STUDI EKSPERIMEN MATERIAL GRC (GLASSFIBER REINFORCED CONCRETE) SEBAGAI BAHAN DASAR PADA MODULAR FLOATING PONTOON Dan Fianca1, Ahmad Fauzan Zakki1, Parlindungan Manik1 S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Email :
[email protected]
1)
Abstrak Modular floating pontoon adalah ponton berbentuk kubus yang diaplikasikan dengan mengaitkan satu ponton dengan ponton lainnya membentuk formasi yang diinginkan. Saat ini, pada industry maritime modular floating pontoon digunakan sebagai dermaga dan jetty di daerah pesisir. Pada umumnya, ponton terbuat dari HDPE dan baja yang memiliki kelebihan dan kekurangan masingmasing. Penelitian ini bertujuan mencari alternative bahan pembuat ponton. Material GRC (Glassfiber Reinforced Concrete) dipilih sebagai bahan yang digunakan sebagai alternative bahan modular floating pontoon. GRC dipilih, untuk menutupi kekurangan dari bahan HDPE dan Baja. Pengujian kekuatan dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari material ini. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat lentur dan uji kuat impak. Uji kuat lentur dilaksanakan berdasarkan SNI 4431:2011. Sedangkan uji kuat impak berpedoman pada ACI 544.2R-89. Setelah dilakukan pengujian, didapat nilai kekuatan lentur dari material GRC sebesar 4,53 Mpa dan kekuatan impak untuk n1(retak pertama) dan n2 (Final Failure) berturut-turut adalah 34,29 kN.mm dan 89,154 kN.mm. Dengan ukuran 500mmx500mmx450mm dan tebal 40 mm dengan 3,5% kandungan serat gelas, berat ponton adalah 90,35 kg. Kata Kunci: Modular Floating Pontoon, GRC, Beton Berpenguat Serat, SNI, ACI Abstract Modular floating pontoon is a cuboid pontoon that applied with connecting one pontoon to another forming the required formation. Today, in maritime industry modular floating pontoon is use as quay and jetty in seashore area. Generally the modular floating pontoon is made from HDPE or Steel with each advantages and disadvantages. The goal of this research is to find an alternative material to build modular floating pontoon. GRC (Glassfiber Reinforced Concrete) is selected as an alternative material to build modular floating pontoon. GRC is chosen to recover the disadvantages of HDPE and Steels. To determine the material reliability to be built as modular floating pontoon, it is necessary to test the strength properties of this material. The test were conducted are Flexural Test and Impact Resistance Test. Flexural test conducted based on SNI 4431-2011 and then Impact Resistance Test guided by ACI 544.2R89. The result of the test shown that Flexural value from GRC Material is 4,53 Mpa and Impact Resistance value for n1 (first crack) and n2 (final failure) consecutively are 34,29 kN.mm and 89,154 kN.mm. With the dimension of 500mmx500mmx450mm and the thickness is 40 mm by 3,5% fiberglass occurrence, the weight of modular floating pontoon is 90,35 Kg. Keyword: Modular Floating Pontoon, GRC, Fibercement, SNI, ACI Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
557
1.
Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, dan merupakan salah satu Negara Maritim terbesar di dunia. Dengan kondisi seperti itu industri maritime Indonesia berkembang dengan baik, termasuk dalam bidang perkapalan dan berbagai macam alat apung untuk mendukung industry maritim salah satunya ponton. Ponton adalah suatu perangkat apung serba guna yang memiliki rongga dan kedap udara sehingga memiliki kemampuan untuk mengapung,dan mampu untuk diberikan beban. Pada industry perkapalan dan industry maritim Ponton digunakan untuk membuat perahu, rakit, tongkang, dermaga, jembatan dan alat apung lainnya. Pada umumnya, dalam industri perkapalan dan industri maritim modular floating pontoon terbuat dari bahan dasar baja dan juga HDPE (High Density Polyethylene). Kedua bahan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dari segi ekonomis, kekuatan, dan kapasitasnya. Ponton berbahan dasar baja memiliki massa yang relatif besar dan sebaliknya ponton berbahan dasar HDPE memiliki massa yang lebih ringan tapi dengan kekuatan yang lebih kecil dari pontoon yang terbuat dari baja. Oleh karena itu lah penulis ingin melakukan suatu penelitian mengenai alternatif bahan baku pembuat modular floating pontoon. Berdasarkan latar belakang di atas, Material GRC diusulkan untuk menjadi bahan dasar dalam pembuatan modular floating pontoon, nantinya GRC bisa menghasilkan pontoon dengan bahan alternatif yang memiliki massa yang ringan namun memiliki nilai kekuatan tinggi. Hasil penelitian diharapkan akan berguna bagi pihakpihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan modular floating pontoon yang multiguna ini.
2. Penentuan massa struktur modular floating pontoon yang berbahan dasar GRC. 3. Penentuan kekuatan lentur material GRC. 4. Penentuan kekuatan impak material GRC
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah 1. Penentuan persentase kandungan serat gelas yang dicampurkan dalam campuran semen dan agregat sebagai bahan dasar modular floating pontoon.
Batasan Masalah 1. Bahan dasar dalam penelitian ini adalah material GRC (Glass Reinforced Concrete) 2. Penelitian yang dilakukan menggunakan persentase campuran serat gelas yang ditentukan. 3. Pengujian kekuatan struktur pontoon yang dilakukan adalah uji kuat lentur dan uji impak (drop weight test). 4. Uji Impak yang dilakukan pada penelitian ini adalah drop weight test, dan hanya untuk mengetahui energi yang dapat diserap oleh ponton sampai retak dan hancur. 5. Hasil dari eksperimen ini hanya akan membahas hasil dari uji lentur dan uji impak dari material GRC yang akan dibuat
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan massa struktur pontoon yang berbahan dasar material GRC 2. Mendapatkan kekuatan material pembangun pontoon yang berbahan dasar material GRC
2.
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Ponton Ponton adalah suatu perangkat apung serba guna berupa struktur berongga yang kedap udara dan kedap air. Dengan adanya rongga yang terisi dengan udara, pontoon memiliki kemampuan untuk mengapung,dan mampu untuk diberikan beban. Pada industri perkapalan dan industri maritim Ponton digunakan untuk membuat perahu, rakit, tongkang, dermaga, jembatan dan alat apung lainnya
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
558
Definisi GRC Glassfiber Reinforced Concrete (GRC) adalah material komposit yang terdiri dari semen Portland, pasir mortar, diperkuat dengan serat gelas. GRC bisa saja mengandung material pengisi tambahan dan campuran lain jika dibutuhkan (National Precast Concrete Association Australia, 2006). Menurut British Standard Institution Glassfiber Reinforced Concrete (GRC) adalah material yang terbuat dari campuran pasta semen-pasir yang diperkuat dengan serat kaca. GRC merupakan gabungan dari dua material yang memiliki sifat berbeda, nilai kuat tekan yang tinggi namun lemah dalam nilai kuat lentur merupakan sifat dari campuran semen-pasir yang sudah mengeras. Sedangkan serat gelas memiliki nilai kuat lentur yang baik. Kombinasi dari kedua material ini akan menciptakan material komposit yang memiiki perpaduan kedua sifat dari semen-pasir atau beton dan serat gelas, baik itu sifat yang kuat menahan tekan, lentur, lentur maupun geser (Adhika P Anindyajati, 2006). Dari beberapa pendapat yang ada tentang Glassfiber Reinforced Concrete (GRC) dapat disimpulkan bahwa GRC merupakan material komposit yang tersusun dari semen, pasir, air, dan bahan tambahan jika dibutuhkan yang diperkuat dengan serat gelas.
Pengujian Kekuatan GRC
a) Uji Kuat Lentur Struktur beton pada bangunan, pada dasarnya harus mampu menahan gaya yang bekerja seperti gaya tekan dan lentur yang didapat dari energy dari luar seperti tekanan air pada bangunan air, tekanan kendaraan pada jembatan, tekanan angin pada gedung, dan sebagainya. Struktur beton haruslah aman terhadap gaya-gaya tersebut. Maka dari itu, struktur beton harus memenuhi syarat tertentu agar bangunan tidak mengalami kegagalan. Untuk mendapatkan mutu beton yang baik dan memenuhi persyaratan, perlu dilakukan pengujian laboratorium pada umur tertentu. Agar beton aman terhadap gaya lentur yang bekerja, maka beton harus memiliki nilai kuat lentur yang memenuhi syarat yang ditentukan. Untuk mengetahui nilai kuat lentur yang dimiliki oleh beton, dilakukan Uji Kuat Lentur di laboratorium dengan acuan-acuan tertentu. Beberapa acuan tersebut antara lain adalah SNI 03-2493-1991 tentang Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium. Kuat lentur beton sendiri berarti kemampuan balok beton yang diletakkan pada dua perletakan untuk menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu benda uji, yang diberikan kepadanya sampai benda uji patah, dan dinyatakan dalam Mega Pascal (MPa) gaya persatuan luas.
b) Uji Kuat Impak Menurut PCA (Portland Cement Association) beban kejut atau impak didefinisikan sebagai energy total yang diperlukan untuk membuat benda uji retak dan patah menjadi beberapa bagian, yang diketahui dari jumlah pukulan suatu mass yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Gambar 1 Gedung Widjojo Center, Jakarta
Indonesia
Beban kejut termasuk dalam beban dinamik, dimana beban diterapkan dan dihilangkan secara tiba-tiba. Pengertian beban kejut itu sendiri adalah beban yang dihasilkan apabila dua buah benda uji bertumbukan, atau apabila suatu benda jatuh dan
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
559
mengenai suatu struktur (Gere dan Timoshenko, 2000). Dynamic impact load and force atau beban gaya dinamik adalah gaya yang didapat dari sebuah massa jatuh bebas atau benda bergerak yang menabrak sebuah struktur (Popov, 1996). Menurut Genc (2004) drop weight test adalah cara untuk mengevaluasi dampak kekuatan impak dari material dari berbagai ukuran dan hasilnya dapat digunakan dalam permodelan matematika dari tumbukan bola. Alat Uji Impact Drop Weight bekerja dengan cara menjatuhkan beban yang dibiarkan jatuh bebas dengan jarak tertentu hingga menumbuk specimen. Dari pengujian ini dapat dilihat kerusakan specimen yang mengalami impak dan ketahanan spesimen setelah mengalami beban jatuh bebas.
3.
METODOLOGI PENELITIAN Diagram Alir Metodelogi Penelitian Penelitian ini disusun berdasarkan pada sistematika penelitian yang ada melalui diagram alir yang direncanakan. Proses yang akan diselesaikan bertahap ini akan menjadi dasar acuan penelitian tentang tahap yang harus dilalui pada jenjang waktu tertentu. Tujuannya adalah agar penelitian ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah direncanakan tanpa melupakan aspek kualitas yang menjadi salah satu tujuan penelitian ini. Pada subbab ini dijabarkan tentang gambaran umum langak-langkah yang akan dilakukan selama pelaksanaan penelitian ponton berbahan dasar GRC. Secara umum langkahlangkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi studi literatur, pembuatan prototype ponton, pengujian kekuatan material ponton, pengumpulan dan pengolahan data, penyajian data hasil perhitungan serta kesimpulan yang secara garis besar dapat digambarkan seperti pada diagram alir pelaksanaan penelitian berikut :
Gambar 2 Alat Uji Impak
Gambar 3 Diagram Alir Penelitian Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
560
d) Air; Air yang digunakan dalam pembuatan GRC harus air yang jernih tanpa terdapat kotoran yang terapung pada air tersebut.Disamping pemeriksaan secara visual harus juga diamati apakah air terindikasi mengandung bahan perusak seperti fosfat, minyak, asam, dan bahan organis atau garam. e) Kotak Cetak; Kotak cetak dibentuk menggunakan tripleks. Proses Produksi Aliran proses produksi Modular Floating Pontoon GRC terdiri dari tiga sub-proses, yaitu: 1. PraProduksi 2. Produksi 3. Pasca Produksi
Studi Literatur
Pada Penelitian ini studi literatur dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang material GRC, pontoon, dan juga pengujian material. Studi literature ini dilakukan dengan cara mengumpulkan jurnal, skripsi, buku teks, bahan kuliah ataupun rules-rules dan standar yang berguna untuk penelitian ini.
Pembuatan Prototype Ponton Pada penelitian ini, ponton yang akan dibuat memiliki dimensi 500 mm x 500 mm x 450 mm tebal 40 mm dengan kandungan serat gelas sebanyak 3,5% dari berat total mortar. Proses pembangunan pontoon GRC ini dimulai dengan mempersiapkan seluruh material pembangun meliputi alat dan bahan, berikut adalah alat dan bahan yang diperlukan : Material Utama a) Pasir; Ukuran pasir yang digunakan sebagai agregat halus pembuatan GRC dalam penelitian ini adalah yang lolos dari aturan pembuatan beton GRC, yaitu maksimal berdiameter 1,18 mm untuk metode spray dan 2,36 mm untuk metode premix. Dengan diameter tersebut, campuran mortar akan memperoleh kepadatan yang tinggi sehingga tidak terdapat celah maupun rongga udara dalam dinding GRC yang membuat GRC akan kekuatan dan kekedapan terhadap air yang relative tinggi. b) Semen; Dari dasar pertimbangan pada tinjauan pustaka, maka ditentukan material semen yang direncanakan sebagai bahan pembangun modular floating pontoon adalah semen Portland. Di Indonesia ada beberapa merek yang bisa digunakan yaitu, Gresik, Padang, Tiga Roda, Kujang, dan Tonasa. c) Serat Gelas;. Sesuai dengan tata cara pembuatan GRC yang dipublikasikan oleh GRC Association maka digunakan serat gelas dengan panjang sekitar 12 mm – 50 mm yang disebar secara merata pada adukan mortar.
Pembuatan Spesimen Benda Uji a) Spesimen Uji Kuat Lentur Sebelum dilakukan pengujian kuat lentur GRC sebagai bahan dasar pembuat pontoon, terlebih dahulu dipersiapkan specimen/benda uji. Berdasarkan peraturan yang tercantum pada SNI 4431-2011, tentang Metode Pengujian Kuat Lentur Beton dengan dua titik beban, maka dibuat benda uji berbentuk balok dengan dimensi P x L x T = 600 mm x 150 mm x 150 mm.
Gambar 4 Spesimen Uji Kuat Lentur . b) Spesimen Uji Impak Pada uji impak ini, spesimen atau benda uji yang digunakan dibuat berdasarkan ACI 544.2R.89. Spesimen berbentuk silinder dengan diameter 100 mm dan tebal 64 mm.
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
561
h adalah lebar tampang lintang patah arah vertical (mm) a adalah jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur pada empat tempat pada satu sudut bentang (mm)
Gambar 5 Spesimen Uji Kuat Impak
Pengujian Kekuatan Material GRC a) Pengujian Kekuatan Lentur Untuk mengetahui kekuatan lentur material ponton GRC dilakukan pengujian kekuatan lentur yang dilakukan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Teknik Sipil Universitas Diponegoro. Dari pengujian tersebut akan didapatkan data-data kekuatan material ponton GRC. Pada uji kuat lentur ada 2 kondisi perhitungan, a) Untuk pengujian dimana bidang patah terletak di daerah pusat (daerah 1/3 jarak titik perletakan bagian tengah), maka kuat lentur beton dihitung menurut persamaan berikut: Fs = P.L/b.h2 b) Untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada di luar pusat, dan jarak antara titik pusat dan titik patah kurang dari 3,5% dari jarak antara titik perletakan maka kuat lentur beton dihitung menurut persamaan berikut: Fs = P.a/b.h2
Dimana: Fs adalah kuat lentur benda uji (MPa) P adalah beban tertinggi yang terbaca pada mesin uji L adalah jarak antara dua garis perletakan (mm) b adalah lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm)
Gambar 6 Perletakan Pembebanannya
Benda
Uji
dan
b)
Pengujian Kekuatan Impak Secara umum pengujian impak bertujuan untukmengukur keuletan atau ketegasan bahan terhadap beban kejut.Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui besarnya energy serapan yang diterima oleh benda uji sesudah terjadi tumbukan.Pengujian ini berpedoman pada ACI 544.2R-89. Pengujian terdiri dari penumbukan yang dilakukan berulang kali sampai spesimen mengalami keretakan pertama dan akhirnya hancur menggunakan palu dengan gaya 67,5 N yang dijatukan dari ketinggian 304 mm di atas spesimen. Berikut persamaan yang digunakan dalam pengujian ini. 1. 𝐼𝑚𝑝𝑎𝑐𝑡 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝑈 =
(𝑛.𝑚.𝑣 2 ) 2
2. H
=
(g.t2 ) 2
3. V
= g. t
4. m
=
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
W g
562
Keterangan : H = Ketinggian Palu (mm) m = Massa palu (Kg) W = Berat Palu g = Gravitasi t = Waktu Tumbukan n = Jumlah Tumbukan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan massa ponton Ukuran Utama L : 0,50 m CB : 1 B : 0,50 m H : 0,45 m T : 0,04 m
Volume Ponton
Pengumpulan dan Pengolahan Data Setelah menjalankan rangkaian pengujian, semua data hasil uji dikumpulkan dan diolah sehingga dapat membantu tercapainya hasil akhir dari penelitian penelitian ini.
a) Kuat Lentur Tabel 1 Data Perhitungan Kuat Lentur.
b) Kuat Impak Tabel 2 Data kekuatan impak
= 0,1125 m3
Volume Ruang Kosong = 0,065 m3 Volume Beton GRC
=0,047 m3
Perkiraan Massa Ponton GRC : Massa Beton 1m3 beton =1900 Kg (berat beton normal) Maka berat GRC = 89,74 Kg
No
Benda Uji
Kuat Lentur (Mpa)
Benda
c) Standar Deviasi
Standar Deviasi
X1
(𝑋1 − 𝑋̅)2
X2
(𝑋2 − 𝑋̅)2
X3
(𝑋3 − 𝑋̅)2
𝑋̅
Σ(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
1 Uji I
𝑠=√
∑(𝑋𝑖−𝑋̅) 2 𝑛−1
Benda 2 Uji II Benda 3 Uji III
Penyajian Data Hasil Perhitungan Semua hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk laporan kekuatan yang berupa statistic-statisik dari hasil pengujian dan pengolahan data.
Ratarata
No
Kesimpulan Pada akhirnya, penelitian ini akan memberitahukan informasi tentang massa ponton yang terbuat dari GRC dengan konsentrasi serat gelas sejumlah 3,5% serta karakteristik kekuatan ponton GRC yang berupa nilai kuat lentur dan juga nilai ketahanan impak.
Un1
Un2
(kN.mm)
(kN.mm)
Spesimen
Sd
1
I
Xn11
Xn21
̅̅̅̅̅̅)2 (𝑋𝑛11 − 𝑋𝑛1
2
II
Xn12
Xn22
̅̅̅̅̅̅)2 (𝑋𝑛12 − 𝑋𝑛1
3
III
Xn13
Xn23
(𝑋𝑛13 − ̅̅̅̅̅̅ 𝑋𝑛1)2
Rata-rata
̅̅̅̅̅̅ 𝑋𝑛1
̅̅̅̅̅̅ 𝑋𝑛2
̅̅̅̅)2 Σ(𝑋𝑛1 − 𝑋𝑛1
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
563
Massa Fiberglass Massa Fiberglass
=3,5%BeratMortarGRC = 3,1 Kg Maka diperoleh berat ponton keseluruhan: m ponton = 92,88 kg
Tabel 3 Data Perhitungan Kuat Lentur. No
Benda Uji
Kuat Lentur (Mpa)
Benda
Berat ponton yang terukur di timbangan = 90,33 Kg. Hasil Penelitian a) Uji Kuat Lentur Berdasarkan SNI 4431-2011 perhitungan kuat lentur adalah sebagai berikut: 𝑃𝑥𝑙 𝐹𝑠 = 𝑏. 𝑑2
1
Standar Deviasi
4,4
0,0169
4,66
0,0169
4,53
0
̅̅̅̅̅̅ 4,53
0,0338
Uji I Benda 2 Uji II Benda 3 Uji III Ratarata
Fs P L B d
= Kuat Lentur/Flexural Strenght (Mpa) = Gaya maksimal. (N) = Panjang tumpuan (mm) = Lebar specimen (mm) = Tinggi spesimen (mm)
Dengan Gaya yang didapat dari tiga spesimen berturut-turut 33kN, 35kN dan 34kN. Maka didapat kuat lentur GRC sebagai berikut:
𝑠=√
0,0338 2
S = 0,13 Mpa
Gambar 7 Spesimen Uji Kuat Lentur seteleh diuji b) Uji Kuat Impak Pengujian kuat impak pada penelitian ini berpedoman pada ACI 544.2R-89 tentang uji kuat impak pada beton berpenguat serat gelas.
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
564
Tabel 4 Data retak pertama (n1) dan hancur spesimen (n2) No Spesimen N1/N2 1
I
2/4
2
II
2/5
3
III
1/4
Impak Energy U
=
H V m
= = =
𝒏.𝒎.𝒗𝟐 𝟐 𝒈.𝒕.𝟐 𝟐
g.t 𝑾 𝒈
Keterangan: n = Jumlah Pukulan H = Tinggi Jatuh Palu (mm) V = Kecepatan Palu Jatuh (mm/s) G = Gravitasi W = Berat Palu (kN) m = Massa Palu (kg) t = Waktu yang dibutuhkan palu untuk jatuh dan menumbuk (s)
Gambar 8 Spesimen Uji Kuat Impak seteleh diuji
1. Pembahasan a) Berat Ponton
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil penimbangan massa dari ponton adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil perhitungan kekuatan impak No
Un1
Un2
(kN.mm)
(kN.mm)
Spesimen
Sdn1/Sdn2
Tabel 6 Hasil penimbangan berat ponton 1
I
41,148
82,296
47,03/47,03
2
II
41,148
102,87
47,03/188,12
No
Panjang (cm)
Lebar (cm)
Tinggi (cm)
Berat (kg)
3
III
20,574
82,296
188,12/47,03
I
50
50
45
90,30
Rata-rata
34,29
89,154
282,19/282,19
II
50
50
45
90,40
II
50
50
45
90,30
𝑠=√
282,19 2
Rata-rata =
90,30
S = 11,87 kN.mm
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
565
Dengan berat 90,3 kg, maka dapat dikatakan kalau modular floating ponton berbahan dasar GRC cenderung memiliki bobot yang berat. b) Kuat Lentur Setelah dilakukan pengujian kuat lentur material ponton GRC (Glassfiber Reinforced Concrete) di laboratorium, maka didapatkan hasil pengujian sebagai berikut: Dari tabel 4.8 kita mengetahui bahwa dari hasil pengujian kekuatan lentur, untuk material GRC dengan kandungan 3,5% Serat Gelas dari kandungan mortar adalah sebesar 4,53 Mpa atau 45,33 kg/cm2. Diketahui, nilai Fs atau flexural strength atau kekuatan lentur pada beton untuk jalanan adalah minimal Fs= 45. Pengertian Fs 45 adalah karakteristik beton pada umur 28 hari mencapai 45kg/cm2 dalam bentuk kuat lentur benda uji balok beton. Dengan melihat nilai rata-rata kekuatan lentur dari material GRC yaitu Fs = 45,3 maka dapat dikatakan kalau material GRC dengan kandungan serat gelas sebanyak 3,5% dari berat mortar layak digunakan sebagai bahan dasar untuk modular floating pontoon. c) Kuat Impak Dengan menggunakan perhitungan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, didapat nilai energy rata-rata yang dibutuhkan untuk menyebabkan retak pertama dan kehancuran akhir berturut-turut adalah 34,29 kN.mm dan 89,154 kN.mm. Tabel 7 Perbandingan Ponton GRC dengan Ponton Ferrocement-Styrofoam Jenis Beton Massa Kuat Lentur (Kg)
Styrofoam
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Modular floating ponton dengan dimensi 0,5 m x 0,5 m x 0,45 m yang berbahan dasar GRC dengan kandungan Glassfiber sebanyak 3,5% dari berat mortar, berat ponton secara keseluruhan adalah 90,35 kg. Ponton GRC ini memiliki massa jenis 825,61 kg/m3.. 2. Setelah dilakukan pengujian kekuatan lentur terhadap spesimen material GRC, didapatkan kuat lentur rata-rata yaitu sebesar 4,53 Mpa atau Fs= 45,3 kg/cm2.
3. Nilai energy impak rata-rata yang dibutuhkan untuk menyebabkan retak pertama dan kehancuran akhir berturut-turut adalah 34,29 kN.mm dan 89,154 kN.mm. 5.2. Saran 1. Untuk mengurangi massa dari ponton dan menambah volume ponton sebaiknya gunakan ukuran 2 cm untuk dinding, sedangkan 3 cm untuk alas , dan tutup ponton. Perbesar dimensi untuk memberikan volume yang lebih besar. 2. Untuk membuat GRC yang lebih ringan, disarankan untuk melakukan penelitian material beton yang dicampurkan dengan silica fume sehingga dapat mengurangi massa dari material GRC. 3. Gunakan metode pembuatan lain dari
GRC seperti metode spray atau penyemprotan untuk membuat material GRC yang lebih tipis.
(Mpa)
GRC
178,66
4,53
Ferrocement-
141
6,00
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
566
DAFTAR PUSTAKA [1]
Cem-Fil GRC Technical Data, Cem-Fil International Ltd, Vetrotex, UK (1998)
[2]
Gornale, Avinash. Strength Aspects of Glass Fibre Reinforced Concrete, International Journal of Scientific & Engineering Research.
[3]
International Glasfiber Reinforced Concrete Association, Spesification for the Manufacture, Curing, and Testing of GRC Products, 2nd ed., GRCA International, CAmberley, UK (2000)
[4]
J.G. Ferreira, F.A Branco, GRC Mechanical Properties for Structural Application, Instituto Superior Tecnico,Lisbon,Portugal.
[5]
M. Harle, Shrikant. Review on the Performance of Glass Fiber Reinforced Concrete, International Journal of Civil Engineering Research.
[6]
National Precast Concrete Association Australia. 1999, Reccomended Practice Design, Manufacture and Installation of GRC, Techmedia Publishing, Australia.
[7]
Zakki, A.F dan Windyandari, Aulia. 2014, The Application Modular Floating Pontoon to Support Floods Disaster Evacuation System in Heavy Populated Residential Area, Program Studi Teknik Perkapalan UNDIP, Semarang.
Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. XX, No.XX November 2014 Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 3, No.4 Oktober 2015
567