STUDI KOMPARASI TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 4 – 6 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA DI DESA WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun oleh : HENI INDRIASTUTI 070201013
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2011 i
ii
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Tingkat Kemandirian Anak Usia 4 – 6 Tahun Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua di Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Warsiti, M.Kep., Sp.Mat., selaku Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2.
Ery Khusnal, MNS., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dan selaku pembimbing skripsi yang telah bersedia membagi waktu, pengalaman, bantuan pemikiran, bimbingan serta dorongan yang sangat berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Ismarwati, SKM., SST., MPH., selaku penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran yang sangat berharga.
4.
Kepala Desa Wijimulyo yang telah memberikan ijin serta membantu jalannya penelitian.
5.
Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak
kekurangan baik dalam isi maupun penulisannya, untuk itu penulis mohon maaf dan demi kebaikan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Yogyakarta,
Juli 2011
Penulis
iii
STUDI KOMPARASI TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA 4– 6 TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA DI DESA WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO YOGYAKARTA1 Heni Indriastuti2, Ery Khusnal3
Intisari Latar Belakang : Kemandirian pada anak usia dini sangat penting dalam menentukan kemandiriannya di masa depan. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu faktor internal, pola asuh, dan faktor lingkungan. Bila ada gangguan dari salah satu faktor tersebut maka akan terjadi penyimpangan dalam tumbuh kembang yaitu kemandirian. Pola asuh orang tua dalam membangun kemandirian sangat besar. Dengan begitu anak diharapkan mampu menjadi individu yang mandiri, kreatif dan bertanggung jawab. Tujuan : Diketahuinya perbedaan perkembangan tingkat kemandirian anak usia 4 – 6 tahun berdasarkan pola asuh orang tua di Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo. Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode observasional / non eksperimen dengan pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Teknik sampel dengan simple random sampling dengan responden 76 pasang ibu dan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2011. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kemandirian anak kategori normal 43,4%. Pola asuh demokratis 22,4%, otoriter 38,2% dan permisif 39,5%. Pada uji Kruskal Wallis menunjukkan angka 0,130 (p > 0,05). Kesimpulan : Tidak ada perbedaan tingkat kemandirian anak usia 4 - 6 tahun berdasarkan pola asuh orang tua. Hasil perhitungan Kruskal-Wallis antara pola asuh orang tua dengan perkembangan kemandirian anak usia 4 – 6 tahun sebesar 4,073 (H hitung = 4,073) dan nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0,130. Saran : Memperhatikan faktor lain yang berpengaruh terhadap perkembangan kemandirian anak mengingat faktor pola asuh tidak selalu mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. Dengan memperhatikan faktor tersebut maka perkembangan anak tidak akan mengalami gangguan walaupun dengan berbagai pola asuh yang diterima anak. Kata Kunci : kemandirian anak, pola asuh orang tua Daftar Pustaka : 23 buku, 8 hasil penelitian, 2 internet Halaman : xiv, 75 halaman, 6 tabel, 9 gambar, 14 lampiran 1
Judul penelitian Mahasiswa PSIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen PSIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 2
iv
A COMPARATIVE STUDY OF CHILDERN AUTONOMY LEVEL FOR 4-6 YEARS OLD BASED ON THE PARENTING PATTERN IN VILAGE WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO YOGYAKARTA1 Heni Indriastuti2, Ery Khusnal3
Abstract Background : Autonomy on the early age is very important to establish their autonomy in the future. The factors that influence are internal factors. Internal factors are parenting pattern and environment factors. If there is annoyance from one of those factors then there will be derivative in the growth’s children that’s the autonomy parenting pattern’s role in forming autonomy is quite big. So children are expected to be autonomy individual, creative and respect. Objective: The research aims at finding out the differences of development autonomy level for children 4-6 years old based on parenting pattern in village Wijimulyo, Nanggulan, Kuon Progo. Methodology: The design of this research is an observational method or non experiment with Cross Sectional time approach. The sampling technique employed in this research is random sampling with as many as 76 pairs of mothers and children as the respondents. The data are collected using questionaires. Data analysis is done using Kruskal Wallis. The data collection was conducted on July 2011. Result : The results of autonomy children in normal category are: 43, 4%. Parenting pattern democracy 22, 4% authoritative, 38, 2% and permissive 39,5%. The Kruskal Wallis test shows 0,130 (p>0, 05) Conclusion : There is no difference in autonomy level for 4-6 years old based on parenting pattern. The result of Kruskal Wallis counting that between parenting pattern with children autonomy development 4-6 years old as big as 4, 073 (H count: 4, 073) and significant grade (p) is 0,130. Suggestion : Parenting pattern factor do not always influence children autonomy development. By giving attention this factors, children will not have annoyance even if with any patterns are received by children. Keywords : Autonomy children, Parenting Pattern Bibliography : 23 books, 8 research reports, 2 websites. Number of pages : xiv, 75 pages, 6 tables, 9 figures, 14 appendices 1
Title of research thesis Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 3 Lecturer of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta 2
v
terhambat perilakunya, dan timbul
A. PENDAHULUAN Upaya
peningkatan
masalah (Depkes, 2006).
kualitas
sumber daya manusia direncanakan
Salah satu stimulus yang bisa
sejak awal kehidupan seseorang dan
membantu perkembangan anak usia
berlanjut pada masa usia balita, karena
prasekolah di antaranya Pendidikan
pada masa usia itu sangat penting
Anak Usia Dini (PAUD) dan taman
untuk
kanak-kanak.
meletakkan
dasar-dasar
Pemberian
stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
pendidikan pada anak usia sekolah
Perkembangan berarti perubahan yang
dasar
sifatnya
berarti, bila pada usia dini tidak
transformatif,
ada
proses
dan
menengah
tidak
akan
dinamis, serta selalu mengarah pada
diberikan stimulasi
kondisi yang sempurna. Secara umum
Seperti tersirat dalam Pasal 28 ayat (1)
perkembangan
yang berbunyi “pendidikan anak usia
yang
terjadi
pada
yang optimal.
seorang anak meliputi perkembangan
dini
fisik, emosi, kognisi dan sosial. Akibat
pendidikan dasar”. Keputusan Menteri
perkembangan yang terjadi dalam diri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
anak,
kebutuhan
Indonesia Nomor 0486/U/1992, Bab I
tertentu. Kebutuhan yang muncul pada
Pasal 2 Ayat (1) telah menyatakan
diri anak, merupakan suatu hal yang
bahwa Pendidikan Taman Kanak-
penting
Kanak
muncul
untuk
kebutuhan
suatu
diketahui,
merupakan
karena
dasar
diselenggarakan
merupakan
membantu
dan
sebelum
tempat
pertumbuhan
untuk dan
penggerak dari perilaku seseorang,
perkembangan jasmani rohani anak
tanpa ada kebutuhan tidak akan timbul
didik sesuai dengan sifat-sifat alami
suatu hal yang harus dipenuhi, kalau
anak agar anak memiliki kesiapan
kebutuhan terpenuhi anak akan merasa
dalam memasuki pendidikan lebih
puas, dan perkembangan berjalan
lanjut (UU RI Nomor 20, 2003). Permasalahan
lancar. Sebaliknya kalau kebutuhan
yang
sering
tidak terpenuhi akan menimbulkan
dihadapi oleh anak usia dini ketika
suatu
mulai memasuki lingkungan awal
situasi
yang
tidak
menyenangkan pada diri seseorang,
sekolah
adalah
kalau keadaan ini terjadi dalam jangka
kemandirian
anak.
lama akan menimbulkan frustrasi dan
kurangnya kemandirian anak yaitu
menghambat
optimalisasi
terlihat pada sikap anak, misalnya
menjadi
anak menangis ketika ditinggal orang
perkembangan
anak
1
kurangnya Indikator
dari
tua
atau
pengasuh
(selalu
kurang inisiatif dan kreatif dalam
ingin
ditemani), anak tidak dapat bekerja
melaksanakan
sama dengan teman sebaya dan lain
percaya diri atas segala tindakannya,
sebagainya. Kurangnya kemandirian
selalu
anak
orang
ketika
memasuki
kelompok
kegiatan,
menggantungkan lain,
kurang diri
selalu
pada
ragu-ragu
bermain dipengaruhi oleh berbagai
mengambil keputusan atas dirinya
hal, misalnya karena sifat dasar yang
sendiri
dimiliki anak, atau juga dipengaruhi
memikul tanggung jawabnya sendiri.
dan
bahkan
tidak
Kemandirian
oleh orang tua dan lingkungan sekitar
berkembang
(Hidayat, 2006).
pada
berani semakin
setiap
masa
(2000)
perkembangan seiring pertambahan
kemandirian anak harus dibina sejak
usia dan pertambahan kemampuan.
anak masih bayi, jikalau kemandirian
Menurut (Monk’s, dalam Wijayanti,
anak diusahakan setelah anak besar,
2009) anak yang berada di lingkungan
kemandirian itu akan menjadi tidak
orang–orang
utuh. Kemandirian dapat berkembang
memukul dan melakukan tindakan
dengan baik jika diberikan kesempatan
kekerasan lainnya, anak tersebut juga
untuk
potensi
akan tumbuh menjadi pribadi yang
bawaan melalui latihan terus menerus
keras. Kadang–kadang hanya karena
dan dilakukan sejak dini. Dampaknya
lingkungan dan pola asuh yang kurang
jika
mendukung sewaktu anak masih kecil
Menurut
Sukresno
mengembangkan
orang
tua
dan
lingkungan
mendukung tumbuhnya kemandirian
akan
pada
negative
masa
kanak-kanak
dan
yang
sering
mengakibatan dampak bagi
marah,
yang
pertumbuhan
masa
kepribadian
anak
remaja maka akan terbentuk pribadi
selanjutnya.
Seperti
mandiri yang utuh pada masa dewasa.
kenakalan remaja, keterlibatan anak
Sebaliknya, jika kemandirian anak
dalam dunia narkoba, dsb bisa jadi
tidak didukung, anak akan selalu
karena pembentukan kepribadian di
bergantung dengan orang tua yang
masa
merupakan ungkapan rasa tidak aman,
terbentuk dengan baik.
mengembangkannya
pada
kanak–kanak
Kunci
pengalaman pertama yang dirasa tidak
pada
usia
kasus–kasus
yang
kemandirian
tidak anak
menyenangkan akan mendorong anak
sebenarnya ada di tangan orang tua.
untuk tidak melakukannya kembali.
Kemandirian yang dihasilkan dari
Anak menjadi individu yang pasif,
kehadiran dan bimbingan orang tua 2
akan menghasilkan kemandirian yang
Menurut
Listrikawati
utuh. Untuk dapat mandiri anak
mengemukakan
membutuhkan kesempatan, dukungan
orang
dan dorongan dari keluarga khususnya
sosialisasi anak 95,24 % orang tua
pola asuh orang tua serta lingkungan
menerapkan pola asuh demokratis,
sekitarnya,
menghasilkan
yang
berperan
dalam
tua
bahwa
(2005),
pola
dengan
kemampuan
kemampuan
kriteria
dan mengarahkan anak untuk menjadi
dibandingkan kriteria baik, tetapi pola
mandiri (Hidayat, 2006).
asuh
ini
juga
Pola
mendidik
menghasilkan
sebagai
banyak
menghasilkan
kemampuan sosial kriteria rendah.
yang dapat ditempuh orang tua dalam anaknya
lebih
sosial
mengasuh, membimbing, membantu
Pola asuh merupakan langkah
sedang
asuh
rasa
asuh
permisif
2,38
kemampuan
% sosial
tanggung jawab kepada anak. Wilson
kriteria baik dan pola asuh otoriter
(2007) membagi pola asuh orang tua
2,38 % menghasilkan kemampuan
menjadi tiga tipe, yaitu : pola asuh
sosial kriteria rendah. Hal tersebut
permisif
laissez-
menandakan bahwa hubungan agak
otoriter
rendah antara pola asuh orang tua
faire),
(permissive pola
atau
asuh
(authoritarian atau dictatorial) dan
dengan kemampuan sosialisasi anak. Sebelumnya
pola asuh demokratis (authoritative Orang tua dengan pola asuh cenderung
telah
melakukan studi pendahuluan di Desa
atau democratic). permisif
peneliti
Wijimulyo,
peneliti
menemukan
sangat
bahwa sebagian berasal dari latar
memanjakan anak (semua keinginan
belakang keluarga yang berbeda yaitu
anak selalu dituruti); sedangkan pada
dari keluarga pegawai negeri, pegawai
pola asuh otoriter, orang tua selalu
swasta,
menggunakan
keluarga
hukuman
fisik
dan
polisi, dengan
petani, latar
dan
dari
belakang
selalu menuntut anak untuk patuh dan
pekerjaan musiman. Dari berbagai
taat terhadap aturan orang tua. Pola
latar belakang keluarga yang berbeda
asuh orang tua dengan tipe demokratis
tersebut telah membentuk pola asuh
cenderung
kebebasan,
orang tua yang berbeda-beda di dalam
namun tetap memonitor anak agar
keluarga. Pada penelitian ini, menurut
mampu mengatur dan mengendalikan
data wawancara dan observasi pada 20
dirinya (Wilson, 2007).
pasang ibu dan anak usia 4-6 tahun
memberikan
yang ada disana menunjukkan bahwa 3
±60% (12 anak) sudah dapat mencapai
cross
tugas perkembangan, tetapi ada ±40%
mengenai situasi yang dilakukan pada
(8 anak) yang masih tergantung pada
suatu waktu tertentu (Arikunto, 2002).
orang tua mereka seperti makan masih
sectional
Pola
asuh
yaitu
orang
penelitian
tua
diukur
selalu disuapi, mandi dan berpakaian
menggunakan kuisioner dengan skala
dibantu
bisa
data ordinal. Skor pola asuh kemudian
bersosialisasi sendiri dengan teman
dikategorikan menjadi tiga kelompok
sebayanya / bermain selalu ditemani
yaitu Otoriter, Permisif dan Otoritatif
orang tua. Secara kenyataan di Desa
dengan menggunakan Z skor. Kategori
Wijimulyo belum pernah diadakan
pola asuh ditentukan dengan melihat
penelitian tentang perbedaan tingkat
nilai Z skor yang paling tinggi.
orang
tua,
belum
kemandirian anak usia 4-6 tahun
Perkembangan kemandirian diukur
berdasarkan pola asuh orang tua. Hal
dengan
tersebut
penulis
Screening Prasekolah. Skala data
melakukan penelitian untuk melihat
kemandirian adalah nominal dengan
apakah
kategori
mendorong ada
perbedaan
tingkat
kemandirian seorang anak berdasarkan
Kuisioner
kuisioner
normal,
Pra
meragukan,
menyimpang.
pola asuh orang tua di desa tersebut,
Populasi
dalam
penelitian
ini
dan akhirnya penulis merumuskan ke
adalah orang tua dan anak prasekolah
dalam
berjudul
(anak usia 4 – 6 tahun) di Desa
sebagai berikut : Studi Komparasi
Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo.
Tingkat Kemandirian Anak Usia 4–6
Teknik pengambilan sampel secara
Tahun Berdasarkan Pola Asuh Orang
acak
Tua di Desa Wijimulyo, Nanggulan,
sampling), yaitu setiap anggota atau
Kulon Progo.
unit
penelitian
yang
sederhana dari
(simple
populasi
random
mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Dengan menggunakan
B. METODE PENELITIAN Penelitian metode
ini
sampel
menggunakan
observasional
atau
size
sebanyak
non
didapatkan
sampel
responden
yang
76
eksperimen, yaitu penelitian yang
memenuhi
hanya melakukan observasi terhadap
(Notoatmodjo, 2002). Instrumen
obyek atau subyek yang diteliti tanpa melakukan
intervensi.
adalah
Penelitian
kriteria pada
kuisioner
inklusi.
penelitian tertutup
ini
dengan
jawaban yang sudah ditentukan dan
dilakukan dengan pendekatan waktu 4
tidak
diberi
memberi
kesempatan
jawaban
(Nursalam,
untuk
yang
2003).
berbatasan dengan Desa Banguncipto, Sentolo
lain
dan
dengan
uji validitas dan reliabilitas, karena
Nanggulan.
KPSP
ini
sudah
tidak dilakukan tes uji validitas dan peneliti
menggunakan kuesioner pola asuh yang
telah
diuji
oleh
peneliti
sebelumnya. Untuk mengetahui perbedaan dua variabel menggunakan Kruskal Wallis. yang
digunakan
hipotesis
untuk
komparatif
menguji
k
Tanjungharjo,
Karakteristik Jml Presentase Usia Anak 4 tahun 26 34,0 % 4,5 tahun 8 11,0 % 5 tahun 13 17,0 % 5,5 tahun 14 18,0 % 6 tahun 15 20,0 % J.K Anak Laki-laki 34 45,0 % Perempuan 42 55,0 % Usia Ibu 21-25 10 13,0 % 26-30 19 25,0 % 31-35 20 26,0 % 36-40 15 20,0 % 41-45 11 15,0 % >45 1 1,0 % Pekerjaan Ibu Dokter 1 1,0 % Guru 12 16,0 % Karyawan 5 7,0 % Wiraswasta 11 14,0 % Tani 5 7,0 % Dagang 4 5,0 % Tidak bekerja 38 50,0 % Tabel 1. Karakteristik Responden
kuesioner pola asuh orang tua juga karena
Desa
2. Karakteristik Responden
merupakan standar. Sedangkan uji
reabilitas
Donomulyo,
Nanggulan, sebelah barat berbatasan
Instrumen
kemandirian anak tidak dilakukan tes instrumen
Desa
sampel
independen. Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel independen apabila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2006).
Tabel 1. Menunjukkan dari 76 C. HASIL PENELITIAN
responden, kategori berdasarkan usia
1. Deskripsi lokasi penelitian
anak paling banyak adalah anak yang
Penelitian ini dilakukan di Desa
berusia 4 tahun yaitu sebanyak 26
Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo.
orang
Jumlah balita usia 0-5 tahun sebanyak
sedikit berusia 4,5 tahun yaitu ada 8
295 jiwa, usia 6-10 tahun sebanyak
responden (11,0%). Kategori jenis
367 jiwa dari jumlah penduduk total
kelamin paling banyak responden
sebanyak 5.750 jiwa. Batasan wilayah
perempuan
Desa
utara
(55,0%), responden paling sedikit laki-
berbatasan dengan Desa Jatisarono,
laki sebanyak 34 orang (45,0%).
Nanggulan, sebelah timur berbatasan
Kategori berdasarkan usia ibu paling
dengan sungai progo, sebelah selatan
banyak
Wijimulyo,
sebelah
5
(34,0%),
responden
sebanyak
responden
42
31-35
paling
orang
tahun
sebanyak 20 orang (26,0%), paling
responden sebanyak 76 responden
sedikit >45 tahun sebanyak 1orang
penelitian.
(1,0%). Kategori pekerjaan ibu paling
Tabel 3. Kategori Pola Asuh Ortu
banyak adalah tidak bekerja sebanyak
Kategori
Frek. Relatif Permisif 30 39,5% Demokratis 17 22,4% Otoriter 29 38,2% Jumlah 76 100,00% Tabel 3. Menunjukkan dari 76
38 orang (50,0%) dan paling sedikit ibu yang bekerja sebagai dokter sebanyak 1 orang (1,0%) 3. Data Kemandirian Anak Usia 4-
–
Frekuensi
6 Tahun
responden paling banyak kategori
Data kemandirian pada anak usia 4
permisif sebanyak 30 orang (39,5%),
6
responden
tahun
Nanggulan, dengan
di
Desa
Kulon
Kuisioner
Wijimulyo,
Progo Pra
diukur
paling
sedikit
kategori
demokratis sebanyak 17 responden
Screening
(22,4%).
Prasekolah (KPSP) yang dibuat oleh
5. Hasil Analisis Statistik
DepKes RI. Instrumen kemandirian
Tabel 4. Hasil Analisis Kruskal Wallis
dengan KPSP ini terdiri dari 3 item
Hub. antar H hitung Sig (p) variabel Chi Square Y.X 4,073 0,130 Hasil perhitungan Kruskal-Wallis
pertanyaan untuk anak usia 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72 bulan.
antara pola asuh orang tua dengan
Tabel 2. Kategori Kemandirian Kategori
perkembangan kemandirian anak usia
Frekuensi
Frek. Relatif Menyimpang 13 17,1% Meragukan 30 39,5% Normal 33 43,4% Jumlah 76 100,00% Tabel 2. Menunjukkan dari 76
4 – 6 tahun sebesar 4,073 (H hitung =
responden paling banyak kategori
dengan dk = k-1. Taraf kesalahan 5%
normal sebanyak 33 orang (43,4%),
(0,05); maka Chi Kuadrat tabel 5,59.
responden
kategori
Nilai H hitung yang diperoleh adalah
menyimpang sebanyak 13 responden
4,073. Dari hasil perbandingan antara
(17,1%).
nilai H hitung dengan nilai Chi
4. Data Pola Asuh Orang Tua
Kuadrat tabel diperoleh hasil H hitung
paling
sedikit
4,073) dan nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0,130. Harga H hitung dibandingkan dengan harga Chi Kuadrat tabel
Data pola asuh orang tua diperoleh
lebih kecil dari Chi Kuadrat table (H
dari kuesioner yang terdiri dari 30 item
pernyataan
dengan
hitung
jumlah 6
<
Chi
Kuadrat
tabel).
Berdasarkan hasil perhitungan ini,
atau dengan sedikit bimbingan, sesuai
maka Ho diterima dan Ha ditolak.
dengan tahapan perkembangan dan
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa
kapasitasnya.
tingkat
Ciri-ciri kemandirian pada seorang
kemandirian anak usia 4 - 6 tahun
anak meliputi: percaya diri; mampu
berdasarkan pola asuh orang tua di
berinisiatif;
Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon
tugas pribadi; mampu mengambil
Progo.
keputusan; bebas secara emosi dari
tidak
ada
perbedaan
mampu
mengerjakan
orang tua; mempunyai kehendak yang D. PEMBAHASAN
kuat;
menghargai
Perbedaan Tingkat Kemandirian
bertanggung jawab. Faktor
Anak Usia 4-6 Tahun Berdasarkan
waktu
yang
dan
mempengaruhi
Pola Asuh Orang Tua di Desa
terbentuknya kemandirian terdiri dari
Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian
internal
meliputi segala sesuatu yang dibawa
perbedaan tingkat kemandirian anak
anak sejak lahir yang merupakan bekal
usia 4 - 6 tahun berdasarkan pola asuh
dasar
orang
perkembangan
di
tidak
Faktor
ada
tua
hipotesis,
eksternal.
Desa
Wijimulyo,
bagi
pertumbuhan anak
dan
selanjutnya
Nanggulan, Kulon Progo. Dalam hal
meliputi bakat, potensi intelektual dan
ini berarti bahwa pola asuh orang tua
potensi pertumbuhan tubuhnya. Faktor
tidak berpengaruh terhadap tingkat
eksternal adalah semua keadaan atau
kemandirian
di
pengaruh
Nanggulan,
Kulon
Desa
Wijimulyo,
Progo.
Tidak
yang
berasal
dari
luar
dirinya, sering disebut dengan faktor
adanya pengaruh tersebut dapat dilihat
lingkungan (Basri, 2000).
dari tidak adanya perbedaan tingkat
Data hasil penelitian diketahui
kemandirian anak usia 4 - 6 tahun
pola asuh orang tua pada anak usia 4-6
berdasarkan pola asuh orang tua di
tahun di Desa Wijimulyo, Nanggulan,
Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon
Kulon Progo yang paling tinggi /
Progo.
paling banyak dalam kategori permisif
Menurut Lie dan Prasasti (2004) menyatakan
bahwa
(39,5%).
Jadi,
dapat
diambil
kemandirian
kesimpulan bahwa pola asuh orang tua
adalah kemampuan untuk melakukan
pada anak usia 4 – 6 tahun di Desa
kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri 7
Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo
Wallis diketahui bahwa tidak ada
dalam kategori permisif.
perbedaan tingkat kemandirian anak
Menurut Wilson (2007), pola asuh
usia 4 - 6 tahun berdasarkan pola asuh
permisif (permissive atau laissez-faire)
orang
adalah suatu pola asuh yang berasal
Nanggulan, Kulon Progo.
tua
di
Desa
Wijimulyo,
dari orang tua yang mengutamakan
Dikarenakan tidak ada perbedaan
kebebasan anak sepenuhnya untuk
tingkat kemandirian anak usia 4 - 6
menyatakan,
atau
tahun berdasarkan pola asuh orang tua
mendapatkan keinginan serta kemauan
di Desa Wijimulyo, Nanggulan, Kulon
anak. Anak bebas memilih bahkan
Progo, maka diduga ada beberapa
terkadang orang tua akan mengikuti
faktor
perintah anak. Anak dipandang secara
berpengaruh
alami dan memiliki bekal untuk
kemandirian anak selain dari pola asuh
mengurus dirinya sendiri. Pola asuh
orang tua.
memperoleh
dominan
lain
yang
terhadap
juga tingkat
permisif ini terlihat pada orang tua
Faktor pertama yang berpengaruh
yang membiarkan anak berbuat sesuka
terhadap tingkat kemandirian anak
hati dengan sedikit kekangan dan
adalah faktor yang bersumber dari
segala sesuatu justru berpusat pada
dalam dirinya sendiri, seperti keadaan
perilaku
keturunan dan konstitusi tubuhnya
anak.
Orang
tua
tidak
mengendalikan perilaku anak sesuai
sejak
dengan
perlengkapan yang melekat padanya.
kebutuhan
perkembangan
kepribadian anak.
dilahirkan
dengan
segala
Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir
Data hasil penelitian diketahui
adalah merupakan bekal dasar bagi
perkembangan kemandirian pada anak
pertumbuhan
usia 4 – 6 tahun di Desa Wijimulyo,
individu
Nanggulan, Kulon Progo yang paling
macam sifat dasar dari ayah dan ibu
tinggi / paling banyak dalam kategori
mungkin akan didapatkan didalam diri
normal (43,4%). Jadi, dapat diambil
seseorang,
kesimpulan
perkembangan
intelektual dan potensi pertumbuhan
kemandirian pada anak usia 4 – 6
tubuhnya. Responden pada penelitian
tahun di Desa Wijimulyo, Nanggulan,
ini dimungkinkan memiliki keturunan
Kulon Progo dalam kategori normal.
yang
bahwa
Berdasarkan
hasil
perhitungan
dengan menggunakan rumus Kruskall
perkembangan
selanjutnya.
baik
tubuhnya
dan
seperti
serta dalam
Bermacam-
bakat,
semua keadaan
potensi
kondisi baik,
sehingga walaupun pola asuh yang 8
Faktor ketiga yang berpengaruh
dimiliki responden penelitian berbeda, kemandirian
terhadap tingkat kemandirian anak
responden penelitian dalam kategori
adalah usia. Pada masa prasekolah ini
normal.
anak mulai belajar untuk menjadi
namun
perkembangan
Faktor kedua yang berpengaruh
manusia sosial dan belajar bergaul.
terhadap tingkat kemandirian anak
Mereka mengembangkan otonominya
adalah faktor lingkungan. Lingkungan
seiring dengan bertambahnya berbagai
adalah keseluruhan fenomena meliputi
kemampuan dan keterampilan seperti
berbagai peristiwa, situasi atau kondisi
keterampilan
fisik atau sosial yang mempengaruhi
melompat, memasang dan berkata-
perkembangan manusia. Lingkungan
kata.
ini terdiri atas lingkungan fisik dan
menurut Erikson, usia prasekolah
sosial.
berada
Lingkungan
fisik
meliputi
berlari,
memegang,
Perkembangan pada
tahap
psikososial “initiative
vs
segala sesuatu dari molekul yang ada
guilty”. Usia anak berpengaruh pada
di sekitar janin sebelum lahir sampai
tingkat kemandiran anak karena pada
kepada rancangan arsitektur suatu
masa ini anak senang belajar dan akan
rumah. Sedangkan lingkungan sosial
mencoba kegiatan serta pengalaman
meliputi seluruh manusia yang secara
baru.
potensial
mempengaruhi
dipengaruhi
oleh
dan
Memperhatikan hal ini, sebaiknya
perkembangan
para
profesional
kesehatan
dan
individu. Lingkungan perkembangan
perawat memperhatikan faktor–faktor
ini menyangkut lingkungan keluarga,
lain yang juga berpengaruh terhadap
sekolah,
perkembangan
kelompok
sebaya
dan
masyarakat.
maupun
anak
mengingat faktor pola asuh tidak
Lingkungan penelitian,
kemandirian
baik
dari
lingkungan
lingkungan
mendukung
responden sosial
selalu mempengaruhi perkembangan
fisik
kemandirian anak. Selanjutnya dengan
sangat
memperhatikan
perkembangan
faktor
–
faktor
tersebut maka perkembangan anak
kemandirian anak sehingga walaupun
tidak
pola asuh yang dimiliki orang tua
walaupun dengan berbagai pola asuh
terhadap tiap anak berbeda, namun
yang diterima anak.
responden penelitian (anak usia 4–6 tahun)
memiliki
perkembangan
kemandirian dalam kategori normal. 9
akan
mengalami
gangguan
E. KESIMPULAN
tersebut maka perkembangan anak
1. Pola asuh orang tua pada anak usia
tidak akan mengalami gangguan
4 – 6 tahun di Desa Wijimulyo,
walaupun dengan berbagai pola
Nanggulan, Kulon Progo dalam
asuh yang diterima anak.
kategori permisif (39,5%).
2. Bagi peneliti selanjutnya Selain
2. Perkembangan kemandirian pada
itu
bagi
peneliti
agar
mampu
anak usia 4 – 6 tahun di Desa
selanjutnya
Wijimulyo,
mengembangkan
Progo
Nanggulan,
dalam
Kulon
kategori
selanjutnya
normal
penelitian
(43,4%). 3. Tidak
ada
perbedaan
penelitian berdasarkan
yang
dilakukan
peneliti saat ini untuk meneliti
tingkat
kemandirian anak usia 4 - 6 tahun
variabel
berdasarkan pola asuh orang tua di
dengan tingkat kemandirian
Desa
Nanggulan,
anak dan pola asuh orang tua
Kulon Progo. Hasil perhitungan
atau variabel lain yang belum
Kruskal-Wallis antara pola asuh
diteliti.
Wijimulyo,
lain
yang
terkait
orang tua dengan perkembangan kemandirian anak usia 4 – 6 tahun
G. DAFTAR PUSTAKA
sebesar 4,073 (H hitung = 4,073)
Arikunto,S.2002.
Prosedur
dan nilai signifikan (p) yang
Penelitian Suatu Pendekatan
diperoleh adalah 0,130.
Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Basri,H.2000.
F. SARAN 1. Bagi tenaga kesehatan
Berkualitas.Yogyakarta:
Para profesional kesehatan dan perawat factor
perlu -
Pustaka Pelajar.
memperhatikan lain
Departemen Kesehatan RI.2006.
yang
Pedoman
terhadap
Stimulasi,
Deteksi
perkembangan kemandirian anak
Intervensi
Dini
mengingat faktor pola asuh tidak
Kembang Anak di Tingkat
selalu
Pelayanan Kesehatan Dasar.
berpengaruh
faktor
Remaja
mempengaruhi
Pelaksanaan dan Tumbuh
perkembangan kemandirian anak.
Jakarta:
Selanjutnya
Kesehatan Anak, Direktorat
dengan
Jenderal
memperhatikan faktor – faktor 10
Direktorat Bina
Bina
Kesehatan
Masyarakat,
Sugiyono. 2006. Statistika untuk
Departemen
Kesehatan RI.
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Hockenberry, M. J. & Wilson, D.
Sukresno,E.2000.
Masa-masa
2007. Wong’s Nursing Care of
Penting Pertumbuhan Anak.
Infants and Children Eight
Disampaikan
Edition. Philadelphia: Mosby
Hari Anak Nasional, Jum’at 28
Inc. Elsevier.
Juli 2000. Jakarta Pusat. URL :
Hidayat, A. A. A. 2006.Pengantar Ilmu
Keperawatan
Jakarta:
Penerbit
pada
seminar
http://www.balitacerdas.com/id
Anak.
xan.html.
Salemba
Undang-Undang
Medika.
RI.
Undang-Undang
Lie,A & Prasasti,S.2004. 101 Cara
2003. Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun
Membina
Kemandirian
dan
Tanggung
Jawab
Anak.
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Jakarta:
Elex
Media
Kloang Klede Putra Timur
2003
Komputindo.
Tentang
Sistem
Bekerja Sama dengan Koperasi Hubungan
Lisrtikawati.2005.
Primer
Praja
Mukti
I
Antara Pola Asuh Ibu Dengan
Departemen Dalam Negeri.
Kematangan Sosial Anak Usia
Wijayanti,Y. 2009. Pola Asuh Dan
1-3 Tahun di Desa Tirtohadi
Perkembangan
Mlati Skripsi
Tingkat
Sleman
Yogyakarta.
Kemandirian Anak Usia 4-6
Tidak
Diterbitkan:
Tahun di Pandean. Skripsi
Universitas
Gajah
Mada
Tidak Diterbitkan: Universitas
Yogyakarta, Yogyakarta.
Gajah
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi
Yogyakarta.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam.2003.
Konsep
Penerapan
dan
Metodologi
Penelitian Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Mada
Jakarta:
Salemba Medika.
11
Yogyakarta,