STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA
Vivin Isna Tuti, Wahyudi , S.Pd., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd. Program s1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa di SMK PGRI 2 Salatiga dalam memecahkan soal cerita SPLDV ditinjau dari hasil belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Dari hasil penelitian, terdapat 4 strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa. Subyek penelitian dengan hasil belajar tinggi menggunakan 4 strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan masalah yaitu strategi menggunakan tabel sebesar 1.96% , strategi menebak dan menguji sebesar 1.96%, strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 49.02%, serta strategi menulis kalimat terbuka sebesar 47.06%.Subyek penelitian dengan hasil belajar sedang menggunakan 2 strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan masalah yaitu strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 52.85 %, serta strategi menulis kalimat terbuka sebesar 47.15%. Subyek penelitian dengan hasil belajar rendah menggunakan 2 strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan masalah yaitu strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 54.02%, serta strategi menulis kalimat terbuka sebesar 45.98%.
Kata Kunci: strategi pemecahan masalah, matematika, soal cerita spldv
A. Pendahuluan Matematika merupakan cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Hanifah, 2008). Banyak manfaat yang didapat dari matematika, bisa dikatakan demikian karena matematika merupakan”Queen and Servant of science”, artinya adalah matematika menjadi fondasi dan pembantu bagi ilmu pengetahuan lain, atau matematika bukan pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi
1
keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan memecahkan permasalahan dalam ilmu lain, misalnya dalam ekonomi, sosial dan pengetahuan alam (Muhammad, 2009). Polya menyatakan pemecahan masalah adalah salah satu aspek berpikir tinggi sebagai proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut (Hardini, 2012). Pemecahan masalah merupakan aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki (Arniati & Asmi, 2010). Belajar matematika sesungguhnya juga belajar untuk memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting, karena dalam proses pembelajaran akan memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan dalam pemecahan masalah. Hasil observasi di kelas XE Akuntansi SMK PGRI 2 Salatiga, menunjukkan bahwa ketika ada siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, ditemukan beberapa kesalahan dalam proses pengerjaan sehingga hasil akhirnyapun salah. Kesalahan yang sering dilakukan siswa antara lain ketidaktepatan dalam membuat model matematika dan penyusunan operasi hitung matematika yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Pada sisi lain, hasil observasi juga menunjukkan bahwa beberapa siswa mempunyai langkah-langkah berbeda untuk soal yang sama. Namun tidak semua siswa dapat menjelaskan cara yang mereka lakukan dalam menyelesaikan soal tersebut padahal jawaban tersebut benar. Hal itu terjadi tidak hanya pada siswa yang mempunyai tingkat kemampuan matematika tinggi tetapi juga siswa yang mempunyai kemampuan matematika rendah.Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui strategi pemecahan masalah apa yang digunakan siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya (2012) di SMP Kristen 2 Salatiga kelas VIII yang berjudul ” Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga”menyimpulkan bahwa siswa hanya melakukan tahap understanding, tahap planning dan tahap solving, sedangkan tahap checking tidak dilakukan dalam menggunakan pemecahan masalah menurut Polya. Selanjutnya dari 11 strategi pemecahan masalah menurut Reys, terdapat 4 strategi yang digunakan siswa, yaitu strategi menulis kalimat terbuka, strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, strategi menebak dan menguji, serta strategi mengubah pandangan. Dari strategi yang digunakan siswa, strategi mengidentifikasi informasi yang diinginkan adalah strategi yang paling banyak digunakan, siswa mampu menyortir informasi dari soal tersebut dan mengubah persamaan yang terdapat dalam soal. Meskipun demikian, dalam mengerjakan soal cerita masih terdapat kekeliruan dalam hasil akhirnya. 2
Berdasarkan uraian diatas, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa pada materi soal cerita SPLDV yang relevan dengan permasalahan sehari-hari berdasarkan strategi pemecahan masalah menurut Reys (1998) yaitu: : beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram; mencari pola; membuat tabel; memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis; menebak dan menguji; bekerja mundur; mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan dan informasi yang diperlukan; menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang mirip atau masalah yang lebih mudah; mengubah sudut pandang. Pemilihan strategi pemecahan masalah Reys di dasarkan karena semua strategi Reys dapat diterapkan pada soal cerita SPLDV. Penelitian ini membagi subjek berdasarkan hasil belajar matematika siswa. Penelitian dilakukan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu siswa SMK PGRI 2 Salatiga dengan kompetensi keahlian akuntansi.
B. Kajian Teori 1. Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah dipandang sebagai proses dalam menemukan dan melakukan kombinasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Masalah sering dijumpai dalam proses pembelajaran, salah satunya dalam pelajaran matematika. Dalam memecahkan suatu masalah, tergantung dari banyak sedikitnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah dapat dicapai Polya (1973). Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan usaha untuk menghubungkan aturanaturan yang sesuai, guna mendapatkan pemecahan masalah seperti yang diharapkan. Menurut Krulik dan Rudnick (1995), pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses dimana individu menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah diperoleh untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang tidak dikenal sebelumnya. Menurut Sutriyono, pemecahan masalah mengacu pada proses perpindahan dari pernyataan yang diberikan untuk mendapatkan penyelesaian suatu masalah, sehingga saat individu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya untuk memenuhi tuntutan situasi yang asing, para siswa harus mensintesis apa yang telah dipelajarinya, dan belajar untuk menghadapi situasi yang baru dan berbeda (Sutriyono, 2005).
3
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika adalah proses dimana individu melakukan usaha mencari jalan keluar dengan menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya dengan tujuan untuk mendapatkan pemecahan masalah seperti yang diharapkan. 2. Strategi Pemecahan Masalah Matematika Strategi pemecahan masalah adalah rangkaian aktifitas belajar yang menggunakan teknik penyelesaian untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada. Menurut Walle (2007) strategi yang sering muncul dalam pelajaran matematika adalah: (1) membuat gambar, menggunakan gambar, dan menggunakan model. Strategi menggunakan model akan memperluas model ke dalam interpretasi nyata dari situasi soal; (2) mencari pola. (3) membuat Tabelatau diagram. Strategi ini sering digabungkan dengan pencarian pola sebagai alat untuk menyelesaikan soal atau mengonstruksi ide-ide baru; (4) coba versi sederhana dari soal. Dengan menyelesaikan soal yang lebih mudah, diharapkan akan memperoleh wawasan yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang lebih kompleks; (5) menduga dan memeriksa. Strategi ini juga dapat dikatakan sebagai”Coba dan periksa apa yang dapat anda temukan”; (6) buat daftar yang teratur (Walle, 2007). Sobel menyatakan bahwa untuk menyelesaikan masalah, strategi yang digunakan sebagai berikut: (1) cara coba-coba; (2) gunakan alat peraga; (3) mencari pola; (4) buat peragaan; (5) gunakan daftar, Tabelatau bagan (Sobel, 2003). Reys (1998) memaparkan berbagai macam strategi pemecahan masalah, sebagai berikut: (1) beraksi (Act It Out). Strategi ini dapat membantu siswa dalam melihat masalah yang ada dalam soal yang dihadapi. Dalam pelaksanaanya, strategi ini dilakukan dengan menggunakan gerakan-gerakan fisik atau dengan menggerakan benda-benda kongkrit. Gerakan fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa dalam membuat hubungan antara komponen-komponen yang tercakup dalam suatu masalah. Strategi ini ditekankan pada obyek kongkrit yang dicontohkan dapat diganti dengan suatu model yang lebih sederhana misalnya gambar; (2) membuat gambar atau diagram. Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan jelas. Hal yang perlu di gambar atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang diperkirakan mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi; (3) menemukan pola. Kegiatan yang mungkin dilakukan adalah dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia; (4) membuat tabel. 4
Pembuatan tabelmerupakan strategi yang efisien dan membantu siswa untuk melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah data dalam jumlah besar; (5) memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi mencari pola dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, tidak perlu memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi, sehingga yang perlu diperhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara yang sistematis. Sistematis berarti mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu; (6) menebak dan menguji. Strategi menebak yang dimaksudkan adalah menebak berdasarkan pada aspekaspek yang relevan dengan permasalahan serta bertindak hati-hati. Untuk dapat melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu pengalaman yang cukup yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Hasil tebakan akan akan diuji kebenaranya serta diikuti dengan alasan yang logis; (7) bekerja mundur. Strategi ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diketahui hasil akirnya dan menemukan sesuatu yang terjadi sebelumnya; (8) mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan. Dalam strategi ini siswa perlu menentukan permasalahan yang akan dijawab dengan menyortir informasi-informasi yang ada untuk menyelesaikan soal; (9) menggunakan kalimat terbuka. Strategi menggunakan kalimat terbuka sering digunakan dalam buku-buku pelajaran matematika. Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan permasalahan dengan menggunakan variabel sebagai pengganti kalimat dalam soal; (10) menyelesaikan masalah yang serupa atau masalah yang lebih mudah. Terkadang sebuah soal sangat sulit untuk diselesaikan karena didalamnya terkandung permasalahn yang cukup kompleks misalkan menyangkut bilangan yang sangat besar, bilangan yang sangat kecil, atau berkaitan dengan pola yang cukup komples; (11) mengubah sudut pandang Stategi ini seringkali digunakan setelah terjadi kegagalan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan strategi lainya. Saat penyelesaian masalah dilakukan, dimulai dari sudut pandang tertentu atau menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Setelah suatu strategi yang digunakan gagal, kecenderunganya adalah kembali memperhatikan soal dengan sudut pandang sama. Apabila menggunakan strategi yang lain masih juga gagal, maka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang sama sekali berbeda yaitu memperbaiki. Berdasarkan uraian tentang strategi pemecahan masalah di atas terdapat beberapa strategi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal cerita SPLDV. Strategi pemecahan masalah menurut polya dan Reys mempunyai banyak kesamaan, oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan strategi pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Reys (1998) 5
yang meliputi : beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram; mencari pola; membuat tabel; memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis; menebak dan menguji; Bekerja mundur; mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan dan informasi yang diperlukan; menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang mirip atau masalah yang lebih mudah; mengubah sudut pandang.
C. Metode Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XE SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 28 siswa. Teknik pengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara dan dokumentasi. Tes diberikan untuk melihat strategi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah pada soal cerita SPLDV. Wawancara dilakukan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam terkait jawaban yang telah dituliskan siswa mengenai strategi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh nilai siswa kelas XE SMK PGRI 2 Salatiga dalam ulangan harian materi SPLDV, guna mengelompokkan siswa menjadi tiga kategori yaitu siswa dengan hasil belajar tinggi, hasil belajar sedang, dan hasil belajar rendah.
D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Strategi Pemecahan Masalah a. Deskripsi Hasil Strategi Pemecahan Masalah Siswa dalam Memecahkan Soal Cerita SPLDV Dari hasil data yang didapatkan berdasarkan hasil belajar siswa, strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa dalam memecahkan soal cerita SPLDV sebagai berikut. Tabel2 Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Siswa Tinggi No 1 2 3 4 5 Total
S1 0 0 0 0 0 0 0%
S2 0 0 0 0 0 0 0%
S3 0 0 0 0 0 0 0%
S4 1 0 0 0 0 1 1.96%
Strategi Pemecahan Masalah S5 S6 S7 S8 0 1 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 1 0 25 0% 1.96% 0% 49.02%
6
S9 5 5 5 5 4 24 47.06%
S10 0 0 0 0 0 0 0%
S11 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL 12 10 10 10 9 51 100%
Tabel3 Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Sedang No 1 2 3 4 5 Total
S1 0 0 0 0 0 0 0%
S2 0 0 0 0 0 0 0%
S3 0 0 0 0 0 0 0%
S4 0 0 0 0 0 0 0%
Strategi Pemecahan Masalah S5 S6 S7 S8 0 0 0 13 0 0 0 13 0 0 0 13 0 0 0 13 0 0 0 13 0 0 0 65 0% 0% 0% 52.85%
S9 13 13 13 10 9 58 47.15%
S10 0 0 0 0 0 0 0%
S11 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL 26 26 26 23 22 123 100%
Tabel4 Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Rendah No 1 2 3 4 5 Total
S1 0 0 0 0 0 0 0%
S2 0 0 0 0 0 0 0%
S3 0 0 0 0 0 0 0%
S4 0 0 0 0 0 0 0%
Strategi Pemecahan Masalah S5 S6 S7 S8 0 0 0 10 0 0 0 9 0 0 0 10 0 0 0 9 0 0 0 9 0 0 0 47 0% 0% 0% 54.02%
S9 10 9 9 7 5 40 45.98%
S10 0 0 0 0 0 0 0%
S11 0 0 0 0 0 0 0%
TOTAL 20 18 19 16 14 87 100%
Berdasarkan Tabel2 diatas terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan Reys (1998) ada empat strategi yang digunakan siswa dengan hasil belajar tinggi. Strategi yang digunakan adalah strategi membuat Tabelsebesar 1.96% , strategi menebak dan menguji sebesar 1.96%, strategi mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar 49.02% dan strategi menggunakan kalimat terbuka sebesar 47.06. Berdasarkan Tabel3, terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan Reys (1998) ada dua strategi yang digunakan siswa dengan hasil belajar sedang. Pertama adalah strategi mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar 52.85% yang kedua adalah strategi menggunakan kalimat terbuka sebesar 47.15%. Berdasarkan Tabel4, terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan Reys (1998) ada dua strategi yang digunakan siswa dengan hasil belajar rendah yaitu strategi mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar 54.02% dan strategi menggunakan kalimat terbuka sebesar 45.98%.
7
b. Analisis Hasil Strategi Pemecahan Masalah Siswa dalam Memecahkan Soal Cerita SPLDV Proses analisis data tidak hanya dilihat dari jawaban akhir siswa, tetapi juga strategi yang digunakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV. Penelitian ini menggunakan strategi pemecahan masalah berdasarkan Reys (1998) yang meliputi: beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram; mencari pola; membuat tabel; memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis; menebak dan menguji; bekerja mundur; menemukan yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan; menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang mirip atau masalah yang lebih mudah; mengubah sudut pandang. Hasil analisis strategi pemecahan siswa menyebutkan bahwa siswa dengan kategori hasil belajar tinggi menggunakan empat strategi pemecahan masalah, siswa dengan kategori hasil belajar sedang menggunakan dua strategi pemecahan masalah, dan siswa dengan kategori hasil belajar rendah menggunakan dua strategi pemecahan masalah.
Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi a) Strategi Menggunakan Tabel (S4)
Gambar 7. Strategi Menggunakan Tabel Pada Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Siswa membuat tabel untuk mempermudah proses pengerjaan. Dalam tabel, siswa menuliskan apa yang diketahui dan jawaban dengan benar.
8
b) Strategi menebak dan menguji (S6)
Gambar 8. Strategi Menebak dan Menguji Pada Siswa dengan Hasil BelajarTinggi Siswa menjawab soal nomor satu secara langsung karena menganggap soal itu mudah. Siswa mengungkapkan harga satu tiket untuk dewasa pasti 10.000 karena jika jawabanya lain pasti tidak mungkin. Tidak hanya menebak langsung, tetapi siswa juga sudah menguji kebenaran dari jawaban yang dituliskan. siswa tidak merasa kesulitan dalam menjelaskan jawaban yang dia tulis.
c) Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 9. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan Informasi yang Diperlukan Pada Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Setelah membaca soal siswa langsung menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanya dalam soal agar mempermudah dalam mengerjakan soal.
9
d) Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 10. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Siswa menggunakan variabel a dan d untuk memudahkan dalam mengerjakan soal. Untuk a adalah harga satu tiket dewasa dan d adalah harga satu tiket anak-anak.
Siswa dengan Hasil Belajar Sedang a. Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 11. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan Informasi yang Diperlukan Pada Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Siswa menjelasakan secara runtut terkait jawaban yang di tuliskanya. Dari proses memisalkan, yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Selanjutnya siswa
10
menggunakan metode eliminasi dalam untuk memperoleh harga 1 tiket dewasa. Jawaban yang diberikan siswa juga benar. b. Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 12. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa dengan Hasil Belajar Sedang
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa siswa menggunakan variabel a dan b untuk mempermudah dalam mengerjakan soal.
Siswa Siswa dengan Hasil Belajar Rendah a. Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 13. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan Informasi yang Diperlukan Pada Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
11
Siswa mampu menjelaskan apa yang diketahui , apa yang ditanyakan. Tetapi saat menjawabnya siswa melakukan kesalahan dalam proses penghitungan sehingga jawaban yang didapatkan salah.
b. Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 14. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
Siswa menjelaskan bahwa variabel A adalah anak-anak dan D adalah dewasa.
E. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di kelas XE SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran 2014/2015 untuk mengetahui strategi pemecahan masalah pada soal cerita SPLDV ditinjau dari hasil belajar siswa, didapatkan kesimpulan sebagai berikut. Dari 11 strategi pemecahan masalah menurut Reys, terdapat 4 strategi yang digunakan siswa dalam memecahkan soal cerita SPLDV antara lain strategi menggunakan tabel; Strategi menebak dan menguji; Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan; Serta strategi menulis kalimat terbuka. Subyek penelitian dengan hasil belajar tinggi menggunakan 4 strategi pemecahan masalah yaitu strategi menggunakan tabel, strategi menebak dan menguji, strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, serta strategi menulis kalimat terbuka. Subyek penelitian dengan hasil belajar sedang menggunakan 2 strategi pemecahan masalah, yaitu strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan dan strategi menulis kalimat terbuka. Subyek penelitian dengan hasil belajar rendah menggunakan 2 strategi pemecahan masalah yaitu 12
strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan dan strategi menulis kalimat terbuka. Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan adalah strategi yang paling banyak digunakan siswa. Dari hasil wawancara, siswa lebih banyak menggunakan strategi tersebut karena sudah terbiasa menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan jawaban secara rinci seperti yang pernah diajarkan oleh guru mata pelajaran matematika pada saat memberi contoh penyelesaian soal cerita SPLDV.
Daftar Pustaka Arniati, Dewi & Asmi Yuriana. 2010. Tugas Evaluasi Pendidikan “ Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” Padang : Universitas Negri Padang Hanifah. 2008. Peningkatan Kemampuan Problem Solving Melalui Penerapan Pendekatan Problem Solvingpada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 2 Widodaren Ngawi). Skripsi: FKIP UMS Indrajaya, Indrajaya Silvi. 2012. Strategi Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana. Muhammad, Okto Rahmanto, 2009.“Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Optimalisasi Pembelajaran Kontekstual Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Satu Variabel”. Skripsi : Universitas Muhamadiyah Surakarta Reys, Robert E, dkk. 1998. Helping Children Learn Mathematics. USA: Avicom Company. Sutriyono, Drs.M.Sc.Ph.D. 2005. “A simple Guide for Teaching Problem Solving”. Salatiga: Widya Sari Polya, G. (1973). How to Solve It. New Jersey: Princenton University Press.
13