Striving for Superiority Tokoh Keke dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Veni Masruchah Fibriyanti Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNESA
[email protected]
Abstrak Setiap manusia pasti memiliki rasa rendah diri atau inferiority. Inferiority ini muncul karena adanya suatu perasaan kurang berharga yang timbul karena ketidakmampuan psikologis maupun sosial yang dirasakan secara subjektif, dengan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri seseorang. Apabila ini tidak segera diatasi maka seseorang akan depresi atau terasing dari lingkungan sekitar. Namun rasa rendah diri atau inferiority ini dapat diatasi dengan berjuang ke arah superior atau Striving for Superiority. Seperti yang dilakukan oleh tokoh Keke dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar. Pengarang menggambarkan inferiority yang dialami tokoh Keke dan dapat diatasi dengan bentuk sikap Striving for superiority. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: mendeskripsikan bentuk Striving for Superiority yang dilakukan tokoh Keke untuk mengatasi inferiority dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan . Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu bentuk Striving for superiority yang dilakukan Keke ada dua yaitu kompensasi dan kompleks Superioritas. Kompensasi dilakukan Keke sebagai strategi untuk menutupi rasa rendah diri (inferiority) dengan kemampuan-kemampuannya yang lain. Sedangkan kompleks Superioritas dilakukan Keke untuk menutupi rasa rendah diri (inferiority) dengan berpura-pura memiliki suatu kelebihan. Kata Kunci : Striving for Superiority, Kompensasi, dan Kompleks superioritas.
Abstrak Everybody has inferiority. Inferiority appears because there is a less value feeling which occurs because of psychological disability and social which is experienced subjectively, with the weakness of someone . If this has not been overcomed soon, someone will depress or isolated from surrounding environment. But, inferiority can be overcomed by struggling or Striving for Superiority. As it is done by the Character Keke in the novel Surat Kecil Untuk Tuhan, the work of Agnes Davonar. The author describes inferiority of character Keke and it can be overcomed appropriately by having Striving for superiority attitude. The purpose of this research is to describe striving for superiority attitude which is done to overcome inferiority feeling of character Keke in the novel Surat Kecil Untuk Tuhan. This research uses qualitative research method and uses descriptive analisys. Result of this result of there are two forms of Striving for superiority which is done by Keke namely compensation and superiority complex. The compensation is done by Keke as strategy to cover inferiority through her other abilities. Meanwhile, superiority complex is done by Keke to cover inferiority by pretending as if she has a strangeness. Kata Kunci : Striving for Superiority, Compensation, and Superiority Complex.
PENDAHULUAN Novel Surat Kecil Untuk Tuhan merupakan
fisik dan 2 Biografi sukses diakui di beberapa
yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang
Perpustakaan Asia dan Australia sebagai koleksi resmi.
gadis remaja Indonesia. Ditulis oleh Agnes Davonar, Novel Surat Kecil Untuk Tuhan ini bercerita
yang memulai karier menulisnya dari blog. Selain
tentang seorang gadis remaja Indonesia bernama Gita
dikenal sebagai Blogger papan atas Indonesia dengan
Sesa Wanda Cantika atau Keke, gadis cantik, pintar
sejumlah prestasi internasional, juga dikenal sebagai
dan mantan artis penyanyi cilik berusia 13 tahun, yang
penulis novel best seller yang telah melahirkan 6 novel 1
menjadi penderita kanker jaringan lunak pertama di
Keke merasa rendah diri dan malu. Bahkan mengurung
Indonesia. Kanker itu menyerang wajahnya yang
diri dikamar.
cantik dan menjadikannya seperti monster, bahkan Adler
dokter pun mengatakan kalau hidupnya hanya tinggal
(dalam
Suryabrata,
2002
:
59)
mengatakan bahwa rasa rendah diri (inferiorioritas) ini
beberapa bulan saja. Tak mau menyerah, sang ayah
muncul dan disebabkan karena adanya suatu perasaan
terus berjuang agar Keke dapat lepas dari vonis
kurang berharga yang timbul karena ketidak mampuan
kematian. Penyakit yang diderita, sempat membuat psikologis maupun sosial yang dirasakan secara
pendekatan sekaligus, yaitu 1) pendekatan tekstual,
subyektif, dengan kekurangan-kekurangan yang ada
yang mengkaji aspek psikologi dalam karya sastra; 2)
pada diri anak tersebut akan menjadikannya tersingkir
pendekatan
dari kehidupan disekitarnya. Suatu bentuk ketiadaan
psikologi pembaca sebagai penikmat karya sastra yang
yang dimiliki oleh seseorang dapat menyebabkan
terbentuk dari pengaruh karya yang dibacanya, serta
seseorang tersebut diabaikan dan kurang diterima oleh
proses resepsi pembaca dalam menikmati karya sastra;
kelompoknya, semakin banyak kekurangannnya akan
3) pendekatan
semakin besar pula kemungkinannya untuk ditolak
psikologis sang penulis ketika melakukan proses kreatif
oleh teman-temannya (Mappiare, 1982 : 81 ). Mappiare
yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai
mengatakan perlu diwaspadai bahwa penolakan-
pribadi maupun wakil masyarakat. Dalam penelitian ini,
penolakan ini mempunyai arti yang penting bagi
pendekatan yang
seorang
langsung
tekstual, dikarenakan pendekatan ini mengutamakan
penolakan itu akan mempengaruhi pikiran, sikap,
teks sastra untuk menganalisis tokoh Keke dalam novel
perasaan,
Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar.
remaja,
karena
secara
perbuatan-perbuatan
tidak dan
penyesuaian
reseptif-pragmatis,
mengkaji
ekspresif, yakni
mengkaji
aspek
aspek
paling cocok adalah pendekatan
dirinya, bahkan pengaruh tersebut akan terbawa dan Teknik pengumpulan data yang digunakan
berbekas sampai masa dewasanya. Apabila ini tidak
dalam penelitian ini adalah teknik telaah pustaka.
segera diatasi, maka anak akan mudah mengalami
Teknik telaah pustaka digunakan untuk mencari dan
depresi yang pada akhirnya semua harapannya akan
menemukan data yang terdapat dalam novel Surat Kecil
pupus ditengah jalan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
Untuk Tuhan karya Agnes Davonar yaitu proses
untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang bentuk
Striving for Superiority tokoh Keke.Teknik analisis data
Striving for superiority tokoh keke dalam mengatasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
rasa rendah diri atau inferiority yang dialami.
deskriptif.
METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. yang
Adler menjelaskan setiap individu memiliki
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
perasaan rendah diri (inferiority) dan karena perasaan
mendeskripsikan (Endraswara, 2008 : 97-98).
Data
rendah diri dianggap sebagai kelemahan dan sebagai
pada penelitian kualitatif bukan data yang memiliki
hal yang memalukan. Secara alami, ada kecenderungan
nilai dan dapat dihitung. Melainkan, data yang berupa
untuk menutupinya. Inferiority dapat berbentuk rasa
teks karena objek yang diteliti yaitu novel “Surat Kecil
takut, rasa malu, dan perubahan sikap yang bernilai
Untuk Tuhan”. Menurut Roekhan (dalam Endraswara,
negatif
2008 : 97-98) psikologi sastra ditopang oleh tiga
kelemahan/kekurangan yang dimiliki.
Penelitian
kualitatif
adalah
penelitian
2
atau
bahkan
rasa
lemah
atas
Keke mempunyai dua kakak laki-laki. Kakak
berkembang tiap 5 hari. Ayahnya berusaha tenang dan
yang pertama bernama chika dan kakak yang kedua
menanyakan pada dokter bagaimana pengobatan untuk
bernama Kyky. Keke dan kedua kakaknya, tinggal
Keke. Kata dokter langkah yang harus dilakukan yaitu
bersama ayahnya. Karena kedua orang tuanya telah
mengangkat kanker itu melalui operasi. Ayahnya
bercerai. Dan sejak saat itu, Keke mengalami rasa
meminta sedikit waktu untuk
rendah diri ( Inferiority). Keke malas melakukan
keluar dari ruangan dokter. Keke yang telah menunggu
kegiatan apa-apa, bahkan Keke juga tidak mau
diluar menggerutu karena merasa ayahnya sangat lama
bersekolah selama beberapa bulan. Bentuk Inferiority
berada didalam ruangan dokter. Ayahnya tidak
yang pertama, terdapat pada kutipan dibawah ini :
berbicara apapun dan segera memeluk Keke dengan
berfikir dan segera
erat. Terdapat pada kutipan dibawah ini: Setelah kakakku sembuh, sepertinya ada yang aneh ketika aku terbangun di pagi hari. Aku
Aku bingung melihat wajah ayah yang sembab
merasa mataku terasa perih.
seperti habis menangis ditambah dengan sikapnya
Aku segera melihat ke cermin di lemri kamar.
yang tidak biasa. Suster yang tadi berbicara
Astaga!! Mataku memerah. Apa yang aku
denganku langsung tersenyum melihat tingkah
takutkan benar-benar terjadi! Aku tertular
laku ayahku seperti sudah lama saja tidak
penyakit mata dari kakak. Aku memang sudah
melihatku. “Aduh ayah, malu nih..Kenapa sih
berpikir akan menerima penyakit ini karena
tiba-tiba begini? “ Ujarku.
karma meledek kak Kiki. Kalau sudah begini
“Gapapa Keke. Nggak usah malu gitu. Kalau
aku hanya bisa pasrah. Mungkin aku dikutuk kakak
karena
ejekan
saat
itu.
ayah peluk kamu gini artinya ayah sayang sama
Untuk
Keke.”
menghindari keadaan memalukan, aku sengaja
“ Tapi suster aja sampai ketawa...” ( Davonar,
memakai kacamata hitam saat hendak makan
2011/ 44)
pagi. Rasanya malu sekali untuk makan pagi bersama bila kakakku melihat wajahku ini.
Inferiority yang terjadi yaitu rasa malu ketika
(Davonar, 2011 : 28-29)
sang ayah tiba-tiba memeluk Keke didepan suster. Keke merasa malu karena ayahnya tidak seperti
Inferiority yang dialami Keke itu merupakan
biasanya apalagi tiba-tiba memeluknya ditempat umum
Inferiority dalam bentuk rasa malu. Keke, menganggap
seperti sudah lama tidak bertemu dengannya. Keke
sakit matanya itu adalah hal yang memalukan. Dan dia
menutupi rasa malunya dengan berkata langsung
berusaha menutupinya dengan menggunakan kaca
kepada ayahnya.
mata saat hendak makan pagi. Untuk menutupi rasa
Inferiority berupa rasa malu juga terjadi ketika
malunya terhadap kakak dan Ayahnya.
Keke telah dinyatakan sembuh. Keke bermaksud
Inferiority tidak hanya tejadi ketika akan
membeli rambut palsu.
sarapan pagi. Inferiority juga terjadi ketika dirumah sakit. Keke dan ayahnya ke rumah sakit untuk
Andi memang ingin mengantarkanku tapi
memeriksakan sakit mata Keke yang akhir-akhir ini
sayang dia terbentur dengan kegiatan sekolah.
menyebabkan dia sulit bernafas. Setelah diperiksa
Sebenarnya aku memang tidak ingin dia hadir
ternyata Keke positif mengidap “ Rabdomiosarkoma” (
karena malu bila ia mengantarkanku tanpa
Kanker jaringan lunak). Mendengar hal itu, ayah Keke
rambut. (Davonar, 2011/91)
menangis dan seakan tidak percaya. Kanker itu akan 3
Pada
kutipan
tersebut,
Keke
mengalami
Aku sering ikut extrakulikuler dengan kakak kakak
inferiority yaitu rasa malu. Keke sangat malu jika Andi
kelas dan kedua kakakku. Selain itu, aku juga suka
mengantarkan dia dengan keadaan yang tidak memiliki
ikut membantu mereka untuk membuat mading
rambut sehelaipun. Padahal, rambut itu adalah mahkota
(Majalah Dinding). Kemudian aku diarahkan oleh
yang mempercantik wanita pada umumnya.
kakak kelasku menjadi team kreatif MADING karena kata mereka aku berbakat menggambar dan
Bahkan ketika kakinya lumpuh tidak bisa
daya imajinasiku tinggi. Begitu kata mereka.
berjalan, Keke mengalami inferiority seperti pada
(Davonar, 2011/11).
kutipan : Ketika ia dan Pak Iyus masuk ke kamarku untuk melihatmu, aku sedng berjalan dengan semua kaki dan tangaku. Rasanya aku malu sekali ketika mereka masuk. (Davonar, 2011/190)
Pada kutipan tersebut, terlihat bahwa Keke mengalami Striving for Superiority dalam bentuk Kompensasi. Keke menutupi inferiority yang terjadi di sekolah dengan kemampuan yang lain untuk mencapai
Keke merasa sangat malu karena dia sedang
Superioritas.
Kemampuan
tersebut
yaitu
bakat
berjalan merangkak dengan dua tangannya. Keke pun
menggambar dan imajinasinya yang tinggi. Sehingga,
meminta
kakak kelas kelasnya mengarahkan Keke menjadi tim
ayahnya
untuk
menggendongnya
dan
menceritkan bahwa kakinya mati rasa tidak bisa dipaki
Kreatif
untuk berjalan. Ayah Keke menahan airmata. Ujian
kompensasi
pertama pun telah usai. Inferiority yang dialami Keke
dimilikinya mampu mengatasi inferiority yang dialami.
perlahan
mampu
diatasi
dengan
striving
MADING yang
di
Sekolahnya.
berbentuk
Jelas
sekali
kemampuan
yang
for Striving for Superiority dalam bentuk kompensasi juga
superiority.
kembali dialami oleh Keke ketika berada disekolah. Striving for superiority bukan hanya sebatas
Wajah Keke mulai bengkak. Tumbuh benjolan sebesar
usaha yang digunakan untuk mengatasi rasa rendah diri
bola tennis di bawah mata sebelah kiri. Wajah Keke
(inferior)
for
mulai tak beraturan. Tidak heran ketika ada seorang
superiority ini merupakan awal dari kemajuan dan
anak TK lari ketakutan ketika berjumpa dengan Keke.
kebangkitan
superiority
Keke sangat sedih dan segera berlari ke kamar mandi
memiliki bentuk-bentuk yang khas sebagaimana yang
lalu menangis. Meski, ia sedih dan menangis karena
dikatakan oleh Adler (dalam Boeree; 2004) bahwa
kekurangan yang dimiliknya sekarang, Keke dapat
striving for superiority ini memiliki 2 (dua) bentuk
mengatasi kekurangan serta kelemahannya dengan
yaitu kompensasi dan komplek Superioritas.
tindakan seperti pada kutipan :
pada
seseorang,
seseorang.
namun
Striving
striving
for
Kompensasi merupakan sebuah usaha yang digunakan untuk menutupi suatu kelemahan dan “Setelah merasa tenang dan menghapus air mataku,
kekurangan yang ada pada dirinya dengan mencari
aku pun keluar dari toilet dan masih melihat anak
kelebihan-kelebihannya dibidang yang sama atau kemampuan-kemampuan dibidang Keke
mengalami
banyak
kecil itu bersama ibunya. Ku dekati sang ibu lalu
yang lain. Tokoh
kompensasi
aku mulai berusaha berbicara agar aku tidak
dalam
dianggap sombong saat lari begitu saja dari mereka
kehidupannya yang tampak jelas pada novel Surat kecil untuk Tuhan, seperti pada kutipan : 4
“anak tante lucu ya...” pujiku dan ibu itupun
Keke semakin rajin membaca buku dan
tersenyum”. (Davonar, 2011/56)
meminta penjelasan kepada temannya seputar pelajaran yang
belum
dimengerti.
Teman-temannya
juga
menawarkan untuk belajar kelompok bersama di rumah Keke. Usaha Keke semakin keras ketika dia berfikir
Pada kutipan tersebut, untuk menutupi kekurangan dan
jika dia tidak mengikuti ujian tersebut, maka dia akan
kelemahan yang terjadi dalam dirinya, terutama pada
tidak naik kelas. Buat Keke tidak naik kelas adalah hal
wajahnya yang membuat seorang anak TK ketakutan,
yang sangat memalukan.
Keke menutupi itu semua dengan kompensasi. Kompensasi yang dilakukan Keke yaitu menunjukkan
Saat ujian berlangsung, semua mengerjakan
sikap ramah kepada ibu dari anak kecil TK itu dan
soal-soal yang tertera di kertas, di meja mereka
berusaha berbicara. Keke melakukan hal itu, tidak
masing-masing. Angel dan teman-temannya yag lain
hanya untuk menutupi inferiority dirinya, melainkan
terlihat saling memberikan kode contekan tetapi Keke
juga agar tidak dianggap sombong oleh Ibu anak kecil
tidak mau mencontek. Keke hanya berusaha dan
TK itu. Semakin hari keadaan Keke semakin memburuk,
wajahnya
semakin
tidak
berdoa kepada kepada tuhan agar diberikan yang
beraturan
terbaik dengan hasil jerih payahnya.
sehingga Keke mengalami inferiority berupa rasa malu.
Kini wajah Keke kembali membesar dan terus
Meskipun demikian, Keke tidak putus asa dan berusaha
membesar. Keke mulai merasakan kesakitan yang luar
mengatasi inferiority yang dialami dengan bentuk
biasa. Nafasnya terasa berat dan paru-parunya seakan
striving superiority berupa kompensasi seperti dalam
menusuk hatinya ketika ia bernafas. Itu semua dangat
kutipan berikut :
menyiksa Keke. Keke merasakan sakit yang tidak dapat dijelaskan. Keke hanya berharap setidaknya ia bisa hidup normal walau hari demi hari ia mulai
Sesudah hiburan itu berakhir, aku harus
melemah dan tidak sehat.
menempuh cobaan lain, ujian telah tiba.
Kalau kanker itu mulai protes, terkadang aku
Semenjak aku sakit aku telah tertinggal banyak
tidak bisa pergi sekolah dan agar tidak
pelajaran. Aku tau sulit untuk mengejar tapi aku
tertinggal pelajaran aku terpaksa meminjam
tidak akan menyerah. Saat sakit dulu walau
catatan dari teman sekelasku. Hal itu kulakukan
dalam keadaan buta aku tidak pernah lupa
agar saat ujian akhir semester, aku bisa
membaca buku pelajaran. (Davonar, 2011/96).
mengikutinya. Setidaknya bisa merasakan saatsaat indah itu bergulir (Davonar, 2011/185).
Striving for superiority yang terjadi berupa kompensasi berbentuk sikap tidak menyerah untuk mengejar
ketertinggalannya
selama
dia
tidak
bersekolah. Sikap tidak menyerah itu merupakan
Meskipun terkadang kanker itu membuat Keke
kemampuan Keke yang dilakukan untuk menutupi
tidak bisa masuk sekolah, Keke melakukan strategi
kelemahan yang selama ini ada pada dirinya.
agar dia tidak ketinggalan pelajaran. Strategi tersebut
Kelemahan tersebut yaitu penyakitnya yang membuat
berupa kompensasi dalam bentuk usaha meminjam
dia tidak bersekolah selama beberapa bulan.
catatan 5
dari
teman
sekelasnya.
Dengan
begitu
kompensasi yang dilakukan Keke mampu mengatasi
menjadi diktator dan suka mengintimidasi orang lain
ketertinggalannya selama tidak bersekolah.
sebagai
wujud
superiornya.
Perasaan-perasaan
komplek superioritas yang muncul ini biasanya
Striving for superiority kembali dilakukan Keke
seperti;kebutuhan kekuatan, keinginan berkuasa, tidak
ketika Keke ujian ditemani oleh pak Iyus. Pak Iyus
menghormati orang lain, biasanya dengan kebutuhan
menggendong Keke memasuki kelas.
prestise dan kepemilikan yang berwujud sebagai kebutuhan mengontrol orang lain dan menolak perasaan lemah. Kompleks superioritas ini dilakukan
Dengan
menggendongku,
pak
Iyus
untuk menutupi rasa rendah diri atau inferiority dengan
mengantarkan aku sampai duduk di kursi ujian. Semua
orang
memperhatikanku,
tapi
berpura-pura memiliki kelebihan.
aku
berusaha tegar dan berkonsentrasi pada ujian
Kompleks superioritas yang pertama, terjadi
hari ini. Saat teman-teman bertanya mengapa
ketika mulai timbul gejala yang dirasakan oleh Keke.
aku digendong, aku hanya bilang sedang lemas.
Matanya memerah. Tetapi saat itu, belum ada
(Davonar, 2011/190).
kecurigaan
apa-apa.
Keke,
ayah
dan kakaknya
menganggap bahwa Keke hanya sakit mata biasa saja. Karena sebelumnya Kak Kiki juga sakit mata. Seperti pada kutipan :
Keke sebenarnya malu memasuki kelas dengan digendong oleh pak Iyus. Tetapi Keke menutupi rasa malunya dengan berusaha tegar dan tetap berkonsentrasi pada ujiannya. Tidak
Aku sengaja memakai kacamata hitam saat
hanya itu, kompensasi juga kembali dilakukan
hendak makan pagi. Rasanya malu sekali untuk
keke dengan menutupi mati rasa pada kakinya
makan pagi bersama bila kakakku melihat
dengan mengatakan bahwa dia hanya lemas
wajahku ini. “kamu kenapa ke? Kok pagi-pagi
kepada teman-temannya. Semua sikap tersebut
pakai kacamata hitam gitu?”“Anu..Ayah..Keke
dilakukan untuk mengatasi inferiority yakni
lagi pengen aja..Nggak ada maksud apa-apa
kakinya mati rasa dan tidak mampu berjalan.
kok..Hehehe…”Jawabku.Kak
Kiki
tidak
percaya begitu saja. Saat aku lengah ,dia langsung
mencopot
kacamataku.
Akhirnya
Keke menutupi semua penderitaanya dengan
semua pun tau. Benar saja dugaanku!!Tawa
tidak ingin menangis. Setidaknya kompensasi dalam
kakakku meledak dan ia terlihat senang melihat
bentuk tersebut mampu mengatasi inferiority yang
wajahku. Untungnya ayah langsung melotot
dialaminya dan membuatnya semakin kuat.
kearah kakakku dan kak kiki pun terdiam. (Davonar, 2011/29)
Selain superiority
kompensasi, bentuk yang
striving for
dialami Keke yaitu kompleks
superioritas. Komplek superioritas ini dilakukan untuk
Pada kutipan tersebut terlihat bahwa Keke
menutupi kelemahan dan keinferioran dengan cara
melakukan kompleks superioritas dalam bentuk sikap
berpura-pura memiliki suatu kelebihan. Kompleks
memakai kacamata. Sikap tersebut dilakukan Keke
superioritas ini biasanya akan menjadikan seseorang
untuk menutupi rasa malunya karena sedang sakit 6
mata. Keke berpura-pura tidak terjadi apa-apa, dengan menggunakan kacamata agar tetap terlihar sempurna Malam itu ayah membawa seorang ibu yang
dihadapan kedua kakak dan ayahnya. Kompleks
katanya bisa menyembuhkan penyakitku. Ia
superioritas juga terjadi ketika Keke tidur malam hari
memberiku
seperti pada kutipan :
jeruk
nipis
yang
kemudian
mengoleskan ke arah wajahku yang bengkak. Dia bilang setelah dioles bengkak di wajahku akan hilang. Aku ragu dengan yang ia katakan Rasa sakit pada hidungku mulai terasa lebih
tapi berterima kasih bila memang terjadi. Ayah
menyakitkan, disertai ngilu di bagian rahang
bertanya padaku tentang sekolahku hari ini. Aku
yang menghambat pernafasanku. Aku hanya
menjawab bahwa penyakit ini tidak membuatku
bisa bertahan untuk tidak membuat diriku
terganggu sedikitpun. Aku sengaja berbohong
seolah sakit. Aku ingin buktikan kalau apa yang
agar besok dapat sekolah kembali. (Davonar,
ayah katakan adalah benar. Pada kenyataannya
2011/54)
aku memang sakit lebih buruk dan semakin buruk
saja. Sehari kemudian ayah masih
bersikap sama padaku, dan aku pun berusaha Ketika pengobatan alternatif itu berlangsung,
untuk terbiasa(Davonar, 2011/46)
Keke berbohong sebagai wujud sikap kompleks superioritas.
Keke
berbohong
untuk
menutupi
kelemahan yang dirasakannya agar tetap terlihat baikSaat Keke tidur, ayah Keke mendatangi Keke
baik saja. Dan agar dia dapat kembali bersekolah.
memeluk dan menangis. Saat itu, Keke merasakan
Bahkan ketika ditanya, Keke mengatakan bahwa
sakit yang luar biasa pada hidungnya. Keke memilih
penyakitnya tidak membuatnya terganggu sedikitpun.
bertahan dan berpura-pura seolah dirinya baik-baik
Pada kenyataannya, penyakit itu sangat mengganggu.
saja. Meskipun, pada kenyataannya, kesehatannya
Ayah Keke akhirnya mengizinkan Keke sekolah.
semakin memburuk. Kompleks superioritas tersebut dilakukan Keke agar dia terlihat seolah-olah sehat.
Kompleks superioritas juga terjadi saat Keke
Keke menutupi kelemahannya tersebut dengan maksud
berada di sekolah. Keke diantar pak Iyus. Pak Iyus
agar ia bisa bangkit dalam keadaan yang menyakitkan
bahkan menunggui Keke di depan kelas. Keke merasa
ini.
bosan makan bekal yang disediakan. Setiap hari Keke hanya bisa memakan bubur. Suatu hari, Keke ingin Ayah Keke tidak berhenti mencari pengobatan
memakan Bakso. Keke ke kantin. Keke menjumpai
untuk Keke. awalnya ayah Keke mengusahakan
seorang anak TK dan menyapanya. Anak kecil itu
pengobatan Keke ke dokter. Tetapi, setelah dokter
berlari
mengatakan bahwa cara yang dapat ditempuh untuk
ketakutan.
Pada
saat
inilan
kompleks
superioritas terjadi seperti pada kutipan :
menyembuhkan Keke hanya operasi maka, ayah Keke tidak menyetujuinya. Ayah Keke tetap berusaha untuk pengobatan Keke. Kali ini, melalui pengobatan “mama, wajah kakak itu kenapa? Kok seram
alternatif. Ketika pengobatan alternatif ini, Keke juga
sekali seperti monster! Adi jadi takut.” Ujar
mengalami kompleks superioritas seperti pada kutipan:
anak kecil itu pada ibunya.Aku hanya terdiam. 7
Sobat, tahukah perasaanku saat seorang anak
air mata berjatuhan tapi sekali lagi ayah
kecil yang polos dan lugu itu bertanya pada
menunjukkan
ibunya tentang ketakutan yang ia lihat dari
berusaha. (Davonar, 2011/61)
tekad
kepadaku
agar
terus
diriku? Hatiku terasa sakit tapi aku hanya berpura-pura tidak mendengarkan kata-kata itu. Aku juga mulai sadar jika seorang anak kecil dapat berkata demikian, bagaimana dengan Pada
orang lain yang melihatku. (Davonar, 2011/56)
kutipan
tersebut
Keke
berpura-pura
tersenyum meski hatinya menangis melihat ayahnya rela menikmati pahitnya bawang itu.
Kompleks
superioritas yang dilakukan Keke untuk menutupi Mendengar pernyataan anak kecil itu, bahwa
yang sebenarnya ia rasakan, mampu membuatnya
wajah Keke seperti monster Keke merasa sedih dan sakit
hati.
Tetapi
Keke
berpura-pura
memiliki
tidak
keinginan
untuk sembuh.
Kompleks
superioritas juga terjadi setelah Keke melakukan
mendengarkan perkataannya. Dengan berpura-pura
kemoterapi, seperti pada kutipan :
tidak mendengar perkataan anak kecil itu, Keke mampu menutupi rasa sakit hatinya terhadap kata-kata anak kecil itu. Dan dapat sedikit tegar dan menerima
Ketika aku pulang ke rumah bersama ayah,
kelemahan fisik yang kini terjadi padanya.
kedua kakakku dan pak Iyus yang setia, mereka
Komplek superioritas kembali dilakukan Keke
menemaniku. Aku menggunakan selimut untuk
pada saat proses pengobtan tradisional oleh Mas
menutupi wajahku karena aku merasa tidak
Indung salah satu keturunan pondok pesantren Gontor. Mas Indung seorang ahli herbal.
nyaman tanpa sehelai rambut di kepalaku.
Mas Indung dari
(Davonar, 2011/86)
Jawa Tengah membawa bermacam tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang dibawa yaitu bawang merah. Bawang merah itu dibelah lalu cairannya dioleskan ke
Kemoterapi membawa dampak sangat buruk
wajah Keke yang membengkak. Setelah dioles, Mas
untuk Keke. Selain panas, dingin atau terjadi
Indung meminta Keke untuk memakan bawang itu.
perubahan suhu tubuh. Tidak hanya itu rambut Keke
Rasa bawang itu seolah mengiris lidah Keke. Keke
juga rontok. Sehingga, Keke botak. Tidak ada sehelai
tidak mau memakan bawang itu, tapi ayah Keke
rambut pun ada di kepala Keke. Keke melakukan
dengan kasih sayangnya yang amat besar menemani
kompleks
Keke untuk memakan bawang itu. Seperti pada kutipan
superioritas
dalam
bentuk
sikap
menggunakan selimut untu menutupi wajahnya. Sikap
:
tersebut dilakukan Keke karena ia merasa tidak nyaman. Hal itu juga dimaksudkan agar orang lain tidak mengetahui kelamahan yang terjadi pada dirinya
Akupun hanya bisa tersenyum padahal hatiku
saat ini.
ingin menangis ketika melihat ayah berpura-
Tidak cukup sampai disitu, Keke juga masih
pura menikmati pahitnya bawang itu. Aku sadar semangat
ayah
telah
membuat
mengalami kompleks superioritas untuk menutupi
keinginan
kepalanya yang botak. Seperti pada kutipan :
sembuhku pun bangkit kembali. Aku pun kembali memakan tumbuhan itu dengan sedikit 8
tetap menutupi kelemahan yang ada pada kepalanya dengan menggunakan cara lain yaitu memakai topi dari
Karena keadaan aku sehabis operasi membaik,
kakaknya.
akhirnya ayah meminta kakak kelasku, Putri, yang dulu memberikan pembalut pertamaku. Kami pun membeli rambut palsu di WTC ternama di Jakarta. Kami pergi tentu beramai-
Sepanjang perjalanan, rasanya berat sekali
ramai bersama ayah, kedua kakakku, dan pak
untuk melangkahkan kakiku,tetapi aku tidak
Iyus. Tadinya aku ingin mengajak teman-teman
ingin menunjukkannya kepada ayah. Ayah
tapi sepertinya mereka sibuk sekolah. (Davonar,
curiga melihatku ketika aku sedang makan. Ia
2011/89)
selalu melirik kearahku, tetapi aku berpura-pura tidak tahu. Padahal untuk mengangkat sendok saja rasanya aku sudah kehabisan tenaga tapi aku memaksa untuk makan sebanyak mungkin
Pada kutipan tersebut, Keke berpura-pura
walau aku kehilangan mood untuk makan.
memiliki rambut meski ia sebenarnya botak. Keke
(Davonar, 2011/119)
membeli rambut palsu untuk menutupi keadaan kepalanya yang botak saat ini. Kompleks superioritas yang dilakukan Keke tersebut dimaksudkan untuk membuat dirinya terlihat superior dengan kekurangan
Keke kembali mengalami kompleks superioritas
yang ada pada kepalanya saat ini. Tidak hanya Keke
dalam bentuk sikap berpura-pura dalam keadaan baik-
yang ingin menutupi kepala botaknya. Ayah Keke juga
baik saja. Kenyataannya, untuk melangkahkan kaki
menyarankan Keke memakai wig yang telah dibelinya.
saja terasa berat. Bahkan untuk mengangkat sendok
Lama-kelamaan, Keke merasa kurang nyaman. Seperti
juga Keke kesulitan. Sikap itu dilakukan Keke untuk
pada kutipan :
bangkit dari kelemahan yang tiba-tiba dirasakannya saat itu. Keke juga tidak ingin ayah dan kedua kakanya
Ayah menyarankan aku menggunakan wig atau
melihatnya
rambut palsu. Pada awalnya aku menerima,
mungkin
namun aku mulai merasa ada yang aneh, tidak kepala. Lalu kuputuskan meminjam topi dari Ternyata
dengan
Keke
untuk menutupi
berusaha
semaksimal
kelemahannya
dengan
berpura-pura ia dalam keadaan baik-baik saja.
nyaman. Seperti menggunakan helm di atas kakakku.
lemah.
Striving for Superiority
berupa
kompleks
begini,
superioritas juga kembali dialami Keke ketika di
penampilanku lebih terlihat macho, hehe.
sekolah. Keke tiba-tiba mimisan dan teman-temannya
(Davonar, 2011/96)
menyarankan Keke untuk beristirahat di UKS. Seperti pada kutipan :
Pada kutipan tersebut, ketika Keke dan temantemannya akan pergi ke Mall terlihat Keke kembali melakukan
kompleks
superioritas.
Tiba-tiba dari balik pintu terdengar suara ayah
Kompleks
yang memeriksa keadaanku. Pak Iyus hari ini
superioritas yang dilakukan Keke yaitu dalam bentuk
tidak masuk sehingga tidak bisa menjagaku.
memakai topi dari kakaknya. Meski Keke sudah tidak
“Keke, kamu mimisan lagi? “Tanya Ayah. Aku
nyaman menggunakan wig atau rambut palsu, Keke 9
hanya terdiam dan ayah memeriksa keningku.
tidak mempermasalahakan pernyataan petugas rumah
“Kamu habis nangis ya?” Tanya ayah. “Gak
sakit itu.
kok.. Cuma mata keke perih, jadi berair. Kog
Kompleks superioritas juga dialami Keke ketika
ayah tau aku disini? Inikan jam kantor?”
terjadi kembali hal aneh yang mulai dirasakannya. Hal
(Davonar, 2011/129).
aneh itu muncul setelah Keke bermimpi bahwa kanker itu datang kembali. Mata Keke lebih sering berkedip dan berair. Untuk mengatasi keanehan yang mulai timbul tersebut, Keke melakukan komples superioritas
Ayah datang dan menanyakan keadaan Keke.
seperti pada kutipan :.
Keke menjawab bahwa ia tidak apa-apa cuma matanya perih. Itu yang dikatakan oleh Keke kepada ayahnya untuk menutupi inferiority yang dialaminya. Kompleks superioritas
dalam
benruk
sikap
tidak
Mataku semakin lama menjadi gatal dan
mau
menceritakan yang terjadi sebenarnya itu, dimaksudkan
kemudian
berair.
Aku
bahkan
harus
agar Keke bisa bangkit dari keterpurukan yang
menggunakan sapu tangan untuk meredam air
dialaminya dan agar terlihat superior dihadapan
mata yang keluar tanpa aku minta itu. Aku tidak
ayahnya. Keke dan ayah kembali ke rumah sakit untuk
berpikir negatif karena mungkin cuaca yang
menjalankan radioterapi dan kemoterapi. Tetapi, pihak
buruk karena disamping sekolah kami terdapat
rumah sakit tidak mengizinkan.
lapangan luas dimana petugas kebersihan sedang membakar sampah. Jadinya kupikir itu adalah
imbasnya.
Aku
mencoba
untuk
menganggap hal itu biasa, tapi perlahan
Saat itu aku ada disamping ayah dan melihat
kejadian itu terulang lagi hari demi hari.
kejadian itu dengan mataku sendiri. Pihak
(Davonar, 2011/109)
rumah sakit tidak memikirkan perasaanku saat itu. Ayah piker aku pasti sangat sedih dengan pernyataan itu tapi aku berusaha untuk tegar dan
Keke juga harus menggunakan sapu tangan
tersenyum pada ayah. Aku menarik tangan ayah
untuk merendam air mata yang secara terus menerus
secara perlahan dan berkata, “Ayah pulang
mengalir. Tidak hanya itu, keke juga tidak berfikir
yuk..Keke nggak papa kog. Keke kangen sama
negatif. Keke berusaha mengganggap hal itu biasa,
Moni” (Davonar, 2011/130)
meski perlahan kejadian itu terulang. Sikap Keke yang merupakan wujud kompleks superioritas dilakukan untuk Keke
dan ayah sangat sedih mendengar
menimbulkan perasaan-perasaan superior.
Perasaan-perasaan
superior
yang
timbul
yaitu
semakin
Kuat
dalam
pernyataan dari pihak rumah sakit itu. Tetapi, Keke
kekuatan.
berhasil menutupi kesedihannya dengan berusaha
menghadapi inferiority yang dialaminya.
Keke
menjadi
untuk tegar dan tersenyum pada ayahnya. Keke Striving
melakukan kompleks superioritas itu untuk menutupi
for
superiority
berupa
kompleks
inferiority yang dialaminya agar tidak membuat
superioritas juga kembali terjadi menjelang ujian. Tiba-
ayahnya semakin sedih. Sikap kompleks superioritas
tiba kaki Keke mati rasa dan tidak dapat digunakan
yang dilakukan Keke yaitu mengajak ayah pulang dan
untuk berjalan. Keke mencoba berjalan menggunakan 10
tangannya. Yang ada difikiran Keke saat itu hanya
kompleks superioritas dalam bentuk sikap berusaha
bagaimana ia dapat mengikuti ujian meski dengan
tenang ketika perlahan tangan dan kakinya melemah.
berjalan menggunakan tangan. Seperti pada kutipan :
Untuk memegang pensil dan menulis juga sudah tidak mampu. Tidak hanya itu, kompleks superioritas juga dilakukan lagi ketika darah keluar dari hidungnya. Kompleks superioritas itu dilakukan dalam bentuk
“Keke, kamu ngapain jalannya kayak gitu?”
sikap menutupinya dengan tisue. Semua sikap itu
Tanya ayah. “Gapapa, Keke Cuma pengen kayak
Moni..lucu
kan?hehehee..”
dilakukan Keke sebagai bentuk usaha untuk mengatasi
Ujarku
dan menutupi kelemahan yang ada pada dirinya agar ia
berbohong. (Davonar, 2011/190)
memiliki perasaan superior dan terlihat sempurna. PENUTUP
Pada kutipan tersebut terliha jelas bahwa Keke
Simpulan
melakukan kompleks superioritas dalam bentuk sikap menutupi
Inferiority yang dialami oleh tokoh Keke yaitu
inferiority yang sedang dialaminya. Keke tidak mau
malu. Perasaan itu muncul karena penyakit yang
mengatakan dengan jujur kepada ayahnya tentang
diderita Keke yaitu kanker jaringan lunak atau
alasan ia berjalan menggunakan tangan. Keke malah
Rhabdomyosarcoma. Kanker itu membuat wajah Keke
berpura-pura
Sikap
semakin tidak beraturan, fungsi pendengaran dan
tersebut dilakukan Keke untuk menutupi mati rasa
penglihatan Keke semakin berkurang. Hidung Keke,
pada kakinya agar ia tetap terlihat sempurna.
semakin sering mimisan. Keke semakin sulit untuk
berbohong.
Keke
berbohong
menirukan
moni
untuk
kucingnya.
bernafas. Bahkan, kakinya sempat mati rasa dan tidak Ketika ayah Keke menyuruh Keke untuk
bisa
digunakan
untuk
berjalan.
Dampak
yang
bangun dari posisi merangkaknya, Ayah menyadari apa
ditimbulkan oleh penyakit Keke tersebut,
yang terjadi pada Keke. Keke meminta ayah untuk
Keke malu. Tidak hanya itu, Kanker yang dideritanya
menggendongnya. Dan pada ujian hari kedua, kanker
itu juga membuatnya menutup diri, mengurung diri di
itu semakin menyebalkan. Kaki dan tangannya
kamar dan tidak mau makan. Keke sangat sedih dengan
melemah bahkan darah terus mengalir keluar dari
penyakit yang dideritanya. Keke juga sempat mengeluh
hidungnya, seperti pada kutipan :
dan menyesali penyakitnya itu.
membuat
Bentuk Striving for superiority yang terbentuk ada dua yaitu kompensasi dan kompleks superiority. Di
saat-saat
akhir
ini
ia
tidak
ingin
Kedua bentuk Striving for seuperiority tersebut mampu
berkompromi denganku. Dan yang lebih buruk
mengatasi
lagi tetesan darah mulai mengalir dari hidungku.
inferiority
yang
dialami
oleh
Keke.
Kompensasi yang dilakukan oleh Keke sangat beragam
Aku berusaha tenang menahannya dengan tisue.
mulai dari saat ia merasakan ada yang aneh pada
(Davonar, 2011/191)
tubuhnya hingga saat-saat terakhir diman ia benarbenar sudah tidak mampu bertahan dengan keadaanya yang semakin melemah karena kanker itu. Kompensasi
Kutipan tersebut, menjelaskan Keke tetep ingin
ini dilakukan Keke sebagai strategi untuk menutupi
menutupi kelemahan yang terjadi pada dirinya dengan
inferiority yang dialami dengn melakukan hal-hal yang 11
menyenangkan atau bahkan menunjukan kemampuan-
dalam menerima penyakit yang dideritanya. Dan
kempuan yang dimiliknya seperti pada saat ia telah
terbukti bahwa, faktor tersebut sangat membantu Keke
beberapa lama tidak masuk sekolah tetapi dengan
dalam melakukan striving for superiority sehingga,
kompensasi yang dilakukan dalam bentuk sikap belajar
Keke mampu mengubah inferiority yang dialami
rajin, belajar kelompok, dan mencopy
menjadi superiority. Meskipun akhirnya ia meninggal.
catatan
temannya ketika tangannya tidak kuat menulis. Saran
Kompensasi itu benar-benar membuat Keke mampu mengatasi inferiority dengan menjadi superior yaitu
Hasil
menjadi terbaik ketiga di kelasnya. Selain kompensasi,
Peneliti berharap agar penelitian selanjutnya dapat menghasilkan penelitian psikologi kepribadian Alfred
dengan cara berpura-pura memiliki kelebihan untuk
Adler
menutupi inferiority yang dialaminya. Salah satu wig saat
kepalanya
karena
penelitian
Boeree, Geotge.2004.Personality Theories,Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia : Jogjakarta Prismasophie.
bahwa setiap manusia pasti memiliki inferiority karena Dan
manusia
cenderung
Davonar,Agnes.2011. Surat Kecil Jakarta : Inandra Published.
melakukan usaha untuk menutupi hal tersebut. Begitu karena
mengatasi
penyakit
yang
inferiority
yang
Untuk Tuhan.
Endraswara, Suwardi.2008.Metode Penelitian Sastra. Jogjakarta : Pustaka Widya Utama.
juga yang terjadi pada Keke. Keke mampu mengatasi Keke
berkualitas
DAFTAR PUSTAKA
Adler menyatakan (Suryabrata,2002 : 55)
dideritanya.
lebih
dilingkup Universitas di kota Surabaya.
botak akibat
kemoterapi yang dijalaninya.
muncul
yang
menggunakan teori Alfred Adler ini belum pernah ada
kompleks superioritas yang dilakukan Keke yaitu
yang
dapat
dalam kesusastraan Indonesia bagi pembaca. Serta,
Kompleks superioritas ini dilakukan keke
inferiority
diharapkan
dapat dijadikan sebagai wacana penambah wawasan
kompleks superioritas.
ketidaksempurnaannya.
ini
dijadikan referensi bagi mahasiswa berikutnya dan
bentuk striving for superiority yang lain yaitu
menggunakan
penelitian
Mappiare,Andi.1982.Psikologi Usaha Nasional.
dialaminya dengan striving for superiority dalam
Suryabrata, Sumadi. 2002.
bentuk kompensasi dan kompleks superioritas. Striving
Remaja.Surabaya
:
Psikologi Kepribadian.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
for superiority yang dilakukan Keke dipengaruhi oleh UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Surabaya
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan eksternal memunculkan sikap atau tindakan yang dapat memotivasi dan mebuat Keke semakin kuat dan tegar
12
13