(Studi kasus di Perumah Garuda Tiga Kota Jambi)
Artikel ini membahas kegiatan keagamaan pemeluk agama Islam dan pemeluk Kristen di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru Kota Jambi tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan baik baik secara interen maupun eksteren. Pemeluk agama Islam menjalankan kegiatan keagamaan dengan leluasa di Masjid Al-mubarokah satu-satunya rumah ibadah yang berada di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya. Tren hubungan antara pemeluk agama yang terjadi di komplek perumahan Garda Tiga Jaya diwujudkan dengan saling mengunjungi jika terjadi musibah dan hubungan sosial yang berlangsung selama ini dengan mengadakan komunikasi yang baik dan saling toleran dalam melaksanakan ibadah, meskipun demikian hubungan yang harmonis ini sewaktu-waktu bisa menimbulkan konflik sosial.
Latar Belakang Masalah Kerukunan dan solidaritas umat beragama sangat penting untuk terus ditumbuh kembangkan tidak hanya pada generasi sekarang tapi juga generasi mendatang. Anak cucu kita sebagai pewaris dan estafet pembangunan di masa mendatang perlu memahami nilai-nilai pluralitas1 (etnik, budaya, dan agama) ajaran agama yang mengharuskan semua penganutnya saling menghargai dan toleran serta harmonis sesama umat beragama. Terjalinnya kerukunan dan solidaritas yang kuat diantara umat beragama akan menciptakan kondisi daerah yang kondusif dan stabilitas yang nyaman sebagai modal besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena pembangunan masyarakat yang adil dan damai tidak akan tercapai tanpa adanya kerukunan antar umat beragama. Kerukunan sejatinya hanya mungkin dibangun diatas fondasi iman yang kokoh yang membuahkan ketulusan dan kejujuran. Dalam kaitan dengan masalah hubungan antar pemeluk agama, perlu kita sepakati sebuah formulasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Syafii Ma’arif berikut ini ”berbeda dalam persaudaraan dan
1 Mukti Ali dkk, Agama dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1998), 6.
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
bersaudara dalam perbedaan”2 Ini penting disikapi dan dihayati dengan tulus agar agama dapat berfungsi sebagai sumber kedamaian dan keamanan dalam kehidupan bermasyarakat. Komplek Perumahan Garuda Tiga Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru Kota Jambi, penduduknya terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya yang berbeda setidaknya terdapat pemeluk agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan dan terdiri dari suku Minang, Bugis, Batak dan Melayu. Pada survey awal, menurut keterangan bapak Ketua RT yang berada di lingkungan komplek perumahan Garuda Tiga , penduduk yang memeluk agama Islam mendominasi dari jumlah penduduk yang beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan.3 Perumahan Garuda Tiga Jaya Kelurahan Bagan Pete terdiri dari empat Rukun Tetangga (RT), secara umum sudah menunjukkan keharmonisan dalam menjalin persaudaraan dan saling toleran dalam melaksanakan ibadah menurut kepercayaan yang dianut oleh masing-masing warga, dengan kata lain tidak ada gejolak yang signifikan dalam melaksanakan ibadah Hubungan sosial antar umat Islam dan Kristen selama ini yang kami rasakan cukup baik, umpamanya ketika umat Kristen sakit dan di rawat di rumah sakit umat Islam secara bersama-sama melalui pengurus RT memberikan bantuan atau sumbangan meskipun hanya ala kadarnya saja.4 Begitu pula hal yang dirasakan oleh umat Islam seperti yang di kemukakan oleh salah seorang warga RT, 13: “Ketika kami melahirkan anak kami yang kedua, umat Kristen datang melihat anak kami yang baru lahir dan memberikan perhatian yang baik dengan membantu memanggilkan bidan untuk datang ke rumah kami.5 Meskipun hubungan yang terjadi antar pemeluk agama Kristen dan Islam sudah berjalan dengan baik, namun hal ini belum bisa dijadikan tolokukur keharmonisan diantara umat Islam dan Kristen, karena belum terdapat wadah yang khusus untuk menjalin silaturrahmi antar umat beragama yang berada di komplek perumahan Garuda Tiga, seperti arisan RT yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk saling bertukar pendapat dalam menyelesaikan persoalan sosial keagamaan antar pemeluk agama Islam dan Kristen Selain itu terdapat keluhan yang diutarakan oleh salah seorang dari penganut kristianai warga komplek perumahan Garuda Tiga Jaya yang menceritakan kekecewaannya atas ketidak ikut sertanya dalam pemilihan ketua RT 13 Kelurahan Ahmad Syafii Ma’arif, Dalam Kebebasan Beragama Atau Berkeyakinan Seberapa Jauh? Di terjamahkan dari, Facilitating Freedom of Relegion or Billief: A Desk book. Tore Lindholm dkk, (Kanisus: Yogyakarta, 2006), xii. 3 Wawancara tanggal, 26 April 2011 4 Wawancara tanggal 29 2011 5 Wawancara tanggal 30 April 2011 2
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
Bagan Pete yang berlangsung tanpa sepengetahuannya sebagaimana yang diungkap oleh Era seorang penduduk komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya RT 13 “Ketika pemilihan ketua RT 13 kami tidak diundang karena pelaksanaannya hanya dilakukan pada saat yasinan RT dan kami tidak diikutsertakan karena tidak mungkin kami datang pada acara yasinan RT tersebut”.6 Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin melihat sejauh mana fakta kerukunan yang terjalin antara umat Islam dan Kristen dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut; Pertama, Bagaimana hubungan antar umat beragama Islam dan Kristen di komplek Perumahan Garuda Tiga? Kedua, Bagaimana aktifitas kehidupan beragama masyarakat yang beragama Islam dan Kristen di komplek Perumahan Garuda Tiga? Ketiga, Bagaimana kecendrungan(trends) hubungan antar umat beragama Islam dan Kristen di komplek Perumahan Garuda Tiga? Keempat, Apa faktor yang mempengaruhi Kualitas Hubungan Sosial keagamaan Umat Islam dan Kristen? Artikel tentang hubungan antar pemeluk agama ini adalah hasil penelitian penulis yang dilakukan di Perumahan Garuda Tiga, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kwalitatif deskriptif, Masalah yang menjadi Fokus penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas Islam dan komunitas Kristen yang terjadi semenjak dibentuknya komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya pada tahun 1996 hingga tahun 2011. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam(In-depth interview), observasi, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif, yakni dengan menafsirkan data, memaknai dan memahami kalimat-kalimat logis dan jelas berdasarkan hasil temuan di lapangan Kerukunan Umat Beragama dan Sekilas Metode Tulisan ini berangkat dari teori-teori tentang kerukunan umat beragama yang ditulis oleh Franz Magnis Suseno, yang menjelaskan bahwa kerukunan berasal dari kata rukun yang berarti berada dalam keadaan selaras, “tenang dan tenteram”,” tanpa perselisihan dan pertentangan”, bersatu dalam maksud untuk saling membantu. Dalam kata lain dapat pula difahami, bahwa pengertian keadaan rukun merupakan suatu keberadaan semua pihak bekerjasama, saling menerima, dalam suasana tenang7 Ajaran Islam menyerukan agar senantiasa menjaga kerukunan, kerukunan berasal dari kata "Rukun" dari Bahasa Arab "ruknun" artinya asas-asas atau dasar, seperti rukun Islam. Rukun dalam arti adjektiva adalah baik atau damai. Kerukunan hidup Wawancara tanggal 30 April 2011 Franz Magris Suseno, Etika Jawa Sebuah Analisis Falsafati Tentang Kebijakan Hidup Jawa (Jakarta: PT. Gramedia Utama, 2001), 39. 6 7
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
umat beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan umat beragama adalah program pemerintah meliputi semua agama, semua warga negara RI. Pada tahun 1967 diadakan musyawarah antar umat beragama. Undang Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi ‘Negara menjamin kemerdekaan setiap penduduk akan memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya” Doktrin Kristiani tentang kerukunan dan keharmonisan kehidupan dalam sosial atau kemanusiaan dalam perjanjian baru “Ada seorang datang kepada Yesus dan berkata; Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat agar memperoleh hidup yang kekal? Jawab Yesus: “Apa sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah”. Kata orang itu kepadaNya, “perintah yang mana?” kata Yesus, “jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri”. Melalui teks ini, dapat diketahui bahwa Yesus memerintahkan umat Kristiani agar senantiasa berbuat baik sesama manusia dan menjaga hubungan yang harmonis antar sesama manusia. Toleransi Islam Terhadap Pemeluk Agama Lain Meski di berbagai tempat Alquran mengkritik dan meluruskan beberapa ajaran ahlul kitab; Yahudi dan Nasrani, tetapi Alquran tetap mengakui keragaman dalam keyakinan/ akidah dan syariat. Bahkan Islam tidak memaksa manusia untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama di dunia. Melalui informasi Alquran Nabi Muhammad shallallâhu `alayhi wasallam sangat mengerti bahwa setiap upaya pemaksaan terhadap suatu agama akan mengalami kegagalan, sebab itu bukan hanya menyalahi hukum kebiasaan tetapi juga bertentangan dengan kehendak Tuhan. Allah berfirman : )118( َاس أُ َّمةً َوا ِح َدةً َو ََل يَ َزالُونَ ُم ْختَلِفِين َ ََّولَوْ شَا َء َربُّكَ لَ َج َع َل الن Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat (QS. Hud : 118). Perbedaan dalam ayat di atas diungkapkan dalam bentuk kata kerja masa kini dan mendatang (mudhâri`), sehingga mengesankan perbedaan tersebut, yang menurut AlRazi berupa keragaman agama, adalah sesuatu yang selalu ada pada setiap zaman; masa lalu, kini dan mendatang.
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
Latar Belakang Historis Komplek perumahan Garuda Tiga Jaya berdiri pada tahun 1995 di bangun oleh seorang Develover yang bernama Haji Jufri Jon, pada awalnya komplek ini masih bergabung dengan RT. 13 Kenali Besar di bawah kepemimpinan Darusman kemudian pada tahun 19968, seiring dengan perubahan UU tentang otonomi daerah, terjadi pengembangan wilayah terbentuk kelurahan baru membuat RT ini berpisah dari kelurahan Kenali Besar. Kelurahan ini tepecah menjadi dua kelurahan yaitu kelurahan Kenali Besar dan Kelurahan Bagan Pete, komplek perumahan Garuda Tiga Jaya sebagian ada yang masuk kelurah Mayang Mangurai dan sebagian ada yang masuk kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru kota Jambi. Ketua RT. 13 ini di pimpin oleh Rahman sampai pada tahun 1997 terjadi pergantian ketua RT. Ketua RT. 13 ini di pimpin oleh Ahmad Yani kemudian pada tahun 2000 RT 13 Komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya terpecah menjadi beberapa RT. Yaitu RT.11, RT. 12 RT. 13, RT. 20. RT. 28 yang berada di dalam lingkup kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru Kota Jambi pada awalnya penduduk komplek perumahan Garuda tiga jaya hanya berjumlah lebih kurang 50 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari berbagai suku (Jambi, Batak, Jawa, Bugis Padang) dan pemeluk agama Islam dan Kristen. Penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kelurahan Bagan Pete Kota Jambi dari dahulu hingga sekarang di dominasi oleh penduduk yang menganut agama Islam, Latar Belakang Sosial Keagamaan Masyarakat Masyarakat komplek perumahan Garuda Tiga Jaya menganut agama Islam, Kristen Katolik dan Protestan, yang terdiri dari berbagai suku, suku Batak, Banjar, Jawa, Melayu Jambi, Bugis, Minang. Dari sekian banyak pemeluk agama Islam lebih mendomonasi dari pemeluk agama Kristen dengan perbandingan 211 kepala keluarga(kk) pemeluk agama Kristen katolik dan protestan berjumlah 27 kepala keluarga(kk)dan penganut Islam sudah mempunyai rumah ibadah berjumlah satu buah yaitu masjid Al-Mubarokah yang berdiri diatas tanah yang luasnya lebih kurang 500 m persegi, yang merupakan hibah dari develover perumahan Garuda Tiga Jaya Haji Jufri Jon. Warga komplek perumahan Garuda Tiga Jaya yang menganut agama Kristen sampai saat ini belum mempunyai rumah ibadah secara resmi, hal ini dapat dimaklumi dikarenakan jumlah pemeluk agama tersebut belum mencapai 40 kepala keluarga (KK) sebagaimana yang diatur dalam UU pendirian rumah ibadah, meskipun demikian hal tersebut tidak menghalangi aktivitas keagamaan pemeluk kristiani karena mereka dapat melakukan ritual keagamaan atau ibadah mereka di gereja terdekat dari komplek perumahan Garuda Tiga Jaya. 8
Wawancara tgl 20 Nopember 2011
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
Aktivitas kehidupan sosial penduduk Perumahan Garuda Tiga Jaya dalam bertetangga sudah menunjukkan kerukunan yang baik hal ini dapat dilihat dari aktifitas sehari-hari dapat saling berkomunikasi dengan baik antara satu warga dengan warga yang lainnya, namun terdapat pula konflik yang memicu terjadinya berntrok antar tetangga yang berlainan RT yaitu antar warga RT. 13 yang beragama Islam dan warga RT. 11 yang bergama Kristen, hal ini menjadi catatan sejarah bagi generasi berikutnya. Mata Pencarian Jumlah penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru Kota Jambi lebih kurang berjumlah 238 kepala keluarga(KK) dengan jumlah 600 jiwa yang tersebar di 5 Rukun Tetangga (RT) dari sekian banyak jumlah penduduk yang sudah memiliki tempat tinggal sendiri berjumlah 220kk selebihnya adalah penduduk tidak tetap atau tinggal di rumah kontrakan. Mata pencarian penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya sebagian besar Wiraswasta 102 orang, Pedagang 102 orang, burh 21orang, pegawai negeri sipil (PNS) 86 0rang9. Selain itu ada yang berprofesi sebagai pemulung. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh di lapangan dapat dikatakan bahwa ekonomi penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya 70 % dari jumlah keseluruhan berpenghasilan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan 30% berpenghasilan kurang mencukupi. Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk Garuda Tiga dapat dikatakan sudah melek aksara dan menempuh jenjang pendidikan yang memadai dengan riancian Strata Tiga berjumlah 1orang, Strata Dua berjumlah 8 orang, Strata Satu berjumlah 27 Orang, Diploma Tiga(D3) berjumlah 3 Orang, Diploma Dua(D2) Berjumlah 2 Orang, Sekolah Menengah Umum berjumlah(SMA) 197 Orang, Sekolah Lanjutan Pertama berjumlah(SMP)63 Orang Dari data yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya berpariasi dan data ini menujakkan pendidikan sekolah menengah pertama mendominasi dari jumlah penduduk dan ini berarti tingkat pemahaman tentang pluralisme masyarakat sudah baik . Realitas Hubungan antar Pemeluk Agama Islam dan Kristen di Komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya Dalam menyoalkan hubungan antar pemeluk agama ada satu persoalan yang harus difahami oleh masyarakat yakni tentang pluralisme yang menjadi dasar filosofis 9
Dokumen RT
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
dalam menciptakan kerukunan antar pemeluk agama10, apakah pluralisme agama sudah menjadi kebutuhan dalam kontek kehidupan sosial keagamaan baik secara global maupun dalam konteks keindonesiaan atau kedaerahan yang menjadi akar rumput dari persoalan sosial masyarakat? Pertanyaan ini penting dijawab karena menyangkut langsung nilai guna atau keterhubungan paham pluralisme agama dengan konteks sosial keagamaan yang dihadapi dewasa ini. Untuk menjawab pertanyaan ini mesti dikembalikan kepada areal format kehidupan sosial keagamaan yang menjadi tren hubungan antar pemeluk agama dewasa ini baik secara global maupun parsial11. Komflik antar umat beragama Islam dan umat Kristen yang terjadi di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru Kota Jambi dua tahun yang silam menyisakan kesedihan yang mendalam serta memberi preseden buruk dalam pemahaman kontek toleransi beragama bagi kedua komunitas tersebut, meskipun tragedi berdarah ini terjadi hanya dipicu oleh persoalan kecil yang berawal dari persoalan sosial namun berujung pada sebuah tragedi yang memilukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muktadir12 ketika ditanya kronologis terjadinya konflik: Pada awalnya kejadian ini terjadi pada bulan suci Romadhon dua tahun yang lalu, ketika itu saya pergi diundang berbuka bersama tiba-tiga ada yang nelfon saya yang memberitahu saya bahwa Isteri saya bercekcok dengan tetengga yang beragama Kristen. Meskipun konflik yang terjadi sebagaimana yang dialami oleh Muktadir tersebut diatas hal ini bukan berarti masyarakat komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya riskan konflik atau mempunyai potensi konflik yang tinggi, namun pada kenyataannya masyarakat bisa hidup berdampingan dalam perbedaan dan merasa nyaman meskipun bertetangga dengan umat yang berbeda agama seperti yang di ungkapkan oleh Herawati warga yang beragama Kristen berdomisili di RT. 13. berikut ini: Meskipun komunitas umat Kristen sangat sedikit namun kami merasa nyaman dan merasa akrab dengan tetangga yang beragama Islam dan hubungan ini sudah sesuai dengan keinginan bersama dan tidak mengusik soal keyakinan13 Hal yang serupa diungkapkan pula oleh Zulkifli yang tinggal berdampingan dengan pemeluk agama Kristen: Rasito, Kerukunan Hidup Beragama(studi tentang realitas kehidupan social antar Umat beragama di kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat) dalam Kontekstualitas Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan volume 22 No. 2 Desember 2007, hal. 5 11 Ibid 12 Mutadir adalah seorang guru agama yang pernah berkonflik dengan seorang kriatiani, wawancara tanggal 23 September 2011 13 Wawancara tanggal, 25 Nopember 2011 10
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
Hubungan kami baik- baik saia dengan tetangga yang penting bagi kami tidak saling mengusik agama dan kegiatan ibadah kami seperti yang diajarkan oleh agama untuk saling menghormati.14 Pemahaman tentang toleransi beragama yang mengindikasikan hubungan yang baik yang sudah terjadi di komplek perumahan Garuda Tiga kelurahan Bagan Pete menunjukkan bahwa ada hubungan sosial yang baik antar pemeluk agama, ini perlu selalu dipupuk dan di tingkatkan melalui mekanisme program kerja aparat pemerintah setingkat RT sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah. Aktivitas Keagamaan Mayarakat Komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya Pemeluk Agama Islam
Penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya mayoritas memeluk agama Islam yang mempunyai kegiatan keagamaan secara rutinitas seperti kegiatan solat berjamaah pada waktu maghrib dan isya dilaksanakan di masjid al-Mubarokah yang merupakan satu-satanya rumah ibadah umat Islam yang berada di komplek tersebut, pada setiap hari Juma’at dilaksanakan pula solat bersama di masjid yang sama Selain itu ada pula kegiatan yasinan yang terdiri dari kaum bapak- yang dilaksanakan dua kali sebulan untuk setiap RT bertempat di rumah penduduk secara bergiliran. Pada acara yasinan yang dipandu oleh pengurus yasinan yang sudah dipilih secara bersama. Acara yasinan tersebut sering pula menjadi sarana untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan persoalan umat dan penduduk. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh bapak ketua RT berikut ini: Kegiatan yasinan yang dilaksanakan setiap dua kali sebulan pada malam juam’at di rumah penduduk, sering dimanfaatkan untuk membicarakan masalah kemasyarakatan di lingkungan RT baik permasalahan keagamaan maupun permasalahan lingkungan.15 Kelompok yasinan yang terdiri dari para ibu-ibu dilaksanakan dalam dua tempat yaitu yasinan dari rumah ke rumah dan kegiatan yasinan yang dilaksanakan di masjid atau yang tergabung dalam organisasi Majelis Taklim dibawah naungan Badan Kontak Majelis Taklim(BKMT) pada saat ini di pimpin oleh Netri Sultanuddin. Kegiatan keagamaan masyarakat secara ritual bagi yang beragama Islam melingkupi juga rukun sholawat atau yang disebut sebagai penyelenggaraan jenazah, mulai dari penyelenggaraan memandikan hingga penyelenggaraan sholat jenazah dan menguburkannya sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam Penganut agama Islam di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya dapat melaksanakan kegiatan keagamaan dan ibadah dengan tenang dan nyaman tanpa ada Wawancara tanggal 24 Nopember 2011 Wawancara dengan ketua RT di lingkungan komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya tanggal 15 oktober 2011 14 15
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
gangguan apalagi sampai menimbulkan konflik baik gangguan dari dalam umat Islam sendiri maupun dari luar umat Islam atau non muslim Pemeluk Agama Kristen
Pemeluk agama Kristen di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya terdiri dua aliran sebagian memeluk agama Kristen katolik dan Kristen protestan kedua aliran ini mempunyai kegiatan keagamaan yang berbeda dan di tenpat yang berbeda pula. Kristen Katolik
Kegiatan keagamaan umat Kristen katolik secara rutinitas dilakukan di Gereja yang berada di Kota Baru pada setiap hari miggu pagi untuk anak-anak dan pada sore hari untuk kegiatan ibadah bagi para ibu dan bapa atau bagi umat kristiani yang dewasa atau bisa pula dilakukan pada malam harinya , Selain itu ada pula kegiatan rutinitas yang dilaksanakan oleh umat kristiani secara berjamaah di rumah-rumah penduduk secara bergiliran setiap dua kali dalam setahun yang disebut sebgai kegiatan Rosario yang diikuti oleh bapak-bapak dan ibu-ibu yang mirip dengan pengajian atau yasinan bagi umat Islam. Khusus bagi ibu-ibu dibentuk pula sebuah persatuan kelompok yang tergabung dengan persatuan ibu-ibu Kristen katolik WKRI (Wanita Kristen Katolik Indonesia) Tresia Santa Maria cabang Jambi, kegiatan yang dilakukan oleh kelompok ini selain kegiatan ritual agama dapat pula dijadikan sebagai wahana kegiatan sosial dan arisan yang dapat meningkatkan hubungan sesama pemeluk kristiani sebagaimana yang diutarakan oleh jbu Plora berikut in : Persatuan ibu-ibu yang tergabung dalam Wanita Kristen katolik yang diadakan satu kali dalam sebulan dari rumah ke rumah secara bergiliran memberikan manfaat yang luar biasa bagi kami untuk menambah keakraban dan pengetahuan tentang kesehatan dan pendidikan dan keterampilan kewanitaan yang sebelumnya kami belum tahu.16 Secara umum kegiatan keagamaan umat Kristen katolik dan umat Kristen protestan yang berada di komplek perumahan Garuda Jaya dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan. Kristen Protestan
Pelaksanaan ritual keagamaan umat Kristen Protestan dilakukan di gereja tepatnya di GPIB (Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat) yang terletak di Koni kecamatan Pasar Jambi setiap hari minggu, denah jadwal, pada pagi hari untuk kegiatan sekolah minggu pagi bagi anak-anak dan balita, taruna atau remaja.
16
Wawancara tanggal 25 Oktober 2011
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
Kebaktian rumah tangga diadakan dari rumah ke rumah penduduk setiap satu kali dalam satu minggu, pada acara ini dimulai dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang isi kandungan al-kitab oleh pendeta atau petugas yang terkait di dalam kepengurusan kebaktian yang telah ditunjuk secara bersama. Selain itu ada pula persatuan wanita Kristen protestan(PW) terdri dari seluruh ibu-ibu dilaksanakan satu kali dalam satu bulan dari rumah-ke rumah menjadi wadah yang dapat meningkatkan keakraban antar sesama umat Kristen protestan seperti yang diungkapkan oleh Lis Erni di bawah ini: Persatuan ibu-ibu Kristen protestan ini sangat banyak manfaatnya bagi kami karena dalam acara itu kami dapat bersosialisai dengan baik dan memberikan kami kesempatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan karena acara tersebut selain kegiatan keagamaan juga diisi dengan acara pendidikan17 Aktivitas keagamaan umat Kristianai yang berada di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya berjalan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan ataupun hambatan boleh dikatakan sudah sangat nyaman dan leluasa tampa ada gangguan dari pihak agama lain dan tidak sampai menimbulkan konflik, baik interen umat kristiani maupun konflik ekternal atau yang ditimbulkan oleh penganut Islam J. Trend Hubungan Antar Umat Kristen dan Islam di Komp.Perum. Garuda Tiga Jaya Suasana kehidupan keagamaan yang kondusif tanpa ada konflik yang terjadi di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya dipengaruhi oleh gaya hidup dan cara bergaul yang diterapkan oleh antar sesama warga dengan saling menghormati dan menghargai dan tidak saling usik antar pemeluk agama ini mengindikasikan tngkat pemahaman tentang konsep pluralisme yang diajarkan oleh kedua agama (Islam dan Kristen) yang dianut oleh penduduk komplek perumahan Garuda Tiga Jaya sudah diterapkan dengan baik karena secara filosofis dan teologis tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mengajatkan permusuhan dan kebencian namun sebaliknya semua agama di dunia ini mengajarkan cinta kasih dan kedamaian namun penafsran dan pemahaman umat beragamalah yang kemudian membuat munculnya konflik, Selain itukebijakan pemerintah daerah dan faktor ekonomi serta politik yang mengatas namakan agama yang diterapkan dapat pula memicuterjadinya kesalah fahaman dan komflik antar agama. Kebebasan beragama serta kenyaman dalam menjalankan aktivitas keagamaan pada dasarnya tidak terlepas dari inter aksi sosial antar masyarakat majemuk, dimana ada tuntutan antar pemeluk yang yang mayoritas dapat bergaul dan membaur dengan masyarakat minoritas dalam menjalankan rutinitas sosial sehari-hari, sehingga terjalin 17
Wawancara tanggal 27 Oktober 2011
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
rasa persatuan antara masyarakat yeng berlainan keyakinan sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Syafii Ma’arif “berbada dalam persaudaraan dan bersaudara dalam perbadaan”18 Untuk itu kondisi yang kondusif dan pemahaman serta penafsiran agama yang baik dan benar harus selalu di pelihara dan tingkatkan agar tercipta perdamaian dan ketentraman masyarakat sesuai dengan tuntutan UUD negara dan tujuan semua agama yang ada di muka bumi ini. Terkait dengan hubungan yang harmonis antar pemeluk agama Islam dan pemeluk Kristen di komplek perumaham Garuda Tiga Jaya terbukti dengan hasil wawancara dengan salah seorang penganut Kristen berikut ini: Meskipun kami umat Kristen tidak terlalu banyak jumlahnya tetapi kami merasa nyaman tinggal di komplek ini, karena umat Islam tidak mengganggu peribadatan kami dan kami saling menghargai satu sama lainnya 19 Meskipun demikian, ketentraman yang sudah tercipta di komplek Garuda Tiga Jaya selama ini pernah ternoda oleh kecemburuan sosial sebagaimana yang dialami oleh Lis Erni seorang pemeluk kristan sebagai berikut: Walaupun dalam menjalankan ibadah sudah tidak ada gangguan namun kami pernah dihina oleh tetangga yang menganut Islam yang melarang umat Islam lainnya membeli dagangan kami hal ini membuat kami tersinggung 20 Jika dirujuk pada piagam Madinah, kehidupan sosial budaya dimulai dari kehidupan masyarakat yang terkecil yaitu tetangga harus terjalin dengan baik “Sesungguhnya tetangga itu sepertidiri sendiri, tidak boleh dimudharati dan diperlakukan secara jahat” artinya hendaklah sellalu berbuat baik dengan tetangga sebagaimana kita berbuat baik kepada dir kira sendiri meskipun tetangga tersebut berlainan keyakinan dengan kita. Cara bersosial yang baik dengan tetangga yang baik pernah di contohkan oleh rosulullah SAW, ketita beliau menyembelih kambing nabi Muhammad tidak melupakan tetangganya yang memeluk agama Yahudi, dengan alasan tetangga yang tidak pernah mengganggu dan mehina beliau. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hubungan Sosial Keagamaan Umat Islam dan Kristen Islam mengakui eksistensi agama-agama lain dan menerima beberapa prinsip dasar ajarannya. Namun ini tidak berarti bahwa semua agama adalah sama. Sebab, 18 Facilitating Freedoom of Religion or Belief: A Deskbook, terjmhan oleh Rafael Edy Basko dkk, Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan Seberapa Jauh? (Kanisus: Yogyakarta, 2010), xii. 19 Wawan cara tanggal 29 September 2011 dg Tias 20 Wawancara dengan Lis Erni Pedagang buah tanggal 28 Oktober 2011
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
setiap agama memiliki kekhasan, keunikan dan karakteristik yang membedakan satu sama lain.21Oleh karena itu agama yang satu tidak boleh menafikan agama yang lain, karena setiap agama lahir mempunyai historisnya sendiri dan semua agama harus menghargai antar satu agama dengan agama yang lain, sesui dengan firman Allah yang artinya“ bagimu agamamu dan bagiku agamaku”22 Sejalan dengan pola fikir yang demikian, kecendrungan hubungan antar pemeluk agama Kristen dan pemeluk agama Islam yang terjadi di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya secara langsung dapat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang melingkupi penduduk yang menunjukkan sudah memiliki penghasilan yang rata-rata sudah mencukupi meskipun mempunyai penghasilan yang pluktuatif. Faktor lain adanya pemahaman yang baik tentang konsep pluralitas yang membuat warga saling menghargai dan toleran dalam menjalankan aktivitas kehidupan sosial dan hidup dengan harmonis antara lain dalam bentuk kerja sama dalam membangun poskamling bergotoroyong membersihkan lingkungan di hari minggu. Selain itu ada faktor pendidikan agama yang diperoleh secara formal maupun non formal , ini diindikasikan dengan tingkat pendidikan pwnduduk komplek Perumahan Garuda Tiga Jaya yang rata-rata. Seperti yang disampaikan oleh Anwar Saiman23: Pada dasarnya hubungan antara pemeluk agama Islam dan pemeluk agama Kristen di komplek ini sudah harmonis, ini disebabkan antar umat beragama itu sudah memahami konsep ajaran agama masing-masing dan semua agama menganjurkan untuk saling menghargai dan menghormati. Sama halnya pendapat yang disampaikan oleh Aslimanto seorang tokoh masyarakat dan merangkap sebagai ketua RT. 12 kelurahan Bagan Pete: Dalam kehidupan sehari-hari penduduk komplek Garuda Tiga dapat dikatakan sudah menjalankan prinsip-prinsip agama masing-masing dan dapat hidup berdampingan dengan baik, meskipun pernah terjadi konflik ini bukan berarti disebabkan oleh sensitif agama tetapi disebabkan oleh kecemburuan sosial, namun hal ini dapat diatasi dan di selesaikan dengan baik24 Keharmonisan serta kenyaman yang terjadi dalam menjalankan aktivitas sosial keagamaan di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kecamatan Kota Baru Kota Jambi sewaktu-waktu bisa berubah menjadi disharmonis jika pemerintah lengah dan tidak ikut memelihara dengan baik dalam hal ini Ketua RT sebagai perpanjangan Abdul Muqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama Membangun Toleransi berbasis Al-Quran, Kata Kita (Jakarta: Tp, 2009), 240. 22 Abdul Wadud yusuf, Tafsir Al-mu’miniin Surat Al-kafirun, ayat, 6, hal. 109 23 Anwar Saiman salah seorang tokoh agama dan imam masjid Al-Mubarokah wawancara tgl. 27 Desember 2011 24 Wawancara tanggal 5 September 2011 21
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
tangan pemerintah daerah pada tingkat paling bawah yang dapat bersentuhan langsung dengan aktivitas masyarakat, untuk selalu membuat kebijakan dengan tidak menggunakan agama sebagai alat kekuasaan. Kesimpulan Kegiatan keagamaan pemeluk agama Islam dan pemeluk Kristen di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru Kota Jambi tidak mengalami hambatan dan berjalan dengan baik baik secara interen maupun eksteren. Pemeluk agama Islam menjalankan kegiatan keagamaan dengan leluasa di Masjid Al-mubarokah satu-satunya rumah ibadah yang berada di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya. Pemeluk agama Kristen katolik melaksanakan ibadah di Gereja Kristen KATOLIK yang berada di kecamatan Kota Baru sedangkan pemeluk agama Kristen protestan melaksanakan aktivitas keagamaan di gereja Kristen PROTESTAN ini terjadi karena tidak tersedianya rumah ibadah untuk umat Kristen di komplek perumahan Garuda Tiga Jaya, selain itu kegiatan kegamaan dilaksanakan pula di rumah-rumah penduduk dalam bentuk kegiatan yasinan bagi yang beragama Islam dan rosario bagi umat Kristen katolik serta kebaktian rumah tangga bagi umat Kristen protestan. Tren hubungan antara pemeluk agama yang terjadi di komplek perumahan Garda Tiga Jaya diwujudkan dengan saling mengunjungi jika terjadi musibah dan hubungan sosial yang berlangsung selama ini dengan mengadakan komunikasi yang baik dan saling toleran dalam melaksanakan ibadah,meskipun demikian hubungan yang harmonis ini sewaktu-waktu bisa menimbulkan konflik sosial. Daftar Pustaka Abdul Muqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama Membangun Toleransi berbasis Al-Quran, KataKita, Jakarta, 2009 Abdul Wadud yusuf, Tafsir Al-mu’miniin Franz Magris Suseno, Etika Jawa Sebuah analisis Falsafati tentang kebijakan Hidup Jawa, Jakarta: PT. Gramedia Utama, 2001 Facilitating Freedoom of Religion or Belief: A Deskbook, terjmhan oleh Rafael - Edy Basko dkk,Kebebasan beragama atau berkeyakinan seberapa jauh? Kanisus,Yogyakarta,2010 Mukti Ali dkk, Agama dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer, PT Tiara Wacana Yogyakarta, 1998 Ahmad Syafii Ma’arif, dalam Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan Seberapa Jauh? Di terjamahkan dari, Facilitating Freedom of Relegion or Billief: A Desk book. Tore Lindholm dkk, Kanisus, Yogyakarta Mukhtar Ghazali,Ilmu Studi Agama, Pustaka Setia, Jakarta Barat, 2005 Rasito, Kerukunan Hidup Beragama(studi tentang realitas kehidupan social antar Umat beragama di kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat)
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016
dalam Kontekstualitas Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan volume 22 No. 2 Desember 2007 Tamam. 2003. Konsep Keberadaan Manusia di Dunia
Al-Afkar
Vol. I, No. 1, 2016