STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CITRA TUBUH PADA REMAJA PRIA DI SMA NEGERI 11 KOTA BANDUNG LUCKY PRAMARTA AHMAD GIMMY PRATHAMA SISWADI ABSTRAK Periode remaja merupakan masa dimana paling banyak terjadi perubahan secara fisik, terutama pada remaja pria yang cukup terlihat, seperti bertambahnya tinggi badan, berubahnya berat badan, serta perubahan lainnya. Perubahan ini membuat remaja lebih memperhatikan penampilannya, karena dalam kehidupan sosial penampilan menarik merupakan hal yang lebih disukai dan dihargai oleh orang lain. Sama halnya seperti remaja wanita, remaja pria pun merasakan ketidakpuasan dari perubahan di masa remaja, sehingga berpengaruh pada bagaimana remaja tersebut menilai dan merasakan tubuhnya, atau yang biasanya disebut juga dengan pemahaman citra tubuh. Pemahaman citra tubuh yang positif akan membawa remaja pada tingkat percaya diri yang tinggi, serta lebih memiliki mental yang sehat dibandingkan dengan remaja yang memiliki citra tubuh yang negatif. Citra tubuh yang akan digambarkan pada penelitian ini merujuk pada lima aspek dari citra tubuh yaitu, appearance orientation, appearance evaluation, overweight preoccupation, self-classified weight dan body area satisfaction. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang diadaptasi dan dimodifikasi dari alat ukur Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire Appearance Scales (MBSRQAS) yang dikembangkan leh Cash (2000). Alat ukur ini akan mengukur penilaian remaja terhadap penampilan dan bentuk tubuhnya yang diukur melalui 5 aspek appearance orientation, appearance evaluation, overweight preoccupation, selfclassified weight dan body area satissfaction. Jumlah responden dalam penelitian ini ialah 85 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh bahwa mayoritas responden memiliki kualitas citra tubuh yang negatif, didukung dengan seluruh aspek memiliki nilai yang rendah. Hal ini menggambarkan bahwa masih banyak responden yang tidak menyukai penampilan dan bentuk tubuhnya, mereka juga merasa tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri. Dengan kondisi tersebut mereka merasa cemas terhadap penampilannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti media, orang tua, dan teman sebaya yang mempengaruhi penilaian responden terhadap bentuk tubuhnya.
Kata Kunci: body image, remaja pria
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa dimana individu mengalami banyak perubahan, baik itu secara biologis maupun psikologis. Secara fisik remaja akan mengalami perubahan seperti bertambahnya tinggi badan, berubahnya berat badan, juga berubahnya ciri-ciri fisik yang dapat terlihat. Banyak remaja mulai memperhatikan penampilan fisiknya, kepedulian akan bentuk tubuh dan penampilan tersebut muncul karena remaja mulai menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, individu yang lebih menarik biasanya diperlakukan dengan lebih baik daripada mereka yang kurang menarik (Hurlock, 2006). Selain itu beberapa peneliti menemukan bahwa penampilan fisik merupakan kontribusi yang sangat penting dalam meningkatkan rasa percaya diri remaja (Harter, dalam Santrock, 2005). Selain ittu remaja pria berharap dapat membuat tubuh mereka sedikit lebih kekar atau berotot dengan alasan ingin mendapat perhatian lebih dari lawan jenis. Banyak orang berpikir bahwa citra tubuh mengenai penampilan hanya berlaku bagi remaja perempuan dan perempuan dewasa, namun saat ini banyak juga pria yang memikirkan bagaimana citra dirinya di hadapan banyak orang, masih banyak laki-laki yang mengalami kegelisahan mengenai penampilan mereka. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr Phillippa Diedrichs, laki-laki juga merasa khawatir akan bentuk tubuhnya yang tidak sesuai dengan standar yang ideal. Penelitian yang dilakukan kepada 394 orang di Inggris mengungkapkan bahwa pria memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terhadap tubuh mereka, dengan rasa cemas yang mereka miliki, membuat
mereka melakukan latihan, diet ketat, dan mengkonsumsi obat untuk bisa mendapatkan badan yang lebih ideal. Bagian tubuh yang menjadi perhatian mereka adalah, lingkar perut, lengan dan dada yang kurang berotot, serta kebotakan (Female Kompas). Banyak laki-laki cenderung ingin merubah berat badan dengan cara menaikkan atau menurunkan berat badan, karena fokus pada penampilan laki-laki biasanya mengarah pada tubuh berotot dan berisi, berbeda dengan perempuan yang fokus pada penurunan berat badan agar terlihat lebih ramping dan ideal. Bagi para pria sendiri bentuk tubuh yang ideal adalah bentuk tubuh yang mesomorfik (bentuk huruf V), dengan bahu lebar, dada bidang, tubuh bagian atas berotot, tapi dengan perut yang datar dan pinggang kecil. Masalah bobot tubuh yang tidak ideal ini menjadi salah satu kekhawatiran yang paling sering dibicarakan, dilanjutkan dengan masalah otot yang berada di urutan kedua. Dengan penampilan tersebut laki-laki akan merasa lebih percaya diri karena penampilannya sesuai dengan penilaian tubuh ideal di masyarakat. Dalam sebuah survei tahun 1989, terhadap 1000 laki-laki berusia 18 hingga 60 tahun yang dilakukan Ruth Striegel, PhD, profesor di Wesleyan University, Middletown, Connecticut, menemukan bahwa 63% laki-laki percaya bahwa tampil menarik sangat penting dibanding 29% yang mengatakan hal serupa pada survey serupa di tahun 1973, dapat dikatakan selama 16 tahun terakhir persentase laki-laki yang mengatakan bahwa tampil menarik merupakan hal yang penting meningkat
sebanyak 34%. Dalam survey Dr. Phillippa juga didapatkan hasil bahwa 58,6% pria mengatakan bentuk tubuh yang tidak ideal mempengaruhi diri mereka secara negatif.
Perasaan individu terhadap tubuhnya dapat berupa penilaian postif atau negatif, ini adalah pengertian secara umum mengenai citra tubuh. Body image atau citra tubuh merupakan konstruk luas yang terdiri dari beberapa komponen, termasuk persepsi, sikap, perasaan, dan perilaku pada satu tubuh (Cash, 2004). Citra tubuh juga menggambarkan bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan serta dirasakan terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, serta atas bagaimana penilaian terhadap dirinya. Misalnya, seseorang merasa tubuhnya lengkap atau tidak, gemuk atau kurus, tinggi atau pendek. Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana seseorang menghayati dirinya dalam menjalani kehidupannya. Derajat kepuasan atau penerimaan individu terhadap tubuhnya atau bagian-bagian tubuhnya disebut dengan kepuasan citra tubuh (Thompson, et al, 1999). Tidak ada pengertian yang jelas mengenai citra tubuh yang negatif karena hal ini disamakan dengan pengertian ketidakpuasan citra tubuh. Apabila individu tidak memiliki bentuk tubuh yang diharapkan, ketidakpuasan terhadap tubuhnya akan membesar, yang kemudian akan menjadi ketidakpuasan citra tubuh (Heinberg dalam Thompson, 1996). Media massa menurut McCabe dan Ricciardelli (2003) tampaknya sangat berpengaruh dalam menyebarkan citra bahwa seorang pria harus memiliki perut rata yang berotot, berdada bidang, serta memiliki otot biseps yang menonjol. Media massa
membuat remaja pria dapat melakukan perbandingan fisik atau bentuk tubuh dengan individu lain yang menurutnya lebih baik, hal ini erat kaitannya dengan tingginya tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuh (Heinberg, 1996). Subjek yang biasanya dijadikan sebagai perbandingan adalah orang tua, saudara kandung, teman, sahabat, model majalah terkenal, artis idola, dan banyak lagi kemungkinan yang lain. Survei dalam Psychology Today juga mengatakan bahwa 13% pria mengindikasikan bahwa citra tubuh dipengaruhi oleh iklan di televisi, dan juga 6% pria menginformasikan bahwa citra tubuh mereka dipengaruhi oleh model di majalah. Ketika mereka membandingkan diri mereka dengan model-model yang ada di majalah dan mendapati beberapa hal yang tidak mereka miliki, maka hal ini akan mengarah pada mood negatif dan ketidakpuasan pada tubuh mereka. Ketidakpuasan ini dapat menyebabkan individu memiliki harga diri yang rendah, depresi, kecemasan dan menarik diri dari lingkungan sosial. Untuk bisa mendapatkan bentuk tubuh yang ideal biasanya dilakukan dengan berbagai cara, misalnya berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bernutrisi, dan juga mengkonsumsi makanan yang telah diformulasikan untuk membantu mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal mencerminkan seberapa pentingnya penampilan fisik, kesehatan dan juga kebugaran tubuh bagi individu tersebut. Dengan adanya usaha dari individu untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, akan membentuk pemahaman citra tubuh yang positif pada diri seseorang. Remaja baik laki-laki
maupun perempuan berupaya untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka dengan menggunakan berbagai macam cara. (Hurlock, 1999). Remaja biasanya akan melakukan olahraga, seperti fitness untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka, cara lain dapat dilakukan dengan diet dan menjaga pola makan. Penilaian kepuasan akan diperoleh apabila mereka sudah mendapatkan fisik yang ideal meliputi bentuk tubuh dan ukuran tubuh (Cash & Pruzinsky, dalam Thompson dkk, 1999). Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa puas atau tidaknya individu terhadap penampilan tubuhnya dapat mempengaruhi pandangan mengenai citra tubuh menjadi positif maupun negatif, hal ini dikarenakan adanya kesenjangan atau perbedaan antara bentuk tubuh yang diinginkan dengan kondisi realitasnya. Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengetahui bagaimana gambaran citra tubuh pada remaja pria di SMA Negeri 11 Kota Bandung?
METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan pendekatan deskriptif. Rancangan penelitian non-eksperimental adalah telaah empirik, sistematis, dimana peneliti tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebas karena manifestasinya telah muncul atau karena hakikat variabel itu memang menutup kemungkinan manipulasi (Kerlinger, 2004).
Maka fokus penelitian ini adalah penggambaran mengenai variabel kepuasan citra tubuh pada remaja pria.
Partisipan Subjek penelitian ini adalah siswa laki-laki yang bersekolah di SMA Negeri 11 Kota Bandung, dengan kriteria berusia 15 – 18 tahun. Dengan menggunakan teknik probability sampling, partisipan dalam penelitian ini berjumlah 85 orang.
Pengukuran Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang diadaptasi dari Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire Appearance Scales (MBSRQ-AS) revisi ketiga, yang dikembangkan oleh Thomas F. Cash (Cash, 2000). Kuesioner ini terdiri dari 25 pernyataan dengan 5 skala pilihan jawaban.
HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai citra tubuh pada remaja pri di SMA Negeri 11 Kota Bandung, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Remaja pria di SMA Negeri 11 Bandung memiliki citra tubuh negatif jumlahnya lebih banyak daripada jumlah responden yang memiliki citra tubuh positif. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami
gangguan persepsi mengenai tubuhnya sendiri karena mereka menganggap bahwa tubuhnya tidak sesuai dengan kenyataan dan harapannya sendiri. 2. Remaja pria juga mencemaskan bagaimana tubuhnya terlihat, sama seperti kebanyakan remaja wanita, namun remaja pria cenderung bermasalah pada kurangnya tinggi badan, serta masalah otot, tidak seperti remaja perempuan yang mempermasalahkan berat badan yang berlebih. 3. Remaja yang memiliki BMI underweight lebih beresiko memiliki kualitas citra tubuh yang negatif, karena permasalahan utama pada remaja pria adalah keinginan mereka untuk lebih berbobot dan berisi, sedangkan pada remaja dengan BMI underweight masih kekurangan berat badan, kurang berisi, dan berotot. 4. Media masih menjadi salah satu faktor yang cukup mempengaruhi remaja pria dalam menentukan standar tubuh ideal, hal ini karena media dirasakan memberikan informasi yang lebih banyak dan lebih beragam dibandingkan orang tua atau teman sebaya. Media yang paling banyak digunakan adalah majalah dan acara televisi.
DAFTAR PUSTAKA Buku Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Cash, Thomas F. 2000. MBSRQ Users’ Manual (3rd revision). Norfolk, VA: Old Dominion University. Cash, T & Pruzinsky, T. 1994. Body images, development, deviances and changes. The Guilford pres. ________________________2002. Body Image: A Handbook of theory, research, and
clinical service. New York: Guilford Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing. Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn & Bacon. Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education: 3 rd Ed. New York : McGraw-Hill Book Company, Inc. Hadi, S. 2000. Metodology Research (Jilid 1- 4). Yogyakarta: Penerbit Andi Hurlock, Elizabeth, B., Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 2006. Nolen-Hoeksema, Frederickson, Loftus, and Wagenaar, 2009. Atkinson & Hilgard’s Introduction to Psychology 15th edition. United Kingdom: Cengage Learning EMEA Ogden, Jane. 2012. Health Psychology, Fifth Edition. New York: McGraw Hill Papalia, E. Diane., Olds, W.S., Feldman D.R. (2001). Human development (8th ed). New York: McGraw-Hill,Inc. Santrock, John W. 2002. Adolescence, Thirteenth Edition, New York: McGraw Hill Sarafino, Edward P, 1998. Health Psychology : Biopsychosocial Interaction (3rd edition). New York: John Willey and Sons. Inc Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Alfabeta Thompson, J.K. 1996. Body image, eating disorders, and obesity. an integrative guide for assesment and treatment. Washington: American Psychological Association Thompson, J. K, Leslie J, Heinberg, Altabe & Stacey T. Dunn. 1999. Exacting Beauty. Washington: American Psychological Association Jurnal Blashill, A. J., & Wilhelm, S. (2013, December 23). Body Image Distortions, Weight, and Depression in Adolescent Boys: Longitudinal Trajectories Into Adulthood. Psychology of Men & Masculinity. Advance online publication. doi: 10.1037/a0034618 Glasow, Priscilla A. (2005, April). Fundamentals of Survey Research Methodology. Mitre Production, MP05W0000077 Weinshenker, Naomi, M.D. (2002, March/April). Adolescents and Body Image: What’s Typical and What’s Not. Child Study Center, Volume 6 Number 4. Skripsi Milfa Yeni. 2005. Hubungan antara Persepsi Kesesuaian Tampilan Fisik Diri dengan Model Iklan dan Citra Tubuh. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Siti Muawanah. 2009. Hubungan Antara Tingkat Kepuasan Body Image dengan Self Esteem Pada Mahasiswi Usia Remaja Akhir di Fakultas Psikologi Unpad. Skripsi. Tidak Dipubliksikan. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Website About BMI for Children and Teens (online) http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/Index.html diunduh 22 September 2014, pukul 10.26 Pria Pun Terobsesi pada Penampilan (online) http://female.kompas.com/read/2012/01/06/22552642/Pria.Pun.Terobsesi.pada.Pena mpilan