SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013
ISBN:978-602-8047-80-7
Strategi Pembelajaran Fisika Memukau (Menemukan, Menjelaskan, dan menarik Kesimpulan) Konsep Fluida Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 16 Semarang Anies Asriani
[email protected]
Guru Fisika SMA N 16 Semarang Jl. Ngadirgo tengah, Mijen, Semarang, 50213
Abstrak - Pengamatan terhadap nilai-nilai hasil ulangan siswa yang didominasi besaran di bawah nilai standar ketuntasan yang melatar belakangi aktivitas Penulis untuk mencari solusi dengan cara mendesain strategi pembelajaran yang diterapkan pada siswa SMA di kelas XI jurusan IPA. Bagaimana caranya supaya siswa di dalam belajar fisika mampu berpikir logis, mempunyai semangat belajar dan tidak merasa bosan, tidak mudah lupa terhadap materi yang dipelajari, dan memahami sepenuhnya akan konsep dari materi tersebut, dapat mengaplikasikan dalam persoalan yang berkaitan dengan konsep tersebut dan lain-lain. Untuk itu kegiatan pembelajaran di kelas dilakukan dengan menggabungkan berbagai metoda pembelajaran sain, seperti demonstrasi, eksperimen, kooperatif dan kolaborasi, dan menmanfaatkan berbagai media pembelajaran, seperti penggunaan alat peraga sederhana, serta hand phone ( fitur kamera dan video.) Kegiatan ini berjalan terencana, sistematis dan menghasilkan produk yang jelas dapat diamati dan terukur.Siswa dilatih dan difasilitasi untuk mampu „Menemukan konsep , Menjelaskannya dan Menarik kesimpulan‟ sendiri atas persoalan yang dihadapi. Perlahan tapi pasti, kegiatan ini menurut Penulis telah mengubah cara pandang siswa terhadap pelajaran fisika, bahwa fisika itu menyenangkan untuk dipelajari. Hal ini tentu saja diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai hasil atau nilai yang lebih tinggi.
I. PENDAHULUAN Pelajaran fisika merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajarai tentang fenomena-fenomena atau gejala-gejala alam dimana pembelajarannya di kelas memiliki keunikan yang berbeda dengan bidang ilmu non sain. Selain itu, IPAFisika bukan hanya memiliki sumbangan nyata terhadap perkembangan teknologi, tetapi IPA Fisika juga mendidik siswa di dalam pembelajarannya untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitis, logis, rasional, cermat dan sistematis serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri ( Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi ). Di dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan sain harus dihadapi dengan sikap ilmiah antara lain obyektif, logis, skeptis dan pemecahan masalahnya dilakukan
melalui langkah-langkah yang terencana dan sistematis. Kenyataannya, sangat tidak mudah untuk guru mengajarkan kepada siswa sikap berpikir secara ilmiah.Kesulitan tersebut tampak langsung pada hasil belajar siswa dan masih banyak pendapat siswa yang menganggap bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat sulit untuk dimengerti dapat dikatakan pelajaran yang terlalu abstrak.Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang dirancang sesuai dengan karakteristik pelajaran fisika. Menurut, Kemp ( Wina Senjaya, 2008) strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Penulis merupakan guru Fisika di kelas XI program IPA , selalu merasa prihatin atas hasil ulangan siswa-siswi yang
LPF1321-1
SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013
ISBN:978-602-8047-80-7
nilainya masih banyak dibawah standar ketuntasan. Jika dilihat selama proses pembelajaran di kelas, penulis mengamati bahwa perhatian siswa terhadap materi sudah cukup baik, dan tugas-tugas berupa soal tertulis yang diberikan kepada siswa juga memperlihatkan kemampuan yang baik. Namun demikian,ternyata banyak siswa hanya menyalin pekerjaan temannya tanpa belajar bagaimana proses berpikirnya. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas- tugas secara mandiri masih kurang. Fakta yang memperlihatkan bahwa antara hasil belajar dan proses belajar yang berlawanan ini mengisyaratkan bahwa banyak siswa memiliki kemempuan yang rendah dalam memahami materi dan kemauan untuk berpikir . Pencapaian hasil belajar yang masih minim tersebut juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh strategi pembelajaran yang digunakan penulis di kelas. Strategi pembelajaran yang diterapkan kurang memfasilitasi siswa untuk belajar “ menemukan” sendiri konsep fisika yang hendak diajarkan sehingga implikasinya dorongan dari diri siswa untuk mau berpikir logis masih kurang. Dari uraian singkat di atas, berpijak dari permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran fisika di kelas, maka bagaimana caranya supaya kemampuan siswa dalam pemahaman fisika meningkat, motivasi dan minatnya untuk belajar bertambah besar sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud, penulis memiliki ide untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang diterapkan, dimana didalamnya siswa difasilitasi untuk belajar “ menemukan “, “menjelaskan” dan “menarik kesimpulan” sendiri tentang konsep fisika yang sedang diajarkan. Ide tentang strategi pembelajaran dimana setiap siswa belajar untuk “menemukan”, “menjelaskan” dan “menarik kesimpulan” sendiri tentang konsep fisika dimaksudkan supaya motivasi belajar fisika siswa bertambah. Sifat keabstrakan dari pelajaran fisika dapat berkurang, selaras dengan pendapat dari Deway dan Kill Patrick ( dalam Nur, 2011 : 18) mengemukakan bahwa “Pembelajaran di sekolah
seharusnya lebih memiliki manfaat daripada abstrak dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan saat siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek masalah dan pilihan mereka sendiri” Siswa dibimbing untuk mengenal lebih dekat tentang konsep fisika melalui halhal sederhana yang ada disekitar mereka sekaligus belajar untuk menjelaskannya dengan bahasa konsep yang benar. Supaya siswa semakin tertarik untuk belajar fisika, setiap kegiatan siswa direkam dalam bentuk video, sehingga siswa lebih serius dalam menjalankan kegiatan tersebut. Kegiatan di kelas ini dilakukan dengan memadukan berbagai metoda pembelajaran, seperti eksperimen, demonstrasi, kooeperatif dan juga kolaboratif.Media pembelajaran yang digunakan tentu saja bervariasi, antara lain alat-alat peraga sederhana, hand phone dengan memanfaatkan fitur kamera dan video. Tujuan dari pengembangan strategi pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pemahaman konsep fisika terutama pada materi Fluida sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai standar ketuntasan yang ditentukan. Selain daripada itu kegiatan ini juga melatih siswa supaya dapat berkomunikasi dengan bahasa sains yang benar, dan membiasakan berpikir logis membangkitkan semangat belajar fisika dan menyenangi pelajaran fisika. Bahkan melalui kegiatan ini proses pendidikan karakter dan budi pekerti dapat ditumbuhkembangkan. II. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FISIKA MEMUKAU Untuk melaksanakan ide tersebut, penulis memilih materi Fluida dimana materi ini dapat diuraikan menjadi beberapa sub materi dan contoh-contoh aplikasi konsepnya mudah ditemukan disekitar siswa.Tabel di bawah adalah tabel analisis pemetaan SK-KD untuk materi Fluida.
LPF1321-2
SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013
ISBN:978-602-8047-80-7
Tabel 1. Analisis Pemetaan SK-KD Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi dasar
Indikator pencapaian kompetensi
TB
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Memformulasikan
C3
C3
hukum dasar fluida statik Menerapkan hukum dasar fluida statik pada masalah fisika sehari-hari Memformulasikan hukum dasar fluida dinamik Menerapkan hukum dasar fluida dinamik pada masalah fisika sehari-hari
Secara umum, kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan ini dilakukan oleh Guru dan kelompok Siswa. Adapun tindakan guru dan siswa dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Tindakan Guru 1. Membagi kelas dalam kelompok kerja ( Pokja ) Pada bagian ini guru membagi kelas dalam beberapa kelompok kerja, disebut dengan Pokja dan masingmasing pokja diberi nama khas fisika ( contoh nama lambang huruf yunani : kappa, mu, rho. dll). Setiap pokja terdiri atas 4 atau 5 siswa. 2. Membagi sub materi pada setiap Pokja. Guru mencermati materi pembelajaran yang akan diajarkan, dalam hal ini adalah Fluida, dan membaginya kedalam beberapa sub materi. Setiap kelompok kerja mendapatkan satu bagian sub materi. 3. Mengadakan persiapan awal dengan Pokja Persiapan awal merupakan pertemuan pertama antara guru dengan kelompok kerja. Kegiatan ini dilakukan diluar jam pelajaran sekolah atau setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Pertemuan dilakukan tidak selalu bertempat di laboratorium fisika atau ruangan tertentu, tetapi bisa terjadi di teras
LPF1321-3
C5 C3
Materi Pokok
a. Fluida statik -Pengertian tekanan Tekanan Hidrostatis Tekanan Absolut Hukum Pascal Hukum Archimedhes Tegangan Permukaan Kapilaritas Gaya Adhesi dan Kohesi Viskositas b. Fluida dinamik Asas kontinuitas Hukum Bernoulli
atau tempat terbuka lainnya, selama siswa merasa lebih rileks dan leluasa untuk melakukan aktivitas. Inti dari kegiatan ini adalah guru memilihkan sub materi yang akan dipresentasikan oleh Pokja, kemudian setiap sub materi biasanya dibagi menjadi 4 kegiatan yang berbeda sesuai dengan jumlah siswa dalam kelompok. Guru meminta siswa menyiapkan alat-alat dan bahan sederhana yang mudah diperoleh, serta membuat rangkuan materi yang akan disampaikan dari sumber buku atau internet. 4. Mengadakan persiapan lanjutan dengan Pokja Kegiatan persiapan lanjutan merupakan pertemuan kedua antara guru dan Pokja, yang menindaklanjuti pertemuan pertama, dimulai dari menagih draft ringkasan materi dan mencermati alat dan bahan yang telah dibawa oleh siswa kemudian diteruskan dengan mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa, mulai dari kegiatan merancang alat, melakukan demonstrasi alat, menemukan hubungan dengan konsep yang dipelajari dan menjelaskan kembali konsep dasar kegiatan demonstrasi. Diakhir pertemuan, guru memberikan soal yang berkaitan dengan konsep sebagai alat evaluasi tingkat kemampuan konsep dan dikerjakan secara berkelompok.
SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013
ISBN:978-602-8047-80-7
5. Mengamati kegiatan Pokja di kelas Kegiatan ini dilaksanakan dikelas, pada awal proses pembelajaran guru mengagihkan 10 sampai dengan 15 menit pada Pokja yang sudah melakukan persiapan untuk melakukan presentasi. Selama presentasi berlangsung, guru berlaku sebagai pengamat sekaligus penilai kerja kelompok.
mulai dari salam pembuka, perkenalan, menyampaikan maksud dan tujuan, menyebutkan jenis alat dan bahan yang disediakan, melemparkan pertanyaan hipotesis ke kelas, menerima jawaban, merancang alat serta melakukan eksperimen sederhana, menjelaskan lndasan konsep fisikanya dan kegiatan penutup berisi kesimpulan hasil serta membagi ringkasan ke setiap kelompok kerja di kelas. Semuanya itu dilaksanakan dalam waktu 15 sampai dengan 20 menit di awal kegiatan belajar mengajar. 4. Merekam aktivitas Pokja Kegiatan demonstrasi yang sedang berlangsung didokumenkan denga cara direkam dengan menggunakan fitur kamera video yang ada di handphone.Dengan meminta bantuan seorang siswa sebagai kameramen, hasil rekamannya dapat digunakan sebagai bahan penilaian guru terhadap aktivitas kelompok maupun individu dalam kelompok serta juga dapat menilai respon siswa di kelas terhadap aktivitas kelompok kerja. 5. Membagikan resume /ringkasan kegiatan kepada masing-masing Pokja Di bagian akhir dari kegiatan adalah kelompok kerja yang melakukan demontrasi wajib untuk memperbanyak resume atau ringkasan kegiatan dan membagikannya kepada setiap kelompok kerja yang ada di kelas. Sehingga setiap kelompok kerja nantinya akan mengetahui dan mengingat apa yang dikerjakan oleh kelompok kerja yang lain.
6. Melakukan evaluasi kegiatan Pokja di kelas Diakhir presentasi, guru mengadakan penilaian dan evaluasi tentang materi dan aktivitas Pokja selama presentasi. 7. Mengadakan evaluasi materi Di akhir materi, guru evaluasi dengan mengadakan ulangan tertulis tentang konsep fluida.Pada bagian terakhir, guru membagikan kuosioner tentang tanggapan dan sikap siswa terhadap kegiatan yang telah dijalankan. b.Tindakan Kelompok Siswa 1. Mengadakan persiapan awal dengan guru Siswa mengadakan pertemuan dengan guru, mendapatkan sub materi tentang fluida, dan rencana aktivitas yang akan dilakukan. Kelompok siswa juga diminta untuk membuat ringkasan konsep dari materi dan aktivitas yang akan dikerjakan. 2. Mengadakan persiapan lanjutan Pada tahapan ini, siswa merancang alat demonstrasi, melakukan eksperimen, dan mengamati hasilnya.Dengan bimbingan guru, siswa menjelaskan landasan konsep fisika dari alat peraga. Di dalam kelompok kerja terjadi diskusi untuk merevisi draft ringkasan materi dan cara mendemonstrasikan alat peraga serta menyampaikan konsep fisikanya. 3. Mempresentasikan demonstrasi Merupakan inti dari seluruh kegiatan, kelompok kerja melakukan presentasi tentang kegiatan demonstrasi alat peraga yang dipersiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan secara sestematis,
III. HASIL IMPLEMENTASI FISIKA MEMUKAU Hasil kegiatan dengan strategi pembelajaran Fisika „Memukau‟ (Menemukan, Menjelaskan dan Menarik kesimpulan) ini dapat diamati dari proses dan produknya. Prosesnya berupa aktivitas persiapan siswa dari menemukan konsep, menjelaskan melalui presentasi dan terakhir saat siswa dapat menarik kesimpulan.Produknya berupa alatt-alat
LPF1321-4
SEMINAR NASIONAL 2nd Lontar Physics Forum 2013
ISBN:978-602-8047-80-7
peraga yang bervariasi, tulisan-tulisan penjelasan konsep terhadap alat peraga terkait dan evaluasi tertulis berupa tes kognitif dan kuosioner lesan mengenai tanggapan dan minat siswa terhadap pelaksanaan strategi Fisika Memukau. Hasil yang dapat dipetik oleh Penulis selaku Guru Mata Pelajaran Fisika, adalah bahwa pembelajaran dengan strategi tersebut dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.Dari segi guru, memberikan ruang dan waktu yang lebih intensif untuk pembelajaran materi tidak terbatas hanya di dalam kelas saja.Sedangkan dari sisi siswa, siswa menjadi lebih menyenangi pelajaran fisika, meningkatkan semangat belajarnya, membangkitkan minat belajar fisika dan mampu mengubah perilaku negative yaitu kebiasaan menyalin jawaban soal tugas-tugas menjadi lebih baik.Dari suasana belajar dikelas menjadi lebih hidup dan tidak membosankan sehingga materi yang dipelajari atau disampaikan dapat diterima.Dari aspek media pembelajaran, kegiatan ini mampu memanfaatkan apapun media yang ada untuk digunakan dalam pembelajaran.
Secara umum, Penulis merasa lega dapat menjalankan strategi pembelajaran tersebut sampai selesai bahkan dengan hasil yang diluar prediksi Penulis.Melihat respon siswa, antusias yang tinggi, pengorbanan yang besar dari siswa membuat Penulis tidak merasa lelah dan bosan menjadi guru Fisika.Memang masih ada satu, dua siswa yang kurang aktif hal itu disebabkan karena siswa itu sendiri jarang masuk dikelas atau sering membolos. Kegiatan ini dapat Penulis mamfaatkan sebagai terobosan baru dalam pembelajaran ke depan, tanpa mengurangi pikiran untuk membuat terobosan yang lebih baik. Semoga pembaca dapat memanfaatkan tulisan sederhana ini sebagai wacana dalam mengajarkan fisika. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal Nur,
IV. KESIMPULAN
LPF1321-5
Mohammad. 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya ; UNESA