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dakwah mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya persiapan dan rencana yang matang diharapkan usaha dakwah Islam bisa dan mampu menghadapi problema yang ada. Persiapan perencanaan, strategi dan usaha dakwah Islam meliputi pula sumber daya, para pelaksananya yang tentu memiliki kemampuan dan mereka diorganisir dalam kesatuan lembaga dakwah. Apabila dilihat dari kuantitas, lembaga dakwah yang ada di Indonesia
jumlahnya
cukup
banyak,
yang
seharusnya
membawa
peningkatan kualitas dan kuantitas umat. Namun kenyataannya jumlah yang
6
banyak
belum
mencerminkan
peningkatan
lembaga-lembaga
atau
organisasi-organisasi dakwah Islam pada umumnya seperti apa yang diharapkan. Hal ini karena tidak ada kesatuan antara teori strategis, teknik perencanaan dan pelaksanaan dakwah. (Ahmad, 1983: 4). Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian juga Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang yang berazaskan Pancasila sudah barang tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Yayasan Amal Pengajian dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang membuat rencana kerja yang berupa program kerja untuk satu periode kepengurusan yaitu program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kedua yayasan ini ditinjau dari aspek pendidikan telah berkembang cukup baik, hal itu ditandai dengan banyaknya alumni dari yayasan tersebut diterima masuk dalam jenjang pendidikan SLTA yang terbilang bermutu baik dari segi kualitas maupun fasilitas pengembangannya. Namun, dalam aspek dakwah yang diimplementasikan dalam bentuk pengajian misalnya belum berjalan sebagaimana diharapkan. Hal ini ditandai dengan kurang meningkatnya jumlah jama'ah pengajian. Kurang antusiasnya peserta pengajian mengakibatkan tertinggalnya pengembangan dakwah di kedua yayasan itu dibandingkan dengan aspek pengembangan pendidikan. Adapun menariknya kedua yayasan ini dibandingkan adalah karena ditinjau dari aspek pengembangan pendidikan dan dakwah Yayasan Bimatama
7
Banyumanik Semarang lebih maju dari Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang. Berdasarkan uraian tersebut, maka jelaslah bahwa pada dasarnya perencanaan yang terdapat pada kedua yayasan ini sudah berjalan dengan baik, namun masih ada kekurangannya, yaitu masih adanya pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Atas dasar itu mendorong peneliti mengangkat tema ini. Sedangkan alasan peneliti memfokuskan pembahasan pada aspek perencanaan adalah karena perencanaan merupakan titik tolak pertama dari suatu organisasi atau lembaga apakah organisasi atau lembaga itu bisa mencapai hasil hasil yang diharapkan atau tidak, maka hal itu tergantung pada aspek perencanaannya. Jika aspek perencanaannya sudah dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan prinsif atau fungsi manajemen maka bisa diharapkan bahwa organisasi atau lembaga tersebut mencapai hasil yang diharapkan. Dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka sesuai dengan judul penelitian ini, penulis mengajukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
8
1. Bagaimanakah penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang? 2. Bagaimanakah penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Semarang? 3. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan
yang
muncul
dan
memberikan
solusi
sebagaimana telah disebutkan pada perumusan masalah tersebut. Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang. b. Untuk mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. 1.3.2 Manfaat Penelitian
9
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan mampu memberikan sumbangsih kepada pihak-pihak terkait. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara teoritis, penelitian ini diarahkan untuk : pertama, memberikan rujukan pelaksanaan dakwah yang dikelola secara modern oleh kedua lembaga dalam hal ini adalah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Kedua, memberikan pola acuan integrasi-teoritik perencanaan dakwah dengan permasalahan yang ada. Ketiga, memberikan masukan dan solusi alternatif yang konstruktif terhadap para pelaku dakwah dalam hal penerapan manajemen dakwah khususnya dalam hal perencanaan. 2. Secara praktis penelitian diharapkan menambah kasanah intelektual khususnya sebagai bahan literatur atau referensi dalam rangka pengembangan keilmuan dalam ilmu dakwah secara ideal. 1.4. Penelusuran Literatur Pembahasan tentang fungsi perencanaan memang telah banyak yang menelitinya karena proses penyelenggaraan dakwah Islam tidak dapat berhasil tanpa adanya perencanaan yang logis dan sistematis. Sebagaimana dilihat pada kenyataan yang ada bahwa dakwah Islam dihadapkan pada berbagai realitas sosio-kultural yang secara dinamis selalu berubah sebagai akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, globalisasi dan tuntutan kebutuhan. Sedangkan pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai
10
Islam masih jauh dari apa yang diharapkan yaitu memahami Islam secara kaffah. Pada penelitian dakwah lebih memfokuskan pada fungsi perencanaan karena sangat diperlukan untuk mensikapi dan memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat. Sehingga tidak asing lagi apabila banyak yang melakukan penelitian dan pembahasan tentang fungsi perencanaan dakwah baik dalam buku-buku tentang dakwah maupun penelitian skripsi. Dalam penelitian di perpustakaan penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki relevansi dan kesesuaian dengan pembahasan dan kajian di atas. Skripsi yang dimaksud yaitu skripsi yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Strategi Dakwah pada Taman Kanak Al Qur’an di Kodya Semarang” disusun oleh Hikmatin Dwi Muryodewi (1997). Pada intinya penulis skripsi menjelaskan, anak sebagai salah satu sasaran dakwah merupakan aset besar dalam pembentukan generasi yang berkualitas. Umat Islam saat ini mulai memperhatikan pendidikan agama terhadap anaknya. Karena pendidikan agama di sekolah formal belum mencukupi, maka alternatif lain yaitu memasukkan anaknya di TK alQur’an. TK al-Qur’an adalah tempat belajar al-Qur’an yang diharapkan mampu
mengajarkan
al-Qur’an
dengan
penuh
kenyamanan
dan
kegembiraan. Lebih dari itu TK al-Qur’an juga tempat menanamkan dan meletakkan ajaran Islam yang diharapkan mampu mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Metode-metode yang diterapkan harus mendorong
11
agar seluruh aspek perkembangan anak bisa berkembang dengan baik di TK al-Qur’an berdasarkan pertimbangan agama dan psikologis. Skripsi yang disusun Nurul Anwar, 1997, dengan judul: "Eksistensi Kelompok Pengajian Raudhatus Sholihah Dalam Rangka Membina Keberagamaan Karyawati PT Simoplas Kodia Semarang". Dalam skripsi ini dijelaskan, eksistensi Raudhatus Sholihah adalah sebagai wadah, media, lembaga pendidikan non formal dan sebagai alat pemersatu (Ukhuwah Islamiyah) di lingkungan karyawati. Sebagai wadah ia tidak kurang menampung 70 anggota dan kepada mereka dilakukan pembinaan keagamaan, sebagai media karena
digunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan pembinaan. Sebagai lembaga pendidikan non formal karena secara definitif setiap majlis taklim merupakan lembaga pendidikan non formal bidang agama untuk orang dewasa dan sebagai alat pemersatu (Ukhuwah Islamiyah). Eksistensi Raudhatus Sholihah telah mampu menjadi alat untuk mengikat dan menyatukan karyawati dalam satu organisasi karena adanya persamaan visi, persepsi dan religi. Skripsi yang disusun Hanik Siti Musthofiyah, 2007, dengan judul: "Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengajian Pahingan di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Patebon Kendal. " Dalam skripsi ini diungkapkan, Pondok Pesantren Sunan Kalijaga merupakan salah satu lembaga yang ada di daerah Kendal untuk program kegiatan yang ditujukan untuk masyarakat diantaranya pengajian yang merupakan program unggulan
12
dari Pondok Pesantren tersebut hal ini dikarenakan semakin bertambahnya jamaah dari tahun ke tahun. Dalam pelaksanaan pengajian pahingan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen di antaranya: perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian. Fungsi ini akan mempermudah pelaksanaan pengajian pahingan dan mempermudah dalam memberi pelayanan pada jamaah pengajian. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan penelitian sebagaimana yang telah dijelaskan berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu terfokus pada judul “Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah Di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang”. Dalam penelitian ini penulis mencoba memaparkan sejauhmana keaktifan suatu penyelenggara dakwah yang lebih memfokuskan pada penerapan fungsi perencanaan dakwah dalam proses pelaksanaan dakwah Islamiyah. 1.5. Metodologi Penelitian 1.5.1. Jenis dan Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian. Sesuai rumusan masalah yang ada dengan pertimbangan bahwa dalam penelitian ini mengejar yang terukur, menggunakan logika matematik dan membuat generalisasi atau neraca mengamodasi deskripsi verbal menggantikan angka, atau menggabungkan olahan statistik dengan olahan verbal dengan pola pikir tetap kuantitatif, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (Yahya, 2003 : 33-38). Dalam konteks penelitian ini,
13
peneliti dalam memperoleh data tidak diwujudkan dalam bentuk angka, namun data itu diperoleh dalam bentuk penjelasan dan berbagai uraian yang berbentuk lisan maupun tulisan. Penelitian kualitatif secara garis besar dikelompokkan menjadi 3 yaitu : penelitian kualitatif naturalistik, penelitian kualitatif teks, dan penelitian kualitatif histories. Dari ketiga model diatas penelitian ini sesuai dengan judulnya masuk pada model pertama, yaitu penelitian kualitatif naturalistik. 1.5.2 Definisi Operasinal. Definisi operasional ini merupakan upaya memperjelas ruang lingkup penelitian. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menguraikan beberapa
batasan
menyangkut
definisi
judul
untuk
menghindari
kesalahpahaman pemaknaan. Studi dapat diartikan kajian, telaah, penelitian atau penyelidikan ilmiah ( KBBI, 1988 : 860 ) atau dapat diartika pula sebagai suatu pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis suatu kasus secara mendalam dan utuh, sedangkan komparatif adalah sebagai perbandingan. Studi komparatif diartikan sebagai model dalam penelitian yang membandingkan dua atau lebih obyek untuk dikaji dan dianalisis secara mendalam dan utuh dalam kasus gejala-gejala sosial. Menurut Sudarto, proses perbandingan ini dikarenakan beberapa hal yaitu mungkin konsep keduanya dekat, mungkin perbandingan dilakukan mengenai suatu masalah atau yang dibandingkan merupakan pertentangan, mungkin sangat serupa mungkin juga dalam perspektif yang merupakan
14
pertentangan untuk mencari jalan keluar, sedang yang serupa mencari pemikiran yang lebih mantap dan definitif (Sudarto, 1997 : 50 ). Secara opersional studi komparatif diartikan sebagai proses perbandingan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Perencanaan maksudnya proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan) (Tim Penyusun Kamus, 2003: 946). Sedangkan dakwah di sini
diartikan
sebagai
seruan
untuk
memeluk,
mempelajari
dan
mengamalkan ajaran agama (Tim Penyusun Kamus, 2003: 946). Dakwah Islam secara konseptual menurut Ali Mahfudz adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Rauf, 1987 :10). Secara operasional dakwah Islam diartikan sebagai penyebarluasan nilai-nilai keislaman kepada masyarakat. Jadi maksud dari perencanaan dakwah dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan, keputusan dan persiapan yang mesti dilakukan dalam suatu aktifitas dakwah untuk menciptakan kondisi kehidupan beragama Islam di masa mendatang yang lebih baik. Dalam hal ini fungsi perencanaan dakwah yang dimaksud adalah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Dari sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan " Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan
Amal Pengajian
15
Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang " diarahkan pada obyek : a. Sinergi dan kinerja dakwah pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. b. Sinergi dan kinerja dakwah pada Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. c. Mencari titik singung dan titik beda antara keduanya. 1.5.3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer atau utama dan data sekunder atau tambahan. Menurut Lexy Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah “ kata-kata “ dan “tindakan “,selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata, tindakan dan sumber data tertulis. 1. Sumber Data Primer Sumber data primer atau utama dalam penelitian ini berupa kata kata dan tindakan orang -orang yang diamati atau di wawancarai. “katakata disini diarahkan pada proses wawancara dengan pihak pengelola lembaga. Metode ini secara lebih lanjut diaplikasikan pada proses wawancara kepada pimpinan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Sedangkan “ tindakan diarahkan pada aspek manajemen yang terkait dengan pola penyampaian. Penggalian data disini dilakukan dengan cara
16
mencari data-data tertulis yang berkaitan dengan perencanaan dakwah dan proses dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Sumber data utama dalam penelitian ini di catat melalui catatan tertulis atau melalui perekam. 2. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini lebih diarahkan pada data-data pendukung dan data-data tambahan. Dalam hal ini berupa sumber data tertulis. Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber dari arsip, dokumen, buku-buku ilmiah. 1.5.4. Teknik Pengumpulan Data Ada tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang akan diselidiki ( Hadi, 1989 : 136) serta mengadakan pertimbangan-pertimbangan sehingga menemukan hasil dan penilaian yang tepat ( Arikunto, 1997 : 204 ). Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pengetahuan tentang tentang objek penelitian, yakni Yayasan Amal pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang baik yang berkaitan dengan kondisi kedua lembaga dakwah tersebut,
17
proses administrasi, program kerja dan sebagainya. Selain itu juga metode ini digunakan untuk menggali data-data langsung dari lokasi penelitian. Penulis menggunakan teknik observasi tidak langsung (observation non- participant), yaitu penulis tidak terlibat langsung dalam kegiatan manajemen dakwah yang dilakukan di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. b. Dokumentasi Teknik
pengumpulan
data
dengan
dokumentasi
adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman dan Akbar, 1996 : 73). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang telah ada baik berupa buku-buku induk, biografi, arsip, akta notaris dan lainnya. Dalam hal ini penulis menggunakan dokumen atau arsip yang ada di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sebagai dokumen yang penting guna mengetahui data operasional lembaga yang telah disusun sehingga data yang penulis kumpulkan menjadi valid. c. Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengajukan
pertanyaan
secara
langsung
kepada
seorang
yang
berwenang tentang suatu masalah (Arikunto, 1997 : 202), yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian ( Hadi, 1989 : 193 ) metode ini digunakan untuk mewancarai pimpinan
18
kedua lembaga tersebut untuk memperoleh tentang sejarah berdirinya dan perkembangannya.
1.5.5. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989: 263). Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis
induktif
yaitu
mengambil
kesimpulan-kesimpulan
yang
berangkat dari pernyataan yang bersifat khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Dengan demikian penelitian ini bertujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau status fenomena (Arikunto, 1997 : 209). 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi di bawah ini dibuat sedemikian rupa, sehingga
dapat
diketahui
topik-topik
bahasannya
beserta
alur
pembahasannya. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab pertama berisi pendahuluan, yang didalamnya mencakup tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelusuran literatur, metodologi penelitian serta dilanjutkan dengan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua merupakan landasan teori yang terdiri dari: pertama ,membahas kajian tentang dakwah yang di dalamnya terdapat pengertian
19
dakwah, tujuan dakwah, unsur-unsur dakwah. Kedua, membahas tenang fungsi perencanaan dakwah yang terdiri dari
pengertian perencanaan
dakwah, manfaat perencanaan dakwah, langkah-langkah perencanaan dakwah. Bab ketiga merupakan gambaran umum obyek penelitian yang terdiri dari : profil Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon (sejarah dan latarbelakang berdirinya, struktur organisasi, tujuan berdirinya organisasi), profil Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang (sejarah dan latarbelakang berdirinya, struktur organisasi, dan tujuan berdirinya ). Bab keempat berisi penerapan fungsi perencanaan dakwah yang akan diteliti dalam skripsi ini pertama, data-data dari Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon yang terdiri dari : rencana strategis, rencana operasional, dan program kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon . kedua, data-data dari Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang yang terdiri dari rencana strategis, rencana operasional, dan program kerja Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Bab kelima, membahas Analisis data fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang yang meliputi : analisis fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon, analisis penerapan fungsi perencanaan dakwah di fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, analisi rencana strategis, analisis rencana operasional, analisis program kerja,
20
persamaan dan perbedaan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dan persamaan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Bab IV Penutup. Bab ini berisi simpulan-simpulan, saran-saran, dan kata penutup. Setelah terselesaikannya penulisan skripsi ini dari bab I hingga bab IV, penulis melengkapinya dengan daftar kepustakaan, lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup penulis.
BAB II DAKWAH DAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH 2. 1. Dakwah 2.1.1. Pengertian Dakwah Dalam pengertian keagamaan, dakwah memasukkan aktifitas tabligh (penyiaran), tatbiq (penerapan/pengamalan) dan tandhim (pengelolaan) (Sulthon, 2003: 15). Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar (infinitif) dari kata kerja da'â ( ) دﻋﺎyad'û ( ) ﻳﺪﻋﻮda'watan ()دﻋﻮة, di mana kata dakwah ini sekarang sudah umum dipakai oleh pemakai bahasa Indonesia, sehingga menambah perbendaharaan bahasa Indonesia (Munsyi, 1981: 11). Kata da'wah ( ) دﻋﻮةsecara harfiyah bisa diterjemahkan menjadi: "seruan, ajakan, panggilan, undangan, pembelaan, permohonan (do'a) (Pimay, 2005: 13). Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah, antara lain: menurut Ya'qub (1973 : 13), dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Menurut Anshari (1993: 11) dakwah adalah semua aktifitas manusia muslim di dalam usaha merubah situasi dari yang buruk pada situasi yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT dengan disertai kesadaran dan tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap Allah SWT. Menurut Umar (1985: 1) dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana menuju pada jalan yang benar sesuai dengan
21
22 perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Definisi lainnya dikemukakan Umary (1969 : 52) dakwah adalah mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan datang. Menurut Sanusi (Sanusi, tth: 11) dakwah adalah usaha-usaha perbaikan
dan
pembangunan
masyarakat,
memperbaiki
kerusakan-
kerusakan, melenyapkan kebatilan, kemaksiatan dan ketidak wajaran dalam masyarakat. Dengan demikian, dakwah berarti memperjuangkan yang ma'ruf atas yang munkar, memenangkan yang hak atas yang batil. Esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan kepentingan juru dakwah/juru penerang (Arifin, 1996 : 6). Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami (Hafidhuddin, 1998 : 77). Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami (Rais, 1995: 25). Oleh karena itu Zahrah menegaskan bahwa dakwah Islamiah itu diawali dengan amr ma'ruf dan nahy munkar, maka tidak ada penafsiran logis lain lagi mengenai makna amr ma'ruf kecuali mengesakan Allah secara
23 sempurna, yakni mengesakan pada zat sifatNya (Zahrah, 1994: 32). Lebih jauh dari itu, pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu (Achmad, 1983: 2). Keanekaragaman pendapat para ahli seperti tersebut di atas meskipun terdapat kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan namun bila dikaji dan disimpulkan bahwa dakwah mencerminkan hal-hal seperti berikut: 1. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana; 2. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan pengembangan) (Syukir, 1983: 21). 3. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat. 2.1.2. Tujuan Dakwah Tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat rida Allah (Bachtiar, 1997: 37). Ketika merumuskan pengertian dakwah, Amrullah Ahmad menyinggung tujuan dakwah adalah
24 untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran individual dan sosiokultural dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan (Achmad, 1983 : 2). Kedua pendapat di atas menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa dan siapa pun. Selain itu dakwah juga bertujuan menguatkan atau memperkokoh keimanan, memberikan harapan,menimbulkan semangat untuk beramal, dan menghilangkan sifat keragu-raguan dalam menghadapi problem kehidupan sehari-hari. Salah satu tugas pokok dari Rasulullah adalah membawa mission sacre (amanah suci) berupa penyempurnaan akhlak yang mulia bagi manusia. Akhlak yang dimaksudkan ini tidak lain adalah al-Qur'an itu sendiri sebab hanya kepada al-Qur'an-lah setiap pribadi muslim itu akan berpedoman. Atas dasar ini tujuan dakwah secara luas, dengan sendirinya adalah menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu perbuatan sesuai dengan ajaran tersebut (Tasmara, 1997: 47). Adapun karakteristik tujuan dakwah itu adalah (Aziz, 2004: 61) 1. Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa-selaras dengan misi dan visi dakwah itu sendiri.
25 2. Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah konkret dan bisa diantisipasi kapan terjadinya. 3. Layak (feasible), tujuan dakwah hendaknya berupa suatu tekad yang bisa diwujudkan (realistis). 4. Luwes (fleksible) itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka (sensitif) terhadap perubahan situasi dan kondisi umat atau peka (sensitif) terhadap perubahan situasi dan kondisi umat. 5. Bisa dipahami (understandable), tujuan dakwah haruslah mudah dipahami dan dicerna. Dakwah yang dikembangkan harus dimengerti terutama tentang arah dan tujuan yang hendak dicapai. Bila tujuan dakwah sukar dimengerti maka tidak akan mencapai hasil sesuai dengan apa yang diharapkan dari dakwah itu sendiri. Secara umum tujuan dakwah dalam al-Qur'an adalah: 1. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati. 2. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah. 3. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. 4. Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah-belah. 5. Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus. 6. Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke dalam lubuk hati masyarakat. (Aziz, 2004: 60) 2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da'i (pelaku
26 dakwah), mad'u (penerima dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah). 2.1.3.1 Da’I (Pelaku Dakwah) Kata da'i ini secara umum sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam) namun sebenarnya
sebutan
ini
konotasinya
sangat
sempit
karena
masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya. Kata da'i mempunyai pengertian yang luas setiap orang yang mengajak atau menyeru ke jalan yang benar maka ia dapat dijuluki sebagai da'i. Dengan demikian, pada dasarnya semua pribadi Muslim itu berperan secara otomatis sebagai da'i atau orang yang menyampaikan atau dalam bahasa komunikasi dikenal sebagai komunikator. Untuk itu dalam komunikasi dakwah yang berperan sebagai da'i sebagai berikut: (1) secara umum adalah setiap Muslim atau Muslimat yang mukallaf (dewasa) di mana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan dari misinya
sebagai
penganut
Islam,
sesuai
dengan
perintah;
"Sampaikan walaupun hanya satu ayat." (2) secara khusus adalah mereka yang mengambil spesialisasi khusus (mutakhasis) dalam bidang agama Islam yang dikenal panggilan dengan ulama (Tasmara, 1997: 41-42).
27 Dalam kegiatan dakwah peranan da'i sangatlah esensial, sebab tanpa da'i ajaran Islam hanyalah ideologi yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat. Biar bagaimanapun baiknya ideologi Islam yang harus disebarkan di masyarakat, ia akan tetap sebagai ide, ia akan tetap sebagai cita-cita yang tidak terwujud jika tidak ada manusia yang menyebarkannya (Ya'qub, 1973 : 37). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, da'i merupakan ujung tombak dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga peran dan fungsinya sangat penting dalam menuntun dan memberi penerangan kepada umat manusia. 2.1.3.2. Mad’u ( penerima dakwah) Unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba' 28:
ﺱ ﻟﹶﺎ ِ ﺎﺮ ﺍﻟﻨ ﻦ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺜ ﻭﹶﻟ ِﻜ ﻧﺬِﻳﺮﹰﺍﻭ ﺑﺸِﲑﹰﺍ ﺱ ِ ﺎﻙ ِﺇﻟﱠﺎ ﹶﻛﺎﻓﱠ ﹰﺔ ﻟﱢﻠﻨ ﺎﺳ ﹾﻠﻨ ﺭ ﺎ ﹶﺃﻭﻣ (28 :ﻮ ﹶﻥ )ﺳﺒﺄﻌﹶﻠﻤ ﻳ Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba: 28) Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam;
28 sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan. Mad'u (penerima dakwah) terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad'u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad'u tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar. 2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat Jawa. 3. Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan golongan orang tua. 4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman, buruh, dan pegawai negeri. 5. Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya, menengah, dan miskin. 6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita. 7. Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana, dan sebagainya (Arifin, 1996: 13-14). 2.1.3.3 Maddah ( Materi Dakwah ) Membahas pesan dakwah adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan pesan dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan pesan
29 dakwah itu pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Akidah, yang meliputi: a. Iman kepada Allah; b. Iman kepada Malaikat-Nya; c. Iman kepada Kitab-kitab-Nya; d. Iman kepada Rasulrasul-Nya; e. Iman kepada hari akhir; f. Iman kepada qadha-qadhar 2. Syari'ah a. Ibadah (dalam arti khas): Thaharah, Sholat, Zakat, Shaum, Haji b. Muamallah (dalam arti luas) meliputi: al-Qanunul Khas (hukum Perdata), dan al-Qanunul 'am Muamalah (hukum niaga). Al-Qanunul Khas (hukum Perdata) meliputi: Munakahat (hukum nikah), Waratsah (hukum waris), dan sebagainya. Al-Qanunul 'am (hukum publik) meliputi: Hinayah (hukum pidana), Khilafah (hukum negara), Jihad (hukum perang dan damai), dan lain-lain 3. Akhlaq, yaitu meliputi: a. Akhlak terhadap khaliq b. Akhlak terhadap makhluk yang meliputi: (1). Akhlaq terhadap manusia yang meliputi: (a) Diri sendiri (b). Tetangga
30 (c). Masyarakat lainnya (2) Akhlaq terhadap bukan manusia yang meliputi: (a). Flora (b). Fauna (c). Dan lain sebagainya (Anshari, 1993 : 27-31) 2.1.3.4. Wasilah (media dakwah) Wasilah (media) dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. Untuk menyampaikan
ajaran
Islam
kepada
umat,
dakwah
dapat
menggunakan berbagai wasilah. Ya'qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, dan audio visual : 1. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya. 2. Tulisan,
buku
majalah,
surat
kabar,
surat
menyurat
(korespondensi) spanduk, flash-card, dan sebagainya. 3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya. 4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, slide, ohap, internet, dan sebagainya. Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang
dapat
merangsang
indra-indra
manusia
serta
dapat
31 menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. 2.1.3.5. Thariqah (metode) Abdul Kadir Munsyi (1982: 29) mengartikan metode sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu. Sedangkan dalam metodelogi pengajaran ajaran Islam disebutkan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis dan umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah (Yusuf dan Soesanto, 1981: 38). Dalam kaitannya dengan pengajaran ajaran Islam, maka pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat diterima dan dicerna dengan baik. Metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja (Partanto dan Barri, 1994: 461). Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau biasa diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da'i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu dalam komunikasi, metode dakwah ini lebih dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh seorang da'i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang.
32 Adapun metode dakwah di antaranya: metode ceramah, diskusi, anjangsana/silaturahmi dan sebagainya. 2.2. Fungsi Perencanaan Dakwah 2.2.1 Pengertian Perencanaan dakwah Dalam kehidupan modern dewasa ini, perencanaan merupakan bagian dari cara hidup dan cara mewujudkan berbagai usaha untuk dapat bertahan, tumbuh dan berkembang dalam suasana lingkungan yang selalu berubah. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa setiap orang itu adalah perencana dalam artian yang tidak formal. Bahkan anak-anak pun dapat membuat perencanaan setelah masa belajar usai dan memasuki saat liburan sekolah. Perencanaan informal dan bersifat pribadi semacam itu membuat hidup mempunyai arah dan tujuan. Sedangkan perencanaan yang bersifat formal akan mengarahkan manajer untuk menggerakkan tenaga dan mengerahkan sumber daya untuk pencapaian tujuan organisasi (Muchtarom, 1997: 62). Pada perencanaan dakwah terkandung di dalamnya mengenai hal-hal yang harus dikerjakan seperti apa yang harus dilakukan, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa perencanaan dapat berarti proses, perbuatan, cara merencanakan atau merancangkan (KBBI, 2002: 948). Secara terminologis, perencanaan dirumuskan oleh para ahli dalam redaksi dan titik tekan yang berbeda, di antaranya:
33 1. Menurut Harold Koontz dan Cyril O'donnel (1967 : 699), perencanaan merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi arahnya suatu perusahaan atau suatu bagiannya di kemudian hari. 2. Menurut Louis Allen (1961 : 98) , perencanaan didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manager dalam menentukan terlebih dahulu suatu cara bertindak. 3. Menurut Manullang (1963 : 48), perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternative dari
pada
tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan,
prosedur-
prosedur dan program-program. 4. Menurut George R.Terry (1977 : 173), planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation of proposed activities believed necessary to achieve desired results (perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan). 5. Menurut Sondang P.Siagian (1970 : 129), planning adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam tujuan yang telah ditentukan.
rangka pencapaian
34 Dari beberapa pengertian tentang dakwah dan perencanaan tersebut, maka perencanaan dakwah dapat dirumuskan yaitu proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis mengenai tindakantindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka penyelenggaraan dakwah (Shaleh, 1977 : 64). Dengan demikian, perencanaan merupakan proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara detail dari satu pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Perencanaan merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam waktu tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu, perencanaan merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum diperbuat, ia merupakan perencanaan yang berisikan imajinasi ke depan sebagai suatu tekad bulat yang didasari nilai-nilai kebenaran. Untuk
memperoleh
perencanaan
yang
kondusif,
perlu
dipertimbangkan beberapa jenis kegiatan yaitu; a. Self-audit (menentukan keadaan organisasi sekarang). b. Survey terhadap lingkungan c. Menentukan tujuan (objektives) d. Forecasting (ramalan keadaan-keadaan yang akan datang) e. Melakukan tindakan-tindakan dan sumber pengerahan f. Evaluate (pertimbangan tindakan-tindakan yang diusulkan g. Ubah dan sesuaikan "revise and adjust" rencana-rencana sehubungan dengan hasil-hasil pengawasan dan keadaan-keadaan yang berubah-
35 ubah.Communicate, berhubungan terus selama proses perencanaan (Mahmuddin, 2004: 24). 2.2.2. Manfaat Perencanaan Dakwah Perencanaan merupakan sebuah proses yang menentukan cara mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek dengan cara yang efektif. Proses perencanaan dakwah itu merupakan tindakan sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang lebih baik untuk mencapai sebuah sasaran dakwah. Rencana aktivitas cenderung menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih akurat mengenai waktu yang telah dibutuhkan untuk menjalankan sebuah strategi, dengan demikian menghasilkan deadlines yang lebih realistis untuk melaksanakan proyekproyek dan mencapai sasaran (Gary, 1994: 67) Secara
umum,
perencanaan
membantu
untuk
menghindari
penundaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan suatu tindakan, dan untuk kembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin atas kegagalan. Di samping itu, perencanaan juga dapat membantu dalam mengestimasi biaya-biaya dari strategi yang diajukan, dengan demikian memberikan kesempatan kepada seorang manajer untuk mengevaluasi apaapa yang harus dilakukan (Gary, 1994: 68) Menurut Handoko (1999 : 81), perencanaan mempunyai banyak manfaat. Sebagai contoh, perencanaan 1) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; 2) membantu dalam
kristalisasi
persesuaian
pada
masalah-masalah
utama;
3)
36 memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas; 4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; 5) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; 6) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; 7) membuat tujuan
lebih
khusus,
terperinci
dan
lebih
mudah
dipahami;
8)
meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan 9) menghemat waktu, usaha dan dana. Dengan demikian, maka perencanaan merupakan sebuah proses pemantauan kemajuan dalam mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek, memudahkan pendelegasian tanggungjawab, dan pengokoordinasian. Jadi, perencanaan merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu antara lain: •
Dapat memberikan batasan tujuan (sasaran dan target dakwah) sehingga mampu mengarahkan para da'i secara tepat dan maksimal.
•
Menghindari penggunaan secara sporadis sumber daya insani dan menghindari pula benturan di antara aktivitas dakwah yang tumpangtindih.
•
Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memecahkan masalah dakwah.
•
Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da'i dan mengenai fasilitasi, potensi, dan kemampuan umat.
37 •
Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara baik.
•
Menghemat fasilitas dan kemampuan insani serta materiil yang ada.
•
Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif dan tertentu.
•
Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksanaan sehingga akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna (Munir dan Ilaihi, 2006: 105) Selanjutnya, mungkin ada sebuah pertanyaan, mengapa harus
dilakukan perencanaan? Perencanaan ini diperlukan karena: •
Perencanaan itu dapat memberikan arah ke mana dakwah itu harus dibawa.
•
Dapat mengurangi dampak dari perubahan yang tidak diinginkan.
•
Dapat meminimalisir suatu pemborosan dan kelebihan.
•
Dapat menentukan standar dalam pengendalian dakwah. Dengan perencanaan yang matang, maka dapat memantapkan
aktivitas dakwah yang terakomodasi. Perencanaan dakwah memberikan sebuah arah kepada para da'i atau pelaku dakwah dalam sebuah organisasi dakwah. Ketika para da'i mengetahui ke mana arah organisasi itu, dan apa yang harus mereka sumbangkan guna mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan, maka para da'i dapat mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka, bekerja sama satu sama lain, dan bekerja sama dengan tim. Tanpa adanya sebuah perencanaan dakwah, maka departemen-departemen dakwah
38 mungkin bekerja dengan tujuan yang saling bertentangan dan sebagai ujungujungnya dapat menghambat organisasi dakwah itu sendiri untuk bergerak secara efisien menuju sasaran-sasarannya. Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong para da'i untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan kondisi umat, mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapantanggapan yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi tindakantindakan para mad'u yang kemudian dapat dengan cepat ditanggapi oleh para pelaku dakwah. Dengan adanya perencanaan diharapkan dapat mengurangi kegiatankegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu, apabila sarana dan tujuan-tujuannya jelas, maka ketidakefisienan menjadi jelas yang dapat dikoordinasikan dan dihilangkan (Munir dan Ilaihi, 2006: 105) Akhirnya, perencanaan itu menentukan sasaran-sasaran yang digunakan untuk mengendalikan. Dalam perencanaan dakwah, para da'i harus menyusun sasaran-sasaran mad'u yang akan didakwahi. Sebagai fungsi pengendaliannya, maka para da'i memperbandingkan kinerja aktual dengan sasaran-sasaran tersebut, mengidentifikasi setiap penyimpangan yang penting, dan mengambil tindakan koreksi yang perlu. Singkatnya, tanpa ada perencanaan tidak akan ada sistem pengendalian dakwah. 2.2.3 Langkah-Langkah Perencanaan Dakwah Rincian kegiatan perencanaan tersebut menggambarkan adanya persiapan dan antisipasi ke depan yang berkaitan dengan kegiatan
39 perencanaan yang akan dilakukan. Atas dasar itu maka perencanaan dakwah merupakan proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka penyelenggaraan dakwah (Shaleh, 1977: 64). Menurut Munir dan Ilaihi (2006: 95) dalam organisasi dakwah, merencanakan di sini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan dan menyusun hirarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan
dan
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan.
Pada
perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus dikerjakan, dan sarana-sarana bagaimana yang harus dilakukan. Dengan demikian perencanaan dakwah dapat berjalan secara efektif dan efesien bila diawali dengan persiapan yang matang. Sebab dengan pemikiran secara matang dapat dipertimbangkan kegiatan prioritas dan non prioritas, Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan dakwah dapat diatur sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Berdasarkan uraian di atas, maka proses perencanaan dakwah meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Forecasting Forecasting
adalah
tindakan
memperkirakan
dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan kejadian yang mungkin timbul dan dihadapi di masa depan berdasarkan hasil analisa terhadap data dan keterangan-keterangan yang konkrit (Shaleh, 1977: 65).
40 Singkatnya forecasting adalah usaha untuk meramalkan kondisi-kondisi yang mungkin terjadi di masa datang (Terry dan Rue, 1972: 56). Perencanaan dakwah di masa datang memerlukan perkiraan dan perhitungan yang cermat sebab masa datang adalah suatu prakondisi yang belum dikenal dan penuh ketidakpastian yang selalu berubah-ubah. Dalam memikirkan perencanaan dakwah masa datang, jangan hanya hendaknya mengisi daftar keinginan belaka. Di dalam al-Qur'an telah diterangkan perlunya forecasting, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hasyr (59): 18 :
(18 :ﻐ ٍﺪ )ﺍﳊﺸﺮ ﺖ ِﻟ ﻣ ﺪ ﺎ ﹶﻗﺲ ﻣ ﻧ ﹾﻔ ﺮ ﻨ ﹸﻈﻭﹾﻟﺘ ﷲ َ ﺗﻘﹸﻮﺍ ﺍﻮﺍ ﺍﻣﻨ ﻦ ﺁ ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﺎ ﹶﺃﱡﻳﻬﻳ Artinya :
Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah clan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. al-Hasyr: 18 :)
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam rangka forecasting diperlukan
adanya
kemampuan
untuk
lebih
jeli
di
dalam
memperhitungkan dan memperkirakan kondisi objektif kegiatan dakwah di masa datang, terutama lingkungan yang mengitari kegiatan dakwah, seperti keadaan sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan yang mempunyai pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) pada setiap pelaksanaan dakwah. Dalam kerangka forecasting ini, berbagai tindakan yang perlu diperhatikan adalah:
41 1) Evaluasi keadaan Hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan rencana dakwah yang lalu terwujud. Dari hasil telaah dan penelitian itu, maka dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaannya. Dari situ dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga memerlukan tindak lanjut perbaikan di masa datang (Hafidhuddin, 1998 : 192). 2) Membuat Perkiraan-perkiraan Langkah ini dilakukan berdasarkan kecenderungan masa lalu, dengan bertolak pada asumsi; kecenderungan masa lalu diproyeksikan pada masa yang akan datang, peristiwa yang terjadi berulang-ulang pada masa datang, menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain. Bertolak dari asumsi di atas, maka diperlukan pendekatan sebagai berikut; a) Pendekatan ekstrapolasi; yaitu perluasan data di luar data yang tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia. (KBBI, 2001: 222). b) Pendekatan normatif; yaitu pendekatan yang berpegang teguh pada norma atau kaidah yang berlaku (KBBI, 2001: 618). c) Pendekatan campuran. 3) Menetapkan sasaran/tujuan 4) Merumuskan berbagai alternatif 5) Memilih dan menetapkan alternatif
42 6) Menetapkan rencana b. Objectives Objectives diartikan sebagai tujuan. Sedangkan yang dimaksud dengan tujuan adalah nilai-nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Untuk mencapai nilai-nilai itu dia bersedia memberikan pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu, terjangkau (Davis, 1951: 90). Penyelenggaraan dakwah dalam rangka pencapaian tujuan, dirangkai ke dalam beberapa kegiatan melalui tahapan-tahapan dalam periode tertentu. Penetapan tujuan ini merupakan langkah kedua sesudah forecasting. Hal ini menjadi penting, sebab gerak langkah suatu kegiatan akan diarahkan kepada tujuan. Oleh karena itu, ia merupakan suatu keadaan yang tidak boleh tidak harus menjadi acuan pada setiap pelaksanaan dakwah. Tujuan tersebut harus diarahkan pada sasaran dakwah yang telah dirumuskan secara pasti dan menjadi arah bagi segenap tindakan yang dilakukan pimpinan. Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk target atau sasaran kongkrit yang diharapkan dapat dicapai (Muchtarom, 1996: 41 – 42). Sasaran dakwah tersebut harus diperjelas secara gamlang guna mengetahui kondisi sasaran yang diharapkan, wujud sasaran tersebut berbentuk individu maupun komunitas masyarakat (Hafidhuddin, 1998 : 184 – 185).
43 c. Mencari berbagai tindakan dakwah Tindakan dakwah harus relevan dengan sasaran dan tujuan dakwah, mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang dapat diambil, sebagai tindakan yang bijaksana. Tindakan dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam, sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Ketidaksingkronan dalam menentukan isi dakwah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pribadi muslim (Hafidhuddin, 1998 : 189 – 190). Oleh karena itu jika sudah ditemukan berbagai alternatif tindakan, maka perencana harus menyelidiki berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh, dalam arti bahwa perencana harus memberikan penilaian terhadap kemungkinan tersebut. Pada tiap-tiap kemungkinan tersebut,
harus
diperhitungkan
untung
ruginya
dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menjadi dasar pengambilan keputusan. d. Prosedur kegiatan Prosedur adalah serentetan langkah-langkah akan tugas yang berkaitan, ia menentukan dengan cara-cara selangkah demi selangkah metode-metode yang tepat dalam mengambil kebijakan (Terry dan Rue, 1972 : 69). Prosedur kegiatan tersebut merupakan suatu gambaran mengenai sifat dan metode dalam melaksanakan suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, prosedur terkait dengan bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
44 e. Penjadwalan (Schedul) Schedul merupakan pembagian program (alternatif pilihan) menurut deretan waktu tertentu, yang menunjukkan sesuatu kegiatan harus diselesaikan. Penentuan waktu ini mempunyai arti penting bagi proses dakwah. Dengan demikian, waktu dapat memicu motivasi. (SP. Siagian, 1981 : 11) Untuk itu perlu diingat bahwa batas waktu yang telah ditentukan harus dapat ditepati, sebab menurut Drucker semakin banyak menghemat waktu untuk mengerjakan pekerjaan merupakan pekerjaan profesional (Drucker, 1986: 41). f. Penentuan lokasi Penentuan lokasi yang tepat, turut mempengaruhi kualitas tindakan dakwah. Oleh karena itu, lokasi harus dilihat dari segi fungsionalnya dari segi untung ruginya, sebab lokasi sangat terkait dengan pembiayaan, waktu, tenaga, fasilitas atau perlengkapan yang diperlukan. Untuk itulah lokasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka perencanaan dakwah. g. Biaya Setiap kegiatan memerlukan biaya, kegiatan tanpa ditunjang oleh dana yang memadai, akan turut mempengaruhi pelaksanaan dakwah. Pusat Dakwah Islam Indonesia memberikan defenisi tentang dana dakwah, yaitu segala tenaga atau modal uang peralatan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan dakwah (Forum Dakwah, 1971: 306).
45 Batasan tersebut meliputi segala perbendaharaan yang bernilai material yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam pelaksanaan dakwah. Perintah berkorban dengan harta didahulukan dari pada berkorban dengan jiwa, karena dana sangat dibutuhkan baik di waktu damai maupun di waktu perang (Forum Dakwah, 1971: 306). Pernyataan tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. alTaubah (9:41):
ﻢ ﺮ ﱠﻟ ﹸﻜ ﻴﺧ ﻢ ﷲ ﹶﺫِﻟﻜﹸ ِ ﺳﺒِﻴ ِﻞ ﺍ ﻢ ﻓِﻲ ﺴﻜﹸ ِ ﻭﺃﹶﻧﻔﹸ ﻢ ﺍِﻟ ﹸﻜﻣﻮ ﻭﹾﺍ ِﺑﹶﺄﺎ ِﻫﺪﻭﺟ (41 :ﻮ ﹶﻥ ) ﺍﻟﺘﻮﺑﺔﻌﹶﻠﻤ ﺗ ﻢ ﺘﺇِﻥ ﻛﹸﻨ Artinya: Dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. al-Taubah: 41)
BAB III GAMBARAN UMUM DAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON SEMARANG 3.1. Gambaran umum
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon Semarang. 3.1.1 Sejarah dan Latar Belakang berdirinya Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama di Palebon Pedurungan Semarang secara resmi berdiri pada hari Ahad
12
Januari 2003 dihadapan Notaris Djoko Sanyoto, SH. Dengan akta notaris no 12. Pembentukan Yayasan ini bermula dari sebuah kegiatan Pengajian Ahad Pagi Bersama yang dilaksanakan pertama kali pada tanggal 07 Mei 2000. Pengajian ini pada waktu itu hanya diikuti + 55 orang jamaah dengan penceramah KH Muhammad Anshari, BA. (Wawancara dengan Bapak Supangat, 30 April 2007). Seiring dengan perjalanannya dari tahun ke tahun yang senantiasa berkembang baik dari jamaah maupun respon dari masyarakat luas. Maka muncul pemikiran untuk melembagakan Pengajian Ahad Pagi Bersama menjadi sebuah yayasan. Pendirian Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama merupakan gagasan dari H.M Ali Mansur SH. CN M. Hum. Gagasan ini muncul ketika Ali Mansur menjadi penceramah di sebuah pengajian di daerah
46
47
Lamper, namun pengajian dirasa kurang dinamis karena hanya dilaksanakan pada satu tempat. Idepun terus berkembang dikalangan jama'ah musholla Al-Ikhlas yang memandang perlu adanya ukhuwah Islamiyah di wilayah Palebon Barat. Maka takmir msjid Al-Ikhlas menawarkan gagasan pada ketua masjid Al-Muhajirin, Masjid AlIhsan, Masjid Al-Hikmah dan Mushollah Nurul Iman untuk membentuk
pengajian
bersama.
(Wawancara
dengan
Bapak
Ramelan, 30 April 2007). Selanjutnya pada tanggal 25 April 2000 bertempat di musholla Al-Ikhlas diadakan rapat yang dihadiri oleh masjid AlMuhajirin, Masjid Al-Ihsan, Masjid Al-Hikmah dan Mushollah Nurul Iman. Dalam rapat itu disepakati beberapa hal : - Berdirinya forum silaturahmi masjid dan musholla yang berupa Pengajian Ahad Pagi Bersama. - Pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi Bersama diawali (putaran perdana) bertempat di musholla Al-Ikhlas dengan pembicara KH. M. Anshori, BA - Pengurus Pengajian Ahad Pagi Bersama terhitung mulai tanggal terbentuknya yaitu tanggal 25 April 2000 – sekarang dengan susunan pengurus sebagai berikut : Penanggung Jawab
: Ir. HA. Fuad, MBA
Koordinator
: H.M. Ali Mansur, SH.CN.M.Hum
Sekretaris
: Drs. H. Supangat, MM
48
Wakil Sekretaris
: Drs. H. Ramelan
Bendahara
: Tatang Sutisna
Sub Koordinator -
Musholla Al-Ikhlas
: Mansjoer
-
Masjid Al-Ikhsan
: H. Arief Suyoto
-
Masjid Al-Hikmah
: Gunarto
-
Masjid Al-Muhajirin
: Ir. Suyuti
-
Masholla Nurul Iman
: Drs. Sugeng Alal
-
Masjid Nurul Iman
: Asyhadi Noor, BA (Sejak tahun 2001)
Humas / Publikasi
: 1. Dwi Yanto 2. Drs. Herman 3. Suyadi 4. Mulyadi 5. M.A. Kodir. SE 6. Sutrisno 7. Muntasir, S.Sos 8. H. Ngatirin, SH (Sejas tahun 2001). (Dokumentasi sejarah Berdirinya YAPAPB,2003: 3-4)
Pasca Harlah I masjid Nurul Iman diterima menjadi sebagai anggota Pengajian Ahad Pagi Bersama yang ke-6. Selang beberapa waktu jamaah Pengajian Ahad Pagi Bersama semakin bertambah
49
banyak, maka ada sebuah pemikiran untuk segera mewujudkan gagasan untuk mendirikan yayasan, namun membutuhkan kurun waktu untuk merenung dan mengkristalkan ide-ide tentang corak yayasan yang akan dibentuk. Berkat keinginan yang kuat dari segenap pengurus Pengajian Ahad Pagi Bersama untuk mewujudkan sebuah yayasan, maka tanggal 23 November 2002 diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh koordinator Pengajian Ahad Pagi Bersama yaitu HM. Ali Mansur dan notulen H. Ramelan yang mana mengusulkan beberapa
nama yayasan yang akan dibentuk.
(Dokumentasi sejarah Berdirinya YAPAPB,2003: 4) Setelah melalui proses pengendapan dari berbagai ide-ide yang berkembang di depan. Pertimbangan yang menonjol bahwa image PAPB dalam sebuah nama yayasan tidak dapat dipisahkan. Kemudian pada tanggal 11 Januari 2003 bertempat di sekretariat PAPB diadakan rapat khusus kembali yang diikuti oleh ta'mir dari 4 masjid dan 2 mushalla sebagai pengurus PAPB. Berdasarkan rapat tersebut dibahas tentang rancangan yayasan yang akan dinotariskan pada tanggal 12 Januari 2003 yang antara lain disepakati : a. Nama yayasan : Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama disingkat YAPAPB b. Tentang muqadimah, tujuan, azaz dan pengurus harian yayasan serta komisi-komisi yang ada dalam yayasan.
50
c. Komposisi / Struktur Organisasi yayasan tersusun sebagai berikut: Pembina Pengawas Ketua Umum Ketua I sampai dengan V Sekretaris Umum Sekretaris I dan II Bendahara Umum Bendahara I dan 2 anggota Komisi – komisi ada 5 : 1. Komisi Pemdidikan dan Kebudayaan 2. Komisi Kesehatan dan Sosial 3. Komisi Ekonomi dan Pemberdayaan Umat 4. Komisi Dakwah, Informasi dan Sumber Daya Manusia 5. Komisi
Sarana
dan
Prasarana
(Dokumentasi
sejarah
Berdirinya YAPAPB,2003: 5) 3.1.2. Struktur Organisasi Berikut ini pengurus Yayasan APAPB (Pengajian Ahad Pagi Bersama) periode 12 Jnuari 2003 sampai dengan 12 Januari 2008. Pembina
: Prof . Dr. H. M. Amin Syukur, MA.
Pengawas
: Dr. H.A Mukhoyar, MA.
Ketua Umum
: HM. Ali Mansur, SH. CN. M.Hum
51
Ketua I
: Drs. H. Supangat
Ketua II
: H. Arief Suyoto
Ketua III
: K. Ashadi Noor, BA
Ketua IV
: HM. Bakhri
Sekretaris Umum : Drs. H. Ramelan Sekretaris I
: H. Muntasir, S.Sos
Sekretaris II
: Ir. Sayuti
Bendahara Umum : Dra. Hj. Dwi Retno Purwanti B Purwadi Bendahara I
: M. Abdul Kodir, SE
Anggota
: 1. H. Burhan 2. Gunarto
52
Struktur Organisasi Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
Pembina
Pengurus
Pengawas
Ketua Umum Ketua I, II, III, IV, V Pengurus dan anggota
Sekretaris Umum Sekretaris I, II Pengurus & Anggota Pengurus harian
Komisi Dikbud
Komisi Kes Sos
Bendahara Umum Bendahara I Pengurus anggota
Komisi Ekonomi & PDU
Komisi Dakwah Info & SDM
Komisi Sarana & Prasarana
Gambar 1. Struktur Organisasi Yayasan Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Ket : : Garis komando
53
3.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon 3.2.1. Forecesting Perencanaan dakwah berarti tindakan pengambilan keputusan yang dilakukan sekarang untuk penyelenggaraan dakwah dimasa mendatang. Perencanaan dakwah yang tidak didahului dengan perkiraan dan perhitungan dimasa depan, merupakan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan secara untung-untungan. Sebuah lembaga ataupun organisasi sudah barang tentu mempunyai perkiraanperkiraan dimasa depan. Begitu juga dengan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon pada awal berdiriya sudah memiliki rancangan kegiatan yang akan dilakukan untuk lima tahun kedepan. Adapun perkiraan-perkiraan tersebut antara lain : a) Penambahan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk kelancaran keberhasilan program kerja. b) Mendirikan balai pengobatan yang kemudian akan dijadikan poliklinik. c) Sumber daya manusia yang ada diharapkan mempunyai dedikasi, loyalitas yang tinggi untuk mendukung semua kegiatan baik dibidang pendidikan, bidang dakwah, bidang sosial, maupun bidang kesehatan. d) Pengembangan pada bidang dakwah selain kegiatan pengajian ahad pagi bersama yang dilakukan secara rutin setiap minggunya, juga diadakannya
kegiatan
muhasabah
yang
dilakukan
setiap
54
menyambut tahun baru hijriyah dan penerbitan bulletin Al Ahad yang diterbitkan setiap bulan. Dengan adanya perkiraan-perkiraan tersebut diatas diharapkan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dapat menjalankan segala aktivitasnya dan tugasya dengan baik. 3.2.2. Objectives ( menentukan tujuan ) Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan dapat terlaksana atau terwujud dengan baik : 1. Dengan adanya kegiatan dakwah yang diadakan rutin setiap minggunya diharapkan merupakan suatu bentuk untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. 2. Terealisasinya sarana dan prasarana bidang pendidikan 3. Bentuk pengabdian diri terhadap masyarakat 3.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah Tindakan-tindakan dakwah merupakan suatu penjabaran dari sasaran dakwah yang telah ditentukan dalam bentuk aktivitas nyata. Sebagai penjabaran dari sasaran tindakan-tindakan dakwah haruslah relevan dengan sasaran itu, baik luasnya maupun macam-macam aktivitas yang akan dilakukan. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dalam perkiraan dimasa mendatang,
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon merasa perlu untuk menjabarkan segala tindakan-tindakan
55
dakwah yang akan dilakukan, berkaitan dengan apa yang terjadi pada masyarakat sekitarnya yaitu antara lain : 1. Meningkatkan dan memperdalam kesadaran umat Islam khususnya masyarakat sekitarnya untuk mempelajari dan mengamalkan ajaranajaran Islam yang sesuai dengan Alqur'an dan Hadits secara sungguh-sungguh. 2. Memelihara dan merawat sarana prasarana yang sudah ada untuk dimanfaatkan dengan baik. 3. Menjaga dan membina kesehatan jasmani dan rohani masyarakat. 4. Menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon menyelenggarakan segala usaha-uasaha dibidang pendidikan. 3.2.4. Penetapan metode Segala bentuk usaha yang telah disampaikan atau dirintis oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dilakukan dengan atau melalui berbagai cara sesuai dengan bidangnya masingmasing : 1.
Bidang Pendidikan Para tenaga pengajar biasanya memberikan diskusi dan tanya jawab kepada para siswanya setelah selesai memberikan materi.hal ini bertujuan agar para siswa tidak mengalami kejenuhan dalam setiap jam pelajaran dilaksanakan. Metode diskusi dan tanya jawab ini juga untuk mengetahui apakah materi yang telah
56
disampaikan para tenaga pengajar dapat difahami dan dimengerti oleh para siswa, selain itu juga untuk melatih mental para siswa dalam mengungkapkan pendapat. 2. Bidang Dakwah Kegiatan dakwah yang ada di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon yang secara rutin dilakukan setiap minggunya adalah pengajian. Metode yang digunakan dalam meyampaikan materi pengajian adalah dengan ceramah. Namun satu hal yang menarik disini adalah para da'inya/mubaligh didatangkan
lansung
dari
orang-orang
dibidangnya, artinya bukan hanya
yang
berkualitas
dari berprofesi sebagai
penceramah saja melainkan juga sebagai tenaga pengajar dilembaga itu. 3. Bidang Sosial Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dikenal sebagai yayasan yang cukup dekat dengan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Salah satu metode yang digunakan antara lain mengadakan penyuluhan kesehatan kepada para jama'ah pengajian dan warga sekitar. 3.2.5. Penetapan jadwal (schedule) Sebelum kegiatan dakwah dilaksanakan terlebih dahulu disusun serangkaian jadwal
yang telah ditetapkan oleh pengurus yayasan.
Dengan penetapan jadwal diharapkan kegiatan yang nanti dilaksanakan
57
dapat tertata dan tersusun dengan baik dan lebih terkoordinir. Contoh susunan jadwal kegiatan dakwah khususnya pada pengajian ahad pagi bersama di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut : JADWAL CERAMAH PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA TAHUN 2007/1427/1428 H Sekolah
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
Pendidikan
IT
25-3-2007
1- 7 - 2007
7- 10 - 2007
25- 11- 2007
Masjid
UMUM
AKHLAK
HADIST
TAFSIR
Al Hikmah
1 - 4 - 2007
8 – 7 – 2007
14 – 10 - 2007
2 – 12 – 2007
PAPB
Mushola
SIRROH
TASAWUF
TAFSIR
SIRROH NABI
HADITS
Nurul
NABI
8 – 4 – 2007
15 – 7 -2007
21 - 10 – 2007
9 – 12 – 2007
Iman
7-1- 2007
Masjid
HADITS
TAFSIR
FIQH
AKHLAK
SIRROH NABI
Al Ikhlas
25-2-2007
15 – 4 – 2007
22 – 7 – 2007
28 – 10 - 2007
16 – 12 – 2007
Masjid Al-
SIRROH
HADITS
UMUM
FIQH
AKHLAK
Muhajirin
NABI
22 – 4 -2007
29 – 7 – 2007
4 – 11 - 2007
23 – 12 – 2007
4-3-2007 Masjid
AKHLAK
SIRROH NABI TASAWUF
UMUM
FIQH
Nurul
11-2-2007
29 – 4 – 2007
5 – 8 – 2007
11 – 11 – 2007
30 – 12 - 2007
Masjid
FIQH
AKHLAK
HADITS
TASAWUF
Al Ikhlas
18-3-2007
6 – 5 – 2007
12 – 8 – 2007
18 – 11 - 2007
Iman
3.2.6. Penetapan lokasi Kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dilaksanakan di daerah Pedurungan
khususnya
wilayah
Palebon.
Tempat
pelaksanaan
pengajian rutin selain di yayasan tersebut, juga mempunyai lokasi lain
58
di masjid-masjid dan mushola-mushola yang ada di wilayah palebon berjumlah lima ( 3 masjid dan 2 mushola). Untuk kelancaran dan terlaksananya suatu aktifitas dakwah tidak terlepas dari faktor biaya dan pendanaan, hal ini merupakan salah satu faktor penting keberhasilan penyelenggaraan dakwah. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon membentuk suatu kepanitiaan di bidang pendanaan dibawah bendahara untuk mencari, menghimpun dan mengkoordinasi pemasukan dalam setiap bulannya. Hal ini didukung dengan adanya para donator yang setiap bulannya memberikan untuk mensukseskan dan terlaksananya aktivitas dakwah. 3.2.7. Penetapan Biaya Untuk kelancaran suatu aktivitas dakwah tidak terlepas dari faktor biaya atau pendanaan, hal ini merupakan faktor pendukung keberhasilan dakwah. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
membentuk
kepengurusan
harian
kepanitiaan untuk
di
bidang
menghimpun
dana
dan
di
bawah
mengkoordinir
pemasukan dalam setiap bulannya. Hal ini didukung pula adanya para donator yang memberikan infaq untuk mensukseskan keberhasilan aktivitas dakwah. 3.3. Program Kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramlan dijelaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama membuat rencana kerja yang berupa program kerja
59
untuk satu periode kepengurusan (5 tahun). Berikut ini adalah progrm kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama untuk tahun 2003-2008 yang merupakan hasil keputusan ketua yayasan melalui musyawarah dengan beberapa pengurus antara lain : 1. Komisi Pendidikan dan Kebudayaan -
Mendirikan sekolah mulai dari play group dan TK
-
Mendirikan SLTP Islam terpadu, yaitu sekolah dengan kurikulum SLTP Umum dan pemberian pendidikan Islam secara intensiv. Kelas-kelas yang ditawarkan adalah kelas unggulan. Dengan jumlah siswa satu kelas hanya 20 – 25 anak didik.
-
Meningkatkan kualitas siswa, guru dan perangkat belajar yang dilakuan bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan lain.
2. Komisi Kesehatan dan sosial a. Bidang Kesehatan -
Mendirikan balai pengobatan yang kemudian akan dikembangkan menjadi poliklinik.
-
Memberikan penyuluhan tentang kesehatan. Sasarananya para jamaah dan warga sekitar, dilaksakan bekerjasama dengan masjid-masjid, musholla-musholla dan Majlis Ta'lim yang ada.
b. Bidang Sosial. -
Mendata jamaah prasejahtera
-
Membentuk bea siswa kepada keluarga jamaah
60
3. Komisi Ekonomi dan Peberdayaan Umat a. Bidang Koperasi Koperasi yang akan dibentuk bertujuan untuk bisa memberikan modal atau tambahan modal kerja kepada para anggota supaya bisa meningkatkan pendapatannya. Sifat kegiatan koperasi bersifat produktif. Bentuk usaha atau kegiatan yang dikembangkan antara lain : simpan pinjam. b. Bidang Usaha dan Sarana Kegiatan bidang usaha dan sarana antara lain : Penyediaan hewan kurban, membuka toko buku dan alat tulis, membuat produk-produk yang menguntungkan. 4. Komisi Pengembangan Dakwah Informasi dan SDM -
Menyelenggarakan muhasabah (perenungan atau dzikir bersama) seperti
saat
nyambut
1
Muharam
1424
H.
Kegiatan
ini
diselenggarakan kerjasama dengan masjid-masjid dan mushollamusholla. -
Melanjutkan penerbitan buletin al-Ahad dengan menambah materi di luar ceramah agama. Misalnya masalah kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
-
Penerbitan buku-buku saku seperti buku Khotbah, buku tentang petunjuk praktis pengalaman ajaran agama Islam.
61
5. Komisi Sarana dan Prasarana -
Pemeliharaan sarana atau barang inventaris milik yayasan atau lembaga di bawah yayasan seperti : kursi pengajian.
-
Pembangunan gedung yayasan dengan lembaga-lembaga dalam lingkup yayasan seperti : balai pengobatan, sekolah, dan sebagainya. Tahap awal direncanakan membangun gedung yayasan dua lantai dengan biaya sekitar 1 Miliar. Untuk pelaksanaannya telah disusun oleh panitia, baik pelaksanaan maupun penggalian dana. Perencanaan memungkinkan suatu bentuk kegiatan dapat berjalan
lebih terarah dan teratur. Disamping itu juga memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang benarbenar dihadapi pada saat kegiatan diselenggarakan. Suatu perencanaan juga menetapkan apa yang akan dilaksanakan, bagaimana pelaksanaannya serta siapa yang akan melaksanakan (Munir dan Ilaihi, 2006: 95) Berkaitan dengan program kerja tersebut di atas diadakan rapat kerja yang berfungsi : -
Menjaring data yang sebanyak-banyaknya tentang permasalahan myang dihadapi.
-
Perencanaan dalam pendanaan
-
Mengidentifikasi dan menyatukan kebutuhan umat
-
Mempersiapkan fasilitas-faslitas yang ada Segala bentuk kegiatan atau tindakan akan berjalan efektif bila mana
menggunakan cara-cara yang tepat. Pada yayasan ini metode yang digunakan
62
adalah komitmen atau kesepakatan bersama antara masing-masing pengurus untuk melaksanakan program kerja yang ada, dan kerjasama antara pihak yayasan dengan lembaga-lembaga lain diluar yayasan. Misalnya adanya kerjasama dengan biro perjalanan haji (penyelenggaraan pelaksanaan haji), adanya
kerjasama
dengan
lembaga
pendidikan
(kegiatan
studi
banding).(Wawancara dengan Bapak Ramlan, 30 April 2007) Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dalam Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon, program kerja yang telah ditetapkan tidak seluruhnya dapt terealisasi. Jika hal ini diprosentasikan, maka kurang lebih ada 50 % program yang dapat terealisasi. Faktor yang menjadi kendala yayasan tersebut antara lain karena masih kurangnya sarana dan prasarana sehingga dalam pengembangannya tidak dapat berjalan dengan baik, ketersediaan dana, kurangnya lahan atau lokasi untuk pengembangan dakwah. Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa pola manajemen yang dikembangkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama masih kurang dari kerangka ideal. Hal ini disebabkan karena kurang maksimalnya sssproses perencanaan yang telah diterapkan. Disamping itu juga penjabaran yang dilakukan oleh masing-masing tingkat kepengurusan harus lebih mengena pada sasaran yang akan dicapai. Sehingga kedepan diperlukan adanya perbaikan manajemen, jika memang Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama mempunyai keinginan menjadi lembaga yang ideal.
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN PENERAPAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG 4.1. Gambaran umum Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang 4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang berdirinya Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Yayasan Bimatama pertama kali berdiri pada tahun 1995. Pada saat itu masih bertempat di kantor BPD Cabang Pembantu Bangkong. Yayasan Bimatama pada awalnya mendirikan beberapa unit pendidikan diantaramya KB (kelompok bermain), TK, dan SD. Dua tahun kemudian tepatnya ditahun 1997 Yayasan Bimatama memutuskan untuk membangun gedung SD sendiri. Berawal dari ide inilah yayasan Bimatama memutuskan untuk berpindah tempat di daerah Banyumanik tepatnya di Jl. Klentengsari. Tanah tersebut diperoleh dari salah seorang donatur yang berada di Jakarta, yang kemudian dimanfaatkan untuk pembangunan gedung SD. Selain digunakan untuk sarana pendidikan SD juga untuk sarana KB dan TK. (Wawancara dengan Ibu Sri Yamti, 1 Mei 2007). Dengan melihat perkembangan yayasan yang cukup baik dan begitu cepat khususnya di bidang pendidikan, ternyata mendapat respon dari donatur dan pengurus yayasan untuk memperluas sarananya. Akhirnya yayasan mendapatkan modal kerja dari BPD
63
64
Jateng yang digunakan untuk membangun gedung KB dan TK. Bersamaan dengan itu pula yayasan Bimatama mendapatkan tanah wakaf seluas 3,5 hektar yang diperoleh dari para donatur dan pengurus yayasan itu sendiri. Tidak lama kemudian yayasan Bimatama mendapatkan pinjaman modal kerja lagi dari BPD Jateng digunakan untuk pembangunan gedung SMP. Sehingga dari tahun 1997 sampai tahun 1999 secara resmi yayasan Bimatama sudah memiliki sarana pendidikan yang terdiri dari KB, TK, SD dan SMP. Setelah yayasan Bimatama dapat merealisasikan di bidang pendidikan, beberapa pengurus mempunyai ide atau gagasan untuk mengembangkannya di bidang dakwah. Yang mana dengan adanya kegiatan dakwah dapat menampung aspirasi bukan hanya dari pengurus tetapi juga wali murid serta masyarakat disekitar yayasan. Dengan mendapat persetujuan dari masing-masing pengurus dan para donatur, akhirnya yayasan mendirikan masjid " al Azhar " pada tahun 2000. Pembangunan masjid itu berada tidak jauh dari lingkungan yayasan, lembaga pendidikan dan masyarakat. Sehingga semua oramg atau masyarakat dapat memanfaatkan pembangunan masjid tersebut (Wawancara dengan Sri Yamti, 1 Mei 2007). Dengan pembangunan masjid maka banyak sekali kegiatan – kegiatan dakwah yang dilaksanakan. Baik dari kegiatan yang dilakukan oleh murid-murid itu sendiri maupun kegiatan dakwah yang diadakan oleh para wali murid. Tentunya segala bentuk
65
kegiatan dakwah yang berada di masjid al azhar dibawah naungan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan mendapat wewenag langsung dari pengurus yayasan Bimatama (wawancara dengan ketua yayasan Bimatama) (Wawancara dengan Sri Yamti, Sebagai Ketua Harian, 1 Mei 2007). 4.1.2. Struktur Organisasi Yayasan Bimatama
Pembina
Pengurus
Pengawas
Ketua Umum Ketua I, II, III, IV, V
Seksi Pendidikn
Sekretaris Umum
Bendahara Umum
Sekretaris I, II
Bendahara I, II
Seksi Perlengka pan
Seksi Pengumpulan dana
Seksi Pengembangan sarana dan prasarana
Seksi Pembinaan masjid untuk masyarakat (dakwah))
Gambar 2. Struktur Organisasi Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Ket : : Garis komando
Seksi Humas
66
4.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Di Yayasan Bimatama Banymanik Semarang 4.2.1. Forecasting ( perkiraan masa depan) Suatu
lembaga
atau
organisasi
sudah
barang
tentu
mempunyai rencana untuk mencapai keberhasilan dari setiap kegiatan atau aktifitas dakwahnya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai keberhasilan tersebut Yayasan Bimatama mempunyai suatu rancangan atau perkiraan yang akan dilakukan dimasa mendatang antara lain : a) Mewujudkan lembaga pendidikan yang berguna bagi agama bangsa dan negara dengan berprinsip pada iman dan taqwa, berpengetahuan luas serta berbudi luhur. b) Peningkatan dan pengembangan kegiatan-kegiatan dakwah dengan SDM yang berkualitas dengan materi-materi dakwah yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. c) Peningkatan dan pengembangan konsolidasi organisasi untuk menuju target yang diharapkan. d) Memperluas jaringan kegiatan dakwah 4.2.2. Objective ( Tujuan ) Perkiraan rencana untuk yang akan datang tidak lepas dari tujuan organisasi, atau nilai-nilai tersebut nantinya dijadikan acuan dasar dalam melangkah untuk menciptakan suatu hasil yang diinginkan.
Yayasan
Bimatama
dalam
melangkah
kedepan
67
mempunyai tujuan yang nyata untuk dilaksanakan. Tujuan tersebut antara lain : •
Untuk membawa umat manusia agar merealisasikan ajaran Islam.
•
Secara bertahap membangun generasi Islam yang cerdas dengan bertumpu pada iman dan takwa.
•
Meningkatkan syiar Islam
4.2.3. Penetapan Tindakan Dakwah Sebuah tindakan dalam penyelenggraan dakwah sangat penting untuk mendukung sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Tindakan ini dapat dijadikan sebagai solusi alternatif yang dapat diambil sebagai tindakan yang bijaksana. Kebijaksanaan yang diambil ini harus sesuai dengan keadaan masyarakat Islam sekarang agar tidak terjadi dampak negatif dalam kehidupan umat. Sebelum pengambilan
tinadakan
dakwah,
harus
benar-benar
memperhitungkan baik dan buruknya dengan memperhatikan gejalagejala yang ada. Pada
Yayasan Bimatama terdapat beberapa
tindakan dakwah yang diambil dalam penyelenggaraan kegiatan dakwah, antara lain : a) Menanamkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang baik kepada anak-anak, remaja dan anggota keluarga serta menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan.
68
b) Membentengi anak dari pengaruh budaya asing dengan jalan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami. c) Menyelenggarakan
penelitian
buku-buku
Islam,
majalah-
majalah dan pengetahuan umum yang berdasarkan pada Al qur'an dan hadits. d) Meningkatkan pengetahuan dan mempraktekkan ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan Al qur'an dan hadits pada masyarakat. 4.2.4. Penetapan Metode Dalam melasanakan suatu aktifitas atau pekerjaan agar tertata dan tersusun dengan baik membutuhkan sebuah prosedur yang tepat atau metode yang jeli sebelum melangkah. Hal ini dikerenakan apa yang akan kita laksanakan nanti dapat berjalan semaksimal mungkin. Penetapan metode dijadikan mencari langkah yang tepat dalam pengambilan kebijakan sesuai program yang telah direncanakan. a) Bidang Pendidikan Metode yang digunakan pada bidang pendidikan adalah dengan cara ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi dan pengembangan diri. Pengembangan diri ini seperti menghafalkan surat-surat pendek dan ayat-ayat al Qur'an sebelum para siswa masuk kelas, selain itu juga jama'ah shalat dhuhur, jum'at amal dan sebagainya.
69
Selain itu terdapat pula metode untuk melatih otak para siswa yaitu dengan diadakannya seminar untuk anak didik
yang
dilaksanakan setiap enam bulan sekali, tema yang disampaikan berhubungan dengan kesehatan, keislaman, kepemimpinan, kedisiplinan dan lain-lain. Adapula metode lain yang digunakan adalah study banding antar sekolah. b) Bidang Dakwah Pada bidang dakwah metode yang dilakukan adalah dengan ceramah, talk show dan diskusi. Dapat dijelaskan bahwa metode ceramah ini biasanya dilakukan setiap hari kamis dan jum'at, jama'ah pengajian ini sebagian besar di ikuti para ibu-ibu dan remaja masjid. Metode talk show dilakukan beberapa bulan sekali yang biasanya menghadirkan para narasumber yang berkompeten dibidangnya sesuai dengan tema yang dibahas. Sedangkan untuk metode diskusi biasanya dilaksanakan setiap sebulan sekali dengan diikuti para remaja-remaja masjid dan dibuka untuk umum. c) Bidang Sosial Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Yayasan Bimatama diwujudkan dalam bentuk santunan kepada orang yang tidak mampu, penyaluran daging kurban setiap lebaran haji biasanya diberikan kepada masyarakat sekitar.
70
4.2.5. Penetapan Jadwal Penetapan jadwal sangat penting untuk mengatur dan menyusun tema yang akan disampaikan dan penentuan waktu. Adapun jadwal kegitan dakwah di Yayasan Bimatama adalah sebagai berikut : 1. Kajian Tafsir Al qur'an Koordinator
: Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu
: Setiap hari ba'da subuh s/d 05.30 WIB
Materi
: Kajian Tafsir Al qur'an
Pembicara
: Ustd. Ulil Albab Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
2. Terjamah Kalimat Al qur'an Koordinator
: Ibu Wati Hemanto
Waktu
: Setiap hari Senin, 09.00-10.30 WIB
Materi
: Belajar menerjemahkan kalimat Al qur'an perkata
Pembicara
: Ustd. M. Wasro'i
3. Kajian Jum'at Dhuha Koordinator
: Ibu Herman Ahmad dan Ibu Ferry Irwanto
Waktu
: Setiap hari Jum'at, 08.00-10.00 WIB
Materi
: Aqidah, Akhlak, Fiqh
Pembicara
: Sesuai jadwal persemester
4. Kajian Irmaza
71
Koordinator
: Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu
: Setiap hari Kamis, 18.30-20.00 WIB
Materi
: Aqidah, Akhlak, Fiqh
Pembicara
: Sesuai jadwal
5. Kajian Tafsir Hadits Koordinator
: Ibu Ananto Kusumo
Waktu
: Setiap hari Rabu I dan III, 18.30-20.00 WIB
Materi
: Membahas hadits Bukhori Muslim
Pembicara
: Ustd. Ir. M. Syafi'i
6. Tahsin Tilawah Koordinator
: Ibu Dwi Mulyani
Waktu
: Setiap hari Selasa dan Kamis, 09.00-10.30 WIB
Materi
: Belajar membaca Al qur'an dengan metode qiro'ati
Pembicara
: Ustd. Harmaeli, Ustzh. Kusmiyati, Ustzh. Sofieah
7. Qiro'ati Irmaza Koordinator
: Sdr. Efendi
Waktu
: Setiap hari Selasa, 18.00-19.30 WIB
Materi
: Belajar membaca Al qur'an dengan metode qiro'ati
72
Pembicara
: Ustd. Eko Mudin Su'ur
8. Kajian Pra Munakahat Koordinator
: Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu
: Setiap hari Kamis, 18.30-20.30 WIB
Materi
: Pernikahan
Pembicara
: Sesuai jadwal
9. Qiro'ah Koordinator
: Ibu Ninik
Waktu
: Setiap hari Senin, 08.00-09.00 WIB
Materi
: Melagukan bacaan Al qur'an
Pembicara
: Ustd. Abdul Wahid
10. Qiro'ati dan Tilawah Al qur'an Koordinator
: Ibu Lestari Uji
Waktu
: Setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, 10.00-11.30 WIB
Materi
: Belajar membaca Al qur'an dengan metode qiro'ati
Pembicara
: Ustd. A. Jaelani S.A.g
4.2.6. Penetapan Lokasi Segala bentuk kegiatan baik dibidang pendidikan dan bidang dakwah yang dilaksanakan oleh Yayasan Bimatama mempunyai lokasi atau tempat yang strategis. Untuk kampus atau gedung sekolah itu sendiri bertempat di jalan klentengsari Pedalangan.
73
Sedangkan semua akrivitas yang berkaitan dengan kegiatan dakwah di adakan di Masjid Al Azhar, lokasinya sangat berdekatan antara gedung sekolah dan masjid. 4.2.7. Penetapan Biaya Sebagian besar biaya atau pendanaan yang diperoleh dari para donatur. Para donatur itu sendiri adalah para wali murid dari murid-murid yang bersekolah
di TK, SD, SMP Al Azhar.
Sedangkan pendanaan untuk akivitas dakwah diproleh melalui infaq para jama'ah pengajian. 4.3. Program Kerja Yayasan Bimatama Banyumanik Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka yayasan Bimatama membuat rencana kerja yang berupa program kerja untuk satu periode kepengurusan (5 tahun). Berikut adalah program kerja yayasan Bimatama untuk periode tahun 2002-2007 yang merupakan hasil keputusan ketua pimpinan melalui musyawarah yang berpedoman pada anggaran dasar yaitu: a. Seksi Pendidikan -
Mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan ajaran Islam untuk membina agar menjadi muslim yang taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara.
b. Seksi Perlengkapan -
Menyediakan fasilitas untuk semua kegiatan sekolah dan kegiatan pengajian
74
-
Segera menyelesaikan inventarisasi aset yayasan
c. Seksi Pengumpulan Dana -
Pendataan dan pengaktifan donatur
-
Melaksanakan iuran bulanan
-
Mengadakan usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat (Dokumentasi sejarah Berdirinya Yayasan Bimatama Banyumanik, 2003: 6)
d. Seksi Sarana dan Prasarana -
Memperluas bangunan sekolah untuk SD, SMP dan SMU
e. Seksi Pembinaan Masjid untuk Masyarakat (dakwah) -
Memantapkan mekanisme kegiatan masjid
-
Penerbitan buletin Al-Azhar sebagai pelengkap diluar materi ceramah
-
Peningkatan intensitas dakwah melalui masjid, majlis ta'lim maupun kepada mayarakat umum terutama anak didik, remaja masjid dan para wali murid
f. Seksi Humas -
Bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan kemasyarakatan
-
Mengkoordinir para donatur dan jamaah dalam kegiatan yayasan.
75
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan program adalah : a. Program
yang
dicanangkan
hendaknya
menambah
pemahaman
keagamaan . b. Program direncanakan dengan pertimbangan dapat dilaksanakan dengan melihat pada kemampuan fasilitas sasaran-sasaran dan prasarana serta kesempatan. c. Program yang direncanakan mampu memecahkan masalah atau minimal membantu memecahkan masalah yang ada. (Wawancara dengan Ibu Ani Hidayati, tanggal 1 Mei 2007). Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dalam Yayasan Bimatama Banyumanik, program kerja yang telah ditetapkan tidak seluruhnya dapat terealisasi. Jika hal ini diprosentasikan, maka kurang lebih ada 70 % program yang dapat terealisasi. Faktor yang menjadi kendala yayasan tersebut antara lain karena keterbatasan waktu, ketersediaan dana, kesibukan pengurus di luar organisasi dan lain sebagainya. Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa pola manajemen yang dikembangkan oleh Yayasan Bimatama relatif dalam kondisi lebih baik. Beberapa hal yang menjadi kurang maksimalnya proses perencanaan yang telah diterapkan adalah masih kurangnya segi pendanaan, fasilitas yang belum tercukupi dalam hal media dakwah, masih kurangnya komitmen dan konsolidasi antar pengurus. Disamping itu juga tata hubungan yang kurang kompak atau harmonis antar pengurus dalam hal ini kurang responnya
76
dalam menyikapi dan mencermati pelaksanaan dakwah di lapangan. Sehingga kedepan diperlukan adanya perbaikan manajemen, jika memang Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang mempunyai keinginan menjadi lembaga yang ideal.
BAB V ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG 5.1.
Analisis Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. 5.1.1 Forecesting Memperkirakan atau memperhitungkan sebuah perencanaan sangat diperlukan dalam sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini berkaitan erat dengan suatu keadaan yang belum kita kenal dan selalu berubah-ubah. Maka dari itu diperlukan sebuah sumber daya manusia yang pengamatan yang seksama dan jeli dalam memperhitungkan serta memperkirakan kondisi yang sebenarnya kegiatan dakwah dimasa mendatang. Dari penelitian yang telah kami lakukan di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon terdapat perhitungan dan perkiraan yang akan dilaksanakan untuk beberapa tahun yang akan datang, terutama mengenai tentang kondisi yayasan diantaranya : pertama, pengembangan sarana dan prasarana adalah sebagai wujud untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar, baik itu untuk para tenaga pengajarnya ataupun para murid. Kedua,
77
78
mendirikan balai pengobatan yang akan dikembangkan menjadi poliklinik, disini bertujuan agar masyarakat sekitar yayasan dapat menikmati fasilitas yang telah disediakan. Ketiga, mempunyai SDM bekualitas dan berdedikasi tinggi, dapat berpotensi untuk menghasilkan tenaga-tenaga berkualitas pada pelaksanaan kegiatan dakwah. Keempat, pengembangan pada bidang dakwah, diharapkan di bidang dakwah adanya penigkatan baik dari segi materi maupun sasaran dakwahnya. Dari beberapa perkiraan tersebut diatas sudah barang tentu diharapkan semuanya berjalan dengan apa yang telah diinginkan, namun segala bentuk usaha tidak terlepas dari ketidakberhasilan. Akan
tetapi di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon dapat dilihat bahwa forecasting yang telah dibuat benarbenar telah diperhitungkan secara matang, dan mempunyai suatu tujuan yang baik, sehingga tidak menutup kemungkinan akan dapat berhasil dimasa mendatang. 5.1.2 Objektives Dari penelitian yang telah kami lakukan pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dapat dikatakan nilainilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh yayasan ini dapat digolongkan kedalam secara umum dan secara khusus. Tujuan secara umum menampilan Islam sebagaiagama rahmatan lilalamin, suka beramal dan ikhlas, merealisasikan dakwah Islam dan Amar
79
ma'ruf nahi munkar yang bersumber pada Al qur'an dan Hadits. Secara khusus data diuraikan bahwa ingin terus meningkatkan kegiatan pengajian ahad pagi bersama baik dari penceramahnya, da'inya dan jama'ahnya dengan menjawab persoalan-persoalan zaman yang semakin maju, terlaksananya pengadaan sarana dan prasarana baik di bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang sosial. Dari
uraian
tersebut
secara
jelas
bahwa
langkah
perencanaan untuk menetapkan tujuan organisasi di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon tersusun dengan baik dan mempunyai nilai yang mulia untuk kehidupan dunia dan akhirat. 5.1.3 Penetapan Tindakan Dakwah Penetapan tidakan dakwah diperlukan untuk mencari dan menyelidiki berbagai kemunginan yang ada sebagai tindakan yang bijaksana. Adanya hubungan tindakan dakwah dengan tujuan atau sasaran yang akan dicapai harus benar-benar melaukan pemikiran yang mendalam dalam penetapan tindakan dakwah. Salah sedikit dapat menimbulkan persoalan baru dalam lingkungan yayasan maupun masyarakat. Pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam penetapan tindakan dakwah melalui masyarakat dan diusahakan semaksimal mungkin untuk diaplikasikan dalam
80
kehidupan berorganisasi dan kemasyarakatan khususnya untuk umat Islam. Beberapa contoh tindakan dakwah Pengajian
Yayasan Amal
Ahad Pagi Bersama Palebon adalah meningkatkan dan
memperdalam kesadaran umat Islam khususnya masyarakat sekitar untuk sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan ajaranajaran Islam, menanamkan kesadarn betapa pentingnya agama (Islam) dan pendidikan, memberikan bea siswa pada anak pra sejahtera
dan
sebagainya.
Dari
contoh-contoh
tersebut
memperkirakan butuh kemamapuan dan usaha yang keras untukmenciptakan atau menghasilkan SDM yang berguna untuk agama, bangsa dan negara. 5.1.4 Penetapan Metode Sebuah rancangan bagus, tujuan yang mulia dan tindakan yang tepat apabila tidak dibarengi dengan cara atau metode yang baik pula tidak akan mewujudkan atau menghasilkan tujuan yang ingin dicapai. Metode dakwah sangat terkait dengan bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan, hal ini membutuhkan langkahlangkah yang tepat metode yang tepat dalam mengambil kebijakan untuk syi'ar Islam. Pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam melaksanakan suatu pekerjaan sangat memerlukan metode dalam setiap langkah dakwahnya, beberapa metode yang dilakukan
81
pada yayasan ini mencerminkan untuk membentuk pendewasaan diri, berfikir lebih maju, menciptakan ide-ide yang cemerlang yaitu dengan jalan metode diskusi, ceramah, tanya jawab, studi banding (untuk
bidang
pendidikan).
Dari
metode-metode
tersebut
diharapkan ampu mencetak kader yang berkualitas baik yang berhubungan dengan urusan dunia dan akhirat. 5.1.5 Penetapan Jadwal Agar tertata dengan baik dan sistematik, ditentukan pula adanya penjadwalan. Penjadwalan ini dapat berfungsi untuk mengatur semua kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan sukses. Dalam Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon pengaturan penjadwalan khususnya untuk kegiatan pengajian rutin ditentukan oleh pengurus dengan melihat sanggup tidaknya, kemampuannya, dan tempat untuk pengajian. Contohnya untuk bidang aqidah yang ditugasi sebagai nara sumber harus benar-benar orang yang mampu dibidang tersebut, untuk jadwal materi dan tempat ditentukan pengurus yayasan dan diketahui oleh para penceramah. 5.1.6 Penetapan Lokasi Lokasi menjadi faktor penting dalam kemajuan sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini beralasan dengan lokasi yang strategi dan nyaman dalam kegiatan dakwahnya dapat berpengaruh pada pembiayaan, waktu, tenaga, fasilitas dan perlengkapan. Pada
82
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon mempunyai tempat di daerah perkotaan jauh dari kebisingan dan kesibukan masyarakat kota, jarak dari jalan protokol sekitar 500 meter. Lokasinya
berada
ditengah-tengah
masyarakat,
tapi
tidak
menganggu aktivitas dakwahnya. 5.1.7 Penetapan Biaya Penetapan biaya menjadi faktor penentu dalam sebuah organisasi atau lembaga, meskipun dengan sebuah perkiraan rencana yang bagus, tujuan yang jelas, dan metode yang tepat serta program kerja yang sistematik tidak akan terleksana apabila tidak di imbangi segi pendanaan yang memadai. Pada Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon dalam penentuan
pendanaannya selain sumber dana dari para wali murid juga didapatkan dari para donator luar, dan infak para jama'ah pengajian. Dengan demikian semua pembiayaan dalam penyelenggaraan kegiatan dakwah di danai dengan biaya sendiri, dan dapat dibilang pembiayaan untuk Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon masih kurang dalam kelangsungan kegiatan dakwah. 5.2. Analisis
Fungsi
Perencanaan
Dakwah
di
Yayasan
Bimatama
Banyumanik Semarang. 5.2.1. Forecesting Bahwasannya setiap lembaga atau organisasi mempunyai perkiraan dan perhitungan yang matang yang akan dilakukan
83
dimasa depan. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon mempunyai perkiraan dan perhitungan dimasa mendatang, yakni peningkatan sarana dan prasarana mendirikan balai pengobatan, peningkatan SDM dan peningkatan program kegiatan dakwah. Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik mempunyai perkiraan
dan
perhitungan
masa
mendatang
antara
lain
mewujudkan lembaga pendidikan yang berguna bagi bangsa dan negara,
peningkatan
dan
pengembangan
kegiatan
dakwah
khususnya untuk kemakmuran masjid, peningkatan kedisiplinan SDM yang dimiliki dan sebagainya. Paparan perkiraan dan perhitungan masa depan Yayasan Bimatama Banyumanik diatas menggambarkan dengan jelas arah dan pola pengembangan sebuah lembaga atau yayasan tersebut. Secara umum arah dan pola pengembangan dakwah diatas adalah lebih mengutamakan adanya peningkatan dan kedisiplinan SDM yang dimiliki, artinya SDM yang ada harus mempunyai kedisiplinan tinggi dan berkualitas khususnya dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh pimpinan yayasan. Seorang pemimpin tidak menginginkan adanya pembagian tugas yang setengahsetengah.
Selain
itu
juga
perkiraan
tersebut
ingin
lebih
meningkatkan akan pentingnya kesadaran masyarakat dalam kegiatan dakwah. Dengan demikian perkiraan yang telah ada
84
menunjukkan sebuah pola tujuan yang bagus dalam mencapai target atau sasaran yang diharapkan. 5.2.2. Objektives Penetapan tujuan merupakan aspek penting kedua setelah perkiraan, hal ini dikarenakan gerak langkah suatu penylenggaraan dakwah atau kegiatan akan diarahkan pada tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan suatu keadaan yang harus ada untuk dijadikan acuan pada setiap pelaksanaan dakwah. Pada Yayasan Bimatama Banyumanik secara garis besar dalam penetapan tujuan memperhatikan perkembangan zaman sekarang ini yang semakin maju dan modern tanpa menghilangkan norma-norma
agama
atau
syari'at
Islam.
Tujuan
tersebut
diantaranya secara umum untuk merealisasikan ajaran-ajaran Islam kepada semua umat, membangun generasi Islam yang cerdas bertumpu pada iman dan taqwa dan meningkatkan syiar Islam. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah terciptanya kualitas dan keunggulan SDM, pengembangan konsolidasi organisasi, peningkatan dan pengembangan model dan kualitas pendidikan, peningkatan dan pengembangan kurikulum dan materi dakwah dan pembinaan kedisiplinan dalam beraktivitas. Dari tujuan yang telah ditetapkan oleh Yayasan Bimatama Banyumanik tersebut dapat dikatakan bahwa sasaran atau target yang ingin dicapai jelas baik untuk pembentukan pribadi muslim
85
yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berdedikasi tinggi untuk kemajuan imat Islam serta untuk membina, mengembangkan dan mensyiarkan syariat Islam kepada umat Islam umumnya dengan berpegang teguh pada Alqur'an dan Hadits sebagai bekal hidup dan pedoman untuk kehidupan dunia dan akhirat. 5.2.3. Penetapan Tindakan Dakwah Dalam penetapan tindakan dakwah diharapkan nantinya dapat menimbulkan pengaruh yang baik terhadap jalannya suatu organisasi atau lembaga tersebut. Berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh itu memberikan penilaian tindakan dakwah apakah langkah atau kebijaksanaan itu tepat pada sasaran atau tujuan dakwah. Oleh karena itu tindakan dakwah harus ada korelasinya dengan
tujuan
dan
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya sebagai tolok ukur atau patokan sebelum pengambilan keputusan. Pada Yayasan Bimatama Banyumanik terdapat beberapa tindakan dakwah yang diambil dapat dikatakan bahwa keputusankeputusan tersebut memperlihatkan sebuah usaha yang sungguhsungguh dalam menanamkan kesadaran kepad semua pihak betapa pentingnya
sebuah
pendidikan.
Hal
ini
ditandai
dengan
menawarkan sebuah kurikulum yang beda dengan lembaga pendidikan lain berlandaskan pada Al qur'an dan Hadits tanpa menghilangkan nilai-nilai pancasila. Selain itu segala tindakan
86
dakwah yang diambil terkonsentrasi pada peningkatan pengetahuan umat Islam yang beriman dan bertaqwa untuk mengikuti perkembangan era globalisasi yang terus maju dengan tidak mengenyampingkan syari'at Islam yaitu aqidah, fiqh dan akhlak. 5.2.4. Penetapan Metode Sebelum melaksanakan sebuah aktifitas atau pekerjaan dalam hal ini penyelenggaraan dakwah kita tidak boleh melupakan akan prosedur, langkah-langkah, metode, cara atau strategi yang matang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Metode ini merupakan gambaran untuk menyikapi keadaan di lapangan secara langsung bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan tersebut. Pada Yayasan Bimatama Banyumanik metode yang telah ditawarkan dapat dikatakan bahwa metode yang diambil baik pada bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang sosial menandakan sebuah tawaran baru untuk membina, mengarahkan, membimbing dan menasehati dengan nilai-nilai bagus yang dapat bermanfaat untuk pembentukan diri (pribadi muslim) dan diharapkan menciptakan SDM yang berkualitas, beriman, dan bertaqwa dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang banyak mempengaruhi moral generasi muda. Selain itu metode yang ditawarkan menginginkan suasana tanpa melupakan tujuan utam belajar untuk dapat berekspresi, berargument dan mencari inspirasi serta ide-ide bagus untuk selangkah lebih maju baik pada bidang pendidikan,
87
dakwah dan sosial. Secara garis besar dalam penetapan metode pada Yayasan Bimatama tidak menginginkan adanya pembunuhan karakter berfikir yang dimiliki oleh masing-masing individu ( siswa atau para Jama'ah) tapi tetap berpegang pada al Qur'an dan Hadits. 5.2.5. Penetapan Jadwal Penetapan jadwal berpengaruh besar dalam kelangsungan pelaksanaan penyelenggaraan dakwah, hal ini dikarenakan tanpa adanya jadwal semua kegiatan akan tidak teratur seolah-olah tidak tersusun atau tertata dengan baik. Dengan adanya penetapan jadwal pula diharapkan dapat menanamkan motivasi yang tinggi demi kelancaran kegiatan. Selain itu juga mengatur waktu dalam melaksanakan aktivitas atau kegiatan merupakan pekerjaan profesional. Dari jadwal yang telah ditetapkan pada Yayasan Bimatama Banyumanik dapat dikatakan bahwa pembentukan jadwal dibuat dengan jelas, nyata, dan terorganisir. Hal ini dapat dilihat pada penetapan jadwal pengajian dakwah terdapat beberapa nama jama'ah pengajian dengan diberi koordinatornya, waktu, materi yang akan disampaikan dan pembicaranya. Dalam penjadwalan ini menunjukkan sebuah perencanaan yang matang dan siap sebelum pelaksanaan kegiatan dakwah, dengan harapan dapat berjalan lancar dan mendapat respon dari para jama'ah pengajian dan masyarakat pada umumnya.
88
5.2.6. Penetapan Lokasi Dalam penentuan lokasi kegiatan dakwah harus benar-benar diperhitungkan secara matang baik buruknya tempat tersebut dalam melaksanakan kegiatan dakwah. Hal ini dapat berpengaruh pada pembianyaannya, waktu, tenaga, fasilitas, perlengkapan dan minat masyarakat umumnya khususnya para jama'ah pengajian, para siswa dan elemen pengurusnya. Dengan demikian lokasi tidak bisa dipisahkan
dalam
perencanaan
dakwah
untuk
memajukan
perkembangan sebuah organisasi dan penyelenggaraan dakwahnya. Pada Yayasan Bimatama Banyumanik dapat dikatakan mempunyai lokasi yang strategis, nyaman dan terjangkau kepada semua pihak yang berada di daerah perkotaan jauh dari kesibukan masyarakat kota setiap harinya. Lokasinya ini dapat dikatakan berada pada lingkungan akademik yang berdekatan dengan beberapa perguruan tinggi, sehingga dalam proses penyelenggaraan dakwah
khususnya
pendidikanya
lebih
mendukung
dalam
perkembangannya. Jarak lokasi dengan jalan raya cukup dekat sekita 300 meter namun kegiatan dakwahnya tidak terganggu oleh aktivitas masyarakat umum. 5.2.7. Penetapan Biaya Sebuah perencanaan yang baik, program yang bermutu, tujuan yang jelas tidak ada gunanya kalau tidak adanya pembiayaan yang memadai. Biaya disini sangat berperan penting dalam
89
mempengaruhi pelaksanaan dakwah, tanpa adanya biaya yang memadai bukan mustahil sebuah organisasi atau lembaga dalam pelaksanaan kegiatannya akan jalan ditempat. Pada Yayasan Bimatama Banyumanik dalam penetapan biaya dapat dikatakan bahwa sebagian besar biaya diperoleh dari para donator, wali murid dan infaq dari para jama'ah pengajian. Dalam menetapkan biaya ini yang mempunya peran penting adalah jajaran pengurus yayasan yang telah dibentuk untuk mencari penggalian dana selain dari para wali murid, donatur dan infaq. Biaya kegiatan dakwah khususnya pendidikan yang dilaksanakan pada Yayasan Bimatama Banyumanik dapat dikatakan cukup tinggi untuk masyarakat umum. Untuk bidang dakwah, operasional pembiayaan pengajian disamping ada alokasi dana dari pengurus yayasan juga banyak para jama'ah pengajian yang memberikan infak untuk kelangsungan kegiatan pengajian dakwah tersebut. Dengan demikian secara garis besar segi pembiayaan pada Yayasan Bimatama Banyumanik baik di bidang pendidikan, bidang dakwah, dan bidang sosial dapat dibilang cukup memadai sebagai faktor pendukung yang penting untuk kelangsungan yayasan tersebut.
90
5.3. Analisis Program Kerja Terealisasi di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Sebuah lembaga atau organisasi bisa dikatakan baik dan terkenal tidak lepas dari pola menajemen yang teratur dan rapi. Manajemen yang yang tersusun baik dan terkoordinir mempunyai sebuah tujuan yang benarbenar ingin dicapai tidak hanya sebagai tulisan belaka yang berfungsi sebagai
formalitas dalam mendirikan organisasi. Dalam hal ini segala
sesuatu memerlukan menejemen dan pengelolaan dalam mencapai tujuan yang ingin diwujudkan. Program kerja merupakan aspek penting dalam pengelolaan sebuah lembaga atau organisasi. Salah satu faktor berhasil tidaknya sebuah lembaga dapat dilihat dari program kerja yang telah disusun, tentunya dalam pembuatan program kerja sudah mempertimbangkan dengan detail kira-kira yang dihadapi nanti. Sebagai manusia kita pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, demikian juga dengan program kerja ada yang baik dan buruk, ada yang berhasil dan ada yang tidak. Program kerja dapat diartikan sebagai rencana yang sekali digunakan, mencakup kumpulan yang relative besar dari aktivitas organisasi dengan menspesifikasikan langkah-langkah utama, urutan dan waktu, serta unit yang bertanggung jawab untuk setiap langkah. Dari hasil melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dari dua lembaga dakwah yaitu Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
91
Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang ada perbedaan yang cukup signifikan realisasi program kerja yang telah disusun. Tingkat perbedaan tersebut mencapai 20 % bahkan lebih, hal ini disebabkan karena pola manajerial dan budaya organisasi antara kedua yayasan tersebut berbeda. Program keja pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon telah dipaparkan secara jelas pembagian tugas masing-masing pengurus sehingga kinerjanya diharapkan benar-benar dapat berjalan dengan baik dan lancar, dibandingkan dengan Yayasan Bimatama program kerja yang ada terlihat kurang spesifik kepada siapa saja tugas tersebut akan diberikan tanggung jawab. Namun pada kenyataan yang ada pola manajerial yang berhasil berjalan dengan baik dan tertata rapi melainkan Yayasan Baimatama. Hal ini disebabkan Yayasan Bimatama sangat mengutamakan kedisiplinan dan profesionalitas pada masing-masing program kerja yang ada, sehingga program kerja yang ada relatif dapat berjalan dengan baik. Salah satu fungsi manajemen, planning ( perencanaan) yang diterapkan oleh Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sudah relatif baik, sedangkan pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon masih relatif kurang berjalan dengan baik. Sehingga kondisi ini memberi dampak yang cukup signifikan terhadap pelaksanaan dakwah yang dikembangkan kedua yayasan tersebut.
92
5.4. Persamaan dan Perbedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam proses penyelenggaraan dakwah masih menggunakan manajemen lebih khusus perencanaan masih konvensional dan cenderung berjalan apa adanya, hal ini karena dipengaruhi beberapa hal. Konvensional berhubungan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan lembaga dakwah yang dikembangkan, baik yang berhubungan dengan lembaga itu sendiri, sumber daya manusia, maupun proses manajemen yang diterapkan. Yayasan Bimatama Banyumanik dalam proses penyelenggaraan dakwah lebih memiliki konsep manajemen yang baik lebih khusus perencanaan yang dimiliki dan cukup sistematis karena prinsip-prinsip manajemen didukung oleh kemampuan dan budaya yang modern. Dalam aplikasinya, disamping menggunakan fungsi manajemen terutama perencanaan diatas, Yayasan Bimatama Banyumanik juga menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang berpedoman pada syari'at islam yaitu al Qur'an dan Hadits. Dari perbedaan tersebut terdapat pula persamaan-persamaan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik adalah sama-sama berpedoman pada syari'at Islam al Qur'an dan Hadits menerapkan amar ma'ruf nahi munkar, menerapkan fungsi-fungsi manajeman terutama perencanaan dakwahnya, mencetak kader-kader bangsa yang Islami. Sedangkan perbedaannya terletak pada
93
aplikasi manajemen dakwah yang diterapkan, dimana Yayasan Bimatama Banyumanik lebih bisa menerapkan fungsi manajemen dakwah. Persamaan dan perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni : 1. SDM yang dimiliki Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik didukung oleh SDM yang relatif baik. Hal ini dapat dilihat dari kepengurusan personel yang kebanyakan berbasis perguruan tinggi. Hanya saja anggota pengurus salah satu yayasan ada juga yang mempunyai latar belakang pendidikan biasa, sehingga kondisi ini mempengaeuhi pemikiran dan aktifitas dakwah yang dikembangkan. 2. Etos kerja dan tanggung jawab Etos kerja dan tanggung jawab pengurus terhadap yayasan yang dimiliki kedua yayasan terdapat perbedaan yang cukup bararti. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon terlihat lebih fleksibel dan kurang ketatnya kedisiplinan dalam menilai hasil kerja anggotanya dan mayoritas anggotanya mempunyai aktifitas dan kesibukan yang luar biasa sehingga perhatian dan konsentrasi terhadap yayasan relatif berkurangdan belum maksimal, sehingga perkembangan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam konteksnya sebagai lembaga dakwah menjadi kurang lancar. Yayasan Bimatama Banyumanik didukung oleh personel pengurus dengan budaya dan lembaga yang melekat dengan aturan dan
94
pedoman yang kuat serta mengutamakan kedisiplinan yang tinggi, sehingga menciptakan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. 3. Hubungan dengan masyarakat Kedua
yayasan
sama-sama
mengedepankan
silaturahmi
dalam
menjalankan hubungan dengan masyarakat. Hanya saja pada kenyataannya Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon lebih terbuka untuk masyarakat
kalangan
umum,
dibandingkan
Yayasan
Bimatama
Banyumanik yang terkesan lebih tertutup. Sehingga sikap yang diberikan kepada kedua yayasan tersebut lebih berdasarkan pertimbangan subyektif, tidak secara obyektif. Kondisi inilah yang sebenarnya harus dihilangkan ari mayoritas masyarakat secara umum. 5.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persamaan dan Perdedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. 1. Faktor sarana dan prasarana Sarana dan prasarana menjadi faktor penting dalam setiap aktivitas kegiatan dakwah dari kedua yayasan tersebut. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon sudah memiliki akan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan hanya saja masih belum memadai untuk setiap kegiatan dakwahnya. Hal ini dapat dilihat sarana yang berkaitan dengan kegiatan pengajian, pendidikan, kesehatan, pengembangan SDM dan lainlain masih kurang dan belum memenuhi standar. Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang dalam melaksanakan kegiatan program kerjanya
95
baik yang berkaitan sarana dakwah, sarana pendidikan, pengembangan dakwah dan lain-lain sudah dapat dikatakan terpenuhi dan memadai seperti untuk gedung sudah memenuhi standar pendidikan yang baik, sarana olah raga ada semua, tempat untuk pengajian sudah representative, mobil untuk jemput siswa dan lain-lain. Dari faktor ini dapat dijadikan persamaan dan perbedaan dari yayasan ini untuk menciptakan sebuah organisasi yang benar-benar dikatakan maju untuk mencapai tujuannya masing-masing. 2. Faktor Finansial Finansial
merupakan
faktor
yang
selalu
menjadi
kendala
terlaksananya sebuah tujuan atau program dalam setiap organisasi, tetapi hal ini tidak menjadi faktor mutlak penentu tujuan tercapai. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dana adalah menjadi kendala pertama yang serius dalam kelangsungan setiap kegiatan, bukan berarti lembaga ini tidak mempunyai dana sedikitpun dalam kelangsungan programnya tapi masih sangat membutuhkan untuk kemajuan dan perkembangan organisasi ini. Untuk Yayasan Bimatama Banyumanik masalah pendanaan dibilang sudah mencukupi baik dalam pengelolaan, penggalian dan pengembangan untuk melancarkan programnya. Hal ini terlihat disamping iuran dari siswa juga donatur yang banyak baik donatur tetap atau tidak tetap. Dengan pendanaan yang sudah mencukupi bukan berarti yayasan ini tidak kekurangan dana, tapi juga masih membutuhkan dana untuk biaya operasional apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Faktor ini memperlihatkan adanya persamaan dan perbedaan dari kedua organisasi ini
96
dalam usaha pengembangan dan perkembangan organisasi, dan diharapkan tujuan yang ingin dicapai terpenuhi. 3. Faktor Hubungan Dengan Lembaga Dakwah Lain Hubungan dengan lembaga dakwah lain sangat diperlukan setiap organisasi, karena dengan hubungan ini dapat saling bekerja sama dalam memajukan organisasinya. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon hubungan dengan lembaga lain masih kurang luas, hal ini dapat dilihat belum maksimalnya pencapaian yang ketahun
baik
dari
prestasi
siswanya,
diharapkan dari tahun penambahan
gedungnya,
kurikulumnya dan sebagainya. Bila dibandingkan dengan Yayasan Bimatama Banyumanik hubungan dengan lembaga dakwah lain sudah sangat baik dan luas, hal ini terlihat tidak hanya hubungan dengan tingkat regional tapi juga sudah menjalin hubungan dengan tingkat nasional bahkan internasional. Secara fisik bukti yang ada adalah gedung sekolah, sarana olahraga, masjid, kurikulumnya dan lain-lain yang sudah reperesentatif dan memenuhi standar. Faktor ini terdapat persamaan dan perbedaannya, sama-sama menjalin hubungan dengan lembaga dakwah lain dan perbedaanya terletak pada ruang lingkup hubungannya serta bukti fisik dan non fisik. 4. Faktor Materi Dakwah Harapan dan kebutuhan objek dakwah terhadap materi dawah tidaklah selalu sama, bahkan berbeda antara objek dakwah yang dengan objek dakwah yang lain. Begitu pula antara objek dakwah Yayasan Amal
97
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dengan Yayasan Bimatama Banyumanik tidak menutup kemungkinan adanya persamaan dan perbedaan materi dakwah yang dilakukan dengan memprioritaskan dengan harapan dan kebutuhan objek dakwah. Materi yang dikembangkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon mengarah pada aspek amaliyyah, aqidah dan fiqh tapi masih kurang pendalaman dalam pembahasannya serta adanya upaya penyesuaian adat dan tradisi yang berkembang di masyarakat dengan nilainilai atau ajaran Islam. Hal ini berbeda dengan Yayasan Bimatama Banyumanik dalam kegiatan dakwahnya banyak mengarah pada aspek amaliyah dengan tingkat yang sedang dan tinggi (sufi ), selain itu juga membahas pada materi ubudiyah dan keimanan yang sifatnya untuk pondasi dasarnya, serta materi fiqh yang tidak tertuju pada satu mazdhab. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dakwah yang dilakukan meliputi berbagai macam dan segi kehidupan. Perbedaan dan persamaan suatu materi dakwah juga dipengaruhi oleh tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing organisasi tersebut. Setiap materi yang diberikan oleh kedua yayasan ini pasti ada kelemahan dan kelebihannya masing-masing. 5. Faktor Metode Metode adalah hanya sebagai suatu alat atau jalan dalam mencapai sasaran, metode paling sesuaipun tidak akan menjamin hasil yang baik. Hal ini disebabkan karena objek dakwah yangdihadapi beraneka ragam yang
98
tentu saja menuntut adanya pengujian efektifitas metode dengan intensitas meteri dakwah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode dakwah yang diterapkan Yayasan Bimatama Banyumanik lebih bersifat variatif jika dibandingkan dengan metode dakwah yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. Metode dakwah yang diterapkan Yayasan Bimatama meliputi ; metode ceramah yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan dialog, metode talk show dan seminar, metode pendidikan baik formal maupun non formal. Sedangkan metode dakwah yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon terdiri atas metode ceramah, metode tanya jawab dan metode pendidikan formal. 6. Faktor Media Media menjadi faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik, yang meliputi berbagai pertimbangan, yakni : a. Tujuan yang hendak dicapai. b. Kesesuaian dengan materi dakwah. c. Kesesuaian dengan sasaran dakwah. d. Kemampuan da'I dalam menggunakan media. e. Ketersediaan media dakwah.
99
Pada point tujuan yan hendak dicapai, baik Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon maupun Yayasan Bimatama Banyumanik, sama-sama berupaya merealisasikan dakwah islamiyah. Hanya saja dalam konteks gerakan yang dikembangkan terdapat perbedaan. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam gerakan dakwahnya menggunakan semboyan dan semangat " kembali al Qur'an dan al Hadits". Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik berpendirian bahwa dalam agama harus ada akomodasi budaya lokal, sehingga tradisi yang berkembang
di masyarakat harus dilestarikan dan disesuaikan dengan
ajaran dan nilai-nilai islam. Pada aspek kesesuaian dengan matri dan sasaran dakwah, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon maupun Yayasan Bimatama Banyumanik. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon lebih bisa mengemas materi dakwah yang dilakukan, yakni dengan ditentukannya kurikulum dakwah yang tercover dalam Buku Kumpulan Ceramah Pengajian Ahad Pagi. Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik lebih mendasarkan materi dakwahnya berdasarkan pada relitas dan kebutuhan umat. Sementara itu, aspek ketersediaan media dakwah dan kemampuan da'I dalam menggunakan media dakwah, masing-masing kedua yayasan sudah mempunyai media dakwah. Hanya saja ada yang menggunakan majalah, buku, ada juga yang menggunakan media ceramah dan silaturahmi.
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab satu sampai dengan bab lima sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang dapat kemukakan sebagai hasil dari penelitian ini, yaitu : 1. Pola manajemen khususnya perencanaan dakwah yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam konteksnya sebagai lembaga dakwah diharapkan mampu mengemban misi dakwah dan mengemban agama Islam secara menyeluruh. Oleh karena itu pola menejerial Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon secara profesional dan proporsional harus senantiasa diterapkan dan dikembangkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa pola manajerial khususnya perencanaan yang diterapkan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penerapan prinsip-prinsip dan pola perencanaan dalam lembaga dakwah tersebut. Hanya saja prinsip-prinsip dan pola perencanaan yang ada belum mencerminkan manajemen perencanaan organisasi secara ideal, sehingga diperlukan upaya pembenahan dan pengembangan terhadap pola manajerial perencanaan yang ada. Dengan demikian diharapkan proses dakwah yang dilaksanakan akan terealisasi dengan baik dan lancer serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan umat.
100
101
2. Pola manajerial perencanaan dakwah yang diterapkan oleh Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang dalam gerakan dakwahnya dapat dikatakan relatif baik. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi fungsi manajemen khususnya perencanaan dakwahnya dikembangkan oleh lembaga tersebut. Hanya saja masih terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, sehingga kedepan perlu dikembangkan pola manajemen perencanaan yang ada secara baik. 3. Terdapat titik persamaan dan perbedaan pola manajemen perencanaan yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Titik persamaan tersebut terletak pada penerapan fungsi perencanaan dakwah dan program kerja. Sedangkan titik perbedaannya terletak pada aplikasi dan realisasi konsep
perencanaan
tersebut
pada
organisasi
dakwah
yang
dikembangkan, dimana Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon belum bisa menerapkan konsep perencanaan dakwah dalam gerakan dakwahnya secara lebih baik. Bila dibandingkan dengan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang lebih bisa menerapkan konsep perencanaan dalam gerakan dakwahnya, sehingga dapat dikatakan bahwa Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang lebih memungkinkan untuk mengemban lemnaga dakwah jika dibandingkan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. Hal ini
102
didukung
oleh
kapasitas
SDM
dan
budaya
lembaga
yang
dikembangkan dan melekat pada lembaga tersebut. Meskipun demikian, menurut hemat penulis bahwa keberadaan kedua lembaga tersebut, baik Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sangat penting bagi upaya penyelenggaraan dakwah Islamiyyah, yaitu pelaksanaan dakwah yang dilakukan secara kelembagaan atau melalui organisasi akan lebih terarah dan dapat dikelola dengan baik. Karena dengan sebuah lembaga pelaksanaan dakwah dapat dilaksanakan secara mnyeluruh. Hal ini karena didukung oleh beberapa faktor seperti : SDM, sarana dan prasarana, pola dakwah yang dikembangkan. Selain itu ada evaluasi dan pembenahan-pembenahan serta pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan dan meneruskan penyelenggaraan dakwah Islamiyah amr makruf nahi munkar dengan berpegang teguh pada al-Qur'an dan Hadits. 6.2. Saran-saran 1. Hendaknya pada para pelaksana dakwah lebih meningkatkan fungsifungsi manajemen dakwah khususnya perencanaanya, dengan harapan maksud dan tujuan dakwah dapat mencapai hasil yang diharapkan. 2. Hendaknya masyarakat memberikan dukungan terhadap keberadaan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Dukungan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan masing-masing.
103
3. Hendaknya perguruan lebih besar lagi membuka kesempatan bagi para peneliti untuk meneliti fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan studi banding dalam mengembangkan manajemen dakwah. 6.3. Penutup Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Primaduta Allen, Louis A. 1961. Karya management. Jakarta: Pustaka Sarjana. Anshari, Hafi. 1993. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah. Surabaya: al-Ikhlas. Anwar, Nurul. 1997. Eksistensi Kelompok Pengajian Raudhatus Sholihah Dalam Rangka Membina Keberagamaan Karyawati PT. Simoplas Kodia Semarang. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang). Arifin, M. 1996. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, Moh Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. Bachtiar, Wardi. 1984. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos Departemen Agama RI, 2004, Al Qur'an Dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, tt. Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research I. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Hafidhuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press. Handoko, T.Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Hunger, David dan Thomas L Wheelen. 1996. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Inni Hikmatin, Dwi Muryodewi. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Strategi Dakwah pada Taman Kanak-kanak Al-Qur’an di Kodya Semarang. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang). Kooniz, Harold dan Cyril O'donnel. 1967. Prinsip-Prinsip Management. Jilid Ke2, Jakarta: Bhratara.
Mahmudin, 2004. Manajemen Dakwah Rasulullah : Suatu Telaah Historis. Jakarta:Penerbit Restu Ilahi. Manullang, M. 1981. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Balai Aksara. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mudjiono, Yoyon. 2001. Strategi Komunikasi Sebagai Penunjang Dakwah, dalam, Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Sunan Ampel. Muchtarom, Zaini. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta : Al Amin Press. Munir, M., dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media. Munsy, Abd. Kadir. 1982. Metode Diskusi dalam Dakwah. Surabaya: Al-Ihlash. Mustofiyah, Siti Hanik. 2007. Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengajian Pahingan di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Patebon Kendal. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang). Pimay, Awaluddin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis, Semarang: RaSAIL. -------. 2006. Metodologi Dakwah, Semarang: RaSAIL. R.Terry, George, 1977, Principles of Management, Richard D. Irwin, INC. Homewood, Irwin-Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3. Rais, Amien. 1995. Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan. Reksohadiprodjo, Sukanto. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : BEEF Sudarto, 1997. Metode Penelitian Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sanusi, Salahuddin, 1964, Pembahasan Sekitar Prinsip-prinsip Dakwah Islam , Semarang, CV.Ramadhani. Sayid Abd. Rauf, Abdul Kadir. 1987. Dirasah Fiqh Dakwah al- Islamiyah, Kairo : Dar El-Tiba'ah al-Muhammadiyah. Shaleh, Abdul Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Siagian, Sondang P. 1981. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sulthon, Muhammad. 2003. Desain Ilmu dakwah, Kajian Epistimologis dan Aksiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ontologis,
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-Ikhlas Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pertama. Umar, Thoha Yahya. 1981. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya. Umary, Barmawie. 1980. Azas-Azas Ilmu Dakwah. Semarang: CV Ramadhani. Usmain, Husaini. & Purnomo Styady Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara. Winardi. 1983. Asas-asas Management, Bandung: Alumni. Ya'qub, Hamzah. 1973. Publisistik Islam, Seni dan Teknik Dakwah. Bandung: CV Diponegoro. Yuki, Gary. 1994. Leadership in Organization. Jakarta: Perhallindo. Yusuf, Soeleman dan Slamet Soesanto. 1981. Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya: Usaha Nasional. Zahrah, Abu. 1994. Dakwah Islamiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON 1. Bagaimanakah historitas Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama ? a. Kapan berdirinya ? b. Siapa pendirinya ? c. Latar belakang berdirinya ? d. Tujuan berdirinya ?
2. Bagaimanakah perkembangan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama? a. Bagaimana program YAPAPB dari tahun ke tahun ? b. Adakah hambatan-hambatan yang dihadapi ? c. Bagaimana aspek pendanaan YAPAPB ?
3. Bagaimanakah fungsi perencanaan dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama ? a. Bagaimanakah konsep perencanaan dakwah YAPAPB ? b. Bagaimanakah penerapan perencanaan dakwah YAPAPB ? c. Sejauh manakah keberhasilan perencanaan dakwah YAPAPB ? d. Adakah perubahan-perubahan konsep perencanaan dakwah dari tahun ke tahun ? e. Bagaimanakah respon masyarakat terhadap perkembangan YAPAPB?
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG 1. Bagaimanakah historitas Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang? a. Kapan berdirinya ? b. Siapa pendirinya ? c. Latar belakang berdirinya ? d. Tujuan berdirinya ?
2. Bagaimanakah
perkembangan
Yayasan
Bimatama
Banyumanik
Semarang ? a. Bagaimana program Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang dari tahun ke tahun ? b. Adakah hambatan-hambatan yang dihadapi ? c. Bagaimana aspek pendanaan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang?
3. Bagaimanakah
fungsi
perencanaan
dakwah
Yayasan
Bimatama
Banyumanik Semarang? a. Bagaimanakah konsep perencanaan dakwah Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang? b. Bagaimanakah penerapan perencanaan dakwah Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang? c. Sejauh
manakah keberhasilan perencanaan dakwah Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang ? d. Adakah perubahan-perubahan konsep perencanaan dakwah dari tahun ke tahun ? e. Bagaimanakah respon masyarakat terhadap perkembangan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang?