6
E. Tinjauan Pustaka Situ, Objek Wisata, dan Situs Situ merupakan suatu wadah atau genangan air diatas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari air tanah maupun air permukaan, berukuran relatif kecil dibandingkan danau, tergolong ke dalam ekosistem perairan tawar terbuka dan dinamis, sebagai siklus hidrologis yang potensial dan merupakan salah satu bentuk kawasan lindung Fungsi situ dapat berupa sistem ekologi dan sistem tata air wilayah sekitarnya, daerah tampungan air, pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik, pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin, sumber air baku, irigasi, pengendalian banjir dan fungsi ekonomi lainnya berupa rekreasi, perikanan, dll (Rahman, 2010 : 6). Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya Tarik dan diusahakan sebagai tempat dikunjungi wisatawan domestic maupun mancanegara (Pitana dan Gayatri, 2005 : 2) Situs adalah sebidang tanah yang mengandung benda-benda arkeologi seperti fosil binatang masa purba, fosil manusia yang hidup pada masa purba, benda-benda peninggalan masa purba, dan lain sebagainya di daerah itu sendiri untuk diteliti (Tutty, 2009 : 21). Situs bisa berbentuk benda dan bangunan yang merupakan sumber atau situs sejarah yang bisa dilihat dan bias di pegang. Berkat terlalu nyata, benda dan bangunan sering disebut artifact. Artinya, di satu sisi
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
7
benda dan bangunan itu disebut data sejarah, tetapi di sisi lain benda dan bangunan disebut fakta sejarah. Fakta benda dan bena dan bangunan itu ada, tetapi fakta social (sosifact) sudah tidak terlihat lagi karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. Begitu pula dengan mentifact. Mentifact adalah fakta yang benar-benar terlihat lagi karena tersimpan dalam memori otak atau terkandung dalam dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh manusia. Dokumennya memang tampak jelas seperti artifact, tetapi mentifact tidak dengan sendirinya keluar dari dokumen tanpa dibaca dan diteliti (Priyadi, 2013 : 69). Peninggalan-peninggalan kepurbakalaan, sangat berguna dalam usaha mengetahui kehidupan manusia di masa lampau yang tidak ternilai harganya sebagaimana dikemukakan oleh Dadan Wildan yang dikutip oleh Tutty ( 2009 : 22 ) sebagai berikut : Peninggalan sejarah kepurbakalaan merupakan bagian dari Khazanah budaya yang mempunyai arti dan nilai penting serta mempunyai fungsi sebagai (1) sumber data dan bukti-bukti; (2) objek ilmu pengetahuan, sejarah,arkeologi dan budaya; (3) cermin sejarah dan budaya bangsa; (4) media pendidikan, pembinaan dan pengembangan nilai-nilai budaya bangsa sepanjang masa; dan (5) media pemupukan kepribadian bangsa serta sekaligus sebagai alat ketuhanan nasional. Kabupaten
Ciamis
memiliki
peninggalan
arkeologis,sejarah
dan
kepurbakalaan situs-situs dari berbagai masa salah satunya yaitu benda pusaka perang, alat-alat kesenian,senjata dan lain sebagainya yang tersimpan di masyarakat maupun yang sudah tersimpan di tempat-tempat penyimpanan bendabenda peninggalan purbakala seperti di Bumi Alit di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis.
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
8
Situs-situs peninggalan sejarah lokal kerajaan di Indonesia sebenarnya sangat banyak, namun pada zaman sekarang peninggalan-peninggalan tersebut sudah banyak yang hilang karena termakan usia. Peninggalan-peninggalan yang sampai sekarang masih ada yaitu sebuah kolam atau yang biasa disebut dengan situ yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Untuk itulah penelitian ini mencoba mengungkap sejarah terjadinya Situ Lengkong dan Situssitus peninggalan sejarah yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis.
Penelitian Yang Relevan Untuk menganalisa permasalah dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa penelitian skripsi dan dari sumber penelitian yang relevan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan dari Universitas Galuh Ciamis. Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, namun peneliti mencoba mengkaji penelitian terdahulu yang hampir sama dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan Daryanti (2002) yang berjudul Situs-situs Peninggalan Sejarah di Baturraden Banyumas. Situs-situs sejarah yang terdapat di Baturraden juga mempunyai mitos-mitos tertentu. Mitos adalah sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, cerita ini dapat dituturkan, tetapi juga diungkapkan lewat tarian-tarian atau pementasan wayang. Mitos mengatasi cerita dalam arti kata modern isinya lebih daripada rangkaian-rangkaian peristiwa yang menggambarkan dan menghibur saja. Mitos tidak hanya terbatas pada semacam reportase mengenai peristiwa-peristiwa yang dahulu terjadi. Mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan semacam pedoman untuk manusia.
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
9
Basri (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Peninggalan Bendabenda Purbakala di Kecamatan Mrebet, mengatakan peninggalan-peninggalan yang terdapat di Kecamatan Mrebet terdiri dari mangkok, lumpang, genta, binggel, gelang, yoni, kelir, makam, dan lain-lain. Dari situs-situs yang ditemukan di Kecamatan Mrebet masing-masing terdapat mitos yang berkaitan dengan kegiatan ritual yang dilakukan di zaman purbakala. Mitos atau cerita lisan yang ada dan melekat terhadap benda-benda purbakala pada dasarnya merupakan suatu usaha pewarisan terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang dianggap baik oleh masyarakat sehingga hal ini dapat diwariskan pula terhadap anak cucu atau kepada masyarakat sekitar berkembang pada peninggalan benda-benda purbakala di Kecamatan Mrebet. Tutty (2009) meneliti Situs Gunung Susuru. Gunung Susuru merupakan salah satu peninggalan sejarah pada zaman Kerajaan Galuh Kertabumi pada abad ke-16 M yang berada di Tatar Galuh Ciamis. Gunung Susuru merupakan pusat berdirinya Kerajaan Galuh Kertabumi, berdasarkan penelitian dan temuan-temuan yang dilakukan arkeolog dari Balai Arkeologi pada tahun 2006, belum secara maksimal diteliti dan masih banyak yang belum tergali. Keberadaan Gunung Susuru saat ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat sekitar desa Kertabumi, pada khususnya dan masyarakat Ciamis pada umumnya sehingga belum dimanfaatkan sebagai tempat wisata budaya. Mahpudin (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Situs Urug Kasang Tambaksari
Ciamis
menyatakan
beberapa
hal
yang
melatarbelakangi
ditemukannya Situs Urug Kasang di desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
10
Kabupaten Ciamis adalah adanya beberapa fosil yang ditemukan oleh masyarakat desa Tambaksari terutama para buruh tani yang melakukan aktivitas pertanian di lokasi tersebut.
F. Landasan Teori dan Pendekatan 1. Landasan Teori Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 teori yaitu teori arkeologi, teori kesejarahan, dan teori kebudayaan. Yang pertama yaitu teori arkeologi merupakan salah satu data sejarah yang penting adalah artifact. Di sini, artifact dikatakan sebagai data dan di sisi lain juga disebut sebagai fakta. Artifact adalah data yang bisa di lihat oleh kasat mata, bisa diamati dan di teliti, di pegang, dan secara nyata memang ada. Berbeda dengan data dalam bentuk pikiran. Sejarawan tidak tahu seperti apa data pikiran apabila pikiran itu tidak ditulis atau dikatakan secara jelas. Artifact disebut data dan fakta sekaligus karena nyata tampak didepan mata, baik berwujud benda atau bangunan. Benda-benda peninggalan sejarah bisa dilihat seperti kapak perimbas, kapak lonjong, kapak sepatu, kapak neolithik, mahkota raja, baju, perhiasan, peralatan rumah tangga, peralatan kantor, persenjataan perang, jenis kain tradisional, dan lain-lain. Begitu pula dengan punden berundak, menhir,bangunan candi, kuil, masjid, gereja, keraton (istana), tempat peristirahatan, tempat perundingan, museum, tugu peringatan, sekolah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Jenis benda dan bangunan bisa menjadi objek ilmu arkeologi, yang dapat dispesialisasikan sebagai arkeologi prasejarah, arkeologi Hindu-Buddha, arkeologi islam, dan arkeologi Belanda dan masa kini (Priyadi, 2013 : 70) .
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
11
Terdapat ketergantungan yang besar pada ilmu sejarah karena keterbatasan kemampuan para sejarawan sehingga mereka lebih banyak mengandalkan para arkeolog. Padahal, ilmu arkeologi hanya berkedudukan sebagai ilmu bantu. Ilmu sejarah seharusnya mengharapkan bahwa sejarawan menjadi tuan rumah di rumah sejarahnya sendiri. Namun, sejarah merasa beruntung karena keterlibatan arkeologi sangat membantu dalam membangun teks historis. Jika fenomena itu terjadi di masa lampau, maka sejarawan harus lebih sigap dan tekun mempelajari ilmu-ilmu bantu, terutama arkeologi. Sejarawan Indonesia baru mampu terlibat dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia pada masa kontemporer dengan adanya arsip Belanda sebagai data historis. Sejarah kontemporer yang benar-benar terjadi masa kini (abad ke-XX dan XXI) seharusnya tidak boleh dilewatkan penyimpanannya karena manusia begitu lalai, maka tebusannya di kemudian hari akan berat dengan hilangnya data tanpa dirasakan (Priyadi, 2013 : 71). Manusia
kelihatannya
tidak
merasa
kehilangan
sesuatu.
Seiring
berjalannya waktu, data arkeologis semakin berkurang. Lama-kelamaan data arkeologis yang berasal dari masa prasejarah dan Hindu Buddha rusak dan hilang karena orang semakin tidak peduli dengan data tersebut. Jika orang mendengar dan menikmati kisah sejarah, maka muncul kesan bahwa sejarah adalah murah meriah, tetapi dalam kenyataanya penyusunan sejarah membutuhkan biaya yang tidak murah, bahkan mahal. Hilang dan hancurnya data arkeologis akan merugikan bagi penulisan sejarah di kemudian hari (Priyadi, 2013 : 71) Menurut Hamid & Madjid (2011 : 26) arkeologi atau juga disebut ilmu purbakala berkaitan dengan bekas atau warisan masa lalu berupa artifact (benda
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
12
visual). Warisan itu dapat berupa bangunan dan monumen yang masih terdapat di permukaan tanah, bekas yang tersimpan dalam tanah yang dikeluarkan dalam penggalian. Selain itu tinggalan erkeologis yang tersimpan di bawah laut berupa bangkai kapal,aneka barang (keramik dan perhiasan emas),dan sebagainya. Arkeologi terutama memberikan bahan penting tentang zaman yang tidak mewariskan bahan tertulis, dalam hal ini pada periode pra sejarah.pada zaman ini belum ada tulisan atau berita tertulis. Kontribusi arkeologi terhadap studi sejarah kebudayaan sangat berarti. Apa yang kita ketahui tentang kebudayaan material, hampir semuanya berasal dari penggalian arkeologi. Misalnya, pembentukan kota dan perumahan, struktur rumah,perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata, kuburan, dan sebagainya. Demikian juga dengan pengetahuan agama banyak diperoleh dari berbagai tinggalan arkeologi, misalnya, arsitektur candi, struktur bangunan masjid, keraton, makam dan sebagainya (Hamid & Madjid,2011 : 27). Teori yang kedua yaitu teori kesejarahan, terdapat tiga fungsi sejarah yaitu memberi pelajaran, memberi inspirasi, dan memberi kesenangan. Fungsi sejarah yang pertama yaitu memberi pelajaran, dalam memberikan pelajaran kepada masyarakat masa kini secara terbalik masyarakat harus belajar sejarah. Belajar sejarah bisa ditempuh melalui pendidikan sejarah di sekolah-sekolah atau orang bisa secara individual mempelajari sejarah. Sehubungan dengan pendidikan, sejarah berfungsi sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan, perubahan masa depan, dan keindahan (Priyadi, 2013 : 99). Pendidikan moral melalui pembelajaran sejarah jauh lebih baik daripada pembelajaran yang lain,
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
13
pembelajaran sejarah adalah proses yang tidak melihat moral dari kecaman hitam putih. Pembelajaran sejarah bukanlah ideologi, tetapi sejarah yang bersinergi ilmu pendidikan dapat menjelaskan fenomena moralitas berdasarkan fakta-fakta sejarah. Pendidikan penalaran melalui pembelajaran sejarah dapat menjalankan tugasnya agar peserta didik berfikir dengan baik. Pendidikan politik juga menyadarkan akan pentingnya orang berkumpul dan berserikat dalam berorganisasi, misalnya, berpartai atau berormas. Pendidikan kebijakan juga bisa memakai pembelajaran sejarah. Pendidikan perubahan juga selaras dengan pembelajaran sejarah karena sifat sejarah yang hakiki adalah perubahan dan perkembangan. Fungsi sejarah yang kedua yaitu memberi inspirasi, terpancar dari sejarah sebagai ilmu bantu, latar belakang, rujukan, dan bukti (Priyadi, 2013 : 104). Ilmu sejarah jelas tidak mandiri karena memerlukan ilmu lain sebagai ilmu bantu. Sebaliknya, ilmu sejarah juga berstatus sebagai ilmu bantu bagi ilmu lain. Ilmu sejarah merupakan ilmu yang memberi inspirasi bagi ilmuwan lain. Sejarah yang dijadikan latar belakang suatu tindakan atau aktivitas manusia adalah pemanfaatan pengalaman masa lampau yang dijadikan salah satu inspirasi. Sejarah sebagai rujukan atau referensi juga termasuk pemanfaatan inspirasi karena manusia sering merujuk kepada sejarah agar dalam melakukan pengambilan kebijakan tidak melakukan kesalahan. Sejarah sebagai bukti sering dipakai untuk alat pembenaran atau memberikan kebenaran sejarah. Fungsi yang terakhir yaitu memberi kesenangan, tampak dari sifat ilmu sejarah yang terbuka, cara mengetahui masa lampau, pernyataan pendapat, dan
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
14
profesi (Priyadi, 2013 : 107). Ilmu sejarah merupakan ilmu yang terbuka karena semua orang bisa menjadi sejarawan. Tidak selalu mahasiswa lulusan sejarah bekerja menjadi sejarawan. Jika orang masa kini ingin mengetahui masa lampau maka cara terbaik adalah membaca karya sejarah. Kesenangan dan kebahagiaan itu akans emakin bertambah ketika sejarawan mampu berhasil merekonstruksi sejarah yang sedang dihadapinya. Banyak sejarawan menyatakan pendapatnya melalui karya sejarah karena di dalam pikiran sejarawan melekat subjektivitasnya, terutama ketika menafsirkan fakta-fakta sejarah yang dihadapinya. Profesi kesejarahan yang didukung sebagai lulusan pendidikan sejarah akan lebih menyenangkan. Di satu sisi ia mendapatkan penghasilan, tetapi di sisi lain ia dapat mengembangkan ilmunya. Teori yang ketiga yaitu teori kebudayaan, teori tentang wujud kebudayaan berpedoman pada perubahan kebudayaan mengacu pada teori C. Kluckhon (Ferry, 2013 : 24-27) yang menurutnya ada tujuh unsur kebudayaan yang bisa didapatkan dari semua masyarakat sebagai berikut : Yang pertama yaitu Bahasa. bahasa atau perlambang manusia yang lisan maupun yang tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Setiap suku bangsa mempunyai ciri-ciri beserta variasi-variasi yang berbeda. Suku bangsa yang besar seperti Indonesia yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, selain menunjuk suatu variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis maupun lapisan serta lingkungan sosial dalam masyarakat suku bangsa. Yang kedua yaitu Sistem Pengetahuan, kebudayaan di setiap suku semua mempunyai sistem kebudayaan berbeda dan sistem pengetahuan bisa diperoleh
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
15
melalui pendidikan formal, informal, dan non informal. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari media komunikasi berkembang di era modernisasi/globalisasi dalam berbagai macam bentuk yang meliputi media massa, media elektronika tradisional, maupun modern. Yang ketiga yaitu Organisasi Sosial, dalam kehidupan setiap masyarakat diorganisasikan atau diatur oleh adat-istiadat dan aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungannya, Kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerasan yaitu keluarga inti yang dekat dengan kaum kerabat yang lain. Yang keempat yaitu Sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem peralatan hidup dan unsur kebudayaan fidik yang dipakai, oleh manusia dalam masyarakat pedesaan, yaitu alat-alat produktif seperti alat pertanian, misalnya aniani,sabit cangkul, dan alat bajak. Alat rumah tangga yang dipakai sehari-hari misalnya tempat memasak,tempat mencuci,dan lain-lain. Selain itu perlatan busana dari waktu ke waktu juga mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman sejak mereka sudah mengenal alat-alat informasi seperti koran,majalah,radio,dan televise (Koentjaraningrat, 1987 : 112). Yang kelima yaitu Sistem Mata Pencaharian, penduduk pulau jawa merupakan daerah utama untuk Indonesia yang penduduknya sangat padat dengan mayoritas berada di sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Namun dengan adanya modernisasi, membawa perluasan perekonomian diatas sumber daya tanah sehingga lahan pertanian semakin menyempit. Hal ini berakibat perekonomian rakyat tidak hanya pada sektor pertanian namun berkembang pada sektor peternakan,
pertukangan,
perdagangan,
perbengkelan,
perkantoran,serta
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
16
buru/karyawan. Pergeseran dalam bidang-bidang perekonomian membawa pengaruh kebudayaan bagi masyarakat. Yang keenam yaitu Sistem religi, semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan religi berdasarkan getaran jiwa, disebut emosi keagamaan biasanya pernah dialami manusia walaupun getaran emosi manusia itu hanya berlangsung beberapa detik. Emosi keagamaan itulah yang mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan bagian unsur penting dalam religi bersamaan dengan ketiga unsur lain seperti sistem keyakinan,upacara keagamaan dan unsur manusia yang mengenal religi. Yang terakhir yaitu Kesenian, kesenian adalah suatu ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati oleh manusia dengan alat inderanya. Seni merupakan media yang tepat untuk penerusan dan pengenalan nilai-nilai budaya dalam pewarisan terhadap penerus masyarakat. 2. Pendekatan Penelitian tentang objek wisata Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis ini menggunakan pendekatan arkeologi dan pendekatan antropologis. Pendekatan ini untuk memahami nilai-nilai budaya yang ada pada situs-situs peninggalan sejarah di wilayah sekitar Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis serta pengaruh dalam kehidupan masyarakat Panjalu dan sekitarnya. Unsur ritual terdapat batu pada makam-makam dan batu-batu peninggalan yang terdapat di Bumi Alit dan Nusa Gede menjelaskan adanya upacara keagamaan. Alam dan gejala-gejala itu berasal oleh manusia purba dianggap sebagai dunia terdapat kekuatan yang luar biasa sehingga jelas keberadaan batu pada makam-makam dan batu-batu peninggalan sebagai simbolik religi dari
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
17
pembuatnya akan keberadaan sesuatu yang memiliki kekuatan untuk menolong mereka sebab mereka percaya adanya suatu roh leluhur yang kemudian dalam penelitian menjelaskan pengaruh kepercayaan terhadap situs peninggalan sejarah yang terdapat di sekitar Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pendekatan arkeologis peninggalan-peninggalan yang terdapat di tempat penelitian dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat (Ferry, 2013 : 28). Terdapat empat prinsip penting
arkeologis menurut Foucault dalam
bukunya yang berjudul Arkeologi Pengetahuan, prinsip yang pertama yaitu arkeologi tidak berusaha menentukan pemikiran, representasi, citra tema, kesuntukan berfikir yang terjadi atau muncul diskursus-diskursus akan tetapi arkeologi ingin menentukan dan mendefinisikan diskursus itu sendiri, diskursus sebagaimana yang dipraktikan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Prinsip yang kedua yaitu arkeologi tidak dimulai dalam kelambanan perkembangannya, dari wilayah kebingungan opini menuju keunikan sistem atau menuju stabilitas defenitif dari satu sains, arkeologi bukanlah doskologi tapi analisa diferensial atas modalitas-modalitas diskursus. Prinsip yang ketiga yaitu arkeologi menentukan aturan-aturan bagi raktek-praktek diskursif yang akan berlaku disepanjang oevres individual, kadang-kadang memicu perkembangannya dan mendominasi untuk beberapa saat sehingga tidak ada yang bisa mempengaruhinya, tapi kadangkadang hanya memicu perkembangan dari secuil oevres tersebut. Prinsip yang terakhir yaitu arkeologi tidak lebih dari sekedar penulisan ulang, yakni dalam
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
18
bentuk eksterioritas yang diusahakan agar tetap awet , dia adalah transformasi regular dari apa yang telah dituliskan (Foucault, 2012 : 250-252).
G. Metode Penelitian Penelitian sejarah dilakukan dengan meninjau suatu masalah dari perspektif sejarah berdasarkan pada peninggalan atau dokumen sejarah yang ada juga memvalidkan sumber data tersebut. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji berbagai permasalahan dengan skripsi yang berjudul Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat Sebagai Objek Wisata dan Situs Sejarah. Metode penelitian historis terdiri dari (1) heuristik (mencari sumbersumber), (2) kritik atau analisis (menilai sumber-sumber), (3) interpretasi atau sintesis (menafsirkan keterangan sumber-sumber), (4) historiografi (penulisan), (Priyadi, 2011a : 3). 1. Heuristik Merupakan sebuah tahapan atau kegiatan untuk mencari atau menemukan sumber, data dan informasi mengenai masalah yang diangkat, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang disesuaikan dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Penelitian sejarah sering menggunakan istilah jejak sejarah, sumber sejarah, atau data sejarah. Ketiga istilah itu dianggap sama atau data sejarah terdapat pada sumber atau jejak sejarah sehingga data sejarah sama dengan teks yang terkandung dalam manuskrip (naskah), maka dari itu, penelitian sejarah harus menelusuri sumber tertulis atau bahan-bahan dokumenter (Priyadi, 2011a : 28).
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015