PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING) Studi Kasus dan Kemungkinan Penerapannya Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh: LAMDOS PURBA NIM: 021334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kegagalan jangan dijadikan sebagai penghambat untuk meraih keberhasilan, kegagalan adalah saat kita istirahat untuk menengok sesaat perjalan yang telah kita lalui. Keberhasilan tidak jatuh dari langit, tetapi keberhasilan datang dari doa, kemauan, dan semangat untuk maju mencapai apa yang kita cita-citakan.
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk Kemuliaan Allah, sekaligus merupakan hadiah yang dapat kuberikan untuk (Alm) Bapak, Mamak kokoh dan adik-adik tersayang, serta almamaterku, juga orang-orang yang yang kusayangi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Studi Kasus: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten Lamdos Purba Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembebanan biaya overhead pabrik terhadap produk menurut perusahaan dan menurut activity based costing, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung menurut perusahaan dengan biaya overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung dengan activity based costing system. Penelitian studi kasus ini dilakukan terhadap 15 jenis produk buku di perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2007. Data dikumpulkan dengan metode: (1) dokumentasi, (2) wawancara, dan (3) observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah: (1) mendeskripsikan pembebanan BOP terhadap produk yang dilakukan perusahaan, (2) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan, menentukan cost pool dan cost driver dari setiap cost pool, menentukan cost pool rate, dan menentukan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap produk, (3) Untuk menguji perbedaan antara pembebanan BOP menurut perusahaan dan menurut ABC digunakan uji-t (t-test). Hasil analisis dan pembahasan adalah: 1) perusahaan dalam membebankan biaya overhead menggunakan sistem tradisional dengan tarif tunggal dan dasar pembebanannya adalah satuan produksi (per unit); 2) pembebanan BOP ke produk dengan menggunakan ABC system dapat diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan prosedur: (a) mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke produk berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan; 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead dengan menggunakan sistem tradisional dan dengan ABC System. BOP yang dibebankan kepada produk dengan menggunakan ABC System lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan sistem tradisional. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Assignment of Factory’s Overhead Cost in Calculating Cost of Goods Manufactured Based on Conventional Costing Vs Activity Based Costing A Case Study: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten Lamdos Purba Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 The aims of the research were to know the assignment of factory’s overhead cost in product according to the factory and according to activity based costing, and to know whether there is significant difference between the assignment of factory’s overhead cost per unit product average calculated by the firm and factory’s overhead cost per unit product average calculated by activity based costing system. This research was carried out on 15 books product at PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten Press on April until July 2007. The data was obtained by documentation, interview, and observation method. The technique of data analysis was done by steps: 1) descibe assignment of overhead costs in a factory to product which done by the firm, 2) identify the activities of the firm, determine cost pool and cost drivers from every cost pool, determine cost pool rate and the overhead cost of the firm per unit product, 3) test the difference between assignment of overhead cost factory based on the firm and activity based costing used t-test. The analysis result was: 1)in assigment of the overhead cost, the firm applied the traditional system which single rate and the assignment was based on product unit, 2) the assignment of overhead cost factory on the ABC system can be implemented in the PT. Macanan Jaya Cemerlang by procedure: (a) to classify various activities which related to overhead cost factory in the cost driver, (b) determine cost pool rate, (c) assignment overhead cost factory to product based on cost pool rate which has determined. 3) there was significant differences between the assignment of overhead cost which use traditional system and ABC system. Overhead cost factory that assiggned to product use ABC system was higher that used traditional. Based on analysis result can concluded that the company need to consider the using ABC system.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku atas segala anugerah, berkat dan kasih karunia-Nya yang melimpah dalam penyelesaian studi dan penulisan skripsi yang berjudul
“Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing)”, juga ucapan terima kasih kepada semua pihak atas nasihat, dukungan dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dengan segala keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dimana penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus penulis kepada : 1. Drs. T. Sarkim. M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan senang hati dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan sampai skripsi ini terselesaikan. 5. S. Widanarto Prijowuntato selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan kritikan atas sekripsi ini. 6. Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd. selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan kritikan atas sekripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Pendidikan khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu selama masa perkuliahan. 8. Bapak Edi Kristanto, yang telah memberikan ijin dan kemudahan untuk melakukan penelitian. 9. Seluruh staf dan karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. 10. Mamak tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, nasihat, perhatian dan setiap pengorbanan materi selama masa kuliah hingga penulisan skripsi ini akhirnya selesai. 11. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan nasihat, semangat, doa dan kasih sayang selama kuliah hingga penulisan skripsi ini selesai. 12. Kokoh Alex yang telah memberikan cinta, doa, bantuan, semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 13. Mbak Janti yang telah membantu dalam mendapatkan tempat penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Teman-temanku PAK B’02 terimakasih atas kerja samanya selama ini. Aku sayang kalian semua. 15. Seluruh Staf Tata Usaha Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, terima kasih pula buat dukungan dan bantuannya. 16. Seluruh Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah banyak membantu dalam meminjamkan buku-buku sebagai referensi pembuatan skripsi sehingga akhirnya skripsi dapat terselesaikan serta terimakasih juga atas dukungannya dan kerja sama kepada penulis. 17. Anak kost Bambang Tutuko No.9 dan Lambok terimakasih atas semangat dan dukungannya. 18. Paingan Community terimakasih atas canda dan tawanya selama ini. Kalian tak terlupakan. 19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis bersedia menerima segala bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan referensi bagi pembacanya. Yogyakarta, 20 September 2007 Penulis
Lamdos Purba x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................
v
ABSTRAK ...................................................................................................
vi
ABSTRACT .................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.................................................................................
viii
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN..................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah....................................................
1
B. Batasan Masalah ...............................................................
5
C. Perumusan Masalah ..........................................................
5
D. Tujuan Penelitian ..............................................................
6
E. Manfaat Penelitian ............................................................
6
LANDASAN TEORI.............................................................
8
A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional.
8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional..............
14
C. Activity Based Costing System ..........................................
16
1. Aktivitas......................................................................
25
2. Cost Pool......................................................................
32
3. Cost Driver...................................................................
33
4. Cost Pool Rate .............................................................
36
D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System ............................
36
E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional
BAB III
BAB IV
Dengan ABC .....................................................................
39
F. Hipotesis Penelitian ..........................................................
42
METODE PENELITIAN .....................................................
43
A. Jenis Penelitian..................................................................
43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
43
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................
43
D. Data Yang Dicari ..............................................................
44
E. Teknik Pengumpulan Data................................................
44
F. Teknik Analisis Data.........................................................
45
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..............................
52
A. Sejarah Perusahaan............................................................
52
B. Lokasi Perusahaan.............................................................
53
C. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................
54
D. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab.............................
56
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Personalia ..........................................................................
60
F. Produksi ............................................................................
69
G. Penanganan Bahan ............................................................
75
H. Pengendalian Proses dan Mutu .........................................
75
I. Pemasaran .........................................................................
77
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..........................
80
A. Deskripsi Data...................................................................
80
B. Analisis Data .....................................................................
84
C. Pembahasan.......................................................................
127
PENUTUP..............................................................................
132
A. Kesimpulan .......................................................................
132
B. Keterbatasan Penelitian.....................................................
133
C. Saran..................................................................................
134
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
135
BAB V
BAB VI
LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel II.1
Membandingkan Karakteristik Sistem Biaya Tradisional Dengan Kontemporer ...........................................................................
42
Tabel V.1
Sampel Produk yang Dihasilkan ..............................................
80
Tabel V.2
BOP yang Dianggarkan............................................................
81
Tabel V.3
Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk.......
83
Tabel V.4
Perhitungan BOP per Unit Menurut Sistem Tradisional..........
86
Tabel V.5
Cost Pool dan Cost Driver .......................................................
90
Tabel V.6
Total Pemakaian Bahan Penolong ...........................................
91
Tabel V.7
Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk......
92
Tabel V.8
Konsumsi Jam Mesin Untuk Setiap Produk ............................
93
Tabel V.9
Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk....................................
94
Tabel V.10 Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk.........................................
95
Tabel V.11 Jam Pemeliharaan Setiap Produk .............................................
96
Tabel V.12 Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk ....................................
97
Tabel V.13 Frekuensi Pemindahan Setiap Produk......................................
98
Tabel V.14 Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk ...........
99
Tabel V.15 Frekuensi Pesanan Setiap Produk ............................................
100
Tabel V.16 Cost Pool Rate Setiap Aktivitas ...............................................
101
Tabel V.17 Perhitungan BOP per Unit Buku 1...........................................
104
Tabel V.18 Perhitungan BOP per Unit Buku 2...........................................
105
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.19 Perhitungan BOP per Unit Buku 3...........................................
106
Tabel V.20 Perhitungan BOP per Unit Buku 4...........................................
107
Tabel V.21 Perhitungan BOP per Unit Buku 5...........................................
108
Tabel V.22 Perhitungan BOP per Unit Buku 6...........................................
109
Tabel V.23 Perhitungan BOP per Unit Buku 7...........................................
110
Tabel V.24 Perhitungan BOP per Unit Buku 8...........................................
111
Tabel V.25 Perhitungan BOP per Unit Buku 9...........................................
112
Tabel V.26 Perhitungan BOP per Unit Buku 10.........................................
113
Tabel V.27 Perhitungan BOP per Unit Buku 11.........................................
114
Tabel V.28 Perhitungan BOP per Unit Buku 12.........................................
115
Tabel V.29 Perhitungan BOP per Unit Buku 13.........................................
116
Tabel V.30 Perhitungan BOP per Unit Buku 14.........................................
117
Tabel V.31 Perhitungan BOP per Unit Buku 15.........................................
118
Tabel V.32 Persentase Perbedaan Antara BOP per Unit Berdasarkan Sistem Tradisional dan ABC System...................................................
120
Tabel V.33 Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP per Unit Sistem Tradisional Dengan ABC System ............................................
xv
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1
Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk...........................
19
Gambar IV.2 Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang...............
55
Gambar IV.3 Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang ....................
73
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha mengalami banyak perubahan. Perusahaanperusahaan di bidang manufaktur maupun jasa banyak yang mengeksploitasi teknologi proses yang baru, sistem penanganan material dan persediaan yang baru, kemampuan yang berdasarkan komputer dalam desain, perekayasaan dan produksi, serta pendekatan yang baru dalam manajemen tenaga kerja. Perkembangan teknologi telah mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya bersaing pada tingkat lokal, regional, ataupun nasional melainkan dapat bersaing sampai tingkat dunia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan itu tentunya perusahaan harus dapat membuat produknya bermutu dengan harga yang lebih murah. Harga yang murah hanya dapat dihasilkan dengan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi barang yang dihasilkan. Lingkungan organisasi dan teknik manufaktur telah mengalami perubahan namun sistem akuntansi biaya belum mengalami perubahan. Sebagian besar perusahaan masih menggunakan sistem tradisional yang telah dikembangkan puluhan tahun yang lalu pada keadaan yang sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok produk merupakan suatu masalah yang sangat penting. Penentuan harga pokok tersebut bermanfaat bagi manajemen dalam rangka pengambilan keputusan menghadapi persaingan dengan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pihak luar, maupun dalam rangka kebijakan pengendalian intern perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Untuk menentukan harga pokok produk terdapat tiga komponen dasar yang harus kita perhitungkan yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dihitung dengan harga pokok yang tepat maka pengelolaan dan pengendalian ketiga komponen biaya tersebut harus ditangani dengan seksama. Dari ketiga komponen biaya tersebut biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung relatif lebih mudah pembebanannya ke masing-masing produk, karena kedua komponen di atas lebih mudah ditelusuri dari awal proses produksi sampai produk jadi. Di lain pihak untuk komponen biaya overhead pabrik agak mengalami kesulitan dalam pembebanannya kepada produk. Hal ini disebabkan oleh sifat biaya overhead pabrik yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi (tetap dan variabel) barang atau produk. Keadaan tersebut akan lebih rumit lagi bila pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product diversification), memerlukan metode pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih tepat, yang mencerminkan konsumsi biaya terhadap produk. Biaya overhead pabrik yang besar, memerlukan teknologi pengelolaan biaya yang dirancang untuk membantu manajemen memantau konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Dalam kondisi demikian manajemen akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mampu menjadikan perusahaan cost effective, salah satu daya yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia. Untuk penentuan harga pokok dalam metode harga pokok pesanan BOP harus dibebankan kepada setiap pesanan, begitu pula dengan harga pokok proses dibebankan kepada tarif yang digunakan yang kita kenal adalah tarif tunggal untuk seluruh pabrik dan tarif departemen produk. Dalam pembebanan BOP dasar pembebanan yang selama ini sudah dikenal dan telah diterapkan pada berbagai perusahaan biasanya adalah berdasarkan salah satu di antara berikut ini: jumlah jam kerja mesin, biaya bahan baku, jumlah satuan produk, jumlah jam kerja langsung, jumlah biaya tenaga kerja langsung atau yang lain. Sistem yang mendasarkan pada salah satu dari hal di atas, sekarang dikenal dengan akuntansi biaya konvensional atau akuntansi biaya tradisional. Konsep akuntansi manajemen terbaru telah diciptakan. Konsep tersebut adalah akuntansi berbasis pada aktivitas (activity accounting). Aktivitas menunjukkan pekerjaan yang berulang-ulang yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok tertentu di dalam perusahaan sebagai upaya pencapaian tujuan perusahaan. Aktivitas adalah pemicu biaya, sehingga menyebabkan biaya. Selanjutnya biaya produk ditelusur melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan sejak dari perancangan, perekayasaan, pemrosesan dan seterusnya hingga produk itu sampai di tangan konsumen. (Patrict L. Romano, 1989: 65-66). Suatu teknik yang digunakan untuk menyediakan informasi biaya produk bagi manajemen disebut activity-based costing (penentuan harga pokok berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
aktivitas). Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas diperlukan untuk menghadapi distorsi (penyimpangan) biaya produk yang disebabkan oleh sistem tradisional jika perusahaan menggunakan suatu basis tunggal yang berkaitan dengan volume produksi (misalnya jam tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja langsung). Activity-Based Costing System memfokuskan pada aktivitas yang timbul atau yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas yang dimaksud adalah biaya aktivitas berlevel unit, batch, produk dan fasilitas. Dalam sistem ini biaya aktivitas dibebankan pada satu produk berdasarkan pada konsumsi produk oleh aktivitasnya sehingga dengan activity-based costing system penentuan HPP menjadi lebih baik dan lebih akurat. Bedasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengadakan studi tentang perkembangan PT. Macanan Jaya Cemerlang, dalam rangka kesiapannya dan kemungkinan penerapan Activity-Based Costing
dalam pembebanan biaya overhead. Maksud dari penelitian ini ingin
mengetahui kesiapan perusahaan dalam rangka penerapan sistem activity-based costing dan usaha yang dapat dilakukan serta manfaat yang diperoleh bila menerapkan sistem activity-based costing. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
(ACTIVITY
BASED
COSTING)”.
Studi
Kasus
Kemungkinan Penerapannya Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Batasan Masalah 1. ABC dapat diterapkan untuk seluruh aktivitas dalam daur hidup suatu produk, mulai dari tahap desain sampai dengan pengembangan, tahap produksi sampai dengan tahap distribusi. Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada penentuan biaya overhead pabrik pada proses produksi untuk semua produk yang menggunakan fasilitas produksi yang sama pada PT. Macanan Jaya Cemerlang. 2. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada pembebanan BOP saja. 3. Dalam penelitian ini, penentuan biaya overhead pabrik dilakukan oleh data tahun 2005.
C. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang? 2.
Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk di PT. Macanan Jaya Cemerlang jika menggunakan ABC?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP per unit produk yang ditetapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan BOP per unit produk berdasarkan ABC!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sistem pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang 2. Untuk mengetahui pembebanan BOP terhadap unit produk jika diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang berdasarkan Sistem ABC. 3. Untuk mengetahui perbedaan antara pembebanan BOP per unit produk yang diterapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan BOP per unit berdasarkan Sistem ABC.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mampu menyediakan informasi biaya dengan baik, sehingga dengan demikian perusahaan dapat memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini masih diterapkan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan teori-teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktik yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional 1. Definisi dan tujuan Akuntansi Biaya Definisi akuntansi biaya menurut Supriono (1990:12) adalah “Salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya “. Definisi akuntansi biaya menurut The National Association of Accounting (NAA) dalam Statement on Management Accounting no.2 yaitu (Polimeni, 1991:5) “ A technique or method for determining the cost of a project, process, or thing used by the majority of legal intelities a society, or specifically prescribed by an our oritative accounting group ”. Pada awal timbulnya, akuntansi biaya hanya ditujukan untuk menghitung persediaan dan penentuan harga pokok produk saja. Namun dalam perkembangan selanjutnya, akuntansi biaya tidak lagi semata-mata ditujukan untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan biaya produksi saja, tetapi juga menyediakan informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, menurut Supriyono informasi biaya bermanfaat untuk (1990:14):
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Perencanaan dan pengendalian biaya. b. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan teliti. 2. Definisi dan tujuan Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dapat didefinisikan dalam arti sempit dan luas. Definisi akuntansi manajemen dalam arti sempit menurut Supriono (1994:38) yaitu proses untuk menyediakan informasi bagi para manajer dalam melaksanakan fungsifungsi. Definisi akuntansi manajemen dalam arti luas yaitu definisi akuntansi manajemen yang dinyatakan oleh NAA dalam SMA no. 1a (Polimeni, 1991:6) “… as the prosess of: Identification. The recoqnition an evaluation of business and other economy event for appropriate accounting action. Measurement. The quantification, including estimates, of business transaction or other economy event that have accured or may accured. Accumulation. The disciplined and consistent approach to recording and classifying appropriate business transaction and other economy event. Analysis. The determination of the reason for, and relationship of, the reported activity with other economy event and circumstances. Preparation and interpretation. The meaningful coordinating of accounting and/or planning data statistics for information presented in a logical format, and if appropriate, inclding the conclusions drawn from those data. Communication. The reporting of pertinent information to management and other for internal and external uses. Tujuan akuntansi manajemen menurut NAA dalam SMA no. 1b yaitu: (Polimeni,1991:6) a. Menyediakan
informasi
yang
diperlukan
dalam
perencanaan,
pengevaluasian dan pengendalian operasi; pengamanan aktiva operasi; dan pengkomunikasian dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Berpartisipasi dalam penentuan strategi, taktik, pembuatan keputusan, pengoperasian, dan mengkoordinasi berbagai pengaruh yang memasuki organisasi. 3. Penentuan Harga Pokok Produk dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Di dalam sistem akuntansi biaya tradisional, biaya-biaya dicatat, dikumpulkan dan dikendalikan menurut elemen-elemennya berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara ini biaya-biaya produksi juga ditentukan menurut jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh pusat setiap biaya. Selanjutnya dengan perbedaan karakteristik proses-proses produksi, dikembangkan cara pencatatan, pengklasifikasian dan pengkajian biaya yang berbeda. Pengembangan tersebut sesuai dengan proses produksi yang dilakukan. Menurut Mulyadi laporan harga pokok produk terdiri dari tiga komponen utama biaya produksi yaitu: (1993:11-12) a. Biaya Bahan Baku (BBB) Biaya bahan baku langsung (BBBL) adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk yang bersangkutan. Biaya bahan baku tidak langsung (BBBTL) atau bahan baku penolong merupakan bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk yang jadi tetapi jumlahnya relatif kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan secara langsung dalam pembuatan produk tersebut dan biaya tenaga kerja langsung dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu. c. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tidak langsung lainnya. Menurut Mulyadi biaya overhead pabrik juga dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan yaitu: (1993:207-209) a. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut sifatnya yaitu: 1) Biaya reparasi dan pemeliharaan 2) Biaya bahan penolong 3) Biaya tenaga kerja tidak langsung 4) Biaya timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap 5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu 6) Biaya yang secara langsung yang memerlukan pengeluaran tunai b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1) Biaya overhead tetap, contohnya adalah biaya penyusutan aktiva tetap, biaya asuransi, gaji mandor. 2) Biaya overhead variabel, contohnya adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. 3) Biaya overhead semi variabel, contohnya adalah biaya listrik, biaya reparasi, biaya pemeliharaan. c. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut departemen yaitu: 1) Biaya overhead langsung departemen, yaitu biaya overhead yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen itu sendiri, contohnya adalah gaji mandor departemen produksi. 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, yaitu biaya overhead yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen, contohnya adalah biaya pemeliharaan dan biaya asuransi gedung pabrik. Sistem akuntansi biaya tradisional mengasumsikan volume keluaran atau unit produk merupakan satu-satunya pemicu timbulnya biaya (cost driver). Asumsi tersebut menyebabkan timbulnya implikasi sebagai berikut: a. BTKL dan BBBL dapat diidentifikasi secara langsung ke produk, karena perubahan ini sebanding dengan volume keluaran atau unit yang diproduksi. Biaya pokok dapat ditelusuri secara langsung ke unit produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Dalam mengidentifikasikan BOP kepada produk dilakukan pemisahan biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Ada beberapa metode untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yaitu: 1) Metode titik tertinggi dan titik terendah 2) Metode kuadrat terkecil 3) Metode diagram terpencar Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah secara proporsional dengan perubahan volume aktivitas. Biaya overhead pabrik variabel dapat langsung dibebankan pada produk. Contoh: biaya bahan bakar, biaya penerimaan barang. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah walaupun aktivitasnya berubah. Biaya overhead tetap dialokasikan kepada produk, menggunakan basis-basis alokasi arrbitrer (sewenang-wenang). Contoh: biaya sewa periodik, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer. Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya perubahan kapasitas aktivitas. Contoh: biaya listrik, biaya pemeliharaan. Menurut Mulyadi ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk diantaranya adalah: (1993:213) a. Satuan produk b. Biaya bahan baku c. Biaya tenaga kerja langsung d. Jam kerja langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
e. Jam mesin Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik adalah: 1) Harus mempertahankan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi. 2) Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang dipakai. Terdapat dua metode pencatatan biaya yaitu metode harga pokok proses (process costing) dan metode harga pokok pesanan (job order costing). Process costing yaitu metode penentuan harga pokok produk yang cara pencatatan, pengklasifikasian dan penyajian biayanya didasarkan pada pesanan. Dalam praktiknya, masing-masing metode penentuan harga pokok tersebut tidak diterapkan secara murni. Untuk mempermudah perhitungan besarnya harga pokok produk, baik dalam full costing maupun variable costing, maka diasumsikan bahwa volume keluaran atau unit produk merupakan suatu pemicu biaya (cost driver).
B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Akuntansi biaya tradisional tidak mampu menyediakan informasi yang menggambarkan seluruh kegiatan di pabrik. Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya untuk menyajikan informasi biaya pada tahap produksi. Selain tahap produksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
proses pembuatan produk meliputi tahap desain, pengembangan produk dan tahap distribusi. Pada masa lalu, tahap produksi merupakan tahap yang signfikan, karena pada tahap ini diperlukan pengorbanan sumber daya yang material. Namun pada masa kini, tahap desain, pengembangan produk dan tahap distribusi merupakan tahap yang menentukan keunggulan jangka panjang perusahaan. Melihat keadaan pabrik pada masa kini, akuntansi biaya tradisional memiliki cacat rancangan berikut ini (Cooper, 1991:82-83): a. Hanya menggunakan jam kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung). Sebagai dasar untuk pengalokasian BOP dari pusat biaya kepada produk dan jasa. Dalam pabrik yang banyak menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang dikendalikan dengan komputer, dengan demikian tenaga kerja langsung menjadi berkurang. b. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk atas dasar kualitas yang diproduksi. Metode pembebanan BOP kepada produk ini disebut unit based system. Dalam unit based system, BOP dianggap proporsional dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Pembebanan BOP atas dasar jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung akan menghasilkan informasi biaya produk yang mengandung quantity distortion. Quantity distortion ini terjadi karena dasar alokasi biaya tidak sesuai sumber daya yang dikonsumsi oleh produk. c. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk melalui dua tahap. Tahap pertama, BOP dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
produksi maupun departemen pembantu. Selanjutnya BOP departemen pembantu dialokasikan kepada departemen produksi. Tahap kedua, BOP yang telah melalui tahap agregasi tahap pertama, dibebankan kepada produk atas dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin atau biaya tenaga kerja langsung BOP yang dibebankan secara agregasi ini menimbulkan price distortion. d. Akuntansi biaya tradisional dirancang dan dikembangkan ketika tahap produksi merupakan tahap yang dominan dalam perusahaan. Dengan semakin rumitnya fungsi pemasaran dalam perusahaan, akuntansi biaya tradisional tetap menitikberatkan pada akumulasi dan penyajian informasi biaya produksi saja.
C. Activity Based Costing System 1.
Latar Belakang Timbulnya Activity Based Costing System Activity based costing system (ABC System) timbul karena kebutuhan
manajemen akan informasi akuntansi yang mampu merefleksikan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk. Menurut Mulyadi kebutuhan informasi biaya didorong berbagai sebab sebagai berikut ini: (1993) a. Persaingan global memaksa manajemen perusahaan mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective. Untuk menjadi produsen yang cost effective,
manajemen harus dapat mengidentifikasikan non
value added activities dalam pembuatan produk dan menghilangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dengan demikian, manajemen memerlukan informasi biaya yang mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk baik bagi value added activities maupun non value added activities. Dengan informasi biaya menurut kegiatan ini, manajemen berada pada posisi yang dapat mengendalikan dan membantu pengorbanan berbagai sumber daya dalam setiap kegiatan untuk menghasilkan produk. b. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk (advanced manufacturing technology) menyebabkan proporsi BOP dalam product cost lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. c. Untuk memenangkan persaingan yang bersifat global dan tajam, perusahaan manufaktur harus menerapkan market driven strategy. Manajemen perusahaan harus senantiasa memperbaiki kegiatan-kegiatan dalam proses produksi. Untuk memantau dampak perbaikan tersebut, manajemen memerlukan informasi yang teliti mengenai penggunaan sumber daya dalam berbagai aktivitas produksi. d. Market driven strategy menuntut manajemen perusahaan manufaktur untuk inovatif. Dengan inovasi, product life cycle menjadi semakin pendek. Informasi product life cycle digunakan untuk memutuskan peluncuran produk baru, penghentian produksi produk tertentu dan berbagai keputusan strategik yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan
dilakukannya
pengolahan
informasi
biaya
yang
sebelumnya tidak terbayangkan pada waktu penggunaan manual system maupun bookkeeping machine system. 2. Pengertian Activity Based Costing System Menurut Charles T. Horngren Dan Gary L. Sundem (1993) mendefinisikan Activity based costing (ABC) sebagai berikut: “…is a system that first accumulates overhead cost for each of the activities of on organization, and than assign the cost of activities to the product, servies, or other cost object that causes that activity”. Menurut Robin Cooper (1991), activity based costing system memiliki pengertian sebagai berikut: “… those that trace cost to product according to the activities performance on their independent of volume…” James A. Brimson (1991), pengertian akuntansi aktivitas adalah sebagai berikut: “… is a process of accumulating and tracing cost and performance data to a firm’s activities and providing feedback of actual result against the planed cost to initiate corrective action where required”. Dari berbagai pengertian di atas, maka proposal ini lebih mengarah pada pengertian sistem ABC yang pertama, yaitu suatu sistem yang mulamula mengakumulasi biaya overhead setiap aktivitas perusahaan, dan kemudian membebankan biaya aktivitas tersebut ke produk, jasa atau objek biaya lainnya yang menyebabkan aktivitas tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
3. Asumsi ABC System Ada dua anggapan penting yang mendasari ABC system yaitu: a. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya ABC System berangkat dari anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak langsung juga memiliki peranan dalam pelaksanaan kegiatan. b. Produk (dan pelanggan) menyebabkan timbulnya permintaan atas penawaran Untuk membuat produk diperlukan berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan memerlukan sumber daya. Dua anggapan yang mendasari ABC System dapat lebih jelas dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini. Produk (Pelanggan)
Aktivitas
Sumber Daya
Gambar II.1 Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk Karena perusahaan ingin memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan melakukan kegiatan guna menghasilkan produk atau jasa dan proses produksi membutuhkan sumber daya perusahaan. Penentuan biaya produksi harus sesuai dengan sumber daya yang diserap aktivitas yang dilaksanakan guna menghasilkan produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Dengan pengolahan yang baik atas kegiatan produksi, manajemen mampu membawa perusahaan unggul dalam persaingan jangka panjang. Untuk mampu mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan. 4. Kondisi yang diperlukan dalam penerapan ABC System Menurut Supriyono ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum penerapan ABC System yaitu: (1994: 247-250) a. Biaya–biaya berdasar non unit harus merupakan presentase signifikan dari biaya overhead. Biaya non unit yaitu biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh biaya non unit adalah biaya penelitian dan pengembangan produk, biaya penerangan pabrik, biaya depresiasi pabrik dan lain–lain. Jika jumlah biaya–biaya ini kecil, maka tidak ada masalah dalam pengalokasian pada tiap produk. b. Rasio–rasio konsumsi antara aktivitas–aktivitas berdasarkan unit dan aktivitas–aktivitas berdasarkan non unit harus berbeda. Aktivitas berdasarkan unit yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu produk unit dikerjakan, jumlah aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dihasilkan. Contoh aktivitas berdasarkan unit yaitu penggunaan energi (listrik) untuk menghasilkan produk. Aktivitas non unit yaitu aktivitas yang pengerjaannya tidak didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi. Contoh aktivitas non unit adalah aktivitas penelitian dan pengembangan, aktivitas inspeksi dan lain–lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selain dua hal di atas, kondisi yang dipersyaratkan oleh penentuan harga pokok berdasarkan sistem ABC agar pemanfaatanya menjadi optimal yaitu: (Cooper, 1991:372) a. Diversitas produk tinggi Diversitas produk tinggi mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk atau lini produk dengan menggunakan beberapa fasilitas manufaktur yang sama. Dengan demikian timbul masalah untuk mengalokasikan atau membebankan sumber daya yang dikonsumsi ke masing–masing produk. b. Perusahaan mengalami persaingan yang ketat. Syarat ini memiliki arti
bahwa terdapat beberapa perusahaan yang
memproduksi produk yang sama atau sejenis, maka masing–masing perusahan akan bersaing untuk memperbesar pangsa pasar. Dalam persaingan ketat ini, informasi tentang harga pokok produk yang akurat akan lebih mendukung manajemen dalam mengambil keputusan. c. Biaya–biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya produk rendah . Syarat
ini
memiliki
arti
bahwa
biaya-biaya
pengukuran
untuk
menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti biaya perancangan dan pengoperasian sistem tersebut harus lebih rendah dibanding dengan manfaat yang diperoleh dimasa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Tahap–tahap pembebanan biaya overhead menggunakan ABC System. Perusahaan mengelompokkan biaya–biaya manufaktur dalam tiga kategori utama yaitu (Horngren dan foster, 1991:35): a. Bahan baku langsung yaitu biaya–biaya perolehan semua bahan baku yang dapat diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dan dapat ditelusur ke barang jadi dan dapat ditelusuri ke barang jadi dengan cara fleksibel yang ekonomis. b. Biaya tenaga kerja langsung yaitu gaji semua tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan cara fleksibel yang ekonomis, dengan produk barang jadi. c. Biaya-biaya manufaktur tidak langsung atau BOP adalah semua biaya selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan proses pemanufakturan. Selanjutnya BOP dirinci sebagai berikut: a. Biaya tenaga kerja tidak langsung, termasuk gaji karyawan yang dihitung menurut jam tenaga kerjanya, yang tidak langsung berpartisipasi untuk memproduksi suatu produk yang sebagian besar berisi tenaga kerja yang disumbangkan untuk penanganan bahan baku, perawatan, pengendalian kualitas dan inspeksi. b. Biaya fasilitas dan perawatan seperti asuransi, depresiasi peralatan pabrik, dan alat-alat (tooling). Biaya-biaya juga termasuk sewa dan biaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berkaitan
dengan
fasilitas
yang
lain
seperti
biaya
energi
dan
perlengkapannya. c. Biaya-biaya perekayasaan seperti gaji insinyur produksi, industri dan insinyur lain yang berkaitan dengan fasilitas yang lain seperti biaya energi dan perlengkapannya. d. Biaya-biaya overhead material, termasuk yang berkaitan dengan pengadaannya, perpindahannya (kecuali biaya penanganan bahan baku yang telah termasuk di dalam biaya tenaga kerja tidak langsung), dan koordinasi bahan baku, komponen, suku cadang dan produk jadi. Biayabiaya ini juga termasuk gaji bagian pembelian, perencanaan produksi, penerimaan, gudang dan sistem pemanufakturan. Seperti pada sistem biaya tradisional, sistem ABC juga menentukan biaya overhed pabrik melalui dua tahap pembebanan sebagai berikut: 1) Prosedur tahap pertama a) Penggolongan berbagai aktivitas Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok tersebut memiliki interprestasi fisik yang mudah dan jelas serta sesuai dengan segmen-segmen produksi yang dapat dikelola. b) Pengasosiasian bebagai biaya dengan berbagai aktivitas Langkah kedua adalah menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas. c) Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kelompok biaya yang homogen (homogeneous cost pool) adalah sekumpulan biaya overhead yang berhubungan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan. Berbagai biaya tersebut dapat dijelaskan oleh cost driver tunggal. d) Penentuan tarif kelompok (pool rate) Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost diver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan cara membagi total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas kelompok tersebut. 2) Prosedur tahap kedua Dalam tahap kedua biaya untuk setiap kelompok BOP dilacak ke berbagai jenis produk dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Jadi, overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut: Overhead yang dibebankan = tarif kelompok x unit-unit cost driver yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1. Aktivitas a. Pengertian aktivitas Aktivitas adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah, metode dan lingkungan yang memproduksi produk jasa tertentu (Brimson, 1991:46) untuk mengelola aktivitas dengan baik harus dipahami tiga hal: 1) Sumber-sumber yang dibebankan pada aktivitas atau biaya aktivitas 2) Jenis dan besarnya keluaran untuk mengukur aktivitas (activity measurement) 3) Bagaimana sebaiknya aktivitas dilaksanakan (pengukuran) b. Hirarki Aktivitas Aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan memiliki hirarki tertentu. Hirarki ini menunjukkan bahwa suatu aktivitas dapat dipecah menjadi aktivitas yang lebih spesifik dan dapat digabung menjadi aktivitas yang bersifat umum. Hirarki aktivitas meliputi yaitu: (Brimson,1991:47) 1) Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang dihubungkan dengan tujuan umum seperti pengadaan bahan baku, kemasan dan kualitas. 2) Proses bisnis yaitu jaringan kerja dari aktivitas yang bekaitan dan saling tergantung berhubungan dengan output yang mereka pertukarkan. 3) Aktivitas didefinisikan dalam istilah elemen-elemen infomasi yang perlu untuk melaksanakan dan menciptakan output mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Tugas adalah kombinasi dari elemen-elemen pekerjaan, atau operasi, yang menyelesaikan sebuah aktivitas-aktivitas atau dengan kata lain, bagaimana aktivitas dilaksanakan. 5) Operasi adalah unit pekerjaan terkecil yang digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian. Contoh hubungan hirarki aktivitas adalah fungsi manufaktur perusahaan. Untuk mampu memahami hirarki aktivitas dari suatu perusahaan diperlukan kemampuan untuk melakukan identifikasi aktivitas, dan identifikasi merupakan langkah awal yang dilaksanakan dalam pembebanan BOP berdasarkan sistem ABC. c. Identifikasi Aktivitas Identifikasi aktivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam proses penyusunan sistem ABC. Untuk menentukan aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan, diperlukan analisis aktivitas. Tujuan dilakukan analisis aktivitas adalah untuk memperoleh informasi tentang aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan pada saat ini dan untuk mengetahui input dan output dari aktivitas yang sedang dijalankan. Oleh karena itu aktivitas memiliki input yang mendorong terjadinya aktivitas tersebut, dan memiliki output yang merupakan hasil keluaran dari aktivitas tersebut. Dalam upaya memperoleh infomasi mengenai aktivitas dengan input atau outputnya yang dapat dikelola, sebelum mencapai tingkat tertentu dipecah ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam fungsi-fungsi utama yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari struktur oganisasi perusahaan. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam analisis aktivitas. Tahaptahap tersebut adalah (Brimson, 1991: 82-97): 1) Menemukan lingkungan analisis aktivitas Syarat awal yang penting untuk melaksanakan analisis aktivitas yaitu mendefinisikan masalah khusus atau keputusan bisnis yang dianalisa. Pernyataan yang jelas mengenai definisi meyakinkan bahwa analisis diterapkan pada lingkungan yang memungkinkan dilakukannya suatu perbaikan. 2) Menentukan unit analisis aktivitas Unit organisasi yang dianalisis seharusnya dibagi ke dalam kelompokkelompok atau departemen dengan tujuan tunggal yang dapat dikendalikan unit aktivitas mungkin sesuai dengan unit-unit organisasi atau penyimpangan dari unit-unit organisasi, karena struktur organisasi sering dipengaruhi faktor politik dan pribadi, daripada faktor definisi fungsional. 3) Mengidentifikasikan aktivitas Ada beberapa teknik dalam mengumpulkan data aktivitas. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Teknik-teknik dasar dalam mengidentifikasikan aktivitas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a) Analisis catatan-catatan historis Analisis catatan-catatan historis meliputi penggunaan statistik produksi yang disusun dalam suatu periode, mungkin bulan atau tahun. Manfaat analisis catatan historis ini untuk menentukan apa yang dilaksanakan oleh departemen dan beberapa lama departemen tersebut memproses dari suatu aktivitas. b) Analisis unit organisasi Pendekatan ini menganalisis unit organisasi dengan melakukan wawancara, kuisioner, diskusi dengan para ahli dan observasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna mengidentifikasi aktiva dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut. c) Analisis proses bisnis Analisis proses bisnis menentukan aktivitas dengan cara mengikuti arus informasi atau transaksi atau produksi fisik dari aktivitas yang satu ke aktivitas yang lain. Teknik ini dapat digunakan oleh perusahaan yang mempunyai produk massa atau kontinyu. d) Analisis fungsi-fungsi bisnis Pendekatan fungsional mengidentifikasi aktiva dengan memecah fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan, misalnya fungsi pembelian dapat dipecah menjadi fungsi pemilihan supplier, negosiasi harga, dan pemerikasaan kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e) Studi mengenai rekayasa secara langsung Salah satu metode yang dapat digunakan adalah observasi waktu, dengan mengamati kegiatan sehari-hari. Pendekatan ini cocok untuk dilakukan pada aktivitas yang dilakukan secara repetitif, waktu sedikit dan memiliki siklus untuk mengidentifikasikan aktivitas menajerial dan administrasi. f) Rekonsiliasi definisi aktivitas Walau seluruh pendekatan definisi aktivitas memiliki titik awal yang berbeda, namun pendekatan-pendekatan tersebut untuk menentukan sekelompok aktivitas yang sama, oleh karena itu dibutuhkan rekonsiliasi. 4) Rasionalisasi Aktivitas Menyusun sebuah daftar aktivitas yang menyediakan tingkat kerincian yang cukup akurat merupakan kunci yang berarti dalam mendefinisikan aktivitas. Semakin sederhana daftar aktivitas, semakin mudah mengolahnya dan secara positif mempengaruhi keputusankeputusan bisnis. Analisis aktivitas yang rinci menimbulkan banyak manfaat dari sistem akuntansi aktivitas yang tidak berlaku. Sistem yang kompleks dan tidak berfokus pada variabel-variabel keputusan pokok cenderung mahal dan tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5) Klasifikasi Aktivitas menjadi Aktivitas Utama dan Aktivitas Pendukung Setiap aktivitas seharusnya diklasifikasikan sebagai aktivitas utama atau aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah aktivitas dimana output digunakan di luar unit organisasi. Aktivitas yang digunakan dalam sebuah departemen untuk mendukung aktivitas utama merupakan aktivitas pendukung. Klasifikasi aktivitas penting guna membagi secara adil biaya aktivitas pendukung terhadap aktivitas utama untuk mengelola perbandingan dari aktivitas pendukung terhadap aktivitas utama. 6) Pemeta Aktivitas Pemeta aktivitas mendefinisikan hubungan antara fungsi, proses bisnis dan aktivitas. Menciptakan pemetaan aktivitas merupakan langkah awal dalam menganalisa proses bisnis alternatif dan aktivitas. Akuntansi aktivitas memetakan aktivitas-aktivitas perusahaan dan menggambarkan susunan aktivitas. 7) Dokumentasi aktivitas Langkah-langkah
dalam
mengidentifikasi
aktivitas
adalah
menyusun daftar aktivitas yang mendukung organisasi, proses bisnis dan syarat-syarat analisis fungsional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Klasifikasi Aktivitas Menurut Supriyono aktivitas dikelompokkan ke dalam empat kategori aktivitas yaitu: (1994: 237-239) 1) Aktivitas berlevel unit (unit level activities) Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi. Besar kecilnya Aktivitas ini dipengaruhi oleh unit produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga kerja langsung, jam mesin dan jam listrik (energi) digunakan setiap satu unit produk dihasilkan. Bahan baku dan tenaga kerja langsung juga dikelompokkan sebagai Aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk dalam overhead. Biaya aktivitas berlevel unit (unit level activities cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan operasi mesin. 2) Aktivitas berlevel Batch (batch level activities) Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu batch produk yang diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh Aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah Aktivitas set-up, Aktivitas penjadwalan produksi, Aktivitas pengelolaan bahan, dan Aktivitas inspeksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Aktivitas berlevel produk (product level activities) Aktivitas berlevel produk atau Aktivitas penopang produk (product substaning activities) adalah Aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai aktivitas produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi
masukan
untuk
menyumbangkan
produk
atau
memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Contoh aktivitas yang termasuk ke dalam kategori ini yaitu aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, perubahan perekayasaan dan peningkatan produk. 4) Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activities) Aktivitas berlevel fasilitas atau aktivitas penopang (facility substaining activities) meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlakukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungn dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Contoh adalah depresiasi mesin pabrik, pajak bumi dan bangunan dan lain-lain.
2. Cost Pool Cost pool adalah sekelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang sama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki hubungan yang kuat (korelasi positif) antara cost driver
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dengan biaya aktivitas . Tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksitransaksi yang homogen. Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan bertambahnya biaya dalam cost pool. Aktivitas yang ada dalam perusahaan dapat digabung menjadi satu cost pool atau beberapa cost pool. Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebani biaya-biaya tersebut. Langkah yang diperlukan dalam penentuan BOP berdasarkan ABC System sesudah menentukan cost pool yaitu menentukan cost driver untuk setiap cost pool, karenanya perlu dipahami pengertian cost driver dan cara penentuan cost driver.
3. Cost Driver a. Pengertian Cost Driver Cost Driver adalah suatu faktor yang kejadiannya menimbulkan biaya. Faktor tersebut merupakan penyebab utama dari tingkat aktivitas (Tunggal, 1992:91). Menurut Supriyono ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan cost driver yaitu (1994: 245-246) 1) Biaya pengukuran Dalam sistem ABC, sejumlah cost driver dapat dipilih dan digunakan. Jika memungkinkan, sangat perlu dipilih cost driver dengan menggunakan informasi yang tersedia. Bila informasi dalam penentuan cost driver tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersedia berarti informasi tersebut harus dihasilkan. Hal ini menyebabkan timbulnya biaya. 2) Pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi Kadang-kadang dimungkinkan untuk mengganti cost driver yang secara langsung mengukur penggunaan itu. Sebagai contoh, jam inspeksi dapat diganti dengan jumlah inspeksi yang dihubungankan dengan masing-masing produk. Jumlah inspeksi ini nampaknya lebih mudah diketahui informasinya. Penggantian cost driver dapat dilakukan jika jam inspeksi yang digunakan untuk setiap inspeksi kira-kira sama untuk setiap produk. b. Cara penentuan cost driver Pengidentifikasian cost driver merupakan komponen penting dalam pengendalian biaya tidak bernilai tambah. Jika kinerja individual dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengendalikan biaya tidak bernilai tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dalam mempengaruhi perilaku para individu. Apabila pengidentifikasian cost driver ditujukan untuk mengurangi jumlah bahan atau
komponen
yang
diproses
oleh
perusahaan,
maka
perlu
penyederhanaan aktivitas-aktivitas. Jika biaya dibebankan pada produk berdasarkan jumlah komponen, maka harus diciptakan cost driver untuk mengurangi jumlah komponen dalam produksi. Meskipun perilaku para pekerja diharapkan mencapai suatu titik tertentu, namun dapat juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menimbulkan akibat yang negatif. Jenis-jenis perilaku tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan penentuan biaya standar yang tepat dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penentuan harga standar per unit. Jika jumlah komponen-komponen benar-benar menyebabkan biaya inspeksi, administrasi bahan dan pemilihan pemasok, maka anggaran biaya per unit cost driver dapat dihitung ke dalam harga standar per unit (HS). 2) Penentuan standar kualitas ideal. Jumlah komponen ideal untuk setiap produk harus diidentifikasi dan disusun menjadi standar kualitas ideal (SKI). 3) Penentuan biaya bernilai tambah. Jika harga standar (HS) dan standar kualitas ideal (SKI) telah ditentukan, maka selanjutnya dapat ditentukan besarnya biaya bernilai tambah yaitu sebesar harga standar dikalikan harga standar ideal, atau (HS x SKI). 4) Penentuan biaya tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai tambah merupakan perbedaan antara kualitas komponen yang sesungguhnya digunakan dengan standar kualitas idealnya, dikalikan standar harga, atau (KS-SKI) HS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Cost Pool Rate Untuk membebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu, yang disebut cost pool rate. Tarif tersebut dihitung dengan membagi biaya cost pool dengan cost driver. Tarif BOP dihitung dengan rumus: Biaya dari setiap aktivitas Cost Pool Rate = Total Cost Driver yang dikonsumsi masing-masing aktivitas
D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System Menurut Brimson (1991:63) manfaat akuntansi aktivitas dalam pencapaian tujuan perusahaan adalah: a. Meningkatkan mutu keputusan manajemen. b. Memungkinkan pengeliminasian pemborosan dengan mengidentifikasikan aktivitas yang tidak bernilai tambah. c. Mengidentifikasikan sumber biaya dengan mengidentifikasikan “cost drivers” . d. Menghubungkan strategi perusahaan dengan pembuatan keputuan operasional e. Menyediakan
umpan–balik
mengenai
apakah
hasil–hasil
yang
diantisipasikan oleh strategi perusahaan tercapai, sehingga tindakan koreksi dapat dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
f. Menjamin bahwa mutu, waktu, fleksibilitas dan kesesuaian dengan tujuan–tujuan dapat tercapai dengan cara menghubungkan pengukuran kinerja dengan strategi. g. Mendorong perbaikan dan TQC secara berkesinambungan karena perencanaan
dan
pengendalian
diarahkan
pada
peringkat
proses
(aktivitas). h. Meningkatkan efektivitas penganggaran dengan mengidentifikasikan hubungan biaya dengan kinerja berbagai peringkat pelayanan yang berbeda. i. Meningkatkan profitabilitas dengan meminta biaya total daur hidup dan pelaksanaannya. j. Menyediakan pandangan ke arah pertumbuhan yang cepat dan paling tidak menunjukkan elemen biaya overhead. k. Menjamin pencapaian rencana investasi dengan memantau investasi melalui sistem akuntansi sehingga jika timbul penyimpangan dari rencana dapat terdeteksi dan tindakan koreksi dapat dibuat. l. Mengevaluasi
secara
berkesinambungan
efektivitas
untuk
mengidentifikasikan peluang investasi yang potensial. m. Menyusun target kinerja eksternal dan tujuan biaya serta menentukan tujuan tertentu pada tingkat aktivitas. n. Mengeliminasi berbagai krisis dengan menentukan masalah–masalah daripada mengobati gejala–gejala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Meskipun ABC System diyakini mampu menghasilkan informasi harga pokok produk yang lebih akurat dibanding sistem akuntansi biaya tradisional, namun ABC System juga memiliki keterbatasan–keterbatasan. Menurut Supriyono (714715) keterbatasan sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas yaitu: a. Sistem harga pokok yang berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan berada di dalam suatu lingkungan persaingan tertentu. Kondisi ini tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap perusahaan. Oleh sebab itu, sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas kurang ekonomis apabila diterapkan dalam perusahaan–perusahaan yang tidak memenuhi syarat–syarat tersebut. b. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi dan pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian, dan lain–lainnya, ternyata tidak menjelaskan bagaimana portofolio atau komposisi produk yang optimal. c. Secara konseptual penentuan harga pokok berbasis aktivitas mempunyai kelemahan sebagai berikut : 1) Beberapa biaya tetap dialokasikan arbitrer. Penelusuran biaya–biaya ke dalam setiap aktivitas dan produk secara cermat menjadi sulit dan tidak praktis, maka ditempuh alokasi biaya secara arbitrer. 2) Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih dialokasikan berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara arbitrer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3) Penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas untuk biaya–biaya pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok produk. d. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas
tidak dapat menunjukkan
biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau segmen organisasi tertentu dieliminasi.
E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional Dengan Activity Based Costing a. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Sistem akuntansi manajemen tradisional memusatkan pada ukuran-ukuran output aktivitas yang didasarkan pada volume produksi. Pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa semua biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel
sesuai
dengan
perubahan unit atau volume produk yang
diproduksi. Penggerak tingkat unit atau berdasarkan volume tersebut digunakan untuk membebankan biaya produksi kepada produk. Karena penggerak biaya berdasarkan unit biasanya bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan hubungan sebab akibat, maka banyak aktivitas pembebanan biaya produk harus diklasifikasikan sebagai alokasi. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa pembebanan biaya tradisional cenderung menjadi alokasi intensif. Tujuan kalkulasi biaya produk pada sistem akuntansi biaya tradisional secara khusus dicapai melalui pembebanan biaya produksi ke persediaan dan harga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. Penyediaan informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lain dari akuntansi manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen tradisional untuk pengendalian membebankan biaya ke unit organisasional dan kemudian menganggap manajer unit organisasional bertanggung jawab atas pengendalian pembebanan biaya. Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil standar atau yang dianggarkan. Penekanannya adalah pada ukuran kinerja keuangan. Para manajer diberi imbalan atas dasar kemampuan mereka mengendalikan biaya. Jadi, pendekatan tradisional menelusuri
biaya kepada individu yang bertanggung
jawab atas terjadinya biaya. Sistem imbalan digunakan untuk memotivasi individu
mengelola
biaya.
Pendekatan
tersebut
mengasumsikan
bahwa
maksimisasi kinerja keseluruhan organisasi dicapai dengan memaksimumkan kinerja
sub
unit
organisasi
secara
individu
(disebut
sebagai
pusat
pertanggungjawaban). b. Activity Based Costing Akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan
signifikan
pada lingkungan bisnis bersaing yang dihadapi baik
perusahaan
jasa maupun manufaktur. Tujuan keseluruhan sistem manajemen
biaya kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, kepuasan, relevansi dan penetapan
waktu
informasi
biaya.
Akuntansi
manajemen
kontemporer
menekankan penelusuran alokasi; dapat disebut penelusuran intensif. Peran penelusuran penggerak diperluas secara signifikan melalui pengidentifikasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penggerak yang tak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi. Penggunaan penggerak aktivitas berdasarkan unit dan kualitas serta relevansi informasi biaya keseluruhan. Kalkulasi biaya produk pada akuntansi manajemen kontemporer cenderung fleksibel. Manajemen berdasarkan aktivitas memusatkan perhatian pada manajemen aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai yang diterima pelanggan dan laba yang diterima atau pemberian nilai tersebut ini meliputi analisis penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja serta menjadikan kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC) sebagai sumber informasi yang penting. Pengendalian kontemporer memerlukan informasi aktivitas yang terinci. Pendekatan baru ini memusatkan perhatian pada akuntabilitas aktivitas daripada biaya dan menekankan maksimisasi kinerja sistem keseluruhan daripada kinerja individual.
Aktivitas
membagi
rata
garis
fungsional
dan
departemen,
memfokuskan pada sistem secara keseluruhan dan membutuhkan pendekatan global pada pengendalian. Intinya, membentuk pengendalian ini mengakui bahwa maksimisasi efisiensi subunit individual tidak perlu menghasilkan efisiensi maksimal pada sistem secara keseluruhan. Pada sistem informasi akuntansi manajemen kontemporer, baik ukuran kinerja keuangan maupun non keuangan adalah penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel II.2 Membandingkan karakteristik sistem biaya tradisional dengan kontemporer Tradisional
Kontemporer
1. Penggerak berdasarkan unit
1.Penggerak berdasarkan unit dan
non
unit 2. Alokasi intensif
2. Penelusuran intensif
3. Kalkulasi biaya produk yang sempit 3. Kalkulasi biaya produk yang luas dan dan kaku
fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan biaya
4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas yang jarang
5. Informasi aktivitas dirinci
6. Maksimisasi kinerja unit individual
6.Maksimisasi
7.
Menggunakan
ukuran
keuangan
kinerja
kinerja
sistem
keseluruhan 7. Menggunakan
baik ukuran kinerja
keuangan maupun non keuangan
F. Hipotesis Penelitian Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit produk yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP per unit produk yang dihitung dengan menggunakan sistem ABC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian studi kasus pada PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan menggunakan objek tertentu yaitu, mengenai Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing System) yang akan dilaksanakan di perusahaan. Data yang diperoleh dianalisis dan diambil kesimpulan. Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi data perusahaan yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang yang berlokasi di Klaten sedangkan waktu penelitian adalah bulan April sampai dengan Juli tahun 2007. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian yaitu: a. Pemimpin perusahaan b. Kepala bagian produksi c. Kepala bagian pemasaran d. Kepala bagian akuntansi 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
e. Kepala bagian personalia f. Kepala bagian administrasi 2. Objek Penelitian a. Elemen-elemen BOP b. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP
D. Data Yang Dicari 1. Gambaran umum perusahaan. 2. Data produksi yang dihasilkan pada tahun 2005 dan komponen BOP pada tahun 2005 dari setiap jenis produk yang dihasilkan. 3. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen atas catatan yang berkaitan dengan gambaran umum perusahaan, data produksi, data BOP, data lain yang berhubungan dengan penentuan tarif dan pembebanan BOP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Wawancara Teknik ini mengadakan tanya jawab langsung terhadap direktur perusahaan dan bagian-bagian yang berkaitan dengan proses produksi. 3. Observasi Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
F. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang diterapkan untuk membahas permasalahan pertama adalah: 1. Mendeskripsikan data tentang cara-cara pembebanan BOP yang selama ini dilakukan oleh perusahaan. 2. membandingkan cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan dengan cara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional. Adapun caracara pembebanan BOP menurut teori adalah : a. Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi, tahap-tahap yang harus dilakukan adalah: 1) Menyusun anggaran setiap biaya overhead pabrik 2) Menentukan dasar distribusi dan alokasi BOP yang akan digunakan 3) Mendistibusikan elemen BOP yang dianggarkan pada tiap departemen di dalam produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
4) Mengalokasikan BOP yang dianggarkan dari departemen pembantu ke departemen produksi. 5) Menghitung tarif BOP untuk tiap departemen produksi. b. pembebanan biaya overhead pabrik pada produk 3. Melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan cara pembebanan BOP berdasarkan analisis langkah kedua sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan sudah tepat. Langkah-langkah yang diperlukan untuk membahas permasalahan kedua adalah: 1. Tahap I a. Mengidentifikasi aktivitas dalam perusahaan Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori aktivitas yaitu aktivitas berlevel unit, aktivitas berlevel batch, aktivitas berlevel produk dan aktivitas berlevel fasilitas. Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah, jelas dan cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola b. Pengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas, yaitu berbagai biaya tersebut dihubungkan dengan setiap aktivitas. c. Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen. d. Menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), dimana taksiran total biaya pada cost pool dibagi dengan taksiran cost driver.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Tahap II Biaya overhead yang terkumpul pada setiap aktivitas dibebankan pada produk dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Jadi Overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan tarif kelompok biaya (cost pool rate) dikalikan dengan unit-unit yang digunakan (cost driver). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasarkan ABC System, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan selisih ini dihitung dengan rumus: d = x 1 -x 2 d
= selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System
x1 =
BOP per unit yang menghitung berdasar sistem akuntansi tradisional
x 2 = BOP per unit yang dihitung berdasar ABC System 2. Menentukan jumlah selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah selisih dihitung dengan rumus:
∑
∑ d = ∑ (x
1
− x 2 ) dimana,
d = jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem akuntansi tradisional dan BOP per unit menurut ABC System
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Menentukan rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dan BOP per unit berdasar ABC System. Rata-rata selisih dihitung dengan rumus: d =
∑d n
dimana,
d = rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional
dan BOP per unit berdasar ABC System n = jumlah jenis produk 4. Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System dan rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah kuadrat dari selisih ditentukan dengan rumus:
∑ (d − d )
2
5. Penentuan standar deviasi
Standar deviasi dihitung dengan rumus Sd =
∑ (d − d )
2
(n − 1)
6. Penghitungan dengan uji-t (t-test) Setelah penghitungan-penghitungan di atas ditempuh, selanjutnya dilakukan uji-t (t test) guna membandingkan perbedaan antara biaya overhead pabrik berdasarkan akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik berdasarkan ABC System. Dengan rumus sebagai berikut: (Djarwanto PS dan Pangestu
Subagyo, 1981: 28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Rumus t =
d−D Sd / n
Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesa Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan adalah: H 0 : D = 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar ABC System
H 1 : D ≠ 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar ABC System
dimana, D = µ 1 -µ 2 µ 1 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi tradisional µ 2 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar ABC System
b. Menentukan tingkat signifikan Sesudah menentukan hipotesis, maka selanjutnya ditentukan tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini. Tingkat signifikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
digunakan yaitu α = 5%, dengan menggunakan pengujian 2 (dua) arah dan sampel kecil. Setelah menentukan tingkat signifikan, selanjutnya ditentukan nilai t dari tabel titik persentase distribusi t.
Daerah terima H 0 adalah –t (α / 2, n – 1) < t < (α / 2, n – 1) Daerah terima H 1 adalah t > t (α / 2, n – 1) dan t < -t (α / 2, n – 1) c. Menentukan nilai statistik pengujian Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t. Rumus yang digunakan adalah: t =
d−D Sd / n
d. Menentukan daerah kritik H 0 ditolak apabila t hitung <-t tabel atau t hitung > t tabel H 0 diterima apabila t tabel < t hitung < t tabel e. Menarik kesimpulan ada tidaknya perbedaan antara BOP yang dihitung perusahaan berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP berdasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
ABC System. Apabila H 0 ditolak berarti memang ada perbedaan yang
signifikan antara BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP yang dihitung berdasar ABC System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, pada mulanya merupakan divisi percetakan dalam grup usaha CV. Intan yang berdiri pada tanggal 20 Juli 1987 dan keberadaannya secara hukum disyahkan oleh notaris H. Subekti, SH dengan nomor akte 12/78. Pada tanggal 8 November 1982, badan usaha CV. Intan diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Intan Pariwara penerbit dan percetakan buku. Sejak berdirinya PT. Intan Pariwara, perusahaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, kemudian untuk mengembangkan karyawan agar lebih profesional maka PT. Intan Pariwara dikembangkan menjadi Intan Grup pada tanggal 1 Februari 1992 yang terdiri dari: 1. PT. Intan Pariwara 2. PT. Sinar Dahana Inti Boga 3. PT. Salarajasa Bhakti Satya 4. PT. Mitra Karanganom Laksanto 5. PT. Macanan Jaya Cemerlang Dengan demikian PT. Macanan Jaya Cemerlang resmi berdiri pada tanggal 1 Februari 1992 bersama dengan pengembangan PT. Intan Pariwara menjadi Intan Grup. Alasan memilih nama “Macanan Jaya Cemerlang” adalah karena sesuai
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan tempatnya yaitu di dusun Macanan, sedangkan Jaya dan Cemerlang dimaksudkan agar perusahaan tetap jaya dan cemerlang sampai kapan pun. PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan dan percetakan buku, akan tetapi perusahaan ini lebih berkonsentrasi dibidang percetakan dibandingkan sebagai penerbitan. Sampai saat ini PT. Sinar Dahana Inti Boga, PT. Salarajasa Bhakti Satya, PT. Mitra Karanganom Laksanto sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan sudah dilikuidasi.
B. Lokasi Perusahaan
PT. Macanan Jaya Cemerlang berkedudukan di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Klaten Utara, Jawa Tengah dan menempati areal usaha seluas 30.000 meter persegi. Pemilihan lokasi tersebut mempunyai beberapa alasan yaitu mudah dicapai dan mempermudah komunikasi serta berada tidak jauh dari jalan raya Yogyakarta-Solo, sehingga mudah dijangkau oleh mitra usaha maupun konsumen. Penerbitan dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang didirikan dengan tujuan: 1. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang pendidikan dengan pengadaan buku-buku pelajaran bagi siswa sekolah. 2. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan. Peran serta aktif tersebut diwujudkan dengan membuka lapangan pekerjaan dan membuka kesempatan kepada generasi muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Mengadakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat umum. 4. Untuk memperoleh laba perusahaan bagi kesejahteraan karyawannya. PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memproduksi buku-buku sesuai dengan pesanan, pesanan tidak hanya dari penerbit PT. Intan Pariwara saja tetapi juga dari penerbit lainnya misalnya penerbit dan percetakan Intan Sejati, Intermedia Pandukarya, Graha Multigrafika dan Penerbit Cempaka Lima Warna Jakarta. Pada tahun ajaran baru biasanya pesanan mencetak buku banyak akan tetapi pada hari-hari biasa lebih sedikit.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur
organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang terbagi menjadi
beberapa departemen, dimana masing-masing departemen dipimpin oleh seorang manajer. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yaitu: 1. Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan kepada siapa pimpinan harus memberi tugas. 2. Adanya keharmonisan kerja dan menghindari kekosongan kerja. Struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dilihat pada gambar IV.2 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut: Gambar IV.2 Struktur Organisasi Direktur Utama Direktur Operasional Sekretariat
Manajer Departemen Adm. & Keuangan
Kabag. Pembukuan & Keuangan
Manajer Departemen Logistik
Kabag. Gudang & Pembelian
Manajer Departemen Teknik
Kabag. Mekanik
Kabag. Listrik
Manajer Departemen Umum & Personalia
Manajer Departemen Produksi
Kabag. Pracetak & Cetak
Kabag. Penyelesaian
Manajer Manajer Departemen Departeme Pemasaran
n
Kabag. Kabag. RT RT
Kabag. Kendaraan
Kabag. Keamanan
Kabag. Personalia
Kabag. Operasional
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
D.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada dalam PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab direktur utama meliputi: a. Bersama dengan manajer departemen, menyusun strategi atau garis besar pedoman yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan perusahaan. b. Menyusun kebijakan sebagai pedoman umum yang digunakan untuk menyalurkan pikiran dan tindakan dalam mengambil keputusan. c. Menentukan program kerja, yaitu prosedur atau langkah yang harus diikuti dalam melaksanakan kegiatan serta otorisasi anggaran. d. Memberikan otorisasi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan tersebut. 2. Direktur Operasi
Tugas dan tanggung jawab direktur operasional meliputi: a. Melaksanakan
kegiatan
dalam
mencapai
tujuan
perusahaan
dan
mengkoordinasikan semua kegiatan tersebut. b. Menilai pelaksanaan tujuan secara keseluruhan, pada masing-masing departemen maupun bagian di dalam perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Sekretariat
Sekretariat bertugas membantu direktur dalam pengawasan dengan tata cara perusahaan seperti: a. Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat dengan pihak luar. b. Menyiapkan acara kerja dan bagian-bagian lain c. Mengadakan hubungan dengan instansi-instansi lain yang berkaitan dengan perusahaan. 4. Departemen Administrasi dan Keuangan
Tugas departemen administrasi dan keuangan meliputi: a. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yaitu neraca dan rugi-laba. b. Membuat analisa keuangan setiap bulan. c. Membuat laporan pajak dan mengatur pembayaran sesuai tanggal yang ditentukan. d. Membuat laporan SPT tahunan. e. Membuat, merekap anggaran dan realisasi bulanan setiap bagian. f. Membuat program kerja harian. g. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai permintaan. h. Membuat laporan harian. i. Bertanggung jawab atas kebenaran saldo kas perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Departemen Logistik
Tugas departemen logistik meliputi: a. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku dan barang jadi yang dicatat dalam kartu gudang dalam bentuk unit dan rupiah. b. Membuat laporan stock bahan baku maupun barang jadi setiap bulannya. c. Bertanggung jawab atas pemotongan kertas rol menjadi sheet. d. Bertanggung jawab atas kesalahan dan kerusakan pembelian barang. e. Bertanggung jawab atas pembelian sesuai perintah beli dan daftar urutan anggaran tiap bagian. 6. Departemen Teknik
Tugas departemen teknik meliputi: a. Bertanggung jawab atas kelancaran mesin-mesin produksi. b. Bertanggung jawab atas mobilitas di dalam perusahaan. c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan perbaikan dan perawatan baik mesin maupun inventaris perusahaan. d. Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik. e. Membuat laporan pembayaran listrik dan mengatur sesuai tanggal yang ditentukan. 7. Departemen Produksi
Tugas departemen produksi meliputi: a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan naskah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Bertanggung jawab atas pembuatan film/foto dan plate naskah, isi dan cover.
c. Bertanggung jawab atas pengarsipan plate. d. Menyelenggarakan persiapan bahan. e. Menyelenggarakan percetakan buku. f. Merawat alat-alat produksi. g. Bertanggung jawab atas penjilidan buku yang sudah selesai dicetak. h. Bertanggung jawab atas pemotongan buku-buku setelah selesai dijilid. i. Bertanggung jawab atas kebenaran penentuan penyelesaian order dengan menggunakan jenis mesin yang sesuai dan Bertanggung jawab atas pemeriksaan order dalam menyelesaikan order dengan hasil baik. j. Bertanggung jawab atas pengepakan buku yang sudah disortir dan Bertanggung jawab atas penyimpanan buku-buku ke dalam gudang. 8. Departemen Umum dan Personalia
Tugas departemen umum dan personalia meliputi: a. Menyelenggarakan pekerjaan rumah perusahaan. b. Mengatur dan Bertanggung jawab atas kendaraan perusahaan seperti perawatan kendaraan dan jadwal perjalanan. c. Menyelenggarakan penjagaan keamanan di lingkungan perusahaan. d. Membuat perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan operasi perusahaan. e. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan kemampuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
f. Mengawasi dan mengarahkan karyawan. g. Mempromosikan karyawan yang mempunyai prestasi menonjol. h. Menciptakan suasana di dalam perusahaan supaya setiap karyawan dapat secara bebas mengeluarkan pendapat, usul, ide, kritik maupun saran yang disertai etika yang baik. i. Bertanggung jawab atas pemberhentian kerja, pensiun karyawan dan pindah kerja. j. Menyelenggarakan seleksi bagi calon karyawan. 9. Departemen Pemasaran
Tugas departemen pemasaran meliputi: a. Menjalankan/mengadakan transaksi penjualan. b. Menciptakan pasar, baik untuk lingkungan toko maupun penerbitan. c. Menciptakan saluran distribusi baru. d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen dan pasar.
E. Personalia
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan nasional yang terus meningkat maka dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional. PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak pada industri penerbitan dan percetakan, berusaha untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan kerja di dunia industri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pengadaan sumber daya manusia harus senantiasa dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. Oleh karena itu PT. Macanan Jaya Cemerlang senantiasa berusaha pula meningkatkan SDM para karyawannya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan baik intern maupun non intern. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara sistematik dan profesional. Dengan tuntutan demikian maka PT. Macanan Jaya Cemerlang mengadakan devisi training yang termasuk di dalamnya Marketing Planning Development. Jumlah karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang 319 orang, adapun rinciannya sebagai berikut: 1. Direktur Utama Perusahaan
: 1 orang
2. Direktur Operasional
: 1 orang
3. Sekretariat
: 6 orang
4. Manajer a. Departemen Administrasi dan Keuangan
: 1 orang
b. Departemen Logistik
: 1 orang
c. Departemen Teknik
: 1 orang
d. Departemen Produksi
: 1 orang
e. Departemen Umum dan Personalia
: 1 orang
f. Departemen Pemasaran
: 1 orang
5. Kepala Bagian a. Pembukuan dan Keuangan
: 1 orang
b. Pembelian dan Gudang
: 3 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Mekanik
: 3 orang
d. Listrik
: 3 orang
e. Pracetak dan Cetak
: 3 orang
f. Penyelesaian
: 3 orang
g. Rumah Tangga
: 1 orang
h. Kendaraan
: 1 orang
i. Keamanan
: 1 orang
j. Personalia
: 1 orang
k. Pemasaran
: 1 orang
6. Karyawan a. Bagian Pembukuan dan Keuangan
: 3 orang
b. Bagian Pembelian dan Gudang
: 8 orang
c. Bagian Mekanik
: 12 orang
d. Bagian Listrik
: 6 orang
e. Bagian Pracetak dan Cetak
: 60 orang
f. Bagian Penyelesaian
: 132 orang
g. Bagian Rumah Tangga
: 16 orang
h. Bagian Kendaraan
: 18 orang
i. Bagian Keamanan
: 15 orang
j. Bagian Personalia
: 6 orang
k. Bagian Pemasaran
: 8 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tata kepegawaian pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sebagai berikut: 1. Proses penerimaan pegawai Pada awalnya perusahaan mendapatkan laporan keuangan dari berbagai bidang yang membutuhkan pegawai baru yang berdedikasi dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang, dalam penerimaan pegawai harus melalui bagian lain. Hal ini dengan prosedur yang relevan selama ini. Langkah-langkah
dalam
proses
penerimaan
pegawai
pada
PT. Macanan Jaya Cemerlang antara lain: a. Penerimaan lamaran Untuk mendapatkan pegawai usaha yang dilakukan adalah sebagai penyebaran pengumuman melalui: 1) Iklan/advertensi 2) Kantor penempatan tenaga kerja 3) Rekomendasi dari karyawan 4) Lembaga pendidikan 5) Lamaran yang masuk secara kebetulan b. Seleksi Penyeleksaian calon karyawan, apakah pelamar pantas menduduki profesi, karyawan seperti apa yang dipromosikan tergantung pada hasil seleksi. Seleksi tenaga kerja harus dilaksanakan agar benar-benar memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menjadi tanggung jawabnya. Maka perusahaan harus mengadakan seleksi yang ketat agar mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Proses seleksi yang dilakukan yaitu: pengisian formulir, tes psikologi, wawancara dan referensi. c. Tindak lanjut setelah adanya seleksi Setelah mengetahui hasil seleksi, maka tindakan selanjutnya adalah memilih pelamar yang memenuhi syarat. Bila hasil seleksi melebihi yang dibutuhkan, maka yang diambil merupakan calon karyawan yang memiliki rangking teratas tapi bila yang memenuhi syarat kurang dari yang dibutuhkan maka jabatan tersebut dibiarkan kosong. 2. Mutasi Pegawai Dalam usaha untuk meningkatkan daya guna dan daya pikir serta mengetahui pegawai secara berkala maka diadakan pertukaran tugas, para pelaksana dari satu seleksi lain dengan memperhatikan kecakapan pegawai sehingga dengan adanya mutasi pegawai setiap orang dapat meningkatkan pengetahuan dan kelancaran tugas. 3. Kepegawaian Pertimbangan untuk menaikkan pangkat seorang pegawai dilakukan dengan mengadakan penilaian setiap setahun sekali. Kenaikan pangkat ini berdasarkan atas: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan kepemimpinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Jam Kerja Karyawan a. Waktu kerja tidak boleh lebih dari 7 jam sehari. b. Untuk karyawan bagian produksi ditetapkan menjadi 3 shift dan waktu kerja efektif, setiap shiftnya 7 jam. Pembagian shift sebagai berikut: 1) Shift 1 Jam kerja : pukul 07.00-15.00 WIB Istirahat : pukul 12.00-13.00 WIB 2) Shift 2 Jam kerja : pukul 15.00-23.00 WIB Istirahat : pukul 20.00-21.00 WIB 3) Shift 3 Jam kerja : pukul 23.00-07.00 WIB Istirahat : pukul 04.00-05.00 WIB Sedangkan untuk karyawan bagian perkantoran, jam kerjanya dari jam 08.00- jam 16.00 dengan istirahat 1 jam. c. Kelebihan jam kerja dari waktu kerja yang ditentukan di atas dihitung sebagai lembur. d. Hari istirahat mingguan adalah hari minggu, kecuali bagi buruh yang karena pekerjaannya ditentukan lain. e. Pada hari raya resmi yang ditetapkan pemerintah semua buruh tidak dipekerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5. Cuti Pegawai Yang dimaksud dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu oleh pejabat yang berwenang di PT. Macanan Jaya Cemerlang, antara lain: a. Cuti Tahunan Syarat-syaratnya: 1) Pegawai yang bersangkutan telah bekerja selama satu tahun secara terus menerus. 2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang. b. Cuti Sakit Syarat-syaratnya: 1) Cuti sakit diberikan kepada setiap pegawai. 2) Pegawai yang bersangkutan memberikan alasan yang tepat. 3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang. Lamanya cuti sakit: 1) 1-2 hari pegawai yang bersangkutan harus memberitahukan alasannya. 2) 3-14 hari pegawai yang bersangkutan harus melampirkan surat keterangan dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Cuti dengan alasan penting: Syarat-syaratnya: 1) Cuti ini diberikan kepada setiap pegawai. 2) Pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti tersebut. 3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang. d. Cuti bersalin Syarat-syaratnya: 1) Cuti bersalin diberikan kepada pegawai wanita. 2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan suatu permintaan tertulis dan mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang. Lama ijin bersalin diberikan selama satu bulan sebelum persalinan dan dua bulan sesudah persalinan. 6. Macam-macam tunjangan Setiap pegawai yang ada di perusahaan PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten yang sudah sah dan diangkat akan mendapat berbagai tunjangan yang disesuaikan dengan jabatannya yaitu: tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, tunjangan disiplin kerja, tunjangan anak dan tunjangan kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
7. Pemberhentian tenaga kerja dan pensiun Dalam hal ini pemberhentian kerja atau pemutusan hubungan kerja PT. Macanan Jaya Cemerlang menyebutnya dengan istilah pemberhentian dengan hormat dan tidak mengenal istilah pensiun. Pemberhentian dengan hormat ini berlaku kepada: a. Karyawan yang telah mencapai batas maksimum kerja yaitu: 1) Karyawan laki-laki yang mencapai umur 50 tahun dengan mempunyai masa kerja 25 tahun. 2) Karyawan wanita yang telah mencapai umur 50 tahun dengan mencapai masa kerja 25 tahun. b. Pemberhentian karyawan oleh perusahaan Apabila seorang karyawan yang telah mencapai batas umur maksimum tetapi belum siap untuk diberhentikan dalam arti masih mengabdikan dirinya untuk perusahaan, maka pihak personalia perlu menanyakan pada departemen yang bersangkutan apakah karyawan ini masih dibutuhkan. Jika masih, maka karyawan ini diperkenankan untuk bekerja kembali. Tetapi jika departemen yang bersangkutan tidak membutuhkan lagi, maka karyawan tersebut bisa diberhentikan dengan hormat. Kemudian diberikan uang pesangon yang besarnya sama dengan pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Pemberhentian karyawan karena inisiatif sendiri 1) Apabila karyawan akan mengundurkan diri dari pekerjaannya, maka ia harus
mengajukan
pemberhentian
secara
tertulis
satu
bulan
sebelumnya. Dalam hal ini karyawan tidak berhak atas uang pesangon, tetapi diberikan uang kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2) Karyawan yang tidak masuk kerja selama 6 hari berturut-turut tanpa surat ijin kerja atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka dianggap mengundurkan diri sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/MEN/86 dan tidak mendapatkan uang kebijaksanaan dalam bentuk apapun. Untuk
pemberhentian
kepegawaian
pada
PT.
Macanan
Jaya
Cemerlang Klaten (kehendak perusahaan atau habis masa kerja) perusahaan
mengambil
jangka
waktu
empat
bulan
sebelum
diberhentikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga hak-hak yang dimiliki oleh karyawan.
F. Produksi
Seperti pada umumnya perusahaan percetakan, PT. Macanan Jaya Cemerlang menerapkan sistem pesanan dalam produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Hasil Produksi Sampai saat ini penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang telah memproduksi dan memasarkan berbagai produk. Buku-buku yang paling banyak diproduksi adalah buku-buku umum yang meliputi hampir seluruh bidang studi yang diajarkan di sekolah antara lain: Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Pancasila, Bahasa, Keterampilan, Olahraga, Kesenian serta buku-buku cerita remaja. Selain itu PT. Macanan Jaya Cemerlang juga memproduksi brosur, leaflet, katalog, novel, literatur, kalender dan lain-lain. 2. Peralatan Alat yang digunakan dalam proses produksi antara lain: a. Image Ceter, yaitu alat yang digunakan untuk merubah CD menjadi film. b. Plate Maker, yaitu alat yang dipakai untuk memindahkan obyek dalam film ke dalam plate dengan bantuan penyinaran camera foto printing. c. Developer, yairu alat untuk melihat obyek dalam Plate yang akan dicetak. d. Mesin cetak sheet satu warna, yaitu mesin yang digunakan untuk mencetak naskah yang sudah jadi dengan satu warna. e. Mesin cetak sheet empat warna, yaitu mesin yang digunakan untuk mencetak cover atau naskah yang mempunyai warna lebih dari satu. f. Mesin shirnk, yaitu mesin yang digunakan untuk mengeringkan tinta. g. Mesin susun, yaitu mesin yang digunakan untuk menyusun hasil cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
h. Mesin lipat, yaitu mesin yang digunakan untuk melipat hasil cetakan sesuai dengan ukurannya. i. Mesin ultraviolet vernish, yaitu mesin yang digunakan untuk melapisi cover agar bercahaya dan anti air.
j. Mesin jahit benang, mesin jahit kawat, mesin lem, yaitu alat untuk menjilid buku sebagai hasil cetakan sudah selesai. k. Mesin potong, yaitu alat yang dipakai untuk memotong hasil cetakan yang sudah berbentuk buku agar menjadi lebih rapi. 3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi: 1) Kertas: sebai bahan yang akan dicetak dan merupakan bahan pokok perusahaan yang dipasok dari Leces, Tjiwi Kimia, Suparma, Surya Pamenang. 2) Tinta: sebagai bahan pewarna ataupun untuk menulis dan menggambar pada proses percetakan yang sering dipasok dari Cemanituka dan Warna Harapan. b. Bahan Pembantu Bahan pembantu terdiri dari: 1) Plate yang merupakan alat yang dimasukkan ke dalam cetakan yang nantinya akan menimbulkan tulisan atau gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Com sebagai penghapus film bila ada yang rusak/cacat atau sebagai penghapus garis-garis pada film, karena hasil dari penyusunan naskah yang digunting-gunting. 3) Air sebagai bahan untuk mencuci rol dan campuran mesin cetak. 4) Kemikel sebagai bahan untuk membersihkan plate. 4. Proses Produksi Proses produksi yang dijalankan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang melalui beberapa tahap. Tahap dalam proses produksi tersebut dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar IV.3 Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang PRACETAK
CETAK
PENYELESAIAN
Bagian Editorial Bagian plate Isi
Cover
Bagian Percetakan Plate isi
Plate cover
Calendering Cover Bag. Penjilidan Jilid Potong Buku Jadi Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang Keterangan: a. Bagian Editorial Setelah naskah diterima kemudian dilakukan pemeriksaan. Naskah isi dan cover yang sudah dicetak kemudian difilm/difoto dengan menggunakan image ceter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
b. Bagian Plate Setelah difilm/difoto, isi dan cover kemudian dibuat plate dengan plate maker. Plate isi dan plate cover naskah diserahkan pada bagian percetakan.
c. Bagian Percetakan Pada bagian ini plate isi dan plate cover naskah yang dapat dilihat dengan menggunakan mesin web, dicetak baik itu menggunakan mesin cetak sheet satu warna maupun dengan mesin cetak sheet empat warna. Selanjutnya dilakukan calendering yaitu proses khusus untuk bagian sampul dengan memberi lapisan
berupa cairan pada seluruh muka sampul dengan menggunakan mesin ultraviolet varnish. Hasil cetakan ini maupun sampul dikeringkan dengan menggunakan
mesin shrink. d. Bagian Penjilidan Setelah proses pencetakan selesai, hasil cetakan disusun dengan menggunakan mesin susun dan dilakukan penjilidan. Adapun penjilidan dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Untuk buku tipis cukup dengan disteples. 2) Untuk buku tebal dijahit dengan kawat, benang atau menggunakan lem yang dilakukan dengan menggunakan mesin. Buku-buku yang sudah selesai dijilid kemudian dipotong dengan mesin potong agar menjadi rapi dan dipak dengan mesin laminasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
G. Penanganan Bahan
Bahan baku utama dalam proses produksi pada PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah kertas dan tinta, sehingga penanganannya harus hati-hati agar tidak robek atau rusak. Untuk mempermudah pemindahan bahan baku digunakan kereta dorong yang disebut kopit. Kopit digunakan apabila pemindahan bahan baku dalam jarak yang cukup jauh. Apabila menggunakan alat secara manual akan memerlukan tenaga kerja yang banyak karena dalam satu kali angkutan beratnya antara 400-500 kg. Akan tetapi apabila aliran bahan baku di luar mesin dalam jarak yang dekat, dilakukan secara manual yaitu dengan didorong. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Jarak gudang tempat penyimpanan bahan baku dengan tempat proses produksi cukup dekat. 2. Kondisi pabrik memungkinkan dilakukan pemindahan bahan secara manual. 3. Dengan menggunakan tenaga manual, biaya pemindahan bahan dapat lebih ditekan.
H. Pengendalian Proses dan Mutu
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku Pembelian bahan baku diperoleh dari pasokan yang merupakan perusahaan besar sehingga perusahaan percaya bahwa mutu bahan baku yang dikirim oleh pemasok memiliki mutu yang baik. Pembelian bahan baku diperoleh dari pemasok tertentu yang tetap. Meskipun perusahaan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kepercayaan yang besar kepada pemasok, perusahaan juga melakukan pemeriksaan sesaat setelah bahan baku sampai ke perusahaan. Pengecekan bahan baku terutama kertas dilakukan dengan melihat warna kertas apakah sudah sesuai dengan jenis kertas yang dibutuhkan perusahaan dan juga disesuaikan dengan permintaan konsumen. Apabila mutu bahan baku sesuai dengan yang diinginkan maka bahan baku tersebut langsung dipindahkan di gudang yang selanjutnya akan diproduksi. Namun apabila tidak sesuai dengan yang diinginkan maka perusahaan langsung menghubungi pemasok, selanjutnya pemasok akan mengganti bahan baku yang sudah dikirim dengan bahan baku lain yang sesuai dengan keinginan perusahaan, akan tetapi kejadian ini jarang sekali terjadi. Hal inilah yang memperkuat kepercayaan perusahaan terhadap pemasok. 2. Pengendalian Proses Produksi Kemacetan proses produksi sering terjadi diakibatkan mesin yang mengalami kerusakan. Pencegahan kerusakan mesin dilakukan perusahaan dengan melakukan perawatan mesin setiap hari Senin pagi dengan cara membersihkan dan pengecekan mesin. Setiap setengah bulan sekali dilakukan pelumasan mesin secara total, selain itu mesin juga dicek secara rutin dilakukan oleh bagian teknisi yang merupakan tenaga profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Pengendalian Mutu Produk Jadi Pengendalian produk jadi dilakukan oleh bagian sortir, yang dilakukan sesaat setelah produk selesai diproses. Apabila terdapat produk rusak akan segera diperbaiki sehingga produk sesuai dengan permintaan konsumen dan dapat
dipasarkan.
Kualitas
produk
jadi
dengan
mempertimbangkan
permintaan konsumen. Setelah disortir produk jadi dibungkus dengan plastik dan dipacking sehingga produk tidak kotor atau rusak.
I. Pemasaran
1. Daerah Pemasaran Daerah pemasaran PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah daerah Klaten dan sekitarnya. Perusahaan menjual produk jadi terutama ke penerbit buku karena PT. Macanan Jaya Cemerlang fokus utamanya adalah percetakan daripada penerbitan. Konsumennya antara lain PT. Intan Pariwara, PT. Intan Sejati,
Intermedia,
Pandukarya
dan
Graha
Multigrafika.
Konsumen
terbesarnya adalah PT. Intan Pariwara. Produk yang dijual ke PT. Intan Pariwara dipasarkan ke seluruh Indonesia. 2. Harga Dalam melakukan pembelian, harga merupakan hal yang paling dipertimbangkan oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan secara matang dalam penentuan harga produknya. Penentuan harga pada PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan harga standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
yang ditentukan oleh perusahaan sendiri. Harga pasar dan harga yang ditentukan
oleh
pesaing
hanya
sebagai
pembanding
tetapi
tidak
mempengaruhi penentuan harga jual produk jadi PT. Macanan Jaya Cemerlang itu sendiri karena perusahaan yakin bahwa harga jual yang ditetapkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan juga memberikan potongan harga kepada pelanggan tetap. Potongan harga yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan berdasarkan persetujuan pelanggan dengan perusahaan. Sering tidaknya pelanggan memesan produk merupakan hal yang diperhatikan dalam menentukan potongan harga yang diberikan. 3. Sistem Penjualan Sistem penjualan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang disesuaikan dengan jumlah pesanan produk. Apabila jumlah pesanan dalam jumlah besar maka perusahaan meminta uang muka terlebih dahulu sebesar 70% dari total harga pesanan. Sisanya yaitu 30% diminta oleh perusahaan apabila produk sudah selesai, dan dikirim ke konsumen. Tetapi apabila jumlah pesanan dalam jumlah sedikit yaitu sekitar 500.000, maka perusahaan meminta pembayaran secara tunai. 4. Saluran Distribusi dan Promosi Untuk menyalurkan hasil produksinya, PT. Macanan Jaya Cemerlang menggunakan saluran distribusi langsung, yaitu dari perusahaan ke konsumen. Sedangkan dalam hal promosi, perusahan kurang melakukan kegiatan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dalam hal pemasaran, perusahaan masih mengandalkan pada hubungan yang sudah ada dengan para pelanggannya. Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan hanya dengan memberikan kalender kepada pelanggan dan pemasok. 5. Persaingan Persaingan yang dihadapi oleh perusahaan tidak terlalu ketat, karena belum ada perusahaan yang memiliki kapasitas produksi yang melebihi kapasitas produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang. Beberapa perusahaan yang dianggap sebagai pesaing antara lain: Pabelan dan Tiga Serangkai, sedangkan penerbit dan percetakan lain yang ada di daerah klaten dianggap sebagai mitra kerja dan bukan sebagai pesaing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penulisan skripsi ini untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity Based Costing System dalam pembebanan biaya Overhead pabrik untuk itu
diperlukan data-data yang relevan dengan topik tersebut. Data-data yang dimaksud diuraikan sebagai berikut: 1. Data jumlah produksi buku PT. Macanan Jaya Cemerlang pada tahun 2005 memiliki kapasitas normal produksi sebanyak 300 judul buku dengan jumlah unit sebesar 23.000.000 dan jumlah halaman seluruhnya sebanyak 2.944.000.000. Pada tabel V.1 memperlihatkan sampel produk buku tahun 2005 Tabel V.1 Sampel Produk yang dihasilkan PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005 Jenis Produk (sampel)
Jumlah Halaman
Jumlah Produk
Buku 1
192
21.000
Buku 2
96
21.000
Buku 3
150
21.000
Buku 4
190
21.000
Buku 5
110
21.000
Buku 6
168
21.000
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Buku 7
192
16.000
Buku 8
160
16.000
Buku 9
162
16.000
Buku 10
256
21.000
Buku11
176
21.000
Buku 12
112
21.000
Buku 13
224
21.000
Buku 14
240
21.000
Buku 15
152
21.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
2. Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan tahun 2005 Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2005 dapat dilihat pada tabel V.2 Tabel V.2 BOP yang Dianggarkan PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005
(dalam rupiah) KOMPONEN BOP
TOTAL RUPIAH
Pembelian Bahan Penolong: - Plate
264.000.000
- Chemical
17.000.000
- Alkohol
9.720.000
- Developer Plate
13.340.000
- Fontaine
18.000.000
- Roll Air
29.900.000
- Roll Handuk
85.500.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
9.120.000
- Kawat
810.000.000
- Lem
300.000
- Benang jahit
204.933.000
listrik
44.074.000
Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung
1.984.120.000
Depresiasi mesin
2.396.400.000 54.760.000
Pemeliharaan mesin
386.334.000
Inspeksi Penyimpanan produk jadi
30.753.000
Pemindahan bahan
42.967.000
Penerangan
51.233.000
PAM
35.819.000
Kesejahteraan
94.675.000 450.000
Perjalanan kerja
96.695.000
Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan
900.000
Pemeliharaan bangunan
18.000.000 6.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan Total BOP
6.704.993.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
3. Data pemakaian cost driver tahun 2005 Pada tabel V.3 memperlihatkan pemakaian cost driver tahun 2005 dan pemakaian oleh masing-masing sampel produk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V. 3 Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005 Cost Driver
BUKU
Total 1 tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
24
12
19
24
14
21
24
20
21
32
22
14
28
30
19
Pembelian Bahan Penolong:
Frekuensi Pemindahan Jam Tenaga Kerja Langsung
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5.280 lbr 680 liter 810 liter 230 liter 600 liter 460 unit 900 meter 96 roll 30.000 kg 150 roll 114.208 jam 430 kali 289.504 jam 512 jam 4.860 jam 300 kali
763,89
381,94
596,79
755,93
437,64
668,4
575,95
485,01
491,07
1018,5
700,23
445,6
551,7
954,86
604,74
557.760 jam
Luas Bangunan Pabrik
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
* Plate * Chemical
0,927
0,464
0,25
0,918
0,531
0,811
0,7
0,589
0,597
1,236
0,85
0,541
0,67
1,159
0,734
* Alkohol
1,109
0,554
0,866
1,097
0,635
0,97
0,836
0,704
0,713
1,478
1,016
0,647
0,8
1,386
0,878
* Developer Plate
0,315
0,157
0,246
0,311
0,18
0,275
0,237
0,12
0,202
0,419
0,288
0,183
0,227
0,393
0,249 0,648
* Fontaine
0,819
0,409
0,639
0,81
0,469
0,716
0,617
0,52
0,526
1,091
0,75
0,477
0,591
1,023
* Roll Air
0,629
0,315
0,49
0,622
0,36
0,55
0,474
0,4
0,404
0,839
0,577
0,367
0,454
0,786
0,498
* Roll Handuk
1,23
0,615
0,961
1,217
0,705
1,076
0,927
0,781
0,791
1,64
1,127
0,717
0,888
1,537
0,974
* Kawat
0,129
0,065
0,101
0,128
0,074
0,113
0,097
0,082
0,83
0,172
0,118
0,075
0,093
0,161
0,102
* Lem
41,086
0
32,099
40,658
0
35,95
30,978
26,086
26,413
54,781
37,662
0
29,673
51,358
32,526
0
0,639
0
0
0,893
0
0
0
0
0
0
0,937
0
0
0
156,41
78,21
122,2
154,78
89,61
136,86
117,93
99,31
100,55
208,55
143,38
91,24
112,97
195,52
123,83
1
1
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
Jam Kerja
396,49
198,25
309,76
392,36
227,16
346,93
298,94
251,74
254,87
528,65
363,5
231,29
286,34
495,61
313,89
Jam Pemeliharaan
0,698
0,349
0,55
0,69
0,4
0,61
0,526
0,443
0,448
0,93
0,639
0,407
0,504
0,872
0,552
6,7
3,326
5,2
6,584
3,812
5,821
5,016
4,224
4,277
8,87
6,1
3,881
4,805
8,316
5,267
* Benang Jahit Jam Mesin Frekuensi Penyimpanan
Jam Inspeksi
30.000 m
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
83
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten. Dari
analisis ini diketahui bahwa pembebanan biaya overhead pabrik yang selama ini dilakukan oleh perusahaan masih secara tradisional. Sedangkan analisis yang kedua adalah untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity Based Costing System, jika digunakan oleh perusahaan dalam pembebanan biaya overhead pabriknya, kemudian dari kedua analisis tersebut akan digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan di antara 2 (dua) sistem akuntansi biaya tersebut. 1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan (Tradisional)
Salah satu fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi produksi, sedangkan dua fungsi pokok yang lain yakni fungsi administrasi dan umum serta fungsi pemasaran. Sesuai dengan fungsi pokok tersebut, maka biaya yang terjadi meliputi biaya-biaya produksi, biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran. Dari ketiga biaya tersebut, unsur biaya produksi merupakan biaya yang terbesar dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya. Biaya produksi pada PT. Macanan Jaya Cemerlang dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Adapun ketiga elemen biaya produksi tersebut akan membentuk harga pokok produk. Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, PT. Macanan Jaya Cemerlang menggunakan tarif yang ditentukan di muka dengan dasar pembebanan tarif overhead tunggal untuk semua produk. Dalam pembebanan tarif overhead tunggal mengasumsikan bahwa semua biaya overhead hanya dapat dijelaskan oleh satu cost driver. Cost driver yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah satuan produksi. PT. Macanan Jaya Cemerlang memiliki kapasitas normal produksi buku satuan tahun sebesar 23.000.000 unit buku dengan jumlah halaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
sebanyak 2.944.000.000. Biaya overhead pabrik yang dianggarkan tahun 2005 sebesar Rp 6.704.993.000 Berdasarkan data yang ada maka tarif biaya overhead pabrik untuk produk buku di PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2005 adalah sebagai berikut: BOP yang Dianggarkan Tahun 2005 Tarif BOP/halaman buku = Kapasitas Normal Produksi Satu Tahun 6.704.993.000 =
2.944.000.000 halaman = Rp 2,278 / halaman Setelah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan dasar satuan produksi, yaitu total halaman maka biaya overhead pabrik dapat dihitung untuk masing-masing produk. Perhitungan biaya overhead pabrik ke masingmasing produk dapat dilihat pada tabel V.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel V.4 Perhitungan Bop Per Unit Menurut Sistem Tradisional Untuk Setiap Sampel
Jenis Buku
Buku1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 Buku 7 Buku 8 Buku 9 Buku 10 Buku 11 Buku 12 Buku 13 Buku 14 Buku 15 Total
Jumlah
Tarif BOP
Halaman 1 192 96 150 190 110 168 192 162 160 256 176 112 224 240 152
(Rp/Halaman) 2 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278 2,278
BOP Per Unit (Rp) 3=1X2 437,376 218,688 341,7 432,82 250,58 382,704 437,376 369,036 364,48 583,168 400,928 255,136 510,272 546,72 346,256
Produksi
Total BOP
(Unit) 4 21.000 21.000 21.000 21.000 21.000 21.000 16.000 16.000 16.000 21.000 21.000 21.000 21.000 21.000 21.000
(Rp) 5=3X4 9.184.896 4.592.448 7.175.700 9.089.220 5.262.180 8.036.784 6.998.016 5.904.576 5.831.680 12.246.528 8.419.488 5.357.856 10.715.712 11.481.120 7.271.376 117.567.580
Pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan sistem tradisional. Pada tabel V.4 memperlihatkan bahwa semakin banyak volume produksi buku maka pembebanan biaya overhead pabrik per unit semakin besar dan semakin sedikit volume produksi maka pembebanan biaya overhead pabrik per unit semakin kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik menggunakan Activity-Based Costing System
Pembebanan biaya overhead pabrik dengan activity-based costing system melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu mengklasifikasikan berbagai
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik dikelompokkan dalam 4 kategori aktivitas. Kumpulan atau kelompok aktivitas ini disebut cost pool. Setelah cost pool ditentukan maka langkah berikutnya adalah mencari biaya atau cost driver dari setiap cost pool. Setelah menentukan cost driver dari setiap cost pool maka langkah selanjutnya adalah menentukan tarif kelompok cost pool rate. Tahap kedua merupakan tahap pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pada tahap ini ditentukan jumlah aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk kemudian dikalikan dengan cost pool rate aktivitas tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembebanan biaya overhead pabrik ke produk adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan Dalam pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan activitybased costing system terlebih dahulu perusahaan harus mengetahui
aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaannya. Aktivitas-aktivitas ini digolongkan ke dalam 4 kategori aktivitas utama. Adapun penggolongan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1. Aktivitas berlevel unit: - Pembelian bahan penolong * Plate
Rp
264.000.000
* Chemical
Rp
17.000.000
* Alkohol
Rp
9.720.000
* Developer Plate
Rp
13.340.000
* Fontaine
Rp
18.000.000
* Roll Air
Rp
29.900.000
* Roll Handuk
Rp
85.500.000
* Kawat
Rp
9.120.000
* Lem
Rp
810.000.000
* Benang Jahit
Rp
300.000
Rp
204.933.000
- Penyimpanan Bahan Baku Rp
44.074.000
- Listrik
- Upah Tak Langsung
Rp
1.984.120.000
- Depresiasi Mesin
Rp
2.396.400.000
- Pemeliharaan Mesin
Rp
54.760.000 Rp 5.941.167.000
2. Aktivitas berlevel batch - Inspeksi
Rp 386.334.000
- Penyimpanan Produk Jadi Rp
30.753.000 Rp
417.087.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3. Aktivitas berlevel penopang produk - Pemindahan Bahan
Rp
42.967.000
4. Aktivitas berlevel fasilitas - Penerangan
Rp
51.233.000
- PAM
Rp
35.819.000
- Kesejahteraan
Rp
94.675.000
- Perjalanan Kerja
Rp
450.000
- Asuransi Karyawan
Rp
96.695.000
- Pemeliharaan Kendaraan
Rp
900.000
- Pemeliharaan Bangunan
Rp
18.000.000
- Pajak Bumi dan Bangunan Rp
6.000.000 Rp
303.772.000
b. Penentuan cost pool dan cost driver untuk setiap cost pool
Aktivitas-aktivitas yang sudah diidentifikasikan dalam langkah pertama ditentukan cost pool dan sekaligus cost driver dari setiap cost pool. Pada tabel V.5 diperlihatkan cost pool dan cost driver dari setiap
aktivitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel V.5 Cost Pool dan Cost Driver AKTIVITAS Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
COST POOL Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
COST DRIVER
- Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian Jam Mesin Frekuensi penyimpanan Jam Kerja Jam Mesin Jam Perawatan Jam Inspeksi Frekuensi Penyimpanan Frekuensi Pemindahan Jam Mesin JTKL JTKL JTKL JTKL Jam Pemeliharaan Jam Pemeliharaan Luas Bangunan Pabrik
Selanjutnya untuk dapat melakukan langkah ke 3, yaitu menentukan cost pool rate maka diperlukan data-data mengenai jumlah pemakaian
setiap cost driver untuk setiap produk. Pada tabel V.6 diperlihatkan total pemakaian bahan penolong selama tahun 2005 dan pada tabel V.7 memperlihatkan jumlah pemakaian bahan penolong untuk setiap produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel V.6 Total Pemakaian Bahan Penolong Selama Tahun 2005 PT. Macanan Jaya Cemerlang NAMA BAHAN
TOTAL
PENOLONG
PEMAKAIAN
- Plate
5.280 lembar
- Chemical
680 liter
- Alkohol
810 liter
- Developer Plate
230 liter
- Fontaine
600 liter
- Roll Air
460 unit
- Roll Handuk
900 meter 96 rol
- Kawat - Lem
30.000 kg
- Benang jahit Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
150 rol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis Produk
Buku 1
Tabel V.7 Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk Plate Chemical Alkohol Developer Fontaine Roll Roll Kawat Plate Air Handuk (lembar) (liter) (liter) (liter) (liter) (unit) (meter) (roll) 24 0,927 1,109 0,315 0,819 0,629 1,23 0,129
Lem (Kg) 41,086
Benang Jahit (roll) 0
Buku 2
12
0,464
0,554
0,157
0,409
0,315
0,615
0,065
0
0,639
Buku 3
19
0,25
0,866
0,246
0,639
0,49
0,961
0,101
32,099
0
Buku 4
24
0,918
1,097
0,311
0,81
0,622
1,217
0,128
40,658
0
Buku 5
14
0,531
0,635
0,18
0,469
0,36
0,705
0,074
0
0,893
Buku 6
21
0,811
0,97
0,275
0,716
0,55
1,076
0,113
35,95
0
Buku 7
24
0,7
0,836
0,237
0,617
0,474
0,927
0,097
30,978
0
Buku 8
20
0589
0,704
0,12
0,52
0,4
0,781
0,082
26,086
0
Buku 9
21
0,597
0,713
0,202
0,526
0,404
0,791
0,83
26,413
0
Buku 10
32
1,236
1,478
0,419
1,091
0,839
1,64
0,172
54,781
0
Buku 11
22
0,85
1,016
0,288
0,75
0,677
1,127
0,118
37,662
0
Buku 12
14
0,541
0,647
0,183
0,477
0,367
0,717
0,075
0
0,937
Buku 13
28
0,67
0,8
0,227
0,591
0,454
0,888
0,093
29,673
0
Buku 14
30
1,159
1,386
0,393
1,023
0,786
1,537
0,161
51,358
0
Buku 15
19
0,734
0,878
0,249
0,648
0,498
0,974
0,102
32,526
0
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Jumlah jam mesin yang dikonsumsi oleh masing-masing produk dapat dilihat pada tabel V.8. Total jam mesin yang digunakan selama tahun 2005 sebanyak 114.208 jam Tabel V.8 Konsumsi Jam Mesin Setiap Produk
Jenis Produk
Jam Mesin
Buku 1
156,41
Buku 2
78,21
Buku 3
122,2
Buku 4
154,78
Buku 5
89,61
Buku 6
136,86
Buku 7
117,93
Buku 8
99,31
Buku 9
100,55
Buku 10
208,55
Buku 11
143,38
Buku 12
91,24
Buku 13
112,97
Buku 14
195,52
Buku 15
123,83
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang menyimpan buku yang sudah diproduksi sebanyak 430 kali. Frekuensi penyimpanan buku yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.9. Tabel V.9 Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk Jenis Produk
Jumlah Penyimpanan (kali)
Buku 1
1
Buku 2
1
Buku 3
2
Buku 4
2
Buku 5
1
Buku 6
2
Buku 7
2
Buku 8
1
Buku 9
2
Buku 10
1
Buku 11
1
Buku 12
2
Buku 13
2
Buku 14
1
Buku 15
1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Jumlah jam kerja yang digunakan selama tahun 2005 sebanyak 289.504 jam. Data mengenai jam kerja yang digunakan oleh masingmasing produk dapat dilihat pada tabel V.10 Tabel V.10 Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk Jenis Produk
Jam Kerja (jam)
Buku 1
396,49
Buku 2
198,25
Buku 3
309,76
Buku 4
392,36
Buku 5
227,16
Buku 6
346,93
Buku 7
298,94
Buku 8
251,74
Buku 9
254,87
Buku 10
528,65
Buku 11
363,5
Buku 12
231,29
Buku 13
286,34
Buku 14
495,61
Buku 15
313,89
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pada tabel V.11 diperlihatkan besarnya jam pemeliharaan untuk masing-masing produk. Banyaknya jam pemeliharaan yang dikonsumsi selama tahun 2005 sebesar 512 jam. Tabel V.11 Jam Pemeliharaan Setiap Produk Jenis Produk
Jam Pemeliharaan
Buku 1
0,698
Buku 2
0,349
Buku 3
0,55
Buku 4
0,69
Buku 5
0,4
Buku 6
0,61
Buku 7
0,526
Buku 8
0,443
Buku 9
0,448
Buku 10
0,93
Buku 11
0,639
Buku 12
0,407
Buku 13
0,504
Buku 14
0,872
Buku 15
0,552
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Jam inspeksi yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang selama tahun 2005 sebanyak 4.860 jam. Pada tabel V.12 memperlihatkan jumlah pemakaian jam inspeksi untuk masing-masing sampel. Tabel V.12 Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk Jenis Produk
Jumlah Waktu Inspeksi
Buku 1
6,7
Buku 2
3,326
Buku 3
5,2
Buku 4
6,584
Buku 5
3,812
Buku 6
5,821
Buku 7
5,016
Buku 8
4,224
Buku 9
4,277
Buku 10
8,87
Buku 11
6,1
Buku 12
3,881
Buku 13
4,805
Buku 14
8,316
Buku 15
5,267
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang memindahan buku yang sudah diproduksi sebanyak 300 kali. Frekuensi pemindahan buku yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.13. Tabel V.13 Frekuensi Pemindahan Setiap Produk Jenis Produk
Frekuensi Pemindahan (kali)
Buku 1
1
Buku 2
1
Buku 3
1
Buku 4
1
Buku 5
1
Buku 6
1
Buku 7
1
Buku 8
1
Buku 9
1
Buku 10
1
Buku 11
1
Buku 12
1
Buku 13
1
Buku 14
1
Buku 15
1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Jam tenaga kerja langsung (JTKL) selama tahun 2005 sebanyak 557.760 jam. Pada tabel V.14 diperlihatkan JTKL yang digunakan oleh buku 1 sampai dengan buku 15. Tabel V.14 Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk Jenis Produk
JTKL
Buku 1
763,89
Buku 2
381,94
Buku 3
596,79
Buku 4
755,93
Buku 5
437,64
Buku 6
668,4
Buku 7
575,95
Buku 8
485,01
Buku 9
491,07
Buku 10
1018,5
Buku 11
700,23
Buku 12
445,6
Buku 13
551,7
Buku 14
954,86
Buku 15
604,74
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Biaya yang timbul akibat penggunaan bangunan pabrik dan segala fasilitasnya dialokasikan ke masing-masing produk dengan proporsi yang sama. Adapun luas bangunan pabrik adalah 14.000 m 2 . Tabel V.15 Frekuensi Pesanan Setiap Produk Jenis Produk
Luas Bangunan Pabrik (m 2 )
Buku 1
100
Buku 2
100
Buku 3
100
Buku 4
100
Buku 5
100
Buku 6
100
Buku 7
100
Buku 8
100
Buku 9
100
Buku 10
100
Buku 11
100
Buku 12
100
Buku 13
100
Buku 14
100
Buku 15
100
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
c. Penentuan Cost Pool Rate Cost pool rate diperoleh dengan membagi biaya dari setiap aktivitas
dengan total cost driver yang dikonsumsi oleh masing-masing aktivitas. Pada tabel V.15 memperlihatkan cost pool rate dari setiap aktivitas Tabel V.16 Cost Pool Rate Setiap Aktivitas Keterangan
Biaya
Cost Driver
(Rp) (1)
Tarif (Rp)
(2)
(3) = (1) : (2)
264.000.000
5280 lembar
50.000
* Chemical
17.000.000
680 liter
25.000
* Alkohol
9.720.000
810 liter
12.000
* Developer Plate
13.340.000
230 liter
58.000
* Fontaine
18.000.000
600 liter
30.000
* Roll Air
29.900.000
460 unit
65.000
* Roll Handuk
85.500.000
900 meter
95.000
9.120.000
96 roll
95.000
30.000 kg
27.000
150 roll
2.000
204.933.000
114.208 jam
1.794,38
44.074.000
430 kali
102.497,67
Kelompok Aktivitas Berlevel Unit:
- Pembelian Bahan Penolong: * Plate
* Kawat * Lem * Benang Jahit - Listrik
810.000.000 300.000
- Penyimpanan Bahan Baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
- Upah Tak Langsung
1.984.120.000
289.504 jam
6.853,52
- Depresiasi Mesin
2.396.400.000
114.208 jam
20.982,77
54.760.000
512 jam
106.953,13
386.334.000
4.860 jam
79.492,59
30.753.000
430 kali
71.518,61
42.967.000
300 kali
143.223,33
Penerangan
51.233.000
114.208 jam
448,59
PAM
35.819.000
557.760 jam
64,22
Kesejahteraan
94.675.000
557.760 jam
169,74
450.000
557.760 jam
0,81
96.695.000
557.760 jam
173,36
900.000
512 jam
1.757,81
18.000.000
512 jam
35.156,25
6.000.000
30.000 m 2
200
- Pemeliharaan Mesin Kelompok Aktivitas berlevel Batch:
- Inspeksi - Penyimpanan produk jadi Kelompok Aktivitas berlevel Penopang Produk:
- Pemindahan Bahan Kelompok Aktivitas berlevel Fasilitas:
Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan Kendaraan Pemeliharaan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
Sumber: Diolah Dari Data Sekunder
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
d. Penentuan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Untuk Setiap Produk Prosedur tahap kedua dalam penentuan biaya overhead pabrik per unit menurut activity-based costing system adalah penentuan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap produk. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung biaya overhead pabrik total dari setiap produk. Biaya overhead pabrik total untuk setiap produk diperoleh dengan cara mengalikan jumlah aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk yang dinyatakan dalam unit-unit cost driver dengan cost pool rate. Selanjutnya biaya overhead pabrik total dari setiap produk dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Perhitungan biaya overhead pabrik total dan biaya overhead pabrik per unit dari masing-masing produk dapat dilihat pada tabel V.17 sampai dengan tabel V.31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel V.17 Perhitungan BOP per Unit buku 1 Dengan ABC System BOP
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
50.000 24 1.200.000 25.000 0,927 23.175 12.000 1,109 13.308 58.000 0,315 18.270 30.000 0,819 24.570 65.000 0,629 40.885 95.000 1,23 116.850 95.000 0,129 12.255 27.000 41,086 1.109.322 2.000 0 0 1.794,38 156,41 280.658,98 1 102.497,67 102.497,67 6.853,52 2.717.352,15 396,49 156,41 20.982,77 3.281.915,06 0,698 106.953,13 74.653,29 6,7 79.492,59 532.600,35 1 71.518,61 71.518,61 1 143.223,33 143.223,33 448,59 156,41 70.163,96 64,22 763,89 49.057,02 169,74 763,89 129.662,69 0,81 763,89 618,75 173,36 763,89 132.427,97 1.757,81 0,698 1.226,95 35.156,25 0,698 24.539,06 200 100 20.000 Total 10.190.750,84
57,14 1,10 0,63 0,87 1,17 1,95 5,56 0,58 52,83 0 13,37 4,88 129,4 156,28 3,56 25,36 3,41 6,82 3,34 2,34 6,17 0,03 6,31 0,06 1,17 0,95 485,27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel V.18 Perhitungan BOP per Unit buku 2 Dengan ABC System BOP
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
50.000 12 600.000 25.000 0,464 11.600 12.000 0,554 6.648 58.000 0,157 9.106 30.000 0,409 12.270 65.000 0,315 20.475 95.000 0,615 58.425 95.000 0,065 6.175 27.000 0 0 2.000 0,639 1.278 1.794,38 78,21 140.338,46 102.497,67 1 102.497,67 6.853,52 1.358.710,34 198,25 78,21 20.982,77 1.641.062,44 0,349 106.953,13 37.326,64 3,326 79.492,59 264.392,35 1 71.518,61 71.518,61 1 143.223,33 143.223,33 448,59 78,21 35.084,22 64,22 381,94 24.528,19 169,74 381,94 64.830,5 0,81 381,94 309,37 173,36 381,94 66.213,12 1.757,81 0,349 613,48 35.156,25 0,349 12.269,53 200 100 20.000 Total 4.708.895,25
28,57 0,55 0,32 0,43 0,58 0,98 2,78 0,29 0 0,06 6,68 4,88 64,7 78,15 1,78 12,59 3,41 6,82 1,67 1,17 3,09 0,02 3,15 0,03 0,58 0,95 224,23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel V.19 Perhitungan BOP per Unit buku 3 Dengan ABC System Jumlah BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000 Pembelian Bahan Penolong: 50.000 - Plate 19 950.000 45,24 25.000 - Chemical 0,25 6.250 0,3 12.000 - Alkohol 0,866 10.392 0,5 58.000 - Developer Plate 0,246 14.268 0,68 30.000 - Fontaine 0,639 19.170 0,91 65.000 - Roll Air 0,49 31.850 1,52 95.000 - Roll Handuk 0,961 91.295 4,35 95.000 - Kawat 0,101 9.595 0,46 27.000 - Lem 32,099 866.673 41,27 2.000 - Benang jahit 0 0 0 1794,38 listrik 122,2 219.273,24 10,44 Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 9,76 6853,52 2.122.946,36 Upah tak langsung 309,76 101,09 Depresiasi mesin 122,2 20982,77 2.564.094,49 122,1 Pemeliharaan mesin 0,55 106953,13 58.824,22 2,8 79492,59 Inspeksi 5,2 413.361,47 19,68 Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 6,81 Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82 448,59 Penerangan 122,2 54.817,7 2,61 64,22 PAM 596,79 38.325,85 1,83 169,74 Kesejahteraan 596,79 101.299,14 4,82 0,81 Perjalanan kerja 596,79 483,4 0,02 173,36 Asuransi Karyawan 596,79 103.459,51 4,93 1757,81 Pemeliharaan kendaraan 0,55 966,8 0,05 Pemeliharaan bangunan 0,55 35156,25 19.335,94 0,92 200 Pajak Bumi dan Bangunan 100 20.000 0,95 Total 8.207.937,01 390,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BOP
Tabel V.20 Perhitungan BOP per Unit buku 4 Dengan ABC System Jumlah Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
24 0,918 1,097 0,311 0,81 0,622 1,217 0,128 40,658 0 154,78 2 392,36 154,78 0,69 6,584 2 1 154,78 755,93 755,93 755,93 755,93 0,69 0,69 100
50.000 1.200.000 25.000 22.950 12.000 13.164 58.000 18.038 30.000 24.300 65.000 40.430 95.000 115.615 95.000 12.160 27.000 1.097.766 2.000,00 0 1794,38 277.734,14 102497,67 204.995,34 6853,52 2.689.047,11 20982,77 3.247.713,14 106953,13 73.797,66 79492,59 523.379,21 71518,61 143.037,22 143223,33 143.223,33 448,59 69.432,76 64,22 48.545,83 169,74 128.311,56 0,81 612,3 173,36 131.048,03 1757,81 1.212,89 35156,25 24.257,81 200 20.000 Total 10.270.771,33
57,14 1,09 0,63 0,86 1,16 1,93 5,51 0,6 52,28 0 13,23 9,76 128,05 154,65 3,51 24,92 6,81 6,82 3,31 2,31 6,11 0,03 6,24 0,06 1,16 0,95 489,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel V.21 Perhitungan BOP per Unit buku 5 Dengan ABC System Jumlah BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000 Pembelian Bahan Penolong: 50.000 - Plate 14 700.000 33,33 25.000 - Chemical 0,531 13.275 0,63 12.000 - Alkohol 0,635 7.620 0,363 58.000 - Developer Plate 0,18 10.440 0,5 30.000 - Fontaine 0,469 14.070 0,67 65.000 - Roll Air 0,36 23.400 1,11 95.000 - Roll Handuk 0,705 66.975 3,2 95.000 - Kawat 0,074 7.030 0,34 27.000 - Lem 0 0 0 2.000 - Benang jahit 0,893 1.786 0,09 1794,38 listrik 89,61 160.794,39 7,66 Penyimpanan bahan baku 1 102497,67 102.497,67 4,88 6853,52 1.556.845,6 Upah tak langsung 227,16 74,14 20982,77 Depresiasi mesin 89,61 1.880.266,02 89,54 Pemeliharaan mesin 0,4 106953,13 42.781,25 2,04 79492,59 Inspeksi 3,812 303.025,75 14,43 71518,61 Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 3,41 Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82 448,59 Penerangan 89,61 40.198,15 1,91 64,22 PAM 437,64 28.105,24 1,34 169,74 Kesejahteraan 437,64 742.85,014 3,54 0,81 Perjalanan kerja 437,64 354,49 0,02 173,36 Asuransi Karyawan 437,64 75.869,27 3,61 1757,81 Pemeliharaan kendaraan 0,4 703,12 0,03 35156,25 Pemeliharaan bangunan 0,4 14.062,5 0,67 200 Pajak Bumi dan Bangunan 100 20.000 0,95 Total 5.359.126,42 255,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel V.22 Perhitungan BOP per Unit buku 6 Dengan ABC System Jumlah BOP Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3=1X2 4 = 3 : 21.000 Pembelian Bahan Penolong: 50.000 - Plate 21 1.050.000 50 25.000 - Chemical 0,811 20.275 0,97 12.000 - Alkohol 0,97 11.640 0,55 58.000 - Developer Plate 0,275 15.950 0,76 30.000 - Fontaine 0,716 21.480 1,02 65.000 - Roll Air 0,55 35.750 1,7 95.000 - Roll Handuk 1,076 102.220 4,87 95.000 - Kawat 0,113 10.735 0,51 27.000 - Lem 35,95 970.650 46,22 2.000 - Benang jahit 0 0 0 1.794,38 listrik 136,86 245.578,85 11,69 Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76 6.853,52 2.377.691,69 Upah tak langsung 346,93 113,22 20.982,77 Depresiasi mesin 136,86 2.871.701,9 136,75 Pemeliharaan mesin 0,61 106.953,13 65.241,41 3,11 Inspeksi 5,821 79.492,59 462.726,37 22,04 71.518,61 Penyimpanan produk jadi 2 143.037,22 6,81 Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82 448,59 Penerangan 136,86 61.394,03 2,92 64,22 PAM 668,4 42.924,65 2,04 169,74 Kesejahteraan 668,4 113.454,22 5,4 0,81 Perjalanan kerja 668,4 541,4 0,03 173,36 Asuransi Karyawan 668,4 115.873,82 5,52 1.757,81 Pemeliharaan kendaraan 0,61 1.072,26 0,05 35.156,25 Pemeliharaan bangunan 0,61 21.445,31 1,02 200 Pajak Bumi dan Bangunan 100 20.000 0,95 Total 9.129.601,8 434,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel V.23 Perhitungan BOP per Unit buku 7 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
24 0,7 0,836 0,237 0,617 0,474 0,927 0,097 30,978 0 117,93 2 298,94 117,93 0,526 5,016 2 1 117,93 575,95 575,95 575,95 575,95 0,526 0,526 100
50.000 1.200.000 25.000 17.500 12.000 10.032 58.000 13.746 30.000 18.510 65.000 30.810 95.000 88.065 95.000 9.215 27.000 836.406 2.000 0 1794,38 211.611,23 102497,67 204.995,34 6853,52 2.048.791,27 20982,77 2.474.498,07 106953,13 56.257,35 79492,59 398.734,83 71518,61 143.037,22 143223,33 143.223,33 448,59 52.902,22 64,22 36.987,51 169,74 97.761,75 0,81 466,52 173,36 99.846,69 1757,81 924,61 35156,25 18.492,19 200 20.000 Total 8.232.814,12
75 1,09 0,63 0,86 1,16 1,93 5,5 0,58 52,28 0 13,23 12,81 128,05 154,66 3,52 24,92 8,94 8,95 3,31 2,31 6,11 0,03 6,24 0,06 1,16 1,25 514,55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel V.24 Perhitungan BOP per Unit buku 8 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 20 1.000.000 25.000 0,589 14.725 12.000 0,704 8.448 58.000 0,12 6.960 30.000 0,52 15.600 65.000 0,4 26.000 95.000 0,781 74.195 95.000 0,082 7.790 27.000 26,086 704.322 2.000 0 0 1.794,38 99,31 178.199,88 1 102.497,67 102.497,67 6.853,52 1.725.305,13 251,74 99,31 20.982,77 2.083.798,89 0,443 106.953,13 47.380,24 4,224 79.492,59 335.776,7 1 71.518,61 71.518,61 1 143.223,33 143.223,33 448,59 99,31 44.549,47 64,22 485,01 31.147,34 169,74 485,01 82.325,6 0,81 485,01 392,86 173,36 485,01 84.081,33 1.757,81 0,443 778,71 0,443 35.156,25 15.574,22 200 100 20.000 Total 6.824.589,97
62,5 0,92 0,53 0,44 0,98 1,63 4,64 0,49 44,02 0 11,14 6,41 107,83 130,24 2,96 21 4,47 8,95 2,78 1,95 5,15 0,03 5,26 0,05 0,97 1,25 426,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel V.25 Perhitungan BOP per Unit buku 9 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 21 1.050.000 25.000 0,597 14.925 12.000 0,713 8.556 58.000 0,202 11.716 30.000 0,526 15.780 65.000 0,404 26.260 95.000 0,791 75.145 95.000 0,83 78.850 27.000 26,413 713.151 2.000 0 0 1.794,38 100,55 180.424,91 2 102.497,67 204.995,34 6.853,52 254,87 1.746.756,64 100,55 20.982,77 2.109.817,52 0,448 106.953,13 47.915 4,277 79.492,59 339.989,81 2 71.518,61 143.037,22 143.223,33 1 143.223,33 448,59 100,55 45.105,73 64,22 491,07 31.536,52 169,74 491,07 83.354,22 0,81 491,07 397,77 173,36 491,07 85.131,9 1.757,81 0,448 787,5 0,448 35.156,25 15.750 200 100 20.000 Total 7.192.606,4
65,63 0,93 0,54 0,73 0,99 1,64 4,7 4,93 44,57 0 11,28 12,81 109,17 131,86 3 21,25 8,94 8,95 2,82 1,97 5,21 0,03 5,32 0,05 0,98 1,25 449,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel V.26 Perhitungan BOP per Unit buku 10 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 32 1.600.000 25.000 1,236 30.900 12.000 1,478 17.736 58.000 0,419 24.302 30.000 1,091 32.730 65.000 0,839 54.535 95.000 1,64 155.800 95.000 0,172 16.340 27.000 54,781 1.479.087 2.000 0 0 1794,38 208,55 374.217,95 1 102497,67 102.497,67 6853,52 528,65 362.113,35 208,55 20982,77 4.375.956,68 0,93 106953,13 99.466,41 8,87 79492,59 705.099,27 1 71518,61 71.518,61 143223,33 1 143.223,33 448,59 208,55 93.553,45 64,22 1018,5 65.408,07 169,74 1018,5 172.880,19 0,81 1018,5 824,99 173,36 1018,5 176.567,16 1757,81 0,93 1.634,76 0,93 35156,25 32.695,31 200 100 20.000 Total 13.470.087,2
76,19 1,47 0,85 1,16 1,56 2,6 7,42 0,78 70,43 0 17,82 4,88 172,53 208,38 4,74 33,58 3,41 6,82 4,45 3,11 8,23 0,04 8,41 0,08 1,56 0,95 641,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel V.27 Perhitungan BOP per Unit buku 11 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 22 1.100.000 25.000 0,85 21.250 12.000 1,016 12.192 58.000 0,288 16.704 30.000 0,75 22.500 65.000 0,577 37.505 95.000 1,127 107.065 95.000 0,118 11.210 27.000 37,662 1.016.874 2.000 0 0 1.794,38 143,38 257.278,2 1 102.497,67 102.497,67 6.853,52 363,5 2.491.254,52 143,38 20.982,77 3.008.509,56 0,639 106.953,13 68.343,05 6,1 79.492,59 484.904,8 1 71.518,61 71.518,61 143.223,33 1 143.223,33 448,59 143,38 64.318,83 64,22 700,23 44.968,77 169,74 700,23 118.857,04 0,81 700,23 567,19 173,36 700,23 121.391,87 1.757,81 0,639 1.123,24 0,639 35.156,25 22.464,84 200 100 20.000 Total 9.366.521,54
52,38 1,01 0,58 0,8 1,07 1,79 5,1 0,53 48,42 0 12,25 4,88 118,63 143,26 3,25 23,09 3,41 6,82 3,06 2,14 5,66 0,03 5,78 0,05 1,07 0,95 446,02
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel V.28 Perhitungan BOP per Unit buku 12 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 14 700.000 25.000 0,541 13.525 12.000 0,647 7.764 58.000 0,183 10.614 30.000 0,477 14.310 65.000 0,367 23.855 95.000 0,717 68.115 95.000 0,075 7.125 27.000 0 0 2.000 0,937 1.874 1.794,38 91,24 163.719,23 2 102.497,67 204.995,34 6.853,52 231,29 1.585.150,64 91,24 20.982,77 1.914.467,94 0,407 106.953,13 43.529,92 3,881 79.492,59 308.510,74 2 71.518,61 143.037,22 143.223,33 1 143.223,33 448,59 91,24 40.929,35 64,22 445,6 28.616,43 169,74 445,6 75.636,14 0,81 445,6 360,94 173,36 445,6 77.249,22 1.757,81 0,407 715,43 0,407 35.156,25 14.308,59 200 100 20.000 Total 5.611.632,47
33,33 0,64 0,37 0,51 0,68 1,14 3,24 0,34 0 0,09 7,79 9,76 75,48 91,17 2,07 14,69 6,81 6,82 1,95 1,36 3,6 0,02 3,68 0,03 0,68 0,95 267,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel V.29 Perhitungan BOP per Unit buku 13 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 28 1.400.000 25.000 0,67 16.750 12.000 0,8 9.600 58.000 0,227 13.166 30.000 0,591 17.730 65.000 0,454 29.510 95.000 0,888 84.360 95.000 0,093 8.835 27.000 29,673 801.171 2.000 0 0 1.794,38 112,97 202.711,11 2 102.497,67 204.995,34 6.853,52 286,34 1.962.436,92 112,97 20.982,77 2.370.423,53 0,504 106.953,13 53.904,38 4,805 79.492,59 381.961,9 2 71.518,61 143.037,22 143.223,33 1 143.223,33 448,59 112,97 50.677,21 64,22 551,7 35.430,17 169,74 551,7 93.645,56 0,81 551,7 446,88 173,36 551,7 95.642,71 1.757,81 0,504 885,94 0,504 35.156,25 17.718,75 200 100 20.000 Total 8.158.262,93
66, 67 0,8 0,46 0,63 0,84 1,41 4,02 0,42 38,15 0 9,66 9,76 93,45 112,88 2,57 18,19 6,81 6,82 2,41 1,69 4,46 0,02 4,55 0,04 0,84 0,95 388,49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel V.30 Perhitungan BOP per Unit buku 14 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 30 1.500.000 25.000 1,159 28.975 12.000 1,386 16.632 58.000 0,393 22.794 30.000 1,023 30.690 65.000 0,786 51.090 95.000 1,537 146.015 95.000 0,161 15.295 27.000 51,358 1.386.666 2.000 0 0 1.794,38 195,52 350.837,18 1 102.497,67 102.497,67 6.853,52 495,61 3.396.673,05 195,52 20.982,77 4.102.551,19 0,872 106.953,13 93.263,13 8,316 79.492,59 661.060,38 1 71.518,61 71.518,61 143.223,33 1 143.223,33 448,59 195,52 87.708,32 64,22 954,86 61.321,11 169,74 954,86 162.077,94 0,81 954,86 773,44 173,36 954,86 165.534,53 1.757,81 0,872 1.532,81 0,872 35.156,25 30.656,25 200 100 20.000 Total 12.649.385,92
71,43 1,38 0,79 1,09 1,46 2,43 6,95 0,73 66,03 0 16,71 4,88 161,75 195,36 4,44 31,48 3,41 6,82 4,18 2,92 7,72 0,04 7,88 0,07 1,46 0,95 602,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel V.31 Perhitungan BOP per Unit buku 15 Dengan ABC System BOP
Jumlah Aktivitas Yang Diserap 1
Tarif BOP 2
Penentuan BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 3=1X2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
50.000 19 950.000 25.000 0,734 18.350 12.000 0,878 10.536 58.000 0,249 14.442 30.000 0,648 19.440 65.000 0,498 32.370 95.000 0,974 92.530 95.000 0,102 9.690 27.000 32,526 878.202 2.000 0 0 1.794,38 123,83 222.198,08 102.497,67 1 102.497,67 6.853,52 2.151.251,39 313,89 123,83 20.982,77 2.598.296,41 0,552 106.953,13 59.038,13 5,267 79.492,59 418.687,47 71.518,61 1 71.518,61 1 143.223,33 143.223,33 448,59 123,83 55.548,9 64,22 604,74 38.836,4 169,74 604,74 102.648,57 0,81 604,74 489,84 173,36 604,74 104.837,73 1.757,81 0,552 970,31 35.156,25 0,552 19.406,25 200 100 20.000 Total 8.135.009,08
45,24 0,87 0,5 0,69 0,93 1,54 4,41 0,46 41,82 0 10,58 4,88 102,44 123,73 2,81 19,94 3,41 6,82 2,65 1,85 4,89 0,02 4,99 0,05 0,92 0,95 387,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
3. Perbedaan antara BOP yang dihitung Perusahaan Dengan BOP yang Dihitung Dengan ABC System
Dari kedua cara pembebanan biaya overhead pabrik di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pembebanan biaya overhead pabrik yang diterapkan oleh perusahaan selama ini sudah sesuai dengan teori, yaitu menggunakan metode satuan produk yang dihasilkan. Namun pembebanan dengan metode ini masih terdapat kelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penggunaan angka penyetaraan terhadap produk jadi yang berhubungan erat dengan penggunaan jam mesin sebagai satu satuan basis untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk. Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi harga pokok produk, karena tidak semua aktivitas yang terjadi dalam rangka pembebanan biaya overhead pabrik berhubungan dengan jam mesin. Aktivitas-aktivitas yang tidak berhubungan dengan jam mesin misalnya: penyimpanan produk, pemindahan produk, kesehatan, perjalanan kerja, asuransi karyawan dan pajak bumi dan bangunan. Berdasarkan hasil analisis perhitungan (1 dan 2), dapat dilakukan perbandingan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasarkan sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasarkan ABC System akan terlihat selisih, seperti tercantum pada tabel V.32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel V.32 Persentase Perbedaan Antara BOP Per Unit Berdasarkan Sistem Tradisional dan ABC System Jenis Produk
Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 Buku 7 Buku 8 Buku 9 Buku 10 Buku 11 Buku 12 Buku 13 Buku 14 Buku 15
BOP Per Unit (Rp) Tradisional ABC 1 2 437,376 485,27 218,688 224,23 341,7 390,86 432,82 489,08 250,58 255,2 382,704 434,74 437,376 514,55 369,036 426,54 364,48 449,54 583,168 641,43 400,928 446,02 255,136 267,22 510,272 388,49 546,72 602,35 346,256 387,38
Selisih (Rp) 3=1-2 -47,894 -5,542 -49,16 -56,26 -4,62 -52,036 -77,174 -57,504 -85,06 -58,262 -45,092 -12,084 -121,782 -55,63 -41,124
Persentase Perbedaan 4 = ( 3 : 1 ) x 100% -10,95 -2,53 -14,39 -13 -1,84 -13,6 -17,65 -15,58 -23,34 -9,99 -11,25 -4,74 -23,87 -10,18 -11,88
Pada tabel di atas memperlihatkan ada perbedaan yang sangat besar antara BOP yang dihitung berdasarkan sistem tradisional dengan BOP yang dihitung berdasarkan ABC System. Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan cost driver yang berbeda. Perhitungan BOP dengan sistem tradisional menggunakan cost driver berdasarkan satuan produksi, yakni total halaman buku yang diproduksi. Pada BOP yang dihitung dengan ABC System menggunakan cost driver berdasarkan pada aktivitas. BOP yang berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
aktivitas lebih menggambarkan besarnya aktivitas yang dipakai oleh masingmasing produk. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara BOP yang ditetapkan oleh perusahaan (sistem tradisional dengan BOP yang dihitung dengan ABC system, maka digunakan uji-t (t-test). Pada uji-t ini BOP yang dihitung dengan sistem tradisional dibandingkan dengan BOP yang dihitung dengan ABC system. Untuk membahas permasalahan tersebut perlu disusun tabel V.33 dibawah ini. Tabel V.33 Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP Per Unit Sistem Tradisional Dengan ABC System Produk Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 Buku 7 Buku 8 Buku 9 Buku 10 Buku 11 Buku 12 Buku 13 Buku 14 Buku 15
x1 437,376 218,688 341,7 432,82 250,58 382,704 437,376 369,036 364,48 583,168 400,928 255,136 510,272 546,72 346,256
x2
485,27 224,23 390,86 489,08 255,2 434,74 514,55 426,54 449,54 641,43 446,02 267,22 388,49 602,35 387,38 Total
d = x1 - x2
-47,894 -5,542 -49,16 -56,26 -4,62 -52,036 -77,174 -57,504 -85,06 -58,262 -45,092 -12,084 -121,782 -55,63 -41,124 -769,224
(d- d) 3,388 45,74 2,122 -4,978 46,662 -0,754 -25,892 -6,222 -33,778 -6,98 6,19 39,198 -70,5 -4,348 10,158
( d - d )2 11,479 2.092,148 4,503 24,781 2.177,342 0,569 670,396 38,713 1.140,953 48,720 38,316 1.536,483 4.970,25 18,905 103,185 12.876,74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Langkah-langkah menganalisis dengan menggunakan uji-t: a. Menentukan selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem akuntansi tradisional (x 1 ) dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar ABC System (x 2 ). Selisih ini dihitung dengan rumus:
d = x1 - x 2 Dimana: x 1 = BOP per unit yang dihitung dengan sistem tradisional x 2 = BOP per unit yang dihitung dengan ABC System d = selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System. b. Menentukan jumlah selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar ABC system. Jumlah selisih ini dihitung dengan rumus:
∑ d = ∑ (x
1
- x2 )
= -769,224 Dimana:
∑d =
Jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
c. Menentukan rata-rata selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar ABC system. Rata-rata selisih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: d =
=
∑d n
− 769,224 15
= - 51,282
Dimana: d = rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem
tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System. n = jumlah jenis produk d.
Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit menurut sistem tradisional dengan BOP per unit menurut ABC system dan rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional dengan ABC system. Jumlah kuadrat dari selisih ini dihitung dengan rumus:
∑ (d − d )
2
= 12.876,74
e. Hasil perhitungan pada tabel V.32 selanjutnya digunakan untuk menghitung standar deviasi. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
Sd =
∑ (d − d ) n −1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
=
12.876,74 15 − 1
= 30,328 Dimana: Sd = standar deviasi f. Setelah perhitungan di atas dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan uji-t untuk membandingkan adanya perbedaan antara BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC system. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Penentuan hipotesis Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H0 : D = 0
yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar ABC system. H1 : D ≠ 0
yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar ABC system. D dihitung dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
D = μ1 - μ 2 Dimana:
μ1 = rata-rata BOP per unit yang dihitung dengan sistem tradisional.
μ 2 = rata-rata BOP yang dihitung dengan ABC system. 2) Penentuan tingkat signifikan Tingkat signifikan yang digunakan adalah α
= 5%, dengan
menggunakan pengujian dua arah dan sampel kecil.
Selanjutnya adalah menentukan nilai t dari tabel titik persentase distribusi t, dimana t tabel = + t ( α /2, n – 1) = + t (2,5%, 15-1) = 2,145 Daerah terima H 0 adalah – 2,145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Daerah terima H 1 adalah t h > 2,145 dan t h <-2,145 Dimana: t h = t hitung 3) Penentuan nilai statistik penguji Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t. Rumus yang digunakan adalah: t=
=
d−D Sd / n
− 51,282 − 0 30,328 / 15
= -6,549 4) Penentuan daerah kritik Daerah hasil perhitungan di atas maka H 0 ditolak karena t h = -6,549 terletak pada daerah penerimaan H 1 yaitu t h >2,145 dan t h <-2,145. 5) Kesimpulan H 0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara BOP yang dihitung oleh perusahaan (sistem tradisional) dengan BOP yang dihitung berdasarkan ABC system. Hal ini berarti BOP yang dibebankan kepada produk menurut Activity Based Costing lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
jika dibandingkan dengan pembebanan BOP kepada produk menurut akuntansi tradisional. C. Pembahasan 1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan
PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam membebankan biaya overhead pabrik ke produk menggunakan sistem tradisional. Pada pembebanan dengan menggunakan sistem tradisioanal, biaya overhead pabrik dibebankan dengan menggunakan satu cost driver. Cost driver yang digunakan PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah satuan produksi, yaitu jumlah halaman buku yang diproduksi. Dari tabel V.3 memperlihatkan bahwa semakin banyak volume produksi maka biaya overhead pabrik semakin besar, sebaliknya semakin sedikit volume produksinya maka biaya overhead pabrik semakin sedikit. Cara pembebanan seperti ini memiliki kelemahan. Kelemahan pada sistem ini adalah penggunaan satuan produksi, yakni jumlah halaman buku yang diproduksi sebagai satu-satunya dasar untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik kepada produk. Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi dalam pembebanan biaya overhead pabrik, karena tidak semua aktivitas yang terjadi dalam perusahaan berhubungan dengan satuan produksi. Aktivitasaktivitas yang tidak langsung berhubungan dengan satuan produksi, misalnya aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam kelompok aktivitas berlevel batch, seperti inspeksi, pemindahan dan penyimpanan produk jadi; kelompok aktivitas berlevel penopang produk seperti pemindahan bahan; dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
aktivitas berlevel fasilitas, seperti penerangan, PAM, kesejahteraan, perjalanan kerja, asuransi karyawan, pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan bangunan, pajak bumi dan bangunan. Distorsi dalam penentuan biaya overhead pabrik tentunya akan mengakibatkan juga distorsi dalam penentuan
harga pokok produk. Hal ini akan mempengaruhi perusahaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk perkembangan perusahaan. 2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan activity-based costing system
ABC System dalam membebankan biaya overhed pabrik melalui 2
tahap. Tahap pertama ABC system adalah mengklarifikasikan berbagai aktivitas dalam perusahaan. Tahap kedua adalah membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
Aktivitas-aktivitas yang ada di PT. Macanan Jaya Cemerlang beraneka-ragam. Aktivitas-aktivitas tersebut ada yang dikelompokkan dalam aktivitas yang berlevel unit, seperti pembelian bahan, listrik, penyimpanan bahan baku, upah tak langsung, depresiasi mesin, dan pemeliharaan mesin; kelompok aktivitas berlevel batch, seperti inspeksi, pemindahan dan penyimpanan produk jadi; kelompok aktivitas berlevel penopang produk seperti pemindahan bahan; dan kelompok aktivitas berlevel fasilitas, seperti penerangan, PAM, kesejahteraan, perjalanan kerja, asuransi karyawan, pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan bangunan, pajak bumi dan bangunan. Dengan adanya berbagai macam aktivitas sebagai pemicu biaya menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
pembebanan biaya overhead pabrik per unit ke produk menjadi berbeda dengan menggunakan sitem tradisional. Perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan ABC system secara keseluruhan mengalami perubahan dibandingkan dengan
menggunakan sistem tradisional. Hal ini terjadi karena pada ABC system pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan pada besarnya aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk. Manfaat yang diperoleh PT. Macanan Jaya Cemerlang apabila menerapkan ABC system dalam pembebanan biaya overhead pabrik, antara lain: a. Perusahaan dapat menekan distorsi dalam pembebanan biaya overhead
pabrik. Distorsi dapat ditekan karena ABC system memfokuskan pada aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas dibebankan ke produk dengan dasar pembebanan yang lebih beragam. Pada sistem tradisional pembebanan BOP berdasarkan pada satu cost driver.
b. Bila terjadi distorsi dalam pembebanan biaya overhead pabrik maka dalam penentuan harga pokok produk akan terjadi juga distorsi. Dengan menerapkan ABC system maka distorsi tersebut dapat dikurangi sehingga informasi harga pokok produk menjadi lebih akurat. c. Informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC system dapat digunakan untuk memantau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan produk. Informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
dihasilkan menunjuk pada aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dari tidak bernilai tambah. Dengan demikian perusahaan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah. 3. Perbedaan Antara BOP yang Dihitung Perusahaan Dengan BOP yang Dihitung Dengan ABC System
Persentase perbedaan secara individu untuk setiap produk dalam perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik, seperti pada tabel V.32, memperlihatkan bahwa masing-masing produk mengalami perubahan antara biaya overhead pabrik yang dihitung oleh perusahaan dengan ABC system. Persentase perbedaan yang paling kecil pada buku 5 sebesar 1,84% dan persentase perbedaan paling besar pada buku 13 sebesar 23,87%. Perbedaan ini terjadi karena dalam pembebanan BOP dengan sistem tradisional menggunakan dasar pembebanan jumlah halaman dari masing-masing buku, padahal tidak semua komponen biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh banyaknya
halaman
buku,
misalnya
biaya
inspeksi,
pemindahan,
penyimpanan produk jadi, penerangan dan lain-lain. Pada ABC system, pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan besar kecilnya aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk. Uji-t digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara biaya overhead pabrik yang dihitung perusahaan dengan biaya overhead pabrik
menggunakan ABC system. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai t hitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
sebesar -6,549. Nilai -6,549 terletak dalam daerah penerimaan H 1 yaitu t h >2,145 dan t h <-2,145. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan yang dihitung dengan ABC system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di PT. Macanan Jaya Cemerlang masih menggunakan sistem akuntansi tradisional. Metode alokasi yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang dianggarkan dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah metode langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yang dianggarkan tersebut akan dialokasikan ke produk dengan menggunakan tarif tunggal dengan dasar pembebanan adalah satuan produksi yaitu jumlah halaman dari setiap buku yang diproduksi. 2. Pembebanan BOP ke produk dengan menggunakan ABC system dapat diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan prosedur: (a) mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke produk berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan. 3. Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit yang dihitung oleh perusahaan (secara tradisional) dengan BOP per unit yang dihitung dengan 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
ABC system. Berdasarkan analisa di atas PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah
perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System untuk mengganti sistem lama (tradisional).
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penulisan ini terdapat keterbatasan-keterbatasan. Adapun keterbatasan tersebut adalah: 1. PT. Macanan Jaya Cemerlang sebenarnya menghasilkan berbagai macam produk. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi penelitian pada produk buku yang dihasilkan perusahaan selama tahun 2005 dengan sampel sebanyak 15 judul buku. 2. Penulis tidak melakukan penelitian secara menyeluruh dan mendetail terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan karena kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan sangat banyak. 3. Pembebanan BOP secara ABC system masih memiliki kelemahan secara konseptual yaitu masih ada biaya yang dialokasikan secara arbitrer, sehingga untuk melalukan penelusuran biaya kedalam setiap aktivitas secara cermat menjadi tidak praktis. 4. Waktu yang disediakan oleh perusahaan sangat terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, penulis mencoba memberi saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan perusahaan, yaitu: 1. Dari hasil uji-t yang dilakukan dimana ada perbedaan yang signifikan antara BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC system dan mengingat pembebanan BOP dengan sistem tradisional memiliki
banyak kelemahan terutama kurang memberikan informasi biaya yang akurat dalam pembebanan harga pokok maka perusahaan sebaiknya secara bertahap mulai menerapkan pembebanan BOP dengan menggunakan ABC system. 2. Dalam menerapkan ABC system dukungan dari semua pihak sangat penting
terutama dari top manajemen dan pemilik perusahaan, seperti menyiapkan sumber daya manusia yang sungguh-sungguh menguasai ABC system.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Brimson, James A. 1991. Activity Accounting: An Activity-Based Costing Approach. New York: John Wiley and Sons. Carter and Usry. 2004. Akuntansi Biaya 1. Edisi 13.Salemba Empat, Jakarta. Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. 1991. The Designate of Cost Management System Text,Cases Readings, Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall. Djarwanto PS. dan Pangestu Subagyo. 1981. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE Hansen Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen, Jilid 1.Erlangga, Jakarta. Horngren.Charles and George Foster. 1991. Cost Accounting:A Managrial (7 th Ed) Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall. Marwoto dan Supriyono. 1992. Akuntansi Aktivitas: Suatu Usaha Perbaikan Terhadap Sistem Akuntansi Tradisional. Makalah disampaikan pada Seminar Akuntansi Se-jawa-Bali, Universitas Atmajaya Yogyakarta. Mulyadi. 1993. Merancang Keunggulan Masa Depan. Auditor Edisi III. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Polimeni, Ralph S. 1991. Cost Accounting, Concept and Aplication for Managerial Decision Making. (3 th Ed). Singapore: Mc Grawil-Hill Book Co-Singapore. Sudjana. 1995. Metode Statistik, Tarsito, Bandung. Supriyono. R. A. 1990. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta BPFE Yogyakarta. Supriyono. R. A. 1994. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi dan Globalisasi. BPFE Yogyakarta. Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Activity Based Costing. Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI