JURNAL TUGAS AKHIR
STUDI FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENERAPAN SMK3 PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN NIPAH MALL MAKASSAR
Oleh :
MISRIFAN FAJRIN D 111 10 293
JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2017
STUDI FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENERAPAN SMK3 PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN NIPAH MALL MAKASSAR KEY SUCCESS FACTORS STUDY ON APPLICATION OF CONSTRUCTION PROJECT DEVELOPMENT SMK3 NIPAH MALL MAKASSAR
Misrifan Fajrin, Rosmariani Arifuddin, Muhammad Asad Abdurahman Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar
Alamat Korespondensi Misrifan Fajrin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Hasanuddin Gowa, 92133 HP : 085240230220 Email :
[email protected]
1
STUDI FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENERAPAN SMK3 PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN NIPAH MALL MAKASSAR KEY SUCCESS FACTORS STUDY ON APPLICATION OF CONSTRUCTION PROJECT DEVELOPMENT SMK3 NIPAH MALL MAKASSAR Misrifan Fajrin1, Rosmariani Arifuddin 2, Muhammad Asad Abdurahman 2
ABSTRAK Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperusahaan seringkali terabaikan, khususnya bagi perusahaan yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek. Untuk itu diperlukan pelaksanaan dan kesehatan kerja yang baik untuk meminimalisir kecelakaan dalam bekerja khususnya di proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh regulasi / prosedur, pengaruh operasional, serta komitmen dan kebijakan terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan Mall Nipah Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada proyek konstruksi pembangunan Mall Nipah Makassar dengan mencari hubungan kausal antara variabel dengan variabel kunci keberhasilan penerapan SMK3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan survey langsung ke lapangan dengan wawancara terhadap safety officer, staf dan pekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel regulasi/prosedur terhadap perilaku aman dan kondisi aman dipengaruhi oleh indikator sosialisasi peraturan dan evaluasi, sedangkan variabel operasional dipengaruhi oleh indikator APD (Alat Pelindung Diri) serta variabel komitmen dan kebijakan dipengaruhi oleh indikator identifikasi bahaya dan image perusahaan. Kata Kunci : K3, perilaku aman, kondisi aman
ABSTRACT Occupational Health and Safety (K3) the company is often neglected, particularly for companies that are carrying out the construction work of the project. It required implementation and good health to minimize accidents at work, especially in the construction project. This study aims to determine the effect of regulations / procedures, operational effect, and the commitments and policies to conduct safe and secure conditions in the construction of the project workers Nipah Makassar Mall. The research was conducted on the construction of the project Nipah Makassar Mall to look for a causal relationship between variables with a variable key to successful implementation of SMK3. The method used in this research is to do a survey directly to the field to interview with the safety officer, staff and workers. The results showed that the variables regulations / procedures to conduct safe and secure conditions are influenced by socialization rules and evaluation indicators, while the operational variables influenced by indicators of PPE (Personal Protective Equipment) as well as the commitment and policy variables influenced by the indicator of hazard identification and image of the company. Keywords : K3, safe behavior, safe condition
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin 2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperusahaan seringkali terabaikan, khususnya bagi perusahaan yang sedang melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek. Hal tersebut berdampak pada keselamatan kerja karyawan serta penyakit kerja yang ditimbulkan setelah pelaksanaan proyek tersebut. Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan. Selama ini penerapan K3 seringkali dianggap sebagai cost atau beban biaya, bukan sebagai investasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Akibatnya terjadi kecelakaan di dunia industri yang tidak sedikit, hal tersebut berdampak pada keselamatan kerja karyawan serta penyakit kerja yang ditimbulkan setelah pelaksanaan proyek tersebut. Penelitian ini dapat dikatakan penting dikarenakan dapat dijadikan acuan perbaikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) perusahaan-perusahan lain dan diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap pemangku kepentingan di perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia terutama mengenai peranan pengaruh SMK3. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian ini tentang “Studi Faktor Kunci Keberhasilan Penerapan SMK3 Pada Proyek Konstruksi Pembangunan Nipah Mall Makassar”. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui pengaruh regulasi / prosedur terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar 2. Mengetahui pengaruh operasional terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar 3. Mengetahui pengaruh komitmen dan kebijakan terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode survey pada proyek konstruksi di Pembangunan Nipah Mall Makassar yang bertempat di Jl.Jendral Urip Sumoharjo Makassar.
Variabel Penelitian Dari mengkaji hasil literatur dan observasi di dapatkan variable-variable Faktor Kunci keberhasilan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang biasanya terjadi dalam proyek konstruksi. Setelah itu dilakukan wawancara dengan salah satu safety officer, Staf dan Pekerja untuk membantu melengkapi variable yang ada. Seluruh variable yang ada nantinya akan digunakan dalam kuesioner yang diberikan kepada responden yang berpengalaman dalam proyek konstruksi. Pada penelitian ini, digambarkan model konstruksi sebagaimana terlihat pada gambar 3.3 sedangkan konstruk indikator dari model dijelaskan pada table berikut.
Gambar 3.3 Konstruksi model Amos SEM Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahannya akan timbul variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Regulasi / Prosedur, Operasional, dan Komitmen dan Kebijakan K3. 2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen, dalam penelitian ini variabel dependen adalah Perilaku Aman dan Kondisi Aman.
3
Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan variabel yang telah dipilih sebagai berikut: 1. Regulasi adalah peraturan yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan undang-undang yang terkait. Indikator yang terkait yaitu: a. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. b. Sosialisasi peraturan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan informasi lengkap penerapan sistem manajemen K3 dalam perusahaan. c. Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai. 2. Operasional adalah satu set prosedur yang mengatur mengenai aspek pengoperasian fasilitas atau unit kegiatan. Indikator yang terkait yaitu: a. Rambu-rambu K3 merupakan tanda-tanda yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja b. APD (alat pelindung diri) adalah peralatan untuk melindungi pekerja dari sumber bahaya saat melakukan pekerjaannya. c. Penerapan prosedur kerja adalah menjalankan cara kerja terhadap aktivitas yang beresiko 3. Komitmen dan Kebijakan K3 merupakan perwujudan dari komitmen pucuk pimpinan yang memuat visi dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad untuk melaksanakan K3 kerangka dan program kerja. Indikator yang terkait yaitu: a. Prioritas utama adalah sesuatu yang didahulukan yang menjadi urutan pertama. b. Identifikasi bahaya adalah proses severity (sv: tingkat bahaya/ mengembalikan yang ditimbulkan dari dan menetapkan keseriusan adanya suatu bahaya) c. Image perusahaan adalah citra serta nama baik dari perusahaan. d. Komitmen merupakan sikap setia dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang yang telah memutuskan untuk bergabung ke dalam aktivitas keanggotaan lembaga tertentu. 4. Perilaku Aman adalah perbuatan yang dapat menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Indikator yang terkait yaitu: a. Pelatihan K3 adalah suatu bentuk tindakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan ikatan didalam tempat bekerja dan meningkatkan peran aktif dari perusahaan (semua jajaran dari tingkat atas sampai
bawah) untuk bekerja sama melakukan tugas dan kewajiban dalam bidang kesehatan. b. Penghargaan sesuatu yang diberikan pada perorangan atau kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu. c. Tingkat Pendidikan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja. d. Beban Kerja adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh pekerja selama bertugas disuatu unit kerja. e. Safety Talk adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara karyawan/pekerja dan supervisor untuk membicarakan hal-hal mengenai K3. 5. Kondisi Aman adalah keadaan dimana menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Indikator yang terkait yaitu: a. Lingkungan Kerja merupakan kondisi fisik yang berada di tempat kerja. b. Penerangan adalah alat untuk memudahkan tenaga kerja untuk melihat obyek-obyek yang dikerjakan menjadi lebih jelas dan tepat. Sirkulasi udara adalah peredaran udara yang terjadi pada suatu ruangan c. Peralatan Kerja adalah suatu alat yang digunakan pekerja untuk memudahkan pekerjaan
Populasi dan Responden Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan. Sedangkan responden merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pihak pelaksana pada proyek dan pekerja Pembangunan Nipah Mall Makassar, dalam hal ini adalah Koordinator/Penanggung jawab K3 staf dan pekerja. besar sampel yang diinginkan yaitu sebesar 155 pekerja sesuai yang di butuhkan aplikasi AMOS.
Usia 8% 39% 30% 23%
20 - 25 tahun 26 - 30 tahun 31 - 35 tahun >36 tahun
Gambar 3.4 Distribusi Umur Staf dan Pekerja pada proyek Pembangunan Nipah Mall Makassar.
4
Pendidikan Pendidikan 12% 5% 36%
SD
17%
SMP SMA/SMK
30%
D3
HASIL DAN PEMBAHASAN
S1
Gambar 3.5 Distribusi Pendidikan Staf dan Pekerja pada proyek Pembangunan Nipah Mall Makassar.
Pengalama Kerja <5 15% >10 45%
5/10 40%
<5 5/10 >10
Gambar 3.6 Distribusi Pengalaman kerja Staf dan Pekerja pada proyek Pembangunan Nipah Mall Makassar. Data dan Sumber Data Data awal diperoleh dari survei dengan datang langsung ke lapangan serta pengumpulan data berupa gambar maupun dokumentasi yang ada di lapangan meliputi data primer maupun sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian melalui hasil kuesioner yang diajukan oleh peneliti, sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan yang dapat dilihat dokumentasi perusahaan, buku-buku referensi, dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menggambarkan hubungan variabel laten dengan indikatornya di bantu dengan menggunakan aplikasi AMOS grafhics. Tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik: Likelihood ratio chi-square statistic (χ2), Root Mean Square Error Approximation (RMSEA), Goodness of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMIN/DF), Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI).
Teknik Analisis Deskriptif Teknik analisis deksriptif digunakan untuk menggambarkan besarnya nilai hubungan setiap item terhadap indikator pada variabel. Jenis parameter yang digunakan dalam teknik analisis deskriptif pada penelitian ini yaitu nilai mean dan presentase (%). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas Dari hasil analisis data yang memiliki sampel sebanyak 155 responden diperoleh hasil untuk uji normalitas. Data dikatakan berdistribusi normal multivariat apabila nilai c.r multivariat (critical ratio) memiliki syarat (-2,58 < c.r < 2,58). Hasil uji normalitas pada model menunjukkan data terdistribusi secara normal karena memiliki c.r multivariat sebesar (0,296 < 2,58) (Tabel 4.1). Sehingga dapat dilanjutkan ke tahapan pengujian berikutnya. Tabel 4.1 Assessment of normality
Uji Kesesuaian Model Model yang dihipotesiskan harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan ketepatan model. Uji kesesuaian model menggunakan ketentuan Goodness of Fit dengan kriteria cut of value kemudian akan dilanjutkan dengan memodifikasi model jika terdapat kriteria yang belum memenuhi ketentuan Goodness of Fit. Kriteria Goodness of Fit untuk menguji kesesuaian model antara lain chi-square = 157,398 p-value = 0,058 CMIN/df = 1,202 GFI = 0,899 AGFI
5
= ,868 dan RMSEA = 0,036. Hasil uji pada model ini dapat dilihat pada table berikut. Tabel 4.2 Model Fit Summary (CMIN)
hubungan antara konstruk yang ada. Jika memang sebuah indikator menjelaskan sebuah konstruk, maka indikator tersebut akan mempunyai faktor loading yang tinggi dengan konstruk tersebut dan total.
Tabel 4.6 Estimasi Pengaruh antar Variabel Regression Weights
Tabel 4.3 Model Fit Summary (RMR, GFI)
Tabel 4.4 Model Fit Summary (RMSEA)
Tabel 4.5 Hasil Goodness of Fit Model
Tabel diatas menunjukkan bahwa model yang direncanakan sudah fit. Uji kecocokan menunjukkan bahwa semua nilai yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria nilai acuan (cut of value). Sehingga model ini dapat digunakan untuk dilakukan pengujian berikutnya. Maka peneliti akan melihat langsung nilai pada kolom P (probability) jika p > 0,05 maka tidak ada hubungan antara konstruk yang ada, dan jika p < 0,05 maka ada hubungan antara konstruk yang ada. Uji Kausalitas Model Tahapan selanjutnya adalah uji kausalitas model, dengan menggunakan program AMOS uji kausalitas dilakukan untuk mendapatkan variabel yang signifikan mempengaruhi variabel lainnya berdasarkan signifikansi t-hitung dengan nilai probabilitas (p) = 0,05 memiliki nilai ***. maka peneliti akan melihat langsung nilai pada kolom P (probability) jika p > 0,05 maka tidak ada hubungan antara konstruk yang ada, dan jika p < 0,05 maka ada
Dari Tabel diatas diperoleh beberapa variabel yang signifikan mempengaruhi variabel lainnya, yakni : a. X13 X1 atau secara signifikan variabel/faktor regulasi/prosedur dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-3 pada faktor tersebut. b. X12 X1 atau secara signifikan variabel/faktor regulasi/prosedur juga dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-2 pada faktor tersebut. c. X22 X2 atau secara signifikan variabel/faktor operasional dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-2 pada faktor tersebut. d. X33 X3 atau secara signifikan variabel/faktor komitmen dan kebijakan K3 dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-3 pada faktor tersebut. e. X32 X3 atau secara signifikan variabel/faktor komitmen dan kebijakan K3 juga dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-2 pada faktor tersebut.
6
Analisis Deskriptif Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Variabel Regulasi / Prosedur
Berdasarkan tabel analisis deskriptif di atas, diperoleh nilai tertinggi untuk variabel regulasi / Prosedur yaitu Implementasi sebesar 34,95% pada pernyataan “Implementasi peraturan tentang keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan SMK3”. Tabel 4.8 Analisis Deskriptif Variabel Operasional
Berdasarkan tabel analisis deskriptif di atas, diperoleh nilai tertinggi untuk variabel operasional yaitu Rambu-rambu K3 sebesar 35,42% pada pernyataan “Tanda-tanda (rambu-rambu K3) mempunyai dampak yang signifikan terhadap kewaspadaan bekerja”. Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Variabel Komitmen dan Kebijakan K3
Berdasarkan tabel analisis deskriptif di atas, diperoleh nilai tertinggi untuk variabel komitmen dan kebijakan K3 yaitu Prioritas utama sebesar 26,76% pada pernyataan “Perusahaan memberikan prioritas utama terhadap masalah K3 dalam menekan kecelakaan”.
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel Perilaku Aman
Berdasarkan tabel analisis deskriptif di atas, diperoleh nilai tertinggi untuk variabel perilaku Aman yaitu pelatihan K3 sebesar 21,23% pada pernyataan “Pelatihan K3 bagi setiap karyawan dapat menambah pemahaman keselamatan kerja”.
Tabel 4.11. Analisis Kondisi Aman
Deskriptif
Variabel
Berdasarkan tabel analisis deskriptif di atas, diperoleh nilai tertinggi untuk variabel kondisi Aman yaitu peralatan kerja sebesar 34 ,62% pada pernyataan “Risiko kecelakaan kerja dapat ditekan dengan kondisi lingkungan kerja yang aman dan bersih”. Pengaruh Regulasi / Prosedur Terhadap Perilaku Aman dan Kondisi Aman Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh signifikan antara regulasi terhadap perilaku aman ditunjukkan dengan estimasi pengaruh antar variabel koefisien sebesar 0,035 angka ini berada dibawah 0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara variable regulasi / prosedur dengan perilaku aman. di dukung oleh indikator X12 dan X13 secara signifikan variabel/faktor regulasi/prosedur dipengaruhi oleh item pertanyaan ke 2 dan 3. nilai ini signifikan secara statistik karena nilai probability (P) lebih kecil dari 0,05 memiliki nilai *** atau 0.00. Sedangkan untuk regulasi terhadap kondisi aman tidak begitu siginifikan ditunjukkan dengan Estimasi Pengaruh antar Variabel koefisien sebesar 0,146 karena nilai probability (P) lebih besar dari 0,05. Dari hasil yang didapatkan menunjukkan pengaruh regulasi terhadap perilaku aman yang
7
cukup signifikan dimana jika hal ini terus ditingkatkan dan dipertahankan maka perilaku selamat pada proyek Nipah Mall Makassar akan terus meningkat dan mendekati zero accident. Dimana pada penyusunan regulasi merupakan tahap perencanaan lebih khususnya pada elemen tinjauan perundangan dan persyaratan lainnya. Peraturan perundang-undangan dan persyaratannya lainnya harus ditetapkan, dipelihara, diinventarisasi, dan diidentifikasi oleh perusahaan serta disosialisasikan kepada seluruh pekerja /buruh. Dari hasil penelitian juga didapatkan ada pengaruh yang tidak begitu signifikan antara regulasi terhadap kondisi aman yang mana kondisi aman ini lebih bergantung pada kedisiplinan pekerja/buruh. Dari hasil menunjukkan indikator Sosialisai peraturan dan evaluasi merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap perilaku aman dan kondisi aman dibandingkan dengan Implementasi. Jadi sangat pentingnya Sosialisai peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap pegawai, serta pihak yang berkepentingan lain yang relavan berada di bawah pengawasan organisasi dan Evaluasi terhadap program-program K3 yang dilaksanakan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penerapan K3. Pengaruh Operasional Terhadap Perilaku Aman dan Kondisi Aman Berdasarkan hasil penelitian, antara operasional terhadap perilaku aman dan operasional terhadap kondisi aman terdapat pengaruh tapi tidak cukup signifikan namun ditunjukkan oleh indikator X22 secara signifikan variabel/faktor operasional dipengaruhi oleh item pertanyaan ke-2. Nilai X22 signifikan secara statistik karena nilai probability (p) lebih kecil dari 0,05 memiliki nilai *** atau 0.00. Operasional dalam penelitian ini lebih berkaitan pada pengendalian risiko dimana pada pengendalian risiko organisasi harus memastikan bahwa hasil penilaian risiko dipertimbangkan dalam menentukan pengendaliannya. Ketika menentukan pengendalian atau perubahan dari pengendalian yang telah ada, perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko menurut hirarki pengendalian risiko yang terdiri dari eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis, personal protective equipment (alat pelindung diri). Dari hasil penelitian juga didapatkan tidak begitu signifikan antara operasional terhadap perilaku aman dan kondisi aman yang mana perilaku aman dan kondisi aman ini lebih bergantung pada knowledge, attitude serta skill pekerja/buruh.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa indikator yang berpengaruh signifikan dan memberikan kontribusi terhadap perilaku aman dan kondisi aman antara lain APD (Alat Pelindung Diri). Dimana dari hasil loading faktor menunjukkan APD (Alat Pelindung Diri) merupakan hal yang paling mempengaruhi perilaku aman dan kondisi aman para pekerja. APD (Alat Pelindung Diri) menjadi hal yang berpengaruh terhadap perilaku aman dan kondisi aman karena sebagai APD (Alat Pelindung Diri) untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja di proyek konstruksi. Pengaruh Komitmen dan Kebijakan K3 Terhadap Perilaku Aman dan Kondisi Aman Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh signifikan antara komitmen dan kebijakan terhadap perilaku aman ditunjukkan dengan Estimasi Pengaruh antar Variabel koefisien sebesar 0,037 angka ini berada dibawah 0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara variable komitmen dan kebijakan dengan perilaku aman. di dukung oleh indikator X32 dan X33 secara signifikan variabel/faktor Komitmen dan Kebijakan K3 dipengaruhi oleh item pertanyaan ke 2 dan 3. nilai ini signifikan secara statistik karena nilai probability (P) lebih kecil dari 0,05 memiliki nilai *** atau 0.00. Sedangkan untuk komitmen dan kebijakan terhadap kondisi aman tidak begitu siginifikan ditunjukkan dengan Estimasi Pengaruh antar Variabel koefisien sebesar 0,337 karena nilai probability (p) lebih besar dari 0,05. Sebagaimana diketahui komitmen dan kebijakan K3 pada SMK3 masuk dalam langkah strategic. Tanpa komitmen dan manajemen maka pelaksanaan K3 dalam perusahaan tidak akan memberikan hasil yang baik. Penetapan kebijakan K3 harus dilaksanakan oleh pengusaha. Dalam menyusun kebijakan, pengusaha paling sedikit harus melakukan tinjauan awal kondisi K3, memerhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terusmenerus dan memerhatikan masukan dari pekerja/buruh serta serikat pekerja. Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan pada seluruh pekerja, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan dan pihak lain yang terkait. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa indikator pada variabel komitmen dan kebijakan K3 yang berpengaruh terhadap perilaku aman dan kondisi aman adalah Image perusahaan. Dari hasil faktor loading menunjukkan bahwa indicator yang merupakan hal paling mempengaruhi
8
adalah Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan prosedur pengendalian resiko yang dapat menekan angka kecelakan kerja dan Image perusahaan Perlu diketahui bahwa Keberhasilan SMK3 perilaku aman dapat memberikan image positif kepada perusahaan.
[5]
Bambang Endroyo. 1989. Peranan Manajemen K3 Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja Konstruksi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
[6]
Davies V J,1996. Handbook. London.
[7]
Ervianto, 2005. Manajemen Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) [Skripsi]. Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi.
[8]
UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).
[9]
Hebbie Ilma Adzim, 2013 Pengendalian Operasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Tempat Kerja. Mojokerto.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh Regulasi / Prosedur terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar di pengaruhi oleh indikator Sosialisasi Peraturan (X12) dan Evaluasi (X13). 2. Pengaruh Operasional terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar di pengaruhi oleh indikator APD (Alat Pelindung Diri) (X22). 3. Pengaruh Komitmen dan Kebijakan terhadap perilaku aman dan kondisi aman pada pekerja proyek konstruksi pembangunan proyek Mall Nipah Makassar di pengaruhi oleh indikator Identifikasi Bahaya (X32) dan Image Perusahaan (X33). Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menentukan faktor yang berhubungan dengan perilaku selamat dan kondisi selamat pada pekerja proyek konstruksi.
Construction
Safety
[10] Konsultanstatistik. 2009. Structural equation modeling. Semarang. [11] Mitropoulos 2005. System Model Of Construction Accident Causation. Journal of Construction Eng And Manag July 2005. [12] OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems 4.2 OHS Policy. [13] Okasatria Novyanto 2008. Sistem Manajemen K3 di Indonesia. Jogjakarta.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Anonim. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 07 September 2007
[2]
Anonim. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disertai dengan Peraturan PerUndangan yang terkait, Nuansa Aulia, Bandung
[3]
Ariwibowo, Dede. Presiden:Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia Rendah, 13 Januari 2003
[4]
Ariska Mei N.R.H. 2013. Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja(K3) Bidang Pembinaan K3. Surakarta.
[14] Peraturan Menteri No:Per.05/Men/1996 Manajemen K3.
Tenaga mengenai
Kerja Sistem
[15] Pusat Bahasa. 2005. Definisi Konstruksi. Kamus besar bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. [16] Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 26/ MEN/ 2014. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
[17] Sugi. 2012. Pengelolaan dan Pengendalian Proyek. Ilmu Teknik Sipil
9