arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 1
Struktur Elemen Kusudama & Platonic Solid Tri Wahyuni Pada tulisan ini, saya membahas mengenai kaitan antara platonic solid, kusudama, fashion dan geometri. Pada dasarnya kusudama merupakan cabang origami platonic solid lainnya. Kusudama merupakan gabungan dari beberapa modul bentuk yang digabungkan dengan cara disisipkan, dijahit atau dilem sehingga membentuk satu kesatuan bentuk. Namun, biasanya kusudama ini juga dapat terbentuk hanya dengan cara diselipkan antar bagian pada tiap modul. Hal inilah dapat menjadi suatu kesatuan benda lain yang memiliki bentuk dan ruang. Platonic solid dinilai sebagai bentuk yang sempurna. Hal ini dikarenakan adanya suatu kepastian perhitungan dalam tiap bentuk modulnya yang saling menguatkan. The proportions of the formal elements and their intermediate spaces are almost always related to certain numerical progressions logically followed out secara sadar ataupun tidak, terjadinya bentuk kusudama terkait dengan adanya proporsi pada tiap modul. Ketika tiap modul tersebut disatukan, dapat menjadi bentuk baru yang saling menguatkan dan memiliki keserasian proporsi. Sebagai contoh adalah, satu bentuk bidang segitiga, terdiri dari modul-modul segitiga yang berukuran sama. Bayangkan saja ketika bentuk modul tersebut tidak sama satu sama lainnya, tentunya platonic solid tidak dapat terwujud. “The purpose of geometry of design is not to quantify aesthetics through geometry but rather to reveal visual relationships that have foundations in the essential qualities of life such as proportion and growth patterns as well as mathematics. Its purpose is to lend insight into the design process and give visual coherence to design through visual structure. It is through this insight that the artist or designer
Seperti yang dijelaskan oleh Kimberly Elam bahwa geometri bukan hanya mengenai estetika melainkan juga mengenai perkembangan proses desain melalui struktur visual. Sehingga terbentuknya platonic solid merupakan hasil dari satu bentuk modul yang sama, dan pada akhirnya dapat mewujudkan berbagai macam bentuk platonic solid.
Gambar 1. Berbagai macam bentuk platonic solid Kusudama
Hal ini pun terjadi pada kusudama. Belum dapat dipastikan bahwa kehadiran kusudama merupakan platonic solid. Karena pada kenyataannya bentuk-bentuk keluaran dari kusudama pun mengacu pada platonic solid. Terdapat berbagai macam bentuk 29
arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 1
kusumada, mulai dari bentuk modular yang sederhana hingga yang rumit. Pada awalnya saya akan membahas mengenai kusudama yang terdiri dari bentuk modul yang sederhana dengan cara pengabungan yang juga sederhana. Sebenarnya metode yang digunakan antara bentuk yang sederhana dan yang rumit memiliki kesamaan.
Gambar 3. Metode origami pada kusudama
Metode yang digunakan adalah membuat suatu modul terlebih dahulu dengan cara membuat origami, kemudian dilakukan berulang-ulang hingga terdiri dari jumlah modul yang banyak. Setelah itu disatukan sehingga terbentuklah kusudama yang berukuran besar. Untuk mendapatkan kusudama yang semakin besar atau semakin mendekati bentuk bola, maka semakin banyak modul origami yang harus dibuat. Metode ini pun dapat digunakan pada platonic solid, semakin banyak dan besar bidang yang disusun dan semakin mendekati bentuk bola, maka semakin banyak bidang-bidang yang disatukan. Sedangkan jika semakin sedikit bidang yang disatukan, maka semakin terlihat jelas sudut-sudut lancip yang terbentuk pada platonic solid. Membuat kusumada sebenarnya sama halnya seperti menyatukan elemen-elemen yang bersifat serupa, tetapi jika menggunakan metode yang berbeda, maka memungkinkan terjadinya bentuk yang berbeda pula.
Gambar 4. Kusudama yang terbuat dari jumlah modul yang banyak dan berbagai macam ukuran
Bentuk dari platonic solid ini tidak hanya ditemukan dalam origami saja, tetapi juga mempengaruhi di bidang fashion. Karya pada gambar di atas dikenal dengan sebutan “Plato’s collection”, merupakan karya dari Amila Hrusti of Bosnia and Herzegovina. Mereka tertantang untuk menyatukan konsep pengaturan geometri dan struktur yang keduanya memiliki hubungan dengan tubuh manusia. Karya ini lebih cocok disebut sebagai penelitian mengenai persepsi, kontras, sesuatu yang bersifat buatan, organik, amorf dan geometri. Dikatakan persepsi karena kadang kala kita tidak menyadari bentuk ini dapat terdiri dari bentuk apa. Sedangkan dikatakan kontras karena terdapat banyak komposisi bentuk 3 dimensi pada tiap modulnya yang pada akhirnya dapat memperjelas bentuk keseluruhan dari baju platonic solid ini hanya ada tetapi jika satu bentuk tersebut membentuk suatu koloni yang tersusun atas suatu pola dengan cara 30
arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 1
penggabungan yang tidak biasa, maka akan memiliki nilai tambah tersendiri. Platonic solid pun erat kaitannya dengan arsitektur. Bentuk dari platonic solid merupakan dasar dalam eksplorasi bentuk, contohnya adalah The Musee du dari platonic solid adalah pengabungan satu bagian dengan bagian yang lain yang memiliki kesamaan bentuk, baik itu berupa bidang maupun rangka. Skema mengenai platonic solid dan kusumada dapat digambarkan seperti di bawah ini:
yang sama dengan modul awal
Namun, dalam satu bentuk modul tidak selalu menghasilkan kesatuan bentuk yang sama seperti pada modul-modul awalnya. Kadang kala ia akan membentuk arsitektur pada gambar di bawah ini. Modular arsitektur tidak selalu berbentuk kotak, walaupun tiap-tiap modulnya terdiri atas susunan bidang segitiga.
Gambar 8. Modular arsitektur
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai sistem membangun atau membentuk bentuk-bentuk platonic solid. Salah satu contohnya adalah pada kusudama, dalam membentuk platonic solid sebenarnya tidak hanya dengan menggabungkan elemen-elemen dengan cara mengelem atau menyelipkan, tetapi juga dapat folding
Gambar 10. Metode pembuatan platonic solid pada kemasan
31
arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 1
Contoh lainnya adalah seperti pada gambar di atas, yaitu metode pendekatan membentuk platonic solid yang sering ditemukan dalam pembuatan kemasan.
Gambar 11. Bangunan piramida
Pada bangunan piramida di atas, bentuk limas segitiga yang merupakan salah satu macam dari platonic solid merupakan bukti bahwa secara disadari atau tidak, bentuk-bentuk ini sudah lekat pada manusia. Dalam bukunya, Matila ghyka mengutip perkataan Claude Bragdon : “A work of art unless it be also schematic. It means (this word) a systematic disposition of parts according to some co-ordinating principle” Menurut Claude Bragdon, suatu karya arsitektur yang spektakuler akan menjadi tak bernilai jika dibuat tanpa dasar dan penyebab yang jelas. Sehingga dapat dikatakan suatu proses desain masih menjadi penilaian yang sangat penting. Namun, bentuk geometri seperti platonic solid bukanlah acuan pasti akan kesempurnaan suatu bentuk. Selain itu, platonic solid bukan pula termasuk di dalam suatu bentuk yang memilik penilaian estetika tertinggi. Karena platonic solid ini hanyalah suatu fenomena pencarian bentuk dari produk desain kreatif yang kadang kala menjadi acuan dalam penilaian yang subjektif. Penilaian yang hadir akibat bentuk ini mungkin sangat happening pada masanya. Namun, terlepas dari hal tersebut, bentuk platonic solid ini berpengaruh besar dalam arsitektur, fashion, bahkan kusudama yang hanya hadir akibat suatu proses dari keberagaman cara pandang. mengikat pada bentuk arsitektur. Namun, keberadaan geometri berperan penting sebagai jembatan untuk menyampaikan sesuatu melalui proses desain. Aturanaturan yang ada di geometri pun terkadang masih menjadi pertanyaan. Ketika geometri berhubungan dengan bentuk maka penilaian selanjutnya yang muncul adalah penilaian mengenai estetika. Dalam mengubah penilaian subjektif akan estetika menjadi penilaian objektif, bukanlah hal yang mudah. Akan lebih tepat jika penilaian ini dilihat berdasarkan metode yang dilakukan dalam mendesain. Sehingga penilaian estetika yang baik tidak hanya karena berbentuk platonic solid atau mengandung golden section, tetapi juga karena adanya cara atau tahapan pencapaian bentuk serta hubungan yang ingin disampaikan. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa kehadiran geometri sebenarnya mengacu pada metode yang diharapkan untuk menjelaskan ide dan sebagai suatu penyelesaian dari sebuah desain.
32
arsitektur.net 2011 vol. 5 no. 1
Referensi Geometry Of Design. New York: Princeton Architectural Press. The Geometry of Art and Life 1946 http://www.kusudama.me/#/Madmoiselle
33