STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN KOTA WADUK SUNTER UTARA DALAM RANGKA MEMPERTAHANKAN FUNGSI WADUK SEBAGAI RESAPAN AIR Sri Rahayu Maykewati1 1
Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta Email:
[email protected]
Abstract Forest of North Sunter Reservoir is one of the urban forest that has been determined by Decree of Jakarta Governor No.317 Year 1999 about Sunter North Road Forest Size Establishment +2,2 ha as jungle city forest in North Jakarta Municipality. This study aims to find out how the strategy of Forest Management of North Sunter Reservoir City that can be applied, how the role of stakeholders in management, internal and external factors what, what solution has been done and how the success and what the future expectation. The method used is descriptive qualitative approach. Data collection techniques and procedures used are: (1) Observation; (2) Interviews; (3) Documents; (4) FGD (Focus Group Discussion). The analysis was conducted using environmental analysis, stakeholder analysis, SWOT analysis (Strength Weakness Opportunity Treath) and QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) analysis.The North Sunter City Forest Management Strategy can be implemented with the collaboration of relevant stakeholders, it is expected to increase the benefit value of its strengths and opportunities, and can minimize the value of weaknesses and threats, so that the North Sunter Reservoir Forest can function optimally and can maintain the function of the reservoir water infiltration. Keywords : Management Strategy, Urban Forest, North Sunter Reservoir, Function of reservoir as water absorption
PENDAHULUAN
resapan. Dengan demikian penggunaan
Provinsi DKI Jakarta sebagai ibukota
lahan untuk ruang terbuka hijau dan
Negara
resapan air semakin sangat terbatas.
Republik
merupakan
Indonesia
pusat
yang
pemerintahan,
perekonomian, perdagangan, industri,
Hal tersebut di atas menimbulkan
pusat
dampak
bisnis,
politik,
pariwisata,
negatif
yaitu
banjir,
pemukiman, transportasi dan lain-lain
kekeringan, suhu udara yang semakin
sangat
panas,
padat
penduduknya
akibat
polusi,
amblesan,
erosi,
tingginya arus urbanisasi. DKI Jakarta
berkurangnya kawasan konservasi dan
sebagai Kota metropolitan mempuyai
budidaya,
daya tarik tersendiri sehingga banyak
keanekaragaman hayati, menurunnya
orang
untuk
kualitas air tanah dan terbatasnya
mengadu nasib di Jakarta. Padatnya
ketersediaan air bersih, intrusi air laut
jumlah penduduk di DKI Jakarta
serta pendangkalan danau dan sungai.
mengakibatkan kebutuhan akan tempat
Pada kondisi seperti ini diperlukan
tinggal,
pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
yang
berdatangan
transportasi,
sarana
dan
prasarana sangat tinggi.
untuk
berkurangnya
memperbaiki
kualitas
lingkungan kota. Konsekuensinya kota sebagai pusat pertumbuhan
antara
meningkatnya
aktivitas
dan
lain
pembangunan,
berupa
transportasi
meningkat
dari
waktu
ke
waktu
lebih
tersebut memberikan implikasi pada
menekankan pada pembangunan fisik
tingginya pemanfaatan ruang kota
dan
sehingga penataan ruang kawasan
ekonomi
yang
Jumlah penduduk perkotaan yang terus
yang
memberikan
keuntungan jangka pendek.
perkotaaan perlu mendapat perhatian khusus, terutama yang terkait dengan
Lingkungan
Jakarta
secara
dan
fisik
berkembang
ekonomi
tetapi
menurun secara ekologis. Hal ini dapat
penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan ruang-ruang terbuka publik di perkotaan.
dilihat dari alih fungsi lahan untuk permukiman, kota,
pusat-pusat
transportasi
Pengelolaan
ruang
di
perkotaan
industri
cenderung mengalami tantangan yang
minimnya
cukup berat. Sementara di sisi lain,
kawasan hijau perkotaan atau kawasan
daya dukung lingkungan dan sosial
mengakibatkan
dan
kegiatan
makin
yang
ada
mengalami
penurunan,
udara, menurunkan suhu mikro dan
sehingga tidak dapat mengimbangi
mengurangi
kebisingan.
Karena
kebutuhan akibat tekanan penduduk.
perannya yang cukup penting dalam menyangga kehidupan, hutan kota
Masalah pengelolaan ruang terbuka
merupakan salah satu fasilitas publik
hijau (RTH) dapat menjadi kompleks
yang wajib dimiliki setiap kota.
karena
merupakan
lingkungan kota.
bagian
dari
Keberadaan ruang
Banyak kota-kota besar di Indonesia,
terbuka hijau (RTH) pada kawasan
termasuk DKI Jakarta, belum memiliki
perkotaan diamanatkan oleh Undang-
hutan
Undang No.26 tahun 2007 tentang
Berdasarkan
Penataan Ruang. Pada pasal 29 ayat 2
Republik Indonesia Nomor 63 Tahun
disebutkan bahwa ruang terbuka hijau
2002,
pada wilayah kota paling sedikit 30%
hamparan lahan yang bertumbuhan
dari luas wilayah kota.
pohon-pohon yang kompak dan rapat
kota
Hutan
yang
memadai.
Peraturan
Pemerintah
kota
adalah
suatu
di dalam wilayah perkotaan baik pada Pada
kawasan
RTH
tanah negara maupun tanah hak, yang
bentuk
ditetapkan sebagai hutan kota oleh
pemanfaatan fungsi lindung perkotaan.
pejabat yang berwenang. Adapun luas
Sedangkan
lindung
minimal hutan kota diatur dalam pasal
didefinisikan sebagai wilayah yang
8 ayat 2 dan 3 yaitu luas hutan kota
ditetapkan
utama
dalam suatu hamparan yang kompak
lingkungan
paling sedikit 0,25 Ha. Prosentase luas
hidup yang mencakup sumberdaya
hutan kota paling sedikit 10 % dari
alam dan sumberdaya buatan.
wilayah
merupakan
melindungi
perkotaan
salah
satu
kawasan
dengan
fungsi
kelestarian
perkotaan
dan
atau
disesuaikan dengan kondisi setempat. Hutan kota merupakan salah satu ruang
terbuka
perkotaan.
hijau
(RTH)
di
Hutan kota merupakan
Luas total hutan kota di Jakarta yang telah
ditetapkan
berdasarkan
SK
salah satu bentuk ruang terbuka hijau
Gubernur mencapai 149,76 ha. Masih
yang sangat diperlukan lingkungan
terlalu
perkotaan.
perkotaan
dengan luas wilayah DKI Jakarta yakni
memiliki banyak fungsi, diantaranya
66.233 ha. Bila dipersentasekan luasan
untuk mengatur tata air, menyegarkan
tersebut hanya sekitar 0,23%. Hutan
Hutan
di
timpang bila
dibandingkan
kota di Jakarta tersebar di 15 titik,
Selatan 2 titik. Adapun hutan kota di
terdiri dari Jakarta Pusat 1 titik, Jakarta
DKI Jakarta yang telah ditetapkan
Utara 4 titik, Jakarta Barat 1 titik,
Gubernur DKI Jakarta adalah sebagai
Jakarta Timur 6 titik, dan Jakarta
berikut :
Tabel 1. Data Hutan Kota yang sudah ditetapkan Gubernur DKI Jakarta di Provinsi DKI Jakarta
NO
HUTAN KOTA
1 2
WILAYAH
Hutan Kota Masjid Istiqlal Hutan Kota Waduk/Danau Sunter Utara Hutan Kota Kanal Banjir Barat Hutan Kota Kawasan Berikat Nusantara Marunda Hutan Kota Kemayoran Hutan Kota Srengseng Hutan Kota PT. JIEP Pulogadung Hutan Kota Dukuh Hutan Kota Bumi Perkemahan Cibubur Hutan Kota Situ Rawa Dongkal Hutan Kota Komplek Kopassus Cijantung Hutan Kota Mabes TNI Cilangkap Hutan Kota Komplek Lanud Halim Perdana Kusuma Hutan Kota Kampus Universitas Indonesia Hutan Kota Blok P Walikota Jakarta Selatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jakarta Pusat Jakarta Utara
LUAS (Ha) 1,08 8,20
Jakarta Utara Jakarta Utara
2,49 1,59
Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Timur Jakarta Timur
4,60 15,00 8,90 0,58 27.32
Jakarta Timur Jakarta Timur
3.28 1.75
Jakarta Timur Jakarta Timur
14.43 3.5
Jakarta Selatan
55.4
Jakarta Selatan
1,64 149,76
Salah satu hutan kota yang ada di DKI
Dasar penetapan hutan kota ini adalah
Jakarta adalah Hutan Kota Waduk
Surat Kepala Dinas Kehutanan DKI
Sunter Utara yang ditetapkan dengan
Jakarta Nomor 709/1.823 Tanggal 17
Surat
DKI
Mei 1994 perihal Batasan dan Kriteria
1999
Hutan Kota; dan Surat Sekretaris
Jakarta
Keputusan Nomor
Gubernur 317
Tahun
tentang Penetapan Hutan Kota Keliling
Badan
Waduk Sunter Utara seluas + 8,2 Ha
Lingkungan
sebagai
Nomor
hutan
kota
wisata
di
Pengawas Sunter
1391/D/07.73
Pelaksanaan DKI
Jakarta
tanggal
12
Kotamadya Jakarta Utara. Pada diktum
September 1997 perihal persetujuan
kedua
atas,
pemakaian jalur hijau sebagai hutan
oleh
kota.
SK
pengelolaannya
tersebut
di
dilaksanakan
Dinas Kehutanan DKI Jakarta.
Secara geografis Hutan Kota Waduk
fungsinya yaitu untuk memperbaiki
Sunter Utara terletak pada 6051’23”
dan menjaga iklim mikro, konservasi
LS dan 106054’39” BT. Berdasarkan
tanah
wilayah administrasi pemerintahannya
meresapkan
lokasi hutan kota ini berada di RW 08
keseimbangan
Kelurahan
lingkungan fisik kota serta mendukung
Papanggo
Kecamatan
Tanjung
Priok
Kota
Administrasi
Jakarta
Utara,
yang
mengelilingi
dan
air,
nilai
air,
estetika,
menciptakan
dan
keserasian
pelestarian keanekaragaman hayati.
Waduk Sunter Utara yang sering
Tujuan penyelenggaraan hutan kota
disebut oleh masyarakat sekitar Danau
adalah untuk kelestarian, keserasian
Cincin.
dan
keseimbangan
perkotaan Danau Cincin seluas + 32 ha telah ada
yang
ekosistem
meliputi
unsur
lingkungan hidup, sosial dan budaya.
sejak dahulu dan dikelilingi oleh jalur hijau yang sebag/ian masih berupa
Kota Jakarta Utara merupakan wilayah
semak belukar. Kemudian Jalur hijau
dataran
tersebut ditetapkan sebagai hutan kota
Jakarta, sehingga wilayah ini sering
dengan SK Gubernur DKI Jakarta
dilanda banjir pada musim hujan.
Nomor 317 Tahun 1999.
Pada saat musim hujan diharapkan
rendah
di
Provinsi
DKI
hutan kota dan Waduk Sunter Utara Dengan
adanya
ini
dapat berfungsi sebagai resapan dan
diharapkan dapat menjaga kualitas
tangkapan air hujan, air laut pasang
lingkungan hidup, paru-paru kota,
serta air kiriman dari Bogor, sehingga
menjaga iklim mikro, menurunkan
dapat mengurangi banjir di wilayah
suhu,
Jakarta Utara.
konservasi
keanekaragaman
hutan
tanah hayati,
kota
dan
air,
mencegah
erosi dan pengendali intrusi air laut,
Hutan Kota Waduk Sunter Utara
pelindung Waduk Sunter Utara sebagai
terletak di sekeliling Waduk Sunter
tangkapan dan resapan air sehingga
Utara, sehingga terdapat dua ekosistem
dapat mengurangi banjir yang sering
yang saling berkaitan yaitu ekosistem
terjadi di wilayah Jakarta Utara.
hutan kota dan waduk. Hutan kota terdiri dari berbagai flora dan fauna.
Sesuai
tujuannya
penyelenggaraan
Vegetasi hutan sudah terbentuk dengan
hutan kota lebih ditekankan pada
jumlah + 3.100 pohon dan jenis pohon
diantaranya adalah trembesi, ketapang,
gubug/ bedeng liar pemulung, warung,
flamboyan, karet kebo, sawo kecik,
tempat
tanjung, sapu tangan, sukun, mahoni,
tempat beternak unggas dan aduan
salam,
eucalyptus,
burung, pendangkalan danau serta
bintaro, spatudea, nyamplung, buni,
masih terdapatnya lahan kosong di
angsana, mangga, kayu putih, palm,
hutan kota yang belum dimanfaatkan
kemiri, kapuk, jati, nyiur, asam kranji,
untuk penghijauan.
johar,
kenari,
penggembalaan
kambing,
asam, kenari, glodokan tiang, beringin, bungur dan lain-lain. Jenis fauna yang
Penggunaan
ditemui adalah berbagai jenis burung
bedeng liar dilakukan oleh masyarakat
(emprit, prenjak, bondol dan kutilang),
sekitar dan sebagian adalah para
kupu-kupu, capung,
belalang, lalat,
lahan
untuk
gubug/
ular,
kadal,
pendatang dari daerah lain, mereka
myamuk,
tikus,
mengadu nasib di Jakarta dengan
kalelawar, kaki seribu, kalajengking,
memanfaatkan
lahan-lahan
yang
ulat, semut, kecoa dan lain-lain.
mereka anggap tidak bertuan. Aktivitas mereka diantaranya adalah sebagai
Hutan kota ini berfungsi sebagai
pemulung, pedagang rokok, makanan
kawasan
lingkungan
dan minuman, penggembala kambing,
pemukiman, paru-paru kota, menyerap
peternak unggas dan pengadu burung
gas polutan, konservasi tanah dan air,
di area hutan kota.
penyangga
pengendali intrusi air laut, pelindung waduk/
danau,
mikro,
menurunkan
mengurangi
keanekaragaman
suhu
kebisingan,
pendangkalan
oleh
lumpur
dan
sangtuari
sampah. Sampah tersebut berasal dari
plasma
warga sekitar yang membuangnya ke
nutfah dan wahana olah raga dan
waduk dan hutan kota maupun sampah
pemancingan.
yang
satwa,
koleksi
hayati,
Selain itu waduk juga mengalami
pelestarian
terbawa
Pengerukan Pola
pemanfaatan
lahan
air waduk
laut
pasang.
seharusnya
oleh
dilakukan secara rutin dan terjadwal
masyarakat sekitar belum sepenuhnya
agar waduk dapat berfungsi sebagai
dapat
area tangkapan dan resapan air.
mendukung
lingkungan
hidup
di
kelestarian hutan
kota
maupun danau, masih dijumpai adanya
Hal tersebut di atas menimbulkan
sampah di area hutan kota, adanya
berkurangnya
tutupan
lahan
oleh
pepohonan,
berkurangnya
keanekaragaman pendangkalan
hayati
dan
terjadi.
sehingga
Penelitian ini mendeskripsikan secara
menimbulkan terjadinya banjir dan
sistematis, faktual dan akurat terhadap
erosi pada musim hujan.
Erosi
suatu populasi atau daerah tertentu
permukaan
pada
mengenai berbagai sifat dan faktor
tingginya Waduk
waduk
dapat menjelaskan fenomena yang
tanah
berakibat
tingkat
sedimentasi
Sunter
Utara,
di
tingginya
tertentu,
dengan
lapangan.
sedimentasi ini berpengaruh terhadap
dikumpulkan
umur waduk dan fungsinya sebagai
observasi/
area tangkapan dan resapan air.
daftar
melalui
survei
Informasi
yang
dengan
menggunakan
pengamatan
lapangan,
pertanyaan/
wawancara
kuesioner,
mendalam
dengan
Hutan kota di DKI Jakarta dikelola
pengelola dan pihak terkait serta
oleh Dinas Kehutanan Provinsi DKI
penelaahan dokumen dari berbagai
Jakarta dan Suku Dinas Kehutanan
sumber.
Kota Administrasi Jakarta Utara agar dapat mempertahankan fungsi dan
Penelitian
meningkatkan kualitas hutan kota yang
peneliti
ada.
suatu
penelitian untuk mengumpulkan data
kebijakan atau strategi pengelolaan
atau informasi. Peneliti harus luwes
hutan kota agar diperoleh fungsi dan
dan
manfaat hutan kota bagi kehidupan
memberikan pandangan sendiri atas
manusia
hal-hal atau fenomena-fenomena yang
Untuk
itu
diperlukan
perkotaan
secara
kualitatif sendiri
menjadikan
sebagai
mampu
instrumen
membuat
atau
berkelanjutan
dilihatnya.
METODOLOGI
Penelitian
Penelitian mengenai pengelolaan hutan
memperoleh fakta-fakta dari gejala-
kota ini menggunakan pendekatan
gejala
kualitatif
deskriptif.
keterangan-keterangan secara faktual
dilakukan
dengan
berbagai
informasi
Penelitian
ini
mengumpulkan terkait
penelitian
dari
berbagai
kemudian
menganalisisnya
ini
yang
tentang
pola
dilaksanakan
ada
dan
untuk
mencari
pemanfaatan
lahan,
topik
pengelolaan hutan kota, kebijakan dan
sumber,
peran institusi serta pemanfaatan hutan
untuk
kota dan waduknya. Dalam penelitian ini
juga
dilakukan
evaluasi
dan
perbandingan-perbandingan
terhadap
Penelitian di Hutan Kota Waduk
hal-hal yang telah dilaksanakan oleh
Sunter Utara dibatasi pada fase strategi
pihak lain dalam menangani situasi
pengelolaan hutan kota dan fungsi
atau
waduk
masalah
serupa
yang
dapat
sebagai
resapan
air
yang
digunakan untuk pembuatan rencana
berimplikasi pada aspek lingkungan,
dan pengambilan keputusan di masa
sosial dan ekonomi.
yang akan datang.
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Metode Deskript if
Teori dan Literatur
Adapun alur
Pengumpulan Data: - Observasi - Wawancara - Dokumentasi
Pengolahan dan Analisa Data Simpulan dan
Fakta dan Ide Gambar .1. Alur Penelitian
Pada penelitian ini dikumpulkan data
Administrasi Jakarta Utara, Kecamatan
yang bersumber dari data primer dan
Tg.Priok dan Kelurahan Papanggo.
data
sekunder,
baik
informan,
peristiwa maupun dokumen.
Data
Teknik dan prosedur pengumpulan
primer
hasil
data yang digunakan adalah : (1).
hasil
Observasi yaitu pengamatan langsung
observasi di lapangan. Data sekunder
di Hutan Kota Waduk Sunter Utara,
berasal
data,
Waduk Sunter Utara dan lingkungan
seperti monografi wilayah dari BPS
sekitarnya; (2). Wawancara yaitu tanya
dan data-data pendukung dari Dinas
jawab dengan menggunakan daftar
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Suku
pertanyaan, dilakukan terhadap aparat
Dinas Kehutanan Kota Administrasi
di tingkat provinsi, tingkat kota,
Jakarta Utara, Suku Dinas Lingkungan
tingkat
Hidup
kelurahan, CSR (Corporate Social
didapatkan
wawancara,
dari
Kota
kuesioner
dari dan
sumber-sumber
Administrasi
Jakarta
kecamatan
sampai
Utara, Suku Dinas Pekerjaan Umum
Responsibility),
Kota Administrasi Jakarta Utara, Suku
pengunjung dan masyarakat sekitar
Dinas
Hutan Kota Waduk Sunter Utara; (3).
Sumberdaya
Air
Kota
Dokumen:
tokoh
tingkat
mempelajari
masyarakat,
dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan
Berdasarkan hasil identifikasi,
pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter
kemudian dilakukan analisis terhadap
Utara;
Group
kondisi internal dan eksternal Hutan
Discussion): berdiskusi dengan pihak-
Kota Waduk Sunter Utara saat ini.
pihak yang berhubungan langsung
Analisis tersebut merupakan bentuk
dengan
evaluasi
(4).
FGD
(Focus
pengelolaan
Hutan
Kota
Waduk Sunter Utara.
terhadap
faktor.
Analisis
melakukan rating Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan masalah, maka hasil penelitian
ini
dilakukan
dengan
menginterpretasikan melalui deskripsi
1.
pembobotan,
dan
skor
dan
Analisis
dengan
penentuan
akhir
penilaian
dan eksternal Hutan Kota Waduk Sunter Utara. Hasil evaluasi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 2. Evaluasi Faktor Internal (EFI) menunjukkan
Identifikasi
dilakukan
terhadap masing-masing faktor internal
data dan analisisnya adalah sebagai berikut:
masing-masing
nlai
1,90,
dapat
dikatakan bahwa pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter Utara sampai saat
Lingkungan Analisis lingkungan berfungsi
ini
belum
optimal.atas
berbagai
untuk memahami kondisi internal dan
kekuatan yang dimilikinya dan sangat
eksternal terkait pengelolaan Hutan
dipengaruhi oleh berbagai kelemahan
Kota
Utara.
yang dipunyainya. Kelemahan masih
terhadap
dominan dalam menentukan kondisi
digunakan
terkini Hutan Kota Waduk Sunter
Waduk
Pemahaman kondisi
Sunter
mendalam
tersebut
dapat
sebagai cara untuk mengidentifikasi
Utara
semua fakkor internal (kekuatan dan
kondisi hutan kota.yang menurun.
kelemahan)
dan
faktor
yang
berpengaruh
terhadap
eksternal
(peluang dan ancaman). Tabel 2. Evaluasi Faktor Internal (EFI) Hutan Kota Waduk Sunter Utara
Faktor Internal Kekuatan 1. Kejelasan Status 2. Kejelasan Pengelola 3. Vegetasi hutan sebagian sudah terbentuk
Bobot
Skor
Bobot x Skor
0,15 0,15 0,15
4 3 2
0,60 0,45 0,30
Kelemahan 1. Banjir pada musim penghujan 2. Adanya perambah 3. Minimnya sarana dan prasarana bagi pengunjung Total Hasil evaluasi terhadap faktor eksternal
0,15 0,20 0,20
1 1 1
0,15 0,20 0,20
1,00 1,90 (EFE) dapat dilihat pada Tabel 3
berikut : Tabel. 3. Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Hutan Kota Waduk Sunter Utara Faktor Eksternal Peluang 1. Komitmen Pemprov DKI Jakarta 2. Kawasan konservasi dan berpotensi sbg ekowisata 3. Kebutuhan masyarakat Ancaman 1. Pencemaran hutan kota dan waduk 2. Penurunan tanah dan rob 3. Rendahnya kesadaran masyarakat Total Analisis
lingkungan
mengidentifikasikan
eksternal
peluang
dan
Bobot
Skor
Bobot x Skor
0,15
4
0,60
0,15 0,15
3 2
0,45 0,30
0,20
1
0,20
0,15 0,20 1,00
1 1
0,15 0,20 2,45
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi DKI
ancaman Hutan Kota Waduk Sunter
Jakarta;
Utara.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Evaluasi
faktor
eksternal
pihak
swasta;
menunjukkan nilai 2,45. Berdasarkan
dan
nilai tersebut dapat dikatakan bahwa
peran dan kepentingan berbeda-beda,
Hutan Kota Waduk Sunter Utara
sebagaimana tertuang pada Tabel 4.
belum memperoleh manfaat optimal dan
peluang
dan
sangat
rentan
terhadap ancaman yang dihadapinya.
2.
Analisis Stakeholder
masyarakat
yang
akademisi;
mempunyai
Keterlibatan stakeholder dalam pengelolaan hutan kota didasarkan atas pengaruh
dan
kepentingan
berbeda-beda.
Perbedaan
berhubungan
dengan
tersebut kapasitas,
Berdasarkan
hasil
identifikasi
kewenangan
menunjukkan
bahwa
stakeholder
perbedaan pengaruh dan kepentingan
Hutan Kota Waduk Sunter Utara terdiri dari unsur Pemerintah yaitu
berdampak
dan
yang
pada
minat.
perbedaan
Adanya
peran
masing-masing
stakeholder
dalam
Kepentingan
pengelolaan hutan kota. Pengaruh kemampuan mempengaruhi hutan
kota
sebagai merupakan
stakeholder proses dan
dapat
ketergantungan
diartikan stakeholder
terhadap sumberdaya atau ketertarikan
untuk
untuk terlibat dalam pengelolaan hutan
pengelolaan
kota.
kemampuannya
Tingkat
pengaruh
kepentingan
stakeholder
dan
ditunjukkan
dalam skor 1 – 5 sebagaimana tertuang
mempengaruhi stakeholder lain.
pada Tabel 5. Tabel. 4. Identifikasi Stakeholder pada Pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter Utara Stakeholder Pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian PU Pemprov. DKI Jakarta : Dinas Kehutanan dan Sudin Dinas Lingkungan Hidup dan Sudin Dinas Sumberdaya Air dan Sudin Swasta : PT. Adhi Karya Hutama Karya Jaya Konstruksi PT. Jakon Adhi
Peran
Kepentingan
Regulasi dan koordinasi
Legalitas hutan kota (Peraturan Pemerintah No.63 tahun 2002). Legalitas waduk.
Pengelola hutan kota
Memelihara hutan kota agar terjaga fungsinya. Bertanggung jawab .terhadap sampah. Memelihara danau agar berfungsi.
Pengelola kebersihan Pengelola danau
Akademisi
Pelaksana kompensasi Pelaksana kompensasi Pelaksana kompensasi Pelaksana kompensasi Peneliti
Masyarakat
Penerima dampak
LSM
Mediator
Penurapan tepi danau Penurapan tepi danau Penurapan tepi danau
Pengembangan wawasan dan ilmu Memperoleh daya dukung lingkungan Citra positif
Tabel 5. Kepentingan dan Pengaruh Stakeholder pada Pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter Utara Stakeholder
Skor Pengaruh
Skor Kepentingan
4
3
3
2
5 4 4
5 3 3
2 2 2 1 4 2
3 3 3 3 3 2
Pemerintah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian PU Pemprov. DKI Jakarta: Dinas Kehutanan dan Sudin Dinas Lingkungan Hidup dan Sudin Dinas PU Tata Air dan Sudin Swasta/ CSR: PT. Adhi Karya Hutama Karya Jaya Konstruksi Akademisi Masyarakat LSM
3.
Analisis
SWOT
Perumusan strategi menghasilkan 4
(Strength
(empat)
Weakness Opportunity Treath) Formulasi
yaitu
Strategi
adalah
Strength-Opportunity (Strategi SO),
langkah penyusunan alternatif strategi
Strategi Strength-Treath (Strategi ST),
pengelolaan hutan kota. Pada tahap ini
Strategi
dilakukan pencocokan terhadap faktor
(Strategi WO), Strategi Weakness -
internal
Treath (Strategi WT), seperti tertuang
dan
strategi
alternatif
eksternal
dengan
menggunakan matrik SWOT untuk menentukan
strategi
yang
Weakness-Opportunity
pada Tabel 6 di bawah ini :
tepat.
Tabel. 6. Matrik SWOT Pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter Utara
Faktor Eksternal Peluang (O) :
Faktor Internal
1. Komitmen tinggi Pemprov DKI Jakarta 2. Minat tinggi stakeholder
Ancaman (T) : 1. Pencemaran hutan kota dan danau 2. Penurunan tanah dan rob 3. Rendahnya kesadaran
Kekuatan (S) : Strategi SO : 1. Kejelasan Status 1. Sosialisasi eksistensi 2. Kejelasan Pengelola hutan kota 3. Vegetasi hutan sudah 2. Kolaborasi terbentuk pengelolaan
masy. Strategi ST : 1. Pemetaan zonasi pengelolaan 2. Pendidikan lingkungan 1.
Kelemahan (W) : 1. Banjir pada musim penghujan 2. Adanya penggarap liar 3. Implementasi pengelola belum optimal 4.
Strategi WO : 1. Perlindungan ekosistem 2. Kolaborasi pengelolaan 3. Penegakan hukum
kemudian
Analisis QSPM (Quantitative
Pengambilan keputusan adalah
mempunyai
skor total dengan besaran tertentu. Strategi dengan skor tertinggi menjadi
dengan menggunakan teknik QSPM.
prioritas utama. Berdasarkan penilaian
Teknik ini mendasarkan pada penilaian
QSPM strategi pengelolaan hutan kota
skor kemenarikan relatif tiap strategi
dapat
terhadap faktor internal dan eksternal
sebagaimana Tabel 7.
kota.
Skor
strategi
sehingga
prioritas
hutan
pemilihan
dijumlahkan
masing-masing strategi
Strategic Planning Matrix)
tahap
Strategi WT : 1. Rehabilitasi ekosistem 2. Pengamanan hutan kota dan penegakan hukum
hasil
diurutkan
sesuai
prioritas
penilaian
Tabel .7. Strategi Prioritas Pengelolaan Hutan Kota Waduk Sunter Utara Alternatif Strategi
Skor QSPM
Prioritas ke-
Rehabilitasi ekosistem
7,3
1
Kolaborasi pengelolaan Perlindungan ekosistem
7,1 7,0
2 3
Sosialisasi eksistensi hutan kota Pendidikan lingkungan
6,8
4
5,9
5
Pengamanan hutan kota dan penegakan hokum
5,85
6
Stakeholder yang terlibat Dinas Kehutanan, Swasta/ CSR Semua Stakeholder Kementerian LHK, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, Swasta/ CSR Dinas Kehutanan Dinas Kehutanan dan masyarakat Dinas Kehutanan dan masyarakat
Pemetaan zonasi pengelolaan
1.
Pengelolaan
Hutan
5,5
Kota
7
Dinas Kehutanan
rencana
kegiatan
dan
anggaran,
penyediaan tenaga kerja dan sarana
Waduk Sunter Utara Hutan Kota Waduk Sunter Utara
prasaranya.
merupakan salah satu hutan kota di
Pengorganisasian
adalah
Jakarta Utara seluas + 8,2 Ha yang
penyusunan struktur organisasi sesuai
mengelilingi Waduk Sunter Utara,
dengan sumber dan lingkungannya
dikelola
untuk
oleh
Dinas
Kehutanan
Provinsi DKI Jakarta.
mencapai
tujuan.
Dinas
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta di tingkat
kota
adalah
Suku
Dinas
Hutan kota ini sangat besar manfaatnya
Kehutanan Kota Administrasi Jakarta
bagi kelangsungan makhluk hidup,
Utara. Pelaksanaan kegiatan hutan kota
terutama
diserahkan ke Suku Dinas Kehutanan
manusia,
manfaatanya
salah
adalah
Karbondioksida
satu
mengambil
(CO2)
Kota Administrasi Jakarta Utara.
dan
menggantinya dengan Oksigen (O2)
Pelaksanaan
yang diperlukan manusia, maka sering
penanaman, penyulaman tanaman dan
disebut sebagai paru-paru kota. Selain
pemeliharaan
itu
penyiraman, pemupukan, penopingan,
hutan
kota
ini
juga
sebagai
kegiatan
pohon
dari
(pendangiran,
penampung air hujan dalam tanah,
pembabatan
mengatur tata air tanah, mencegah
Pelaksanaan kegiatan ini secara rutin
erosi,
kesuburan
dilaksanakan oleh tenaga kerja kontrak
melestarikan
(PJLP) yang diawasi oleh PNS Suku
mempertahankan
tanah
dan
keanekaragaman
hayati,
(manfaat
semak
terdiri
belukar).
Dinas Kehutanan Kota Administrasi
klimatologis, hidrologis dan ekologis).
Jakarta Utara.
Pengelolaan hutan kota ini meliputi
Dalam
perencanaan,
melibatkan stakeholder yang lain yaitu
pelaksanaan,
pengorganisasian, pengawasan
dan
Dinas
pelaksanaaan
Lingkungan
ini
Hidup
juga
yang
pengendalian. Perencanaan terdiri dari
bertanggung jawab terhadap sampah
penataan
yang ada, Dinas Pekerjaan Umum Tata
area,
pembagian
area,
Air yang bertanggung jawab terhadap
yang ada membuat hutan kota menjadi
danau dan pihak dan kelurahan yang
kumuh dan tidak tertata. Pendangkalan
ikut serta menjaga keamanan hutan
danau akibat lumpur yang tidak pernah
kota.
dikeruk
menyebabkan
hutan
kota
banjir pada musim penghujan karena Keterlibatan swasta dan CSR dalam
daya tamping danau tidak maksimal.
penanaman pohon di hutan kota sangat mendukung program pemerintah dalam
Masyarakat
penghijauan.
2016
pemahaman dan pengertian secara
dilaksanakan penurapan pinggir danau
persuasif agar turut serta menjaga
oleh Kementerian Pekerjaan Umum,
hutan kota. Pendiidkan lingkungan dan
akibat pekerjaan tersebut + 1.286
penyuluhan kepada masyarakat juga
pohon di hutan kota ditebang. Pihak
dapat merubah perilaku atau kebiasaan
ketiga yang melaksanakan pekerjaan
yang tidak baik.
tersebut
Pada
tahun
diberikan
pohon
yang
menanam
dan
Kerjasama dengan pihak terkait untuk
memelihara pohon di pinggir danau
kebersihan hutan kota, pembongkoran
sebanyak + 3.970 pohon.
gubuk
ditebang
mengganti
perlu
dengan
liar,
merelokasi
penggembalaan
tempat
kambing
dan
Keterlibatan masyarakat sekitar sangat
pengerukan lumpur di danau harus
berpengaruh terhadap kelestarian hutan
dilakukan agar terwujud hutan kota
kota. Jika masyarakat tidak membuang
tertata dan terpelihara.
sampah, tidak menggembala kambing dan tidak mendirikan gubuk liar di area
Pelaksanaan
hutan kota maka hutan kota akan
keseluruhan
lestari.
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta dan
Sampah yang ada memancing
kegiatan diawasi
secara
oleh
Dinas
Inspektorat Kota Administrasi Jakarta
orang untuk membuang sampah di
Utara.
tempat tersebut, sehingga sampah yang
secara
ada
pelaksanaan kegiatannya dan dicapai
harus
Penggembalaan mengakibatkan
segera
dibersihkan. kambing
pohon-pohon
yang
hasil
Pengawasan berkala
pekerjaan
Pengawasan ini
ini
dilakukan
agar
terpantau
yang
optimal.
merupakan upaya
baru ditanam gagal tumbuh karena
pengedalian pengelolaan hutan kota
habis dimakan kambing. Gubuk liar
sehingga dapat meningkatkan kualitas
hutan kota dan dapat mempertahankan
tawar dan muatan sedimen. Hutan
fungsi danau sebagai resapan air.
Kota menerima pengaruh dari DAS Ciliwung, kekritisan lahan di bagian
2.
Strategi Pengelolaan Hutan
data
dan
DAS
berpengaruh
kepada
ekosistem hutan kota.
Kota Waduk Sunter Utara Berdasarkan
hulu
hasil
analisa, maka Hutan Kota Waduk
DAS
yang
rawan
Sunter Utara dapat dikelola melalui
satunya dari tingkat erosi yang tinggi
strategi pengeloaan dengan urutan
yang menyebabkan sedimentasi di
prioritas sebagai berikut:
Waduk
Sunter
ditandai
Utara.
salah
Kegiatan
rehabilitasi hutan kota dapat dilakukan a.
Rehabilitasi ekosistem Permendagri
61
tahun
secara alami dan atau dengan bantuan 2010
manusia
yaitu
penanaman.
Secara
mendefinisikan rehabilitasi ekosistem
alami pohon-pohon yang ada mampu
adalah
memulihkan,
menghasilkan biji yang kemudian jatuh
mempertahankan dan meningkatkan
krn terbawa angin atau dibawa burung.
fungsi hutan dan lahan sehingga daya
Rehabilitasi dengan menanam pohon
dukung, produktivitas dan peranannya
pada
dalam mendukung sistem penyangga
penyulaman (mengganti tanaman yang
kehidupan tetap terjaga. Rehabilitasi
mati) dan pemeliharaan pohon, tingkat
perlu dilakukan mengingat ekosistem
keberhasilan tumbuhnya lebih tinggi
hutan
daripada secara alami.
upaya
kota
untuk
banyak
mengalami
lahan
yang
masih
kosong,
gangguan berupa pencemaran, sampah dan adanya penggarap liar.
Rehabilitasi sebaiknya menggunakan jenis asli atau Jenis flora yang ada di
Ekosistem hutan kota dipengaruhi
hutan kota ini adalah mahoni, trembesi,
ekosistem darat dan danau. Ekosistem
eucalyptus, salam, bintaro, spatudea,
darat
pola
sengon, ketapang, buni, nyamplung,
drainase dan resapan air ke dalam
tanjung, kayu putih, sawo kecik,
tanah. Ekosistem danau berpengaruh
flamboyan dan lain-lain. enis fauna
dalam bentuk drainase, daya tampung
yang dijumpai yaitu burung emprit,
air hujan dan pasang surut air laut.
prenjak, bondol, kutilang, kadal, tikus,
Pengaruh ekosistem darat dapat terlihat
kupu kuning, belalang, kalajengking
dari kondisi DAS yang memasok air
dan beberapa jenis lainnya.
berpengaruh
melalui
kota. Pembagian peran dengan tepat Pemulihan fungsi danau dengan upaya
sesuai
dengan
kapasitas
dan
pengerukan
lumpur
danau
dan
kemampuan akan menjamin efektivitas
pembersihan
sampah
secara
rutin,
diharapkan
danau
sebagai
area
pengelolaan. Kontribusi setiap stakeholder dapat
tangkapan air yang dapat mengatasi
berbentuk
sumberdaya
manusia,
permasalahan banjir.
pendanaan atau anggaran, fasilitas pendukung, data dan informasi atau
b.
Kolaborasi pengelolaan
bentuk-bentuk
Keterlibatan stakeholder berarti partisipasi pemanfaatan
bersama.
dengan
Kolaborasi
perencanaan,
stakeholder dalam pengelolaan hutan
dan
pengendalian
kota dapat dilakukan dengan langkah
pengelolaan diperlukan agar tercipta dan
sesuai
dalam
pemanfaatan hutan kota. Kolaborasi
sistem
kesepakatan
lain
kelembagaan
yang
seimbang serta saling mendukung
sebagai berikut : i. Pembentukan
kelembagaan
kolaborasi. Kelembagaan
kolaborasi
dalam menjaga hutan kota. Seimbang
mencakup
segala
hal
berarti proporsional sesuai dengan
berhubungan
kekuatan, peran dan fungsi setiap
kewajiban masing-masing pihak sesuai
stakeholder.
dengan peran dan tanggung jawabnya.
dengan
hak
yang dan
ii. Penyusunan rencana kegiatan Kolaborasi
berarti
memenuhi
dan
dalam jangka waktu tertentu.
saling menghormati hak dan kewajiban
Tahap ini diperlukan agar setiap
masing-masing pihak. Hal terpenting
langkah yang dilakukan adalah hasil
dalam kolaborasi adalah kesamaan
perencanaan dan kesepakatan bersama.
dalam tujuan. Tujuan yang sama akan mempermudah
penyatuan
harapan
iii. Pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan perencanaan.
masing-masing pihak dan memberikan
Pada tahap ini dapat diketahui
arah yang pasti terhadap pengelolaan
bagaimana proses perencanaan dapat
hutan
diimplementasikan
kota.
Langkah
selanjutnya
dan
dapat
terletak pada bagaimana cara mencapai
mengatasi permasalahan dan hambatan
tujuan dan peran apa yang akan
yang ada.
dilakukan
oleh
masing-masing
stakeholder dalam pengelolaan hutan
iv. Monitoring dan evaluasi.
Kegiatan ini dilakukan setiap periode
tertentu
kesepakatan
sesuai
sehingga
dengan diketahui
dengan pembersihan sampah secara rutin baik di hutan kota maupun danau. Penanganan
sampah
harus
terus
bekerja
sama
pihak-pihak
lain
dan
sekitar.
Hal
ini
pencapaian hasil kolaborasi dalam
berkoordinasi
rangka
dengan
pengingkatan
efektivitas
kolaborasi.
masyarakat
dan
dikarenakan sumber sampah tidak c.
Perlindungan ekosistem
hanya dari daerah sekitar tapi juga dari
Perlindungan merupakan upaya pencegahan
dan
terhadap
penanggulangan
kerusakan
ekosistem.
daerah di atasnya. Langkah sederhana yang
dapat
dilakukan
untuk
sampah
adalah
penanggulangan
Perlindungan ekosistem hutan kota
dengan memasang jaring perangkap
secara keseluruhan merupakan langkah
sampah pada setiap saluran air yang
perlindungan terhadap danau sehingga
menuju hutan kota dan danau.
secara signifikan dapat memberikan daya
dukung
optimal
terhadap
keberadaan hutan kota. Ekosistem
Dilihat
dari
lokasinya
yang
berada di tengah kota, tidak menutup kemungkinan industri di sekitarnya
harus
membuang limbah cair ke saluran yang
dilindungi dari erosi, rob, sampah dan
menimbulkan pencemaran, oleh sebab
pencemaran serta penggunaan lahan
itu perlu bekerja sama dengan Dinas
yang
Lingkungan Hidup untuk menagani hal
tidak
sesuai
Perlindungan dengan stakeholder
hutan
ini
kota
peruntukannya. dapat
dilakukan
berkolaborasi
dengan
terkait
seperti
ini agar kelestarian hutan kota dapat terjaga.
untuk
penggusuran penggarap liar. Setelah
d.
penggusuran penanaman pohon harus
Sosialisasi eksistensi hutan kota Hutan Kota Waduk Sunter Utara
segera dilakukan agar penggarap liar
memiliki
tidak kembali lagi. Pohon-pohon yang
memberikan
sudah ada harus dipelihara sehingga
kehidupan
dapat mencegah erosi dan meresapkan
diperkenalkan secara intensif. Apabila
air ke dalam tanah. Selain itu juga
kondisi hutan kota saat ini masih
dapat melindungi danau dari longsor.
belum sesuai harapan, dimungkinkan
Perlindungan
terhap
masalah
pencemaran dan sampah dilakukan
salah
potensi daya
penting dukung
sehingga
dalam bagi perlu
satu
faktornya
adalah
ketidaktahuan
masyarakat
tentang
hutan
kota.
Apa
dan
bagaimana
peranan penting hutan kota dalam mendukung
kehidupan
Pelaksanaannya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
masyarakat
Selain itu hutan kota juga dapat
sekitar perlu disosialisasikan, mulai
dijadikan
tempat
pembelajaran
dari anak-anak, generasi muda dan
pengenalan
generasi tua, baik secara langsung
penelitian bagi pelajar dan mahasiswa.
jenis
tanaman
dan
maupun melalui media social, surat kabar,
spanduk,
pamflet,
leaflet,
f.
brosur, internet dan media lain.
Pengamanan hutan kota dan penegakan hukum
Keberhasilan sosialisasi ini dapat
Pengamanan
berfungsi
dilihat dari peningkatan kunjungan
mengurangi
masyarakat ke hutan kota, antusiasme
gangguan
partisipasi
masyarakat
dalam
Pengamanan hutan kota adalah salah
pengelolaan
hutan
dan
satu komponen dalam perlindungan
stakeholder
hutan. Kegiatan pengamanan hutan
meningkatnya
kota
minat
terhadap hutan kota.
atau
untuk
menghilangkan
terhadap
hutan
kota.
kota terdiri dari tahapan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
e.
Pendidikan lingkungan Pendidikan
dan pengendalian.
lingkungan
dan
Pengamanan secara efektif dapat
penyuluhan merupakan upaya untuk
dilakukan
memperbaiki
semua pihak, misalnya pembentukan
Pendidikan
sikap
dan
perilaku.
lingkungan
harus
dengan
kelompok-kelompok
pemberdayaan
masyarakat,
dilakukan sedini mungkin, anak-anak
karang taruna dan organisasi massa.
sekolah harus dibidik sebagai target
Kelompok
dalam pendidikan lingkungan. Fase
pengamanan
anak-anak adalah masa perekaman dan
diperkirakan mendapat manfaat dari
pembelajaran yang efektif. Anak-anak
keberadaan
sangat mudah menerima masukan dari
demikian akan muncul rasa memiliki
lingkungan
Masukan
dan tanggung jawab terhadap tugasnya.
positif berupa kesadaran lingkungan
Langkah-langkah persuasif diperlukan
akan menjadi modal untuk perubahan
agar mampu menggugah kesadaran
besar dalam masyarakat. Pendidikan
dan
lingkungan dapat dijadikan muatan
berpartisipasi
lokal
hutan kota.
sekitarnya.
pelajaran
di
sekolah.
yang
dilibatkan
adalah
hutan
kepedulian
mereka
kota.
masyarakat
dalam
dalam yang
Dengan
untuk
pengamanan
Pengamanan hutan kota harus
membongkar sendiri gubuknya dan
senantiasa dilakukan pada saat kondisi
berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan
yang paling aman sekalipun. Prinsip
Provinsi
dalam
melaksanakan operasi rutin ke Hutan
pengamanan
hutan
adalah
bahwa setiap kondisi memiliki peluang yang
sama
untuk
agar
Kota Waduk Sunter Utara.
g.
sebab itu perlu pendanaan regular yang keterbatasan
Jakarta
terjadinya
pelanggaran terhadap hutan kota. Oleh
cukup,
DKI
anggaran
Pemetaan zonasi pengelolaan Upaya
mempertahankan
memulihkan
hutan
kota
dan harus
menyebabkan kegiatan pengamanan
dibarengi dengan mengatur pembagian
hutan kota tidak optimal, salah satu
zonasi pengelolaan hutan kota, yang
solusinya dengan pemanfaatan CSR
terdiri dari blok perlindungan, blok
atau
pemanfaatan dan blok dengan tujuan
bekerja
sama
dengan
pihak
swasta.
khusus.
Penegakan hukum adalah upaya
Kegiatan yang dilakukan pada
mengawal agar segala sesuatu berjalan
blok perlindungan adalah kegiatan
sesuai harapan. Penegakan hukum
pemanfaatan air, pemuliaan tanaman,
merupakan suatu bentuk punishment
pengayaan
tanaman,
terhadap
penyediaan
plasma
segala
pelanggran
yang
terjadi. Keadilan penegakan hukum
sudah
penggusuran
pernah gubuk
dilakukan
bekerja
wisata
Pada blok pemanfaatan dapat dilakukan berupa hasil hutan non kayu,
Penanganan terhadap penggarap liar
nutfah,
hutan kota, penelitian dan pendidikan.
akan mendorong terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang baik.
penangkaran,
sama
jasa lingkungan maupun agroforestry. Agroforestry merupakan tanaman
pertanian
perpaduan
dengan
pohon
dengan Satuan Polisi Pamong Praja
kehutanan, di antara pohon kehutanan
Kelurahan Papanggo¸ tetapi beberapa
yang masih kecil dapat ditanami
bulan kemudian mereka mendirikan
tanaman hortikultura maupun tanaman
kembali di titik lokasi yang lain. Hal
obat.
ini
terjadi
karena
kurangnya
Pemetaan
zonasi
hutan
kota
pengamanan hutan kota secara intensif.
berarti pemetaan untuk penentuan blok
Menindaklanjuti hal tersebut di atas
pengelolaan.
maka dilakukan pendekatan persuasif
pembagian blok didasarkan atas hasil
terhadap penggarap liar agar segera
inventarisasi
Penentuan
potensi
hutan,
atau
untuk
memperoleh
informasi
potensi,
Prioritas
strategi
berusaha
penggunaan dan penutupan lahan, jenis
memberikan fokus pengelolaan yang
tanah, topografi, hidrologi (tata air),
dapat ditempuh dalam jangka pendek
karakteristik, bentang alam, jenis dan
untuk menuju tujuan besar selanjutnya.
potensi sebaran flora fauna dan kondisi
Berbagai
sosial ekonomi budaya masyarakat.
prioritasnya bukan menjadi hal baku,
Hasil inventarisasi tersebut di
tetapi
alternatif
strategi
bersifat
dan
rekomendasi
atas dijadikan dasar dalam pembagian
berdasarkan pertimbangan ilmiah atas
blok
kondisi yang dihadapi saat ini.
yang
harus
memperhatikan
karakteristik biofisik lapangan, potensi
Pada prakteknya setiap strategi
sumberdaya alam dan kondisi sosial
dapat dilakukan secara bersama-sama
ekonomi masyarakat.
karena saling keterkaitan satu sama
Kondisi masyarakat sekitar hutan
lain.
Pertimbangan
ilmiah
berupa
kota perlu diperhatikan dan dijadikan
perumusan strategi dimaksudkan untuk
pertimbangan dalam melakukan zonasi
memberi
hutan kota. Hal ini bertujuan untuk
keterbatasan dalam pengelolaan Hutan
menentukan
Kota Waduk Sunter Utara.
bagian-bagian
dalam
solusi
atas
berbagai
hutan kota yang rawan (berpotensi) pelanggaran atau yang relative aman
Kesimpulan
dari gangguan. Keterlibatan partisipasi
Berdasarkan hasil pembahasan
masyarakat sekitar dalam pengelolaan
maka
hutan kota memerlukan penanganan
berikut: 1). Upaya mengelola Hutan
khusus agar dapat dilakukan dengan
Kota Waduk Sunter Utara mulai dari
efektif.
perencanaan,
Kelembagaan
yang
dapat
disimpulkan
sebagai
pengorganisasian,
berkembang dalam kehidupan sosial
pelaksanaan dan pengendalian telah
masyarakat
harus
terjadi keterlibatan, kontribusi dan
Kelembagaan
masyarakat
diperhatikan. meliputi
tanggung jawab semua stakeholder,
norma dan perilaku, peran tokoh
khususnya Dinas Kehutanan Provinsi
agama
struktur
DKI Jakarta; 2). Hutan Kota Waduk
masyarakat, tingkat pendidikan, profesi
Sunter Utara mendapatkan manfaat
dan lain-lain.
dari
dan
masyarakat,
kekuatan
dan
peluang
yang
dimilikinya, sebaliknya kelemahan dan 3.
Implementasi Strategi
ancaman lebih berpengaruh, sehingga memerlukan
langkah
strategis
pengelolaannya;
3).
Hutan
New Concepts. New Delhi. India : APH Publishing. 2002.
Kota
Waduk Sunter Utara dapat dikelola melalui strategi pengeloaan dengan urutan prioritas sebagai berikut : a. Rehabilitasi ekosistem, b. Kolaborasi pengelolaan,
c.
Perlindungan
ekosistem, d. Sosialisasi eksistensi hutan kota, e. Pendidikan lingkungan dan penegakan hukum, f. Pengamanan hutan
kota,
g.
Pemetaan
zonasi
pengelolaan.
DAFTAR PUSTAKA Abbas R. Mekanisme Perencanaan Partisipasi Stakeholder Taman Nasional Gunung Rinjani [disertasi]. Bogor(ID). Institut Pertanian Bogor. 2005. Al-Amin, Mufham. Manajemen Pengawasan. Jakarta : Kalam Indonesia. 2006 Crosby BL. Stakeholder Analysis: A vital tool for strategic managers, Technical Notes. 1992. [Internet]. [diunduh 2016 Desember 5]. Tersedia pada: http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/pn abr482.pdf Dharma, Agus. Manajemen Supervisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2001. Dreader and Anthony. Management Control System. Harvard University. Rich Inc. 1980. E Saifuddin, Sarief. Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Pustaka Buana. 1985. Fayol, Hendri, dikutip langsung oleh Agarwal, S, K. Eco-informatics : Enviromental Management :
Golder B, WWF-US, Gawler M, ARTEMIS Service. CrossCutting Tool Stakeholder Analysis. 2005 [Internet]. [diunduh 2016 November 20]. Tersedia pada : http://www.odi.urg.uk/sites/odi. urg.uk/files/odi-assets/ publications-opinionfiles/192.pdf Hovland I. Successful Communication A Toolkit for Researchers and Civil Society Organisations. Research and Policy in Development ProgrammeOverseas Development Institute. 2005. [Internet]. [diunduh 2016 Desember 1]. Tersedia pada : http://www.odi.org.uk/sites/ odi.org.uk/files/odiassets/publications-opinionfiles/192.pdf K,
E, S Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Djambatan. 2003. Laboratorium Perencanaan Lanskap Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB. Ruang Terbuka Hijaun Wilayah Perkotaan. Jakarta : Departemen PU.2005. Lubis, Mochtar. Melestarikan Hutan Tropika. Jakarta : Yayasan Obor. 1992. M, Manulang. Dasar - Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 2005. Monde, R Wayke and Share R. Premeaux. Management Concepts, Practices and Skill. Boston : Printice Hall International, Inc. 1998.
Purnomohadi, Ning, et al. Ruang Terbuka Hijau sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Dirjen Penataan Ruang. Departemen PU. 2006.
Soedjadi, FX. Organization and Methods . Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen. Jakarta : CV. H. Masagung. 1989.
Race D, Millar J. Training Manual: Social and community dimensions of ACIAR Projects. 2006. [diunduh 2016 Desember 15]. Tersedia pada : http://aciar.gov.au/files/node/73 32/Social.pdf
Soerjani, M. Pembangunan dan Lingkungan. Jakarta : IPPL. 1997. Soemarwoto, Otto. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta : Gramedia. 1992. Soegandhy, A. Penataan Ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1999.
Rangkuti F. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID); PT.Gramedia Pustaka Utama. 1997. Ramly, Nadjamudin. Membangun Lingkungan Hidup yang Harmoni dan Berperadaban. Jakarta : Grafindo. 2005. Sarkis J. Quantitative Models for Performance Measurement Systems Altenate Considerations (Quantitative Strategic Planniing Matrix/ QSPM). International Journal of Production Economics. 2003.
Terry, G, R dan L, W Rue. Dasar Dasar Manajemen, terjemahan G, A Ticoalu. Jakarta : Bumi Aksara. 2001. Umar H. Manajemen Strategi in Action. Jakarta(ID): PT.Gramedia Pustaka Utama. 2008.