STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH Rini Dwi Susanti Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus
Abstract: Reading as a process of all the activities and techniques is adopted by the reader that lead to the goal through certain stages. The activities are started from letter recognitions, words, phrase, sentences and discourse, and connected them with the sound and meaning. Reading is part of language skills. The teaching needs to use strategies, First vocabulary recognition strategy. Second, a meaning reading comprehension strategy consists of three elements that must be considered is the element of words, sentences and paragrafs. Third, the strategy honed learning experience of students is done by enrich vocabulary such as through the use of Arabic dictionaries, reading the contents of the introduction of cognition and teaching with the sentence pattern recognition Key words: Strategy, teaching, reading, Arabic language.
A. Pendahuluan Kemajuan suatu bangsa ditandai dengan adanya kesadaran dan berkambangnya budaya membaca dalam masyarakatnya. Melalui membaca manusia dapat memberdayakan diri dengan pengembangan pengetahuan yang dimiliki. Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui pembelajaran bahasa di sekolah. Selain itu keterampilan membaca merupakan suatu ketrampilan yang unik dan berperan dalam pengembangan pengetahuan, serta sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia secara umum. Membaca adalah kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Seorang pembaca yang baik harus mampu mengaktifkan berbagai proses mental dalam system kognisinya. Kegiatan
316
membaca bukan hanya kegiatan yang melibatkan prediksi, pengecekan skema atau koding, akan tetapi merupakan interaksi grofofonik, sintaktik, semantic dan skematik. (Iskandar W& Dadang S, 2013:246). Jadi membaca adalah proses yang kompleks dengan melibatkan mental yang tinggi seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan dan pemecahan masalah Membaca sebagai sebuah keterampilan berbahasa mengandung dua aspek, yaitu (1) mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan (2) menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dalam lambanglambang tulis dan bunyi tersebut. (Ahmad Faud Effendy, 2005: 127). Oleh karena keterampilan membaca juga tergantung pada penguasaan kosa kata dan gramatika. Hal ini berlaku untuk semua bahasa, tidak terkecuali dalam membaca teks berbahasa Arab. Pengajaran membaca teks berbahasa arab (muthola’ah) diajarkan dimulai dari yang sederhana kepada yang kompleks. Pada pengajaran membaca permulaan bagi peserta didik di kelas rendah perlu diperkenalkan aspek-aspek bahasa mulai dari yang sederhana, misalnya memberikan pemahaman tentang perbedaan abjad arab (Huruf hijaiyah) dengan abjad latin (sillabary ke alphabetic). Pola membaca dari kana ke kiri dan dalam bahasa Arab tidak mengenal huruf capital. Untuk mengasah keterampilan membaca “permulaan” bacaan teks berbahasa arab harus di beri syakal untuk dapat membedakan bunyi bahasa. Selanjutnya untuk membelajarkan membaca pemahaman pemberian syakal adalah hal yang tidak diwajibkan. Yang terpenting adalah peserta didik memahami makna dari teks bacaan yang dibaca. B. Pembahasan 1. Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Perbuatan belajar adalah proses yang kompleks. Proses itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar tersebut. Istilah proses belajar dan mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun tujuan belajar merupakan criteria untuk mencapai derajat Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
317
mutu dan efisiensi pembelajaran itu sendiri. Pengertian pembelajaran memiliki makna sebagai upaya untuk belajar. Adapun dalam pelaksanaan kegiatannya mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. (Muhaimin M.A. Dkk. 1996): 99) Menurut Nababan pembelajaran adalah nominalisasi proses untuk belajar (Jos D Parera, 1997: 2425.), Jadi seharusnya pembelajaran bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar. Sedangkan Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi; material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Hamalik menyatakan bahwa adapun manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik, guru dan tenaga lainnya, materi yang meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.(Oemar Hamalik, 1995:. 57) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen pembelajaran yang diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Pembelajaran bahasa Asing –Arab- secara umum hampir sama dengan mempelajari bahasa lainnya seperti bahasa Ibu. Ada beberapa hal yang membedakan pembelajaran bahasa Arab dengan pembelajaran bahasa lainnya. Menurut Ahmad (1979) ada dua hal yang membedakan antara belajar bahasa asing dan belajar bahasa ibu paling tidak ditinjau dari aspek tujuannya, yaitu; Pertama, pembelajaran belajar bahasa ibu memiliki tujuan yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara itu belajar bahasa asing, seperti bahasa Arab (bagi non Arab), pada umunya mempunyai tujuan sebagai alat komunikasi dan ilmu pengetahuan (kebudayaan). bahasa asing tidak dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-hari, oleh karena itu motivasi belajar
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
318
bahasa Arab lebih rendah daripada belajar bahasa ibu. Besar kecilnya motivasi belajar bahasa Arab mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Kedua ketika seorang anak kecil belajar bahasa ibu, otaknya masih bersih dan belum mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain, oleh karena itu kecenderungannya dapat berhasil dengan cepat. Sementara ketika orang non-Arab belajar Bahasa Arab, telah lebih dahulu menguasai bahasa ibunya, baik lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya. Sehingga ketika belajar bahasa Arab mengalami kesulitan, karena harus menyesuaikan sistem bahasa ibu kedalam sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi, struktur kata, struktur kalimat maupun sistem bahasa berpikirnya. Pembelajaran bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif. Tujuan belajar berbahasa bukan hanya untuk menguasai kaidahkaidah kebahasaan (kompetensi linguistik) saja, melainkan juga meliputi kemampuan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsifungsinya sebagai alat komunikasi dan sarana berpikir (kompetensi komunikatif). 2. Pengertian Membaca Membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan. Membaca sebagai proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahapan-tahapan tertentu. Proses tersebut merupakan penyandian dan penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari pengenalan huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan makna. Jadi pesan yang tersurat dan yang tersirat tiadak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca tidak akan terlaksana dengan baik (Hodgson 1960: 43-44). Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
319
Menurut Tarigan (1990:7) membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media tulis. Sedangkan ditinjau dari aspek linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses). Menurut Anderson dalam Tarigan, 2008: 7 menyatakan sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan /cetak menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam katakata yang tertulis. Hubungan antara makna yang akan dikemukakan oleh penulis dan intepretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran membaca. Makna akan senantiasa berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang digunakan untuk mengintepretasikan kata-kata tersebut (Anderson, 1972:211). Dalam pengertian lain disebutkan bahwa membaca merupakan salah satu bagian atau komponen komunikasi tulis. (Tampubolon 1995:5). Sedangkan menurut Farida Rahim (2007:2) bahwa membaca adalah suatu yang rumit, melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan meta kognitif. Jadi dapat dipahami bahwa membaca merupakan kemampuan berbahasa reseptif, karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi dan pengetahuan baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan memungkinkan seseorang mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan dan memperluas wawasan. Menurut Finochiaro and Bonomo dalam Tarigan (2008: 9) mengatakan bahwa reading is bringing meaning to getting meaning from printed or written material. Oleh karena itu membaca merupakan memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. (Lado, 1976: 132).
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
320
3. Membaca Sebagai Keterampilan Membaca Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, (Broughtonet al), 1978: 90) yaitu: (1) pengenalan terhadap aksara serta tandatanda baca, (2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsure-unsur linguistic yang formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari komponen 1 dan 2 dengan makna (meaning). Keterampilan pertama, adalah kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar yang meliputi lembaran, lengkungan-lengkungan, garis dan titiktitik dalam hubungan berpola yang teratur rapi. Keterampilan kedua yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan gambar yang berpola dengan bahasa. Sedangkan keterampilan ketiga mencakup keseluruhan keterampilan membaca yang merupakan keterampilan intelaktual yaitu kemampuan menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut. Hal-hal penting yang berkaitan dengan keterampilan membaca meliputi (Broughton, 1978: 90) (a) keterampilan mekanis yang dianggap sebagai urutan keterampilan yang rendah (lower skill) aspek ini meliputi; pengenalan huruf, pengenalan unsure-unsur linguistic, dan kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau to bark at point), (b) keterampilan pemahaman (comprehension skill) yang merupakan keterampilan tertinggi (higher skill.). Keterampilan ini , meliputi (1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (2) memahami signifikansi atau makna (3) evaluasi atau penilaian; isi, bentuk, dan (4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud;oral reading). Untuk keterampilan pemahaman (comprehension skill), yang paling tepat adalah silen reading yang meliputi membaca ekstensif dan intensif. Untuk membaca ekstensif mencakup; membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan membaca intensif terbagi menjadi dua kategori, yaitu (1) membaca telaah isi yang mencakup membaca Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
321
teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide. (2) Membaca telaah bahasa yang mencakup membaca bahasa asing dan membaca sastra. Skema keterampilan membaca:
Skema I
Skema II 4. Mengembangkan keterampilan membaca Untuk mengembangkan keterampilan membaca, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru bahasa terhadap kemampuan peserta didiknya adalah melaui pertama, memperkaya kosa kata yaitu: (a) memperkenalkan sinonim, antonim, paraphrase, kata-kata yang berdasar sama, (b) memperkenalkan imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran, (c) mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat, dan (d) menjelaskan arti kata abstrak dengan menggunakan bahasa ibu. Kedua, memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dengan melalui banyak latihan. Ketiga, memberikan dan menjelaskan
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
322
pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah peribahasa dan lainlain. Keempat, menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar melalui (a) mengemukakan berbagai pertanyaan terhadap kalimat yang sama, (b) mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan peserta didik kata demi kata dalam bacaan, (c) membuat rangkuman paragraf, (d) menanyakan ide pokok paragraf, (e) menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses. dan (f) menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik susunannya dan peserta didik tahu cara menempatkan susunan yang benar. Kelima, meningkatkan kecepatan membaca melalui; ukuran waktu membaca, efiseinsi waktu membaca, menghidari gerakan bibir ketika membaca dalam hati dan dijelaskan tujuan khusus dalam membaca kepada peserta didik. (Tarigan, 2008: 14-16). Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca, khususnya teks-teks berbahasa asing seperti dalam bahasa Arab diantaranya (Ibid): 1. Memperluas pengalaman peserta didik, sehingga dapat memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan; 2. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa)dan makna-makna kata-kata baru. 3. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau symbol; 4. Membantu peserta didik memahami struktur-struktur kalimat yang tidak begitu mudah bagi peserta didik. 5. Mengajarkan keterampilan-keterampilan (comprehension skill).
pemahaman
6. Membantu pembaca untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Selain hal-hal tersebut di atas, yang harus dipahami dalam mengajarkan keterampilan membaca, guru harus dituntut memiliki kualifikasi sebagai berikut (Finacchiaro& Bonomo dalam Tarigan:17): minimal yaitu kemampuan memahami secara langsung makna/isi isi teks sederhana secara non-teknis, kecuali kata yang sulit dan jarang digunakan. Baik, yaitu kemampuan membaca dengan pemahaman yang langsung terhadap teks yang taraf kesukarannya sedang dan isi yang matang. Dan baik sekali yaitu kemampuan membaca hampir Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
323
semudah dalam bahasa ibu sendiri. Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuannya adalah adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna; arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan dalam membaca. Hal-hal penting yang berkaitan dengan membaca diantaranya (Anderson, 1972: 214): a) Membaca untuk memperolah perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts) yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, sesuatu yang dibuat oleh tokoh, sesuatu yang terjadi pada tokoh atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh. b) Membaca untuk memperoleh ide utama (reading for main ideas), yaitu membaca untuk mengetahui hal-hal yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita serta merangkum hal-hal yang dialami, dihadapi serta dilakukan oleh tokoh dalam cerita (bacaan). c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization), yaitu membaca untuk menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, mulai dari urutan pertama sampai terakhir. d) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference), yaitu membaca untuk menemukan atau mengetahui kualitas yang dimiliki tokoh dalam bacaan. e) Membaca untuk mengelompokkan (reading for classify) yaitu membaca untuk menemukan hal-hal yang tidak biasa mengenai tokoh serta kebenaran cerita. f) Membaca mengevaluasi (reading to evaluate), yaitu membaca untuk menemukan keberhasilan tokoh, dampak perilaku tokoh dalam cerita terhadap pembaca. g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) yaitu membaca untuk mengatahui pasang surut perjalanan tokoh dalam cerita (bacaan).
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
324
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Kemampuan membaca seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Lamb dan Arnold dalam Farida Rahim (2007:16-19) kemampuan membaca permulaan dilanjutkan lagi dengan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor fsiologis, intelektual, lingkungan dan Psikologis. Pertama Faktor Fisiologis meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Beberapa ahli mengatakan keterbatasan neurologis dan ketidakmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor penyebab kegagalan kemampuan membaca pemahaman seseorang. Sebaiknya guru harus memperhatikan tanda-tanda yang dialami oleh peserta didik. Kedua, faktor intelektual. Intelegensi adalah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berfikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Berkaitan dengan kemampuan membaca, tidak semua siswa yang berintelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik. Ada beberapa hal yang membuat siswa memilki keterampilan membaca yang baik yaitu metode pembelajaran, prosedu dan kemampuan guru dalam menuntun peserta didik berkemampuan membaca permulaan anak. Ketiga, faktor lingkungan meliputi latar belakang dan pelngalaman peserta didik di rumah, dan sosial ekonomi keluarga peserta didik. Lingkungan dapat membentuk sikap, pribadi, nilai dan kemampuan bahasa anak. Lingkunagan keluarga yang biasa menyediakan bukuk-buku bacaan akan membuat anak terbiasa membaca, selain itu kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah juga berpengaruh terhadap kemajuan belajar anak. Adapun faktor sosial ekonomi menunjukkan bahwa status sosioekonomi peserta didik mempengaruhi kemampuan verbal peserta didik. Anak-anak yang berasal dari keluarga yang memberikan banyak kesempatan membaca akan berdampak pada kemampuan membaca anak yang tinggi. Keempat, faktor psikologis, yaitu motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi dan penyesuian diri.
Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
325
6. Aspek-aspek Pengembangan kemampuan membaca Peserta didik Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar, pemilihan bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi peserta didik dalam membaca. A. rofiudin & Darmiyati zuhdi, 2001: 32) Rambu-rambu yang berkaitan dengan bahan pengajaran harus berdasarkan (1) bahan ajar harus diarahkan pada kepentingan berkomunikasi, peningkatan kemampuan berfikair dan memperluas wawasan. (2) Bahan ajar bersifat terpadu dan berkesinambungan dengan mata pelajaran lainnya. (3) penyajian bahan ajar harus mempertimbangkan prinsip-prinsip pengajaran. Menurut Nunan dalam (Ibid: 33) kriteria pemilihan bahan ajar harus berdasarkan aspekaspek sebagai berikut: (1) mencerminkan kurikulum yang berlaku, 2) memiliki teks (isi) dan tugas yang autentik, 3) menumbuhkan interaksi, 4) memungkinkan peserta didik memusatkan perhatian pada aspek-aspek formal bahasa, 5) mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan learning-how-to-learn. Dan 6) mendorong peserta didik menerapkan keterampilan bahasa. Adapun criteria pemilihan bahan ajar didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: NO
Aspek
Keterangan
1
Komponen
Kebahasaan/kesastraan, pemahaman, penggunaan dan nilai
2
Arah/ Fungsi
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi Mengembangkan kemampuan berinteraksi Mengembangkan kemampuan berfikir Mengembangkan kreativitas Menumbuhkan kepekaan dan Memperhalus perasaan
3
Organisasi
Terpadu antar kelompok Bersifat kontektual Bersifat fleksibel
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
326
4
a) seleksi
Autentik dan alami Mampu menumbuhkan interaksi Sesuai dengan usia dan minat siswa
b) Gradasi
Mempertimbangkan prinsip belajar Mempertimbangkan faktor fungsi dan struktur bahasa Berfpusat pada siswa memungkinkan blajar
c) Presentasi
Terstruktur
7. Strategi Pengajaran Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Menurut As-Sya’labi (1983) ada lima prinsip dasar dalam pembelajaran bahasa asing, -bahasa Arab- yaitu prinsip prioritas dalam proses penyajian, prinsip koreksitas dan umpan balik, prinsip bertahap, prinsip penghayatan, serta korelasi dan isi. Adapun prioritas dalam pembelajaran bahasa asing -Arab- meliputi hal-hal sebagai berikut, yaitu pertama, mengajarkan mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis. Kedua, mengajarkan kata sebelum kalimat. Ketiga, menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan seharihari. Ketiga hal tersebut juga berlaku pada pembelajaran bahasa Arab. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu: pertama koreksitas ()الدقة, dalam prinsip ini mengharuskan peserta didik untuk melakukan koreksi terhadap pencapaian bahasa. Sedangkan beberapa hal yang harus diperhatikan, meliputi (1) koreksitas dalam pembelajaran fonetik, dimana aspek keterampilan ini harus dilakukan melalui pelatihan pendengaran dan ucapan, (2) koreksitas dalam pembelajaran sintaksis yaitu dalam struktur kalimat, dimana setiap bahasa memiliki stuktur yang bebrbeda. Struktur kalimat pada bahasa ibu dengan bahasa asing saling berpengaruh. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kalimat akan selalu diawali dengan kata benda (subjek), tetapi dalam bahasa Arab kalimat dapat diawali dengan kata kerja ( 3( .) )فعلKoreksitas dalam pembelajaran semantik. Misalnya dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa Ibu pada umumnya setiap kata dasar mempunyai satu makna Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
327
ketika sudah dimasukan dalam satu kalimat. Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir semua kata mempunyai arti lebih dari satu, yang lebih dikenal dengan istilah musytarak (satu kata banyak arti) dan mutaradif (berbeda kata sama arti). Kedua, adalah prinsip berjenjang ( )التدرجyaitu prinsip yang mengharuskan pembelajaran bahasa Arab dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Ada 3 kategori prinsip berjenjang. a) pergeseran dari yang konkrit ke yang abstrak, dari yang global ke yang detail, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui. b) kesinambungan antara apa yang telah diberikan sebelumnya dengan apa yang akan diajarkan selanjutnya, baik jumlah jam maupun materinya. c) Jenjang pembelajaran bahasa Arab yang disampaikan kepada peserta didik dilakukan melalui tiga hal yaitu pengenalan mufrodat, pembelajaran Qowaid (morfem), dan pembelajaran makna ()اللة األلفاظ Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dapat terlaksana ditentukan juga oleh adanya metode yang tepat. Pepatah arab menyebutkan bahwa, metode lebih penting daripada materi, dan pemelajar lebih penting daripada metode. Pernyataan ini menggambarkan bahwa metode yang baik dapat mengantarkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab. Bahkan jika materinya kurang bagus, tetapi disampaikan dengan cara yang baik akan lebih bagus hasilnya daripada materi yang bagus tetapi disampaikan dengan metode yang kurang bagus. Karena itu, penerapan metode pembelajaran yang baik dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan dan setiap pemelajar diwajibkan untuk mampu menerapkan berbagai macam metode pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Arab. Pengajaran membaca sebagai bagaian dari keterampilan berbahasa dibedakan menjadi dua macam yaitu, membaca dengan buku dan membaca tanpa buku. (A. Rofiuddin&Darmiyati Z, 2001:35-37) Adapun langkah-langkah dalam membaca dengan buku adalah sebagai berikut: pengajaran membaca dengan teknik ini dimulai setelah anak (peserta didik) mengenal huruf. Cara-cara yang ditempuh adalah membaca buku pelajaran yaitu: 1) membagikan buku atau menyuruh peserta didik mengeluarkan buku yang dibawa, 2) memperkenalkan buku: warna, jilid, isi, tulisan, dan lain-lain, ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
328
3) memberi petunjuk cara membuka buku, 4) menjelaskan angka pada nomor halaman, 5) memusatkan perhatian peserta didik pada halaman yang akan dipelajari, 6) menceritakan gambar yang terdapat pada halaman tersebut, dan 7) mengajak peserta didik membaca kalimat dengan intonasi yang tepat. Pengajaran membaca tanpa buku dapat dilakukan dengan: 1) guru menunjukkan gambar yang berisi cerita, 2) guru menceritakan isi gambar, 3) peserta didik disuruh menceritakan kembali isi gambar, 4) meluiskan kata yang terdapat dalam cerita dalam rangka mengenalkan huruf dan cara membacanya. 5) guru tidak menggunakan gambar lagi sebagai gantinya membuat cerita sederhana yang ditulis dipapn tulis, dengan cara mengnal kata dalam kalimat, mengnal suku kata dalam kata, mengenal huruf dalam suku kata, mengenal huruf menjadi suku kata, dan merangkai suku kata menjadi kata. Pengajaran membaca yang paling baik adalah dengan memperhatikan tingkat kebutuhan peserta didik dan mempertimbangkan apa yang dikuasai. Menurut Rubin (1993) bahwa beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengengajaran membaca adalah (a) peningkatan ucapan, kegiatan ini difokuskan dalam peningkatan kemampuan peserta didik dalam mengucapkan bunyibunyi bahasa. (b) kesadaran fonemik, yaitu kegiatan yang difokuskan untuk menyadarkan peserta didik bahwa kata dibentuk oleh fonem atu bunyi ufntuk membedakan makna. Secara umum kemampuan yang diajarkan adalah pembedaan bunyi, huruf, konsonan, vocal dan diftong serta huruf-huruf tertentu dan bunyinya serta sukukata. (c) hubungan antar bunyi dan huruf, dimana pengetahuan ini merupakan prayarat untuk dapat membaca., (d) membedakan bunyi-bunyi, yaitu kemampuan membedakan bunyi-bunyi bahasa adalah hal penting untuk pemerolehan bahasa, khususnya membaca. (e) kemampuan mengingat, yaitu mengarah kepada kemampuan untuk menilai perbedaan dan persamaan dua bunyi atau lebih, (f) Membedakan huruf, yang dimaksud kemampuan membedakan gambar adalah kemampuan membedakan huruf-huruf (lambing bunyi) termasuk angka. (g) orientasi dari kiri ke kanan atau sebaliknya (untuk bahasa arab). Dalam hal ini peserta didik yang baru mengenal awal membaca perlu dilatih membaca dari arah kiri ke kanan untuk bahasa Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
329
Indonesia, sedangkan untuk bahasa Arab dari kanan ke kiri, agar terbiasa. (h) keterampilan pemahaman, yaitu dalam kegiatan ini tidak perlu menunggu peserta didik lancar membaca, yang terpenting anak memahami pesan dari apa yang dibaca. (i) penguasaan kosakata, dalam hal ini pengenalan kosakata merupakan proses yang melibatkan kemampuan mengidentifikasi simol tulis, mengucapkan, dan menghubungkannya dengan makna. Strategi pengenalan kosakata adalah langkah awal diperkenalkan sebelum peserta didik membaca kata-kata. Adapun strateginya meliputi : strategi pengucapan, yaitu melalui (1) analisis dan sinteis fonik yaitu teknik memilah kata ke dalam komponen, (2)teknik pengenalan kata yang dilakukan dengan pengenalan kata kepada peserta didik secara langsung tanpa dieja, 3) meminta seseorang untuk mengucapkan kata, (4) unsur konteks yaitu unsur yang berupa bentuk definisi, contoh, perbandingan atau kontras, penjelasan yang dapat menggambarkan makna kata, (5) structural Analysis and Synthesis yaitu teknik membelah katadalam unit-unit pemngucapannya, seperti, awalan, akhiran, akar kata, kombinasi, dll, (6) melihat pengucapan di kamus. Setrategi lain dalam pengajaran membaca adalah strategi pemahaman makna bacaan. Aspek ini merupakan inti dari keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu unsur kata, kalimat dan paragraf. (ahmad Fuad Effendy, 2005:128). Ketiga hal ini mendukung makna suatu bacaan. Agar pengajaran keterampilan membaca untuk pemahaman ini menarik dan meyenangkan makabacaan harus sesuai dengan minat, tingkat perkembangan dan dan usia peserta didik. Selain itu dalam memilih materi ajar (bacaan) harus berdasarkan kurikulum yang berlaku. Bacaan harus variatif, baik topiknya ataupun ragam bahasanya. Dalam mengasah keterampilan membaca harus diperhatikan aspek-aspek ragam membaca. Ada tiga jenis membaca dalam mengasah keterampilan membaca. Pertama membaca keras (القراءة )الجهريةatau membaca teknis yang mengandung aspek artistic. Oleh karena itu dalam membaca keras ini yang harus ditekankan adalah kemampuan membaca dengan menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi mahkraj, ataupun sifat-sifat bunyi lainnya. Selain itu ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
330
irama yang tepatdan ekspresi yang menggambarkan penulis, lancar tidak tersendat-sendat serta memperhatikan tanda baca tau tanda garis atau pungtuasi. Kedua membaca dalam hati ()القراءة الصامته, tujuan dalam membaca jenis ini adalah memperoleh pengertian baik pokok-pokok maupun pengertiannya. Membaca dalam hati merupakan bagian dari jenis membaca yang lain yaitu membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan membaca dalam hati situasi kelas harus dibuat kondusif sehingga peserta didik dapat berkonsentrasi dengan baik. Hal-hal yang perlu dihindari dalam kegiuatan membaca dalam hati ini adalah vokalisasi, pengualangan membaca yaitu mengulangi gerak mata pada kalimat sebelumnya dan penggunaan telunjuk/petunjuk dengan gerak gepala, misalnya. Ketiga, membaca cepat atau membaca ekstensif ()القراءة الموسعة bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar berani membaca lebih cepat dari biasanya. Peserta didik dituntun untuk memahami pokokpokok isi bacaan Keempat, membaca rekreatif ( )القراءة اإلستمتاعيةyaitu jenis membaca yang bertujuan untuk mnumbuhkan minat dan kecintaan membaca pada diri peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memberika peluang kepada peserta didik untuk memilih bacaan yang menarik dan menyenangkan menurut peserta didik. Biasanya dalam pengajaran membaca cepat dan rekreatif dilaksanakan di luar kelas, pemberian tugas untuk membaca buku tertentu dan tugas selanjutnya adalah penyerahan tugas atau laporan sebagai hasil membaca. Kelima, membaca analitis ()القراءة التحليلية. Jenis membaca ini bertujuan agar peserta didik dapat menggali dan menunjukkan rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis. Selain itu peserta didik juga dilatih untuk berfikir logis, mencari hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain dan menarik kesimpulan dari bacaan tersebut. Pengalaman belajar dalam membaca juga merupakan hal yang mendukung kemahiran membaca peserta didik. Maka pengajaran membaca ini perlu disajikan dangan bahan-bahan bacaan yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan atau model-model Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
331
latihan. Adapun sistematika pertanyaan yang disajikan disesuaikan dengan tujuan, jenis membaca dan pengalaman belajar yang ingin diajarkan atau dilatihkan kepada peserta didik. Mengasah keterampilan membaca melalui pengalaman belajar, dapat dilakukan dengan pertama, memperkaya kosa kata. Hal ini dapat dilakukan dengan keterampilan menggunkan kamus bahasa Arab untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik. Kamus bahasa Arab memiliki sistem tersendiri yang relative sulit. Siustem tata kata dalam bahasa Arab cenderung lebih rumit dan kompleks. Pelatihan dan pembiasaan pengunaan kamus dalam belajar bahasa arab menjadi hal yang urgen. Untuk meperkaya kosakata perlu latihan-latihan; a) mencari padanan kata /sinonim ()مرادف, b) mencari lawan kata/antonym ()ض, c) mencari makna lain dari kata yang sama ()إشتراك اللفط, d) Mencari bentuk jamak dari kata tunggal atau sebaliknya, dan e) Mencari bentuk mudhari’ dari ma:dhi dan sebaliknya. (Ibid: 132) Kedua, dalam pengajaran membaca perlu juga dilakukan pengenalan (kognisi) isi bacaan yang bertingkat-tingkat intensitasnya. Tingkatan kognisi meliputi 6 hal; yaitu pengetahuan (المعرفة,) pemahaman ()الفهم, aplikasi (التطبق,) analisis ()التحليل, sintesis ()التركيب, dan evaluasi ()التقويم. (A.Fuad Effendy:132-135), Belajar mengetahui dan mengingat dapat dilakukan menggunakan pertanyaan untuk membimbing peserta didik menemukan informasi dengan jenis pertanyaan yang dimulai dengan kata man, ma;, ayna, mata;. Pertanyaan ini sepele namun dapat dijadikan landasan untuk berfikir lebih lanjut mengenal isi teks bacaan. Selanjutnya belajar memahami dan menguasai fakta-fakta dalam teks bacaan dan mampu menerangkan kembali dengan kalimat sendiri. Jenis kata Tanya yang biasa digunakan untuk belajar memahami dan menguasai ini adalah lima;dza, mal-ladzi, isyroh, shif, bayyi, qa;rin. Belajar mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh melalui teks bacaan dan selanjutnya peserta didik dituntut untuk dapat memecahkan masalah. Dalam hal ini biasanya guru dapat memberikan pertanyaan dengan kata-kata kaifa, ayyuhuma, haat mitsalan, thabbiq, ikhtar. Pada aspek selanjutnya adalah belajar menganalisis teks bacaan. Dalam tahap ini guru dapat melatih peserta didik dalam ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
332
mengambil kesimpulan dari teks yang dibaca. Misal guru memberikan teks tanpa judul kemudian setelah peserta membaca teks diminta untuk memberi judul sesuai kesimpulan yang diambil. Dalam belajar mensitesis, peserta didik dapat dilatih untuk merangkum bagian-bagian dalam teks bacaan untuk dita’bir kembali dengan kerangka yang orisinil. Peserta didik dituntut untuk kreatif, misal dengan membuat bagan, denah skema, grafik dan lain-lain. Pada bagian terakhir adalah belajar mengevaluasi yaitu membiasakan peserta didik untuk dapat menilai kualitas atau manfaat dari teks bacaan yang telah dipelajari. Ketiga, pengajaran membaca dengan pengenalan pola kalimat. peserta didik dapat dilatih untuk mengenal fungsi-fungsi gramatikal dari kata dalam kalimat. Peserta didik juga dapat membedakan fiil, fail, isim, maf’ul. Melalui membaca setidaknya peserta didik dapat diajarkan tata kalimat dalam struktur kalimat dan paragraf sesuai dengan kaidah yang benar. Jadi pada prinsipnya strategi pengajaran bahasa Arab dalam mengasah keterampilan membaca harus memperhatikan dasar kemampuan peserta didik mulai dari pengenalan huruf, kata, tata kalimat atau struktur kalimat dan paragraf. Melalui keterampilan membaca peserta didik juga dapat memperkaya kosakata, belajar mengenal kpognisi isi bacaan dan pola kalimat. Membaca dapat dimulai dari bacaan yang sederhana ke bacaan yang kompleks disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi. C. Simpulan Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki tujuan yang jelas. Adapun tujuannya adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna; arti (meaning) berkaitan erat dengan maksud tujuan dalam membaca. Kemampuan seseorang yang dimulai dari membaca permulaan dilanjutkan lagi dengan kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi fsiologis, intelektual, lingkungan dan Psikologis. Membelajarkan keterampilan membaca bagi peserta didik di Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah
333
pendidikan dasar bukan perkara yang sederhana. Pembelajaran bahasa di tingkat dasar dibagi menjadi dua kategori yaitu pembelajaran untuk kelas rendah dan kelas tinggi. Oleh karen itu perlu ada pertimbanganpertimbangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di Sekolah dasar adalah pemilihan bahan ajar, strategi pengajaran, dan problem umum yang dihadapi peserta didik dalam membaca. Pengajaran keterampilan membaca dalam pembelajaran bahasa Arab pada dasarnya sama dengan pembelajaran pada bahasa-bahasa lainnya. Pertama strategi pengenalan kosakata, tentunya strategi ini tidak lepas dari pengenalan huruf hijaiyah, kata itu sendiri, dan kata dalam tata kalimat. Sedangkan strategi kedua dalam pengajaran membaca adalah strategi pemahaman makna bacaan. Aspek ini merupakan inti dari keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga, strategi mengasah pengalaman belajar peserta didik dilakukan dengan memmperkaya kosakata salah satunya melalui penggunaan kamus bahasa Arab, pengenalan kognisi isi bacaan dan pengajaran dengan pengenalan pola kalimat yang tentunya tidak lepas dari kalidah-kaidah penulisan bahasa Arab atau qowaid allughoh al’arobiyah.
ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
334
DAFTAR PUSTAKA Abdul Muin, 2004, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Telaah Terhadap Fonetik dan Morfologi. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru Abdurrahman Jalaluddin Al-Suyuthy, tt, al-Muzhir fi Ulûm al-Lughah wa Anwa’ihâ,Beirut Libanon:Dâr al-Fikr, , vol I Ahmad Izzan, 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Humaniora. Ahmad Rafiuddin dan Darmiyati Zuhdi. (2001). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Ahmad Fuadi Effendi, (2005), Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang:Misykat Farida Rahim, (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara Cecle-Murcia, Marianne (ed). (2001). Teaching English as a scond or foreingn language.Third Edition. TK: Heinle&Heinle Thomas Learning Iskandarwassid & Dadang Suhendar, (2013). Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya Rubin. (1993). A Practical Approach to Teaching Reading. London: Ally and Bacon.Inc Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Membaca, Bandung: Angkasa
Rini Dwi Susanti Strategi Pengajaran Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyah