Daftar Isi KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
STUDI GEOLOGI MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN SEKIT ARNY A, KALIMANTAN TENGAH (P2BGGN/PGN/TPBGN/P
103/2004)
Oleh : Lilik Subiantoro, Ngadenin, Kurnia SW, P. Widito
ABSTRAK STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN SEKITARNYA, KALIMANTAN TENGAH. Geologi uranium di daerah Mentawa secara sektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1970-1976 yang dilakukan oleh BAT ANCEA dan kemudian dilanjutkan kembali oleh BAT AN. Hasil penelitian tiap sektor dilaporkan secara tematik dan belum terpadu. Dalam rangka menunjang sistesis geologi Cekungan Luar Kalan, maka perlu menyusun sintesis geologi daerah Mentawa dan sekitamya dengan cara kompilasi data yang sudah ada dari penelitian terdahulu. Tujuan adalah mendapatkan sintesis geologi khususnya pengetahuan geologi dan mineralisasi U di sektor Mentawa. Geologi daerah Mentawa dan sekitamya didominasi oleh batuan malihan yang diterobos oleh granit. Batuan malihan tersebut dapat disebandingkan dengan batuan malihan Pinoh yang berumur Perm, membentuk lipatan rebah dengan sumbu NW -SE dan tersesarkan secara intensif. Secara umum mineralisasi U dikenali sebagai uraninit bersama sama dengan monasit dalam bentuk urat. Kadar U batuan dari channel sampling menunjukkan kadar rata-rata 408,59 ppm. Mineralisasi U terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbuka di sekitar zona puncak lipatan bersumbu NW-SE produk dari tektonik regional Schwaner, berarah N120E yang terjadi pada Perm-Trias. Proses pembentukan uranium akibat adanya larutan sisa magma dari intrusi granit Yura-Kapur dan mineralisasi terakulmulasi dalam fraktur terbuka pada batuan metamorf Mentawa. Berdasarkan karakter radioaktivitas dan petrografis, granite Mentawa sebanding dengan granit Sukadana dan mencirikan sebagai sumber uranium dari cebakan Mentawa. Prospek keterdapatan uranium di Mentawa mengikuti zona sebaran gran it yaitu sekitar N120E. Kata kunci Geologi, Mineralisasi U, Mentawa, Kalimantan Tengah.
ABSTRACT STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINREALIZATION AT MEN TAW A AND IT SURROUNDINGS, CENTRAL KALIMANTAN. Uranium geology of Mentawa Area have been studied since 1970 until 1976 done by BAT AN-CEA and than is continued by BAT AN. The study was reported as thematic study and has not been integrated yet. In order to support geologic synthesis of Out side of Kalan Area it is necessary to study geology of Mentawa and its surrounding Area by compiling the existing geological data of previous research to construct a geological synthesis of Mentawa Area. The synthesis target is to obtain geological and mineralization knowledge of Mentawa and it surroundings. Mentawa geologically consists of predominated by metamorphic rocks facies that intrude by granite massive. Metamorphic rock of Mentawa is proportional to Pinoh metamorphic that Permian age, forming a recumbent fold with axis NW-SE trending
270
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
TAHUN 2(J(}4
ISBN .978-979-99141-2-5
and intensive faults. Uranium mineralization identiiied as uraninite associated with monazite as a vein type mineralization. Uranium grade within the channel sampling is about 408.59 ppm. The uranium is trapped in geologic structures of open fractures around the culmination ofNW-SE fold axis products ofSchwaner Regional Tectonics ofN120oE, that occur at first phase of Permian-Triassic Tectonic Era. Uranium process took place that affected by late magmatic granite of Yurasic-Cretaceous Era and it accumulated within opened fracture at the Mentawa Metamorphics. Based on the radioactivity and petrographic character Mentawa granite is comparable to Sukadana granite and it represent to the uranium source of the Mentawa deposits. Uranium Prospect Area was predicted following to the trend of granite intrusion body is about N 120 E. Key words. Geology, U mineralization, Mentawa, Central Kalimantan.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
271
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELlTlAN
ISBN.978-979-99141-2-S
TAHUN 2004
I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang Eksplorasi bahan galian U telah dilakukan di Kalimantan Barat terutama di Cekungan
dan luar Cekungan Kalan. Khususnya di S. Mentawa (No Kode 17/07/02),
Kabupaten
Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah disimpulkan merupakan salah satu daerah yang dianggap cukup prospek (I). Dari hasil penyelidikan terse but diatas, dikenali adanya indikasi keberadaan U berupa anomali radioaktivitas pada singkapan dan bongkah batuan metalanau antara 500 - 15.000 cis serta batuan granit mencapai > 15000 cis. Prospeksi detil yang dilakukan pada tahun 1994 radioaktivitas
(2)
mengenali adanya lokasi anomali
bemilai 1000 - lebih besar 15.000 cis pada batuan metalanau atau dengan
kadar U total batuan berkisar antara 157,75 - 3.855 ppm. Hasil pemetaaan geologi di Mentawa Barat memperlihatkan bahwa daerah tersebut tersusun oleh litologi berupa filit, metalanau, terobosan tonalit dan granit. Keberadaan mineralisasi
U
berasosiasi dengan turmalin, kuarsa dan mineral sulfida mengisi fraktur
WNW - ESE pada batuan metalanau Prospeksi
sistematik
(3).
di bagian timur yang dilakukan
pada tahap selanjutnya
mengenali adanya sekis, metalanau dan batuan terobosan tonal it dan granit sebagai batuan penyusunnya. Keberadaan
Batuan tersebut mineralisasi
500 - > 15.000 cis
telah terfrakturasi dengan arah NE - SW adan N - S.
dikenali
pada
batuan
metalanau
dengan nilai radioaktivitas
(4).
Prospeksi sistematik yang dilakukan di kedua daerah tersebut menyatakan bahwa keberadaan mineralisasi U mengisi bukaan sejajar S1 berarah WNW - ESE berbentuk lensa, berupa uraninit yang tidak berkaitan dengan intrusi granit. Berdasarkan hasil ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan adanya suatu perbedaan tentang "perangkap" mineralisasi. Disatu pihak menyatakan fraktur sebagai perangkap dan di pihak lain adalah bukaan sejajar S 1 sebagai perangkap mineralisasi U, sehingga secara tegas belum dapat ditentukan kontrol mineralisasi U.
272
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN
Hasil penelitian
terdahulu
TAHUN ](J(J4
ISBN.978-979-99141-2-5
terse but diatas secara keseluruhan
masih
merupakan
penelitian bersifat tematik dan masih dalam kondisi terpisah-pisah. Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka menunjang penyusunan sintesis geologi secara terpadu dan terintegrasinya pengetahuan geologi dan mineralisasi U di Kalimantan Barat diperlukan pengkajian (review) geologi mineralisasi U khususnya di daerah Mentawa dan sekitarnya. Untuk dapat menyelesaikan permasalahan terse but pendekatan yang dilakukan adalah pengkajian terhadap hubungan perangkap mineralisasi U dengan pola atau model tektonik yang berkembang di daerah tersebut baik secara lokal atau regional.
1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah perolehan pengetahuan terpadu tentang geologi dan mineralisasi U di daerah Mentawa, Kalimantan Tengah dan lebih lanjut dapat memberikan saran tentang daerah prospek U yang berpotensi untuk ditindak lanjuti ke tahap eksplorasi bawah permukaan atau gun a pengembangan wilayah prospeksi di sekitamya.
II. LINGKUP KEGIATAN U ntuk
dapat mencapai tuj uan
diatas
kegiatan yang dilakukan adalah pengkaj ian
ulang aspek-aspek geologi , melingkupi : 1. Inventarisasi dan konfirmasi data sekunder terkait, 2. Evaluasi geologi secara partial terhadap data sekunder yang meliputi aspek litologi, tektonik, dan karakter mineralisasi U, 3. Inventarisasi,
analisis, dan pengolahan ulang sebagian data lapangan maupun data
laboratorium. 4. Interpretasi hasil analisis dan mensintesiskan kondisi geologi U di daerah Mentawa secara terpadu, 5. Penyajian hasil akhir, meliputi penggambaran dan pelaporan.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOCI
NUKLIR-BATAN
273
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
III. HASIL DAN BAHASAN 111.1. Geolol~i umum Daerah Mentawa secara administratif termasuk dalam wilayah desa Tanjung Paku, Kecamatan (Gambar
Tumbang
Manjul,
1). Keberadaan
Kabupaten
Kota Waringin
Timur, Kalimantan
topografi daerah Mentawa merupakan
Tengah
bagian dari perbukitan
berlereng ter:jal dan termasuk dalam kawasan HPH, PT Sari Bumi Kusuma.
I
112' I
111·
113 [I'
10
I I \
I
I 1\" ,
\
/
I
\
I i !
/
!
I
I, !, !
i j
!
1-<:
i
iI I
/I
I
i
\. ".."""''--'~<
I ()
o
I I 12'
i
13.5
27 Km
Daerah Kajian 2'
; 112'
111-
113'
Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Kajian
274
! u
I
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR·BA TAN
KUMPULAN
LAPORAN
HAS/L PENELITIAN
TAIIUI\' 2(J()4
ISBN.978-979-99 t 4 t -2-5
Fisiografi daerah Mentawa termasuk dalam jalur lereng utara pegunungan Schwaner, didominasi oleh batuan malihan yang telah terlipat dan tersesarkan. Geologi regional daerah Mentawa menempati kelompok satuan batuan malihan Pinoh, berumur Trias - Yura. Batuan penyusun berupa sekis kuarsa, filit, batusabak, batutanduk dan beberapa tufa termalihkan. Keberadaan batuan malihan tersebut diterobos oleh kelompok batuan tonalit Sepauk berumur Kapur yang terdiri dari tonalit, granodiorit hornblende biotit, diorit, granodiorit, monzo diorit dan diorit kuarsa
(5).
Penelitian bahan galian U di Kalimantan Barat dimulai sejak Th. 1970 - 1979 oleh BATAN-CEA
, dengan sasaran utama cekungan Kalan.
Daerah Kalan dan sekitamya
merupakan sebaran batuan malihan berumur Perm - Trias. Sebaran utama batuan malihan disebut sebagai "Basement metamorphic"
(5),
diintrusi oleh batuan granit bersifat alkali yang
dikenal sebagai Granit Sukadana. Berdasarkan derajat dan tingkat malihannya, BAT AN-CEA, 1977 , membagi batuan malihan menjadi dua kelompok yaitu:
seri malihan atas yang terdiri dari batuan malihan,
batuan volkano sedimenter dan batuan kristalin dan batuan seri malihan bawah terdiri dari metasilt, migmatit, kuarsit, hornfels dan batuan granit. Di dalam batuan-batuan
tersebut
terdapat mineralisasi U (I). Menurut CEA - SATAN, 1977; U berasal dari formasi jalur vulkanik Semitau (andesit dan dasit). Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan
batuan rombakan berupa batupasir
halus, batulanau dan batulempung. Batuan-batuan tersebut kemudian diendapkan di dalam dan luar cekungan.
Bersamaan dengan pengendapan batuan tersebut
disertai juga dengan
aktivitas vulkanik (andesit, riodasit, ignimbrit) yang menghasilkan formasi batuan vulkano sedimenter.
Proses
pelipatan,
metamorfosa
dan granitisasi
(Perm
-
Trias
Bawah),
menyebabkan terjadinya proses anateksis dari elemen rombakan yang menghasilkan batuan tonal it dan diorit dalam antiklinorium
bersumbu
(N 1200 E), yang disertai
dengan
pembentukan batuan malihan. Erosi dari batuan vulkanik tersebut menghasilkan
formasi kaya elemen metal seperti U,
Mo, Cu, Fe, F, P, B yang berasal dari batuan vulkanik asam danjuga Ni serta Co berasal dari batuan vulkanik basa.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
275
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENEL/TIAN
ISBN.978-979-99141-2-5
TAHUN 2004
Proses pelipatan, granitisasi dan metamorfosa yang kedua terjadi pada jaman Yura yang dicirikan oleh pelipatan N 50° - 70° E. Metamorfosa tahap kedua ini disertai oleh kegiatan intrusi batuan alkali atau alkali granit yang berasosiasi dengan fluida bermineralisasi (kaya boron dan fluor) melarutkan dan mengendapkan U pada bagian atas dinding batuan dan fraktur bukaan sebagai endapan tipe vein Perkembangan
kegiatan
(1).
selanjutnya
yang dilakukan
oleh P2BGGN
-
BATAN,
menyatakan bahwa mineralisasi U tidak hanya terdapat pada batuan malihan namun dijumpai juga pada batuan granit (Mentawa,
Dendang Arai - Tanah Merah). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa gran it tidak hanya bersifat memperkaya tetapi juga berperan sebagai batuan induk pembawa U (\).
III.2.Gcologi Dacrah Kajian Kondisi geologi daerah studi secara umum merupakan sebaran batuan malihan yang telah terlipat, tersesarkan dan terintrusi oleh batuan beku (Gambar 2a dan 2b), kondisi geologi daerah kajian tersebut diuraikan seperti berikut ini :
a. Litologi Dari hasil evaluasi memperlihatkan bahwa litologi penyusun utama berupa sekis dan kuarsit yang secara stratigrafi memperlihatkan
hubungan perubahan fasies. Keberadaan
batuan-batuan tersebut telah terintrusi oleh granit dan diorit. Karakteristik dari setiap batuan tersebut adalah seperti berikut ini :
• Sekis biotit; berwama kemerahan,
berstruktur
kelabu terang,
dalam
keadaan
foliasi dengan sekistositas
lepidoblastik-nematoblastik,
lapuk
berkembang
berwama
coklat
baik, bertekstur
berbutir halus, tersusun oleh mineral biotit, muskovit,
serisit,kuarsa felspar,andalusit, apatit, monazit, zircon dan silimanit. Pada batuan sekis tersebut terlihat gejala alterasi hidrothermal yang diperlihatkan oleh kehadiran sebagian mineral felspar terubah menjadi epidot dan biotit menjadi klorit atau serisit. Dari hasil prospeksi detil dinyatakan bahwa batuan ini termasuk dalam fasies sekis hijau.
276
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLlR-BATAN
KUMPULAN
LAPORAN
HAS!L PENELITIAN
TAHUN ]()()4
ISBN.978-979-99 141-2-5
Kehadiran mineral silimanit memmjukan adanya pengaruh proses malihan akibat intrusi bertemperatur
tinggi (500° C - 7000 C)
(6).
Batuan
sekis mempunyai
radioaktivitas antara 100 - 150 cis, secara umum penyebaran batuan ini mengapit batuan kuarsit. •
Kuarsit biotit; Berwarna kelabu gelap-terang, bertekstur granoblastik dengan ukuran butir 0,05-0,65 mm terdiri dari mineral kuarsa, felspar, biotit, serisit, muskovit, klorit, zircon, epidot, turmalin dan mineral opak Keberadaan mineral felspar sebagian telah teralterasi menjadi mineral epidot dan lempung. Mineral biotit sebagian terubah menjadi serisit atau klorit. Radioaktivitas batuan ini adalah 100-200 cis dan pada bagian kontak dengan intrusi granit menunjukkan kenaikan nilai mencapai 1000 cis. Mineral biotit kadang-kadang menunjukkan gejala pleokroik halo dan dari hasil analisis mineragrafi menunjukkan adanya mineral uraninit yang ditunjukkan oleh kenampakan
auto radiografi positip.
Batuan kuarsit tersebar secara memanjang dengan arah NW - SE diapit batuan sekis. •
oleh sebaran
Tonalit; berwarna kelabu gelap, mempunyai tekstur holokristalin, ukuran butir kurang lebih 1 mm dengan bentuk kristal sub - anhedral. Mineral penyusun terdiri dari kuarsa, ortoklas, plagioklas
(Ano 44-64) berstruktur
zoning dan sebagian telah
terubah menjadi mineral serisit dan epidot, biotit, klorit,apatit, hornblende dan mineral opak. Satuan batuan ini menerobos batuan sekis maupun kuarsit dicirikan oleh terdapatnya xenolit batuan malihan dalam tubuh tonal it. Secara regional satuan batuan tonalit termasuk dalam kelompok batuan beku Sepauk berumur Kapur •
Granit;
berwarna
kelabu
hipidiomorfik-panidiomorfik
terang-kemerahan,
mempunyai
tekstur
(5).
holokristalin,
dengan ukuran butir 0,1-5 mm, mineral penyusun terdiri
dari : kuarsa, ortoklas berstruktur pertit dan graphik, biotit, muskovit, epidot, zirkon, monazit, klinozoisit dan mineral opak. Radioaktivitas rata-rata 90 cis dan ada yang mencapai 500 cis. Keberadaan granit di daerah Mentawa ini mempunyai karakteristik radioaktivitas relatiftinggi, dari hasil analisis kadar U total mcnunjukkan kadar 9,25 ppm. Secm'a
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
277
ISBN.978-979-99141-2-S
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
mikroskopis dapat dikenali adanya contoh granit mengandung pleokroik halo yang berintikan mineral uraninit. Berdasarkan karakteristik fisiknya, batuan granit yang terdapat di Mentawa dapat disebandingkan dengan granit Sukadana termasuk dalam "Christaline Schwaner Mountain"
(5).
Secara fisik batuan granit Sukadana berwarna terang, pink mengandung
kristal
euhedral dari mineral kuarsa dan felspar, dengan komposisi kuarsa (30 %), plagioklas: andesin oligoklas (10-60 %). Strukturnya pertit, antipertit dan graphik. Dari 17 contoh yang diambil dari Mentawa, 46,78
%. Kadar
lumpur
sungai
menunjukkan komposisi Si O2 rata-rata
yang diambil
dari lokasi
singkapan
granit
menunjukkan nilai relatif tinggi unsur-unsur Th, U, U30S, Zr, Ce, Nb, Mn, dan W dan detenninasi umur isotop potasium argon menunjukkan umur Kapur Akhir Dari kesebandingan
diatas dapat diperkirakan
(5).
bahwa granit Mentawa tennasuk
kelompok granit Sukadana berumur Kapur Akhir yang berpotensi sebagai sumber U dan atau mobilisator unsur U batuan sekitarnya.
b. Struktur Geologi Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terduhulu sektor Mentawa telah terpengaruh
(1,2,3,4,7
)
menyatakan bahwa
oleh proses tektonik regional berupa pelipatan yang
dicirikan oleh adanya sekistositas dan frakturasi yang intensif.
Lipatan Keberadaan lipatan di sektor Mentawa tercermin oleh kedudukan perlapisan dengan kemiringan ke arah NE sebesar 50° - 60°
di bagian timurlaut dan 70° - 80° di bagian
baratdaya. (Gambar 2a). Secara umum dapat dijumpai bidang foliasi pada batuan sekis dengan kemiringan sub vertikal. Analisis data struktur menggunakan stereogram proyeksi "Wulf'pandangan
atas
dapat direkonstruksikan suatu lipatan berupa antiklin tidak simetri. Hasil analisis sumbu liniasi lipatan berdasarkan perpotongan bidang perlapisan dan sekistositas dapat
dikenali
bahwa
kedudukan
278
PUSAT PENGEMBANGAN
umum
GEOLOGI
sumbu
lipatan
NUKLlR-BATAN
menunjukkan
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN
TAHUN 2()()4
ISBN.978-979-99141-2-5
penunjaman dengan arah yang tidak beraturan ke arah NW dan SE, hal terse but menunjukkan bahwa sumbu liniasi lipatan telah terpengaruh oleh produk tektonik berikutnya (Gambar 3a, 3b, 3e dan 3d). Satu lokasi dengan kondisi singkapan baik adalah di CG.6 dengan indikasi sumbu tektonik menunjam 250 kearah N 1250 E (Gambar 3e dan 3f)
(6).
Frakturasi Data hasil dari penelitian terdahulu
dapat dikenali bahwa di sektor Mentawa telah
berkembang famili-famili fraktur seperti di bawah ini : 1. Fraktur NE-SW; Fraktur kelompok ini diperkirakan sebagai hasil perkembangan gaya pembentuk
lipatan
WSW-ENE
seeara efektif telah berkembang
sebagai sesar
mendatar dekstral yang sebagian telah teraktifkan menjadi sesar normal. 2. Fraktur N-S; merupakan sesar mendatar dekstral yang sebagian dari padanya telah aktif berkembang sebagai sesar normal. 3. Fraktur NNW-SSE;
telah berkernbang sebagai sesar rnendatar sinistral yang telah
berkembang efektif sebagai sesar normal. 4. Fraktur NW -SE; fraktur ini pada umumnya telah terisi oleh mineralisasi, pemmkaan fraktur pada umumnya kasar, lebar bukaan meneapai 60 em (telah terisi rnineralisasi), fraktur pada umumnya teramati dalam keadaan lurus (> 5 rn), kedudukan fraktur ini pada umumnya relatif sarna. Hasil analisis menunjukkan kedudukan umum N 3200 E / subvertikal, kedudukan fraktur ini pada stereogram analisis terlihat dikontrol oleh surnbu liniasi lipatan. (Gan1bar 3). Diperkirakan bahwa fraktur tersebut rnerupakan longitudinal fraktur yang berkembang pada tahap pembentukkan dapat diinterpretasikan
lipatan, sehingga
bahwa perangkap mineralisasi berupa fraktur terbuka yang
dikontrol oleh sumbu lipatan.
PLJSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NLJKLlR-BATAN
279
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-S
Keter,mgan JlUIS dan Keniring.m 1''lJism} I).)tl~m
Patahan men
Sekistosit.1S
Stll\<Jai
Patah.m norm11
[I b.nl oleh P. Wdlo. 15 Marel05
Gambar 2a. Peta Geologi Daerah Mentawa
280
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN
LAPORAN NASIL PENELlTlAN
TAHUN ](J(J4
ISBN.978-979-99141-2-S
(HE)
KETERANGAN • D
I
at •. ~
Ton.llf
~':''''>lt Oibuat oleh P. Widito
Gambar 2b. Penampang Geologi Daerah Mentawa
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
281
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TABUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
N
N
S. UJang
w
Jalan Bull
w
E
E
s
S
Gambar Ja. Stereogram Analitik dan Siklografik Kedudukan Bidang 50 dan S·t di Lokasi S. Ujang Ment1!wa.
Gambar 3b. Stereogram AnlJlitik
Ana. 39
N
N
w
w
E
5
Sungal Ampola
E
S
Gambar 3c. Stereogram Analillk dan Slklogra'ik Kedudukan Bidang So dan $1
Gambar 3d. Stereogram Analitik dan Siklografik Kedudukan Bidang $0
Keterangan ~
Perpotongan $0 dan So
""-
Perpotongan $0 dan 51
•
Pole So
,~ Pole 51 Ofbuat oIeh
P'.
Widrto
Gambar 3e. Stereogram Analisis Lipatan Dan Foto Sumbu Lipatan Di Lokasi CG 6
282
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR.BATAN
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITJAN
TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
N
E
IN
s Gambar 3f. Stereogram
kedudukan pole bidang yang terisi mineralisasi kedudukan umum bidang mineralisasi U
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
U dan siklografik
283
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
ISBN.978-979-99141-2-5
TAHUN 2004
N
.
• Sa ~y:pTImur
' •
.
(!]
I ::\.
/l!J "'"...• I
w
I
I
E
Keterangan : Pole kedudukan bldang so & S1 Siklogra1ik kedudukan sayap Upatan Sumbu lipatan
s
284
PUSAT PENGEMBANGAN
Tempat kedudukan organisasi pole bidang 50 & 51
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
TAHUN 20fJ4
ISBN.978-979-99141-2-S
c. Karakter Mineralisasi U Batuan favorabel. Batuan favorabel U merupakan batuan yang berpotensi mengandung U dicirikan oleh radioaktivitasnya relatif tinggi; bertekstur relatif kasar, mengandung mineral U serta dalam batuan tersebut
terdapat
perangkap
mineralisasi
baik berupa perangkap
struktur
atau
strati grafi. Secara petrografis telah dikenali bahwa batuan favorable di daerah Mentawa berupa kuarsit biotit berwarna kelabu terang-gelap, tekstur granoblastik dengan ukuran butir 0,020,72 mm, mineral penyusun batuan berupa kuarsa (>50 %), biotit, serisit, muskovit, ortoklas, plagioklas, monazit, zircon. Batuan terse but mengandung jejak partikel alpha dari mineral radioaktif berupa uraninit dan pikblende. Pada batuan kuarsit tersebut dijumpai fraktur terbuka dengan isian mineral opak radioaktif. Keberadaan fraktur terbuka terse but berperan sebagai perangkap mineralisasi U dan mineral asosiasinya. Sebaran batuan kuarsit beranomali radioaktivitas tersebut pada umumnya berasosiasi dengan intrusi granitik
(3,4,6)
granit biotit yang mempunyai
yang secara petrografi dikenali sebagai granit leucocratik dan nilai anomali radioaktivitas pada batuan kuarsit mencapai >
15.000 cIs.
Mineralogi Hasil analisis sayatan poles terhadap batuan kuarsit dan granit memperlihatkan kehadiran mineral radioaktif berupa uraninit dan pikblende . Secara petrografis kedapatan mineral terse but umumnya bersama-sama dengan mineral turmalin dan monazit. Kadangkadang dijumpai juga mineral andalusit , epidot dan garnet. Keberadaan turmalin berwarna hijau merupakan indikasi tipe mineralisasi jenis urat yang terbentuk pada fase alterasi akibat pengaruh gas boron dan intrusi granit alkali
(7) ••
Hadirnya mineral andalusit merupakan tipe
mineral batuan yang terdapat disekitar (disekeliling) kontak intrusi batuan beku.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
285
ISBN.978-979-99141-2-5
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITlAN TAHUN 2004
Secara petrografis keberadaan mineral radioaktf dalam sayatan tipis berbentuk urat dan berasosiasi dengan salah satu kelompok mineral seperti berikut : 1. kuarsa, turmalin, biotit, monazit, mineral opak radioaktif, 2. kuarsa, turmalin, 3. kuarsa, turmalin, felspar, 4. kuarsa, biotit, muskovit dan felspar.
Analisis bijih terhadap sayatan poles memperlihatkan bahwa mineral U hadir sebagai uraninit dan pikblende. Hasil prospeksi sistematik di sektor Mentawa Timur, menyatakan bahwa
distribusi
mineral isasi U terdapat dalam bentuk mat sebagai isian dalam retakan batuan kuarsit dan juga terdapat pada ruang antar butir mineral batuan granit (pikblende).
Distribusi
radioaktif dalam batuan pada umumnya tidak merata (spot-spot) kondisi
mineral
ini terlihat dari
pembacaan radioaktivitas yang tidak merata dengan nilai 500-1000 cis dan pada titik tertentu mencapai 15000 cis
(8).
Secara umum pada zone kontak batuan kuarsit dengan granit menunjukkan kenaikan nilai radioaktivitas. Kondisi lapangan menunjukkan bahwa mineralisasi U berkaitan dengan intrusi granit
(3,4,6,8).
Oi sebagian lokasi dapat dikenali adanya mineralisasi yang dipotong oleh
batuan granit yang lebih muda. Aplikasi tabel urutan kejadian mineral terhadap mineral bijih hasil pengamatan sayatan poles dapat dikenali bahwa sekuens urutan pembentukan mineral radioaktif dan mineral asosiasinya terjadi dalam dua fase seperti berikut : Fase 1. Ilmenit, pirhotit, molibdenit, kalcopirit, magnetit, pikblende, dan pirit. Fase II Kovelit, uraninit, pirit, hematit, dan gumit. Sekuen paragenesis kelompok mineral tersebut sesuai dengan tipomorphik mineral. Kehadiran kelompok mineral ilmenit magnetit, pirhotit, molibdenit, kalkopirit dan pikblende merupakan mineral-mineral yang terjadi pada proses pegmatitik-pneumatolitik zoning pada mineral
magmatik,
struktur mineral
kalkopirit
berlembar
(9).
Struktur
dan didukung
keberadaan garnet serta turmalin merupakan penciri mineral yang terbentuk pada suhu relatif tinggi .
286
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
TAHUN 20fJ4
ISBN.978-979-99141-2-5
Kelompok mineral kovelit , uraninit, hematit, pirit dan gumit merupakan mineral yang terjadi akibat dari hydrothermal kontak metarnorphisme, replacement dan impragnation dari Plutonik (9) Berdasarkan uraian diatas diduga bahwa keberadaan urat mineralisasi U dan mineral asosiasinya
akibat dari proses pegmatitik-pnematolitik
dan produk
hydrothermal
dari
aktivitas intrusi granitik.
Alterasi batuan lndikasi alterasi secara mikroskopis dikenali oleh adanya ubahan hydrothermal pada batuan bermineralisasi U. HasH pengamatan lapangan tim prospeksi terdahulu yang didukung oleh hasil analisis laboratorium mineralogi menunjukkan bahwa gejala alterasi hidrothermal di lokasi batuan bermineralisasi berupa serisitisasi, argilitisasi, kloritisasi dan silisifikasi. •
Serisitisasi; dikenal sebagai hasil ubahan mineral plagioklas atau felspar yang tersebar di sekitar fraktur
•
Argilitisasi; merupakan hasil ubahan dari mineral felspar yang terubah menjadi lempung.
•
Kloritisasi; pada umumnya mineral klorit sebagai hasil ubahan dari mineral biotit dan hornblende.
•
Silisifikasi; terjadi di sekitar zone fraktur dan berasosiasi dengan terobosan (dike) granit searah fraktur.
Berdasarkan
kondisi alterasi tersebut dan didukung oleh terdapatnya
hematit sebagai mineral yang terdapat bersarna-sama, maka diinterpretasikan
epidot dan bahwa pada
batuan beranomali radioaktivitas mengandung U berkaitan dengan proses hidrothermal. Terjadinya argilitisasi, kloritisasi, seristisasi, silisifikasi, piritisasi dan hematitisasi pada batuan dinding merupakan tipe alterasi hidrothermal yang biasanya berkaitan dengan cebakan U tipe urat
(10).
Mineralisasi U di sektor Mentawa dicirikan oleh proses silisifikasi intensif yang secara efektif telah mengubah mineral
yang terbentuk lebih dahulu. Mineral alterasi dari
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
287
ISBN.978-979-99141-2-5
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
proses silisifikasi dikenali oleh adanya hematit berasal dari pirit, adanya sebaran mineral turmalin dalam kuarsa dan kedapatan mineral-mineral
kordierit, serisit serta muskovit .
Kondisi tersebut merupakan penciri mineralisasi tipe urat polimetalik perigranitik dalam batuan meta sedimen ( 11 ).
d. Sebaran Zone Mineralisasi Pengetahuan
tentang sebaran zone mineralisasi
telah dikenali oleh tim prospeksi
terdahulu dengan pendekatan pengukuran radioaktivitas
soil secara sistimatik pada area
seluas 1,6 km. Pengukuran dilakukan secara sistimatik pada titik perpotongan jaring-jaring 20x20 m dan 10x20 m (pada lokasi yang diperapat). Oari 3947 titik pengukuran
diperoleh
nilai umum antara
50 sampai
150 cis.
Berdasarkan asumsi bahwa nilai anomali radioaktivitas soil adalah > 500 cis, maka dapat dikenali bahwa keberadaan mineralisasi Mentawa terdistribusi mengelompok
U (berdasarkan anomali radioaktivitas) di sektor
dengan sebaran setempat-setempat
membentuk pola
menjalur dengan arah WNW-ESE (Gambar 4). Luas zona anomali di sektor Mentawa barat kurang lebih 500 x 200 m dan di Mentawa Timur 1200 x (100-400 m). Berdasarkan pengukuran radioaktivitas soil diperoleh zona anomali dengan luas 33.763,34 m
(8).
e. Asosiasi unsur U Analisis unsur terhadap 36 contoh batuan bermineralisasi telah dilakukan. Unsur-unsur yang dianalisis berupa Co, Cu, Ni, Pb, Zn, Mo, Ag, U dan V. Pengolahan data kadar unsur secara statistik dengan metode regresi linier dan polynomial diperoleh nilai koefisien regresi linier ® = 0,69 (U vs Mo) dan r = 0,71 (U vs Pb). Berdasarkan nilai r tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan unsur U berasosiasi dengan Mo dan Pb
288
PUSAT PENGEMBANGAN
(8).
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
TAHUN 2004
ISBN.978-979-99141-2-5
,
..
'.
I ~'•
.•...
./ .'
."'
.
.,-'"
"
/
..~
/.
.
. ,',
...",
..I '.
,...
.'.•.. ..,/
:.:". _
//
...
.. . ..
...••.
---, Gambar 4. Peta Penyebaran Zona Prospek U
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI NUKLIR-BATAN
289
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
ISBN.978-979-99141-2-5
TAHUN 2004
f. Perkiraan Sumberdaya U Perhitungan
sumberdaya U di
dengan asumsi sebagai berikut 1.
Sebaran
lateral
daerah Mentawa dan sekitamya telah dilakukan
(8 ):
mineralisasi
U
ditentukan
atas
dasar
deliniasi
anomali
radioaktivitas soil, diperoleh zona mineralisasi seluas 33.763,34 m2 2.
Sebaran vertikal mineralisasi U dianggap menerus dan ditentukan berdasarkan perbedaan elevasi topografi kedapatan anomali radioaktivitas pada singkapan batuan bermineralisasi yaitu 220 m.
3.
Kadar rata-rata, ditentukan berdasarkan analisis kimia total terhadap 86 contoh batuan bermineralisasi yang diambil dengan cara "channel sampling". Kadar U rata-rata adalah 408,59 ppm.
4.
Berat jenis batuan , diasumsikan 2,7 merupakan BJ umum pada batuan kuarsitik yang terdapat di Kalan. Berdasarkan
parameter
tersebut dapat diperoleh jumlah sumberdaya
U kategori
spekulatif sebesar 8.194,46 ton U.
111.3. Prospek Pengembangan Mineralisasi U Berdasarkan mineralisasi,
pembahasan
sebaran mineralisasi
tentang
batuan
sumber,
batuan
dan proses pembentukkannya
induk,
perangkap
dapat diinterpretasikan
tentang keberadaan dan potensi keberadaan U di daerah Mentawa. Keberadaan batuan kuarsitik bertekstur relatip kasar mempunyai porositas pnmer yang berfungsi sebagai media migrasi larutan
mengandung unsur U dari batuan sumber
memasuki batuan perangkap bahan galian U. Dari pembahasan tentang struktur geologi telah dikenali bahwa struktur geologi atau sistem fraktur berarah WNW -ESE merupakan rekahan extensional terbuka
mempunyai
sebaran mengikuti jalur (zona) puncak di sekitar sumbu lipatan dengan arah WNW-ESE. Kondisi terse but mempunyai arti bahwa sebaran kekar terbuka tersebut mengikuti arah dan penunjaman
290
sumbu lipatan dengan jarak yang relatip jauh dan mempunyai sebaran vertikal
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004
dikontrol
oleh bidang
poros
lipatan,
IS BN .978-979-99141-2-5
diinterpretasikan
jalur
surnbu
lipatan
terse but
mempunyai jarak lebih dari 1200 meter. Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa kekar terbuka tersebut mempunyai potensi untuk menjadi perangkap bahan galian U dalam kuantitas yang memadai daripada daerah sekitarnya. Pembahasan tentang batuan surnber telah diidentifikasi
bahwa secara mineralogi
mineralisasi U berupa uraninit dan unsur asosiasinya terjadi sebagai produk proses kegiatan magma akhir yang berpotensi
sebagai batuan
surnber U, kondisi ini didukung oleh
keberadaan batuan granit dengan kadar hasil analisis U total: 9,25 ppm U. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa daerah Mentawa khususnya pada jalur sumbu lipatan berpotensi mengandung U dalam kuantitas relatif baik daripada lokasi-Iokasi sekitamya.
IV. KESIMPULAN 1.
DAN SARAN
Geologi daerah Mentawa tersusun oleh batuan malihan Pinoh yang terdiri dari kusrsit biotit dan sekis biotit dan telah mengalami pelipatkan dan penyesaran. Lipatan berupa antiklin rebah bersumbu NW - SE, menunjam 25° ke SE sedangkan
sesar-sesamya
adalah sesar berarah NE-SW, E-W, NNW-SSE dan NW-SE. 2.
Terjadi dua fase mineralisasi U, pertama berupa pikblende yang berasosiasi dengan ilmenit,
magnetit,
pirhotit,
pegmatitik-pneumatolitik hematit dan pirit
molibdenit,
kalkopirit
diduga
terbentuk
pada
dan kedua berupa uraninit yang berasosiasi dengan
proses kovelit,
diduga terbentuk pada proses hidrothermal. Mineralisasi U diduga
sebagai hasil dari intrusi granit Sukadana berumur Kapur Akhir 3..
Mineralisasi U mengisi fraktur-fraktur yang berarah NW -SE terse bar disepanjang zona puncak lipatan. Zona prospek U dengan lebar sekitar 200 meter dan panjang sekitar 2 kilometer mengikuti jalur puncak lipatan yang berarah NW - SE
4 ..
Potensi surnberdaya
U diperkirakan
sebesar 8.194, 46 ton
termasuk
kategori
sumberdaya spekulatip.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
291
ISBN.978-979-99141-2-S
KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004
5.
Guna mengetahui sebaran vertikal mineralisasi U dan jumlah cadangan U disarankan untuk melakukan
pemboran
eksplorasi
pada zona puncak lipatan dan melakukan
prospeksi sistematik serta studi tektonik pada penerusan penunjaman lipatan kearah SE yaitu di daerah sekitar S. Ampola.
DAFT AR PUST AKA
1. BATAN - CEA, " Prospect
to Develop U Deposit in Kalimantan",
Introduction
General Reconaisance, Vol. I, Jakarta Indonesia, Th. 1977 2. RAMADANUS,
AGUS SUTRIYONO, SETYO DARMONO,
"Iventarisasi
Sektor
Sumberdaya U Daerah Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Detil", P2BGNBAT AN, Publikasi Intern Th. 1995 3. NGADENIN, TUGIYO, BOMAN, H. SUW ARDI, SUDJIMAN FX, ISW ANTO R, " Laporan
Akhir Prospeksi Sistematik Sektor Mentawa, Kalimantan Tengah, Publikasi
Intern, P2BGGN-BATAN, Jakrta. Th. 1996/1997 4. WIDIY ANT A, TUGIYO, "Inventarisasi
BOMAN,
DARMONO,
ISWANTO
R, SUTIONO
A;
Sektor Potensial U Mentawa , Kalimantan Tengah " , Publikasi Intern
P2BGGN-BATAN, Jakarta, Th. 1997/1998. 5. PIETERS, SANYOTO, P; "Geological Data Record Nangataman and Pontianak West Kalimantan",
The Departement of Mines and Energy, Indonesia and The Australian
International Development Assisten Berreau, 1989 6. BAMBANG SUTOPO, TJOKROKARDONO
S; "Studi Mineralogi Mineralisasi U
Sektor Mentawa, Kalimantan Tengah ", Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VI P2TBDU - BAT AN, Jakarta, Hal. 25 - 83, Th. 2001 7. WA DEER, HOWIE RA, ZUSSMAN J, " An Introduction to The Rock Fonning Minerals", Log Man Group Limited, Log Man House, Burnt Hill, England Th. 1966
292
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BA T AN
KUMPULAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN
TAHUN 20()4
ISBN.978-979-99141-2-5
8. WIDIY ANT A, BAMBANG, SUDJIMAN, ISW ANTO R; •• Iventarisasi Sektor Potensial U Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Sistematik (Lanjutan)" , Publikasi Intern P2BGGN-BATAN, Jakarta, TH. 2002 9. RAMDOHR, P; The Ores Minerals and Their Intergrowth",
Second Edition in two
volume, Paragmon Press, Oxfords New York, Totoronto, Sydney, Paris, Frankfurt, 1980. 10. EVANS A M; "An Introduction to are Geology Geoscience",
Volume 2,University of
Leicesterlsevier, New York, 1980 11. DAHLKAMP
FJ,"Classification
Schame of U Deposits",
Proceeding of Technical
Meeting, Vienna, IAEA, 1987
Daftar Isi PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
293