ISSN 0216-8138
50
STUDI KELAYAKAN POTENSI OBJEK WISATA ALAM UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN BULELENG by I Putu Ananda Citra Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNDIKSHA
[email protected] ABSTRACT The research was conducted in natural tourism object Buleleng Regency with the aim 1) to describe the potential of ecotourism in natural tourism object Buleleng Regency, 2) Mapping the distribution of natural attractions that meet eligibility potential to be developed as ecotourism in Buleleng. The method used in this study is a survey supported by the observation method. Sampling by purposive sampling technique. Data was analyzed using qualitative descriptive analysis techniques. The results showed that 1) the potential of ecotourism in natural tourist attraction (Lovina and Git-Git) in Buleleng Regency have different levels of potency. Tourism object Lovina has ecotourism potential is high, while the attraction Git-Git Waterfall potential ecotourism including the middle category, 2) Distribution of natural tourism object that meet eligibility potential to be developed as ecotourism in Buleleng consists of two variations of the potential ecotourism. tourism object of Git-Git Waterfall have an appropriate level of ecotourism middle category, lack of facilities, community participation and contribution to the community is a factor that determines the appropriateness of the as ecotourism. While the attraction Lovina feasibility level to be developed as ecotourism were high, because all aspects of ecotourism already qualifies as ecotourism. Keywords: feasibility study, attractions, ecotourism tepat, karena sektor pariwisata mampu
PENDAHULUAN Perencanaan pembangunan meru-
menyediakan pertumbuhan ekonomi
pakan jalan untuk mewujudkan aspirasi
yang cepat dan mampu mengaktifkan
dan tuntutan masyarakat. Salah satu
sektor produksi lain atau akan mem-
usaha pembangunan yang dilakukan
bentuk suatu jaringan ekonomi lain
yaitu pada pengembangan industri
dimana peluang-peluang yang ada diisi
pariwisata. Hal ini jelas terlihat dari
oleh para pelaku pada negara penerima
banyaknya
wisatawan.
program
pengembangan
kepariwisataan di berbagai Daerah
Bali sebagai salah satu daerah
Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia.
tujuan wisata utama di Indonesia,
Alternatif
kepariwi-
banyak memiliki potensi kepariwisata-
sataan adalah langkah yang sangat
an yang bisa dikembangkan dan diting-
pengembangan
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
ISSN 0216-8138
51
katkan. Kedudukan daerah Bali sudah
utara Pulau Bali yaitu di Kabupaten
dapat disejajarkan dengan daerah tu-
Buleleng.
juan wisata lainnya yang ada di dunia.
Pengembangan pariwisata harus
Hal ini dikarenakan keunikan budaya
merupakan pengembangan berencana
dan adat istiadatnya serta keindahan
secara menyeluruh, sehingga diman-
alam
bagi
faakan oleh masyarakat, baik segi
wisatawan. Apalagi ditunjang dengan
ekonomi, sosial dan kultural, menghin-
semakin bertambahnya dan berkem-
dari timbulnya permasalahan ekonomi,
bangnya sarana dan prasarana penu-
sosial
njang kepariwisataan, seperti: akomo-
negatif. Perencanaan kepariwisataan
dasi, transportasi, fasilitas rekreasi dan
harus mengintegrasikan pembangunan
hiburan, atraksi wisata, dan lainnya,
pariwisata
serta sikap ramah tamah masyarakat
pembangunan ekonomi, fisik, sosial,
dinilai mampu menarik wisatawan
dimana semua itu harus mampu mem-
untuk datang dan memperpanjang lama
berikan kerangka kerja kebijaksanan
tinggalnya.
pemerintah
yang
Dapat
sangat
disadari
menarik
bahwa
dan
kultural
menjadi
untuk
yang
suatu
bersifat
program
memotivasi
dan
yang
mengendalikan pengembangan kepari-
menjadi objek pariwisata di Bali adalah
wisataan. Wisata alternatif yang mun-
seluruh daerah Pulau Bali beserta
cul sebagai reaksi terhadap dampak
seluruh tatanan kehidupan dan seni
negatif yang ditimbulkan dari pengem-
budayanya. Pengembangan pariwisata
bangan dan perkembangan pariwisata
Bali harus disesuaikan dengan daya
adalah ekowisata (ecotourism).
dukung yang dimiliki dan menetapkan
Ekowisata merupakan kegiatan
sistem pembangunan kepariwisataan
wisata yang bersifat khas yang me-
yang berkelanjutan agar lingkungan
ngandung tiga unsur ”eko”, yaitu 1)
yang menjadi daya tarik utama dapat
memperhatikan aspek ekologis, dimana
terjaga kelestariannya. Walaupun demi-
kegiatan ekowisata mesti ramah ling-
kian, kesenjangan perkembangan pari-
kungan, 2) memperhatikan aspek eko-
wisata di Provinsi Bali masih tetap
nomis, kegiatan ini menguntungkan
terjadi yaitu antara Bali bagian utara
bagi masyarakat, terutama bagi masya-
dengan Bali bagian selatan. Pariwisata
rakat di sekitar kegiatan yang dilak-
seolah putus aktivitasnya di bagian
sanakan, dan 3) memperhatikan persepsi masyarakat (Evaluating Community
MediaKelayakan Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
ISSN 0216-8138
52
Optimum) yang mana kegiatan ini
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
mesti memperhatikan pendapat dan
pengetahuan
melibatkan masyarakat lokal. Ekowi-
wisatawan. Bahkan dalam berbagai
sata (ecotourism) merupakan hal yang
aspek ekowisata merupakan bentuk
menciptakan dan memuaskan suatu
wisata yang mengarah ke metatourism.
keinginan akan alam, mengeksploitasi
Ekowisata bukan menjual destinasi
potensi wisata untuk konservasi dan
tetapi menjual filosofi. Dari aspek
pembangunan serta mencegah dampak
inilah ekowisata tidak akan mengenal
negatifnya terhadap ekologi, kebuda-
kejenuhan pasar (Fandeli, 2000:8).
yaan dan keindahan (Western, 1995:3).
Dengan demikian ekowisata dianggap
Pilihan wisata alternatif mempu-
tepat dikembangkan karena apresia-
nyai
karakteristik
seperti
fisik,
dan
psikologis
tingkat
sinya terhadap lingkungan, baik itu
perkembangan yang relatif lambat dan
lingkungan alam maupun sosial buda-
terkontrol, mampu mengurangi dampak
yanya.
negatif yang ditimbulkan, pengambilan
Ekowisata dapat menjadi pengan-
keputusan yang bersifat lokal dengan
tar menuju pariwisata berkesinambung-
memperhatikan daya dukung yang
an karena di dalam ekowisata terdapat
dimiliki dan menerapkan pembangunan
prinsip pembelajaran tentang alam
pariwisata yang berkelanjutan, sangat
dimana masyarakat turut mendapatkan
cocok dikembangkan di Bali yang
manfaatnya (Pendit, 2002:149). De-
memiliki lahan terbatas dan telah sesuai
ngan
dengan konsep Tri Hita Karana yaitu
menjamin keberlangsungan hidup pari-
menekankan
wisata
hubungan
pada
antara
keharmonisan manusia
ekowisata
tanpa
diharapkan
harus
dapat
mengorbankan
dengan
lingkungan. Dari prinsip pembelajaran
Tuhan, manusia dengan manusia, dan
tentang alam dan manfaatnya terhadap
manusia dengan lingkungannya.
masyarakat, maka Bali memiliki po-
Pada hakekatnya ekowisata yang
tensi
besar
dalam
melestarikan dan memanfaatkan alam
ekowisata
serta budaya masyarakat, jauh lebih
Kabupaten Buleleng memiliki sejumlah
ketat
hanya
sumber daya alam dan potensi sosial
keberlanjutan. Sebab ekowisata tidak
budaya berupa adat-istiadat masyarakat
melakukan
tetapi
yang mampu menopang pembangunan
hanya menggunakan jasa alam dan
pariwisata, bila semua sumber daya
dibandingkan
dengan
eksploitasi
alam
karena
pengembangan
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
Bali
termasuk
ISSN 0216-8138
53
alam ini dikelola dengan baik akan
kaji potensi dan partisipasi masyarakat
dapat menunjang ekowisata, namun
dalam pengembangan ekowisata. Pe-
jika tidak ia akan menghancurkan
ngambilan sampel obyek wisata dila-
bukan saja sektor pariwisata tetapi Bali
kukan secara purposive area sampling,
secara keseluruhan.
karena obyek wisata alam tersebar dari
Hal ini menarik untuk dikaji
pesisir sampai pegunungan. Pengam-
karena kawasan ekowisata selain meru-
bilan sampel objek wisata, yaitu objek
pakan sumber pendapatan masyarakat
wisata yang berada di wilayah pesisir
juga berfungsi untuk konservasi keane-
(Lovina), dan yang berada di dataran
karaganam hayati dan kelestarian bu-
tinggi (Air Terjun Git-Git). Pengam-
daya masyarakat lokal. Penelitian ten-
bilan sampel masyarakat dilakukan
tang studi kelayakan untuk pengem-
secara purposive pada lokasi obyek
bangan
wisata yang dapat memenuhi syarat
ekowisata
di
Kabupaten
Buleleng dengan tujuan mendeskripsi-
atau
kan potensi ekowisata potensi ekowi-
penelitian, serta mewakili kelengkapan
sata di objek wisata alam Kabupaten
unsur-unsur yang akan diamati dan
Buleleng, dan sebaran objek wisata
dinilai
alam
kelayakan
pariwisata di Kabupaten Buleleng. Data
potensi untuk dikembangkan sebagai
yang dikumpulkan yaitu dengan cara
ekowisata
Buleleng
observasi, wawancara, kuisioner dan
sangat perlu diketahui untuk dapat
kajian pustaka. Selanjutnya pengolahan
dimanfaatkan secara optimal sesuai
data
dengan kebutuhan.
pembobotan
yang
di
memenuhi
Kabupaten
mewakili
untuk
berkaitan
dengan
kepentingan
dengan
kegiatan
pengharkatan pada
dan
masing-masing
indikator untuk dapat menentukan klas masing-masing. Penyajian data secara
METODE PENELITIAN Rancangan
yang
digunakan
deskriptif dengan analisis kualitatif.
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode survai (Effendi dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Singarimbun, 1989) didukung dengan metode
observasi
karena
adanya
Potensi Ekowisata di Objek Wisata Lovina
keterbatasan pada metode survai dalam menggali
informasi
yang
bersifat
kualitatif, dan wawancara guna meng-
Lovina merupakan salah satu objek wisata pesisir di Kabupaten Buleleng.
Dikatakan
objek
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Kelayakan Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
wisata
ISSN 0216-8138 pesisir
karena
54
daya
tarik
wisata
dominan dari potensi pesisir
sejumlah komponen masyarakat dan
dan
industri pariwisata guna mempromo-
kelautan yaitu atraksi lumba-lumba dan
sikan dan membangkitkan kawasan
pemandangan
Untuk
Lovina kedepannya. Dari beberapa
mengukur tingkat kelayakan objek
daya tarik yang dimiliki, wisata Lovina
wisata untuk dikembangkan sebagai
tidak
ekowisata akan dideskripsikan data
religius, terbukti dengan adanya pura
hasil penelitian dan pembahasannya
segara, Pura yang terdapat di pinggiran
potensi wisata di objek wisata Lovina
pantai lovina juga merupakan salah
dalam kategori tinggi. Hal ini dapat
satu daya tarik pendukung. Pura Segara
dilihat dari berbagai indikator yaitu dari
yang terdapat di pinggiran pantai lovina
aspek daya tarik utama dari wisata
sering dikunjungi oleh umat hindu saat
Lovina yakni atraksi lumba-lumba di
perayaan upacara agama seperti melasti
tengah laut, untuk dapat menikmati
dan odalan.
atraksi
pantainya.
lumba-lumba
ini
dengan
mengesampingkan
Lovina
sendiri
aktivitas
yang
terletak
memanfaatkan sampan (perahu kecil)
sekitar 9 kilometer sebelah barat Kota
milik nelayan disana, pemandangan ini
Singaraja.
dapat dinikmati dari pukul 05.00 Wita
Denpasar Lovina berjarak sekitar 80
sampai matahari mulai cukup tinggi.
kilometer sebelah utara. Kondisi jalan
Sedangkan
pendukung
dari ibu kota kabupaten cukup baik.
kawasan wisata Lovina yakni pantai
Transpotasi khusus juga disediakan
dengan panorama yang indah dan
oleh hotel-hotel di sekitar kawasan
intensitas
wisata
daya
tarik
matahari
yang
cukup
sementara
pantai
Lovina.
dari
Kota
Sedangkan
menjadikan daya tarik tersendiri bagi
transportasi umum seperti angkutan
wisatawan
yang tersedia untuk menujju Pantai
untuk
berdatangan
ke
daerah wisata Lovina.
lovina
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Buleleng menggelar even bertaraf internasional bernama
terbilang
banyak
karena
aksesibilitasnya terbilang jalan utama dari timur sampai barat Buleleng. Fasilitas
untuk
akomodasi
Festival Lovina, biasanya beragam
seperti hotel atau penginapan, tersebar
budaya akan dipamerkan pada saat hari
di pinggiran jalan dari luar gerbang
pembukaan, hal ini merupakan bentuk
pantai Lovina tersebar sampai disekitar
usaha
jalan menuju pantai Lovina. Hotel atau
pemerintah
yang
didukung
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
ISSN 0216-8138 penginapan
yang
55 juga
Dari segi partisipasi masyarakat
dalam bentuk berbagai macam dengan
di objek wisata Lovina termasuk
fasilitasnya yang memadai. Rumah
partisipasi tinggi. Partisipasi masya-
makan tersedia cukup banyak baik
rakat dalam pengembangan ekowisata
disekitaran Pantai Lovina
maupun
di Pantai Lovina sangat penting. Pihak
disekitar jalan menuju Pantai Lovina
pengelola selalu melibatkan masyarakat
itu sendiri. Terdapat pula toko-toko
lokal yang bekerja di tempat wisata
souvenir yang menjual berbagai macam
tersebut serta masyarakat lokal yang
barang dagangan antara lain pakaian
berada di sekitar pantai. Mereka selalu
khas
lain
diberikan surat untuk menghadiri rapat
selalu
maupun seminar yang diadakan oleh
beroperasi baik pagi maupun malam
pihak pengelola dan dinas pariwisata.
hari. Untuk pagi sampai sore hari pos
Contohnya, yaitu Dinas Kebudayaan
keamanan dijaga oleh polisi dan untuk
dan Pariwisata mengadakan Seminar
malam harinya dijaga oleh pecalang.
Sehari Anak Agung Panji Tisna pada
Terdapat pula pusat informasi yang
tanggal 24 September 2013. Seminar
selalu beroperasi di pantai lovina yang
yang bertujuan untuk mengenal lebih
salah
jasa
jauh perjalanan hidup sosok sastrawan
pemandu wisata atau guide untuk di
muda tahun 1930-an ini, dihadiri oleh
daerah wisata Lovina tersebut. Dalam
kurang lebih 100 peserta. Peserta dari
pelestarian lingkungan, seperti desa
seminar ini meliputi para prebekel
adat
Kelian
Bali,
sebagainya.
aksesoris Pos
satunya
lain
ditawarkan
dan
keamanan
menawarkan
di
Bali,
Desa
Adat
Desa
Adat
sekitar
Desa
Kalibukbuk juga menerapkan awig-
Kalibukbuk, PHRI, perwakilan peda-
awig.
gang di kawasan Lovina,
Seperti
pembersihan
melakukan tiap
sebulan
kegiatan sekali
akademisi.
Masyarakat
hingga
lokal
ikut
disekitar pantai, disamping dilakukan
berpartisipasi dalam perencanaan, yaitu
oleh
yang
ikut dalam rapat, identifikasi masalah,
melakukan setiap harinya. Sedangkan
dan pengambilan keputusan. Selain itu,
untuk pengolahan limbah, dilakukan
masyarakat
hanya
sampah.
apabila ada monitoring atau pengawas
Karena masing-masing pelaku usaha
yang datang meninjau keadaan Pantai
wisata sudah melaksanakan pengolahan
Lovina.
petugas
sekadar
kebersihan
membakar
lokal
juga
dilibatkan
limbahnya sendiri.
MediaKelayakan Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
ISSN 0216-8138 Partisipasi
56
masyarakat
lokal
atau
guide
untuk
mempermudah
dari segi monitoring yaitu melihat dari
wisatawan dalam memperoleh infor-
kesiapan pemantauan baik keamanan,
masi yang berkaitan dengan objek di
ketertiban maupun kelancaran jalannya
sekitar Lovina. Pemandu wisata terse-
suatu kepariwisataan di pantai Lovina,
but berkerja sama dengan pihak hotel
pemerintah
selalu
tim
untuk memberikan jasa antar-jemput,
monitoring
atau
yang
sarana penunjang dalam perjalanan,
ditugaskan
dari
daerah
Kabupaten
melibatkan pengawas Dinas
Pariwisata
dan
fasilitas
yang
mengutamakan
Buleleng.
Kenyamanan wisatawan. Terdapat pula
Pengelolaannya (PBL/Pemda Bersatu
petugas kebersihan yang selalu rutin
Lovina) yang dibentuk pada tahun 2000
membersihkan wilayah di sekitar pantai
selalu
melibatkan
Lovina. Petugas kebersihan tersebut,
seperti
petugas
berbagai parkir,
pihak petugas
selalu
dilibatkan
dalam
menjaga
keamanan (pecalang), pemandu wisata
kebersihan dan terdapat jadwal pada
(guide),
pagi dan sore hari yang dilaksanakan
dan
petugas
kebersihan.
Petugas parkir yang ditugaskan 2 orang
oleh
untuk menjaga ketertiban parkir di
Partisipasi
kawasan pantai Lovina. Partisipasi
keempat yaitu pada pengusaha/pelaku
masyarakat lokal sangat diperlukan
ekonomi wisata yang terdapat pada
dalam
akomodasi masyarakat terlihat dari
proses
pembangunan
dan
pihak
masyarkat
masyarakat
lokal
adanya
Pantai Lovina dapat menjadi kawasan
pengelolaan dengan pihak hotel-hotel
ekowisata. Petugas keamanan yang
yang
bertugas yaitu polisi yang ditugaskan
Lovina.
dari Pemda berjumlah 6 orang untuk
fasilitas
menjaga
terdapat Pihak
dari
yang
pengembangan Pantai Lovina sehingga
pihak
di kawasan wisata hotel
penunjang
menyediakan dan
pihak
dalam
bentuk
pengelolaan memberi informasi dari
wisata
pantai
ketersediaan hotel yang akan menjamin
Lovina. Namun, polisi hanya menjaga
kenyamanan wisatawan. Jasa transport-
pada saat pagi sampai sore hari. Untuk
tasi yang terdapat di Lovina selalu
malam harinya dijaga oleh pecalang
dilibatkan
yang
adat
transport yang disediakan oleh pihak
setempat. Pada kawasan wisata Lovina
hotel kawasan wisata Lovina. Pelaku
juga selalu melibatkan pemandu wisata
usaha seperti usaha rumah makanan
apapun
keamanan
kerjasama
setempat.
di
wilayah
ditugaskan
dari
desa
dengan
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
adanya
mobil
ISSN 0216-8138
57
selalu dilibatkan baik yang terdapat di
untuk berlibur. Selain itu terdapat
luar dan di dalam kawasan wisata
kesempatan kerja yang banyak dan
Lovina. Beberapa masyarakat setempat
dengan syarat yang mudah. Contohnya
memanfaatkan pembangunan restoran
yaitu pedagang asongan yang berjualan
di wilayah Lovina dengan terstruktur,
disana tidak perlu membayar pajak
sehingga dapat seimbang antara tempat
setiap bulannya kepada pihak pe-
terdapatnya restoran dengan artshop
ngelola. Prasarana seperti jalan yang
yang ada. Salah satu rumah makan
ada di Pantai Lovina sebagian berada
yang terdapat di dalam kawasan wisata
dalam kondisi rusak, sehingga sedikit
Lovina adalah “Shanty Bar”. Souvenir/
mengganggu
cendera mata yang terdapat selalu
Kegiatan pariwisata di Pantai Lovina
dilibatkan dengan memanfaatkan tata
secara fisik juga memberikan kon-
ruang yang ada. Pekerja atau pegawai
tribusi
yang menjaga took souvenir/ cendera-
Pengaturan tata ruang yang teratur
mata tersebut berasal dari warga desa
membuat
setempat masyarakat
aktivitas
kepada
wisatawan.
masyarakat
banyak
pelaku
lokal.
usaha
sebagai
peluang
bagi
ekonomi wisata yang bekerja di Pantai
yang
dijadikan
mata
Lovina. Setiap tempat wisata tentu
pencaharian sehari-harinya.
memiliki akomodasi dan restoran atau
Dari segi Kontribusi dari ke-
rumah makan yang jumlahnya lebih
giatan pariwisata terhadap masyarakat
dari
lokal lovina dalam kategori kontribusi
banyak tenaga kerja. Tenaga kerja
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ber-
tersebut dapat diambil dari masyarakat
bagai indikator yaitu kegiatan pariwi-
lokal yang berada di sekitar Pantai
sata di Pantai Lovina mempengaruhi
Lovina. Disediakannya tempat untuk
sosial ekonomi masyarakat lokal, se-
berjualan souvenir oleh pihak pe-
perti bertambahnya pendapatan masya-
ngelola yang jumlahnya lebih dari satu
rakat yang bekerja disana. Pendapatan
membuka peluang bagi masyarakat
pedagang
lokal
akan
bertambah
cukup
satu
untuk
sehingga
berjualan
membutuhkan
di
tempat
signifikan pada bulan Juli hingga
tersebut. Hal ini dapat menambah
Agustus pada saat akhir semester dan
penghasilan masyarakat.
kenaikan kelas karena wisatawan lokal maupun
macanegara
banyak
Oleh karena itu, tempat wisata
yang
Pantai Lovina memberikan kontribusi
melakukan kegiatan wisata khususnya
tinggi terutama dalam bidang ekonomi
MediaKelayakan Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
ISSN 0216-8138
58
kepada masyarakat lokal. Dari uraian di
Daya tarik pendukung antara
atas, ketiga aspek ekowisata baik itu
lain,
swimming,
panorama
potensi wisata, partisipasi terhadap
tracking, dan souvenir. Keindahan Air
masyarakat lokal khususnya masyara-
Terjun Campuhan dan Air Terjun
kat di sekitar objek wisata, dan kon-
Mekalangan
tribusi dari kegiatan pariwisata ter-
faktor penentu dari potensi wisata. Hal
hadap masyarakat lokal menunjukkan
ini karena terdapat aspek lain seperti
kategori yang tinggi terkait dengan po-
fasilitas
tensi ekowisata.
berpengaruh
belum
dan
dapat
aksesibilitas dalam
alam,
menjadi
yang
perkembangan
suatu objek wisata. Akses jalan menuju Potensi Ekowisata di Objek Wisata Git-Git
air terjun belum memadai karena adanya jalan yang berlubang/retak,
Dari segi potensi wisata di objek wisata
Air
Terjun Git-Git
dalam
kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator yaitu dari potensi objek wisata Git-Git Twin Waterfall walaupun memiliki daya tarik utama yaitu air terjunnya tapi belum
cukup.air
terjun
tersebut
memiliki kualitas air yang sangat bersih sehingga tempat
dapat untuk
wisatawan
digunakan mandi
terutama
sebagai
bagi air
para terjun
campuhan yang tidak terlalu dalam. Terdapat Air Terjun Mekalangan yang tidak kalah indah, namun air terjun ini lebih dalam dan kemiringan lerengnya lebih curam dari pada Air Terjun Campuhan.
Sehingga
Air
Terjun
Mekalangan ini tidak digunakan untuk mandi, tetapi hanya digunakan untuk berfoto dan menikmati keindahan alam
apalagi saat penghujan jalannya licin. Sedangkan jarak Objek Wisata Git-Git Twin Waterfall dari kota kabupaten lebih dari 10 km.
Terdapat rumah
makan/minum dan toko souvenir serta terdapat pos keamanan, sedangkan fasilitas Objek Wisata Git-Git Twin Waterfall tidak adanya akomodasi dan pos kesehatan serta pusat informasi. Dengan demikian, pada aspek potensi wisata
termasuk
sedang.Terkait
dalam
dengan
kategori pelestarian
lingkungan, Desa Adat Git-Git juga menerapkan
awig-awig.
Seperti
melakukan kegiatan pembersihan tiap bulan. Selain itu, terdapat himbauan untuk menjaga kebersihan di kawasan wisata. Hal ini dibuktikan dengan membuat papan pengumuman untuk menjaga kebersihan. Sedangkan untuk pengolahan limbah, dilakukan hanya
Git-Git Twin Waterfall.
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
ISSN 0216-8138 sekadar
membakar
59 sampah karena
tidak terlalu banyak sampah yang
makan dan souvenir masyarakat selalu dilibatkan.
dihasilkan dari kegiatan pariwisata. Dari segi partisipasi masyarakat
Dari segi kontribusi dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal di
di objek wisata Lovina termasuk
Desa
partisipasi sedang. Hal ini karena
kontribusi sedang. Hal ini dapat dilihat
pengelolaan Objek Wisata Git-Git Twin
dari berbagai indikator yaitu kegiatan
Waterfall
dari
dikelola oleh masyarakat
Git-Git
kegiatan
termasuk
pariwisata
masyarakat
objek wisata. Partisipasi masyarakat
peningkatan pendapatan masyarakat
lokal dalam pengembangan ekowisata
hanya kadang-kadang sesuai dengan
pada Objek
banyak
Waterfall
pada
Twin
perencanaan rapat,
tidaknya
sosial
terhadap
lokal yang memiliki tanah di tempat
Wisata Git-Git
dalam
kategori
ekonomi
wisatawan
yang
mengunjungi Objek Wisata Git-Git
pengambilan keputusan dan mengiden-
Twin
tifikasi masalah selalu melibatkan ma-
masyarakat
syarakat lokal. Sedangkan pada pro-
dengan syarat yang ketat, misalnya
mosi wisata dan tim monitoring masya-
untuk menjadi guide. Sedangkan untuk
rakat lokal kadang-kadang dilibatkan.
kontribusi fisiknya pengaturan tata
Untuk
parkir Objek Wisata Git-Git
ruang kawasan wisata ada dan teratur
Twin Waterfall pengelolaannya dilaku-
dapat dilihat dari rute tracking menuju
kan oleh masyarakat yang memiliki
air tejun itu melewati rumah makan dan
tanah pada area parkir sedangan untuk
toko souvenir. Kontribusi terhadap
partisipasinya pengembangannya petu-
prasarana
gas parkir dan petugas keamanan tidak
Wisata Git-Git Twin Waterfall ini
dilibatkan. Sedangkan pemandu wisata
masih terdapat jalan yang rusak/ retak.
kadang-kadang dilibatkan. Pengusaha/
Kontribusi terhadap sarana akomodasi
pelaku ekonomi ekowisata karyawan,
seperti hotel belum ada, hal ini karena
akomodasi,
tidak
pengaturan tata ruang tidak memung-
dilibatkan dalam pengembangan Objek
kinkan pembangunan hotel pada daerah
Wisata Git-Git Twin Waterfall. Akan
yang bertopografi curam, akan tetapi
tetapi, partisipasi masyarakat sebagai
pembangunan rumah makan dan toko
pelaku usaha wisata seperti rumah
souvenir sudah ada.
jasa
transportasi
Waterfall.
Kesempatan kerja
lokal ada akan tetapi
jalan
dikawasan
MediaKelayakan Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
Objek
ISSN 0216-8138
60
Sebaran objek wisata alam yang memenuhi kelayakan potensi untuk dikembangkan sebagai ekowisata di Kabupaten Buleleng
Interval =
Jumlah nilai tertinggi − jumlah nilai terendah 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
masing aspek ekowisata yang telah
105 − 35 3 Interval = 23,33
diuraikan, maka dengan menggabung-
Dengan demikian dapat dibuat tingkat
kan semua aspek maka diperoleh
klasifikasi tingkat potensi ekowisata
potensi
sebagai berikut.
Dari
hasil
klasifikasi
ekowisata
indikator
sehingga
masing-
memiliki nilai
35
terendah
Interval =
35 – 58,33
= tingkat kelayakan
adalah 35 dan nilai tertinggi adalah
rendah
105, maka dapat dihitung kelas interval
58,34 – 81,67 = tingkat kelayakan
dengan rumus berikut.
sedang 81,68 – 105
= tingkat kelayakan
tinggi Tabel 1 Tingkat Kelayakan Objek Wisata Alam unuk Pengembangan Ekowisata Objek Wisata
No 2
Lovina
Potensi Wisata 38 (tinggi)
3
Git-Git
30 (sedang)
Aspek Ekowisata Partisipasi Kontribusi terhadap Masyarakat Masyarakat Lokal 38 (tinggi) 19 (tinggi) 29 (sedang)
Berdasarkan Tabel 1, tingkat
16(sedang)
Tingkat kelayakan Ekowisata 95 (Tinggi) 75 (sedang)
gori sedang. Dari semua aspek tersebut
potensi ekowisata dibedakan menjadi 2
akan
(dua) yakni, 1) objek wisata Git-Git
ekowisata di objek Git-Git termasuk
dengan tingkat kelayakan ekowisata
memiliki tingkat kelayakan kategori
tergolong sedang. Hal ini karena aspek
sedang untuk pengembangan ekowi-
pada masing-masing ekowisata menun-
sata. Banyak hal yang perlu diperbaiki
jukkan potensi sedang, seperti pada
agar
aspek potensi wisata dengan kategori
pengembangan ekowisata, mulai dari
potensi
pengembangan potensi wisata
sedang,
aspek
partisipasi
berpengaruh
sesuai
dengan
pada
potensi
syarat
dari
dan
masyarakat dengan kategori sedang,
meningkatkan partisipasi masyarakat.
dan
2)
aspek
kontribusi
pariwisata
terhadap masyarakat lokal juga kate-
tingkat
potensi
tinggi
untuk
pengembangan ekowisata berada pada
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
ISSN 0216-8138
61
objek wisata Lovina. Hal ini dapat
harus
dilihat dari ketiga aspek ekowisata
lingkungan,
mulai dari potensi wisata, partisipasi
khususnya
masyarakat, dan kontribusi terhadap
kegiatan pariwisata harus memberikan
masyarakat lokal dari hasil pengolahan
keuntungan.
data berada pada potensi tinggi.
dengan
Dari
uraian
di
atas,
dapat
dipetakan sebaran tingkat kelayakan
memperhatikan
kelestarian
melibatkan
masyarakat
masyarakat
Hal
makna
ini dari
lokal,
juga
berkelanjutan yang menjadi prioritas pembangunan di Indonesia.
Kabupaten Buleleng, dimana pada kawasan dataran tinggi Kabupaten Buleleng yaitu objek wisata Air Terjun Git-Git memiliki tingkat kelayakan sedang dalam pengembangan ekowisata. Tidak hanya peningkatan pada wisata,
tetapi
juga
lebih
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan
sehingga
kontribusi
dari
kegiatan pariwisata akan lebih besar. Sedangkan pada objek wisata Lovina memiliki
potensi
tinggi
untuk
pengembangan ekowisata. Mulai dari potensi
wisata,
partisipasi
masya-
rakatnya, dan kontribusi dari kegiatan pariwisata terhadap masyarakat lokal menunjukan kategori tinggi sehingga dapat
dikatakan
layak
sebagai
ekowisata. Syarat pengembangan ekowisata sudah tegas menyatakan ketiga aspek ekowisata
menjadi
syarat
sejalan
pembangunan
ekowisata pada objek wisata alam
potensi
dan
mutlak
sebagai dasar dalam mengembangkan suatu objek wisata. Kegiatan pariwisata
MediaKelayakan Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor Desember (I 2015 Studi Potensi Objek Wisata Alam 2Untuk........ Putu Ananda Citra)
ISSN 0216-8138
95 (Tinggi)
75 (Sedang)
Gambar 4. Peta Sebaran Tingkat Potensi Ekowisata di Wilayah Pesisir Kabupaten Buleleng
Media KomunikasiPotensi Geografi Vol.Wisata 16 Nomor Desember 2015 Studi Kelayakan Objek Alam2 Untuk........ (I Putu Ananda Citra)
62
ISSN 0216-8138
63
SIMPULAN DAN
tingkat
REKOMENDASI
dikembangkan sebagai ekowisa-
Simpulan
ta termasuk kategori tinggi
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan dari tujuan penelitian,
kelayakan
untuk
Rekomendasi 1) Bagi
Pemerintah
Kabupaten
dapat ditarik kesimpulan sebagai
Buleleng
berikut.
pengelolaan
1) Potensi ekowisata pada objek
wilayah khususnya pengelolaan
wisata alam (Lovina dan Git-
objek wisata Alam agar mulai
Git) di Kabupaten Buleleng
untuk
memiliki
pengembangan ekowisata. Objek
perbedaan
tingkat
dalam
rangka
pengembangan
berorietasi
alam
di
pada
potensi. Objek wisata lovina
wisata
memiliki
potensi
ekowisata
Buleleng memiliki potensi dan
tergolong
tinggi,
sedangkan
terdapat
objek
Kabupaten
wisata
yang
objek wisata Air Terjun Git-Git
memenuhi
potensi ekowisatanya termasuk
pengembangan ekowisata.
kategori sedang.
2) Bagi pengelola objek wisata agar
2) Sebaran objek wisata alam yang memenuhi untuk
persyaratan
lebih memperhatikan kelestarian
kelayakan
potensi
atraksi
dikembangkan
sebagai
tariknya, melibatkan masyarakat
ekowisata
di
Kabupaten
lokal
wisata
lebih
sebagai
daya
banyak
dengan
Buleleng terdiri dari dua variasi
membuka
peluang
usaha
potensi
ekowisatanya.
sehingga
masyarakat
akan
wisata
Air
memiliki ekowisata
Terjun
tingkat kategori
Objek Git-Git
kelayakan
sebagai subjek dalam kegiatan pariwisata.
sedang,
kurangnya fasilitas, partisipasi
DAFTAR PUSTAKA
masyarakat
Baiquni, M. 2010. Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global. Denpasar: Udayana University Press. Efendi, Sofian dan Singarimbun, Masri. 1987. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta: LP3ES
dan
kontribusi
terhadap masyarakat merupakan faktor yang menentukan layak tidaknya
sebagai
ekowisata.
Sedangkan objek wisata Lovina
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
ISSN 0216-8138
Fandeli, Chafid dan Muklison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramitha. Western, David. 1995. Ekoturisme: Petunjuk Untuk Perencanaan & Pengelolaan. Jakarta: The Ecotourism Society North Benington, Ver
Media Komunikasi Geografi Vol. 16 Nomor 2 Desember 2015
64