Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
STUDI DESAIN REAKTOR AIR BERTEKANAN (PWR) BERUKURAN KECIL BERUMUR PANJANG BERBAHAN BAKAR THORIUM Moh Nurul Subkhi 1,2,a) , Zaki Suud1,b) , Abdul Waris1) and Sidik Permana1)
1
Nuclear Physics and Biophysics Research Group, Faculty of Mathematics and Natural Science, Bandung Institute of Technology. Jalan Ganesha 10, Bandung, Indonesia 2 Physics Dept., Faculty of Science and Technology, State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung Jalan A.H Nasution 105 Bandung, Indonesia a)
nsubkhi@ students.itb.ac.id
Abstrak
Penelitian desain small long-life PWR berukuran kecil, berumur panjang, berbahan bakar thorium sudah berhasil dilakukan. Riset ini merupakan kelanjutan riset sebelumnya dengan melakukan survei parameter dan optimasi untuk disain teras pada daya sebesar 350 MWt. Teras didisain agar dapat beroperasi secara kritis 10 tahun tanpa pengisian bahan bakar. Reaktor termal kecil dapat beroperasikan dengan waktu yang lama tanpa refueling denga cara memilih bahan bakar dengan internal conversion ratio besar dan ekses reaktivitas rendah selama waktu operasi. Oleh karenanya ada tiga strategi yang akan dilakukan seperti memanfaatkan thorium cycle, memakai konsep tight lattice dan menambahkkan burnable poisson Protactinium-231 dalam bahan bakar. Pada penelitian ini akan dilakukan survei parameter untuk fraksi bahan bakar dari 35% sampai dengan 65%, konsentrasi U-233 dan Pa-231 yang variatif dan optimasi neutronik juga akan dilakukan untuk mereduksi ukuran geometri teras aktifekses reaktivitas seoptimal mungkin dengan distribusi daya yang merata. Perhitungan cell dan difusi multigrup pada penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan kode SRAC-COREBN yang dikembangkan oleh JAERI dengan memanfaatkan data nuklida JENDL-3.2/3.3. Kata kunci: small long-life, PWR, refueling, conversion ratio, burn up, ekses reaktivitas, thorium cycle, tight lattice, burnuble poisson, distribusi daya.
I. Pendahuluan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan menggunakan teras long
life
yang
dengan
berumur
aspek
panjang
beserta
ekonomisnya
cukup
prospektif untuk pembangkit listrik di
32
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Indonesia. Model PLTN kecil dengan
bahan bakar atau refueling, resistan
daya 100-1000MWt
terhadap
menjadi pilihan
cukup baik untuk memenuhi kebutuhan
Adapun
PLTN
berdaya
dan
cukup
ekonomis.
listrik di kota/provinsi luar pulau JawaBali.
proliferation
Disain teras adalah tahap awal dan salah satu bagian penting dalam tahap
sedang/besar lebih tepat untuk memenuhi
merancang
listik di Jawa-Bali. Pada tanggal 11 maret
menghasilkan sistem PLTN yang aman,
2011,
Fukushima
efektif, efesien dan ekonomis pada waktu
Jepang karena dampak gempa dan
operasi dan energi yang telah ditentukan.
tsunami telah memberikan pelajaran
Oleh
cukup berharga
tentang pentingnya
detail,
memperhitungkan
faktor
berkelanjutan
kecelakaan
nuklir
keselamatan
reaktor
karenanya lengkap,
nuklir
sehingga
dibutuhkan
analisa
komprehensip pada
dan proses
atau safety, khususnya untuk teknologi
perancangannya.
reaktor nuklir generasi IV di masa depan.
dalam
Oleh karenanya, tipe PLTN generasi IV
memperbaiki / menyempurnakan disain
yang akan diperkenalkan harus benar-
reaktor termal kecil berbahan bakar
benar mempunyai karakteristik khusus
thorium
sesuai dengaan situasi dan kondisi
di
sebelumnya sangat penting dilakukan
Indonesia yang notabane mirip seperti
agar dapat memastikan kelayakan dan
Jepang yang merupakan negara yang
kehandalannya. Penelitian ini merupakan
rentan gempa. Setidaknya tipe PLTN di
kelanjutan dari penelitian yang sudah
Indonesia
faktor
dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian
manfaat dan kehandalan yang tinggi,
ini diyakini bisa bermanfaat dan dapat
mempunyai kemampuaan inhern safety,
diusulkan sebagai salah satu kandidat
harus
mempunyai
rangka
dari
Penelitiaan-penelitian melanjutkan
beberapa
dan
penelitian
umur operasi panjang tanpa pengisian Page 34
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
PLTN yang akan dikembangkan di
tiga strategi akan untuk mencapai tujuan
Indonesia, khususnya di luar Jawa-Bali.
diatas.
Penelitian ini bertujuan mendesain reaktor
nuklir
termal
masa
depan
Pendisainan teras reaktor akan difokuskan
pada
tinjauan
analisia
generasi IV berdaya 350 MWt berukuran
neutronik dimana analisia lebih dalam
kecil berumur panjang menggunakan
akan dilakukan meneganai karakteristik
thorium sebagai bahan bakar. Reaktor ini
inti atom yag berasal dari bahan bakar
diharapakan memiliki excess reactivity
yang mengalami perubahan komposisi
kecil selama beroperasinya dan faktor
sepanjang reaktor beroperasi sehingga ini
safety yang tinggi. Pemanfaatan siklus
akan
thorium akan menjamin proses burnup
reaktor. Optimasi disain core atau teras
berlangsung lama dan ini merupakan
diterapkan pada PLTN tipe Pressurized
strategi efektif dan efesien yang dapat
Water Reactor (PWR) dengan daya
digunakan sebagai bahan bakar nuklir
350MWt
alternatif disamping uranium. Thorium
dimensi (X-Y-Z). Reaktor dirancang
memiliki faktor kapasitas pembangkit
dalam kondisi kritis dapat beroperasi
yang lebih tinggi dibanding uranium,
selama 10 tahun tanpa pengisian bahan
dengannya
bakar.
karakteristik
reaktor
akan
long-life
core
memiliki (teras
berpengaruh
pada
Disain
pada
geometri
reaktor
kekritisan
teras
tiga
menggunakan
bahan bakar thorium nitrida dimana U-
berumur operasi panjang/lama). Namun
233
demikian, bukan pekerjaan mudah untuk
ditambahkan
menekan ekses reaktivitas pada teras
Adapun cladding menggunaan material
selalu rendah agar
ZIRLO
tetap kritis selama
waktu burnup. Dalam penelitian ini kita
sebagai material
dan
fisilnya
protactinium
yang
(Pa-231).
moderator/pendinginnya
menggunakan air ringan(H20).
fokus pada analisa neutronik dan terdapat Page 35
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
Studi
awal
ISSN 1979-8911
menunjukkan
maka reaktor membutuhkan internal
tercapainya long-life core untuk reaktor
conversion
ratio
besar
agar
ekses
termal
kecil berbahan bakar thorium
reaktivitas yang dicapai cukup rendah
dengan memanfaatkan material aktinida
selama waktu burnup yang panjang
neptunium dan protactinium. Disamping
tersebut.
itu, penelitian tentang pemanfaatan bahan
Namun disain reaktor termal ber-
bakar thorium oksida pada reaktor kecil
internal conversion ratio cukup tinggi
tipe PWR berumur panjang atau small
termasuk pekerjaan yang tidak mudah.
long life sudah berhasil dilakukan.
Dalam Penelitian ini terdapat tiga strategi
Proses berukuran
disain kecil
reaktor berumur
nuklir panjang
untuk mencapai tujuan diatas yaitu menggunakan
thorium
sebagai
memiliki beberapa masalah saat kondisi
bahanbakar dengan memanfaatkan siklus
power density atau densitas daya standar,
thorium-nya,menambahkan
dimensi
akan
Protactinium-231 sebagai racun bahan
membutuhkan fissile material dengan
bakar serta menggunkan tipe tight lattice
tingkat enricment yang tinggi dan ini
pada sel bahanbakar.
teras
yang
kecil
nuklida
berakibat nilai reactivity swing akan
Pada studi ini akan mencoba
menjadi besar selama proses burnup
meneliti untuk mendapatkan hasil yang
sehingga ini akan berakibat reaktor tidak
optimal
akan tergolong kedalam karakteristik
penelitian sebelumnya yaitu dengan cara,
reaktor
pertama memanfaatkan siklus thorium
nuklir
generasi
IV.
Oleh
sebagai
lebih
optimal pada reaktor kecil yang dapat
nuklida Protactinium-231 yang tepat
beroperasi lama
dalam
pengisian bahan bakar atau refueling,
bahan
kedua
dari
karenanya untuk mendapatkan disain
berkelanjutan tanpa
optimal,
kelanjutan
bakar
memasukkan
dan
ketiga
mengadopsi konsep tight lattice yang Page 36
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
efektif. Oleh karena itu, penelitian ini
(Uranium-235, Uranium-233) bereaksi
bertujuan
mendisain
dengan
bertekanan
(PWR)
reaktor
neutron
termal
dan
hasil
kecil-
reaksinya akan memproduksi unsur-
life)
unsur lain serta menghasillkan energi
berbahan bakar thorium. Adapun strategi
panas dan 2 - 3 neutron baru (Stacey,
burnup yang dipakai dalam studi ini
2006).
berumur
yaitu
panjang
berukuran
air
(small
pemanfaatkan
siklus
long
thorium,
Pressurized
Water
Reactor
penambahan protactinium-231 sebagai
(PWR) atau reaktor air bertekanan adalah
burnable poisson dalam bahan bakar dan
termasuk reaktor nuklir termal yang
pengadopsian konsep tight lattice sampai
menggunakan air ringan (light water)
didapatkan fraksi bahan bakar yang tepat.
baik sebagai moderator maupun coolant. Moderator berfungsi sebagai material
II. Kajian Teori
penahan
untuk
II.1. Pressurized Water Reactor (PWR)
neutron
di
Reaktor
nuklir
dalam
teras
laju
reaktor,
suatu
sedangkan coolant berfungsi sebagai
sistem tempat terjadinya reaksi fisi
penyerap panas hasil reaksi fisi yang
berantai, yang dapat dikendalikan dan
terjadi di dalam teras reaktor. Awalnya
dapat dipertahankan pada laju yang
PWR dirancang oleh Westinghouse Bettis
konstan, sehingga dapat menghasilkan
Atomic Power Laboratory khusus untuk
energi.
keperluan
Bagian-bagian
adalah
memperlambat
penting
pada
kapal
laut
militer
USA.
reaktor nuklir di antaranya yaitu elemen
Kemudian oleh Westinghouse Nuclear
bakar, perisai, moderator dan elemen
Power
kendali (control rod). Syarat terjadi
perancangan PWR komersial. Reaktor
reaksi fisi berantai adalah apabila suatu
PWR komersial pertama di USA adalah
inti unsur yang dapat membelah atau fisil
Shippingport, yang beroperasi hingga
Division,
mulai
dilakukan
Page 37
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
tahun 1982. Reaktor tipe PWR ini
khususnya tipe PWR telah mengalami
merupakan reaktor daya yang paling
perkembangan dari generasi ke generasi
banyak digunakan di dunia, yaitu sekitar
hingga sampai pada generasi IV saat ini.
63 persen. Data IAEA terakhir (tahun
Adapun
2012) menunjukkan dari 435 buah total
untuk reaktor termal kecil berumur
reaktor di dunia, 272 buah diantaranya
panjang, berbahan bakar thorium tertulis
adalah reaktor PWR.
pada tabel II.1
Pada dasarnya, PLTN itu adalah
hasil fisi untuk menghasilkan uap yang diperlukan
untuk
memutar
turbin
generator listrik (lihat Gambar II.1)
terkait
II.3. Analisa Neutronik Pada perhitungan neutronik teras
suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan panas dari
penelitian-penelitian
reaktor,
hal
dilakukan
terpenting
adalah
yang
membuat
harus suatu
deskripsi fisis yang bersifat analitis dan kuantitatif mengenai keadaan neutron di dalam teras reaktor. Keadaan neutron yang
dimaksud
neutron,
mencakup
distribusi
populasi
neutron,
energi
neutron, kerapatan neutron, fluks neutron dan
lain
membahas
sebagainya. hal-hal
Teori
tersebut
sebagai teori transport neutron. Gambar II.1 Pressurized Water Reactor (PWR)
Reaktor termal berpendingin air ringan atau Light Water Reactor (LWR),
tetapi,
persamaan
transport
yang dikenal Akan adalah
persamaan yang relatif sulit untuk dicari solusinya.
Oleh
karena
dilakukan
beberapa
misalnya
aproksimasi
itu
dapat
penyederhanaan, difusi.
Untuk Page 38
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
menurunkan persamaan difusi multigrup,
sehingga energinya berubah dan
kita
keluar dari interval energi grup g
dapat
menggunakan
konsep
keseimbangan neutron (neutron balance)
Dalam keadaan steady state, persamaan
Berdasarkan
difusi multigrup akan menjadi:
konsep
keseimbanganneutron tersebut terdapat
- Ñ .Dg Ñ f g + å f g = Rg
dua faktor yang menambah jumlah
χg keff
å
v
gi
gi
å
f
gi
fg i
+å
gi
å
f
sgg i
gi
(II.4)
neutron dalam suatu grup: Solusi untuk persamaan difusi dua grup 1. neutron muncul dalam grup g dari masih bisa dilakukan secara analitik, sumber neutron, sumber neutron ini tetapi untuk persamaan yang lebih dari terutama dihasilkan dari reaksi fisi dua
grup
diperlukan
penyelesaian
nuklir secara
numerik.
Solusi
persamaan
2. neutron dengan sembarang energi difusi dua dimensi multigrup secara mengalami reaksi hamburan nuklir numerik dapat diselesaikan dengan (scattering),
sehingga
energinya metode numerik beda hingga SOR
berubah dan termasuk dalam interval (successive over relation). Caranya, energi grup g. pertama persamaan difusi diintegralkan Terdapat 3 faktor yang mengurangi terhadap volume silinder. jumlah neutron dalam suatu grup, yaitu: Bentuk persamaan difusi bila 1. kebocoran neutron, yaitu neutron dituliskan dengan metode numerik beda keluar dari teras reaktor hingga (finite-difference) untuk suatu 2. absorpsi, yaitu neutron diserap oleh elemen ruang berindeks i (arah radial) material di dalam teras reaktor dan j (arah aksial) adalah 3. neutron dalam grup g mengalami -
reaksi hamburan nuklir (scattering),
òÑD i, j
g
Ñ f g . dA + å f
i, j g
V i, j =
χg k
å
gi
υ
gi
å
f
i, j gi
V i, j + å
gi
å
Page 39
f
sg i
g
V i, j
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Dengan memasukkan syarat batas pada seluruh ruang maka persamaan di atas
å å i, j
k ( 1 ) = k (0)
å å
sehingga
persamaan
difusi
å
å
langkah
i, j( 1 ) g
V i, j
f f
i, j( 0 ) i, j V
gi
2
sampai
terhadap
deplesi
=S
f
dengan S adalah
II.4. Analisa Burnup Perhitungan
komponen suku sumber neutron. Fluks neutron dan harga keff dapat diketahui dari pemecahan persamaan tersebut dengan menginverskan matriks M, dengan mengikuti langkah-langkah
bahan bakar melibatkan beberapa jenis proses
nuklir.
Pertama
perhitungan
dilakukan dengan menyelesaian terlebih dahulu persamaan difusi multigrup untuk mendapatkan fluks neutron. Kemudian
sebagai berikut:
gi
gi
konvergen
multigrup menjadi : M
Ulangi
υ
gi
i, j
akan berbentuk matriks pentadiagonal M,
υ
gi
Tebak harga
f (0)
baru menyelesaikan persamaan burnup,
dan k(0),
yaitu pemecahan densitas inti sebagai
Hitung sumber neutron
fungsi waktu dan posisi (fluks neutron perlu diketahui). S(0) =
χg k(0)
å
gi
υ
gi
å
f
i, j( 0 ) g
+å
gi
å
f
i, j( 0 ) g
Persamaan
kecepatan
reaksi
menggambarkan densitas jumlah inti. Hitung
dengan
Andaikan NA (r,t) adalah densitas untuk
menyelesaikan matriks pentadiagonal
nuklida jenis A, maka persamaannya
dengan menggunakan metode SOR
menjadi:
sampai konvergen Hitung
f (0)
é dN A A = - λ A N A - êå σ ag f êg dt ë
g
ù é úN A + λ B N B + êå σ Cλg f ú êg û ë
g
ù úN C (II.5 ) ú û
dengan: λA N A
= peluruhan radioaktif dari A Page 40
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
é ù êå σ agA f g úN A êg ú ë û
ISSN 1979-8911
berupa sebuah reaktor yang mempunyai = tangkapan neutron periode pengisian bahan bakar (refuelling
oleh A λB N B
period) yang lama yaitu 10 tahun.
= peluruhan dari B ke A
é êå σ Cλg f êg ë
ù ú g úN C û
ini menggunakan program SRAC dengan = perpindahan dari C ke sumber data nuklida JENDL-3.3/4.0
A melalui tangkapan neutron
yang dikembangkan oleh JAEA-Jepang.
Sehingga persamaan burnup untuk setiap material adalah: dN i =dt
Ni
Perhitungan neutronik dalam penelitian
(λi + σ a ,i f )N i + å
Dengan
memanfaatkan
tersebut, S m ,i N i (II.6 )
m
= densitas atom inti ke-i
λi
= konstanta peluruhan
σ a,i
= penampang lintang absorpsi
data
program SRAC
nuklida
ini
dapat
digunakan untuk melakukan perhitungan (II.10) sel bahan bakar, burnup dan teras (core) pada
desain
reaktor
PWR
yang
dirancang.
mikroskopik
Tabel
1
menunjukkan
spesifikasi dari sel bahan bakar. Optimasi
f
= fluks neutron
dilakukan
pada
beberapa
jenis
S m,i
= kecepatan produksi inti ke-i
konsentrasi U-233 dari 2 w/o sampai 10 w/o dengan interval 0.2 w/o. Teras
dari inti ke-m
didesain dalam bentuk tiga dimensi X-YIII.Metodologi Penelitian
Z dan dibagi menjadi tujuh region, enam
Penelitian ini dilakukan dalam
region untuk bahan bakar dan satu region
dua bagian. Bagian pertama terkait
sebagai
dengan analisa neutronik perilaku reaktor
bahan bakarnya teras berisi tiga tipe
pada teras reaktor. Bagian kedua adalah
bahan bakar dengan variasi konsentrasi U
analisa
dan percentage protactinium (Pa) yang
burnup.
Rancangan
tersebut
reflector.
Berdasarkan
jenis
Page 41
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
berbeda dan variasi fraksi bahan bakar
dan mengatur konfigurasi konsentrasi
yang berbeda dari 35% sampai 60%.
233
Selain itu, melalui optimasi ini pula, kita
untuk setiap region-nya.
mencoba
untuk
mengurangi
231
U dan persentase
Pa yang tepat
ukuran
geometri teras sekecil mungkin sampai mendapatkan hasil yang optimal.
rf= 6.12 rclad= ½ Pitch=
Tabel 1 Parameter dan spesifikasi umum desain reaktor Parameter Spesifikasi Bahan bakar thorium-uranium
rf= 6.12 rclad= ½ Pitch=
dioksida, thoriumuranium nitrida & Struktur
thorium-uranium Zircalloy dan
Coolant Tipe sel Bahan bakar Smear Density Densitas
ZIRLO air (H2O) square cell 90 % T.D. 9.64
Fraksi bahan bakar Fraksi Moderator Pitch
(Th,U)O2 ; 35-60% 10% 1.4 cm
g/cm3
Gambar 1 Model sel bahanbakar tipe square dan model teras X-Y PWR
Jadi, optimasi desain sel bahan bakar dan teras reaktor PWR akan mencakup
optimasi
teras
reaktor
memanfaatkan thorium cycle, variasi
Akhirnya, analisa neutronik akan
fraksi bahan bakar, power density atau
dilakukan terhadap keadaan teras selama
daya termal keluaran akan dilakukan.
reaktor beroperasi (burnup), khususnya
Kemudian
faktor
radial diupayakan sampai mendapatkan
multiplikasi
reaktivitasnya.
Selain
dan itu,
ekses agar
flattening
distribusi
daya
nilai power peaking kecil.
dihasilkan plot distribusi daya termal
Perhitungan difusi multigrup pada
datar (power flattening) dan mempunyai
geometri tiga dimensi X-Y-Z dilakukan
power peaking yang kecil, kita harus
menggunakan software SRAC-COREBN
mengoptimasi besar-kecil region teras
dengan menggunakan data nuklida dari Page 42
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
JENDL-3.3/4.0. SRAC akan melakukan
parameter atau
perhitungan sampai menghasilkan data
paramatric survey yang akan dilakukan
penampang lintang mikroskopik dan
dalam penelitian ini adalah penentuan
makroskopik
masing-masing
karakteristik dari bahan bakar thorium
material teras reaktor. Adapun skema
saat kondisi tight lattice dan burnable
perhitungannya yaitu pertama SRAC
poisson ditambahkan.
dari
paramatric survey .
akan melakukan perhitungan sel dan
Survei parameter untuk reaktor tipe
burnup untuk setiap sel bahan bakar,
PWR kecil berdaya 350 MWt berumur
kemudian
panjang
dihomogenisasi
dan
di-
telah
dilakukan.
Standar
colappsed berdasarkan grup yang telah
parameter ditunjukkan pada tabel 2.
ditentukan. Perhitungan tersebut terus
Dalam studi ini pemanfaatan thorium
berulang
banyaknya
oksida, karbida dan nitrida anak diteliti
burnup yang diinginkan dan sel bahan
pada beberapa variasi fraksi bahan bakar.
bakar
sesuai
yang
disimpan
dengan
terlibat, dalam
hasilnya User
akan
Tabel 2. Parametrik survei
Library.
Kemudian, data makroskopik dari User Library akan digunakan sebagai data
Parameter
Specification
Thermal Power
350 MWt
Refueling period
10 tahun
Fuel
Th-Pa-U oxide,
pada program COREBN untuk mencari
Th-Pa-U carbide,
faktor
Th-Pa-U nitride
multiplikasi,
distribusi
power
reaktivitas
density
dari
dan teras
Cladding
Zircalloy dan ZIRLO
reaktor.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penentuan bahan bakar yang akan digunakan perlu dilakukan survei
Coolant/moderator
Air ringan (H2O)
Fuel density
9.64 g/cm3 (Th oxide) 10.6 g/cm3 (Th carbide)
Page 43
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
11.6 g/cm3 (Th
memberikan
nitride)
sedikit
fraksi
sehingga
moderator akan
lebih
mengurangi
U-233 percentage
3.0%- 8.0%
Burnable Poisson
0.2%-7.0% Pa-231
Smear Density
90 % T.D
lingkungan energi termal dalam proses
Water density
0.64 g/cm3
reaksi fisi yang terjadi pada teras.
Pin cell geometry
square cell
Fuel fraction
60%
Pin Pitch
1.4 cm
produksi
neutron
termoderasi
ke
Fig.2 k-inf selama waktu burn-up untuk thorium oksida dengan 4.8% U-233 5untuk fraksi bahan bakar yang berbeda. Fig.3 k-inf selama waktu burn-up untuk uranium oksida dengan 4.8% U-235 untuk fraksi bahan bakar yang berbeda
Bahan bakar oksida dengan fuel fraction Berdasarkan Fig.2 dan Fig.3 juga
lebih tinggi menghasilkan pola k-inf
kita dapat lihat bahwa bahan bakar Fuel Volume Fraction UO2
thorium lebih baik dari pada bahan
1.6
bakar uranium, ini menunjukkan
1.5 Vf35 Vf40 Vf45 Vf50 Vf55 Vf60
1.4 1.2 1.1 1 0.9 0.8 0
2
4
6
8
10
12
year
k -in f
k -in f
1.3
burnup lebih baik selama waktu burnup yang panjang tanpa refueling atau fuel
Fuel Volume Fraction (Th,U)O2
1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1 0.9 0.8
Vf35 Vf40 Vf45 Vf50 Vf55 Vf60
0
2
4
6
8
10
year
shuffling seperti terlihat pada Fig.2 dan Fig.3. Penggunaan 4.8% U-233 dengan
thorium lebih unggul
fraksi bahan bakar 60% memberikan pola
uranium di lingkungan energi termal. k-
burnup yang relatif flat atau dengan kata
inf pada bahan bakar thorium selama
lain ekses reaktivitas yang didapat lebih
waktu burnup lebih tinggi daripada bahan
kecil,
bakar uranium.
karena
tight
lattice
praktis
dibandingkan
Page 44
12
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
Pengaruh bahan bakar thorium oksida,
cladding
karbida
bahan
dibandingkan bahanbakar menggunakan
cladding Zircalloy dan ZIRLO terhadap
Zircalloy. ZIRLO mengandung Zr, 1 w/o
kinerja
Nb, 1 w/o Sn dan 0.1 w/o Fe yag
dan
nitrida
parameter
dengan
neutronik
selama
ZIRLO
cukup
lebih
baik
memiliki penampang lintang hamburan (scattering cross section) tinggi. Adapun
1.054
ThC_ZIRLO ThN-ZIRLO
1.05
ekses
ThO2-ZIRLO
reaktivitas
dari
bahan
bakar
ThC
1.046
karbida sedikit lebih baik dibandingkan
k -in f
ThN ThO2 1.042
oksida, sedangkan bahan bakar nitrida 1.038
yang memiliki densitas bahan bakar 1.034 0
2
4
6
8
10
tinggi dan konduktivitas termal cukup
year
baik menunjukkan pengurungan yang 1.2 0.2% Pa 0.4% Pa 0.6% Pa 0.8% Pa 1% Pa 1.2% Pa 1.4% Pa 1.6% Pa 1.8% Pa
1.15
k -in f
1.1 1.05 1 0.95
paling
signifikan
terhadap
ekses
reaktivitas selama waktu burn up. Fig.5
Pengaruh 3% U233-Pa231 pada
perubahan k-inf selama burn-up untuk bahan bakar thorium nitrida
0.9 0
2
4
6
8
10
12
year
14
Penambahan bahan protaktinium yang
waktu operasi burn up terlihat pada Fig.
mempunyai penampang lintang capture
4.
besar sebagi racun bahan bakar cukup
Fig.4 k-inf selama waktu burn-up untuk thorium oxide, thorium carbide dan thorium nitride dengan bahan cladding Zircalloy dan ZIRLO
efektif
menekan
k-inf
di
awal
operasi.Pengaruh Pa-231 terhadap faktor multiplikasi infinit selama waktu burnup
Ekses
reaktivitas
dari
bahan
bakar
oksida, karbida dan nitrida dengan bahan
untuk U-233 sebesar 3% pada thorium nitrida ditunjukkan pada Fig.5. Bahan Page 45
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
bakar nitrida dengan presentase U-233 dan
jumlah
Pa-231
lebih
tinggi
menghasilkan pola kinf-burnup lebih baik untuk waktu lama tanpa refueling or fuel shuffling. Optimasi long life PWR berdaya 350 MWt selama 5 tahun tanpa refueling atau
dengan 5% U-233 dan 2.8% Pa-231,
Fig.6 perubahan faktor multiplikasi efektif selama burnup untuk long life PWR berdaya 350 MWt tanpa refueling atau fuel shuffling
6%U-233 dan 4.2% pa231, 7% U233
Hasil optimasi PWR berdaya 350 MWt
dengan 6% Pa-231 memberikan hasil
PWR menunjukkan penambahan 4%-
ekses
4.2% of Pa-231 dalam konfigurasi ini
fuel shuffling pada bahanbakar thorium
reaktivitas
berbeda
yang
ditunjukkan pada Fig.6 Hasil
memberikan excess reactivity sekitar 1% bahwa
dk/k selama 10 tahun burnup tanpa
penggunaan 5% U-233 & 2.8% Pa-231
refueling atau fuel shuffling. Sedangkan
dan
Pa-231
penambahan 4.4% Pa-231 memberikan
memberikan ekses reaktivitas sekitar 1%
excess reactivity 0.5% dk/k selama 10
dk/k. Namun demikian, penggunaan 7%
years operasi burn up .
6%
menunjukkan
U-233
&
4.2%
U-233 & 6% Pa-231 memberikan ekses reaktivitas lebih rendah sekitar dk/k
0.5%
Fig.7 menunjukkan teras PWR kecil berumur panjang berdaya 350 MWt dengan campuran bahan bakar thorium nitrida 5% U-233 & 3% Pa-231, 6% U233 & 4.4% Pa-231 dan 7% U-233 & 3% Pa-231 telah berhasil dilakukan untuk waktu optimal operasi 6 tahun dengan Page 46
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
mengurangi excess reactivity sampai
karbida.Kemudian optimasi PWR kecil
dengan 0.5 % Fig.7 dan Fig.8
berdaya 350 MWt berumur panjang
Fig.6
berbahan
bakar
thorium
nitrida
menghasilkan excess reactivity rendah 1.025
0.5% dk/k. Optimasi teras long-life PWR
1.02 1.015
k-e ff
1.01
untuk menganalisa aspek burn-up dan
1.005 1
distribusi daya juga perlu dilakukan agar
0.995 0.99 0
1
2
3
4
5
6
7
dapat beroperasi 10 tahun atau lebih.
Burn up (year)
Fig.7 faktor multiplikasi efektif selama burnup untuk long life PWR berdaya 350 MWt untuk teras heterogen
VI. Daftar Pustaka 1. Yuli Astuti and Zaki S (2005): Preliminary design study of 40-
V. Kesimpulan 100MWth Small PWR Using ThoriumAnalisa neutronik untuk PWR berukuran Uranium Based Fuel, Tokyo Tech kecil berumur panjang menggunakan COE INES – Indonesia International bahanbakar
Thorium
dengan Symposium, Bandung, Indonesia.
penambahan
protactinium
telah 2. Topan S. D. and Zaki S (2005) :
dilakukan. Strategi pemanfaatan siklus Neutronic Study Design of Very Small thorium, bahanbakar yang tight lattice Long Life PWR with (Th,U)O2 Fuel, dan penambahan protactinium dapat Tokyo Tech COE INES – Indonesia menghasilkan teras berumur panjang International Symposium, Bandung, dengan pengurangan excess reactivity Indonesia. selama waktu optimum operasi 6 tahun. 3. M. Nurul S . and Zaki S (2005): Dalam sistem bahan bakar thorium, Design Study of Small Long Life Th-U reactivity swing dari bahan bakar nitrida Fueled PWR”, Tokyo Tech COE lebih
baik
daripada
okisda
dan Page 47
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
INES
–
Indonesia
ISSN 1979-8911
International
Symposium, Bandung, Indonesia.
Progress in Nuclear Energy, Vol.50 p.152-156
4. Topan S. D. , M. Nurul S .,Yuli Astuti
9. Sidik Permana et al.(2008): Study on
and Zaki S (2005): Neutronic Design
feasibility of large and small water
Study of Small Long-live PWR with
cooled thorium breeder reactor in
(Th,U)O2
equilibrium
Fuel,
Proceedings
of
GLOBAL 2005 , Tsukuba, Japan 5. Nikitin,
K.,et al.(2001): Long-life
states,
Progress
Nuclear Energy, Vol.50 p.320-324 10. Waris, A., et al.(2010): Study on
water cooled small reactor with U-
equilibrium
Np-Pu
thorium-plutonium-minor
fuel,
J.Nucl.Sci.Tecnology,
Vol. 38 p.511-516
in
characteristics
of
actinides
mixed oxides fuel in PWR, Proc. Int.
6. J.Stephen Herring,et al.(2001): Low
Conf.
On
Advances
in
Nuclear
cost, proliferation resistant, uranium-
Sciences and Engineering (ICANSE),
thorium dioxide (ThO2-UO2) fuels for
3-4
light
Indonesia, 2009.
water
reactors,
Nuclear
Engineering and Design, Vol.203 p.65 – 85
November,
2009,
Bandung,
11. Juraj Breza et al.(2010): Study of thorium
advanced
fuel
cycle
7. Vladimir Barchevtsev, et al. (2002) :
utilization in light water reactor
Potential to approach the long-life
VVER-440, Annals of Nuclear Energy
core in a light water reactor with
Vol.37 p.685–690
uranium oxide fuel , Annals of
12. Haileyesus
Tsige-Tamirat(2011):
Nuclear Energy, Vol.29 p.595–608
Neutronic assesment of the use of
8. Iyos Subki,et al.(2008): The utilization
thorium fuels in current pressurized
of thorium for long-life small thermal
water reactors,Progress in Nuclear
reactors without on-site refueling,
Energy Vol.53 p 717-721 Page 48
Edisi Juni 2015 Volume IX No. 1
ISSN 1979-8911
13. Report of Japanese Government to IAEA
Ministerial
Conference
on
Nuclear Safety - Accident at TEPCO's Fukushima Nuclear Power Stations, 2011 14.
Zaki Su’ud(2003): “The Role of
Energy
in
Indonesia
in
21st
Century”,GENES4/ANP2003,1227 15.
IAEA International Status and
Prospects for Nuclear Power, 2012 16.
James J. Duderstadt and Louis J.
Hamilton(1976):
Nuclear
Reactor
Analysis.: John Wiley & Sons 17.
Neil E. Todreas and Mujid S.
Kazimi(1990): Nuclear System II Element
of
Thermal
Hydraulic
Design. United States of America: Hemisphere Publishing Corporation 18. Stacey,
W.M.(
2001):
Nuclear
Reactor Physics, John Wiley & Sons
Page 49