th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
STRATEGI PEMASARAN UKM KULINER DI KLATEN MELALUI PEMANFAATAN BAMBU SEBAGAI PELENGKAP INTERIOR WARUNG Bekti Wahyu Utami1), IF Bambang Sulistyono2) dan Nuning Setyowati3) 1)
Staf Dosen Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian 2) Staf Dosen Desain Interior Fakultas Ilmu Budaya 3) Staf Dosen Prodi Agribisnis 1,2,3) Anggota Peer Grup PSP-KUKM LPPM – UNS Email :
[email protected]
ABSTRAK Berbagai strategi dapat di tempuh oleh UKM untuk memasarkan usaha mereka dan sebagai sebuah usaha warung kuliner penataan lay-out dan desain interior merupakan sebuah point of view yang turut andil menentukan sisi produktifitas sebuah usaha kuliner. Dengan pertimbangan ini maka tim pengabdian bersepakat dengan UKM Mitra merasa perlu untuk memberikan sentuhan artistik dari sisi desain interior. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pemantapan usaha kuliner yang diperuntukkan bagi mitra pengabdian yakni UKM “Waroeng Makan Puyuh Ungkep D’PuNk” dan Warung Makan “Ayam Tanpa Tulang Latulang”. Keduanya merupakan UKM yang bergerak di bisnis kuliner di Kabupaten Klaten yang berkembang cukup baik. Namun demikian beberapa kendala masih dialami dan karena dibutuhkan peran serta berbagai pihak termasuk perguruan tinggi untuk turut serta ambil bagian memajukan perekonomian melalui pendampingan UKM. Dari aspek produksi, kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah pembenahan desain interior warung makan agar lebih menarik, sehingga tim pengabdian bersepakat dengan mitra bahwa pemecahan masalah dari sisi produksi adalah dengan me-redesain interior warung makan agar lebih terlihat eye cathing. Dimana konsep desain adalah warung bambu/warung ndeso yakni dengan memanfaatkan bambu sebagai pelengkap interior yang menarik. Key Words : Desain Interior, Bambu, Kuliner
289
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
BAB 1. PENDAHULUAN Tidak bisa di pungkiri bahwa keberadaan UKM di Indonesia sangat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Berbagai upaya pun banyak dilakukan oleh berbagai pihak untuk lebih menggeliatkan UKM agar lebih survive dalam membangun dan mengembangkan usaha mereka. Apalagi akhir tahun 2015 era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah mulai diberlakukan Data dari Bank Indonesia (2010) menyebutkan jumlah UKM di Kabupaten Klaten sebanyak 89.468 unit usaha dan beragam bidang usaha ditekuni masyarakat, salah satunya bidang kuliner. Memang dari berbagai jenis bidang usaha di pasaran, usaha terkait bidang kuliner merupakan usaha yang paling potensial dan menjanjikan. Karena kenyataannya setiap orang membutuhkan makanan setiap harinya, sehingga wajar kiranya banyak orang yang mengambil peluang menjadi wirausaha di bidang kuliner, termasuk kedua mitra pengabdian ini, yakni Waroeng Makan Daging Puyuh Ungkep dengan brand ―D-PuNk‖ dan Warung Makan Ayam Goreng Tanpa Tulang ―Latulang‖. Keduanya merupakan UKM dampingan inkubator bisnis PSP-KUKM LPPM UNS. Selama ini sebenarnya program bimbingan teknis telah banyak diberikan kepada tenant dampingan inkubator bisnis UNS namun demikian dirasa sangat penting untuk mendukung usaha mereka baik dari sisi produksi maupun sisi manajemen, sehingga selain diperkuat dari aspek wawasan dan pengetahuan melalui bimbingan teknis, karena memang kelemahan masih banyak dimiliki UKM, dukungan dari berbagai pihak tentunya sangat diharapkan bagi tumbuh kembang UKM yang lebih tangguh. Hal ini bukan berarti menciptakan ketergantungan dan jiwa karitatif pada UKM, namun lebih hanya sebagai stimulan untuk memotivasi mereka untuk menjadi wirausaha yang fokus dan sukses. Pada mitra kegiatan pemberdayaan ini, dari aspek produksi salah satu permasalahan teridentifikasi adalah penataan lay-out warung makan yang kurang menarik. Desain interior yang minim, sehingga secara tampilan kurang eye catcing. Meskipun secara keseluruhan sebagai sebuah warung makan apalagi telah memiliki sejumlah legalitas usaha yang menunjang warung makan ini bisa dikatakan cukup bersih dan memadai. Berbagai permasalahan memang masih banyak ditemui pada kedua mitra ini. Dan melalui diskusi bersama prioritas masalah yang akan dicoba untuk diselesaikan melalui program ini adalah masalah layout dan desain interior warung makan merupakan sebuah point of view (Haris, 2009) yang tentunya hal ini akan turut andil menentukan sisi produktifikitas sebuah usaha kuliner. Sehingga tim pengabdian merasa perlu untuk memberikan sentuhan artistik dari sisi desain interior dalam upaya memperbaiki image produk ke pelanggan. Dengan penataan lay-out yang menarik merupakan salah satu strategi pemasaran dimana saat pelanggan merasa puas dia akan menceritakan kepada orang lain tentang produk tersebut, dan tentu hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi suatu usaha. Pelayanan pelanggan yang baik akan menjadi promosi gratis dari mulut ke mulut (Word to Mouth / WOM Strategy), dimana cara ini diyakini merupakan cara yang paling efektif untuk 290
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
menarik pelanggan (Hasan, Ali 2010). Meskipun usahaUKM ini masih terbilang kecil namun karena sudah cukup dikenal dan mulai berkembang maka dirasa penting untuk mendesain ulang agar tampilan warung ini lebih menarik dan membuat nyaman pengunjung.
BAB 2. METODE PELAKSANAAN Penetapan prioritas masalah yang dihadapi oleh mitra merupakan hasil kesepakatan bersama antara tim pengabdi dengan mitra. Karena kedua UKM merupakan usaha kuliner warung makan dengan skala usaha yang setaraf sehingga dari hasil diskusi disepakati bahwa prioritas pemecahan masalah yang akan di lakukan /diberikan bagi kedua mitra adalah sama yakni redesain interior warung makan. Perbaikan desain interior yang diberikan pada kedua UKM mitra ini adalah dengan mendesain ulang warung makan mereka. Sebab sebagai suatu uasaha yang bergerak di bidang makanan, maka tempat makan dengan segala interiornya merupakan point of view yang harus diperhatikan. Dalam pelaksanaan program pengabdian ini, partisipasi mitra telah di mulai sejak penyusunan proposal pengabdian, adapun keterlibatan tersebut meliputi: 1) Keterlibatan mitra dalam perencanaan program adalah ikut mengidentifikasi akar permasalahan. Karena mitra adalah dampingan Inkubator Bisnis PSPKUKM LPPM UNS maka koordinasi dan penggalian permasalahan dengan mitra cukup mudah untuk dilakukan karena sudah ada kedekatan selama ini. Selain turut mengidentifikasi permasalahan, mitra juga ikut memberikan masukan prioritas penanganan masalah yang dihadapi. Dari hasil diskusi dengan kedua UKM mitra, secara bersama-sama ditetapkan prioritas penyelesaian masalah seperti telah diuraikan didepan. Partisipasi mitra yang 2) Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program. Peran aktif mitra dalam kegiatan ini. Bahwa kegiatan ini hanya merupakan stimulan awal untuk membuat UKM lebih bergairah. Kegiatan ini hanya akan berhasil jika diikuti oleh upaya dan kemauan yang sungguh-sungguh dari sasaran pengabdian. Sehingga selain partisipasi aktif selama kegiatan pengabdian ini berlangsung, mereka juga berpartipasi dalam keberlanjutan kegiatan. Harapannya dengan dukungan kegiatan ini akan membantu menyelesaikan kendala yang dialami UKM dan ke depan mitra akan semakin termotivasi untuk meningkatkan skala usahanya, dan pada akhirnya dengan berkembangnya usaha mereka.
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep yang diterapkan kepada mitra adalah ―warung ndeso/warung bambu‖ dimana desain interior yang diaplikasikan pada keduanya mayoritas material yang digunakan adalah dari bamboo, kayu dan gerabah. Sehingga ide dasarnya adalah warung bamboo. Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan melakukan koordinasi internal bersama tim, untuk mensinkronkan jadwal dan penyesuaian anggaran sesuai besaran yang disetujui. Koordinasi juga dilakukan dengan kedua UKM mitra sekaligus untuk sosialisasi tentang kegiatan yang disetujui serta program-program yang akan dilakukan bersama mereka. Berikut uraian pelaksnaan kegiatan yang telah dilakukan dalam upaya mndukung strategi pemasaran : 291
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
1. Redesain Interior Warung Makan D‘Punk Semakin banyak pelanggan, membuat WM D‘Punk membangun tanah disebelah mereka untuk dibangun sebuah warung makan yang lebih memadai dan representatif. Sehingga saat ini UKM D‘Punk ini tengah membangun sebuah warung. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi pelaksanaan program ibm yang diberikan. Dengan warung yang baru di bangun, tim pengabdian justru bisa total mengaplikasikan ide yang akan diadopsi mitra. Konsep desain yang di buat merupakan hasil komunikasi dengan mitra, yang disepakati konsep warung ndeso, yakni desain interior dengan bahan baku material bamboo. Secara detail konsep desain interior bisa di lihat pada desain berikut ini.
Gambar 1. Detail Desain yang akan di adopsikan ke UKM WM D’Punk
Konsep yang ditawarkan ini hanya merupakan gambaran bagi UKM D‘Punk. Artinya konsep tersebut bisa di sesuaikan dengan kebutuhan dan angaran yang ada. Beberapa ide yang ditawarkan sepakat untuk di aplikasikan namun beberapa juga di ganti karena menyesuaikan anggaran dan selera. Hingga saat ini pembangunan warung makan yang baru ini masih berjalan 80%. Tim pengabdian dalam hal ini mensupport beberapa hal, antara lain : konsep rancangan desain interior dengan tema warung makan ndeso, serta mensupport beberapa interior bamboo seperti lampin/alas, dinding/wall dari anyaman bamboo dan meja kaca bamboo. Selain itu juga sarana penunjang yang lain yang mempertegas konsep warung ndesonya. Berikut gambar-gambar pengerjaan konsep redesain interior yang dilakukan tim pengabdian bersama dengan mitra UKM :
292
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Gambar 2. Konsep dan Proses Desain Interior Warung Makan D’Punk
2. Redesain Interior Warung Makan Latulang Konsep warung makan bamboo juga dilakukan pada warung makan latulang. Untuk pengerjaan desain interior warung makan ini hampir seluruhnya sudah dilaksanakan, kurang lebih sekitar 90%. Model awal warung makan ini sudah bamboo, sehingga tim pengabdian sesuai kesepakatan dengan UKM WM Latulang sepakat tetap mempertahankan konsep awal ini. Beberapa desain yang di tata ulang pada warung makan ini antara lain, atap bamboo (pyan) utama yang semula bolong/kopong di tutup sehingga yang sebelumnya berkesan agak kotor menjadi lebih cantik, agar desain warung makan ndeso/bambunya lebih terasa maka pintu kamar mandi (utama) juga diganti dengan pintu dari bamboo. Selain itu untuk bagian depan, agar lebih kelihatan menarik maka di tambahkan juga pagar bamboo layaknya―gedogan/kandang kebo‖. Hal ini dipilih agar konsep desain interior warung ndeso semakin terlihat. Penggunaan perlak meja dan pilar bamboo dengan material mmt berdesain batik juga merupakan strategi untuk memunculkan konsep redesainnya. Berikut kondisi awal warung makan Latulang.
293
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Gambar 3. Warung makan Latulang Pemilihan lokasi ini berbeda dari lokasi warung makan dalam rencana proposal. Hal ini karena kontrak yang tidak sepakat untuk di perpanjang. Karena demikian, sehingga beberapa peralatan penunjang seperti exhause fan, ceiling fan menjadi tidak pas diterapkan.
Gambar 4. Pengerjaan Redesain Interior atap/pyan pada WM Latulang 294
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Selain atap, kamar mandi juga menjadi objek yang digarap yakni dengan mengganti pintunya dengan bahan bermaterial bambu. Berikut proses pengerjaannya :
Gambar 5. Redesain Interior Kamar Mandi
Pengerjaan pagar dan pemasangan terpal/perlak meja dari bahan mmt untuk meja dan pilar bambunya juga sudah dilakukan. Selain itu untuk mendukung konsep yang di pilih maka pemilihan lampu gantung dari bamboo juga sengaja dipilih agar lebih mendukung tema. Untuk pengerjaannya partisipasi aktif dari mitra sangat mendukung. Meskipun dalam beberapa hal ada tukang yang mengerjakan hal utama namun sebagai mitra kegiatan pengabdian ini, mereka cukup aktif membantu dan ikut kreatif mengembangkan ide/konsep redesain yang di tawarkan. Berikut gambar-gambar pengerjaan pagar dan pengerjaan redesain interior lainnya :
295
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Gambar 6. Redesain Interior Pagar Depan WM Latulang
Gambar 7. Hasil Pengerjaan Redesain Interior pada WM Latulang
BAB 4. KESIMPULAN Dinamika UKM di lapang ―memaksa‖ adanya perubahan untuk mengikuti kondisi yang terjadi. Namun demikian ini bukan merupakan suatu kendala justru merupakan tantangan dan peluang bagaimana program ataupun kegiatan yang kita berikan akan memberikan kemanfaatan bagi mereka. Meskipun pelaksanaan kegiatan mengalami perubahan tapi hal ini tidak sampai mengurangi essensi dari tujuan proposal. Dengan kegiatan pengabdian ini tentunya merupakan salah satu upaya perguruan tinggi untuk mengambil bagian dalam perannya sebagai pusat inovasi, diseminasi dan transfer teknologi/pengetahuan.
296
th
Prosiding Seminar Nasional 4 UNS SME’s Summit & Awards 2015 “Sinergitas Pengembangan UMKM dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
UCAPAN TERIMAKASIH Tulisan ini dari kegiatan pengabdian yang didanai oleh dana DIKTI 2015 dengan nomor kontrak Nomor : 366/UN27.11/PM/2015. Atas dukungan ini tim mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. 2010. Identifikasi KPJU Unggulan di Eks Karisidenan Surakarta. Laporan Penelitian. Unpublished Hasan, Ali. 2010. Marketing dari Mulut ke Mulut. Cetakan Pertama. Jakarta. Medpress Prima, Haris. 2009. Mendesain Interior. Jakarta. Gramedia Press
297