STUDI EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KELURAHAN KEPANJEN KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Muhammad Ridwan N.H1, M. Janu Ismoyo2, Sebrian M. Baselly P2, 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia email :
[email protected] ABSTRAK Pada Kota Kepanjen perkembangan infrastruktur pada saat ini berdampak pada perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan sitstem drainase menjadi kurang baik. Sistem drainase yang kurang baik dan curah hujan yang tinggi menjadi penyebab terjadinya genangan pada Kelurahan Kepanjen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya genangan. Pada penelitian ini menggunakan debit rancangan (Qdesain) dengan kala ulang 10 tahun yang dihitung menggunakan metode rasional. Hasil debit rancangan yang didapatkan berkisar 0.019-1.125 m3/detik. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat 12 saluran drainase eksisting yang tidak dapat menampung debit banjir, yaitu pada Jl. Teuku Umar, Jl. Effendi, Jl. Suruji, Jl. Anjasmoro, Jl. Penanggungan, dan jalan Kawi. Hasil dari penellitian ini direkomendasikan 3 alternatif untuk mengatasi genangan, yaitu pendalaman drainase berkisar 10-40 cm, perencanaan sumur resapan untuk mengatasi debit yang melimpas sebesar 1.556 m3/detik dengan debit tampungan sebesar 1.570 m3/detik pada jalan yang terdapat genangan, dan penggabungan antara sumur resapan dan rehabilitasi saluran drainase. Kata kunci: drainase, evaluasi saluran, genangan, Kepanjen. ABSTRACT Infrastructures development of Kepanjen City affect the land use which caused bad drainage system. Bad drainage system and high rainfall caused water inudation on Kepanjen Village. This study aims to know the water inudation. The study use design discharge of 10 years period which calculated by rational method. The results of design discharge was about 0.019-1.125 m3/s. The evaluation results that were 12 existing channel which couldn’t accommodate discharge flood which are Jl.Teuku Umar, Jl.Effendi, Jl.Suruji, Jl.Anjasmoro, Jl.Penanggungan, and Jl.Kawi. Recommendations in this study are 3 alternative, which are rehabilitation of drainage channels with the deepening of the drainage channel about 10-40 cm, design injection walls to solve discharge runoff of 1.556 m3/s with discharge storage of 1.570 m3/s on the street are inudations, and combination of design injection wells and rehabilitation of drainage channels. Keywords: drainage, channel evaluation, inudation, Kepanjen.
A. PENDAHULUAN Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan Kabupaten Malang akan bertambah maju pula sarana dan prasarana yang mendukungnya. Sarana untuk menyediakan air semakin bertambah, misalnya penyediaan sarana air bersih, air minum, penggunaan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Selain sarana penyediaan kebutuhan air, diperlukan juga sarana pembuangan air yang memadai. Pada Kota Kepanjen perkembangan infrastruktur pada saat ini membuat berubahnya tata guna lahan. Hal tersebut mengakibatkan lahan terbuka beralih fungsi menjadi area tertutup, sekaligus mengurangi ruang terbuka hijau. Perubahan tata guna lahan akan mempengaruhi sistem drainase yang ada pada Kota Kepanjen. Sistem drainase adalah serangkaian bangunan air yang berfungsi mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu lahan. Kelebihan air berasal dari air hujan, limbah domestik, limbah industri dan lain-lain. Sistem drainase yang baik dapat membebaskan Kota dari genangan air dan banjir sehingga lingkungan sekitar tidak terganggu dan dapat berfungsi secara optimal. Genangan air yang terjadi akan mengganggu aktivitas manusia dan menyebabkan kerugian materil serta lingkungan menjadi kotor. Kerugian materil dapat berupa terganggunya kegiatan ekonomi, terganggunya kegiatan transportasi dan lain sebagainya. Kerugian lingkungan akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat dan rusaknya lingkungan sekitar. Untuk mengurangi dampak pada permasalahan tersebut maka diperlukan perencanaan sistem drainase yang baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan adanya studi evaluasi pada
saluran drainase pada Kelurahan Kepanjen sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Malang yang rentan mengalami genangan. Penelitian yang akan dilakukan nantinya diharapkan mampu mengevaluasi serta mengatasi permasalahan yang ada pada sistem drainase di Kelurahan Kepanjen. B. METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Penelitian Untuk keperluan studi ini, data yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Data Curah Hujan Data curah hujan didapatkan dari Dinas Pengairan Kabupaten Malang selama 10 tahun (2006-2015) pada 3 Stasiun hujan yaitu Stasiun hujan Kepanjen, Stasiun hujan Ngajum dan Stasiun hujan Karangsuko. Data ini diperlukan untuk mendapatkan nilai curah hujan maksimum yang nantinya digunakan dalam penentuan debit rancangan. 2. Peta Kontur dan Denah Kawasan Peta kontur dan denah kawasan didapat dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang. 3. Data Saluran Drainase Data peta saluran drainase dan data saluran drainase eksisting digunakan untuk mengitung kapasitas saluran drainase eksisting di lokasi studi. Data ini diperoleh dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Malang. 4. Data Permeabilitas Data ini dapat diketahui dengan cara pengambilan sampel tanah yang diambil sedalam 2 m dari permukaan tanah. Sampel tanah diujikan di laboraturium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Rancangan Penelitian 1. Analisa Hodrologi Dalam analisa hidrologi dilakukan proses pengolahan data curah hujan yang nantinya akan dilakukan Uji Konsistensi Data, Curah Hujan Rerata Daerah,
Perhitungan Curah Hujan Rancangan dan Uji Kesesuaian Distribusi. a. Uji konsistensi data curah hujan Uji konsistensi berarti menguji kebenaran data lapangan yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan pada saat pengiriman atau saat pengukuran. Dalam uji konsistensi ini metode yang digunakan adalah kurva massa ganda. b. Curah Hujan Daerah Perhitungan curah hujan daerah menggunakan metode Poligon Thissen pada Sub DAS Kali metro seluas 327,707 km2 c. Curah Hujan Rancangan Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar yang mungkin terjadi pada suatu daerah tertentu pada periode ulang tertentu. Metode yang digunakan dalam perhitungan Log Person III dengan Kala ulang 10 tahun. Hal ini berdasarkan perubahan tata guna lahan Kota Kepanjen yang signifikan. d. Uji Kesesuaian Distribusi Uji kesesuaian distribusi bertujuan untuk kesesuaian data yang tersedia dengan distribusi yang dipakai. Ada 2 macam uji yang dipakai yaitu uji Smirnov Kolmogorov dan Chi square. 2. Analisa Debit Banjir Rancangan a. Debit Banjir Rancangan Perhitungan debit rancangan dalam studi ini menggunakan metode rasional, dengan rumus yang digunakan adalah: Q = 0,278 x C x I x A (1) dengan: A = Luas daerah pengaliran (ha) C = Koefisien pengaliran I = Intensitas Hujan (mm/jam) b. Intensitas Hujan Intensitas curah hujan (I) merupakan besarnya curah hujan dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mm/jam. Pada perhitungan intensitas hujan Menggunakan hujan jam-jaman metode mononobe dengan rumus: I = R24/24x(24/t)n (2) dengan: I = intensitas curah hujan (mm/jam) t = waktu konsentrasi hujan (jam)
R24
= curah hujan maksimum dalam 1 hari (mm/jam) n = tetapan (untuk indonesia diperkirakan 2/3) c. Koefisien Pengaliran Koefisien pengaliran (C) ditentukan dari peta tata guna lahan pada wilayah studi Kelurahan Kepanjen. Perhitunngan koefisien pengaliran persaluran merupakan hasil koefisien gabungan yaitu dengan rumus: n
A .C C=
i
i 1
n
A
i
(3)
i
i
dengan: Ai = Luas daerah pengaliran (ha) Ci = Koefisien pengaliran C = Koefisien pengaliran gabungan d. Luas Daerah Pengaliran Daerah pengaliran (cacthment area) adalah daerah tempat curah hujan mengalir menuju saluran. Menentukan luas daerah pengaliran (A) dari peta topografi. e. Perhitungan Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk pada lokasi studi menggunakan metode eksponensial. Metode ini dipilih karena kecenderungan pertumbuhan penduduknya meningkat dari tahun ke tahun. dengan rumus: Pn = Po. em (4) dengan : Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n Po = jumlah penduduk pada awal tahun m = interval waktu e = bilangan logaritma f. Perhitungan debit air kotor Menghitung debit air kotor pada lokasi studi yang berasal dari air buangan aktivitas penduduk pada lingkungan pemukiman maupun air kotor sisa industri. Rumus Debit air kotor adalah: P .q Qak = n (5) A
dimana: Qak = debit air kotor (l/dt/km2) Pn = jumlah penduduk A = luas daerah (km2) q = jumlah air buangan (l/orang/hari) 3. Mengevaluasi Kapasitas Saluran drainase eksisting dengan debit rancangan Apabila kapasitas saluran drainase eksisting lebih besar dari debit rancangan saluran (Qsaluran>Qrancangan) maka, tidak direncanakan saluran baru, karena saluran drainase eksisting dianggap sudah mampu menampung debit drainase. Namun apabila debit kapastitas saluran drainase eksisting lebih kecil dari debit rancangan (Qsaluran
K = Koefisien permeabilitas tanah Rancangan Penyelesaian Studi Mulai
Data Curah Hujan
Uji konsistensi data curah hujan
Tidak
Peta Topografi
Peta tata guna lahan
Data Jumlah Penduduk
Data drainase eksisting
Menghitung luas lahan
Menentukan koefisien limpasan
Menghitung proyeksi jumlah penduduk
Menghitung kapasitas saluran drainase eksisting (QSal)
Menghitung debit buangan penduduk (QP)
Koreksi data hujan
Ya Analisa curah hujan rerata daerah Polygon Thiessen
Analisa curah hujan rancangan metode Log-Person III
Analisa curah hujan rancangan metode lainnya
Tidak
Ø
Uji kesesuaian distribusi frekuensi Uji Chi-Square Ø Uji smirnov kolmogorof
Ya Menghitung intensitas hujan rumus Mononebe
Menghitung debit rancangan (Q10th)
Menghitung debit drainase (QDesain)
Merencanakan alternatif sistem drainase yang mampu menampung debit drainase
Tidak Bila QDesain < QSal
Ya Selesai
Gambar 1. Diagram Alir C. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Konsistensi data Hasil dari perhitungan uji konsistensi data menggunakan kurva massa ganda adalah pada Stasiun Ngajum dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Gambar 2. Kurva massa ganda Stasiun Ngajum
Tabel 1. Uji Konsistensi Stasiun Hujan Ngajum
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari grafik pada uji konsistensi diatas grafik pada uji konsistensi dapat dilihat garis trend dan titik saling berdekatan, sebagian besar sejajar sehingga dapat disimpulkan grafik hujan ketiga Stasiun hujan terhadap Stasiun pembandingnya bersifat konsisten. Curah Hujan Maksimum harian Pada perhitungan curah hujan harian maksiuml menggunakan Metode Poligon Thiessen dengan 3 stasiun maka didapatkan data hujan selama 10 tahun yang nantinya akan digunakan dalam perhitungan Curah Rancangan. Data curah hujan maksimum dapat dilihat pada Tabel 2. Curah Hujan Rancangan (Rt) Hasil perhitungan curah hujan rancangan dengan kala ulang 10 tahun mengggunakan metode Log Person III adalah sebesar 132,514 mm. Uji Kesesuaian Distribusi Hasil Uji Kolmogorov diperoleh nilai Dmax sebesar 0,182. Nilai Dmax lebih kecil dari Dkritis sehingga distribusi dapat diterima (memenuhi syarat distribusi). Dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil Uji Chi Square diperoleh nilai Dmax sebesar 3.827, Nilai Dmax lebih kecil dari Dkritis sehingga distribusi dapat diterima. Dapat dilihat pada Tabel 4. Intensitas hujan (I) Dalam penentuan nilai intensitas hujan digunakan persamaan mononobe. Hasil perhitungan Intensitas hujan dapat dilihat pada Tabel 5. Maka nilai intensitas hujan yang akan digunakan dengan kala ulang 10 tahun adalah pada jam pertama yaitu 77.925 mm/jam.
Tabel 2. Data Curah Hujan
Tabel 3. Perbandingan Nilai D Maksimal Tabel dengan Hasil Perhitungan
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4. Perbandingan Nilai X2tabel dan X2hitungan
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 5. Perhitungan Intensitas Hujan
Sumber: Hasil Perhitungan
Koefisien Pengaliran (C) Koefisien pengaliran yang dipakai adalah koefisien rerata daerah (Suhardjono, 2013) hal ini berdasarkan suatu daerah terdiri dari bermacam macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan yang berbeda. Pada Kelurahan Kepanjen koefisien pengaliran rerata yang terbesar pada Saluran SJ 3 Kanan sebesar 0.738 dan terkecil pada Saluran Brg 4 sebesar 0.299. Perhitungan Debit air Hujan Perhitungan debit air hujan didapaatkan menggunakan persamaan rasional yaitu Q = 0,278.C.I.A sehingga didapatkan debit limpasan permukaan terbesar pada Saluran KW 3 Kiri sebesar
0.300 m3/detik dan terkecil pada saluran SJ 1 Kanan. Perhitungan Debit Air Kotor Dalam perhitungan debit Air kotor jumlah penduduk akan diproyeksikan selama 10 tahun kedepan yaitu sampai dengan 2025. Perhitungan jumlah penduduk menggunakan metode eksponensial dapat dilihat pada Tabel 6. Dengan perhitungan tersebut nilai debit air kotor yang menggunakan nilai kebutuhan air penduduk sebesar 100 lt/hari/jiwa dan Air buangan sebesar 80 lt/hari/jiwa berkisar antara 0,0001-0,0008 m3/detik. Debit Banjir Rancangan Menghitung debit rencana total adalah menambahkan debit air hujan dengan debit air kotor. Debit persaluran drainase diakumulasikan dengan debit sistem pada saluran-saluran yang dipengaruhi oleh arah aliran air di saluran. Debit rancangan yang direncanakan adalah dengan kala ulang 10 tahun. hal ini berdasarkan perubahan tata guna lahan pada Kota Kepanjen yang begitu pesat. Evaluasi Kapasitas Saluran Setelah dilakukan perhitungan debit rancangan terhadap 64 saluran drainase pada Kelurahan Kepanjen, terdapat 12 saluran yang tidak dapat memenuhi kapastitas saluran drainase eksisting. Hal ini berdasarkan besarnya debit rancangan 10 tahun lebih besar dari debit saluran drainaseeksisting (Q10th>Qsal.eksisting) .Saluran drainase yang tidak memenuhi dan terjadi genangan pada Kelurahan Kepanjen dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6. Proyeksi Jumlah Penduduk
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 7. Saluran yang tergenang
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 3. Rehabilitasi saluran pada saluran EF 5 Kanan Rekomendasi pada penelitian 1. Rehabilitasi Saluran Drainase Pada studi ini rehabilitasi saluran drainase dilakukan dengan menambah kedalaman dimensi pada 12 saluran drainase eksisting yang terjadi genangan. Contoh gambar rehabilitasi dapat dilihat pada gambar 3. Pada rehabilitasi saluran perlu diperhatikan elevasi pada outlet saluran agar tidak terjadi perbedaan elevasi yang menyebabkan tidak maksimalnya kemampuan saluran tersebut. 2. Perencanaan Sumur Resapan Pada alternatif ini genangan yang terjadi pada ruas jalan dapat diatasi dengan penggunaan sumur resapan yang menampung debit dari atap setiap rumah dan mengurangi limpasan permukaan air hujan yang masuk ke saluran. Namun
pada alternatif ini harus didukung oleh tersedianya lahan untuk lokasi penempatan sumur resapan itu sendiri nantinya. Penerapan sumur resapan ini sesuai dengan SNI No.03-2453-2002. Pada hasil perhitungan nilai permeabiltas tanah dengan metode constant head pada lokasi studi didapatkan nilai (K) sebesar 2,5454 cm/jam. Hal ini telah memenuhi standart sumur resapan pada SNI No.03-24532002 bahwa struktur tanah harus mempunyai nilai permeabilitas tanah lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam. Dimensi sumur resapan yang direncanakan adalah dengan lebar 1 meter dan sedalam 3 meter serta dimensi bak kontrol dengan lebar 1 meter dan sedalam 1 meter. Apabila sumur resapan telah penuh maka akan dilimpahkan ke saluran drainase. Gambar rencana desain sumur dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan perhitungan jumlah sumur resapan beserta volume tampungannya dapat dilihat pada Tabel 8.
3. Sumur Resapan dan Rehabilitasi Saluran Pada alternatif 3 ini adalah penggabungan antara penggunaan sumur resapan dan rehabilitasi saluran drainase. Konsep dalam alternatif 3 adalah merencanakan sumur resapan dengan menyesuaikan jumlah sumur resapan berdasarkan tersediaanya lahan untuk penggunaan sumur tersebut pada satu ruas jalan yang tergenang. Nantinya saluran drainase yang direhabilitasi akan menyesuaikan dimensinya dengan debit limpasan permukaan yang berkurang oleh penggunaan sumur resapan pada ruas jalan yang tergenang. Jumlah sumur resapan pada Alternatif 3 dapat dilihat pada Tabel 9. Pada penerapan alternatif 3 ini jumlah sumur yang direncakan menyesuaikan kondisi di lokasi studi. Rencana lokasi sumur resapan dapat dilihat pada Gambar 5. Tabel 9. Jumlah sumur resapan alternatif 3
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 4. Rencana desain Sumur Resapan Tabel 8. Jumlah sumur resapan alternatif 2
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 5. Rencana Lokasi Sumur Resapan Pada Jalan Effendi
Tabel 10. Rehabilitasi pada Alternatif 3
Sumber: Hasil Perhitungan
Setelah merencanakan sumur resapan maka volume genangan yang terjadi pada lokasi studi akan berkurang hal ini akan membuat rehabilitasi saluran pada lokasi studi menjadi lebih effisien. Kedalaman saluran yang direncanakan akan menyesuaikan debit yang berkurang akibat tertampung di dalam sumur resapan. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. D. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil evaluasi saluran drainase eksisting terhadap debit rancangan sebagai berikut: 1. Debit rancangan (Q10th) Hasil perhitungan debit rancangan periode ulang 10 tahun (Q10th) pada 64 saluran drainase di Kelurahan Kepanjen yaitu sekitaran 0.019 1.125 m³/dt, dengan debit minimum pada saluran SJ 1 Kanan sebesar 0.019 m³/dt dan debit maksimum pada saluran KW 3 Kiri sebesar 1,125 m³/dt. 2. Kapasitas saluran drainase eksisting setelah di evaluasi Berdasarkan hasil survey dan perhitungan kapasitas saluran drainase eksisting terhadap debit rancangan, terdapat 52 saluran yang dapat memenuhi kapasitas saluran drainase dan 12 saluran yang tidak dapat memenuhi. Saluran yang tidak dapat dapat memenuhi diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi pada daerah tersebut dan tidak
mendukungnya kapasitas saluran untuk menampung debit. Saluran yang tidak dapat memenuhi kapasitas berada pada Jl. Teuku Umar, Jl. Effendi, Jl. Suruji, Jl. Anjasmoro, Jl. Penanggungan, dan Jl. Kawi. 3. Rekomendasi sebagai pemecahan masalah pada penelitian Untuk mengatasi saluran drainase yang tidak cukup kapasitas tampungannya akan direkomendasikan 3 alternatif pemecahan masalah tersebut. Alternatif tersebut adalah sebagai berikut: a. Alternatif 1 adalah merehabilitasi 12 saluran drainase pada Kelurahan Kepanjen dengan pendalaman saluran. Dengan mendimensi saluran yang baru nantinya debit saluran baru akan dapat menampung debit yang mengalir pada saluran yang sebelumnya tidak cukup kapasitasnya. b. Altermatif 2 adalah dengan penggunaan sumur resapan yang sesuai dengan SNI no. 03-24532002. Pada alternatif ini genangan yang terjadi pada ruas jalan Kelurahan Kepanjen sebesar 1.570 m3/detik dapat diatasi dengan penggunaan sumur resapan yang mereduksi debit sebesar 1.556 m3/detik. Sumur resapan akan menampung debit dari atap setiap rumah dan mengurangi limpasan permukaan air hujan yang masuk ke saluran drainase. Namun pada alternatif ini harus didukung oleh tersedianya lahan untuk lokasi penempatan sumur resapan itu sendiri nantinya. c. Alternatif 3 adalah penggabungan antara penggunaan sumur resapan dan rehabilitasi saluran drainase. Konsep dalam alternatif 3 adalah merencanakan sumur resapan dengan menyesuaikan jumlah sumur resapan berdasarkan
tersediaanya lahan untuk penggunaan sumur tersebut pada satu ruas jalan yang tergenang. Nantinya saluran drainase yang direhabilitasi akan menyesuaikan dimensinya dengan debit limpasan permukaan yang berkurang oleh penggunaan sumur resapan pada ruas jalan yang tergenang. E. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penyusun dapat menyarankan beberapa masukan sebagai berikut: 1. Perlu adanya kesadaran dari instansi terkait dan masyarakat sekitar untuk pemeliharaan saluran drainase dan pelengkapnya secara berkala agar saluran berfungsi secara baik. 2. Dari rekomendasi untuk menangani masalah genangan, Alternatif 3 lebih dianjurkan karena dengan menggabungkan rehabilitasi saluran dan sumur resapan akan lebih efisien biaya dalam mendimensi saluran drainase baru. Hal ini berdasarkan peran sumur resapan dalam mengurangi limpasan permukaan sebelum masuk ke saluran drainase. Selain itu adanya sumur resapan dapat menjaga konservasi air tanah pada Kelurahan Kepanjen. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1994. SNI Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Anonim. 2002. SNI Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. Anonim. 1990. Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum.
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hasmar, H. A. H. 2012. Drainasi Terapan. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta. Limantara, L. M. 2010. Hidrologi Teknik Dasar. Malang: CV. Citra Malang. Soemarto, C. D. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Sosrodarsono, Suyono. 1993. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Subarkah, I. 1980. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma. Suhardjono. 2013. Drainase PerKotaan. Malang: Universitas Brawijaya Malang Fakultas Teknik.