Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
STRUKTUR POPULASI Assiminiea brevicula PADA ZONA AVICENNIA HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI BATANG KABUPATEN OKI Dewi Rosanti e-mail:
[email protected] Dosen Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang
ABSTRACT This paper reports the results of the study on distribution of Assiminiea brevicula at avicennia zone of Sungai Batang mangrove forest, Ogan Komering Ilir Regency. Research was conducted between November 2009 till Januari 2010. This research was carried out using purposive sampling of survey method. The data were gathered according to transects perpendicular to coastal lines towards inlands of avicennia zone. Results of the study showed that distribution of Assiminiea brevicula is clumped with value of S2 / X = 27,8
Key words : Assiminiea brevicula, distribution, avicennia zone ABSTRAK Penelitian tentang Struktur Populasi Assiminiea brevicula pada Zona Avicennia Hutan Mangrove Desa Sungai Batang Kabupaten OKI telah dilakukan pada bulan November 2009 sampai Januari 2010 di Desa Sungai Batang Kabupaten OKI. Penelitian menggunakan metode survey, dengan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling di sepanjang zona avicennia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi Assiminiea brevicula memiliki pola distribusi berkelompok, dengan nilai S2 / X = 27,8. Kata Kunci : Assiminiea brevicula, pola distribusi, zona avicennia
PENDAHULUAN Hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dengan bermacam-macam fungsi, yang merupakan hutan dengan jumlah spesies yang beragam. Pengelolaan yang salah terhadap ekosistem tersebut akan berakibat fatal, karena ekosistem ini sangat sulit dipulihkan kembali dan sangat mudah dipengaruhi oleh ekosistem yang ada di sekitarnya (ekosistem yang rapuh). Untuk itu
ISSN 1829.586x
ekosistem ini sangat perlu dipertahankan. Saat ini sebagian besar kawasan mangrove berada dalam kondisi rusak, bahkan di beberapa daerah sangat memprihatinkan. Tercatat laju degradasinya mencapai 160 – 200 ribu ha per tahun. Data lain menyebutkan bahwa kerusakan potensi hutan mangrove telah mencapai 50 %. Kerusakan tersebut terjadi karena perencanaan yang kurang dalam merumuskan pengelolaan ekosistem mangrove. Juga disebabkan oleh 59
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
tekanan kebutuhan ekosistem yang melebihi daya dukung kawasannya (Romimohtrto, 1999). Ekosistem mangrove merupakan habitat bagi berbagai fauna, baik fauna khas mangrove maupun fauna yang berasosiasi dengan mangrove. Berbagai fauna tersebut menjadikan mangrove sebagai tempat tinggal, mencari makan, dan tempat berkembang biak. Dari sekian banyak fauna yang hidup terdapat beberapa jenis kunci yang memegang peranan sangat penting. Salah satu jenis kunci tersebut adalah moluska dan kepiting yang hidup di dalam ekosistem mangrove (Bengen, 2002). Beberapa penelitian menyebutkan setidaknya lebih dari 200 jenis gastropoda yang ditemukan mendiami lumpur dan akar-akar pohon mangrove. Hughes (1986) menyebutkan terdapat lebih kurang 2.000 spesies Gastropoda yang hidup di laut. Sedangkan di Indonesia diperkirakan mencapai 1.500 jenis Gastropoda (Nybaken, 1987). Kelas gastropoda hidup sebagai pemakan bangkai, parasit dan predator. Gastropoda merupakan kelas dari Moluska yang paling baik dalam siklus hidupnya, hal ini dapat dilihat dari variasi habitatnya yang sangat beragam dimana spesies-spesies Gastropoda yang hidup di laut mampu untuk hidup pada berbagai tipe subtrat dasar perairan. Desa Sungai Batang merupakan salah satu desa yang terletak di salah satu anak sungai yang berada di kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) di provinsi Sumatera Selatan dimana aliran dari sungai ini akan bermuara di selat Bangka. Tingkat aktifitas manusia di sekitar muara sungai ini semakin meningkat, diantaranya penangkapan ikan dan udang.
ISSN 1829.586x
Kawasan pemukiman dengan segala aktifitas penduduk mengakibatkan kerusakan pada kawasan hutan mangrove. Sedangkan informasi tentang komunitas gastropoda di Desa Sungai Batang masih sangat terbatas. Bertitik tolak pada kondisi tersebut, maka perlu adanya penelitian terhadap struktur populasi gastropoda Assiminea brevicula yang terdapat di kawasan hutan mangrove di Desa Sungai Batang Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir. BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Januari 2010 di wilayah Desa Sungai Batang Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cool box, GPS (Global Positioning System), perangkap dengan bahan waring yang berbentuk seperti jala, kamera, kertas label, kompas (untuk penunjuk arah), peta lokasi, hand refraktometer, termometer digital, pH meter, Sedangkan bahan yang digunakan adalah formalin 10 % Pengambilan Sampel Gastropoda Untuk pengumpulan data menggunakan sample survey method yaitu metode pengambilan data dengan cara mencatat populasi yang ada secara sistematik. Dari hasil yang didapat diharapkan dapat menggambarkan sifat populasi secara kuantitatif dari objek penelitian dan dapat digunakan untuk pengambilan kesimpulan secara umum 60
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
bagi populasi dan lingkungannya (Suwignya, 1976 dalam Hutabarat, 1985). Penentuan stasiun pengamatan menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan stasiun dengan memilih daerah yang mewakili lokasi pengamatan. Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan pada bulan Agustus 2009 dan berdasarkan vegetasi mangrove maka pada Desa Sungai Batang ditentukan zona vegetasi mangrove yaitu zona Avicenia dengan luas zona ditentukan seluas 100 x 100 m. Pada masing-masing stasiun dibentangkan waring dengan ukuran 5 x 5 meter sebagai perangkap dengan tinggi 40 cm seperti yang terlihat pada gambar 3. Sampel gastropoda yang diambil adalah yang berada pada substrat maupun yang ada pada tegakan pohon mangrove. Setiap gastropoda yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik sampel dan diawetkan dengan larutan formalin 10 %. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan bantuan kunci determinasi menurut FAO (2000). Analisis Data Data yang diperoleh dari lapangan akan diolah dan dianalisis menggunakan rumus menurut Odum (1971) meliputi kepadatan (density), dan pola distribusi. Kepadatan (D)
D=
N A
Keterangan : N = Total jumlah individu spesies A = Luas area
ISSN 1829.586x
Pola Distribusi Menurut Syafei (1995) dalam Wardoyo dan Iqbal (2003), untuk menentukan pola distribusi dengan menghitung variansi dengan rumus:
∑ Xi ( Xi ) 2
S2 =
2
/n
(n −1)
Keterangan : S2 = Variansi atau nilai distribusi Xi = Jumlah individu plot ke i N = Jumlah plot yang Diamati Untuk menentukan persatuan luas dengan rumus :
X=
rerata
Jumlah total individu jumlah plot yang diamati
Keterangan : X = Rerata persatuan luas Untuk menentukan pola distribusi digunakan kriteria sebagai berikut : S2 / X < 1 ; berarti distribusi seragam S2 / X > 1 ; berarti distribusi berkelompok S2 / X =1 ; berarti distribusi acak
Pengukuran fisika kimia perairan Parameter fisika-kimia perairan yang meliputi suhu, salinitas, dan pH dilakukan secara insitu, dengan mengambil sampel air yang tergenang atau pada air pori yang banyak terdapat pada petak contoh pengamatan, kemudian diakukan pengukuran parameter sebanyak tiga kali ulangan pada setiap masing-masing stasiun pengamatan bersamaan dengan pengambilan sampel moluska.
61
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
HASIL DAN PEMBAHASAN Kepadatan Dari hasil penelitian di dapatkan kepadatan Assiminea brevicula sebesar 8.960 individu/ /hektar. Bila dibandingkan dengan penelitian Rosanti (2010), hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Assiminea brevicula kurang melimpah dibandingkan dengan populasinya pada zona Rhizophora. Menurut Romimohtarto (1999), Assiminea brevicula umumnya dijumpai pada hutan mangrove serta mampu membenamkan diri di dalam substrat mangrove jika tanahnya basah akibat pasang dan saat surut keluar untuk mencari makan. Kondisi lumpur pada zona Avicennia lebih dalam bila dibandingkan dengan kondisi lumpur pada zona Rhizophora. Diduga keadaan ini membuat Assiminea brevicula lebih sedikit ditemukan bila dibandingkan dengan populasinya pada zona Rhizophora. Meskipun demikian, hal ini menunjukkan Assiminea brevicula mendiami hutan mangrove di zona Avicennia dan zona Rhizophora dan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan mangrove serta mampu memiliki daya kompetisi yang tinggi untuk mendapatkan makanan serta menguasai ruang habitat dibandingkan dengan spesies lainnya. Menurut FAO (2000) Assiminea brevicula umumnya dijumpai pada hutan mangrove serta mampu membenamkan diri di dalam
substrat mangrove jika tanahnya basah akibat pasang dan saat surut keluar untuk mencari makan. Walaupun Assiminea brevicula mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap faktor lingkungan dan mampu berkembang biak dengan cepat, kondisi zona yang lebih mendekati garis pantai membuat kawasan ini mengalami tingkat pasang yang lebih tinggi dibandingkan pada zona Rhizophora. Meskipun penyebarannya cukup luas serta mempunyai daerah jelajah yang digunakan untuk mencari makan pada zona Rhizophora, pada zona Avicennia, jumlah dan jenis predator lebih banyak pada zona Avicennia, sesuai dengan fungsi hutan mangrove sebagai nursery ground hewan-hewan akuatik. Penelitian Rosanti et al., (2006) dan Rosanti (2007) menyebutkan bahwa larva ikan dan udang paling banyak ditemukan pada zona Avicennia. Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya ikan dan udang yang memijah pada kawasan ini, sehingga gastropoda yang ada menjadi sumber makanan yang banyak bagi ikan dan udang. Pola Distribusi Pola distribusi merupakan pola yang dibentuk individu dalam ekosistem alamiah tergantung pada cara tumbuhan atau hewan yang tersebar atau terpencar di dalamnya. Pola distribusi Assiminea brevicula dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Pola Distribusi Assiminea brevicula pada zona Avicennia Lokasi Zona Avicennia
ISSN 1829.586x
S2 / X > 1 27,8
Keterangan Berkelompok
62
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
Pola distribusi Assiminea brevicula di zona Avicennia kawasan mangrove Desa Sungai Batang Kabupaten OKI dihitung berdasarkan nilai S2 = 309,21 dan nilai X = 11,1sehingga nilai S2 / X = 27,8. Ini berarti pola distribusi Assiminea brevicula bersifat berkelompok. Pola distribusi berkelompok ini terjadi karena ketersediaan makanan dan kondisi lingkungan pada zona Avicennia lebih ekstrim dari pada zona
Rhizophora, sehingga Assiminea brevicula cenderung berkelompok pada daerah yang cukup makanan dan aman dari serangan predator. Kondisi fisika kimia perairan Adapun kondisi fisika kimia perairan di zona Avecenia hutan mangrove desa sungai batang kabupaten OKI dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengukuran faktor Fisika Kimia Perairan pada zona Avecennia Hutan Mangrove desa Sungai Batang Kabupaten OKI
No 1 2 3
Parameter Suhu Salinitas pH
Suhu perairan mangrove pada lokasi penelitian menunjukan kisaran suhu 29 0C. Menurut MacKinnon et al. (1996), mangrove dapat tumbuh subur di daerah tropis dan sub tropis pada suhu udara lebih dari 5 0C. Pada umumnya organisme aquatik memerlukan suhu optimum untuk beberapa jenis gastropoda adalah 30 0 C. Hal ini berarti bahwa kisaran suhu pada zona Avicennia kawasan mangrove Desa Sungai Batang OKI masih dalam batas toleransi untuk organisme aquatik termasuk gastropoda. Kisaran toleransi salinitas untuk kehidupan gastropoda mangrove adalah sebesar 5 0/00 – 35 0/00. Dengan salinitas 24 0/00, termasuk baik untuk kelangsungan hidup tumbuhan mangrove dan gastropoda. Sedangkan derajad kemasaman (pH) akan mempengaruhi daya tahan suatu organisme. Hasil pengukuran pH sebesar 8 secara komposit pada zona Avicennia menunjukkan bahwa hutan ISSN 1829.586x
Satuan 0 C 0 /00 -
Kisaran 29 0C 24 0/00 24
mangrove di Desa Sungai Batang Kabupaten OKI masih mendukung kehidupan gastropoda dimana kisaran pH 5-9 masih mendukung kehidupan perairan. Selanjutnya menyatakan bahwa gastropoda umumnya banyak dijumpai pada daerah yang pH-nya berkisar dari 7-9. Bila perairan memiliki rentang pH kurang dari 4 merupakan pH perairan yang bersifat masam dan akan mengakibatkan kematian organisme gastropoda, sedangkan pH lebih dari 9,5 perairan tersebut bersifat basa dan perairannnya tidak produktif. KESIMPULAN Struktur populasi Assiminea brevicula pada zona Avicennia kawasan mangrove Desa Sungai Batang Kabupaten OKI memiliki pola distribusi berkelompok , dengan nilai S2 / X = 27,8.
63
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
Ecological Impacts on Biodiversity of Sembilang National Park Mangrove Forest Banyuasin South Sumatera Indonesia : Jurnal Pusat Studi Lingkungan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Vol. 26 No.1, Januari 2006. Jakarta.
DAFTAR PUSTKA Bengen, D.G. 2000. Sinopsis : Teknik Pengambilan Contoh dan Analisis Data Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB. Bogor. FAO.
2000. Management and Utilization of mangroves in Asia Pasific. FAO Environmental Paper 3, FAO, Rome.
Hughes, R.H. 1986. A Fungtional Biology of Marine Gastropods. First Published. John Hopkins University Press. USA. Hutabarat, S ; Evans, S. M. 1985. Pengantar Oseanografi. UIPress. Jakarta. MacKinnon, K., G. Hatta., H. Halim and A. Mangalik. 1996. The Ecology of Kalimantan. Periplus Edition Ltd. Singapore. Nybaken, J.W. 1982. Marine Biology : An Ecological Approach.Diterjemahkan Oleh Eidman, H.M. 1986. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia. Jakarta. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. WB.Saunders Company. USA.
Rosanti, D. 2007. Study Komparatif Keanekaragaman Hayati Hutan Mangrove Taman Nasional Sembilang : Prosiding Seminar Nasional Forum Perairan Umum Indonesia IV. Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta, Desember 2007. Jakarta. Rosanti, D. 2010. Struktur Populasi Assiminiea brevicula pada Zona Avicennia Hutan Mangrove Desa Sungai Batang Kabupaten OKI. Jurnal Sainmatika. Volume 7 Nomor 1, Juni 2010. Fakultas MIPA Universitas PGRI. Palembang. Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Dahara Prize. Semarang. Dahuri, R. 2002. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Dirjen
Romimohtarto, K. 1999. Ekosistem Perairan Sungai Sembilang. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi.
Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan. 1996. Strategi Nasional Untuk Pengelolaan Hutan Mangrove di Indonesia. Lokakarya Nasional. Jakarta.
Rosanti, D., M.E. Armanto.,S.E. Rahim dan A.K.Gaffar. 2006. ISSN 1829.586x
64
Struktur Populasi Assiminea brevicula,…Dewi Rosanti,..Sainmatika,..Volume 7,.…No..2..Desember.., 2010,..59-65
Hutabarat, S ; Evans, S. M. 1985. Pengantar Oseanografi. UIPress. Jakarta. MacKinnon, K., G. Hatta., H. Halim and A. Mangalik. 1996. The Ecology of Kalimantan. Periplus Edition Ltd. Singapore. Nybaken, J.W. 1982. Marine Biology : An Ecological Approach. Diterjemahkan Oleh Eidman, H.M. 1986. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia. Jakarta. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition. WB.Saunders Company. USA.
Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Rosanti, D. 2010. Struktur Populasi Assiminiea brevicula pada Zona Avicennia Hutan Mangrove Desa Sungai Batang Kabupaten OKI. Jurnal Sainmatika. Volume 7 Nomor 1, Juni 2010. Fakultas MIPA Universitas PGRI. Palembang. Wardoyo, S.A. dan M. Iqbal. 2003. Jenis-jenis ikan di Perairan Estuaria Taman Nasional Sembilang. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanandan Budidaya Perairan. Volume 1, Nomor 1. Fakultas Perikanan Universitas PGRI.Palembang.
Romimohtarto, K. 1999. Ekosistem Perairan Sungai Sembilang.
ISSN 1829.586x
65