STUDI KASUS IMPLEMENTASI PROGRAM KESELAMATANKERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN DEPO ELPIJI BANJARMASIN Candra Yuliana Abstrak - Penerapan program keselamatan kerja secara utuh dapat meminimalkan
risikoterjadinya kecelakaan kerja. Namun, pada kenyataannya banyak hambatan yangsering dihadapi, baik dari pihak kontraktor maupun dari pihak pekerja. Jadi dapat dikatakan bahwa kontraktor masih belummemandang masalah keselamatan kerja sebagai prioritas utama dalam mencapaitujuan perusahaannya, yakni kecelakaan nihil (zero accident).Tujuan dari penelitian ini antara lain mengetahui alasan pentingnya perusahaan kontraktor menerapkan program keselamatan kerja, identifikasifaktor-faktorpenghambat, dan mengetahui seberapa besar implementasi program keselamatan kerja padapembangunan Depo Elpiji Banjarmasin. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada Direktur, kepala proyek, karyawan/pekerja yangbekerja pada proyek pembangunan Depo Elpiji Banjarmasinsebanyak 40 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan pentingnya perusahaan kontraktor konstruksi menerapkan programkeselamatan kerja adalah nama baik perusahaan, kemanusiaan terhadap tenaga kerja, Undang-Undang dan Peraturan,dan alasan ekonomi. Hambatan yang terjadi pada penerapan Program Keselamatan Kerja adalah kurangnya kedisiplinan, kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan adanya batas waktu (deadline) proyek, kurangnya kesadaran, bahasa komunikasi antara atasan dan pekerja, dan kurang membudayanya tentang keselamatan kerja pada para pekerja. Adapun Program Keselamatan Kerja pada Pembangunan Delpo Elpiji Banjarmasinyang telah dilaksanakan adalah pemahaman filosofi keselamatan kerja (67%), penetapan misi keselamatan kerja (90%), penetapan pimpinan divisi keselamatan kerja (77%), membentuk komite keselamatan kerja (77%), pelaporan segera setelah terjadi kecelakaan kerja (73%), memberikan pelatihan keselamatan kerja (70%), analisa sumber bahaya (77%), fasilitas/alat keselamatan kerja (83%), dan rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya (70%). Program keselamatan kerja berpengaruh terhadap tingginya tingkat kecelakaankerja yang terjadi dalam suatu proyek. Kata kunci: program keselamatan kerja, kesehatan kerja, faktor-faktor penghambat. program
PENDAHULUAN Dalam
pelaksanaan
pembangunan
Depo
konstruksi
Elpiji
keselamatan
kerja
yangtelah
diterapkan.
akan
Penerapan
program
keselamatan
banyakmenggunakan tenaga kerja manusia,
kerja secara utuh dapat meminimalkan
dan setiap kegiatan pekerjaan konstruksi
risikoterjadinya kecelakaan kerja. Namun,
sangatdipengaruhi
pada
oleh
kondisi
fisik
kenyataannya
banyak
hambatan
pekerja serta area kerja yang terbuka,
yangsering dihadapi, baik dari pihak
seperti iklim,cuaca, dan lingkungan. Oleh
kontraktor maupun dari pihak pekerja.
karena itu, pelaksanaan proyek konstruksi
Adaanggapan dari sebagian kontraktor
sangat
bahwa
rawanterhadap
kecelakaan
kerja.
terjadinya
seringkali
mengalami
proyek
kesulitandalam memilih prioritas antara
pembangunan Depo Elpiji inisecara umum
keselamatan kerja dengan jadwal dan biaya
pihak
proyek.Dipihak lain, rendahnya kesadaran
kontraktor
Pada
mereka
telah
menerapkan
program keselamatan kerja, tetapimasih
dan
terdapat beberapa kekurangan di beberapa
keselamatankerjanya 24
kedisiplinan
pekerja menjadi
terhadap faktor
penghambat dalam pelaksanaan program
melakukan pekerjaan. Kesehatan kerja
keselamatan kerjadi proyek konstruksi.
adalahspesialisasi
Jadi dapat dikatakan bahwa kontraktor
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya
masih
yang
belummemandang
masalah
dalamilmu
bertujuanagar
pekerja/masyarakat
keselamatan kerja sebagai prioritas utama
memperoleh
dalam
kesehatansetinggi-tingginya
mencapaitujuan
perusahaannya,
derajat baik
yakni kecelakaan nihil (zero accident).
fisik,mental maupun sosial, dengan usaha
Dalam
preventif
pelaksanaanpembangunan
dan
kutatif,
terhadap
kontruksi terdapat beberapa penyebab
penyakit-penyakit ataugangguan-gangguan
terjadinya kecelakaandiantaranya yaitu :
kesehatan
jatuh, terbentur, tertimpa, mesin, alat, alat
faktor-faktorpekerjaan
tangan, dantranportasi.
kerja
Tujuan dari penelitian ini anatara lain:
umum.
1. Mengetahui
alasan
perusahaan
pentingnya
dan
oleh
lingkungan
terhadappenyakit-penyakit
sistem
manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Depo
ElpijiBanjarmasin
dan
diakibatkan
Penerapan
kontraktor
Pembangunan
yang
bukansekedar
menerapkan
kegiatan
yang
dapat
berlangsung dalam satu atau dua bulan
program keselamatan kerja
saja.Untuk itu selama kurang lebih satu
2. Identifikasifaktor-faktorpenghamba
tahun
perusahaan
harus
siap
tpadapembangunanDepoElpiji
menghadapigangguan arus kas karena
Banjarmasin
waktu yang seharusnya dikonsentrasikan
3. Mengetahui
seberapa
besar
untukberproduksi atau beroprasi banyak
implementasi program keselamatan
terserap
kerja
Keadaanseperti
padapembangunan
Depo
Elpiji Banjarmasin.
dihindari
ke
proses ini
dengan
pengelolaanyang
sebetulnya perencanaan
baik.
ini. dapat dan
(Ridley,
John.
yang
perlu
2006).
KAJIAN TEORITIS
Beberapa
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan
kegiatan
dilakukan dalam tahap pengembangan
Kerja (K3) Keselamatan
penerpan
kerja
sistemManajemen
Keselamatan
dan
keselamatan yang bertalian dengan mesin,
Kesehatan
(K3)
lain
peralatanalat kerja, bahan serta prose
mencangkupdokumentasi,
pengolahannya, landasan tempat kerja
kelompok,
danlingkungannya
penulisanmanual
serta
adalah
cara-cara 25
Kerja
penyusunan sistem
antara
pembagian bagan
alir,
Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
ekonomi, kita bisa memulai menginjakan
prosedurdan instruksi kerja. (Silalahi, N. B.
kaki ke fase produktivitas kerja. Sedangkan
& Silalahi, Rumondang B. 1995). Setelah
fase teknologi industi, cepat lambatnya
semua dokumen dibuat, maka setiap
dicapaitergantung
anggota
untuk
kelompok
kerjakembali
ke
masing-masing untuk menerapkan sistem yang
telah
ditulis.Adapun
penerapannya
kemampuan
mengembangkan
perindustrian
padaumumnya.
cara adalah
Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan
anggotakelompokkejamengumpulkanselur uhstafnyadanmenjelaskan
kepada
mengenai
Kesehatan Kerja (K3)
isi
Tujuan
dokumen tersebut.
Sistem
dan
manfaat
Manajamen
penerapan
Keselamatan
dan
KesehatanKerja (K3), yaitu: Manajemen
Keselamatan
Perlindungan tenaga kerja dapat memberi
dan
Kesehatan Kerja (K3)
pengaruh positif terbesar
Dalam pasar bebas yang marak dengan
berbagai
diraih
persaingan,
adalah
mengurangi
kecelakaan
penerapanManajemen Keselamatan dan
yangdapat angka
kerja.(Ramli
Soehatman,SMK3, 2010)
Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk
Memperlihatkan kepatuhan pada aspek
dijalankandengan baik dan terarah. Proses
hukum.(Ramli Soehatman, SMK3, 2010) Aspek
industrialisasi merupakan syarat mutlak
ekonomi,
jika
penerapan
untukmembangun negeri ini. Pengalaman
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
di negara-negara lain menunjukan bahwa
Kerja (K3)dilaksanakan secara efektif
trensuatu pertumbuhan dari Manajemen
dan penuh komitmen, nilai uang yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
keluartersebut
adalahmelalui
dibandingkan biaya yang ditimbulkan
fase-fase,
yaitu
fase
jauh
lebih
kesejahteraan, fase produktivitas kerja dan
akibatkecelakaan
faseteknologi
Soehatman, SMK3, 2010)
industri.Sekarang
ini,
Membuat
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
sebagaimanahalnya
sedang
berada
kerja.
sistem
(Ramli
manajemen
yang
efektif.
aspek-aspek tentang pengaturan tenaga kerja,
kecil
Meningkatkan
pada
kepercayaan
terhadap
perusahaan.
fasekesejahteraan, terutama umumnya pada buruh.
Mungkin
setelah
Metode
tercapainyakesetabilan politik, hukum dan 26
atau
Usaha
Pencegahan
pabrik, tetapi pekerja juga jelassangat
Kecelakaan Kerja Pencegahan kecelakaan kerja pada dasarnya
merupakan
tanggung
bertanggungjawab
jawab
efektifitas
paramanajer lini, mandor, personalia dan
kondisi
kerja
menjamin
langkah-langkah
pencegahan(Ridley, John. 2006)
juga kepala urusan. Fungsionaris lini wajibmemelihara
untuk
Penyediaan peralatan pemadam api
yang
dapat
terdiri
dari
peralatan
yang
selamat sesuai dengan ketentuan pabrik
sederhanasampai kepada peralatan yang
panduaanpraktek pembikinan yang baik
modern
(Good Manufacturing Practice). Di lain
Macam danjumlahnya tergantung kepada
pihak, parakepala urusan wajib senantiasa
luas dan konstruksi bangunan yang akan
mencegah
dilindungiatau
jangan
sampai
terjadi
misalnya
diamankan
systems.
dan
proses
kecelakaan.Kedua macam fungsionaris ini
produksi
kelihatannya mempunyai tanggung jawab
Kadang-kadangcukup
yangberbeda.
tidak,
pemadam api atau persediaan pasir kering
pemeliharaan keadaan yang tidak aman dan
atau beberapaember yang diisi air. Di
pencegahankecelakaan adalah satu fungsi
daerah yang mempunyai jaringan ledeng
yang sama. Pencegahan kecelakaan adalah
air,
merupakanprogram terpadu koordinasi dari
dilengkapi dengan hydrant dan selang
berbagai
pemadam kebakaran.
terarah
Sebenarnya
aktivitas,
pengawasan
yangdidasarkan
atas
yang
yang
sprinkeler
dilakukan didalamnya. dengan
kebanyakanpabrik-pabrik
tabung
yang
sikap,
Program keselamatan kerja melalui
pengetahuan dan kemampuan. litas yang
pendekatan secara manajemen yaitudengan
berlawanan dengan daftar diatas.
menerapkan
program-program
Banyak kebakaran dan ledakan di
keselamatan antara lain penetapan misi
pabrik terjadi diluar jam kerja normal.
keselamatan kerja, penetapan pimpinan
Dalamkasus ini, resiko terlukanya orang
divisi
akan berkurang, tetapi kerugian akibat
rencana darurat untuk keadaan bahaya,
hilangnyalapangan
membuat
membentuk komite keselamatan kerja,
kebakaran menjadi malapetaka ekonomi
penyediaan fasilitas keselamatan kerja,
maupun sosial.Kebakaran terjadi dalam
pelatihan keselamatan kerja (Ridley, John.
jam kerja merupakan bahaya lebih besar
2006).
kerja
keselamatan
kerja,
merancang
bagi para pekerja. Banyak yang dapat dan harus dilakukan untuk mencegah bencana
METODOLOGI PENELITIAN
serupa
Identifikasi Variabel Kuesioner
ini
bertanggungjawab
olehmereka terhadap
yang
bangunan 27
Variabel Jenis Alasan Pentingnya
Penerapan
Sistem
Keselamatan
Perusahaan/Prestige
Kerja
Motive,
Perusahaan kontraktoryang memiliki
Variabel
Jenis
citra baik dalam keselamatan kerja
Hambatan
Implementasi Keselamatan Kerja
dapat mempengaruhikemampuan untuk
Variabel
bersaing
Jenis
Implementasi
Metode penelitian yang digunakan
Adanya alasan Kemanusiaan terhadap
Adanya
Undang-Undang
dan
karyawan/pekerja
Peraturan/The Policy Motive, yang ada
yangbekerja pada proyek pembangunan
sertaakan dikenai sanksi apabila tidak
Depo Elpiji Banjarmasin sebanyak 40
menjalankan
responden.Dari pihak perusahaan yang
keselamatankerja(24%).
menjadi
proyek,
lain
tenaga kerja/ Humanity(28%)
berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada Direktur, kepala
perusahaan
(29%).
Program Keselamatan Kerja
adalah deskriptif analisis
dengan
sampel
adalah
orang
yang
program
Adanya alasan Ekonomi/ Economy
berhubunganlangsung dengan pekerjaan
Motive , adanya kecelakaan kerja
pembangunan
General
akanmenimbulkan kerugian ekonomi
engineering,
seperti kerusakan mesin, peralatan
seperti
Superintendent
(GS),
:
surveyor, pelaksana, asisten pelaksana,
material,biaya
peralatan danproduksi, logistic dan asisten
santunan
logistik.
sebagainya.(19%)
Dan
ihak
pekerja/mandorbangunan.
kecelakaan,
Berdasarkan
Analisa data di buat berdasarkan
prosentase
data
jawaban respoden atas kuesioner yang
jawaban
diberikan. Hasil pengolahan data di buat
variabelHambatan
dalambentuk
keselamatan
prosentase
dan
ditampilkandalam bentuk gambar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
pentingnya keselamatan kerjayaitu: alasan
Nama
hasil
perhitungan
kuesioner
didapatkan
responden
kerja
dalam pada
untuk pelaksanaan perusahaan
Kurangnya
kedisiplinan pekerja
Kurangnya tingkat pendidikan dan pengetahuan pekerja (20%)
diperoleh prosentase untuk variabel alasan
Adanya
dan
terhadap keselamatan kerja (22%)
perhitungan prosentase data kuesioner,
biaya
kontraktor sebagai berikut:
Berdasarkan
pengobatan,
Adanya batas waktu (deadline) proyek sehingga pekerja mendapat
Baik
tekanan danmerasa tidak nyaman
28
dalam beraktivitas (19%)
hambatan
Kurangnya kesadaran pekerja akan
pentingnyaperusahaan
keselamatan kerja (18%)
konstruksi dalam menerapkan program
Bahasa komunikasi antara atasan
keselamatan kerja. Berdasarkan
dan pekerja (11%)
utama
tentang
prosentase
keselamatan kerja pada para pekerja
prosentase
(10%)
keselamatan
Kurang
Dalam
membudayanya
usaha
untuk
data
alasan kontraktor
hasil
perhitungan
kuesioner,
diperoleh
Pemahaman kerja
Filosofi
pada
perusahaan
kontraktor konstruksiPembangunan Depo
menciptakan maka
Elpiji Banjarmasin sebesar 67%. Hal
bagi
tersebut didukung denganfakta bahwa
implementasi program keselamatan kerja.
setiap perusahaan kontraktor kontruksi
Sehingga dapatdiketahui berdasarkan nilai
telah menyusun danmengimplementasikan
prosentase dari jawaban responden atas
program keselamatan kerja yang bertujuan
variabelHambatan
untuk mengontrollingkungan kerja dan
Lingkungan kerja kontraktorperlu
keselamatan
yang aman,
asas
kerja
yang
dalam
kuat
pelaksanaan
yaitu
pekerja
kurangnya
untuk
mencegah/mengurangi
tingkat terjadinyakecelakaan kerja.
kedisiplinan pekerjaterhadap keselamatan
Dari
kerja (22%), kurangnya tingkat pendidikan
hasil
mengenai
dan pengetahuanpekerja (20%), adanya
prioritas
batas waktu (deadline) proyek sehingga
suatuproyek
pekerjamendapattekanan dan merasa tidak
kontraktor
nyaman dalam beraktivitas (19%), dan
prioritas sasaranpada setiap proyek yang
kurangnya
kesadaranpekerja
dilaksanakan.Dapat dilihat pada Gambar 1.
keselamatan
kerja
(18%),
akan menjadi
29
sasaran
kuesioner dalam
menjalankan
konstruksi,
perusahaan
konstruksi
mengurutkan
Gambar 1. Prioritas Sasaran Kemudian didapat informasi bahwa
Safety
Department,
perusahaan kontraktor konstruksi telah
menetapkan
mengubahurutan prioritas sasaran dari (1)
kerja.
Biaya,(2) Mutu,(3) Waktu, dan(4) Safety
dan
hasil
menjadi (1)Safety, (2) Biaya, (3) Mutu, (4)
prosentase
Waktu. Hal ini menguatkan bahwasanya
prosentaseMembentuk
perusahaankontraktor
Keselamatan
konstruksi
bertugas
prosedurkeselamatan
Berdasarkan data
yang
perhitungan
kuesioner,
Kerja
diperoleh Komite
pada
perusahan
Pembangunan Depo Elpiji Banjarmasin
kontraktor konstruksiPembangunan Depo
semakin memahamibahwa keselamatan
Elpiji Banjarmasin sebesar 77%. Hal ini
kerja merupakan masalah penting yang
bertujuan
kemudian dapat berdampakpositif terhadap
keselamatan kerja antara kontraktor dan
citra perusahaan kontraktor konstruksi
subkontraktor. Komitekeselamatan kerja
tersebut.
terdiri dari pimpinan proyek, petugas
Berdasarkan prosentase
data
hasil kuesioner,
prosentasePenetapan keselamatan
kerja
pada
perhitungan
untukmelakukan
keselamatan
kerja,
koordinasi
pengawaslapangan
diperoleh
(supervisor) dan mandor, yang biasanya
pimpinan
mengadakan
perusahan
meeting) untuk mendiskusikan masalah
pertemuan
teknik
Elpiji Banjarmasin sebesar 77%. Hal ini
disaatkonstruksi berlangsung. Selain itu,
menunjukkan bahwaperusahaan kontraktor
komite
memberikan prioritas terhadap masalah
mengingatkan program keselamatan kerja
keselamatan
melalui spanduk, poster, ataupun billboard.
denganmembentuk
divisi/departemen yang khusus menangani
keselamatan
Berdasarkan
masalah keselamtan kerja,biasanya disebut
prosentase 30
keselamatan
(safety
kontraktor konstruksiPembangunan Depo
kerja
dan
rutin
data
kerja
hasil kuesioner,
kerja
bertugas
perhitungan diperoleh
prosentasePelaporan,
Investigasi
Pencatatan
Kecelakaan
perusahan
kontraktor
Kerja
dan
supervisor, danmekanik, dimana pelaksana
pada
kontrol secara rutin melakukan inspeksi
konstruksi
untukmemastikan
setiap
aktivitas
Pembangunan Depo Elpiji Banjarmasin
konstruksi berjalan dengan aman sesuai
sebesar 73%. misi keselamatan kerja
dengan standaracuan yang dimiliki oleh
Berdasarkan prosentase
hasil
data
perhitungan
kuesioner,
setiap perusahaan kontraktor konstruksi.
diperoleh
Berdasarkan data hasil kuesioner,
prosentasePenetapanmisikeselamatankerja
didapatkan bahwa Sub-Elemen sumber
padaperusahankontraktorkonstruksiPemba
bahaya penyebab kecelakaan kerja pada
ngunan Depo Elpiji Banjarmasin sebesar
perusahan
90%.
Surakartasecara berurutan adalah crane
Hal
ini
bahwaperusahaan
menunjukkan
konstruksi
telah
(87,5%), perancah (67,5%), pekerjaan
memiliki target keselamatan kerja dalam
elektrikal(62,5%), pekerjaan beton dan baja
mengerjakanproyeknya.Dari hasil jawaban
(62,5%), pekerjaan galian dan urugan
Responden, didapatkan pernyataan misi
(50%), kendaraan dan alat berat (50%), dan
keselamatan
ladders/tangga (37,5%).
dimiliki
kontraktor
kontraktor
kerjaberupa
oleh
slogan
perusahaan
yang
kontraktor,
Berdasarkan
yaitu:Safety First, Utamakan Keselamatan
prosentase
Kerja, dan Zero Accident.
prosentasePenyediaan
Berdasarkan prosentase
hasil
data
perhitungan
kuesioner,
data
hasil
Keselamatan
perhitungan
kuesioner,
diperoleh Fasilitas
Kerja
pada
perusahan
diperoleh
kontraktor konstruksiPembangunan Depo
prosentase analisa keselamatan kerja pada
Elpiji Banjarmasin sebesar 83%. Hal ini
perusahan
konstruksi
menunjukkan bahwapengadaan fasilitas
Banjarmasin
keselamatan kerja merupakan salah satu
kontraktor
PembangunanDepo
Elpiji
sebesar 77%. Analisa sumber bahaya pada
wujud
setiap
kontraktor konstruksi yang secara langsung
proyekyang
merupakan
tahap
dilaksanakan, awal
dalam
nyata
dapat dilihat dan ditujukanbagi seluruh
melaksanakan programkeselamatan kerja,
pekerja,
dimana
menimbulkan
dalam
identifikasi pekerjaancara
tahap
bahaya
ini untuk
mengontrol
komitmenperusahaan
dilakukan setiap
dimana
hal
tersebut
persepsi
menambahkepercayaan
pekerja
dapat dan kepada
bahaya,
pihak manajemen dalam hal melindungi
frekuensi kontrol, dan pelaksana kontrol
pekerja daribahaya kecelakaan kerja saat
(person in charge ).Pelaksana kontrol
bekerja.
terdiri dari petugas keselamatan kerja,
BerdasarkanPenyediaanFasilitasKese 31
lamatan Kerja seperti :helm proyek, sepatu
lokasi
yang
berdebu,
masker
untuk
proyek, sabuk pengaman,sarung tangan
pekerjaan menggerinda penutup lubang,
untuk pekerjaan pengelasan, masker untuk
sarung tangan untuk pekerjaan beton,
pekerjaan pengelasan, rambu peringatan/
peredam bunyi telinga, dapat dilihat pada
tanda bahaya, pagar pengaman, pemadam
Gambar 2.
api, masker hidung untuk pekerjaan di
Gambar 2. Sub-Elemen Fasilitas Keselamatan Kerja Berdasarkan
hasil
prosentase
prosentase
data
kuesioner,
diperoleh
tersebut, dapat diketahui bahwa yang
prosentaseRancangan
menjadi
prioritas
untuk Keadaan Bahaya pada perusahan
SubElemenFasilitasKeselamatanKerja,oleh
kontraktor konstruksi Pembangunan Depo
perusahaankontraktorkonstruksiPembangu
Elpiji Banjarmasin sebesar 70%. Hal ini
nan Depo Elpiji Banjarmasin adalah
menunjukkanbahwa perusahaan kontraktor
penyediaan
perlindungan
konstruksi telah mengantisipasi keadaan
diriberupa, sepatu proyek (100%), sarung
darurat yangkhusus dapat terjadi dengan
tangan untuk pekerjaan pengelasan (83%),
melakukan
danmasker untuk pekerjaan pengelasan
kemungkinan
(83%), sarung tangan untuk pekerjaan
(identifikasi
beton (67%),peredam bunyi telinga (50%),
kemungkinan bahaya tersebut,kemudian
helm proyek (50%) dan sabuk pengaman
mengontrol
(50%).
rancangan darurat.
peralatan
Berdasarkan
hasil
perhitungan
pengukuran
bahaya),
bahaya
Darurat
mengenai
bahayaakan
Berdasarkan 32
Rencana
timbul
mengevakuasi
tersebut
hasil
melalui
perhitungan
prosentase
data
kuesioner,
diperoleh
prosentaseSub-Elemen
dikenai
Rancangan
perusahankontraktor
kerja(24%)
konstruksi
d. Adanya alasan Ekonomi, adanya
Pembangunan Depo Elpiji Banjarmasin
kecelakaan
adalah
menimbulkankerugian
proses
evakuasibila
tidak
menjalankan program keselamatan
Rencana Darurat untuk Keadaan Bahaya pada
sanksiapabila
terjadi
kerja
akan ekonomi
kebakaran (77%), penyediaan fasilitas
seperti kerusakan mesin, peralatan.
darurat seperti rumah sakit, klinik,ambulan
material, biayapengobatan, biaya
dll (83%), dan proses evakuasi bila terjadi
santunan
ledakan (67%).
sebagainya.(19%)
kecelakaan,
dan
3. Hambatan yang terjadi pada penerapan Program Keselamatan Kerja adalah
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah
sebagai berikut:
dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal
a. Kurangnya kedisiplinan pekerja
sebagai berikut:
terhadap keselamatan kerja. (22%)
1. Perusahaan kontraktor konstruksi yang melaksanakan
Pembangunan
b. Kurangnya tingkat pendidikan dan
Depo
pengetahuan pekerja. (20%)
ElpijiBanjarmasin telah menerapkan
c. Adanya batas waktu (deadline)
program keselamatan kerja secara baik.
proyek sehingga pekerja mendapat
2. Alasan kontraktor
pentingnya konstruksi
programkeselamatan
perusahaan
tekanandan merasa tidak nyaman
menerapkan kerja
dalam beraktivitas. (19%)
adalah
d. Kurangnya kesadaran pekerja akan
sebagai berikut: a. Adanya
keselamatan kerja. (18%)
alasan
Nama
Baik
e. Bahasa komunikasi antara atasan
Perusahaan, Perusahaan kontraktor yangmemiliki citra keselamatan
baik
kerja
mempengaruhikemampuan
dan pekerja (11%)
dalam
f. Kurang membudayanya tentang
dapat
keselamatan
untuk
pekerja(10%)
bersaing dengan perusahaan lain
pada alasan
Kemanusiaan
Undang-Undang
para
Pembangunan
Delpo
Elpiji
Banjarmasin yang telah dilaksanakan
terhadap tenaga kerja (28%) c. Adanya
pada
4. Adapun Program Keselamatan Kerja
(29%) b. Adanya
kerja
adalah sebagai berikut : dan
a. Pemahaman filosofi keselamatan
Peraturan yang ada serta akan
kerja (67%) 33
b. Penetapan misi keselamatan kerja
Keselamatan Kerja.Ikhtisar. Jakarta: Erlangga.
(90%) c. Penetapan
pimpinan
divisi
Silalahi, N. B. & Silalahi, Rumondang B. 1995. Manajemen Kesehatan dan KeselamatanKerja. Jakarta: Lembaga PPM.
keselamatan kerja (77%) d. Membentuk komite keselamatan kerja (77%) e. Pelaporan segera setelah terjadi
Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Th.1997 Tentang Keselamatan DanKesehatan Kerja
kecelakaan kerja (73%) f. Memberikan pelatihan keselamatan kerja (70%) g. Analisa sumber bahaya (77%) h. Fasilitas/alat
keselamatan
kerja
(83%) i.
Rancangan rencana darurat untuk keadaan bahaya (70%).
DAFTAR PUSTAKA Erviato, Wulfram, I. 2002. Manajemen Proyek Kontruksi. Yogyakarta: Andi. IOSH. 2007. Materi Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tenaga KerjaAsing-Bidang Kontruksi. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan pada Konstruksi Bangunan peraturan pelaksanaan dari UU No. 1Tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta: Dian Rakyat. Ridley, John. 2006. Kesehatan Dan 34