Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
STUDI FOTODEGRADASI BIRU METILEN Di BAWAH SINAR MATAHARI OLEH ZnO-SnO2 YANG DIBUAT DENGAN METODA SOLID STATE REACTION Novrian dony, Hermansyah Azis, dan Syukri Pendidika Kimia UNISKA, Kimia Universitas Andalas, Kimia Universitas Andalas
[email protected] Abstrak. Komposit ZnO-SnO2 dibuat dengan metoda solid state reaction dengan menggerus ZnO dan SnO2 dengan perbandingan mol 3:8 di dalam etanol selama 6 jam dan dipanaskan selama 12 jam pada suhu 160 oC (ZnO-SnO2 160) dan 200 oC (ZnO-SnO2 200). Studi fotokatalitik dilakukan dengan penyinaran 20 mL biru metilen (BM) 0,0125 mM di bawah sinar matahari menggunakan reactor batch datar dilengkapi dengan menggunakan cermin reflaktan. Pada komposit ZnO-SnO2 160 karakter spektrum ZnO lebih dominan dan sebaliknya ZnO-SnO2 160 karakter spektrum SnO2 yang lebih dominan. Hasil studi reaksi fotokatalitik komposit ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 dalam fotodegradasi BM 0,0125 mM selama 20 menit menunjukkan degarasi (%) yang lebih besar (ZnO-SnO2 160 = 88,00 % dan ZnO-SnO2 200 = 87,85 %) dibandingkan dengan ZnO (80,97 %), SnO2 (67,59 %), campuran ZnO dan SnO2 (82,07 %), dan blanko (59,17 %). Perbedaan degradasi 20 mL BM 0.0125 mM oleh ZnO-SnO2 dan ZnO signifikan ketika disinari menjelang 10 menit, (ZnOSnO2 160 = 79,31 % , ZnO-SnO2 200 = 77,93 %, da, ZnO = 60,16 %) sedangkan setelah 20 menit cendrung menunjukkan degradasi yang sama. ZnO-SnO2 yang direused menunjukkan perbedaan fotodegradasi yang tidak signifikan sampai 4 x pengulangan. Hasil perhitungan intensitas cahaya matahari adalah 0,8 x 1015 foton cm-2s-1. Rendemen kuantum fotodegradasi BM menggunakan ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 masing-masing adalah 2,59 x 10-2 dan 2,58 x 10-2 molekul foton-1. Keywords: Solid state reaction, Photodegradation, Reflactant Mirror, and percent of degradation
PENDAHULUAN Penggunaan semikonduktor sebagai fotokatalis merupakan tema yang sangat menarik saat ini karena kemampuannya untuk mendegradasi senyawa-senyawa disekitarnya dengan menggunakan sinar. Proses ini adalah proses yang mudah dan dapat dipakai ulang, serta ramah lingkungan. Fotokatalis ini dapat diaplikasikan sebagai antikabur, penghilang bau, material self-cleaning pemurnian dan penjernihan air, anti bakteri, dan telah dapat digunakan sebagai anti tumor/kanker. Selain untuk mendegradasi senyawa, fotokatalis juga digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga cahaya. Fotokatalis yang paling banyak
dipelajari adalah TiO2 dan ZnO yang memiliki energi celah atau band gap Eg yang sama (3,2 eV) dan memiliki fotosensitifitas dan kestabilan yang sangat tinggi1,2,3. Efisiensi TiO2, ZnO, SnO2, αFe2O3, WO3 dan CdS telah diuji pada fotodegradasi larutan azo dye dengan menggunakaan cahaya matahari sebagai sumber energinya dan didapatkan bahwa ZnO merupakan fotokatalis yang yang paling aktif4. Dalam studi tersebut, fotokatalis yang baik adalah fotokatalis yang memiliki energi celah (band gap) yang rendah. Untuk meningkatkan kemampuan fotokatalis suatu semikonduktor, dilakukan modifikasi rekombinasi muatan pembawa5. Disamping dilakukan juga pengembangan Semirata 2013 FMIPA Unila |297
Novrian dony dkk: Studi Fotodegradasi Biru Metilen Di Bawah Sinar Matahari Oleh Zno-Sno2 Yang Dibuat Dengan Metoda Solid State Reaction
doping dan pembentukan larutan padat semikondukto6, pengembangan komposit meliputi semikonduktor-semikonduktor, semikonduktor-logam dan semikonduktornon logam. Hasil penelitian fotokimia menunjukkan bahwa logam mulia memiliki efisiensi fotokatalis yang tinggi7. Selain itu, sifat fotokatalitik dapat ditingkatkan dengan meningkatkan luas permukaan fotokatalis dan pengembangan morfologi fotokatalis. Ini telah dibuktikan dengan pembentukan ZnO nanoplatelet8, ZnO nanotetrapod9, ZnO multisheet10 dan ZnO pori nanocage11. Untuk ZnO-SnO2, Telah membuat fiber hollow sphere berukuran mikro yang menunjukkan aktifitas fotokatalis yang besar12. Suatu katalis biasanya dibuat dengan menggunakan metoda microwave, sol-gel, pengendapan, hydrothermal dan sonothermal. Masing-masing metoda tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Saat ini metoda solid state sebagai metoda lama kembali dikembangkan karena biaya yang sangat murah, sederhana, cepat, dan fleksible untuk mendapatkan suatu katalis yang memiliki aktifitas di bawah sinar tampak. Telah dibuat fotokatalis Bi12TiO20 dari Bi2O3 dan TiO2 dengan metoda solid state yang memilki sifat fotokatalitik yang mampu mendegradasi metanol di bawah penyinaran sinar tampak13. Sumber sinar tampak alami utama adalah sinar matahari. Di daerah khatulistiwa, sinar matahari dapat dinikmati selama 12 jam setiap harinya. Diharapkan penggunaan fotokatalis dapat memaksimalkan penggunaan sinar matahari supaya dapat menghemat biaya karena tidak memerlukan lagi listrik untuk mengaktifkan lampu artifisial (seperti sinar UV). Biru metilen (C16H18ClN2S) adalah suatu senyawa yang sering digunakan dalam uji kemampuan fotokatalis karena mudah mengalami fotodegradasi, tersedia teknik analisis kualitatif dan kuantitatif yang sederhana (spektrofotometri). Dari sisi
298|Semirata 2013 FMIPA Unila
kimia lingkungan, biru metilen merupakan salah satu senyawa yang sering terdapat pada limbah laboratorium kimia dan biologi karena dapat digunakan sebagai indikator dan zat warna. Senyawa ini memiliki nilai LD50 1180 mg/Kg. (Material Savety Data Sheet, 2008) Efektifitas penggunaan biaya bahan, waktu proses, dan produk samping tidak akan pernah mengurangi minat para peneliti untuk terus mengkaji dan mengembangkan fotokatalis. Diharapkan melalui nanokomposit ZnO-SnO2 yang dipreparasi dengan metoda solid state dapat mendegradasi senyawa organik dan anorganik toksik di bawah penyinaran dengan sinar tampak. Untuk meningkatan sifat fotokatalitiknya, ZnO dinanokompositkan dengan SnO2 (ZnO-SnO2) melalui metoda solid state reaction. Sifat fotokatalitiknya diuji pada fotodegradasi senyawa biru metilen (MB) di bawah sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat fotokatalitik komposit ZnO-SnO2 dan mengukur tingkat aktifitas katalitiknya dalam mendegradasi senyawa BM dengan penyinaran sinar matahari. METODE PENELITIAN Peralatan yang digunakan adalah spektrometer Visible (Genesys ), Mikroskop optik, Fourier Transformation Infra Red (Shimadzu), kertas saring, Sinar matahari tanpa awan jam 10:00-11:30 WIB didekat laboratorium fotokimia, reaktor bacht datar dilengkapi dengan cermin reflaktan (lampiran 1) dan peralatanperalatan gelas. Bahan yang digunakan adalah Bubuk SnO2 (merck) dan ZnO2(merck), etanol (absolut), dan biru metilen (BM, merck) ZnO-SnO2 dibuat dengan menggunakan metoda solid-state reaction. ZnO dan SnO2 masing-masing dicampurkan dengan perbandingan mol 3:8 digerus dengan etanol di dalam lumpang sampai
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
membentuk koloid. Campuran dikeringkan pada suhu 105 oC selama 1 jam, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 160 oC (ZnOSnO2 160) dan 200 oC (ZnO-SnO2 160) selama 12 jam. Kemudian analisis homogenitasnya dengan mikroskop optik dan dikarakterisasi dengan FT-IR. Untuk perbandingan aktivitas fotokatalitik lakukan sama terhadap ZnO dan SnO2 saja Kondisi optimum pengukuran BM (serapan optimum dan konsentrasinya) ditentukan dengan memvariasikan panjang gelombang dengan konsentrasi optimumnya pada serapan mendekati 0,8. Kemudian persamaan regresinya ditentukan untuk perhitungan % degradasinya Jumlah optimum ZnO-SnO2 (masa), perbandingan aktivitas katalis, dan pengaruh lama penyinaran ditentukan dengan memasukkan ZnO, ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 ke dalam cawan pentridis. Kemudian ditambahkan 20 mL BM dan disinari dengan sinar matahari. Pengurangan masa larutan akibat evaporasi oleh panas matahari dikoreksi dengan penambahan aquades sesuai dengan berat air yang hilang selama penyinaran. Setelah itu suspensi disaring untuk dipisahkan ZnOSnO2 dengan larutan dan diukur serapannya. Bubuk ZnO-SnO2 yang telah disaring tadi dipakai lagi untuk penentuan aktivitas katalitiknya sebanyak 4 kali pengulangan.
Intensitas sinar matahari sebagai sumber energi bagi fotokatalis ZnO-SnO2 pada ditentukan dengan metoda aktinometri urasil oksalat. larutan asam oksalat 0,06 M dicampurkan dengan 25 mL larutan uranil oksalat 0,02 M. 5 mL larutan tersebut dituang kedalam cawan petri untuk selanjutnya disinari dengan sinar matahari selama 5 menit kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,02 M. Lakukan juga dengan tanpa penyinaran. Intensitas Sinar dapat ditentukan dengan rumus; (C Co) x 10 3 L mL1 x Vol laru tan I xt x A
Rendemen kuantumnya dapat ditentukan dengan rumus : Ao At x C x N x vol BM Ao I x t x (1 10 D ) A HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi ZnO-SnO2. Pada gambar 1 terlihat bahwa morfologi partikel ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 relatif memiliki ukuran yang seragam (homogen). Kehomogenan ukuran partikel sangat penting dalam aplikasi katalis karena dapat meningkatkan selektifitas adsorpsi substrat sehingga probabiliti pembentukan produk reaksi yang diinginkan dapat ditingkatkan. Spektra infra merah (Gambar 2) dari sampel ZnO-SnO2 160 (B) dan ZnO-SnO2 200 (D) memperlihatkan temuan yang sangat menarik. Secara umum baik spektrum IR ZnO (A) maupun SnO2 (C) menunjukkan daerah serapan yang sangat signifikan antara 800 sampai 1200 cm-1 yang berkaitan dengan vibrasi O-Zn-O dan O-Sn-O dimana vibrasi a yang pertama lebih disukai b dibandingkan yang kedua karena ikatan ZnO lebih ionik dibandingkan Sn-O. Pada komposit ZnO-SnO2 160 oC karakter spektrum ZnO lebih dominan dan sebaliknya pada suhu 200 oC. Ini menunjukkan bahwa faktor pemanasan
Gambar 1. Mikroskop optik ZnO-SnO2 160 oC (a) dan ZnO-SnO2 200 oC (b) pada pembesaran 400 kali
Semirata 2013 FMIPA Unila |299
Novrian dony dkk: Studi Fotodegradasi Biru Metilen Di Bawah Sinar Matahari Oleh Zno-Sno2 Yang Dibuat Dengan Metoda Solid State Reaction
100.00 90.00
degradasi (%)
80.00 70.00
ZnO
60.00
ZnO-SnO2 160
50.00
ZnO-SnO2 200
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 0.000
0.005
0.010
0.015
maassa (g)
Gambar 2. Spektra FT-IR dari ZnO (A), ZnO-SnO2 160 (B) SnO2 (C), dan ZnO-SnO2 200 (D)
dapat merubah bentuk struktur material dan dapat mengubah ketajaman puncak dan pergeseran bilangan gelombang. (Wang 2006). Kondisi Optimum Pengukuran Serapan maksimum BM terjadi pada panjang gelombang 664 nm (n-∏* . Dimana panjang gelombang ini akan digunakan untuk kondisi pengukuran BM pada percobaan berikutnya. Didapatkan serapan yang mendekati 0,8 dimiliki oleh BM 0,0125 mM sehingga konsentrasi BM 0,0125 dapat digunakan untuk mempelajari fotodegradasi. Persamaan regresinya adalah y = 58,58 x - 0,005 dengan nilai r (koefisien korelasi) dan r2 (koefisien determinasi) masing-masing 0,801 dan 0,657721. Sedangkan rt0,10.4 = 0,761. Ini menunjukkan menolak null hyphothesis ρ≠ yang berarti antara dua variable (konsentrasi dan serapan) memiliki hubungan yang signifikan pada α = ,1 . Jumlah Optimum ZnO-SnO2 Sifat-sifat heterogenitas terhadap pelarut air yang dimiliki oleh katalis ZnO dan ZnOSnO2 sangat tergantung sepenuhnya pada daya adsorpsi partikel-partikel katalis terhadap substratnya, kemampuan mendesorpsi produk yang terbentuk serta ketersediaan pusat-pusat aktif permukaan
300|Semirata 2013 FMIPA Unila
Gambar 3. Kurva pengaruh jumlah katalis ZnO dan ZnO-SnO2 terhadap degradasi 20 mL BM 0,025 mM.dalam pelarut air selama 40 menit. fotokatalis. Pengaruh jumlah fotokatalis ZnO, ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 terhadap degradasi 20 mL BM 0.0125 dapat diamati pada Gambar 3. Terlihat bahwa pada berat 0,005, 0,010, dan 0,015 g ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 aktifitas fotokatalis ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 signifikan sama. Dapat dikatakan bahwa pada masa 0,005 g menjadi kondisi optimum ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 untuk mendegradasi 20 mL BM 0,0125 mM. Dimana aktifitas fotokatalis tidak mampu lagi meningkatkan jumlah substratnya yang terkonveksi ke produk. Pada ZnO terlihat pada berat 0,010 g menjadi kondisi optimumnya. Degradasi (%) dapat ditingkatkan dengan cara penambahan waktu penyinaran agar proses adsorpsi dan deadsorpsi berjalan kontinu. Di atas kondisi optimum degradasi fotokatalis cendrung stabil dan mendekati 100 %, tetapi tidak pernah 100 %. Dimana pada kondisi ini proses adsorpsi dan deadsorpsi tidak berlangsung lagi. Perbandingan Aktivitas Katalis Perbandingan aktivitas katalis dalam mendegradasi BM dapat dilihat pada gambar 9. Terlihat bahwa degradasi (%) 20 mL BM 0,0125 mM irradiasi selama 20 menit berbeda dengan perbedaan katalis. Blanko mengalami degradasi karena sinar matahari sebagai sumber sinar tampak terbesar juga memancarkan sinar UV yang bisa mendegradasi. SnO2 yang tidak
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
100.00 88.00
90.00
87.85
100.00
82.07
80.97
90.00
80.00
80.00
59.17
60.00
Degradasi (%)
degradasi (%)
70.00
67.59
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 2
3
4
5
blanko
60.00 50.00
ZnO
40.00
ZnO-SnO2 200
ZnO-SnO2 160
30.00 20.00
0.00 1
70.00
10.00
6
0.00 0
katalis
memiliki sifat fotokatalitik di bawah sinar tampak ternyata di bawah sinar matahari dapat memiliki sifat fotokatalitik. Ini dibuktikan dengan degradasi oleh SnO2 (67,59 %) lebih besar dibandingkan degradasi blanko ( 59,17 %). Dimana SnO2 memiliki energi celah 3,6 eV.(Lin 2009). Pemanasan pada suhu 160 dan 200 oC menunjukkan fotodegradasi yang signifikan lebih besar dibandingkan fotodegradasi oleh ZnO (80,97 %) dan campuran ZnO dan SnO2 yang dipanaskan pada suhu 105 o C (82,07 %) untuk menngeluarkan air. Aktifitasnya ZnO-SnO2 160 dan ZnO-SnO2 200 relatif sama (Degradasi ZnO-SnO2 160 = 88,00 % dan ZnO-SnO2 200 = 97,85 %). Hal ini disebabkan karena energi celah ZnO = 3,2; ZnO-SnO2 160 = 3,13; dan ZnOSnO2 200 = 3,14 (Wang, 2007). Pengaruh Lama Penyinaran Terhadap Degradasi Mb Untuk mempelajari pengaruh lama penyinaran terhadap degradasi BM dapat dilakukan dengan penyinaran dimulai dari 10 menit sampai dengan 40 menit dengan range waktu 10 menit. Pengaruh lama penyinaran dapat dilihat pada gambar 5. Dari kurva terlihat bahwa degradasi (%) menjelang 10 menit dengan katalis memberikan degradasi yang berbeda pula, dimana degradasi blanko, ZnO, ZnOSnO2160, dan ZnO-SnO2 200 berturutturut adalah 31,03; 79,31; 77,93 dan 60,14
20
30
40
50
waktu (menit)
Gambar 5. Kurva pengaruh lama penyinaran 0,005 g katalis terhadap degradasi (%) 20 mL BM 0,0125 mM di dalam air.
%. Setelah 20 menit degradasi tidak mengalami kenaikan secara signifikan atau cendrung stabil terutama untuk ZnO dan , ZnO-SnO2. Tingkat Aktifitas Katalitik ZNO-SNO2 yang Direused ZnO-SnO2 merupakan suatu katalis heterogen sehingga dapat digunakan kembali (reused) untuk beberapa kali dalam proses fotokimia. Untuk melihat pengaruh dari penggunaan kembali ZnO-SnO2, dapat diamati pada gambar 6. Berdasarkan gambar dapat dilihat ZnOSnO2 yang digunakan kembali hingga keempat kalinya menunjukkan penurunan degradasi yang tidak signifikan. Ini membuktikan bahwa ZnO-SnO2 dapat digunakan kembali (reused) untuk beberapa kali pemakaian dalam proses fotokimia (Auron, 1995) 100.00 90.00
87.8687.45
84.0085.24
84.9783.59
81.6682.34
80.00 70.00 degradasi (%)
Gambar 4. Perbandingan aktivitas 0,005 g katalis dalam mendegradasi 20 mL BM 0,0125 mM dalam pelarut air irradiasi selama 20 menit. Keterangan: Blanko(1), ZnO(2), SnO2 (3), campuran ZnO dan SnO2 (4), ZnO-SnO2 160 (5), dan ZnO-SnO2 200(6)
10
60.00 ZnO-SnO2 160
50.00
ZnO-SnO2 200
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 1
2
3
4
penggunaan (kali)
Gambar 6. Tingkat Aktivitas tingkat aktifitas katalitik ZnO-SnO2 yang direused irradiasi selama 20 menit
Semirata 2013 FMIPA Unila |301
Novrian dony dkk: Studi Fotodegradasi Biru Metilen Di Bawah Sinar Matahari Oleh Zno-Sno2 Yang Dibuat Dengan Metoda Solid State Reaction
Intensitas sinar matahari Nilai Intensitas sinar matahari (I) yang ditentukan melalui metode aktinometri uranil oksalat yang sangat berguna untuk menentukan rendemen kuantum Φ reaksi fotodegradasi 20 mL BM 0,0125 mM dalam pelarut air. Nilai intensitas sinar yang didapatkan adalah 0,8 x 1015 foton cm-2s-1. Rendemen Kuantum Fotodegradasi Bm Berdasarkan hasil intensitas sinar matahari yang didapatkan maka penentuan rendemen kuantum Φ fotodegradasi BM yang dikatalisir oleh ZnO-SnO2 dapat ditentukan. Nilai rendemen kuantum fotodegradasi yang dikatalisir oleh ZnOSnO2 160 adalah 2,59 x 10-2 molekul foton1 . Nilai rendemen kuantum fotodegradasi yang dikatalisir oleh ZnO-SnO2 200 adalah 2,58 x 10-2 molekul foton-1. Data ini tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan bahwa pemanasan sampel fotokatalis pada suhu 160 dan 200 oC memiliki aktivitas fotokatalitik yang hampir sama. KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa ZnO yang dikompositkan dengan SnO2 membentuk ZnO-SnO2 dengan menggunakan metode solid state memiliki aktifitas fotokatalitik mendegradasi BM di bawah sinar matahari. Aktivitas fotokatalitik ZnO-SnO2 tersebut lebih besar dibandingkan aktifitas fotokatalitik ZnO di bawah sinar matahari yang berarti pengkompositan pada penelitian ini mampu menurunkan energi celah (energi gap) ZnO. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih hanya ditujukan kepada Jurusan Kimia terutama pada laboratorium Fotokimia Universitas Andalas
302|Semirata 2013 FMIPA Unila
DAFTAR PUSTAKA Carraway, E. R.; Hofman, A. J.; M. R. 1994. Environtment science technology. Chem. Rev. 28: 778 Jang,E. S.; Won, J. H,; Hwang, S. J.; Choy, 2006. Fine Tuning of the Face Orientation of ZnO Crystals to Photocatalytic Activity.
Optimize
Their
Advance Matter J.
18: 3309-3312 Kuo, T. J.; Lin, C. N.; Kuo, C. L.; Huan, M. H. 2007. Growth of Ultralong ZnO Nanowires on Silicon Substrates by Vapor Transport and Their Use as Recyclable Photocatalysts. Chem.l Mat. J. 19: 5143-5147 Sakthivel, S.; neppolion, B.; Shankar, M. V.; Arabindoo, B.; palanichamy, M.; Murugesan, V. 2003. Solar photocatalytic degradation of azo dye: comparison of photocatalytic efficiency of ZnO and TiO2. Sol. Energy mater. Sol. Cells. J. 77: 65 Linsebigler, A. L.; Lu, G,; Yates, J.T. 1995. Photocatalysis of TiO2 surfaces : principles, mechanism, and selected results. Chem. Rev. 95: 735 Maeda, K.; Takata, T,T.; hara, M.; Saito, N.; Inoeue, Y,; kobayashi, h.; Domen, K. J. GaN: 2005. ZnO Solid Solution as a Photocatalyst for Visible-Light-Driven Overall Water Splitting. Am. Chem. Soc. J. 127:8286-8287 Wood, A.; Giersig, M.; Mulvaney, P. 2001. Fermi Level Equilibration in Quantum Dot−Metal Nanojunctions. Phy. Chem. B. J. 105:8810-8815 Ye, C. H.; Bando, Y.; Shen, G. Z.;Golberg, D. 2006. Thickness-dependent photocatalytic performance of ZnO nanoplatelets. Phy. Chem. B. J. 110: 15146
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Wan, Q.; Wang, T. H. 2005. Preparation and photocatalytic activity of ZnO/TiO2/SnO2 mixture. Appl. Phys. Lett. 87: 83105 Cao, X.L.; Zeng, H. B.; Wang, M.; Xu, X. J.;Fang, M.; Ji, S. L.;Zhang, L. D. 2008. ZnO-Based Hollow Nanoparticles by Selective Etching: Elimination and reconstruction of metal_semiconductor interface, improvement of blue emission and photocatalysis. Phys. Chem.C. J., 112: 5267. Zeng Hb.; Liu, P.; Cai, W.; Yang, S.; Xu, X. 2008. Controllable Pt/ZnO Porous Nanocages with Improved Photocatalytic
Activity. Phy. Chem. C. J. 112: 962019624 Wang, W. W.; Zhu, Y. J.; Yang, L. X, 2007. ZnO–SnO2 hollow spheres and hierarchical nanosheets: hydrothermal preparation, formation mechanism, and photocatalytic properties. Adv. Func. Mat. J. 17: 59-64 Zhou, J.; Zhou, Z; Ray, A. R.; Zhao, X. S. 2007. Preparation and characterization of polycrystalline bismuth titanate Bi12TiO20 and its photocatalytic properties under visible light irradiation. Ind. Eng. Chem. Res. J. 46: 745-749
Semirata 2013 FMIPA Unila |303