STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK KAYU LAPIS (PLYWOOD) DI CV HADIR JAYA, KABUPATEN KARAWANG
ASEPT SETIAJI H34096008
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
1
ABSTRACT CV Hadir Jaya is a company producing plywood that used as raw materials for the furniture company. The company uses waste from rubber wood in veneer form as raw material for plywood. This study aims to identify the internal and external factors, analyzing alternative business development strategy and recommend priority strategies used in developing the company's business. Research using the IFE, EFE, IE, SWOT and QSP matrix shows that the company's internal conditions, company location, labor productivity, utilization of waste plywood, plywood quality, production facilities and infrastructure, coordination division of labor, capital structure, plywood marketing and plywood research and product development. Research also shows the company's external conditions, which support the government, the price of competing products, the development of technology and information systems, bargaining power of buyers, the use of plywood, development of substitute products, availability of raw materials, the number of new firms and the bargaining power of suppliers. Based on analysis using matrix IE, CV Present Jaya are in a position to keep and maintain (fifth cell). Based on the SWOT analysis produced six alternative strategies. Priority strategy based on the matrix QSP, CV Present Jaya can use strategy, alternative raw materials using for the plywood production.
ABSTRAK CV Hadir Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi kayu lapis yang digunakan sebagai
bahan baku bagi
perusahaan
furniture. Perusahaan
menggunakan limbah dari kayu karet dalam bentuk vinir sebagai bahan baku kayu lapis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan,
menganalisis
alternatif
strategi
pengembangan
bisnis
dan
merekomendasikan prioritas strategi yang digunakan CV Hadir Jaya dalam mengembangkan bisnis. Penelitian menggunakan IFE, EFE, IE, SWOT dan matriks QSP menunjukkan kondisi internal perusahaan yaitu, lokasi perusahaan, produktivitas tenaga kerja, pemanfaatan limbah kayu lapis, kualitas kayu lapis, sarana dan prasarana produksi, Koordinasi pembagian tugas, struktur modal, pemasaran kayu lapis, riset dan pengembangan produk kayu lapis. Penelitian juga menunjukkan kondisi eksternal perusahaan, yaitu dukungan pemerintah, harga produk pesaing, perkembangan teknologi dan sistem informasi, kekuatan tawar menawar pembeli, tingkat penggunaan kayu lapis, perkembangan produk substitusi, ketersediaan bahan baku, banyaknya perusahaan baru dan kekuatan tawar menawar pemasok. Berdasarkan analisis menggunakan matriks IE, CV Hadir Jaya terdapat pada posisi pertahankan dan pelihara (sel V). Berdasarkan analisis SWOT maka dihasilkan enam alternatif strategi. Strategi prioritas berdasarkan hasil matriks QSP, CV Hadir Jaya dapat menggunakan strategi Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis.
RINGKASAN ASEPT SETIAJI. Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YUSALINA). Kontribusi sektor hutan terhadap PDB nasional menjadikan produk yang berasal dari sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk produk olahan hasil hutan yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Salah satu jenis produk olahan kayu adalah kayu lapis (plywood). Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural CV Hadir Jaya adalah perusahaan produksi kayu lapis yang baru berkembang. Perusahaan ini memiliki visi dan misi yang jelas dan perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan kayu lapis yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya; (2) Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh CV Hadir Jaya; dan (3) Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan bisnis oleh CV Hadir Jaya. Penelitian ini dilaksanakan pada CV Hadir Jaya yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Karawang Jawa Barat. Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling yang terdiri dari pihak internal yaitu pemilik perusahaan dan pihak eksternal yaitu pegawai Dinas Perindustrian Industri Tambang dan Energi (Disperintamben) Kabupaten Karawang. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, dan analisis lingkungan perusahaan melalui analisis tiga tahap formulasi strategi. Alat bantu analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks faktor internal (IFE), matriks faktor eksternal (EFE), matriks IE, analisis SWOT, dan matriks QSP (QSPM). Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE, diperoleh total bobot skor rata-rata IFE matriks sebesar 2,416 dan EFE matriks sebesar 2,745. Hasil total bobot skor rata-rata tersebut menunjukkan posisi CV Hadir Jaya pada matriks IE berada pada kuadran V, yakni Hold and Maintain yang terdiri dari strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. kemudian dari hasil analisis matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi yang kemudian hasilnya diolah dengan matriks QSP sehingga urutan prioritas strategi yakni : (1) Penjaminan kualitas kayu lapis; (2) Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis; (3) Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis; (4) Mengakses dana pinjaman lunak; (5) Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis; dan (6) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
2
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK KAYU LAPIS (PLYWOOD) DI CV HADIR JAYA, KABUPATEN KARAWANG
ASEPT SETIAJI H34096008
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
3
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang Nama : Asept Setiaji NRP : H34096008
Disetujui, Pembimbing
Dra. Yusalina, M.Si NIP 19650115 199003 2 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 1958 0908 1984 03 1 002
Tanggal Lulus:
4
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, April 2013
Asept Setiaji H34096008
i
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Asept Setiaji, lahir di Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 20 September 1988. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Hamdani dan Ibunda Karlina. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak pada tahun 1994 di TK Melati Medan Marelan Kota Medan. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Melati Medan Marelan Kota Medan pada tahun 2000. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2003 di SLTP Negeri 20 Kota Medan. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMU Negeri 09 Kota Medan diselesaikan pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan tingkat Diploma pada Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu pangan di DPD IPB Kota Bogor pada tahun 2009. Penulis diterima pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur seleksi umum pada tahun 2009. Selama kuliah di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor ini, penulis terlibat dalam kegiatan organisasi kampus. Penulis dipercaya menjadi Ketua Forum Mahasiswa Program Alih Jenis Agribisnis, FASTER (Forum of Agribusiness Transfer Program Student) pada tahun 2010-2011. Selain itu, penulis juga terdaftar menjadi anggota PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia).
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Kabupaten
Karawang”.
Penelitian
ini
bertujuan
menganalisis
strategi
pengembangan bisnis produk kayu lapis (plywood) di CV Hadir Jaya, Kabupaten Karawang. Terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Hamdani dan Ibu Karlina. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dra. Yusalina, M.Si selaku dosen pembimbing, Dr.Ir Nunung Kusnadi, MS dan Ir. Narni Farmayanti, MS. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak A.S Hasibuan (CV Hadir Jaya) dan Bapak M. Nurdin Holis (Disperindagtamben Kabupaten Karawang). Terima kasih kepada seluruh dosen Departemen Agribisnis atas ilmu yang selama ini diberikan. Terima kasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis. Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, April 2013
Asept Setiaji
iii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ......................................................................................................iv DAFTAR TABEL .............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................viii I
PENDAHULUAN ........................................................................ Latar Belakang .................................................................. 1.1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................
1 1 5 7 8
II
TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................
9
III
KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 3.1 3.1.1 Manajemen Strategis .............................................. 3.1.2 Proses Manajemen Strategi .................................... 3.1.3 Analisis Lingkungan Internal .................................. 3.1.4 Analisis Lingkungan Eksternal ................................ 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional .....................................
13 13 13 16 16 20 23
IV
METODE PENELITIAN ........................................................... 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 4.2 Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data .................. 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................. 4.3.1 Tahap Masukan ....................................................... 4.3.2 Tahap Pencocokan ................................................. 4.3.3 Tahap Keputusan .....................................................
26 26 26 26 27 30 33
V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................... 5.1 Sejarah Singkat ................................................................... 5.2 Profil Perusahaan ............................................................... 5.3 Proses Produksi ..................................................................
35 35 35 37
VI
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ........................... 6.1 Analisis Lingkungan Internal ............................................. 6.1.1 Pemasaran ............................................................... 6.1.2 Keuangan dan Akuntansi ........................................ 6.1.3 Produksi dan Operasi .............................................. 6.1.4 Sumber Daya Manusia ............................................ 6.1.5 Riset dan Pengembangan ........................................ 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal .......................................... 6.2.1 Lingkungan Umum ................................................. 6.2.2 Lingkungan Industri ...............................................
43 43 43 47 48 49 50 51 51 54
iv
VII
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA CV HADIR JAYA ................................................................................ 7.1 Tahap Pemasukan ............................................................... 7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ................................. 7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) ....................................
59 59 62 69
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 8.1 Kesimpulan ........................................................................ 8.2 Saran ...................................................................................
72 72 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
74
LAMPIRAN ...............................................................................................
75
VIII
v
DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan terhadap devisa ekspor sektor kehutanan (US$ Juta) ................................ 4 2
Fungsi Dasar Manajemen Produksi ............................................
20
3
Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Organisasi ..................................................................................
28
4
Bentuk Matriks EFE ...................................................................
29
5
Bentuk MatriksIFE......................................................................
30
6
Matriks SWOT ............................................................................
32
7
Matriks QSPM ............................................................................
34
8
Komposisi Bahan Perekat (Glue) untuk produksi Kayu lapis .............................................................................................
38
Daftar Harga Produk Kayu lapis pada CV Hadir Jaya 2010-2011 ...................................................................................
46
10
Investasi Awal CV Hadir Jaya Tahun 2009 ................................
47
11
Identifikasi Faktor-Faktor Internal CV Hadir Jaya .....................
50
12
Kontribusi Sektor Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Karawang Tahun 2008-2010 (Juta Rp). .......................................................
51
13
Jumlah Penduduk JABODETABEK Tahun 2007- 2011 ............
52
14
Data pesaing usaha sejenis CV Hadir Jaya Tahun 2012 .............
54
15
Identifikasi Faktor-faktor Eksternal CV Hadir Jaya Tahun 2012 .................................................................................
58
16
Analisis Matriks IFE CV Hadir Jaya ..........................................
60
17
Analisis Matriks EFE CV Hadir Jaya ........................................
61
18
Prioritas Alternatif Strategi Pada CV Hadir Jaya .......................
71
9
vi
DAFTAR GAMBAR Nomor 1
Halaman Nilai Tambah Perusahaan Pengolahan Kayu Tahun 2001-2008 .................................................................................
1
Jumlah Perusahaan Pengolahan Kayu Indonesia Tahun 2001-2008 .................................................................................
2
3
Contoh Produk Kayu Lapis ......................................................
3
4
Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia (US$) Tahun 2006-2010 ......................................................................
4
5
Model Komprehensif Manajemen Strategis .............................
16
6
Kerangka Operasional Penelitian .............................................
25
7
Matriks IE .................................................................................
31
8
Bahan baku (vinir) yang digunakan dan penyimpanan ............
38
9
Bahan baku perekat Urea Formaldehida ..................................
39
10
Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 ......................
44
11
Proses Pengamplasan dan Pemotongan Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 .............................................................
48
12
Matriks Internal – Eksternal (IE) CV Hadir Jaya .....................
63
13
Matriks SWOT pada CV Hadir Jaya ........................................
65
2
vii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1
Penerimaan CV Hadir jaya Tahun 2010 ...................................
76
2
Penerimaan CV Hadir jaya Tahun 2011 ...................................
77
3
Pendapatan CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 .........................
78
4
Permintaan Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 .................................................................................
79
5
Lokasi Perusahaan CV Hadir Jaya 2013 ..................................
80
6
Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Internal ..........................................................................
81
7
Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis .........................
83
8
Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Internal Stategis pada CV Hadir Jaya ..................................................................
85
Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal Pada CV Hadir Jaya ..........................................................................
86
Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Eksternal ........................................................................
87
Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Strategis Pada CV Hadir Jaya ..........................................................................
89
Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya ..................................................................
91
Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya ..........................................................................
92
14
Analisis Matriks QSP (QSPM) Pada CV Hadir Jaya ...............
93
15
Potensi perusahaan furniture berbahan baku kayu lapis ..........
97
16
Produk Berbahan baku Kayu Lapis Dari CV Hadir jaya .........
100
9 10 11 12 13
viii
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Luas hutan Indonesia yang mencapai 138 juta hektare dengan kontribusi PDB dari sektor hutan sebesar dua persen terhadap PDB nasional yaitu 0,77 persen dari kehutanan dan 0,92 persen industri kayu (BPS 2010)1. Kontribusi sektor hutan terhadap PDB nasional menjadikan produk yang berasal dari sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk produk olahan hasil hutan yang memiliki nilai tambah yang cukup tinggi. Nilai tambah yang dihasilkan oleh produk olahan hasil hutan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Nilai Tambah Perusahaan Produk Olahan Kayu (dalam Milyar Rupiah) Tahun 2001 – 2008 Sumber: BPS, 2012 (diolah)
Perkembangan industri pengolahan kayu di Indonesia setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pergerakan jumlah perusahaan pengolahan kayu dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan ini adalah kondisi perekonomian nasional. Krisis moneter yang terjadi pada periode waktu 2007-2008 memberikan imbas cukup sinifikan pada industri olahan kayu nasional.
1
www.BPS.go.id .Nilai Tambah Perusahaan Pengolahan Kayu. Diakses pada tanggal 05 Agustus 2012.
1
Gambar 2. Jumlah Perusahaan Pengolahan Kayu Indonesia tahun 2001 - 2008 Sumber: BPS, 2012 (diolah)
Secara umum, perusahaan pengolahan kayu di Indonesia menghasilkan beberapa jenis kayu olahan. Berdasarkan jenis kayu olahan untuk furniture, produk kayu olahan digolongkan ke dalam beberapa jenis, yaitu (1) kayu solid, (2) kayu lapis (Plywood), (3) Blockboard, (4) kayu MDF, dan (5) particle board 2. Salah satu jenis produk olahan kayu adalah kayu lapis (Gambar 3). Kayu lapis merupakan produk komposit yang terbuat dari lembaran-lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus. Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural. Tsoumis (1991) mengemukakan bahwa, kayu lapis adalah produk panel yang terbuat dengan merekatkan sejumlah lembaran vinir atau merekatkan lembaran vinir pada kayu gergajian, dimana kayu gergajian sebagai bagian intinya/core (yang lebih dikenal sebagai wood core plywood). Arah serat pada lembaran vinir untuk face dan core adalah saling tegak lurus, sedangkan antar lembaran vinir untuk face saling sejajar.
2
http://bennyarmansyah.blog.stisitelkom.ac.id/files/2012/10/jenis-jenis-kayu.pdf. diakses pada tanggal 06 Agustus 2012
2
Gambar 3. Contoh Produk Kayu Lapis (Plywood)3
Produk kayu lapis telah banyak dikenal, laju pertumbuhan produksinya bersifat fluktuatif selama 10 tahun terakhir. Laju produksi rata-rata mencapai 27,08 persen (BPS, 2012). Kondisi tersebut disebabkan karena kondisi permintaan terhadap kayu lapis yang bersifat berfluktuatif pula. Permintaan ini berimbas langsung pada penjualan kayu lapis. Salah satu gambaran fluktuasi ini dapat dilihat dari sumbangan devisa ekspor kayu lapis yang mengalami fluktuasi dari tahun 1999 hingga 2009 (Tabel 1). Dengan demikian, secara garis besar perusahaan dihadapkan pada permintaan yang fluktuatif serta dituntut untuk mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan merencanakan strategi pengembangan bisnis kayu lapis tersebut. Disamping itu, saat ini perusahaanperusahaan mengalami masa pengembangan produk baru yang dihubungkan dengan penambahan atau ekspansi pasar serta perencanaan produksi yang baik. Sekitar 80 persen pemasaran kayu lapis Indonesia berorientasi pada pasar ekspor4. Perkembangan ekspor kayu lapis nasional dapat dilihat pada Gambar 4. Hal ini merupakan peluang bagi industri kayu lapis nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi kayu lapis. Peluang lain tercipta ketika permintaan terhadap kayu lapis meningkat dari kawasan Asia, khususnya negara Jepang untuk memenuhi kebutuhan pembangunan mereka pasca tsunami. Volume ekspor ke
3 www.indonesiafinancetoday.com. Ekspor kayu lapis nasional diperkirakan meningkat diakses pada tanggal 08 Agustus 2012 4 www.bps.go.id. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia diakses pada tanggal 08 Agustus 2012
3
negara itu diprediksikan akan meningkat sekitar 10 persen menjadi 1,02 juta meter kubik dari tahun lalu sebesar 931.961 meter kubik5.
Gambar 4. Perkembangan Ekspor Kayu Lapis Indonesia (US$) Tahun 20062010 Sumber: BPS (2012)
Produk kayu lapis merupakan komponen penting dalam perdagangan ekspor produk kayu olahan. Persentase sumbangan devisa yang dihasilkan oleh kegiatan ekspor kayu lapis selalu memberikan nilai yang signifikan. Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sumbangan devisa ekspor produk kayu olahan terhadap devisa ekspor sektor kehutanan (US$ Juta) Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
Nilai Ekspor Sektor Kehutanan 7308.9 7911.4 7616.1 5568.6 5490.6
Nilai Ekspor Kayu Lapis (%) 29.35 25.1 24.31 27.43 29.35
Nilai Ekspor Blockboard (%) 15.43 11.19 12.74 12.32 15.43
Nilai Ekspor MDF (%) 17.29 15.28 15.42 17.03 17.29
Sumber: Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian RI, 2012 (diolah)
5
www.indonesiafinancetoday.com. Ekspor kayu lapis nasional diperkirakan meningkat diakses pada tanggal 08 Agustus 2012
4
Salah satu lokasi produksi kayu lapis adalah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan daerah yang berkembang pesat karena perkembangan pada sektor industri dalam skala besar (kawasan industri), sedang dan kecil (zona industri). Luas lahan industri di Kabupaten Karawang, seluruhnya berjumlah ±19.005,1 Ha6. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang produksi kayu lapis ini adalah CV hadir Jaya, CV Puma, dan CV Cahaya Abadi. Perusahaan-perusahaan ini bersaing dalam mengembangkan bisnisnya. Persaingan dalam produksi kayu lapis di Kabupaten Karawang berpotensi meningkat, mengingat Kabupaten Karawang merupakan salah satu pusat kawasan industri terbesar di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah CV Hadir Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang produk olahan kayu yaitu kayu lapis yang berlokasi di kab. Karawang. Bisnis ini mulai didirikan sejak tahun 2010 dan menempati area luas lahan hingga saat ini mencapai 600 m2. Bisnis ini didirikan dengan modal awal Rp. 250.000.000 yang merupakan modal Bapak Hasibuan. Sampai akhir 2012 aset CV Hadir Jaya telah mencapai kurang lebih Rp. 1.000.000.000 (satu
milyar rupiah).
Bahan baku kayu lapis yang
digunakan oleh CV Hadir Jaya adalah jenis kayu karet (sudah berbentuk veneer) yang merupakan limbah sisa industri yang berasal dari Lampung, Tanggerang, dan Sukabumi. Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal. Sampai saat ini CV Hadir Jaya mempunyai target pasar ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu dari bahan baku setengah jadi. Saat ini CV Hadir Jaya mempunyai tiga mitra usaha, yaitu Johanes Chair, Teda Chair, dan CV Helindo. Perusahaan CV Hadir Jaya sejauh ini belum memiliki rencana pengembangan bisnis yang jelas. Hal ini mengakibatkan perusahaan memiliki keterbatasan dalam menjalankan kegiatan bisnis produk kayu lapis. CV Hadir Jaya dituntut untuk mampu bertahan dan mengembangkan bisnis.
6
http://bankmandiri.co.id/LLFK16191254.pdf diakses pada tanggal 10 November 2012
5
Jumlah produk kayu lapis yang diproduksi oleh perusahaan saat ini masih tergantung pesanan kayu lapis yang masuk ke perusahaan, hal ini menyebabkan penerimaan per bulan dari CV Hadir Jaya mengalami fluktuasi (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Pendapatan yang diperoleh CV Hadir Jaya dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan (Lampiran 3). Permintaan terhadap produk kayu lapis pada CV Hadir Jaya mengalami kenaikan (Lampiran 4). Persaingan usaha antar produsen kayu lapis juga terjadi. Para pesaing akan mengambil kesempatan untuk mengambil pasar. Kayu lapis impor dapat dijadikan peringatan bagi persaingan bisnis ini. Para produsen kayu lapis harus dapat menjaga kondisi perusahaan cukup kondusif agar dapat menghadapi persaingan bisnis yang ada. Akses terhadap informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah suatu kebutuhan bagi perusahaan. Informasi ini seperti perkembangan pasar produk kayu lapis, ketersediaan bahan baku kayu lapis dan perkembangan teknologi dalam bisnis produksi kayu lapis. Keterbatasan akses terhadap informasi dapat mengakibatkan keterbatasan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya. Kegiatan pemasaran oleh CV Hadir Jaya belum dilakukan dengan baik. Produk kayu lapis yang dihasilkan oleh perusahaan masih terbatas. Saat ini, CV Hadir Jaya hanya memproduksi empat jenis kayu lapis untuk bahan baku furniture berdasarkan ukuran yaitu R1A, R1D, D4 dan D6. Promosi produk kayu lapis yang dilakukan juga masih terbatas. Bapak A.S Hasibuan selaku pemilik perusahaan memanfaatkan jaringan yang dimiliki untuk memasarkan produk kayu lapis. Kawasan pemasaran produk kayu lapis sejauh ini hanya tersebar di daerah jakarta dan tangerang. Jika dilihat dari potensi yang ada, CV Hadir Jaya seharusnya dapat memasarkan produknya ke perusahaan-perusahaan furniture yang lain (lampiran 13). Keberadaan bahan baku yang melimpah seharusnya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Potensi kayu rakyat yang didominasi oleh sengon dan jabon sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dapat dimanfaatkan perusahaan produksi kayu lapis. Selain itu, kebijakan pemerintah yang menerbitkan sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dapat
6
membantu petani kayu dan juga produsen kayu olahan untuk dapat meningkatkan pendapatan.7 Adanya permasalahan diatas melatar belakangi dilakukannya perumusan strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi CV Hadir Jaya untuk menjamin keberlangsungan bisnis serta perkembangan bisnis ke arah yang lebih baik. Untuk itu diperlukan sebuah penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis seperti apa yang dapat diterapkan oleh CV Hadir Jaya secara lebih lanjut. Pada CV Hadir Jaya belum pernah dilakukan kajian strategi pengembangan bisnis. Oleh karena itu perumusan masalah pada penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya ? 2. Strategi apa saja yang dapat dikembangkan dalam upaya mengembangkan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya? 3. Prioritas strategi dan kebijakan apa saja yang dapat diterapkan dalam upaya pengembangan bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan
penelitian
ini
yaitu
untuk
menjawab
seluruh
rumusan
permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1.
Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya
2.
Merumuskan alternatif strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk diterapkan oleh CV Hadir Jaya.
3.
Merumuskan prioritas strategi dalam pengembangan bisnis oleh CV Hadir Jaya.
7
www.kompas.com. Program sertifikasi bagi perusahaan pengolahan kayu. diakses pada tanggal 06 Januari 2013
7
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. CV Hadir Jaya, memberikan masukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan, penetapan strategi dan kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan. 2. Penulis, Penelitian ini untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pengambilan strategi pengembangan bisnis yang tepat. 3. Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai strategi pengembangan bisnis dan dapat dijadikan perbandingan atau acuan dalam melakukan studi lanjut.
8
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bisnis Kayu Olahan Penelitian yang berhubungan dengan bisnis kayu olahan sudah banyak dilakukan. Penelitian ini menggambarkan kondisi bisnis kayu lapis yang ada. Santoso (2008), melakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kayu lapis indonesia di pasar internasional. Alat analisis yang digunakan adalah EViews (Econometric Views). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kayu lapis internasional berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin meningkat harga kayu lapis internasional maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis. Kurs rupiah berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti semakin tinggi nilai kurs rupiah maka akan meningkatkan nilai ekspor kayu lapis. Pajak ekspor berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kayu lapis. Hal ini berarti jika pajak ekspor meningkat maka akan menurunkan nilai ekspor kayu lapis. Pada penelitian yang lain, dibahas mengenai kemungkinan pengembangan ekspor industri kayu lapis Indonesia. Ginarsa (1996) telah melakukan penelitian mengenai kajian potensi dan permasalahan pengembangan ekspor industri kayu lapis indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah SWOT. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan keunggulan komparatif dari produk kayu lapis Indonesia dan difersivikasi produk merupakan salah satu modal dasar dalam peningkatan ekspor KLI. Strategi kebijakan diferensiasi harga dengan prinsip menjual produk di pasar tertentu. pada waktu tertentu dan ditujukan kepada konsumen tertentu dengan ukuran dan jenis produk tertentu pula. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan yang dilakukan penulis adalah alat analisis yang digunakan. Ginarsa (1996) menggunakan alat analisis SWOT sedangkan penulis menggunakan alat analisis IE, SWOT dan QSPM. Kayu olahan dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai jenis bahan baku. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa jenis kayu. Salah satu jenis kayu yang dapat digunakan adalah kayu sengon. Mulianti (2008) telah melakukan penelitian mengenai efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi kayu olahan sengon di CV Cahaya Mandiri, Kecamatan Sukorejo, Kebupaten Kendal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model fungsi linear
9
berganda dan model fungsi Cobb Douglass, dan dari kedua model tersebut selanjutnya dipilih satu model terbaik berdasarkan asumsi OLS (Ordinary Least square) dan pengujian statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model terbaik untuk menduga fungsi produksi kedua produk adalah model Cobb Douglass dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) dan MSE nya. Faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan adalah tenaga kerja, listrik, dan bahan baku sengon. Kondisi optimal dari produk solid laminating dapat tercapai apabila penggunaan kayu sengon dikurangi 55,84 m3, tenaga kerja ditambah menjadi 3475,62 HK, dan listrik perlu dikurangi menjadi 146.734,5 kwh. Sedangkan untuk produk finger joint stick laminating, penggunaan kayu sengon, tenaga kerja, dan listrik perlu ditingkatkan berturut-turut tingkat optimalnya sebesar 77,85 m3, 2431,8 HK, dan 85,546,71 kwh.
2.2 Strategi Bisnis Kayu Olahan Strategi bisnis banyak menjadi penelitian bagi para peneliti sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan harus dapat mengikuti perubahan lingkungan yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangaan bisnisnya untuk dapat bersaing. Salah satu penelitian strategi bisnis pada produk kayu olahan telah dilakukan oleh Pramono (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) mengenai analisis strategi pengembangan perusahaan pada hak pengusahaan hutan industri (HPHTI)
dengan studi kasus di PT Inhutani II Unit usaha
kalimantan Selatan, Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras. Metode analisis yang digunakan adalah IFE, EFE, IE dan SWOT. Selain itu juga digunakan metode untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan, yakni ROE, ROI, rasio kas, rasio lancar, CP (Collections period), PP (Perputaran Persediaan), TATO (Total Asset Turn Over) ,dan TMS (Total Modal Sendiri) terhadap TA (Total Asset). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan dapat melakukan strategi yang bersifat konsentrasi pada integrasi horisontal atau stabilitasi. Sedangkan hasil yang diperoleh dari diagram SWOT diketahui bahwa kelemahan yang dimiliki Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras lebih besar dari
10
kekuatan dan peluang yang dimiliki lebih besar dari ancaman yang dihadapi. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras perlu menggunakan prioritas alternatif strategi WO (weaknessesOpportunities) yaitu melakukan perbaikan dalam upaya pemenuhan permintaan pasar baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas dan melakukan perbaikan sistem pemanenan untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis kayu olahan bertujuan untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal bisnis kayu olahan tersebut. Fauziah
(2009)
telah
melakukan
penelitian
mengenai
analisis
strategi
pengembangan usaha pengolahan vinir sengon CV Cahaya Abadi, Kabupaten Kendal. Tujuannya adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi CV Cahaya Abadi. Selain itu penelitian juga bertujuan merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat dilakukan oleh CV Cahaya Abadi. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan berdasarkan analisa matriks IE dan SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi pengembangan usaha CV Cahaya Abadi, yaitu: (a) Meningkatkan promosi; (b) Meningkatkan
pelayanan
kepada
konsumen;
(c)
Mempertahankan
dan
meningkatkan hubungan baik dengan pengumpul sengon; (d) Melakukan efisiensi biaya produksi; (e) Membangun hubungan kemitraan dengan petani; (f) Penggunaan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk; dan (g) Melakukan grading pada produk. Berdasarkan analisis dengan matriks QSP diperoleh alternatif strategi prioritas yaitu meningkatkan promosi. Pemasaran produk kayu olahan menjadi salah satu kegiatan bisnis yang harus diperhatikan. Atmosasmito (2000) telah melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran kayu olahan Indonesia di Pasar Internasional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa transaksi jual beli kayu ekspor akan terjadi apabila pedagang eksportir dapat mempertemukan kebutuhan pembeli atau pelanggan dengan produsen kayu atau pemasok dipengaruhi oleh perilaku dan budaya pembeli/pelanggan serta kemampuan produsen kayu/pemasok untuk dapat memenuhi tuntutan lingkungan, disamping efisiensi dan efektifitas usaha. Kemampuan pedagang eksportir kayu pada masa mendatang dalam memasuki
11
dan mengembangkan pangsa pasar, dipengaruhi akan teknik dan pengalaman dari sisi penguasaan dan pemahaman akan perkembangan mengenai perilaku maupun budaya pembeli/pelanggan pengimpor kayu. Kemampuan produsen/pemasok kayu pada masa mendatang dalam memasuki pasar dunia, yang dipengaruhi oleh adanya usaha memenuhi tuntutan dunia dalam hal lingkungan. Lingkungan itu meliputi adanya keharusan dari mulai penebangan sampai dengan hasil proses produksi. Disamping itu perlu mencantumkan label
sebagai
pertanda
bahwa
kayu
tebang
dan
hasil
produksinya telah memperhatikan kepedulian dunia dalam hal kepedulian terhadap lingkungan hidup. Besar
kecilnya
atau
tinggi
rendahnya
hasil
penjualan berbagai produk kayu, baik ditinjau dari volume maupun nilai uang yang dicapai oleh Indonesia, dipengaruhi oleh adanya pembatasan ekspor kayu glondongan maupun kayu gergajian, yang diwujudkan melalui tarif pajak ekspor kayu yang tinggi. Kajian mengenai penelitian terdahulu berguna sebagai acuan dalam merumuskan permasalahan dengan latar belakang permasalahan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis kayu olahan. Pramono (2006) dan Fauziah (2009) memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Kesamaan tersebut terlihat pada beberapa alat analisis yang digunakan. Alat analisis tersebut adalah IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Dalam kajian penelitian terdahulu terdapat pula perbedaan di dalamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2006) mengenai analisis strategi pengembangan perusahaan pada hak pengusahaan hutan industri (HPHTI) dengan studi kasus di PT Inhutani II Unit usaha kalimantan Selatan, Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras tidak menggunakan alat analisis Matriks QSP. Perbedaan lain yang terdapat dalam kajian penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian dilakukan pada lokasi dan komoditas yang berbeda.
12
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapat tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam menentukan masa depannya; memungkinkan perusahaan untuk memulai memengaruhi aktivitas organisasinya, sehingga memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya. Secara historis, manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis dan rasional untuk pilihan strategis. Secara spesifik, manajemen strategis memiliki dua jenis manfaat, yaitu manfaat finansial dan manfaat nonfinansial. Dari sisi finansial, organisasi yang menerapkan konsep manajemen strategis lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan organisasi lain yang tidak menggunakannya. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki kinerja tinggi cenderung melakukan perencanaan yang sistematis untuk mempersiapkan fluktuasi dimasa depan dalam lingkungan eksternal dan internalnya. Perusahaan dengan sistem perencanaan yang sangat mirip dengan teori manajemen strategis menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang yang lebih baik dibanding industrinya, serta juga menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan yang sistematis. Sedangkan dari sisi nonfinansial, dengan menerapkan manajemen strategis, dapat membantu organisasi meningkatkan kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatkan produktivitas
13
karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk menghadapi persaingan. Menurut David (2006), terdapat beberapa alternatif strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu: 1) Strategi Integrasi a) Strategi integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer perusahaan. b) Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan. c) Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan. 2) Strategi Intensif a) Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan, promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha pemasaran yang lebih besar. b) Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa yang ada sekarang ke daerahdaerah yang secara geografis merupakan daerah baru. Tujuan dari strategi ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar. c) Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada sekarang atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.
14
3) Strategi Diversifikasi a) Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama. b) Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan
untuk
menambah
produk
baru
yang
tidak
saling
berhubungan untuk pasar yang berbeda c) Strategi
diversifikasi
horizontal,
yaitu
suatu
strategi
dimana
perusahaan menambahkan produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui penambahan produk atau jasa baru. 4) Strategi Bertahan a) Strategi penciutan biaya, yaitu dimana perusahaan melakukan pengurangan biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya agar keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset perusahaan. b) Strategi penciutan usaha, yaitu dimana perusahaan menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan untuk menambah modal dari suatu rencana investasi. c) Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi dipertahankan lagi keberadaannya.
15
3.1.2. Proses Manajemen Strategi Proses manajemen strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan. Adanya suatu peubahan pada komponen utama dalam model, dapat menyebabkan perubahan pada salah satu atau semua komponen lainnya. Model manajemen strategis menggambarkan perubahan pendekatan yang jelas dan praktis mengenai formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Hubungan antar bagian utama dalam proses manajemen strategi ditampilkan dalam Gambar 5. Melakukan Audit Eksternal Mengemb angkan visi dan Misi
Menetapka n Sasaran Jangka Panjang
Merumusk an mengevalu asi dan Memilih Strategi
Implement asi Strategi Isu-Isu Manajeme n
Melakuka n Audit Internal Formulasi Strategi
Implement asi Strategi Isu-Isu Pemasaran , Keuangan, Akuntansi, Litbang,SI M
Implementa si Strategi
Meng ukur dan Meng evalu asi Kinerj a Evaluasi Strategi
Gambar 5. Model Komprehensif Manajemen Strategis (Sumber : David, 2006)
Menurut David (2006), untuk membuat suatu konsep manajemen strategis yang baik dan dapat diterapkan oleh perusahaan, maka diperlukan suatu proses manajemen strategis yang terdiri dari tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 3.1.3. Analisis Lingkungan Internal Faktor lingkungan internal yaitu segala faktor yang terkait dengan fungsi perusahaan tersebut yang dapat menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan yang sifatnya dapat dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Menurut
16
David (2006), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas organisasi yang dapat dikontrol yang dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Faktor-faktor internal ini muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen dari sebuah bisnis. 1. Manajemen Fungsi dari manajemen terdiri dari lima dasar aktivitas diantaranya: a. Perencanaan: semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik termasuk meramalkan, menetapkan sasaran, menentukan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan sasaran. b. Pengorganisasian: termasuk semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik termasuk desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. b. Pemotivasian: termasuk usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku manusia. Topik spesial termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok, modifikasi tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkaryaan pekerjaan, kepuasaan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial, c. Pengelolaan staf: aktivitas pengelolaan staf dipusatkan pada manajemen personalia atau sumberdaya. Bagian yang termasuk yaitu: administrasi upah dan gaji, tunjangan karyawan, wawancara, penerimaan, pemecatan, pelatihan, pengembangan manajemen, keselamatan karyawan, tindakan afirmatif (pembenaran) peluang kerja yang sama, pengembangan karier, riset personalia, kebiakan kedisiplinan dan hubungan dengan masyarakat. d. Pengendalian: merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan hasil yang didapat konsisten dengan hasil yang direncanakan. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu, pengendalian keuangan, pengendalian persediaan, analisis penyimpangan, penghargaan dan sanksi 17
2. Aspek Pemasaran Pemasaran
dapat
digambarkan
sebagai
proses
mendefinisikan,
mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (David, 2006). Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan perlu selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah strategi bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menjanjikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Variabel strategi bauran pemasaran tersebut adalah: a.
Strategi Produk Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan
produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan, dan pelayanan. Sedangkan strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk, merek dagang, cara pembungkusan/kemasan produk, tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan yang diberikan. b. Strategi Harga Strategi penetapan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar perusahaan,
disamping
untuk
meningkatkan
penjualan
dan
keuntungan
perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga yaitu: harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah, yang merupakan faktor yang secara langsung mempengaruhi. Sedangkan faktor yang tidak langsung mempengaruhi yaitu harga produk sejenis yang dijual pesaing,
18
pengaruh harga terhadap produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan harga untuk para penyalur dan konsumen. c.
Strategi Distribusi Kegiatan distribusi atau penyaluran merupakan kegiatan penyampaian
produk sampai ke konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kegiatan penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan
saluran
pemasaran
dan
distribusi
fisik.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhinya yaitu: saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi, persediaan dan alat transportasi. d.
Strategi Promosi Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh
konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu dalam menunjang keberhasilan kegiatan pemasaran yang dilakukan dan efektifnya rencana pemasaran yang disusun, maka perusahaan haruslah menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat. Unsur-unsur dari strategi promosi terdiri dari: iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan publisitas. 3. Aspek Keuangan atau Akuntansi Analisis keuangan merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area investasi, pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam aspek keuangan yaitu mengenai bagaimana analisis keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan modal jangka pendek dan jangka panjang, kecukupan modal perusahaan, prosedur penganggaran modal, kebijakan pembayaran dividen, serta hubungan dengan investor dan pemegang saham. 4. Aspek Produksi atau Operasi Manajemen produksi operasi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Fungsi produksi operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa.
19
Tabel 2. Fungsi Dasar Manajemen Produksi Fungsi Proses
Kapasitas
Persediaan
Deskripsi Keputusan proses berhubungan dengan desain dari sistem produksi fisik. Keputusan kapasitas berhubungan dengan penentuan tingkat output yang optimal untuk organisasi. Keputusan persediaan mencakup pengelolaan tingkat bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi.
Tenaga
Keputusan tenaga kerja berhubungan dengan pengelolaan
Kerja
karyawan yang terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial.
Kualitas
Keputusan kualitas ditujukan untuk memastikan bahwa barang dan jasa yang diproduksi berkualitas tinggi.
Sumber: David,2006
1.
Aspek Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi dapat
disebut pekerja, karyawan atau tenaga kerja. Perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila didukung juga dengan sumber daya manusia yang baik dan mampu menjalankan sistem tersebut. Kualitas sumber daya manusia yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai aset yang berharga begi perusahaan.
Faktor-faktor
yang
harus
diperhatikan
dalam
menganalisis
kemampuan sumberdaya manusia adalah keterampilan karyawan dan modal kerja karyawan, efektifitas insentif yang digunakan untuk memotivasi prestasi.
3.1.4. Analisis Lingkungan Eksternal Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang pada dasarnya terletak di luar dan terlepas dari perusahaan (Umar, 2008). Faktor-faktor lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada diluar kendali perusahaan seperti : 1.
Aspek Politik Menurut Umar (2008), faktor politik terkait dengan arah, kebijakan, dan
stabilitas pemerintah. Stabilitas politik yang baik akan sangat mempengaruhi
20
keadaan dunia usaha. Beberapa hal terkait dengan faktor politik yang perlu diperhatikan yaitu: undang-undang tentang lingkungan dan berburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan. 2. Aspek Ekonomi Menurut Umar (2008), kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan yaitu: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja. 3. Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Menurut David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa dan pelanggan. Adanya kondisi yang selalu berubah-ubah tersebut sebaiknya diantisipasi oleh perusahaan, misalnya perubahan sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. 4. Aspek Teknologi Menurut Umar (2008), kemajuan perkembangan teknologi yang begitu pesat, baik dibidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis sangat mempengaruhi keadaan usaha suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan bisnis dapat terus berjalan terus-menerus, maka perusahaan harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk dan jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. 5. Aspek Persaingan Hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan : (1) persaingan antarperusahaan saingan, (2) potensi masuknya pesaing baru, (3) potensi pengembangan produk-produk pengganti , (4) daya tawar pemasok dan (5) daya tawar konsumen (Porter, 1991).
Persaingan Antar Perusahaan Saingan Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan pada pasar
21
persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam harga produk. Intensitas persaingan antarperusahaan saingan cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan kapabilitas, ketika permintaan akan produk industri itu menurun dan ketika potongan harga menjadi lazim. Persaingan juga meningkat manakala konsumen dapat beralih merek dengan mudah; ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; tatkala biaya tetap tinggi; kala produk bisa rusak atau musnah; ketika perusahaan pesaing beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya; serta manakala merger dan akusisi lazim di dalam industri. Saat persaingan antarperusahaan saingan meningkat, laba industri menurun, dalam beberapa kasus sampai pada titik di mana sebuah industri menjadi tidak menarik.
Potensi Masuknya Pesaing Baru Sebuah perusahaan yang masuk sebagai pendatang baru akan menimbulkan
sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas dan pada akhirnya intensitas persaingan antarperusahaan akan meningkat.
Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang
sudah ada.
Potensi Pengembangan Produk Pengganti Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dalam industri lain yang
memproduksi produk pengganti.
Produk pengganti muncul dalam bentuk
berbeda, tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama dari produk lain. Ancaman produk subsitusi kuat bila konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika barang substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. Ancaman produk pengganti dapat berada pada beberapa situasi harga dari produk pengganti lebih murah, biaya peralihan kepada produk pengganti rendah dan kecondongan pembeli terhadap produk pengganti. Besarnya tekanan persaingan biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk meningkatkan kapasitas produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba perusahaan tersebut.
22
Daya Tawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi perusahaan dengan kemampuan mereka
untuk menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk dan pelayanan. Pemasok atau kelompok pemasok kuat jika memenuhi persyaratan antara lain : jumlah pemasok sedikit, produk atau jasa unik dan atau produk itu memiliki biaya pengganti yang menambah kekuatan, produk pengganti tidak tersedia, pemasok dapat mengintegrasi ke depan dan bersaing secara langsung dengan pelanggan, serta kepentingan pelanggan lebih tinggi.
Daya Tawar Konsumen Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan melalui kemampuan mereka
untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas mutu dan pelayanan serta memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya. Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan dengan kekuatan ini antara lain yaitu pembeli membeli sebagaian besar dari produk perusahaan, pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan, sifat produk tidak terdeferensiasi dan banyak pemasok, switching value pemasok kecil, pembeli mempunyai tingkat keuntungan rendah sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis, dan produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli sehingga pembeli mudah mencari subsitusinya. Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat mempresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Peluang bisnis adalah suatu arena yang menarik untuk tindakan pemasaran produk dimana suatu bisnis dapat meraih keuntungan (Kotler, 2009). Berbagai peluang harus diidentifikasi sesuai dengan daya tarik peluang itu dan kemungkinan keberhasilan yang akan dicapai perusahaan dari setiap peluang. CV Hadir Jaya adalah salah satu perusahaan yang memproduksi produk olahan kayu yaitu kayu lapis (plywood). Produk kayu lapis yang dihasilkan selanjutnya akan dipasarkan ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Area pemasaran kayu lapis yang dilakukan hingga saat ini
23
yaitu di Jakarta, Banten, Bogor, dan Bekasi. Meski pendapatan CV Hadir Jaya meningkat, perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik yang bersumber dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) industri. Keberadaan pesaing lokal semakin memperketat persaingan dalam pemasaran produk CV Hadir Jaya sehingga memaksa perusahaan untuk merumuskan strategi terbaik agar tetap bertahan dan bersaing. Akses perusahaan terhadap informasi juga sebagai kendala bagi CV Hadir Jaya dalam menjalankan bisnis produksi kayu lapis. Agar bisnis kayu lapis yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya dapat berkembang dengan baik, diperlukan suatu perumusan strategi pengembangan bisnis yang tepat untuk dapat diterapkan oleh perusahaan. Perumusan strategi pengembangan bisnis ini akan melalui tiga tahap kerangka pengambilan keputusan, yang diawali dengan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya tersebut. Analisis lingkungan internal yaitu berupa identifikasi kekuatan dan kelemahan dari bisnis tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Sedangkan analisis lingkungan eksternal yaitu berupa identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh bisnis tersebut, yang kemudian dirangkum dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Tahap berikutnya yaitu menggabungkan antara analisis faktor-faktor internal dan faktorfaktor eksternal dalam suatu bentuk matriks SWOT. Melalui analisis ini, kekuatan dan kelemahan bisnis, serta peluang dan ancaman yang dihadapi bisnis tersebut akan dicocokkan satu sama lainnya sehingga akan terbentuk empat tipe strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (SO), strategi kelemahan-peluang (WO), strategi kekuatan-ancaman (ST), dan strategi kelemahan-ancaman (WT). Keluaran dari alternatif-alternatif strategi tersebut akhirnya akan di analisis kembali melalui Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk menentukan alternatif strategi mana yang terbaik yang sebaiknya diterapkan pada bisnis kayu lapis CV Hadir Jaya. QSPM merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari tahap kerangka pengambilan keputusan strategi. Keluaran dari matriks QSPM yaitu berupa skor, dimana strategi dengan skor tertinggi merupakan strategi yang harus diprioritaskan untuk diterapkan. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 5.
24
Potensi Plywood Permintaan tinggi Pemasaran berorientasi ekspor yang meningkat Ketersediaan bahan baku alternatif yang banyak CV Hadir Jaya Pendapatan meningkat Persaingan bisnis Keterbatsan pada akses informasi bisnis
Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Keuangan dan akuntansi Produksi dan operasi Sumberdaya manusia Riset dan pengembangan
Analisis Lingkungan Eksternal Faktor Politik dan Hukum Faktor Ekonomi Faktor Sosial Budaya dan Demografi Faktor Teknologi Faktor kekuatan Persaingan -Ancaman masuknya pendatang baru -Tingkat persaingan antara para anggota industri -Kekuatan tawar-menawar pemasok -Kekuatan tawar-menawar pembeli -Ancaman produk substitusi
Faktor-faktor Strategis Eksternal
Faktor-faktor Strategis Internal
Strategi Alternatif
Strategi Prioritas
Strategi Pengembangan Bisnis
Gambar 6. Kerangka Operasional Penelitian Strategi Pengembangan Bisnis Produk Kayu Lapis (Plywood) Di CV Hadir Jaya, Karawang, Jawa Barat
25
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di CV Hadir Jaya yang berlokasi di Desa Suka Makmur, Karawang Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa CV Hadir Jaya merupakan salah satu unit usaha yang memproduksi kayu lapis dan menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, sehingga perlu melakukan perumusan strategi pengembangan bisnis. Pengambilan data dilakukan pada bulan November hingga Desember 2012.
4.2 Jenis Sumber dan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, serta berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Data primer diperoleh langsung dari pihak manajemen atau pemilik melalui wawancara, laporan internal perusahaan, pengamatan secara langsung (observasi) dan pengisian kuisioner. Pengambilan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive). Responden yang dipilih dari internal dan eksternal Unit Pengolahan yang memahami perkembangan unit usaha terkait. Responden dari pihak internal yaitu pemilik/pimpinan. Pemilik perusahaan sekaligus bertanggung jawab terhadap semua kegiatan manajerial perusahaan. Responden dari pihak eksternal yaitu Dinas Perdagangan Perindustrian Tambang dan Energi (Disperindagtamben). Disperindagtamben memiliki peran mendukung kinerja perusahaan manufaktur termasuk CV Hadir Jaya. Data sekunder diperoleh melalui literatur ataupun studi pustaka yang mendukung penelitian. Data tersebut bersumber dari data surat kabar, situs-situs internet, Badan Pusat Statistik (BPS), buku teks manajemem strategis, perpustakaan dan data-data dari beberapa instansi terkait lainnya.
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data hasil kuesioner yang telah diisi dan dibobot oleh responden diolah dengan menggunakan program komputer software microsoft exel, selanjutnya menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan metode analisis tiga tahap formulasi strategi.
26
Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal (IFE dan EFE), analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM.
4.3.1. Tahap Masukan (Input Stage) Tahap masukan merupakan tahap memasukkan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu usaha yang meliputi analisis lingkungan eksternal, dan analisis lingkungan internal dengan menggunakan matrik EFE dan IFE. 1. Analisis Matriks IFE dan EFE Analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki CV hadir Jaya. Secara ringkas analisis ini disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan. Tahapan-tahapan dalam penyusunan matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Tahap identifikasi faktor-faktor internal yaitu dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh CV Hadir Jaya. Dalam penyajiannya, faktor yang bersifat positif (kekuatan) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan). Begitu pula dengan tahap identifikasi faktor eksternal perusahaan. b. Pemberian Bobot Setiap Faktor Penentuan bobot pada analisis faktor eksternal dan internal CV Hadir Jaya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan pada pihak manajemen CV Hadir Jaya yang mengetahui benar kondisi dan permasalahan pada suatu perusahaan. Penentuan bobot untuk matriks IFE dan matriks EFE dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison Scales. Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian setiap faktor penentu eksternal dan internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:
27
1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal dan Eksternal Organisasi Faktor Strategis Eksternal A B C D …….. Total
A
B
C
D
……
Total Bobot
Sumber : Kinnear dan Taylor, 1996
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Adapun bobot yang diperoleh akan berada pada kisaran antara 0,0 (tidak penting), sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor. Tanpa memperdulikan apakah faktor kunci kekuatan atau kelemahan serta peluang dan ancaman perusahaan, faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi. Jumlah dari seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Bobot dari setiap faktor diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Dimana : sebagai berikut : αi = Bobot variable ke-i Xi = Nilai variable x ke-i Xi i n n = Jumlah data Xi I = 1, 2, 3,…,n
i 1
c. Penentuan Rating Menurut Rangkuti (2001) penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa efektif strategi perusahaan ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala pembagian sebagai berikut : 4 = respon perubahan superior, 3 = respon perubahan di atas rata-rata,
28
2 = respon perusahaan rata-rata dan 1 = respon perusahaan jelek. Sedangkan untuk lingkungan internal diberikan skala sebagai berikut : 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan minor, 2 = kelemahan minor, 1 = kelemahan utama. d. Perkalian Bobot dan peringkat Langkah selanjutnya, nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat pada setiap faktor dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk memperoleh total pembobotan. Pada matriks EFE, digunakan skala nilai peringkat (rating) untuk peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 6 .
Tabel 4. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Faktor-faktor Eksternal Peluang 1. 2. dst… Ancaman 1. 2. dst… Total
Bobot
Rating
Skor Pembobotan
Sumber : David 2006
Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (3,0 – 4,0) berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata (2,0 – 2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan lemah, (1,0 – 1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada. Rating matriks IFE untuk faktor kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Tabel 10. Total skor pembobotan berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor IFE (3,0 – 4,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (2,0 – 2,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (1,0 – 1,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah.
29
Tabel 5. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Internal
Bobot
Rating
Skor Pembobotan
Kekuatan 1. 2. dst… Kelemahan 1. 2. dst… Total Sumber: David 2006
4.3.2 Tahap Pencocokan Tahap
yang
kedua
adalah
pemaduan
atau
pencocokan
dengan
memasukkan hasil pembobotan EFE dan IFE ke dalam Matriks IE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Setelah menganalisis matrik IE selanjutnya dilakukan analisis SWOT. 1. Matriks Internal-Eksternal Matiks IE mempunyai
sembilan sel strategi, dapat dikelompokkan
menjadi tiga strategi utama, yaitu : 1. Divisi pada sel I, II dan IV disebut Strategi Tumbuh dan Bina. Strategi yang cocok adalah strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal). 2. Divisi pada sel III, V dan VII disebut Strategi Pertahankan dan Pelihara. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini. 3. Divisi pada sel VI, VIII dan IX disebut Strategi Panen dan Divestasi. Nilainilai IFE dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0), Sedang (2,0-2,99) dan Rendah (1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,04,0), Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99) (David, 2006). Bentuk matriks IE (Internal Evaluation) serta hubungannya dengan EFE dan IFE dapat dilihat pada Gambar 8.
30
Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot Kuat
Total Nilai EFE Yang Diberi Bobot
4,0 Tinggi 3,0-4,0
Rata-rata
Lemah
3,0-4,0
2,0-2,99
1,0-1,99
(I)
(II)
(III)
(IV)
(V)
(VI)
(VII)
(VIII)
(IX)
3,0
Menengah 2,0-2,99
2,0
Rendah 1,0-1,99
1,0 Gambar 7. Matriks IE Sumber: David (2006)
2. Matriks SWOT Setelah menganalisis dengan matriks
IE maka dilakukan berbagai
kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis SWOT dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (Strategic Planning) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Hal tersebut disebut dengan analisis situasi. Analisis SWOT dituangkan ke dalam matriks SWOT yang menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O) dimana strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan menggunakan
seluruh
kelemahan-peluang
kekuatan
(W-O)
adalah
untuk
memanfaatkan
strategi
yang
peluang.
diterapkan
Strategi
berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Strategi kekuatan-ancaman (S-T) adalah strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menghindari ancaman dan strategi kelemahan-ancaman (W-T) adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditunjukan untuk meminimalkan
31
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif tersebut dapat dilihat pada pada Tabel 8.
Tabel 6. Matriks SWOT Analisis Internal
Kekuatan (S) Kelemahan (W) Daftar 5-10 faktor- Daftar 5-10 faktorfaktor kekuatan faktor Analisis Eksternal kelemahan Peluang (O) S – O Strategi W – O Strategi kelemahan Daftar 5-10 faktor- Menggunakan kekuatan Mengatasi untuk dengan faktor memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang peluang Ancaman (T) Daftar 5-10 faktor ancaman
S – T Strategi faktor- Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
W – T Strategi Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber. David, 2006
Terdapat delapan tahapan dalam membentuk matriks SWOT, yaitu : 1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat. 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat. 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat. Hasil dari matriks SWOT ini diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi dalam pengembangan usaha yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan, agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan usaha perusahaan mampu memberikan hasil yang maksimal.
32
4.3.3 Tahap Keputusan Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan keputusan. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matrik QSPM. Sumber matriks
QSPM
diperoleh
dari
alternatif
strategi
yang
layak
yang
direkomendasikan melalui analisis SWOT. Responden internal yaitu pemilik perusahaan memiliki proporsi 60 persen dalam menentukan strategi prioritas bagi CV Hadir jaya. Responden eksternal yaitu Disperindagtamben memiliki proporsi 40 persen dalam menentukan strategi prioritas bagi CV Hadir Jaya. Pemilik perusahaan memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan pihak Disperindagtamben karena pemilik perusahaan adalah pihak yang memiliki wewenang dalam menentukan dan menjalankan strategi bagi perusahaan. Ada 6 langkah yang harus diikuti untuk membuat matriks QSPM, yaitu : 1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan kunci internal perusahaan 2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal yang dipakai dalam matrik IFE dan EFE 3. Mengevaluasi matriks pada tahap dua atau pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi atau perusahaan untuk diimplementasikan 4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score-AS) pada setiap strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif dari suatu strategis atas strategis lain dengan mempertimbangkan faktor penentu. Nilai daya tarik dimulai dari 1 = tidak menarik, 2 = kurang menarik, 3 = menarik, dan 4 = sangat menarik; 5. Menghitung nilai total daya tarik (Total Attractiveness Score-TAS) merupakan hasil kali dari kolom bobot dan nilai daya tarik (AS) dalam setiap baris. Semakin tinggi nilai TAS, maka semakin menarik alternatif strategi itu. 6. Menghitung jumlah total daya tarik dengan cara menjumlahkan nilai total daya tarik dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah nilai total daya tarik mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap set strategi. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 7.
33
Tabel 7. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor Kunci
Bobot Strategi I AS TAS
Alternatif Strategi Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Total Sumber :David (2006)
34
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Singkat Perusahaan mengontrak di CV Cahaya Abadi yang juga bergerak di bidang produksi kayu lapis sebelum berubah nama menjadi CV Hadir Jaya Kayu lapis. Pemilik perusahaan pada saat itu adalah tiga orang yaitu bapak Hasibuan, Hj. Nana dan Bapak Muhklis. Kegiatan perusahaan dimulai pada bulan januari 2009 dengan kondisi hanya memiliki tiga mesin pres. Namun, karena kondisi pasar yang kurang memungkinkan akhirnya bapak Muklis keluar yaitu pada bulan Maret 2009. Dua bulan berikutnya yaitu Mei 2009, Hj. Nana juga keluar dengan alasan pangsa pasar yang tidak bergairah. Bapak Dirman datang sebagai penggantinya meneruskan usaha tersebut. Mulai saat itu perusahaan tersebut ditetapkan menjadi nama CV Hadir Jaya Kayu lapis yaitu singkatan dari dua orang pemiliknya yaitu Hasibuan dan Dirman (Hadir). Pada 8 Februari 2010 adalah batas akhir kontrak CV Hadir Jaya Kayu lapis di CV Cahaya Abadi. Pada saat yang bersamaan Dirman tidak lagi bekerjasama dengan Hasibuan dalam menjalankan bisnis tersebut. Pada akhirnya, Bapak Hasibuan menjalkankan kegiatan bisnis CV Hadir Jaya sendirian. CV Hadir Jaya sendiri memiliki lokasi bisnis di daerah Desa Sukamakmur Kec. Teluk Jambe Timur, Dusun pasir panggang, Karawang hingga saat ini.
5.2 Profil Perusahaan CV Hadir Jaya merupakan bisnis dengan skala home industri dengan produk kayu lapis yaitu sandaran dan dudukan kursi. CV Hadir Jaya mempunyai target pasar ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu dari bahan baku setengah jadi. Produk setengah jadi tersebut nantinya akan digunakan dalam pembuatan produk jadi berupa kursi oleh perusahaan-perusahaan seperti Johannes dan Teda Chair. Adapun CV Hadir Jaya juga mengirimkan produk kayu lapis berupa sandaran atau dudukan ( tanpa potong ) ke CV Helindo untuk diolah lebih lanjut. Untuk pengiriman barang, CV Hadir Jaya mempunyai satu kendaraan operasional berupa mobil pick up. 35
CV Hadir Jaya memiliki karyawan berjumlah sebelas orang yang di bagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pemotongan, pengempaan, finishing. Karyawankaryawan tersebut bekerja secara harian, yang upahnya di bayarkan setiap akhir minggu. Untuk menunjang produksinya, CV Hadir Jaya mempunyai 4 mesin kempa berbagai macam ukuran, dari mulai R2D (45x40) sampai D6 (80x60). Kemudian memiliki alat potong vinir sebanyak tiga buah, glue spreader satu buah, glue mixer satu buah, gerinda satu buah, table saw satu buah, band saw satu buah, serta gergaji tangan elektrik satu buah.
5.2.1 Visi dan Misi Perusahaan Visi
perusahaan
adalah
Menciptakan
kegiatan
usaha
yang
berkesinambungan (going concern) yang bergerak dinamis untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu kesejahteraan secara ekonomi dan sosial untuk pemilik modal, pengurus dan karyawan. Adapun Misi perusahaan adalah sebagai berikut :
Menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat dan membangun karyawan yang tangguh, ulet, jujur, tanggung jawab dan profesional dalam bidangnya
Membangun kemitraan yang sejajar antara perusahaan dengan rekanan usaha, perusahaan dengan karyawan dan perusahaan dengan pemerintah
Mendorong dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi dari pihak yang terlibat dengan perusahaan seperti pemerintah, rekanan usaha, karyawan, pengurus dan pemilik modal.
5.2.2Produk Produk yang dihasilkan adalah produk kayu lapis. Produk kayu lapis dibedakan berdasarkan ukurannya, dan produk yang dihasilkan oleh CV Hadir jaya yaitu R1a, R1D, D4dan D6.CV Hadir Jaya berusaha menggali potensi konten lokal yaitu jenis kayu karet (yang sudah berbentuk veneer) yang merupakan limbah sisa industri. Pemilihan kayu dan vinir disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di pasaran, hal ini dilakukan untuk menjaga kelancaran dan keberlanjutan dalam produksi. Bahan baku buah tersebut diperoleh melalui kerjasama dengan beberapa
36
pemasok di daerah Tangerang dan Lampung sehingga keberadaan bahan baku selalu terjaga. Produk-produk yang dihasilkan oleh CV Hadir Jaya dapat dilihat pada Gambar 1. Produk-produk ini dijual dengan harga yang bervariasi yaitu R1D dijual dengan harga Rp 13.000, R1a dijual dengan harga Rp 11.500, dan D6 dijual dengan harga Rp 19.000. Strategi penetapan harga yang dilakukan di CV Hadir Jaya dengan perhitungan 30 persen merupakan laba yang diinginkan oleh perusahaan dari total biaya produksi kayu lapis.
5.3 Proses Produksi a.
Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kayu lapis di CV Hadir
Jaya adalah jenis kayu karet (sudah berbentuk vinir) yang merupakan limbah sisa industri yang di datangkan dari Lampung, Tanggerang, Sukabumi. Adapun ukuran bahan baku vinir yang diterima antara lain (15x90), (20x120), (25x120), (30x120), (40x120). Dalam pengadaan bahan baku, CV Hadir Jaya melakukan kemitraan dengan beberapa pemasok yang berada di Lampung, Tangerang, dan Sukabumi. Kemitraan yang terbentuk antara CV Hadir Jaya dan pemasok merupakan kemitraan tanpa kontrak artinya tidak ada ikatan secara legal yang dilandasi oleh hukum yang bisa menyebabkna timbulnya sanksi ketika pihak yang bermitra melanggar kesepakatan yang telah dibuat. Kebutuhan rata-rata setiap bulannya akan bahan baku kayu mencapai 30 sampai 40 m3, dengan harga per m3 mencapai Rp 800.000 sampai Rp 1.000.000. Harga disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku di pasar. Jika bahan baku yang tersedia cukup banyak maka harga bahan baku relatif lebih murah seharga Rp 800.000/m3. Namun, jika ketersediaan bahan baku sangat terbatas maka harga yang bahan baku di pasar mampu mencapai Rp 1.200.000/m3. Untuk mendukung pengembangan usaha, CV Hadir Jaya perlu melakukan kemitraan dengan banyak pemasok tidak hanya di tiga daerah saja, tetapi bisa melakukan kemitraan dengan pemasok yang berasal dari luar Pulau Jawa seperti Palembang, Riau, dan Jambi. Produksi kayu lapis tidak hanya menggunakan vinir sebagai bahan baku, bahan penolong juga diperlukan untuk memproduksi kayu lapis. Bahan penolong yang digunakan adalah glue. Glue dibuat dari resin glue (yang merupakan Urea
37
Formaldehyde, tepung tapioka (ekstender), asam NH4Cl (Hardener). Dengan komposisi perekat seperti yang terlihat pada Tabel 10. Tabel 8. Komposisi Bahan Perekat (Glue) untuk produksi Kayu lapis. Jenis bahan
1 x proses
Harga (Rp/ kg)
Pemasok
Resin UF
15 kg
22.285
PT Masari Dwisepakat Fiber
Tepung terigu
2 kg
Rp 100.000 /sak
Pasar Johar
Hardener NH4Cl
0,2 kg
11.684
Toko bahan kimia
Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan vinir menjadi Kayu lapis disesuaikan dengan tahapan dalam proses produksi. Tahapan proses produksi untuk memproduksi Kayu lapis yaitu: 1.
Persiapan bahan baku Perencanaan pengadaan bahan baku dilakukan dengan pembelian vinir kayu
karet dalam periode yang berkesinambungan, dengan durasi waktu satu minggu sekali tergantung dari order yang ada. Gambar 8 menunjukkan bahan baku yang digunakan oleh CV Hadir Jaya.
Gambar 8. Bahan baku (vinir) yang digunakan CV Hadir Jaya 2012 Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
Pemotongan vinir (face dan core) Pada proses pemotongan vinir, dibedakan antara peemotongan vinir yang
digunakan untuk bagian face dan untuk yang bagian core. Untuk bagian face, pemotongannya dilakukan secara manual dengan mengunakan alat potong.
38
Ukuran pemotongan vinir pada bagian face mengunakan ukuran lebar vinir 40 cm, 55 cm, 60 cm, dan 50 cm. Pada alat potong itu sendiri, maksimal ukuran pemotongannya adalah 40 cm, untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dilakukan penyambungan vinir dengan mengunakan staples. Proses ini dilakukan oleh 2-3 orang yang juga merangkap sebagai pemotong lembaran bahan baku. Pemotongan vinir bagian core dilakukan menggunakan table saw, pemotongan vinir bagian core itu sendiri tidak ada ukuran khusus, sehingga semua ukuran yang dipotong pada table saw dapat digunakan pada bagian core kayu lapisnya.
Pencampuran Perekat (Glue mixing) Proses pencampuran perekat dilakukan dengan menggunakan glue mixer.
Perekat yang digunakan merupakan campuran dari resin glue, dan tepung tapioka sebagai ekstender ataupun filler, asam NH4Cl sebagai hardener (makin asam maka campuran perekat akan semakin cepat beku). Adapun jenis resin yang digunakan yakni Urea Formaldehyde (UF). Penambahan hardener dilakukan sebelum perekat didistribusikan ke mesin glue spreader untuk mencegah pengerasan perekat yang terlalu cepat.
Gambar 9. Bahan baku perekat Urea Formaldehida pada CV Hadir Jaya Tahun 2012 Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
2.
Pelaburan Perekat (Glue spreading) Pelaburan perekat dilakukan dengan menggunakan mesin glue spreader .
Produktivitas setiap mesin yaitu 1200 pcs/hari. Jumlah tenaga kerja pada mesin glue spreader berjumlah empat orang yang sekaligus merangkap operator mesin kempa atau pressing. Pelaburan perekat dalam satu kali proses dapat melaburi 39
sekitar 250 pieces yang membutuhkan 15 kg campuran perekat. Proses pelaburan perekat ini dilakukan hanya untuk bagian corenya saja dengan cara memasukkan vinir core tersebut ke dalam mesin glue spreader secara manual yaitu dengan memasukkannya satu per satu yang dilakukan oleh operator dari masing-masing mesin kempa itu sendiri. 3.
Pengempaan Panas (Hot press) Kegiatan pengempaan panas dilakukan dengan mesin hot press yang bekerja
secara manual. Mesin hot press ini memiliki kapasitas empat pieces kayu lapisuntuk setiap pengempaan. Terdapat
empat
orang
pekerja
Waktu pengempaan berkisar 10 menit. pada
mesin
ini,
yang
masing-masing
mengoperasikan mesin kempa. Tekanan kempa pada mesin hotpress adalah sebesar 150 kg untuk mesin kempa besar dan 120 kgf untuk mesin kempa kecil. Pada mesin kempa ini juga,suhu pengempaanya berkisar antara 60-80˚C. Pada saat pengempaan, terkadang terjadi delaminasi dan blister pada kayu lapis. Hal ini dapat disebabkan karena kurang ratanya perekat yang di laburkan dan tidak meratanya kadar air vinir yang digunakan. 4.
Finishing Kegiatan finishing meliputi pemotongan kayu lapis menjadi bentuk
sandaran dan dudukan, pengamplasan, dan pendempulan (putty filling). a. Pemotongan Kayu lapis Kegiatan pemotongan kayu lapis dilakukan dengan mengunakan dua mesin potong, yaitu mesin bandsaw dan gergaji tangan elektrik bermerk Bosch. Jumlah pekerja pada bagian ini adalah satu orang yang bertugas untuk memotong kayu lapis yang telah dikempa ke berbagai macam ukuran dudukan atau sandaran yang telah ditentukan. Kecepatan mesin potong dapat dilakukan melalui pengaturan rpm mesin. Produktivitas mesin perhari mencapai sekitar 300 lembaran kayu lapis. Pada bagian penerimaan, output ditumpuk dan disusun secara vertikal setiap 10 lembar untukmemudahkan penghitungan kubikasi kayu lapis dan mempermudah prosespengiriman. Pada proses ini perlu diperhatikan kesikuan kayu lapis yang
40
telah dipotong. Kesikuan adalah selisih diagonal kayu lapis yang diperkenankan sebesar 3 mm. Toleransi ukuran kayu lapis disesuikan dengan order. b. Pengamplasan ( Sanding) Kegiatan pengamplasan kayu lapisdilakukan dengan mengunakan 1 mesin gerinda tangan. Mesin gerinda kayu lapis terdiri dari 1 mesin. Jumlah tenaga kerja pada bagian ini adalah 1 orang. Kecepatan mesin dapat diatur dengan mengontrol rpm mesin. Produktivitas pada mesin mencapai > 300 pieces kayu lapis per/hari. Pergantian amplasnya pada mesin ini,biasanya satu hari sekali. c. Pendempulan (Putty Filling) Kegiatan pendempulan bertujuan untuk menutupi cacat pada permukaan kayu lapis sehingga dapat mencapai produk yang berkualitas dan tidak mengurangi nilai jual. Bahan dempul yang digunakan disesuaikan dengan warna kayu lapis yaitu kuning. Cacat yang diperbaiki antara lain lubang akibat mata kayu, pecah/press mark, face yang kurang dan celah yang terbuka. Sebelum dilakukan pendempulan, disiapkan bahan untuk pendempulnya berupa campuran dari perekat UF dan tepung terigu dengan perbandingan 1 : 2. d.
Grading Tahapan produksi ini adalah tahap memisahkan antara produk yang
memnuhi standar dan produk yang turun grade bahkan reject. Standar yang dipakai untuk menentukan grade berupa standar internal dan standar eksternal. Standar internal merupakan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, sedangkan standar eksternal adalah standar yang diinginkan oleh pembeli (buyer) namun tetap berada dalam acuan standar perusahaan. Pada CV Hadir Jaya ini proses gradingnya dilakukan setelah kayu lapis selesai dikempa dengan cara visual atau diketukkan untuk memeriksa kepadatannya. Jika terdapat kayu lapis yang tidak terekat dengan baik maka akan dipisahkan terlebih dahulu dan dikumpulkan . Setelah itu baru dilakukan proses pengempaan ulang dengan terlebih dahulu mengisi perekat pada bagian kayu lapis yang tidak terekat dengan baik. Kayu lapis yang dapat diperbaiki langsung disatukan dengan produk lain yang siap kirim atau di potong.
41
Proses Grading ini juga dilakukan setelah proses pengampelasan. Kayu lapis yang setelah diamplas mengalami cacat terbuka, maka kayu lapis tersebut harus di dempul terlebih dahulu, sedangkan yang tidak mengalami cacat terbuka langsung disatukan di tempat penyimpanan akhir. 5. Cara Penyimpanan Produk dan Perlakuannya Produk yang sudah jadi akan disimpan dalam suatu ruangan dan di susun menurut ukurannya. Susunan penyimpanan produk yang telah jadi disusun secara vertical, hal ini dilakukan untuk menghidari kerusakan, untuk memudahkan dalam pengakutan, serta untuk memudahkan perhitungan stock barang yang ada.
6. Pengangkutan Produk dan Administrasi Pengiriman barang atau pengangkutan produk biasanya dilakukan 3 kali dalam seminggu, atau tergantung order yang diterima. Pengangkutan ini menggunakan kendaraan operasional berupa pick up. Untuk proses pengangkutan ini biasanya disertai dengan dokumen atau surat yang berupa surat jalan.
42
VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia,serta riset dan pengembangan.
6.1.1. Pemasaran Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal. Sampai saat ini CV Hadir Jaya mempunyai target pasar ke perusahaan atau industri yang bergerak di bidang pengolahan kayu dari bahan baku setengah jadi . Saat ini CV Hadir Jaya mempunyai tiga mitra usaha. Bapak Hasibuan memanfaatkan relasi yang dimiliki dalam memasarkan produk kayu lapis. Selain itu CV Hadir Jaya juga memanfaatkan akses internet dalam mencari pasar produk kayu lapis mereka. Produk digunakan untuk sandaran kuris kantor, sandaran kursi biasa, dan dudukan kursi.Target pasar dari CV Hadir Jaya adalah perusahaan-perusahaan furniture, dan positioning dari produk-produk CV Hadir Jaya adalah sebagai produk antara untuk pembuatan kursi kantor. Pemasaran CV Hadir Jaya dilakukan untuk skala lokal, meliputi wilayah tangerang dan Jakarta. Pasar Kayu lapis masih sangat potensial dan terkadang CV Hadir Jaya masih sulit untuk memenuhi permintaan dari pelanggan (Lampiran 4). Pemasaran produk Kayu lapis sejauh ini dilakukan di daerah tangerang dan Jakarta. Dalam memasarkan produknya CV Hadir Jaya bermitra dengan tiga perusahaan furniture yaitu Johanese Furniture, Thaeda Furniture, dan CV Helindo. Penetapan harga di setiap mitra disesuaikan dengan pesanan dan cara pembayaran ketiga mitra. Penentuan harga merupakan kesepakatan yang dibuat antara CV Hadir Jaya dengan para konsumen. Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga, distribusi, dan promosi. Berikut ini merupakan analisis bauran pemasaran CV Hadir Jaya:
43
1)
Produk Produk yang dihasilkan adalah produk kayu lapis. Produk kayu lapis
dibedakan berdasarkan ukurannya, dan produk yang dihasilkan oleh CV Hadir jaya yaitu R1a, R1D, dan D6. CV Hadir Jaya berusaha menggali potensi konten lokal yang produksinya melimpah ruah yaitu jenis kayu karet (yang sudah berbentuk vinir) yang merupakan limbah sisa industri. Keunggulan produk yang dimiliki pada CV Hadir Jaya yaitu: 1.
Produk kayu lapis yang dihasilkan oleh CV Hadir Jaya mengutamakan kualitas terlihat dari ukuran produk yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan atau keinginan konsumen.
2.
Mengangkat konten lokal yaitu menggunakan kayu karet (yang sudah berbentuk vinir) yang merupakan limbah sisa industri.
Gambar 10. Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya 2012 Sumber: CV Hadir jaya (2012)
44
Produk yang dihasilkan adalah produk dengan kualitas tinggi dengan bahan baku yang merupakan sisa limbah industri kayu. Kualitas produk yang dijual tergantung permintaan dari pelanggan. Produk R1D, R1a, D4 dan D6 merupakan produk-produk yang terdapat di CV Hadir jaya dengan spesifikasi yang berbedabeda.R1D merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat.R1a merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kantor.D4 adalah produk dengan ukuran 60 x 60 untuk dudukan kursi. D6 adalah produk Kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi kayu lapis yaitu vinir, glue,dan kayu. 2)
Harga Menurut Umar (2008) terdapat empat macam penetapan harga yang
ditetapkan perusahaan, pada umumnya didasarkan oleh empat pendekatan, yaitu a)
Berdasarkan biaya, yaitu dengan memberikan atau menambahkan suatu ‘mark up’ baku untuk labanya.
b) Analisis pulang pokok, yaitu penggunaan konsep bagan pulang-pokok yang menunjukkan total biaya dan jumlah pendapatan yang diharapkan pada beberapa tingkat volume penjualan sehingga titik potong antara kedua kurva merupakan volume pulang pokok. c)
Berdasarkan persepsi pembeli, yaitu melakukan survei untuk harga barang yang sama oleh beberapa penjual yang ditanyakan langsung kepada konsumen.
d) Berdasarkan persaingan, yaitu penetapan harga dilakukan setelah meneliti harga yang ditetapkan oleh para pesaing dekatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kesepakatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan konsumen. Tabel 12 menunjukkan harga kayu lapis pada CV Hadir Jaya yang ditetapkan pada tahun 2010 hingga tahun 2011.
45
Tabel 9. Daftar Harga Produk Kayu lapis pada CV Hadir Jaya 2010-2011. Produk Kayu lapis R1a R1D D4 D6
Ukuran Harga Jual (cm) (Rp) 50 x 50 50 x 45 60 x 60 60 x 80
11.500 3.000 14.500 19.000
Keterangan
Mitra Usaha
Sandaran Kursi Kerja Johannese Furniture Sandaran Kursi Lipat Thaeda Furniture Dudukan Kursi Tamu CV Helindo Dudukan Kursi Thaeda Furniture
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
Alasan perusahaan menetapkan harga berdasarkan persepsi pembeli ini agar dapat bersaing dengan produk-produk sejenis dan kemudahan memasuki pasar. Sistem pembayaran yang digunakan adalah tidak langsung tunai akan tetapi dibayar setelah barang dikirim dengan jangka waktu umumnya dua minggu setelah produk dikirim.
3)
Distribusi Distribusi merupakan kegiatan untuk menyalurkan, mengirimkan, serta
menyampaikannya kepada konsumen. Saluran distribusi perusahaan adalah saluran distribusi langsung dari CV Hadir Jaya ke perusahaan konsumen tanpa menggunakan perantara atau agen.
Teknik distribusi yang dilakukan adalah
dengan mengantarkan produk kayu lapis yang dipesan dari perusahaan langsung dikirim ke tempat pemasaran. Untuk distribusi produk tersebut perusahaan telah memiliki alat transportasi berupa mobil pick up. Adapun risiko pengiriman ditanggung oleh perusahaan. Jika jumlah kayu lapis yang dikirim kurang maka perusahaan akan mengirim kembali kekurangan kayu lapis tersebut. Selain itu jika terjadi kerusakan terhadap kayu lapis yang dikirim maka CV Hadir Jaya akan menggantinya dengan kayu lapis yang lain. 4)
Promosi Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya adalah kegiatan
promosi langsung dengan mendatangi perusahaan yang akan menjadi target pasar untuk manawarkan produknya. sejauh ini perusahaan yang dikunjungi oleh CV Hadir Jaya adalah yang berlokasi di sekitar Jabodetabek. Kegiatan promosi juga dilakukan melalui jaringan internet. Perusahaan akan mencari produsen furniture
46
yang menggunakan bahan baku kayu lapis. Selanjutnya akan melakukan penawaran ke produsen furniture tersebut. Kegiatan promosi ini tidak dilakukan secara rutin oleh CV Hadir Jaya dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dimiliki terbatas.
6.1.2. Keuangan atau Akuntansi Dalam menjalankan suatu perusahaan, masalah permodalan sangat penting. Bisnis pengolahan kayu lapis ini memerlukan biaya yang cukup tinggi baik untuk pendirian, pembelian barang modal, maupun untuk biaya operasional sehingga diperlukan modal yang cukup besar. Modal yang digunakan oleh CV Hadir Jaya hanya mengandalkan dari sumber dana pribadi. Investasi awal perusahaan berasal dari dana sendiri untuk membeli peralatan mesin dan bangunan, yakni sebesar 625 juta rupiah (Tabel 10). Tabel 10. Investasi Awal CV Hadir Jaya Tahun 2009. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Investasi Tanah Bangunan Table Saw Glue Spreader Mesin kempa Mesin Band Saw Gergaji Tangan elektrik Mesin Gerinda Kayu lapis Pemasangan Listrik Total Biaya Investasi
Jumlah Investasi (Rp) 100.000.000 200.000.000 400.000 23.000.000 280.000.000 17.000.000 5.600.000 1.000.000 25.000.000 625.000.000
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
Untuk memantau keuangan perusahaan maka perusahaan melakukan pencatatan akuntansi mengenai laporan keuangan perusahaan. CV Hadir Jaya memiliki karyawan tersendiri yang bertugas membuat pencatatan keuangan. Pencatatan keuangan yang dilakukan oleh CV Hadir Jaya ini masih sederhana. Data keuangan CV Hadir Jaya pada tahun 2010 dapat dilihat pada Lampiran 1 dan data keuangan pada tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran 2.
47
6.1.3. Produksi dan Operasi Manajemen operasi bertujuan agar kegiatan produksi berjalan secara efektif dan efisien sehinga dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa yang digunakan untuk memperoleh keuntungan. Adapun proses produksi untuk mengolah vinir menjadi kayu lapis ada beberapa tahap yaitu proses persiapan bahan baku, peleburan perekat, pengempaan panas, finishing, dan grading. Tempat untuk kegiatan proses produksi telah ditata dengan baik, sehingga proses produksi dari satu tahap ke tahap selanjutnya lebih efisien (Lampiran 5). Perusahaan telah memiliki mesin dan peralatan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan tidak menerima bahan baku berupa kayu gelondongan melainkan langsung berbentuk vinir yang berasal dari limbah industri kayu karet ini karena perusahaan belum memiliki mesin rotary untuk proses pembuatan vinir itu sendiri.
Gambar 11. Proses Pengamplasan dan Pemotongan Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2012 Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
Perusahaan menggunakan sistem manajemen dengan melakukan stok bahan baku agar dapat menjamin kegiatan produksi kayu lapis. Pengiriman bahan baku disesuaikan dengan berapa banyak gudang penyimpanan bahan baku dapat menampung jumlah bahan baku. Rata-rata perbulan dilakukan lima kali pengiriman bahan baku.
48
6.1.4. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Jika sebuah perusahaan memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat di tempat kerja yang tepat, dan pada saat yang tepat mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik maka sumberdaya tersebut akan membantu perusahaan mencapai sasaran-sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Karyawan yang bekerja pada CV Hadir Jaya terdiri dari karyawan tetap yang berjumlah tiga orang dan karyawan harian lepas yang sekarang ini berjumlah 10 orang. Karyawan yang bekerja pada CV Hadir Jaya umumnya adalah warga sekitar lokasi perusahaan. Karyawan tetap direkrut sesuai dengan kemampuannya untuk menjalankan tugas masing-masing, sedangkan perekrutan karyawan harian lepas tidak memerlukan syarat yang sulit. Syarat untuk menjadi karyawan harian adalah lulus SLTP. Untuk karyawan yang baru biasanya dilakukan pelatihan terlebih dahulu, karena karyawan tersebut harus dapat menggunakan peralatan yang disediakan oleh perusahaan. Pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan CV Hadir Jaya adalah cara penggunaan alat potong vinir, cara pembuatan perekat, penggunaan mesin hot press serta kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan produksi kayu lapis. Jam kerja karyawan adalah dari jam 07.00 hingga jam 16.00 dengan hari kerja dari hari Senin hingga hari Sabtu. Jadwal pekerjaan tidak dilakukan dengan cara shift karena dinilai tidak efektif. Upah untuk karyawan harian dibayarkan tiap minggu dengan tingkat upah harian sesuai dengan kemampuan karyawan dalam memproduksi barang. Kisaran upah yang diberikan kepada karyawan CV hadir Jaya adalah sekitar 200 ribu per minggu hingga 500 ribu per minggu. Upah karyawan harian yang rendah membuat tingkat keluar karyawan tinggi. Tetapi tingkat keluar yang tinggi diimbangi oleh masih tingginya jumlah karyawan yang ingin masuk. Tingkat keluar masuk karyawan ini tentunya kurang efektif dan efisien karena karyawan yang baru harus berlatih dan beradaptasi terlebih dahulu dengan kondisi perusahaan. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan juga mengakibatkan hubungan diantara para karyawan tidak terjalin dengan akrab. Rata-rata setiap
49
empat hingga lima bulan terdapat karyawan yang keluar dari CV Hadir Jaya ratarata sebanyak dua hingga tiga orang. Selanjutnya perusahaan akan mencari karyawan lain untuk dipekerjakan. Penilaian kinerja karyawan dilihat dari absensi dan hasil kerja. Karyawan harian tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. 6.1.5. Riset dan Pengembangan Riset
dan
pengembangan
merupakan
keunggulan
bersaing
bagi
perusahaan. Umumnya perusahaan harus memiliki anggaran biaiya tersendiri untuk menjalankan departeman penelitian dan pengembangannya sehingga tidak semua perusahaan memiliki departemen tersebut. Pada umumnya perusahaan kecil dan menengah belum memiliki departeman ini karena keterbatasan modal dan keterbatasan tenaga ahli. CV Hadir Jaya saat ini masih merupakan bisnis dengan skala kecil menengah sehingga tidak melakukan riset dan pengembangan secara khusus. Misi perusahaan adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, akan tetapi selama ini perusahaan belum melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas produk. Tabel 11. Identifikasi Faktor-Faktor Internal CV Hadir Jaya No 1
Faktor Internal Pemasaran
Variabel Lokasi Perusahaan Kualitas kayu lapis
Kekuatan √ √
√
Pemasaran kayu lapis 2
Keuangan dan Akuntansi
3 Produksi dan Operasi 4
5
Sumber Daya Manusia Riset dan Pengembangan
√
Struktur modal Sarana dan Prasarana produksi Pemanfaatan limbah kayu lapis Produktivitas tenaga kerja Koordinasi dalam pembagian tugas Riset dan pengembangan produk kayu lapis
Kelemahan
√ √ √ √
50
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal meliputi faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapaun faktor-faktor eksternal yang dianalisis meliputi lingkungan umum dan lingkungan industri. 6.2.1. Lingkungan Umum Kategori yang dgunakan dalam lingkungan umum adalah sosioekonomi, teknologi, dan pemerintahan. 6.2.1.1. Sosioekonomi Kajian sosioekonomi ini membahas faktor ekonomi, iklim, sosial, yang akan membantu atau menghambat perusahaan untuk mencapai tujuannya. 1) Ekonomi Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Kabupaten Karawang. Diantara industri pengolahan tersebut, kontribusi industri barang kayu dan hasil hutan lainnya merupakan sektor industri yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Diantara industri kayu ini kemungkinan adalah meningkatnya industri pengolahan kayu yaitu kayu lapis. Tabel 12. Kontribusi Sektor Industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Karawang Tahun 2008-2010 (Juta Rp). Tahun
Kontribusi Terhadap PDB (Juta Rp)
2008
852.520,19
2009
919.830,80
2010
961.236,01
Sumber: BPS Kabupaten Karawang (2012)
2) Sosial Faktor sosial terpusat pada nilai dan sikap orang, pelanggan, dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini terwujud ke dalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Adapun kondisi sosial yang terkait adalah meningkatnya permintaan jenis kayu lapis (Lampiran 4) yang jika
51
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan produsen kursi kantor/direksi tidak lagi dilakukan pelapisan, baik itu menggunakan kulit ataupun busa karena itu industri kayu lapis sebagai pemasok bahan baku untuk kursi kantor harus dapat berinovasi agar dapat memenuhi pemintaan pasar. Keberadaan CV Hadir jaya juga membantu masyarakat sekitar dengan memberikan kesempatan kerja. 3) Demografi Komposisi penduduk sekarang dan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi keberuntungan dan strategi perusahaan. Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia ini memberikan peluang meningkatnya permintaan, secara tidak langsung akan meningkatkan permintaan terhadap produk kayu lapis. Kondisi
ini
dikarenakan
pertumbuhan
penduduk
akan
memungkinkan
meningkatnya permintaan terhadap produk-produk dengan bahan kayu lapis dan akhirnya produsen kursi kantor akan meningkatkan permintaannya terhadap kayu lapis. Tabel 13. Jumlah Penduduk JABODETABEK Tahun 2007-2011 Tahun
Jumlah Penduduk (juta jiwa)
2007 2008 2009 2010 2011
20025.661 20513.323 20910.127 21706.551 22378.722
Sumber: BPS (2012)
6.2.1.2 Teknologi Saat ini perusahaan menggunakan
teknologi yang memadai untuk
memproduksi kayu lapis walaupun yang digunakan mesin bekas dan rakitan sendiri tetapi mesin berfungsi sebagaimanan mestinya. Perusahaan belum memiliki mesin rotary untuk mengolah kayu gelondongan menjadi vinir, oleh karena itu sampai saat ini perusahaan hanya menerima bahan baku yang telah berbentuk vinir langsung.
52
6.2.1.3. Pemerintah Peraturan pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu. Tindakan pemerintah dapat memperbesar peluang atau hambatan perusahaan atau keduanya secara bersamaan. Kebijakan pemerintah dalam industri kehutanan yaitu SK Menteri Kehutanan Nomor: SK 456/MenhutII/2004 yang menetapkan lima prioritas kebijakan bidang kehutanan, salah satunya adalah revitalisasi sektor kehutanan, khususnya industri kehutanan primer. Kebijakan revitalisasi ini memiliki tujuan pokok yakni membangkitkan industri kehutanan terutama industri primer hasil hutan yang dinilai kinerjanya menurun, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah hasil hutan, pemenuhan barang produksi hasil hutan untuk kebutuhan masyarakat, menyediakan lapangan kerja serta menghasilkan devisa dan penerimaan negara. Kebijakan tersebut kemudian diperkuat dengan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor
421/Menhut-II/2006
tentang
fokus-fokus
kegiatan
pembangunan kehutanan, salah satunya adalah fokus pengelolaan pemanfaatan hutan tanaman dan restrukturisasi industri primer kehutanan. Adanya kebijakankebijakan tersebut berarti pemerintah ikut berupaya mendorong berkembangnya industri kehutanan, khususnya industri primer hasil hutan yang termasuk bisnis pengolahan kayu lapis di dalamnya. Dalam hal
tersebut
pemerintah memberikan kemudahan
dengan
memberikan pelayanan dan persyaratan yang mudah kepada perusahaan pengolah kayu. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan SK Menhut Nomor P-35/Menhut II/2008 tentang izin usaha industri primer hasil hutan dimana dalam peraturan tersebut pemerintah mempermudah persyaratan perizinan. Kemudahan perizinan tersebut adalah setiap perusahaan tidak harus memiliki dokumen upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL-UPL). Untuk mendapatkan dokumen tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang sangat besar.
53
6.2.2. Lingkungan Industri 6.2.2.1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan dalam suatu industri akan menjadi semakin tajam dan tak terkendali sebagai akibat dari sejumlah faktor-faktor struktural yang saling berinterkasi, diantaranya (1) jumlah pesaing yang banyak atau tidak seimbang; (2) pertumbuhan industri yang lamban; (3) biaya tetap yang tinggi; (4) ketiadaan diferensiasi; (5) penambahan kapasitas dalam jumlah besar; (6) pesaing yang beragam; (7) taruhan strategis yang besar; (8) hambatan pengunduran diri yang besar (Purwanto 2007). Jika dilihat dari jumlah perusahaan yang ada, persaingan di industri ini memang terlihat sedikit. Tingkat persaingan untuk bisnis ini tidak terlalu ketat karena pasar yang tersedia masih cukup banyak. Akan tetapi, hal ini mempengaruhi perusahaan jika tidak mampu menjaga loyalitas konsumen. Dengan demikian, pesaing dapat dengan mudah masuk untuk mengambil pasar. Berdasarkan data perusahaan, tercatat bahwa sejak tahun 2010 hingga tahun 2011 ini telah terdapat sembilan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama yaitu kayu lapis untuk bahan baku kursi kantor (Tabel 17). Bentuk usaha ini beragam, mulai dari usaha perorangan berbentuk Usaha Dagang (UD), persekutuan komanditer (CV), dan Perseroan Terbatas (PT). Tingginya intensitas persaingan ini membuat perusahaan yang berada di dalamnya harus dapat bersaing secara kompetitif. Tabel 14. Pesaing bisnis sejenis CV Hadir Jaya Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama kompetitor PT. Laras PT. Apenindo PT. Buana PT. Puma CV Kota Agung CV Cahaya Abadi Rusdi Edi Gondrong Edi
Lokasi Bekasi Pondok Bambu, Jakarta Tanggerang Karawang Lampung Karawang Lampung Jakarta Barat Sukabumi
Sumber: CV Hadir Jaya, 2012
54
6.2.2.2. Masuknya Pesaing Baru 1) Skala ekonomis Skala ekonomis sebaiknya dimiliki oleh perusahaan pengolah kayu lapis. Hal ini dikarenakan biaya operasional yang dibutuhkan dalam proses produksi sangatlah besar sehingga jika perusahaan tidak mampu mencapai skala ekonomis maka perusahaan akan mengalami kerugian karena harus beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2 mengenai data keuangan perusahaan, bahwa jika semakin sedikit jumlah kayu lapis yang diproduksi, maka biaya operasional kayu lapis akan semakin besar. 2) Diferensiasi produk Diferensiasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan memproduksi beberapa jenis produk kayu lapis dengan spesifikasi ukuran yang berbeda-beda. Produk R1D, R1a, D4 dan D6 merupakan produk-produk yang terdapat di CV Hadir jaya dengan spesifikasi yang berbeda-beda.R1D merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat.R1a merupakan produk Kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kantor. D4 adalah produk dengan ukuran 60 x 60 cm. D6 adalah produk Kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi kayu lapis yaitu veener, glue,dan kayu. 3) Kebutuhan modal Modal yang besar mutlak diperlukan untuk memulai bisnis ini. Hal ini dikarenakan untuk memulai bisnis ini diperlukan biaya yang cukup besar untuk
pembelian
mesin
dan
peralatan,
bangunan,
dsb.
Tabel
13
memperlihatkan biaya investasi yang dikeluarkan oleh CV Hadir Jaya saat memulai bisnis ini. Mesin yang digunakan adalah kualitas second sehingga harganya jauh lebih rendah dari harga aslinya. Selain itu, kegiatan operasional perusahaan juga memerlukan biaya yang besar. Pada umumnya perusahaan pembuat kursi kantor membayar dengan jangka waktu tempo tertentu, oleh
55
karena itu perusahaan harus memiliki aset lancar untuk menjaga kontinuitas operasional produksi perusahaan. 4) Biaya beralih pemasok Biaya beralih pemasok dalam industri ini umumnya adalah biaya untuk menguji atau menerima sumber baru karena pada umumnya konsumen harus menguji terlebih dahulu kualitas kayu lapis sebelum dijadikankursi kantor. Selain itu juga biaya psikis karena telah merusak hubungan. Hubungan bisnis antara perusahaan kayu lapis dengan pemasok telah terjalin dengan baik dan telah terdapat kepercayaan diantara keduanya. Hubungan baik sangat penting karena bisnis di sektor industri ini adalah bisnis yang melibatkan dana besar sehingga menuntut moral hazard yang baik dari keduabelah pihak. Untuk itu, para pendatang baru harus dapat menawarkan penyempurnaan yang besar dalam biaya atau prestasi agar pembeli mau beralih ke pemasok. 5) Akses ke saluran distribusi Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari para pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya (Porter 1991). Dalam kegiatan bisnis produksi kayu lapis, pada umumnya perusahaan telah memiliki saluran distribusi atau wilayah pemasaran tersendiri. Akan relatif sulit bagi para pendatang baru untuk memperoleh akses ke saluran distribusi, hal ini terkait dengan hubungan baik dan rasa saling percaya antara pemasok dengan saluran distribusinya. CV Hadir Jaya telah melakukan kerjasama dalam memasok bahan baku berupa vinir limbah kayu karet sejak awal perusahaan tersebut berjalan yaitu 2009 hingga sekarang. Akses masuk ke saluran distribusi ini dapat ditembus jika perusahaan pendatang baru dapat memberikan penawaran yang baik. 6.2.2.3. Produk Substitusi Produk pengganti yang perlu mendapat pehatian besar adalah produkproduk yang memiliki kecenderungan harga atau prestasi yang lebih baik dan produk yang dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi. Produk substitusi dari produk ini sangat sedikit, karena produk kayu lapis yang digunakan sebagai bahan
56
baku kursi ini hanya dapat diganti dengan bahan lain seperti produk impor dari Cina yang terbuat dari plastik. 6.2.2.4. Kekuatan Tawar Menawar penjual/pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok dalam industri ini relatif kuat, hal ini karena jumlah pemasok vinir berbahan dasar kayu karet yang sekarang ini masih sedikit. Saat ini CV Hadir Jaya memasok bahan baku untuk produksi kayu lapis berasal dari Lampung, Tangerang, dan Sukabumi. Penetapan harga umumnya disesuaikan dengan harga pembelian kayu lapis dari pabrik kursi kantor serta keberadaan bahan baku yang ditawarkan. 6.2.2.5. Kekuatan Tawar Menawar pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli dalam industri pengolahankayu lapis ini dapat dikatakan kuat. Hal ini dikarenakan pembeli yaitu perusahaan kursi direksi adalah perusahaan dalam jumlah yang banyak (Lampiran 15). Selain itu produk kayu lapis yang dibelinya tidak terlalu terdapat diferensiasi produk atau standar dan perusahaan kursi ini memiliki biaya peralihan pembeli yang kecil karena pembeli dengan mudah berpindah ke pemasok lain. Loyalitas perusahaan kursi yang kurang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mudah untuk mencari pemasok bagi perusahaannya, hanya saja jika dilihat dari pasar yang memproduksi kursi kantor ini, peluangnya masi sangat terbuka artinya potensi pasarnya masih ada.
57
Tabel 15. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal CV Hadir Jaya No
Faktor Eksternal
1
Sosioekonomi
2
Teknologi
3
Pemerintah
4
Persaingan Usaha
Variabel
Kekuatan
Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis Ketersediaan bahan baku Perkembangan teknologi dan sistem informasi Dukungan pemerintah pada bisnis produk kayu olahan Harga produk pesaing Perkembangan produk substitusi kayu lapis Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produk kayu lapis Kekuatan tawar menawar pembeli terhadap produk kayu lapis Kakuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis
√
Kelema han √
√ √ √ √ √ √ √
58
VII.
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS CV HADIR JAYA
7.1 Tahap Masukan Tahap masukan terdiri dari matriks IFE (Internal Factors Evaluation) dan EFE (Eksternal Factors Evaluation). Tahap ini merupakan tahap awal dalam merumuskan strategi setelah mengidentifikasikan faktor-faktor eksternal dan internal.
7.1.1 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) Matriks IFE digunakan untuk mengaetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal perusahaan yang meliputi kelemahan dan kekuatan, maka dilakukan pemberian kuesioner mengenai pembobotan dengan menggunakan metode paired comparison matrix dan selanjutnya pemberian peringkat (rating) terhadap variabel-variabel kekuatan dan kelemahan tersebut. Kuesioner diberikan kepada dua responden, yaitu pemilik perusahaan dari bagian internal perusahaan serta staf dinas perdagangan dari bagian eksternal perusahaan. Pengisian kuesioner ini juga melibatkan pihak eksternal perusahaan agar hasil pengisian kusioner lebih bersifat objektif. Adapun hasil pembobotan dan peringkatan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan oleh para responden, maka tahapan selanjutnya yakni mencari nilai rata-rata pembobotan dan peringkatan dari masing-masing variabel tersebut dengan cara menjumlahkan seluruh hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden untuk masing-masing variabel kemudian dibagi dengan jumlah respoden. Adapun nilai rata-rata untuk pembobotan dan peringkatan untuk variabel kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari nilai bobot skor rata-rata dari masing-masing variabel. Nilai ini merupakan hasil perkalian dari nilai rata-rata dari pembobotan dan nilai rata-rata dari peringkatan untuk masing-masing variabel kelemahan dan kekuatan. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada CV Hadir Jaya. 59
Tabel 16. Analisis Matriks IFE CV Hadir Jaya Faktor-faktor Internal
Kekuatan Lokasi perusahaan Produktivitas tenaga kerja Pemanfaatan limbah kayu lapis Kualitas kayu lapis Sarana dan prasarana produksi Kelemahan Koordinasi dalam pembagian tugas Struktur modal Pemasaran kayu lapis Riset dan pengembangan produk kayu lapis Total
Bobot ratarata
Rating ratarata
Skor bobot rata-rata
0.100 0.100 0.131 0.078 0.094
4.000 3.500 3.000 4.000 3.000
0.400 0.350 0.392 0.311 0.282
0.139 0.064 0.083 0.128
2.000 2.000 1.000 1.500
0.278 0.128 0.083 0.192 2.416
Kekuatan dan kelemahan utama bagi CV Hadir Jaya digambarkan pada Tabel 16. Kekuatan utama perusahaan adalah variabel kekuatan yang memiliki nilai skor bobot rata-rata terbesar, yakni lokasi perusahaan dengan nilai skor bobot rata-rata 0, 400. Lokasi perusahaan yang strategis, yakni dekat dengan lokasi pemasaran, merupakan kekuatan bagi perusahaan. Lokasi yang strategis akan lebih memudahkan dalam distribusi bahan baku dan pengiriman produk. Kelemahan utama perusahaan adalah pemasaran kayu lapis dengan nilai bobot skor rata-rata terkecil yakni 0,083. Kegiatan promosi ini belum dilakukan dengan baik oleh CV Hadir Jaya dikarenakan jumlah tenaga kerja yang dimiliki terbatas. Sementara ini kegiatan promosi hanya dilakukan didaerah jakarta dan tangerang.
7.1.2 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Matriks
EFE digunakan untuk
mengetahui
faktor-faktor eksternal
perusahaan berkaitan dengan ancaman dan peluang yang dianggap penting. Setelah diperoleh faktor-faktor strategi eksternal perusahaan yang meliputi ancaman dan peluang, tahap selanjutnya seperti tahapan dalam analisis matriks IFE yakni dilakukan pemberian kuesioner mengenai pembobotan dengan 60
menggunakan metode paired comparison matrix dan selanjutnya pemberian peringkat (rating) terhadap
masing-masing variabel peluang dan ancaman
tersebut. Responden untuk kuesioner ini juga sama seperti dalam analisis matriks IFE yakni pemilik perusahaan dan pihak eksternal yakni staf dinas perdagangan. Tahap selanjutnya adalah mencari nilai rata-rata dari hasil pembobotan dan peringkatan oleh para responden tersebut. Setelah itu dicari nilai bobot skor ratarata dengan mangalikan nilai rata-rata pembobotan dan nilai rata-rata peringkat untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada CV Hadir Jaya. Tabel 17. Analisis Matriks EFE CV Hadir Jaya Faktor-faktor Eksternal
Peluang Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu Harga produk pesaing Perkembangan teknologi dan sistem informasi Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis Ancaman Perkembangan produk substitusi kayu lapis Ketersediaan bahan baku Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis Total
Bobot ratarata
Rating ratarata
Skor bobot ratarata
0.142
3.500
0.498
0.115 0.160
4.000 3.000
0.458 0.479
0.101
3.500
0.352
0.080
4.000
0.319
0.108 0.076 0.118
2.000 2.000 1.000
0.215 0.153 0.118
0.101
1.500
0.151 2.745
Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perusahaan ditunjukkan pada Tabel 17. Peluang utama bagi CV Hadir Jaya tersebut adalah Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu dengan nilai bobot skor rata-rata terbesar yakni 0,498. Kebijakan pemerintah dalam revitalisasi sektor kehutanan, khususnya industri kehutanan primer. Kebijakan revitalisasi ini memiliki tujuan pokok yakni membangkitkan industri kehutanan terutama industri primer hasil
61
hutan yang dinilai kinerjanya menurun, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah hasil hutan, pemenuhan barang produksi hasil hutan untuk kebutuhan masyarakat, menyediakan lapangan kerja serta menghasilkan devisa dan penerimaan negara. Sedangkan ancaman utama bagi perusahaan, yakni banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis dengan nilai skor bobot rata-rata terkecil sebesar 0,118. Hal ini merupakam ancaman bagi perusahaan, karena semakin banyaknya perusahaan yang masuk ke dalam industri berarti tingkat persaingan di industri tersebut semakin meningkat. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat bersaing kompetitif agar dapat bertahan di industri.
7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahapan pencocokan merupakan tahap kedua dalam proses perumusan strategi, berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan dengan peluang dan ancaman terhadap perusahaan dari lingkungan eksternal. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks IE dan SWOT.
7.2.1 Analisis Matriks IE Analisis matriks IE dilakukan untuk mempertajam analisis yang telah dilakukan dengan matriks IFE dan EFE. Hasil matriks IFE dan EFE berupa total nilai tertimbang IFE di petakan ke dalam matriks IE. Total nilai tertimbang IFE dipetakan pada sumbu x, sedangkan total nilai tertimbang EFE dipetakan pada sumbu y.
62
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE Kuat 3,0 - 4,0 4,0
Lemah 1,0 – 1,99 2,0
3,0 I
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE
Rata-rata 2,0 – 2,99
1,0
II 2,583
Tinggi 3,0 - 4,0
III
3,0 2,745
Menengah 2,0 – 2,99
V IV
Pertahankan dan Pelihara
VII
VII I
VI
2,0 Rendah 1,0 – 1,99
IX
1,0
Gambar 12. Matriks Internal – Eksternal (IE) CV Hadir Jaya
Setelah diperoleh total skor dari IFE matriks sebesar 2.416 dan nilai total skor dari EFE matriks sebesar 2.745, hasil skor tersebut dapat menunjukkan posisi perusahaan melalui matriks IE. Adapun matriks IE untuk CV Hadir Jaya ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi CV Hadir Jaya berada pada kuadran V yaitu memiliki kemampuan internal yang ratarata dan eksternal yang menengah. Perusahaan yang masuk dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara, dimana strategistrategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 7.2.2 Analisis Matriks SWOT Hasil analisis strategi pengembangan bisnis bagi CV Hadir Jaya yang menggunakan Matriks IE selanjutnya dianalisis menggunakan Matriks SWOT agar dihasilkan beberapa strategi alternatif yang dapat diterapkan oleh CV Hadir Jaya. Penentuan strategi alternatif dalam Matriks SWOT yang dilakukan oleh penulis memiliki keterkaitan dengan strategi yang telah dihasilkan dari Matriks 63
IE. Dengan mencocokan faktor-faktor kunci Internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor kunci eksternal (peluang dan ancaman) merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan startegi yang layak. Strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya secara umum tanpa adanya implementasi yang lebih fokus pada tingkat perusahaan. Oleh karena itu, matriks IE dilengkapi oleh matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan langkah-langkah konkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pengembangan dari matriks IE. Tujuan matriks SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan dengan cara memindahkan hasil analisis data matriks IFE dan EFE ke dalam matriks SWOT. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weakness-Oppurtunities), Strategi ST (Strengths-Threaths), Strategi WT (Weakness-Threaths). Dimana startegi SO berarti menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, startegi WO berarti mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, startegi ST berarti menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman, dan strategi WT berarti minimalkan kelemahan dan hindari ancaman. Perumusan masing-masing startegi mengacu pada hasil posisi yang didapat pada matriks IE yaitu pertahankan dan pelihara dengan strategi umum untuk penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 13.
64
Internal
Eksternal
PELUANG (Opportunities – O) 1. Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu 2. Harga produk pesaing 3. Perkembangan teknologi dan sistem informasi 4. Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis 5. Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis ANCAMAN (Threats – T) 1. Perkembangan produk substitusi kayu lapis 2. Ketersediaan bahan baku 3. Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis 4. Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis
KEKUATAN (Strengths – S)
KELEMAHAN (Weekness – W)
1. Lokasi perusahaan 2. Produktivitas tenaga kerja 3. Pemanfaatan limbah kayu lapis 4. Kualitas kayu lapis 5. Sarana dan prasarana produksi
1. Koordinasi dalam pembagian tugas 2. Struktur modal 3. Promosi kayu lapis 4. Riset dan pengembangan produk kayu lapis
STRATEGI – SO
STRATEGI – WO
Penjaminan kualitas kayu lapis. (S2, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5). Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis. (S4, S5, O3, O4, O5).
Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis. (W3, O1, O2, O4, O5). Mengakses dana pinjaman lunak. (W2, W4, O1, O2, O3).
STRATEGI – ST
STRATEGI – WT
Penggunaan bahan baku Meningkatkan pelayanan alternatif untuk produksi kepada konsumen(W1, W4, kayu lapis. (S1, S2, S4, S5, T1, T3, T4). T1, T2, T3, T4).
Gambar 13. Matriks SWOT pada CV Hadir Jaya Berdasarkan analisis matriks SWOT dapat dirumuskan beberapa alternatif strategi yang terdiri dari : a) Strategi S-O (Strengths-Opportunities) : penjaminan terhadap kualitas kayu lapis.
65
Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluangpeluang eksternal agar memperoleh keuntungan. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu penjaminan terhadap kualitas kayu lapis (S2, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5). Penjaminan kualitas pada produk kayu lapis yang diproduksi penting untuk dilakukan. Penjaminan ini berupa diterbitkan sertifikat mutu yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi nasional (BSN). Didalam sertifikat tersebut, kualitas yang ada pada kayu lapis yang diproduksi oleh CV Hadir Jaya akan diakui. Pengakuan ini pada akhirnya akan menguntungkan pihak CV Hadir Jaya. Penjaminan kualitas ini dapat menjadi nilai tambah perusahaan dalam memasarkan produk kayu lapis. Sertifikat mutu yang dapat ditebitkan untuk produk kayu lapis adalah sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Sertifikat ini menjamin legalitas bahan baku kayu yang digunakan oleh perusahaan. Legalitas bahan baku kayu akan menjamin produk kayu lapis yang dihasilkan berupa produk yang legal secara hukum untuk dipasarkan. Penerapan SVLK untuk bisnis skala UKM sendiri baru akan dimulai pada bulan januari 2014. Selain itu sertifikat mutu yang dapat diterbitkan untuk kayu lapis adalah sertifikat SNI kayu lapis seperti SNI kayu lapis ( SNI 1096:2010) dan SNI mutu perekatan kayu lapis ( SNI 124662:2010).
b) Strategi S-O (Strengths-Opportunities): Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis. Strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluangpeluang eksternal agar memperoleh keuntungan. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis (S4, S5, O3, O4, O5). Produk kayu lapis dibedakan berdasarkan ukurannya. Produk yang dihasilkan oleh CV Hadir jaya yaitu R1a, R1D, D4dan D6. R1D merupakan produk kayu lapis dengan ukuran 50 x 45 cm dan biasanya digunakan untuk sandaran kursi lipat.R1a merupakan produk kayu lapis dengan ukuran 50 x 50 cm digunakan untuk sandaran kursi kantor. D4 adalah produk dengan ukuran 60 x 60 cm. D6 adalah produk kayu lapis dengan ukuran 60 x 80 cm merupakan produk dengan ukuran yang paling besar dan digunakan untuk dudukan kursi.
66
Pengembangan jenis produk kayu lapis dapat dilakukan dengan melakukan riset dan pengembangan lebih lanjut terhadap produk kayu lapis yang diproduksi oleh CV Hadir Jaya. Pengembangan produk ini didasarkan oleh produk-produk apa saja yang memiliki potensi untuk dikembangkan oleh perusahaan dilihat dari kemampuan perusahaan saat ini dan akan datang serta pasar yang ada. Dengan melakukan pengembangan produk kayu lapis, CV Hadir Jaya dapat bersaing dalam memasarkan produknya.
c) Strategi W-O (Weakness-Oppurtunities) : meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis. Strategi W-O ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal yaitu meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis (W3, W4, O1, O2, O4, O5). Kegiatan promosi yang terbatas mengakibatkan pada penjualan kayu lapis yang rendah sehingga keuntungan perusahaan juga menurun. Kegiatan promosi penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk kayu lapis. Perusahaan dapat memanfaatkan acara-acara pamaran yang diselenggarakan oleh dinas terkait, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kegiatan promosi yang dilakukan pada kesempatan tersebut dapat lebih memperkenalkan perusahaan pada konsumen kayu lapis. Dengan begitu para konsumen dapat mengenal produk kayu lapis yang dipasarkan oleh perusahaan. Perusahaan juga dapat memanfaatkan wadah bagi para produsen kayu lapis yang telah disediakan oleh pemerintah untuk dapat memasarkan produk kayu lapis. Selain itu, cara yang dapat ditempuh adalah dengan penewaran secara langsung kepada calon pembeli kayu lapis. Cara ini dapat dilakukan dengan cara pengajuan proposal hingga melakukan persentasi produk kepada calon pembeli kayu lapis. Perkenalan produk yang dilakukan dengan sistem jemput bola ini akan memudahkan perusahaan dalam memilih calon konsumen serta menyesuaikan produk kayu lapis yang dibutuhkan oleh mereka.
d) Strategi W-O (Weakness-Oppurtunities) : mengakses dana pinjaman lunak. Strategi W-O ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan Mengakses dana pinjaman lunak (W2, W5, O1, O2, O3). Dukungan pemerintah
67
terhadap perkembangan entrepreneurship lokal sangat tinggi. Salah satu tujuannya adalah agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraannya. Satu dari dukungan pemerintah tersebut adalah dengan memberikan pinjaman lunak yang ditunjukkan untuk bisnis-bisnis tersebut. CV Hadir Jaya yang memiliki skala usaha kecil dan menengah dapat mengakses pinjaman-pinjaman lunak tersebut. Salah satunya adalah program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang di lakukan pemerintah melalui kementrian koperasi dan UKM bekerjasama dengan bankbank pemerintah. Akses terhadap pinjaman ini dapat membantu CV Hadir Jaya dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Kebutuhan modal yang kuat merupakan salah satu syarat penting yang harus dimiliki oleh suatu bisnis. e) Strategi S-T (Strengths-Threaths) : penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis. Strategi ini menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis (S1, S2, S4, S5, T1, T2, T3, T4). Dalam memproduksi kayu lapis, bahan baku merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Ketersediaan bahan baku dalam jangka waktu panjang harus menjadi perhatian perusahaan. Hal ini akan berhubungan dengan eksistensi perusahaan dalam memproduksi kayu lapis. Bahan baku kayu lapis yang saat ini digunakan oleh CV Hadir Jaya adalah berasal dari jenis kayu karet dalam bentuk vinir, yang merupakan limbah dari sisa hasil industri yang didatangkan dari Lampung, Tangerang dan Sukabumi. Kemitraan dalam melakukan pasokan bahan baku ini tidak dilakukan dalam sistem kontrak. Hal ini berarti tidak ada ikatan antara CV Hadir Jaya dengan pemasok bahan baku dalam memasok vinir kayu karet dalam jangka waktu tertentu. Kontrak kerjasama ini tidak dilakukan karena pihak pemasok tidak berani memastikan dapat memasok vinir kayu karet dalam kualitas dan kuantitas yang stabil dalam jangka waktu tertentu. Keterbatasan bahan baku yang selama ini digunakan oleh CV Hadir Jaya harus disiasati dengan cara mencari bahan baku alternatif. Bahan baku kayu lapis yang dapat digunakan adalah berasal dari limbah produksi kayu MDF (Medium Fibre Board). Limbah dari produksi kayu MDF ini berbentuk vinir (lembaran)
68
sehingga dapat digunakan dengan mudah sebagai pengganti bahan baku dari limbah kayu karet yang selama ini digunakan CV Hadir Jaya. Selain itu perusahaan dapat menggunakan kayu sengon dan kayu jabon yang saat ini sangat luas ditanam di masyarakat. Potensi kayu rakyat yang didominasi oleh kayu sengon dan jabon sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dapat dimanfaatkan oleh CV Hadir Jaya untuk memastikan keberlangsungan pasokan bahan baku kayu lapis. Selain kayu sengon dan jabon, CV Hadir Jaya dapat memanfaatkan jenis bahan baku lain seperti limbah batang kelapa sawit. Pemanfaatan limbah batang kelapa sawit ini telah melalui uji coba dalam memproduksi panel kayu lapis bekerjasama dengan pusat penelitian dan pengembangan kementrian kehutanan. Uji coba bahkan telah dilakukan dalam skala komersial pada produsen kayu lapis yang kekurangan bahan baku.
f) Strategi W-T (Weakness-Threaths) : Meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Strategi ini merupakan taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif yang dapat dilakukan pada strategi W-T, yaitu melakukan meningkatkan pelayanan kepada konsumen. (W1, W4, T1, T3, T4). Meningkatkan pelayanan kepada konsumen sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting agar mengurangi ancaman banyaknya peruahaan baru yang masuk di industri pengolahan vinir yang mungkin dapat merebut pangsa pasar dari perusahaan. Selain itu, dengan meningkatkan pelayanan kepada konsumen diharapkan akan meningkatkan posisi perusahaan karena kekuatan tawar menawar pembeli terhadap produk kayu lapis tergolong kuat sehingga nantinya diharapkan akan tercapai kontrak penjualan jangka panjang antara perusahaan kayu lapis dengan CV Hadir Jaya. Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada perusahaan yakni dengan menjaga agar produk berkualitas sesuai dengan permintaan konsumen dan mempermudah media pemesanan, dan mampu menawarkan harga yang bersaing. Strategi meningkatkan pelayanan kepada konsumen agar tercapai kontrak jangka panjang merupakan strategi intensif, yakni market penetration (penetrasi pasar). Kontrak jangka panjang ini sangat penting
69
bagi perusahaan untuk menjamin permintaan produk vinir terhadap perusahaan. 7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahapan pencocokan, yaitu dengan menggunakan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis strategi adalah pemilihan strategi terbaik. Alat analisis yang digunakan pada tahap pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan analisis QSPM. Teknik ini menggunakan input dari analisis tahapan masukan dan hasil pencocokan dari analisis tahap pemanduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya tarik masingmasing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden. Nilai TAS ( Total Attractiveness Score) dari masing-masing responden diperoleh dari hasil perkalian bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Semakin tinggi TAS maka semakin menarik alternatif strategi tersebut sebagai prioritas strategi untuk dilaksanakan CV Hadir Jaya. Pemilik CV Hadir Jaya sebagai responden internal perusahaan memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan responden eksternal perusahaan yaitu dari Disperindagtamben Kabupaten Karawang. Hal ini karena pemilik CV Hadir Jaya adalah pihak yang lebih memahami kondisi CV Hadir Jaya sehingga lebih dominan dalam menjalankan strategi pengembangan bisnis yang akan dijalankan oleh CV Hadir Jaya. Adapun proporsi TAS dari responden internal (1) CV Hadir Jaya adalah sebesar 60 persen dan proporsi TAS responden eksternal (2) CV hadir Jaya adalah sebesar 40 persen. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS (Sum Total Attractiveness Score)
dari
masing-masing responden dengan cara menjumlahkan seluruh TAS dari masingmasing faktor internal dan eksternal perusahaan. Secara rinci perhitungan QSPM dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan pengolahan QSPM, diperoleh prioritas strategi yang dapat dijalankan CV Hadir Jaya berdasarkan penjumlahan TAS terbesar. Prioritas
70
strategi yang dapat dilakukan adalah penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 11,447. Tabel 18. Prioritas Alternatif Strategi Pada CV Hadir Jaya
STAS 1 STAS 2 STAS 3 STAS 4 STAS 5 STAS 6
Responden Responden Responden Responden Rata- Prioritas 1 2 1 (60%) 2 (40%) Rata Strategi 10.228 10.623 6.1368 4.2492 10.386 4 11.360 10.981 6.816 4.3924 11.208 2 9.355 8.464 5.613 3.3856 8.999 5 9.137 8.787 5.4822 3.5148 8.997 6 11.516 11.344 6.9096 4.5376 11.447 1 11.133 10.043 6.6798 4.0172 10.697 3
Secara keseluruhan, prioritas strategi untuk pengembangan bisnis kayu lapis di CV Hadir Jaya adalah sebagai berikut : 1. Penjaminan kualitas kayu lapis. ( total nilai daya tarik 10,386). 2. Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis ( total nilai daya tarik 11,208). 3. Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis ( total nilai daya tarik 8,999). 4. Mengakses dana pinjaman lunak ( total nilai daya tarik 8,997). 5. Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis (total nilai daya tarik 11,447). 6. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen. ( total nilai daya tarik 10,697).
71
VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bisnis produksi kayu lapis CV Hadir Jaya, maka diperoleh kesimpulan: 1. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan perusahaan yaitu: (a) Lokasi perusahaan; (b) Produktivitas tenaga kerja; (c) Pemanfaatan limbah kayu lapis; (d) Kualitas kayu lapis; (e) Sarana dan prasarana produksi. Sedangkan faktor strategi yang menjadi kelemahan perusahaan yaitu: (a) Koordinasi dalam pembagian tugas; (b) Struktur modal; (c) Pemasaran kayu lapis; dan (d) Riset dan pengembangan produk kayu lapis. 2. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang perusahaan yaitu: (a) Dukungan pemerintah terhadap bisnis produk olahan kayu; (b) Harga produk pesaing; (c) Perkembangan teknologi dan sistem informasi; (d) Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis; (e) Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis. Ancaman yang dapat dimanfaatkan perusahaan adalah: (a) Perkembangan produk substitusi kayu lapis; (b) Ketersediaan bahan baku; (c) Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis; dan (d) Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis. 3. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan berdasarkan analisa matriks IE dan SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi pengembangan bisnis CV Hadir Jaya, yaitu: (a) Penjaminan kualitas kayu lapis; (b) Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis; (c) Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis; (d) Mengakses dana pinjaman lunak; (e) Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis; dan (f) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Berdasarkan analisis dengan matriks QSP diperoleh alternatif strategi prioritas yaitu penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis dengan nilai STAS sebesar 11,447.
72
8.2 Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bisnis pengolahan produk kayu lapis di CV Hadir Jaya, maka saran yang dapat peneliti berikan, yaitu: 1) Kegiatan operasional dalam setiap bisnis memiliki standar tersendiri. CV Hadir Jaya pasti juga memiliki standar operasional tersebut. Oleh karena itu, selayaknya CV Hadir Jaya dapat menyediakan suatu prosedur operasional standar (SOP) pada setiap kegiatan operasional CV Hadir Jaya agar menjamin output dari setiap kegiatan operasional perusahaan. 2) CV Hadir Jaya selaku perusahaan yang mempekerjakan karyawannya seharusnya menjamin keselamatan kerja mereka. Kinerja karyawan yang baik ditunjukkan oleh produktivitas kerja selayaknya mendapat jaminan keselamatan kerja tersebut dengan cara mengasuransikan setiap karyawan yang bekerja bagi CV Hadir Jaya seperti di asuransi JAMSOSTEK.
73
DAFTAR PUSTAKA
Atmosasmito. 2000, Strategi Pemasaran Kayu Olahan Indonesia Di Pasar Internasional. Institut Pertanian Bogor. Bogor CV Hadir Jaya. 2011. Data Primer Perusahaan. Karawang (ID): CV Hadir Jaya. Karawang CV Hadir Jaya. 2012. Data Primer Perusahaan. Karawang (ID): CV Hadir Jaya. Karawang David FR. 2006. Manajemen Strategis. Sulistio P dan Mahardika H, penerjemah; Rahoyo S, editor; Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management “Concepts and Cases, 10th ed”.
Fauziah. 2009, Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Vinir Sengon Cv Cahaya Abadi, Kabupaten Kendal. Institut Pertanian Bogor. Bogor Ginarsa. 1996, Kajian Potensi Dan Permasalahan Pengembangan Ekspor Industri Kayu Lapis Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor Kinnear, T.C and Taylor, J. R. 1996. Marketing Research: an Applied Approach.5th Ed. McGraw-hill, Inc. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Benyamin M, Penerjemah; Jenni P, editor. Jakarta : PT Indeks. Terjemahan dari : Marketing Management.
Mulianti. 2008, Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Kayu Olahan Sengon Di Cv Cahaya Mandiri, Kecamatan Sukorejo, Kebupaten Kendal. Institut Pertanian Bogor. Bogor Porter ME. 1991. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Maulana A, penerjemah; Hutauruk G, editor; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Competitive Strategy. Purwanto, Iwan. 2007. Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya
Pramono. 2006, Analisis Strategi Pengembangan Perusahaan Pada Hak Pengusahaan Hutan Industri (Hphti) Dengan Studi Kasus Di Pt Inhutani Ii Unit Usaha Kalimantan Selatan, Sub Unit Hutan Tanaman Industri Semaras. Institut Pertanian Bogor. Bogor Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Santoso. 2008, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Kayu Lapis Indonesia Di Pasar Internasional. Institut Pertanian Bogor. Bogor SNI. 1992. Standar Nasional Indonesia untuk Kayu Lapis (SNI 01-2704-1992). Tsoumis, G. 1991. Science and Technology of Wood: Structure, Properties, Utilization. Van Nostrand Reinhold, New York. USA. Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Penerimaan CV Hadir Jaya Tahun 2010 Bulan
Rincian Permintaan Produk Jml
Hrg
Total
Type R1a
Jml
Hrg
Total
Type R1D
Jml
Hrg
Total
Jml
Type D4
Hrg
Total
Total Penerimaan
Type D6
1
0
Rp 11,500
Rp -
3500
Rp 13,000
Rp 45,500,000
2700
Rp 14,500
Rp 39,150,000
500
Rp 19,000
Rp 9,500,000
Rp 94,150,000
2
0
Rp 11,500
Rp -
2400
Rp 13,000
Rp 31,200,000
2000
Rp 14,500
Rp 29,000,000
750
Rp 19,000
Rp 14,250,000
Rp 74,450,000
3
0
Rp 11,500
Rp -
2900
Rp 13,000
Rp 37,700,000
2400
Rp 14,500
Rp 34,800,000
500
Rp 19,000
Rp 9,500,000
Rp 82,000,000
4
0
Rp 11,500
Rp -
3000
Rp 13,000
Rp 39,000,000
2600
Rp 14,500
Rp 37,700,000
600
Rp 19,000
Rp 11,400,000
Rp 88,100,000
5
0
Rp 11,500
Rp -
4500
Rp 13,000
Rp 58,500,000
2800
Rp 14,500
Rp 40,600,000
700
Rp 19,000
Rp 13,300,000
Rp 112,400,000
6
0
Rp 11,500
Rp -
4400
Rp 13,000
Rp 57,200,000
2700
Rp 14,500
Rp 39,150,000
750
Rp 19,000
Rp 14,250,000
Rp 110,600,000
7
0
Rp 11,500
Rp -
2900
Rp 13,000
Rp 37,700,000
3000
Rp 14,500
Rp 43,500,000
550
Rp 19,000
Rp 10,450,000
Rp 91,650,000
8
0
Rp 11,500
Rp -
3500
Rp 13,000
Rp 45,500,000
1900
Rp 14,500
Rp 27,550,000
650
Rp 19,000
Rp 12,350,000
Rp 85,400,000
9
0
Rp 11,500
Rp -
2700
Rp 13,000
Rp 35,100,000
2700
Rp 14,500
Rp 39,150,000
800
Rp 19,000
Rp 15,200,000
Rp 89,450,000
10
0
Rp 11,500
Rp -
2000
Rp 13,000
Rp 26,000,000
2500
Rp 14,500
Rp 36,250,000
750
Rp 19,000
Rp 14,250,000
Rp 76,500,000
11
0
Rp 11,500
Rp -
3005
Rp 13,000
Rp 39,065,000
2800
Rp 14,500
Rp 40,600,000
780
Rp 19,000
Rp 14,820,000
Rp 94,485,000
12
0
Rp 11,500
Rp -
1900
Rp 13,000
Rp 24,700,000
2300
Rp 14,500
Rp 33,350,000
500
Rp 19,000
Rp 9,500,000
Rp 67,550,000 Rp 1,066,735,000
Jumlah Produksi
0
Jumlah Produksi
36705
Jumlah Produksi
30400
Jumlah Produksi
7830
Total Produksi
74395 Pcs
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
76
Lampiran 2. Penerimaan CV Hadir jaya Tahun 2011 Bulan
Rincian Permintaan Produk Jml
Hrg
Total
Jml
Type R1a
Hrg
Total
Jml
Type R1D
Hrg
Total
Jml
Type D4
Hrg
Total Penerimaan
Total
Type D6
1
3000
Rp 11,500
Rp 34,500,000
3000
Rp 13,000
Rp 39,000,000
3000
Rp 14,500
Rp 43,500,000
0
Rp 19,000
Rp
-
2
3500
Rp 11,500
Rp 40,250,000
4050
Rp 13,000
Rp 52,650,000
4700
Rp 14,500
Rp 68,150,000
250
Rp 19,000
Rp 4,750,000
Rp 165,800,000
3
1380
Rp 11,500
Rp 15,870,000
1900
Rp 13,000
Rp 24,700,000
1300
Rp 14,500
Rp 18,850,000
120
Rp 19,000
Rp 2,280,000
Rp 61,700,000
4
2000
Rp 11,500
Rp 23,000,000
1200
Rp 13,000
Rp 15,600,000
1000
Rp 14,500
Rp 14,500,000
800
Rp 19,000
Rp 15,200,000
Rp 68,300,000
5
3000
Rp 11,500
Rp 34,500,000
6200
Rp 13,000
Rp 80,600,000
4800
Rp 14,500
Rp 69,600,000
1000
Rp 19,000
Rp 19,000,000
Rp 203,700,000
6
1000
Rp 11,500
Rp 11,500,000
700
Rp 13,000
Rp 9,100,000
1300
Rp 14,500
Rp 18,850,000
200
Rp 19,000
Rp 3,800,000
Rp 43,250,000
7
5250
Rp 11,500
Rp 60,375,000
5650
Rp 13,000
Rp 73,450,000
1800
Rp 14,500
Rp 26,100,000
300
Rp 19,000
Rp 5,700,000
Rp 165,625,000
8
4300
Rp 11,500
Rp 49,450,000
1500
Rp 13,000
Rp 19,500,000
3000
Rp 14,500
Rp 43,500,000
200
Rp 19,000
Rp 3,800,000
Rp 116,250,000
9
3750
Rp 11,500
Rp 43,125,000
3000
Rp 13,000
Rp 39,000,000
1750
Rp 14,500
Rp 25,375,000
1500
Rp 19,000
Rp 28,500,000
Rp 136,000,000
10
4000
Rp 11,500
Rp 46,000,000
2500
Rp 13,000
Rp 32,500,000
6000
Rp 14,500
Rp 87,000,000
0
Rp 19,000
Rp
Rp 165,500,000
11
6400
Rp 11,500
Rp 73,600,000
1000
Rp 13,000
Rp 13,000,000
2500
Rp 14,500
Rp 36,250,000
100
Rp 19,000
Rp 1,900,000
Rp 124,750,000
12
5000
Rp 11,500
Rp 57,500,000
3550
Rp 13,000
Rp 46,150,000
2750
Rp 14,500
Rp 39,875,000
1700
Rp 19,000
Rp 32,300,000
Rp 175,825,000
-
Rp 117,000,000
Rp 1,543,700,000
Jumlah Produksi (Pcs)
42580
Jumlah Produksi
34250
Jumlah Produksi
33900
Jumlah Produksi
6170
Total Produksi
116900 Pcs
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
77
Lampiran 3. Pendapatan CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 No Bulan (2010) 1 Januari 2 Febuari 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 Sept 10 Oktober 11 November 12 Desember 13 Januari
Penerimaan Rp 94,150,000 Rp 74,450,000 Rp 82,000,000 Rp 88,100,000 Rp 112,400,000 Rp 110,600,000 Rp 91,650,000 Rp 85,400,000 Rp 89,450,000 Rp 76,500,000 Rp 94,485,000 Rp 67,550,000 Rp 117,000,000 Total No Bulan (2011) Penerimaan Januari Rp 117,000,000 14 Febuari Rp 165,800,000 15 Maret Rp 61,700,000 16 April Rp 68,300,000 17 Mei Rp 203,700,000 18 Juni Rp 43,250,000 19 Juli Rp 165,625,000 20 Agustus Rp 116,250,000 21 Sept Rp 136,000,000 22 Oktober Rp 165,500,000 23 November Rp 124,750,000 24 Desember Rp 175,825,000 Total
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pengeluaran 51,080,000 48,982,000 51,129,000 50,781,000 58,484,000 89,990,000 57,930,000 50,730,000 60,281,000 54,685,000 80,465,000 52,434,000 49,947,900
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pengeluaran 49,947,900 99,572,200 52,872,200 57,150,000 172,885,400 47,691,500 117,499,500 115,143,000 111,055,500 118,039,500 116,586,000 116,643,000
Pendapatan Rp 43,070,000 Rp 25,468,000 Rp 30,871,000 Rp 37,319,000 Rp 53,916,000 Rp 20,610,000 Rp 33,720,000 Rp 34,670,000 Rp 29,169,000 Rp 21,815,000 Rp 14,020,000 Rp 15,116,000 Rp 67,052,100 Rp. 359.764.000 Pendapatan Rp 67,052,100 Rp 66,227,800 Rp 8,827,800 Rp 11,150,000 Rp 30,814,600 Rp 4,441,500 Rp 48,125,500 Rp 1,107,000 Rp 24,944,500 Rp 47,460,500 Rp 8,164,000 Rp 59,182,000 Rp. 368,614,300
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
78
Lampiran 4. Permintaan Produk Kayu Lapis CV Hadir Jaya Tahun 2010-2011 No
Tahun
Bulan
Permintaan (Pcs)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
6700 5150 5800 6200 8000 7850 6450 6050 6200 5250 6585 4700 74395
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
9000 12500 4700 5000 15000 5000 13000 9000 10000 12500 10000 13000 118700
Total 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 Total
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
79
Lampiran 5. Lokasi Perusahaan CV Hadir Jaya 2013
Gerbang utama
kantor
Tempat Parkir kantor
Tempat penumpukan Hasil produksi Penumpukan bahan baku Alat press
Pelaburan perekat
Mesin potong
Mesin potong
Mesin potong
Pembuangan limbah
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
80
Lampiran 6. Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Internal Nama Responden : Bapak A.S. Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya) Faktor Strategis Internal A Lokasi perusahaan B Produktivitas tenaga kerja C koordinasi dalam pembagian tugas D Struktur modal E Pemanfaatan limbah kayu lapis F Kualitas kayu lapis G Pemasaran kayu lapis H Sarana dan prasarana produksi I Riset dan pengembangan produk kayu lapis Total
A 2 3 1 3 2 2 2 3 18
B 2 3 1 3 2 1 1 3 16
C 1 1 1 2 1 1 1 2 10
D 3 3 3 3 2 2 3 3 22
E 1 1 2 1 1 1 1 3 11
F 2 2 3 2 3 3 2 3 20
H 2 3 3 2 3 1 2 3 19
I 2 3 3 1 3 2 2 3 19
J 1 1 2 1 1 1 1 1 9
Total Bobot 14 0.097 16 0.111 22 0.153 10 0.069 21 0.146 12 0.083 13 0.090 13 0.090 23 0.160 144 1
Keterangan : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
81
Nama Responden: Bapak M. Nurdin Holis ( Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang). Faktor Strategis Internal A Lokasi perusahaan B Produktivitas tenaga kerja C koordinasi dalam pembagian tugas D Struktur modal E Pemanfaatan limbah kayu lapis F Kualitas kayu lapis G Pemasaran kayu lapis H Sarana dan prasarana produksi I Riset dan pengembangan produk kayu lapis Total
A 2 3 1 3 2 1 1 2 15
B 2 3 1 3 2 1 2 2 16
C 1 1 1 2 1 1 2 1 10
D 3 3 3 3 2 3 3 3 23
E 1 1 2 1 1 1 2 2 11
F 2 2 3 2 3 3 2 2 19
H 3 3 3 1 3 1 3 2 19
I 3 2 2 1 2 2 1 3 16
J 2 2 3 1 2 2 2 1 15
Total Bobot 17 0.118 16 0.111 22 0.153 9 0.063 21 0.146 13 0.090 13 0.090 16 0.111 17 0.118 144 1
Keterangan : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
82
Lampiran 7. Penentuan Peringkat Faktor Internal Strategis Nama Responden: Bapak A.S. Hasibuan ( Pemilik CV Hadir Jaya) No
Faktor Strategis Internal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi perusahaan Produktivitas tenaga kerja koordinasi dalam pembagian tugas Struktur modal Pemanfaatan limbah kayu lapis Kualitas kayu lapis Pemasaran kayu lapis Sarana dan prasarana produksi Riset dan pengembangan produk kayu lapis
1
Peringkat (rating) 2 3
4 v
v v v v v v v v
Keterangan : 1 = Kelemahan utama/mayor
3 = kekuatan kecil/minor
2 = Kelemahan kecil/minor
4 = Kekuatan besar/mayor
83
Nama Responden: Bapak M. Nurdin Holis (Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang). No
Faktor Strategis Internal 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi perusahaan Produktivitas tenaga kerja koordinasi dalam pembagian tugas Struktur modal Pemanfaatan limbah kayu lapis Kualitas kayu lapis Pemasaran kayu lapis Sarana dan prasarana produksi Riset dan pengembangan produk kayu lapis
Peringkat (rating) 2 3
4 v v
v v v v v v v
Keterangan : 1 = Kelemahan utama/mayor
3 = kekuatan kecil/minor
2 = Kelemahan kecil/minor
4 = Kekuatan besar/mayor
84
Lampiran 8. Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Internal Stategis pada CV Hadir Jaya. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Strategis Internal Lokasi perusahaan Produktivitas tenaga kerja koordinasi dalam pembagian tugas Struktur modal Pemanfaatan limbah kayu lapis Kualitas kayu lapis Pemasaran kayu lapis Sarana dan prasarana produksi Riset dan pengembangan produk kayu lapis
Bobot 1
Bobot 2
0.094 0.100 0.139 0.067 0.128 0.072 0.083 0.083 0.144
0.106 0.100 0.139 0.061 0.133 0.083 0.083 0.106 0.111
Bobot rata rata 0.100 0.100 0.139 0.064 0.131 0.078 0.083 0.094 0.128
Keterangan : Bobot 1 : Hasil pembobotan faktor Strategi Internal Oleh Bapak A.S Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya). Bobot 2 : Hasil pembobotan faktor Strategi Internal Oleh Bapak M. Nurdin Holis (Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang).
85
Lampiran 9. Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal Pada CV Hadir Jaya No Faktor Strategis Internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lokasi perusahaan Produktivitas tenaga kerja koordinasi dalam pembagian tugas Struktur modal Pemanfaatan limbah kayu lapis Kualitas kayu lapis Pemasaran kayu lapis Sarana dan prasarana produksi Riset dan pengembangan produk kayu lapis
Rating 1
Rating 2
4 3 2 2 3 4 1 3 2
4 4 2 2 3 4 1 3 1
Rating rata rata 4.000 3.500 2.000 2.000 3.000 4.000 1.000 3.000 1.500
Keterangan : Rating 1 : Hasil peratingan faktor Strategi Internal Oleh Bapak A.S Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya). Rating 2 : Hasil peratingan faktor Strategi Internal Oleh Bapak M. Nurdin Holis (Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang).
86
Lampiran 10. Matriks Banding Berpasangan Untuk Pembobotan Faktor Eksternal
Nama Responden : Bapak A.S. Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya) Faktor Strategis Eksternal A Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu B Harga produk pesaing C Perkembangan teknologi dan sistem informasi D Perkembangan produk substitusi kayu lapis E Ketersediaan bahan baku F Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis G Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis H Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis I Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis Total
A 1 3 1 1 1 1 1 1 10
B 3 3 2 1 2 3 1 2 17
C 1 1 1 1 2 1 1 1 9
D 3 2 3 1 2 2 1 2 16
E 3 3 3 3 3 2 2 2 21
F 3 2 2 2 1 2 3 1 16
G 3 1 3 2 2 2 2 2 17
H 3 3 3 3 2 1 2 2 19
I 3 2 3 2 2 3 2 2 19
Total Bobot 22 0.153 15 0.104 23 0.160 16 0.111 11 0.076 16 0.111 15 0.104 13 0.090 13 0.090 144 1
Keterangan : 1
=
Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2
=
Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3
=
Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
87
Nama Responden: Bapak M. Nurdin Holis ( Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang). Faktor Strategis Eksternal A Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu B Harga produk pesaing C Perkembangan teknologi dan sistem informasi D Perkembangan produk substitusi kayu lapis E Ketersediaan bahan baku F Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis G Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis H Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis I Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis Total
A 2 2 3 1 2 1 1 1 13
B 2 3 2 1 2 2 1 1 14
C 2 1 1 1 1 1 1 1 9
D 1 2 3 2 2 2 3 2 17
E 3 3 3 2 3 3 2 2 21
F 2 2 3 2 1 1 2 1 14
G 3 2 3 2 1 3 3 1 18
H 3 3 3 1 2 2 1 1 16
I 3 3 3 2 2 3 3 3 22
Total Bobot 19 0.132 18 0.125 23 0.160 15 0.104 11 0.076 18 0.125 14 0.097 16 0.111 10 0.069 144 1
Keterangan : 1
=
Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2
=
Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3
=
Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
88
Lampiran 11. Penentuan Peringkat Faktor Eksternal Strategis Pada CV Hadir Jaya Nama Responden : Bapak A.S. Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Strategis Eksternal Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu Harga produk pesaing Perkembangan teknologi dan sistem informasi Perkembangan produk substitusi kayu lapis Ketersediaan bahan baku Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis
Peringkat (rating) 1 2 3 4 v v v v v v v v v
Keterangan: 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut rendah. 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut sedang (rata-rata). 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut di atas rata-rata. 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut superior.
89
Nama Responden: Bapak M. Nurdin Holis ( Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang
Perdagangan,
Disperindagtamben,
Kabupaten
Karawang). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Strategis Eksternal Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu Harga produk pesaing Perkembangan teknologi dan sistem informasi Perkembangan produk substitusi kayu lapis Ketersediaan bahan baku Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis
Peringkat (rating) 1 2 3 4 v v v v v v v v v
Keterangan: 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut rendah. 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut sedang (rata-rata). 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut di atas rata-rata. 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang atau mengatasi ancaman tersebut superior.
90
Lampiran 12. Hasil Pembobotan Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Strategis Eksternal Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu Harga produk pesaing Perkembangan teknologi dan sistem informasi Perkembangan produk substitusi kayu lapis Ketersediaan bahan baku Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis
Bobot 1 0.153
Bobot 2 0.132
Bobot rata-rata 0.142
0.104 0.160 0.111 0.076 0.111
0.125 0.160 0.104 0.076 0.125
0.115 0.160 0.108 0.076 0.118
0.104
0.097
0.101
0.090
0.111
0.101
0.090
0.069
0.080
Keterangan: Bobot 1 : Hasil pembobotan faktor Strategi Eksternal Oleh Bapak A.S Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya). Bobot 2 : Hasil pembobotan faktor Strategi Eksternal Oleh Bapak M. Nurdin Holis (Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang).
91
Lampiran 13. Hasil Rating Rata-rata Faktor Strategi Eksternal Pada CV Hadir Jaya No Faktor Strategis Eksternal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu Harga produk pesaing Perkembangan teknologi dan sistem informasi Perkembangan produk substitusi kayu lapis Ketersediaan bahan baku Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis
Rating 1 Rating 2 3
4
Rating rata-rata 3.500
4 3 2 2 1
4 3 2 2 1
4.000 3.000 2.000 2.000 1.000
3
4
3.500
1
2
1.500
4
4
4.000
Keterangan : Rating 1 : Hasil peratingan faktor Strategi Internal Oleh Bapak A.S Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya). Rating 2 : Hasil peratingan faktor Strategi Internal Oleh Bapak M. Nurdin Holis (Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang).
92
Lampiran 14. Analisis Matriks QSP (QSPM) Pada CV Hadir Jaya Nama Responden : Bapak A.S. Hasibuan (Pemilik CV Hadir Jaya) Faktor Kunci
Bobot Rata-Rata AS
KEKUATAN 1 2 3 4 5 KELEMAHAN 6 7 8 9 PELUANG 10 11 12 13 14 ANCAMAN 15 16 17 18
STRATEGI 1 TAS
STRATEGI 2 AS TAS
STRATEGI 3 AS TAS
STRATEGI 4 AS TAS
STRATEGI 5 AS TAS
STRATEGI 6 AS TAS
0.400 0.350 0.392 0.311 0.282
1 3 1 4 3
0.400 1.050 0.392 1.244 0.846
1 2 2 3 3
0.400 0.700 0.783 0.933 0.846
1 1 1 1 1
0.400 0.350 0.392 0.311 0.282
1 1 1 2 2
0.400 0.350 0.392 0.622 0.564
3 2 2 3 3
1.200 0.700 0.783 0.933 0.846
1 3 1 2 3
0.400 1.050 0.392 0.622 0.846
0.278 0.128 0.083 0.192
2 3 1 2
0.556 0.383 0.083 0.384
2 3 2 3
0.556 0.383 0.167 0.576
2 3 4 2
0.556 0.383 0.333 0.384
1 4 1 1
0.278 0.511 0.083 0.192
2 3 1 3
0.556 0.383 0.083 0.576
2 3 2 2
0.556 0.383 0.167 0.384
0.498 0.458 0.479 0.352 0.319
2 1 3 1 2
0.997 0.458 1.438 0.352 0.639
2 2 1 3 3
0.997 0.917 0.479 1.057 0.958
2 3 2 2 3
0.997 1.375 0.958 0.705 0.958
3 1 2 2 2
1.495 0.458 0.958 0.705 0.639
2 1 2 2 2
0.997 0.458 0.958 0.705 0.639
3 2 1 3 3
1.495 0.917 0.479 1.057 0.958
0.215 0.153 0.118 0.151
2 2 1 1
0.431 0.306 0.118 0.151 10.228
3 2 3 2
0.646 0.306 0.354 0.302 11.360
2 1 2 1
0.431 0.153 0.236 0.151 9.355
3 2 2 2
0.646 0.306 0.236 0.302 9.137
2 4 3 2
0.431 0.611 0.354 0.302 11.516
2 3 2 2
0.431 0.458 0.236 0.302 11.133
93
Nama Responden: Bapak M. Nurdin Holis ( Staf Seksi Promosi dan Informasi, Bidang Perdagangan, Disperindagtamben, Kabupaten Karawang). Faktor Kunci Bobot Rata-Rata STRATEGI 1 STRATEGI 2 STRATEGI 3 STRATEGI 4 STRATEGI 5 STRATEGI 6 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS KEKUATAN 1 0.400 1 0.400 1 0.400 1 0.400 2 0.800 2 0.800 1 0.400 2 0.350 3 1.050 3 1.050 1 0.350 1 0.350 3 1.050 3 1.050 3 0.392 1 0.392 1 0.392 1 0.392 1 0.392 2 0.783 1 0.392 4 0.311 3 0.933 2 0.622 2 0.622 2 0.622 3 0.933 1 0.311 5 0.282 3 0.846 3 0.846 1 0.282 1 0.282 3 0.846 3 0.846 KELEMAHAN 6 0.278 2 0.556 1 0.278 2 0.556 1 0.278 2 0.556 2 0.556 7 0.128 3 0.383 3 0.383 1 0.128 3 0.383 3 0.383 3 0.383 8 0.083 1 0.083 3 0.250 3 0.250 2 0.167 1 0.083 1 0.083 9 0.192 2 0.384 3 0.576 2 0.384 1 0.192 2 0.384 1 0.192 PELUANG 10 0.498 3 1.495 3 1.495 2 0.997 4 1.993 3 1.495 3 1.495 11 0.458 2 0.917 3 1.375 3 1.375 2 0.917 2 0.917 2 0.917 12 0.479 3 1.438 1 0.479 1 0.479 1 0.479 1 0.479 1 0.479 13 0.352 1 0.352 2 0.705 3 1.057 1 0.352 2 0.705 2 0.705 14 0.319 2 0.639 2 0.639 1 0.319 2 0.639 1 0.319 3 0.958 ANCAMAN 15 0.215 1 0.215 3 0.646 1 0.215 1 0.215 3 0.646 2 0.431 16 0.153 1 0.153 3 0.458 1 0.153 2 0.306 3 0.458 3 0.458 17 0.118 2 0.236 2 0.236 3 0.354 1 0.118 3 0.354 2 0.236 18 0.151 1 0.151 1 0.151 1 0.151 2 0.302 1 0.151 1 0.151 10.623 10.981 8.464 8.787 11.344 10.043
94
Keterangan: Faktor-faktor Kunci Strategi Internal – Eksternal Pada CV Hadir Jaya KEKUATAN 1
Lokasi perusahaan
2
Produktivitas tenaga kerja
3
Pemanfaatan limbah kayu lapis
4
Kualitas kayu lapis
5
Sarana dan prasarana produksi
KELEMAHAN 1
Koordinasi dalam pembagian tugas
2
Struktur modal
3
Pemasaran kayu lapis
4
Riset dan pengembangan produk kayu lapis
PELUANG 1
Dukungan pemerintah terhadap usaha produk olahan kayu
2
Harga produk pesaing
3
Perkembangan teknologi dan sistem informasi
4
Kekuatan tawar menawar pembeli bahan baku kayu lapis
5
Tingkat konsumsi / penggunaan kayu lapis
ANCAMAN 1
Perkembangan produk substitusi kayu lapis
2
Ketersediaan bahan baku
3
Banyaknya perusahaan baru yang masuk menjadi pesaing produksi kayu lapis Kekuatan tawar menawar pemasok bahan baku kayu lapis
4
95
Alternatif Strategi: STRATEGI 1
Penjaminan kualitas kayu lapis
STRATEGI 2
Melakukan pengembangan jenis produk kayu lapis
STRATEGI 3
Meningkatkan kegiatan promosi kayu lapis
STRATEGI 4
Mengakses dana pinjaman lunak
STRATEGI 5
Penggunaan bahan baku alternatif untuk produksi kayu lapis
STRATEGI 6
Meningkatkan pelayanan kepada konsumen
96
Lampiran 15. Potensi perusahaan furniture berbahan baku kayu lapis CONTACT CUSTOMER
ALAMAT
3
AKA
Jl.Pintu Kecil No.21
4
AQUA JAYA
5
AKIM
8
ALTON KARYA
9
ALAUNA
11 12
ARJUNA MAHA SENTOSA ASUNMOVIN
13
ATMALINDO MULIA
NO
PERSON
TELPON / FAX
Evi
021-6401187
Ami
021-7312914 021-5436429
Hadi
021-4321791 031-5345361
Erick,Haryanto
021-5445290 Hp:0811341290
Jl.KebonJerukBaru 03/12 Jakarta
Johanes, Ika
021-5361549
15
BAJATAMA
Jl.PLP Raya 47 CurugTanggerang
Sani
021-5827809
16
BANGKIT JAYA
Jl.Tanjung Sari 44 GudangPermata
Supandi
031-70911290
17
BINTANG ANTAR NUSA
Tanjung Sari Blok B 35 Surabaya Jl.Palem Barat A2-2
Fax :70921290 Lina
021-5652566 021-5653422
18
Jl.Pintu Kecil III 4AA
19
BINTANG TIMUR SAKTI BORNEO
20
CAKRINDO
Surabaya
21
CANDRA
Jl.TanahAbang II No.3
22
CEMERLANG JAYA
23
CHITOSE
24
Tri
021-7993618
Titin,Sri,Andreas
021-5963402
Tri
031-7993418
Tati
021-3861744
Santi
021-4421958
Jl.Leuwi Gajah KM.8,7 Cimahi Bandung
Wawan
022-6051920
CHRISTINE
Jl.Pacenongan No.37.A
Christine
021-6212543
25
CHUNGSIN
Jl.F No.46 A Teluk Gong
Edi
021-6634913
26
CPP
Jl.Taman Barat Raya II
Aman
021-6255342
27
DAIMOND
Jl.Ir.H.Juanda III No.29 C
Rianto
28
DELLINI DESIGN
Jl.Taman Surya III Blok J I No.12B
29
DIETHELM
30
DIMENSI SUPER INDAH
31
ELITE
021-4506765 021-3865128 021-5440869 Gunawan
021-8251204
Jl.KapukKayuBesar No.20
Sion
021-5557709
Jl.Kapuk Raya No.44 A
Raymond
021-5404620
Robin
021-5406244
021-5559806
Fax : 021-6191550 32
EXINTO
Jl.taxes No.31
021-8566142
33
FENDI
Jl.Padamulya III No.24 B
Fendi
Fax : 0216195563 021-6344078
35
GCA
Jl.RayaBekasiTambun Km39.5
Lidia
021-8802731 021-8806930
36
GRAND GRAHA UTAMA
Jl.RayaSerang Km 4
Lani
021-8802731 021-5524348 Fax : 8566143
37
GSP
Roxy Mas Blok D4 No.4
Rina
021-3852456 Fax : 021-3856318
38
HANDAL
PerumahanHarapan Indah SH.10
Susi
021-8860018
40
HEMA MEDHA JAYA
TerusanKebonJeruk Blok AA 1 No.14
Nike
021-5490441
97
41
42
HEJIDO
High Point
Jl.SuryopranotoKomp.Harmoni Plaza Blok F No.1 Jakarta
Maya Heryanto
Jl.Kapuk Utara 1 RT.01 / RW.03 Kav.10 Jakarta
Awan , Lina
( Timur Jaya Prestasi )
021-64531438
021-5415333
Tari , Ria
43
Husindo
Jl.Rosela II Blok AA No.178 TubagusAngke Grogol
Nery, Husin
021-5644275
44
Indah Jaya
Harsono
021-6904109
45
Indah Jaya Makmur
Jl.Taman Sari No.49 ManggaBesar Jakarta Jl.Pinangsia No.37
Haryono
021-6901354
46
Indotama
Jl.RayaJatiwaringan No.147 G
47
Indovickers
Jl.CipinangMuara II No.29 Jakarta
Aswin, Arman
021-5676385
48
Inuratama
Jl.Sepakat V 3/1 No.35
Suryo
021-8453943
49
Jamin Chandra
Duren Permai Blok I/12 Cipondoh
Jamin
021-5540926
50
Jodana
Newton Touche Park II Jati lima blok 36
Budiono, Ana
021-8974102
No.1 LippoCikarang
Roby, Andreas
021-9145721
51
KaryaBahanaUnigam
Jl.RayaBotaniGg.KaryaLogamTambun
Dhani
021-8456465
52
Koskasindo
Mey
021-6610919
53
MajuBersama
Jl.Bendungan Selatan Toko Robinson 82.C1 Komp.DutaHarapanBaruBlok.K No.35
021-6632373
Belakang BCA 54
Manahan
55
Mandau
Jl.Propeles 1 No.43 TegalAlur Jakarta
Ci Aha, Suhana
021-5550682
56
Modera
Komp.PergudanganPantai Indah DadapBlok.H No.9 Jl.Benda Raya Kamal No.2
Bambang
021-5557658
57
Morelli
Jl.Kav.Pertamina
021-4721029
Leni
58
Suniaraja No. 36 Bandung
Robert
022 5205230
59
BelakangIndosiar No. 11
Roni
021-5689238
Cucu
021-5861030 021-4605969
Buntek, Acun
021-65088945
60
Sayap Mas
61
Subaru
Jl M Saari No 25 SubterHijau, Jakarta Utara
021-6517115 Fax 013-10202881 62
Surya Jaya Anugrah
Surabaya
Lion
63
Surya TimurPrestasi
JlKapuk Utara I Kav 10 Jakarta
Awan, Lena
031-8413901 021-5415373 021-5406405 Fax
64
Treda
JlPrepedanDalam no 66A Rt 06/rw 09 GgBatok Ciplak (mesjidAnania) Menceng
Johanes, Johan
021-70836368
Taman Pondok Indah MX 07 Wiyung
Yosuan
031 70906764
Jl Raya CilengsiJonggol Km 7.8 no 138.Bogor
Halasbon
021-82496688
021-70836369 01310809089
65 66
Thomas/ Yosuan(Mandiri) TicillaVilato
021-82496772 085210575342 67
Tjakrindo
68
Trendi
69
Tokai Kagu
70
VariaDimensi
Green Ville Block BG no 66
Tri
021 5667341
Willi
021 5315821
Aejip Industrial Park No 9K LemahAbangCikarang
Ariep, Pono, Ade
021 8970283
Jl Raya Narogong II No 15 Pangkalan 6 Kapuk JagalBekasi
Johan
021 8970284 Fax 021 6191553 021 6196581 Fax
98
08129928399 71
Vibra
Tanah TinggiTimur No 4 B HarapanMulyaJkt
Lena,Edwar
021 4255181 021 4255182 Fax 021 92001988 08121981188
72
Vinotindo
KawasanIndustriLippoCikarang Blok C1 no 3a
Meri, Uuul Robi
021 8972631
73
Young
KawasanIndustriMenaraPermaiJl Raya
Andre
021 70773073
Narogong Km 23,8 Cileungsi
021 8974102
021 82497373 8889144058
74
Yubi Citra Karyadikara
Jl. Tanjung Duren Barat I No. 31 / Jl. Peternakan II No. 15 ( Kapuk / Jagal ) Surabaya
Johan
021 5601137 021 5685931 021 6196581 021 6191553 8129928399
75
76
Gibu SCK Inoqloqindo
Grand Dinamika
Jl. Ancol Barat II No. 1 Blok 6 ( Ancol Barat ) Jakarta 14430
nancy
KawasanIndstriKaryadikaPancaMurni Blok 6 Kavling 1 Cikarang
Habnan
021 69190950 Fax 6910154 021 89901002 Fax 84900969
99
Lampiran 16. Produk Berbahan baku Kayu Lapis Dari CV Hadir jaya
Sumber: CV Hadir Jaya (2012)
100