STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana

ISSN : 2086‐9479

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4 Said Attamimi1 ,Okkie Adhie Darmawan2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat. Telepon: 021-5857722 (hunting), 5840816 ext. 2600 Fax: 021-5857733 Email: [email protected] Abstrak

-

Pada

penelitian

ini

teknis, keadaan cuaca yang buruk

terdapat dua studi kasus yang akan

seperti hujan,angin dan petir

dibahas yaitu kegagalan komunikasi

menyebabkan terjadinya kegagalan

point to point link JKT_06A330 ITC

sistem komunikasi point to point

BSD facing JKT_06B1052 IBS BSD

tersebut

Junction dan kegagalan komunikasi

gangguan tersebut sebaiknya dalam

point to point link JKT_06N412

jangka waktu satu sampai tiga bulan

Klebet kemiri facing JKT_06N411

sekali dilakukan pengecekan instalasi

Kampung

yang meliputi pengecekan sistem

kelapa.

menganalisis tersebut

Peneliti

penyebab dengan

kegagalan melakukan

.Untuk

grounding

dapat

meminimalisasi

perangkat

transmisi,

sistem instalasi fixedstruth untuk

level

antenna dengan diameter 1.2 m atau

yang dapat dimonitoring

lebih, sistem instalasi kabel IF dan

lewat PNMT ketika terjadi gangguan

pengecekan lainnya yang ditemukan

dan setelah dilakukan perbaikan,

di lapangan .

dengan

metode

Kata kunci : Komunikasi point to

perhitungan secara empiris ( rumus)

point , Receive level (RSL), Instalasi

perbandingan (RSL)

nilai

receive

menggunakan

dan dengan menggunakan software ( menggunakan Pathloss).

PENDAHULUAN

Kesimpulan yang peneliti tarik dari

Perkembangan

analisis ini permasalahan terletak

telekekomunikasi

yang

cepat

pada sisi instalasi dan kondisi cuaca .

menuntut

seluler

untuk

Pemasangan sistem grounding pada

segera menggelar layanan dengan

ODU

cepat. Untuk mempercepat layanan

dan

kekencangan

instalasi

dunia

operator

menjadi fokus utama yang harus

komunikasi

diperhatikan. Faktor lain diluar sisi

sebuah jaringan point point yang

Vol.5 No.3 September 2014

tersebut

dibuatlah

105

ISSN : 2086‐9479

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana

berfungsi jaringan backbone maupun

gangguan

sebagai jaringan acces penghubung

dilakukan troubleshooting.

antar

site

melaui

media

dan

3. Kesimpulan

performansi

udara..Kelebihan dari jaringan ini

setelah

instalasinya

troubleshooting .

cepat,

penambahan

setelah

dilakukan

kapasitas ( upgrade ) cepat dan handal. Namun sebuah sistem tidak

DASAR TEORI

selamanya dapat stabil ada kalanya

Sistem Komunikasi Point to Point

sistem tersebut mengalami gangguan

Komunikasi point to point (titik ke

atau kegagalan dalam melakukan

titik

komunikasi point to point antar

komunikasi antara dua perangkat

transmitternya

untuk membentuk sebuah jaringan.

)

adalah

suatu

sistem

Batasan masalah Untuk

memudahkan

melakukan

analisis

dalam

peneliti

akan

mengambil dua contoh hop/ link site dan membatasi masalahnya sebagai berikut : 1. Perangkat transmisi yang di analisis adalah NEC Pasolink v4

untuk

kegagalan

Gambar 2.1 point to point

Sistem komunikasi

komunikasi point to point

Komunikasi Line of Sight (LOS)

link JKT_06A330 ITC BSD

Pada sistem radio gelombang mikro

facing

IBS

hubungan antara stasiun pemancar

BSD Junction dan kegagalan

dan stasiun penerima harus terletak

komunikasi point to point

dalam

link

Klebet

kedudukan antena, atau hubungan

kemiri facing JKT_06N411

radio antar dua stasiun yang terletak

Kampung kelapa.

dalam garis lurus tanpa mendapat

JKT_06B1052

JKT_06N412

2. Perhitungan penerima

level ketika


daya

jangkauan

pancaran

dari

rintangan.

terjadi

106

ISSN : 2086‐9479


udara

sebagai

sebagai

media

transmisi, jarak jalur transmisi dan penggunaan frekuensi radio . Rumus ini

juga

dikenal

sebagai

rumus

Walfish–ikegami .Nilai FSL dapat Gambar 2.2 Kondisi Line Of Sight

dihitung menggunakan rumus :

Perhitungan Link Budged Menentukan nilai EIRP ( Effective Isotropic Received Power )

𝐹𝐹𝑆𝑆𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵) = 32.44 + 20 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔𝐷𝐷(𝑘𝑘𝑚𝑚) + 20 log 𝑓𝑓(𝑀𝑀𝐻𝐻𝑧𝑧) ……. (2.5) Dengan :

Effective Isotropic Reeceived Power

D

(EIRP) merupakan nilai efektif daya

pemancar

yang dipancarkan antenna pemancar.

) pada feeder dan gain antenna.

f

Menentukan nilai IRL ( Isotropic

adalah

…….. (2.4)

Nilai : Daya keluaran

transmitter(dBw) 𝐺𝐺𝑇𝑇𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑛𝑛𝑡𝑡 : Gain antenna Tx 𝐿𝐿𝑙𝑙

nilai level daya isotropik

yang diterima oleh stasiun penerima.

Dengan :

(dB)

Receive Level ) Isotropic Received Level ( IRL )

𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝑇𝑇𝑥𝑥𝑜𝑜𝑢𝑢𝑡𝑡 + 𝐺𝐺𝑇𝑇𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑛𝑛𝑡𝑡 − 𝐿𝐿𝑙𝑙 𝑇𝑇𝑥𝑥𝑜𝑜𝑢𝑢𝑡𝑡

: frekuensi pembawa (

MHz)

Secara matematis nilai EIRP dapat dituliskan dengan :

dengan

antenna penerima (Km)

Nilai ini dipengaruhi oleh level keluaran pemancar, loses( rugi – rugi

: jarak antara antenna

: Loses ( rugi – rugi )

IRL

dapat

dihitung

menggunakan rumus : 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) − 𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵) ……….. (2.6)

Dengan : EIRP : Effective Isotropic

pada feeder

Received Power , nilai efektif

Menentukan nilai Free Spaace

daya

Loss ( FSL)

antenna pemancar.

Free Space Loss ( FSL ) adalah suatu

L

nilai yang menunjukkan rugi – rugi

transmisi

jalur transmisi. Rugi – rugi

ini

terjadi karena penggunaan media Vol.5 No.3 September 2014

yang

dipancarkan

: rugi – rugi pada jalur

Menentukan nilai RSL ( Received Signal Level ) 107

ISSN : 2086‐9479


Received Signal Level ( RSL )

Antena

adalah level daya yang diteima oleh ODU

perangkat pengolah decoding .Nilai RSL dipengaruhi oleh rugi – rugi

IF cable

IDU

jalur transmisi dan gain antenna penerima . Nilai RSL dapat dihitung menggunakan rumus : 𝑅𝑅𝑆𝑆𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) +

𝐺𝐺 𝑇𝑇𝑟𝑟(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑖𝑖) + 𝐿𝐿𝑙𝑙(𝑑𝑑𝐵𝐵) ..(2.7) Dengan :

Level

𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) : Isotropic Received

antenna

𝐺𝐺𝑇𝑇𝑟𝑟(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑖𝑖)

L

:

Gain pada

: rugi – rugi pada jalur transmisi

Gambar 3.1 Gambar IDU ,ODU dan Antena dan tampilan PNMT

Pasolink NEC V4

Analisis

Pada pasolink NEC V4 terdiri atas

point to point pada perangkat

dua bagian

NEC pasolink V4

yaitu

hardware dan

Kegagalan

komunikasi

software. Hardware meliputi IDU (

Analisis Kegagalan komunikasi point

Indoor Unit ) , ODU ( Outdoor unit )

to

dan

yang

pasolink V4 link JKT_06A330 ITC

digunakan yaitu PNMT (Pasolink

BSD facing JKT_06B1052 IBS BSD

Network Managemnt Terminal).

Junction.

Antena

.

Software

point

pada

perangkat

Kondisi

saat

NEC

terjadi

gangguan


108

ISSN : 2086‐9479


Gambar 4.1 Tampilan alarm pada IDU site

JKT_06B1052 IBS BSD

Junction

longitude ( garis bujur ) E: 28’ 37.20”. JKT_06A330 ITC BSD terletak pada koordinat : latitude( garis lintang) S: 05’ 44.88” longitude( garis bujur) E: 27’ 28.80”.

Gambar 4.2 Tampilan pada ODU Pada tampilan PNMT : 1. Pada

bagian

IDU

menginformasikan alarm hig ber ,low ber, frame asyc ,dan port 1 2. Pada

bagian

menginformasikan receive level ( RSL )

ODU

Gambar 4.1 Posisi koordinat pada

nilai

Goolge earth jarak antar site 0.7 km.

-33

dBm dengan power +23 dBm

Analisis perangkat transmisi yang

3. Sisi far endnya, JKT_06A330

digunakan pada site JKT_06A330

ITC BSD tidak ada informasi

ITC

yang bisa diperoleh ( tidak

BSD Junction

terbaca).

Spesifikasi hardware yang digunakan

Analisis

kegagalan

komuniksi

point to point link JKT_06A330 ITC BSD facing JKT_06B1052

pada

BSD - JKT_06B1052 IBS

pada

kedua

site

ini

menggunakan ODU NEC pasolink TRP pasolink 15 GHz

dengan sub

IBS BSD Junction.

band K , dengan shift frekuensi 490

Dalam sistem WGS 84 ( World

MHz. Frekuensi ODU yang dipasang

Geodestic System 84)

pada sisi site JKT_06B1052 IBS

JKT_06B1052 IBS BSD Junction

BSD Junction lebih tinggi daripada

terletak pada koordinat :

frekuensi ODU yang dipasang di

latitude( garis lintang) S: 06.36 Vol.5 No.3 September 2014

11’

JKT_06A330 ITC BSD diameter antenna microwave yang digunakan 109

ISSN : 2086‐9479


pada link ini , menggunakan antenna

Effective Isotropic Radiated Power

dengan diameter 0.6 m . Untuk lebih

(EIRP)

jelasnya akan ditampilkan dalam

𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝑇𝑇𝑥𝑥𝑜𝑜𝑢𝑢𝑡𝑡 + 𝐺𝐺𝑇𝑇𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑛𝑛𝑡𝑡

table 4.1

− 𝐿𝐿𝑙𝑙

Tabel 4.1 Spesifikasi hardware

= 23 dBm +

30.80dBi - 0.5dB = 53.3 dBm Menentukan nilai Isotropic Receive Level (IRL) 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) − 𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵) = 53.3 dBm -

Tabel 4.2 Perhitungan menggunakan pathloss

(0.2 + 0.5) = 52.6 dBw Menentukan Receive Signal level (RSL ) 𝑅𝑅𝑆𝑆𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤)

+ 𝐺𝐺 𝑇𝑇𝑟𝑟(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑖𝑖)

+ 𝐿𝐿𝑙𝑙(𝑑𝑑𝐵𝐵)

= 52.6+ 30.80 – 113.16 = - 29.76 dBm Dalam perhitungan pathloss nilai RSL

-29.58

dan

perhitungan

Analisis menggunakan

menggunakan

perhitungan link budget :

receive level - 29.76 dBm. Receive

Free Space Loss (FSL)

level saat terjadi gangguan – 33dBm

𝐹𝐹𝑆𝑆𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵) = 32.44 + 20 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔𝐷𝐷(𝑘𝑘𝑚𝑚)

. Selisih nilai Receive level ± 4

+ 20 log 𝑓𝑓(𝑀𝑀𝐻𝐻𝑧𝑧)

rumus

diperoleh

dBm.

=32.44 + 20 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔0.72(𝑘𝑘𝑚𝑚) +

Kondisi disisi far end JKT_06A330 ITC BSD

= 113.16dBm

Dari tampilan PNMT kondisi di site JKT_06A330 ITC BSD juga

20 log 15000(𝑀𝑀𝐻𝐻𝑧𝑧)


110

ISSN : 2086‐9479


menunjukkan bahwa link far endnya (JKT_06B1052 IBS BSD) terputus, terdapat alarm High Ber ,Low Ber Alarm , Frame Async ,dan Port 1.Nilai receive level (RSL) -19 dBm

masih terhubung/ tidak putus ). ODU pada site JKT_06B1052 IBS BSD Junction tidak dilengkapi dengan grounding

Gambar 4.5 Tampilan pada IDU disite JKT_06A330 ITC BSD Gambar

4.7

Gambar

instalasi

Outdoor

site

JKT_06B1052 IBS

BSD Junction

Gambar 4.6.

Tampilan pada ODU

PNMT disite JKT_06A330 ITC BSD Cek Instalasi JKT_06A330 ITC

Gambar

4.8

Gambar

BSD facing JKT_06B1052 IBS

Outdoor

site

JKT_06A330 ITC

BSD Junction

BSD

instalasi

Dalam hal ini setelah dilakukan pengecekan instalasi ,ternyata tidak

Cek

Interference

ditemukan

ITC

BSD facing JKT_06B1052

masalah dalam hal

JKT_06A330

instalasi . Antenna tidak bergeser (

IBS BSD Junction

goyang), instalasi kabel IF masih

Langkah selanjutnya melakukan test

bagus

interference untuk menjamin bahwa

dan test kontinuitas antara

inner dan outer kabel IF bagus ( Vol.5 No.3 September 2014

tidak

ada

frekuensi

lain

yang 111

ISSN : 2086‐9479


menginterference link tersebut. Test

mengalami interference ketika nilai

interference

Rx levelnya lebih tinggi dari

dilakukan

dengan

-87.5

mematikan salah satu stasiun ( IDU)

dBm.

pada link tersebut . Pada gambar 4.7

Dari Gambar 4.10 saat dilakukan

stasiun ( IDU) yang berada di

pengecekan interferensi untuk site


JKT_06B1052 IBS BSD Junction,

dimatikan .Dan pada gambar 4.8

ini berarti IDU di site JKT_06A330

dilakukan proses sebaliknya.

ITC BSD dimatikan dan kita pantau nilai Rx level yang diterima di site JKT_06B1052 IBS BSD Junction. Nilai Rx level diperoleh -74 dBm. Nilai -74 dBm, mengindikasi adanya interferensi dilakukan

.

Tetapi

scaning

setelah

di

beberapa

frekuensi sub band K . Nilain Rx Gambar 4.9 Cek interference di site JKT_06A330 ITC BSD

level hanya berkisar di -74 dBm , -75 dBm,dan -76dBm.

Troubleshooting yang dilakukan untuk

studi

komunikasi

kasus

kegagalan

point

JKT_06A330 ITC

to

point

BSD facing

JKT_06B1052 IBS BSD Junction Gambar 4.10 Cek interference di site JKT_06B1052 IBS BSD Junction Dari gambar 4.9 nilai Rx level ( RSL) di site JKT_06A330 ITC BSD -100dBm . Ini berarti tidak ada frekuensi lain yang menginterference link tersebut. Frekuensi yang dipakai tersebut

bersih

dari

interference.

Dalam

kasus

ini

link


akan

Dari hasil analisis diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa

ODU

disite

JKT_06B1052 IBS BSD mengalami kerusakan . Setelah diganti ODU dengan

sub

band

JKT_06A330

ITC

K

. BSD

Link -

JKT_06B1052 IBS BSD Junction kembali normal

dengan nilai Rx

level -30dBm di site JKT_06B1052 112

ISSN : 2086‐9479


IBS BSD Junction dan nilai receive level disisi JKT_06A330 ITC BSD 31 dBm. Untuk toleransi daya yang diterima ( Rx level ) PT Smartfren menggunakan ± 3dB. Gambar

4.12

troubleshooting

Flowchart

alur

link JKT_06A330

ITC BSD - JKT_06B1052 IBS BSD Junction

Gambar 4.11 Link JKT_06A330 ITC BSD - JKT_06B1052 IBS BSD Junction kembali normal Alur (flowchart ) troubleshooting Link JKT_06A330 ITC BSD JKT_06B1052 IBS BSD Junction dapat dibuat sebagai berikut :

Kegagalan komunikasi point to point link JKT_06N412 Klebet kemiri facing JKT_06N411 Kampung kelapa Pada studi kasus kedua dibahas

mengenai

komunikasi

point

ini akan kegagalan

to

point

link

JKT_06N412 Klebet kemiri facing JKT_06N411 Kampung kelapa. Pada kasus kedua ini site

JKT_06N411

Kampung kelapa merupakan anakan dari site JKT_06N412 Klebet kemiri. JKT_06N412

Klebet

kemiri

berfungsi sebagai HUB . Site JKT_06N411 Kampung kelapa terletak pada koordinat : latitude( garis lintang)

S: 60 11’

06.36” longitude ( garis bujur ) E: 1060

28’

Klebet

37.20”.

kemiri

JKT_06N412 terletak

pada

koordinat Vol.5 No.3 September 2014

113

ISSN : 2086‐9479


latitude( garis lintang) S: 60 05’

yang muncul yaitu alarm pada chanel

44.88” dan longitude ( garis bujur )

– chanel E1 nya. Semua chanel

E: 1060 27’ 28.80”.

mengalami alarm. Tampilan pada

Pada tampilan goolge earth jarak

Far endnya tidak terbaca.

kedua site 10.13 Km

Gambar 4.14 Tampilan alarm pada

Gambar

4.13

JKT_06N411

Topologi Kampung

link kelapa

IDU PNMT pada site JKT_06N411 Kampung kelapa

facing JKT_06N412 Klebet kemiri melalui google earth. 4.2.1 Kondisi awal saat terjadi kegagalan sistem komunikasi poin to point pada site JKT_06N411 Kampung kelapa Ketika

terjadi

kegagalan

sistem

Gambar

4.15

Tampilan

alarm

komunikasi point to point pada link

Channel 1-4

JKT_06N411

JKT_06N411 Kampung kelapa

Kampung

kelapa

PNMT pada site

facing JKT_06N412 Klebet kemiri,

Analisis studi kasus kedua

disisi site

JKT_06N411 Kampung

Analisis Perangkat Transmisi yang

kelapa terdapat alarm pada IDU yang

digunakan pada link JKT_06N411

menginformasikan

Kampung

bahwa

nilai

kelapa

facing

receive level ( RSL) - 86 dBm .Pada

JKT_06N412 Klebet kemiri

level tersebut link putus sehingga

Link JKT_06N411 Kampung kelapa

BTS

site

facing JKT_06N412 Klebet kemiri

kelapa

menggunakan IDU dengan kapasitas

mengalami out of service. Alarm lain

4 x 2MB dengan redudancy 1+0 .

yang

JKT_06N411

di

cover Kampung


oleh

114

ISSN : 2086‐9479


ODU yang digunakan pada link

Dari data tersebut dapat kita lakukan

tersebut ODU dengan frekuensi 13

perhitungan link budget untuk link

GHz

JKT_06N411

dengan

frekuensi

Tx

Kampung

kelapa

13188.500MHz dan frekuensi Rx

facing JKT_06N412 Klebet kemiri.

12922.500MHz. Antena microwave

Perhitungan

yang

meliputi

digunakan

jenis

WTG12-

link

budget

akan

perhitungan Free Space

127DAR. Antena ini berdiameter 1.2

Loss

m. Pada instalasi antenna tersebut,

Radiated Power (EIRP), Isotropic

antenna

Receive Level

(IRL), dan Receive

Signal

(RSL

dilengkapi

fixedstruth antenna

yaitu yang

dengan besi

satu

penopang

berfungsi

(FSL),

level

menggunakan

untuk

Effective

Isotropic

).

Dengan

Pathloss,

maka

menjaga posisi antenna agar tetap

diperoleh hasil sebagai berikut :

pada

terjadi

Tabel 4.4 Perhitungan menggunakan

goncangan maupun tiupan angin

Pathloss link JKT_06N411Kampung

yang kencang.

kelapa facing JKT_06N412 Klebet

Spesifikasi hardware yang digunakan

kemiri

tempatnya

bila

Tabel 4.3 Tabel spesifikasi hardware link JKT_06N411Kampung kelapa facing JKT_06N412 Klebet kemiri. Kp Kelapa 1 Elevation (m) Latitude Longitude True azimuth (°) Vertical angle (°) Antenna model Antenna height (m) Antenna gain (dBi)

WTG12-71D

10.11 06 05 44.88 S 106 27 28.80 E 167.98 0.06 WTG12-71D

40.28 36.80 1.00 1.00

Other TX loss (dB) Other RX loss (dB)

PASOLINK 7-8G 34MB (V4) 0.50 27.00 62.80 BER 10-3 -84.50

Geoclimatic factor Path inclination (mr) Fade occurrence factor (Po) Average annual temperature (°C)

58.20

-31.20 53.30

5.59E-06 1.56 3.57E-04 10.00

Worst month - multipath (%) (sec) Annual - multipath (%) (sec) (% - sec)

100.00000 0.02 100.00000 0.05 100.00000 - 0.09

Rain region 0.01% rain rate (mm/hr) Flat fade margin - rain (dB) Rain rate (mm/hr) Rain attenuation (dB) Annual rain (%-sec) Annual multipath + rain (%-sec)

ITU Region P 145.00 53.30 522.50 53.30 100.00000 - 0.79 100.00000 - 0.88


Analisis menggunakan perhitungan link budget :

PASOLINK 7-8G 34MB (V4) 0.50 27.00 62.80 BER 10-3 -84.50

-31.20 53.30

RX signal (dBm) Thermal fade margin (dB)

30.00 36.80 1.00 1.00

7200.00 Vertical 10.10 129.70 0.10 58.20

Frequency (MHz) Polarization Path length (km) Free space loss (dB) Atmospheric absorption loss (dB) Net path loss (dB) Radio model TX power (watts) TX power (dBm) EIRP (dBm) RX threshold criteria RX threshold level (dBm)

Klebet Kemiri

15.62 06 11 06.36 S 106 28 37.20 E 347.98 -0.12

100.00000 0.02 100.00000 0.05

Free Space Loss (FSL) 𝐹𝐹𝑆𝑆𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵)

= 32.44 + 20 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔𝐷𝐷(𝑘𝑘𝑚𝑚) + 20 log 𝑓𝑓(𝑀𝑀𝐻𝐻𝑧𝑧) =32.44 + 20 𝑙𝑙𝑜𝑜𝑔𝑔10.10(𝑘𝑘𝑚𝑚) + 20 log 7200(𝑀𝑀𝐻𝐻𝑧𝑧) = 129.673 dBm

115

ISSN : 2086‐9479


Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)

dilakukan

pengecekan

𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝑇𝑇𝑥𝑥𝑜𝑜𝑢𝑢𝑡𝑡 + 𝐺𝐺𝑇𝑇𝑥𝑥 𝑎𝑎𝑛𝑛𝑡𝑡 − 𝐿𝐿𝑙𝑙

instalasi

1dB

IF bengkok dari konektornya .

,ternyata ditemukan .

instalasi

masalah dalam

Fixedstrut

lepas

dari

mounting fixedstrut- nya dan kabel

= 27dBm + 36.80dBi -

= 62.8 dBm Menentukan nilai Isotropic Receive Level (IRL) 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐸𝐸𝐼𝐼𝑅𝑅𝑃𝑃(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) − 𝐿𝐿(𝑑𝑑𝐵𝐵)

= 62.8 dBm - (0.11 + 1) = 61.69dBw Gambar 4.16 Fixed strut terlepas dari mounting-nya

Menentukan Receive Signal level (RSL ) 𝑅𝑅𝑆𝑆𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) = 𝐼𝐼𝑅𝑅𝐿𝐿 (𝑑𝑑𝐵𝐵𝑤𝑤) + 𝐺𝐺 𝑇𝑇𝑟𝑟(𝑑𝑑𝐵𝐵𝑖𝑖) =

+ 𝐿𝐿𝑙𝑙(𝑑𝑑𝐵𝐵)

61.69+

36.81

–

129.673

Dalam

= - 31.17 dBm ≈ perhitungan

pathloss

diperoleh nilai receive level 31.20dBm menggunakan

dan rumus

-

perhitungan diperoleh

receive level – 31.17dBm. Receive level saat terjadi gangguan – 86 dBm . Selisih nilai receive level - 54.68 dBm. Cek instalasi

Gambar

JKT_06N411 Kampung kelapa Langkah selanjutnya melakukan cek instalasi. Dalam hal ini setelah Vol.5 No.3 September 2014

Posisi

kabel

IF

bengkok dari koneksi konektor Dari hasil cek instalasi ditemukan bahwa fixedstrut dalam keadaan terlepas dari mountingnya dan itu menyebakan pointing.

antenna di site

4.17

bergesernya

Sehingga

nilai

menyebabkan

nilai RSL turun dan menyebakan komunikasi point to point putus. Troubleshooting yang dilakukan untuk studi kasus kegagalan 116

ISSN : 2086‐9479


sistem komunikasi JKT_06N411 Kampung kelapa facing JKT_06N412 Klebet kemiri. Troubleshooting

untuk

link

JKT_06N411Kampung kelapa facing JKT_06N412 dengan

Secara perhitungan diperoleh nilai – 31.17dBm Nilai toleransi secara perhitungan dan kondisi lapangan untuk Receive level (RSL ) yang ditetapkan untuk smartfren ± 3dB

Klebet kemiri yaitu

memperbaiki

instalasi

konektor dari kabel IF ke ODU, melakukan

repointing

menguncinya

dengan

Repointing posisi

yaitu

antenna

dan fixstruth.

mengembalikan microwave

pada

keadaan semula. Nilai azimuth yang menjadi

patokan

JKT_06N412

kearah

Klebet kemiri ( far

Gambar 4.20 Kondisi Antena pada setelah

dilakukan

troubleshooting

endnya ) terletak pada sudut ±

(gambar diambil esok harinya )

dicapai mendekati – 31.17 dBm.

Link JKT_06N411 Kampung kelapa

Setelah dilakukan perbaikan instalasi

facing JKT_06N412

konektor dari kabel ke ODU dan

dapat dibuat sebagai berikut :

347.780 . Acuan nilai RSL yang

dilakukan

repointing

maka

Alur (flowchart ) troubleshooting

Klebet kemiri

link

kembali normal dengan perolehan nilai RSL – 34/ -33 dBm.

Gambar 4.19 Link dalam keadaan normal Vol.5 No.3 September 2014

Gambar 4.21 Flowchart 117

ISSN : 2086‐9479


troubleshooting link JKT_06N411

sistem

point

to

point

pada

Kampung kelapa facing

Pasolink NEC V4 yaitu dengan

JKT_06N412 Klebet kemiri

melakukan

pengecekan

menggunakan software (PNMT), KESIMPULAN

melakukan

Berdasarkan dua studi kasus ini

melakukan scanning frekuensi.

dapat disimpulkan bahwa :

Saran

1. Nilai receive level (RSL) link

Pengecekan

cek

instalasi

instalasi

dan

microwave

JKT_06A330 ITC BSD facing

sebaiknya dilakukan secara berkala,


misalnya

ketika terjadi gangguan -33 dBm

sebulan sampai tiga bulan sekali .

dengan

dalam

Pengecekan

instalasi

keadaan down.setelah dilakukan

pengecekan

sistem

perbaikan

mengganti

pengecekan sistem fixstruth untuk

ODU di JKT_06B1052 IBS BSD

antenna dengan diameter 1.2 m atau

Junction nilai receive levelnya

lebih, pengecekan instalasi kabel IF

menjadi - 29.76 dBm. Selisihnya

dan pengecekan komponen hardware

4 dB dari receive level ketika

yang lainnya.

terjadi gangguan.

Daftar Pustaka

kondisi

link

dengan

2. Nilai receive level (RSL) JKT_06N411 facing

Kampung

JKT_06N412

link

Wireless

Klebet

,setelah dilakukan

perbaikan

dengan

perbaikan

instalasi

repointing

dan

Principles

fixedstruth

menjadi -34 dBm. langkah yang

bisa

meliputi grounding,

Communication &

Practise.New

Author’Guide.2002, Enginering

Pasolink Manual

.Japan:NEC Corporation [3]

.2002,

Pasolink

7/8GHz 2x2 ~16x2MB Digital Radio

3. Beberapa troubleshooting

[2]

konektor,

nilai receive level

waktu

Jersey: Printice-Hall.Inc,.

melakukan

pengencangan

jangka

[1] Rappaport,Theodore S. 1996.

kelapa

kemiri ketika terjadi gangguan – 86 dBm

dalam

System

(1+0/1+1).pdf.Japan:NEC Corporation

dilakukan bila terjadi kegagalan Vol.5 No.3 September 2014

118

ISSN : 2086‐9479


[4]

.2002,

Pasolink

[5]

.1999-2003,

13/15/18/23/26/28/38 GHz 2x2

Pasolink Network Management

~16x2MB Digital Radio System

Terminal

(1+0/1+1).pdf.Japan:NEC

Corporation

pdf.Japan:NEC

Corporation


119

STUDI ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT TRANSMISI NEC PASOLINK V4

Recommend Documents