STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari’ah
Oleh: Umi Kholisotun 052411185
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal : Naskah Skripsi a.n. Sdr. Umi Kholisotun
Kepada Yth Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamua’alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari: Nama
: Umi Kholisotun
Nomor Induk
: 052411185
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul Skripsi
: STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010
Selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, Juni 2012 Pembimbing,
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SYARI’AH SEMARANG JL. Prof. Dr. HAMKA KM.2 Ngalian Telp. (024) 7601291 Semarang 50185
Skripsi saudari
PENGESAHAN : Umi Kholisotun
NIM
: 052411185
Fakultas
: Syari’ah
Jurusan
: Ekonomi Islam
Judul
: STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010 Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan lulus, pada tanggal: 26 Juni 2012 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata1 tahun akademik 2011/2012. Ketua Sidang,
Semarang, Juli 2012 Sekretaris Sidang,
Afif Noor, SH, MH NIP. 19760615 200501 1005
Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag NIP. 19690830 199403 2003
Penguji I,
Penguji II,
Drs. KH.A. Ghozali, M.Si NIP. 19530524 199303 1 001
Dr. Ali Murtadho, M.Ag. NIP. 197108301998031003 Pembimbing,
Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag NIP. 19690830 199403 2003
iii
MOTTO
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (Qs. Ali Imran: 97).
Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: DEPAG RI, 1978, hlm. 92.
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang dan waktu kehidupan ku khususnya buat: o Orang tuaku tersayang yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam menjalani hidup ini. o Suamiku tercinta yang selalu memotivasi dalam studi dan penuntasan skripsi ini serta calon anakku terkasih, semoga lahir dengan selamat amin. o Kakak dan Adikku Tercinta yang kusayangi yang selalu memberi motivasi dalam menyelesaikan studi. o Teman-Temanku jurusan Ekonomi Islam, angkatan 2005 Fak Syariah yang selalu bersama-sama dalam meraih cita dan asa.
Penulis
v
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 29 Mei 2012 Deklarator,
Umi Kholisotun NIM: 052411185
vi
ABSTRAK Dalam penyelenggaraan haji, misalnya, salah satu bentuk demokratisasinya adalah membagi peran serta secara adil dan proporsional. Ini dibutuhkan karena selama ini penyelenggaraan haji Indonesia tidak pernah bebas dari masalah yang membelitnya. Dengan asas proporsionalitas ini maka akan diperoleh pembagian yang adil. Pemerintah menjalankan fungsinya sebagai regulator, begitu juga dengan masyarakat sebagai operatornya. Seperti kita ketahui selama ini penyelenggaraan haji dimonopoli oleh pemerintah (Departemen Agama). Sebagai perumusan masalah yaitu bagaimana strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010? Bagaimana aplikasi fungsifungsi manajemen oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010? Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dan dengan menggunakan studi lapangan (field research). Sumber data diperoleh dari hasil wawancara yang ditunjang dengan studi kepustakaan (library research). Metode pengumpulan datanya dengan observasi dan wawancara. Untuk menganalisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal menggunakan strategi dengan mengimplementasikan fungsifungsi manajemen di dalam pelaksanaan KBIH sebagai salah satu fungsi manajemennya. Hal itu terbuki karena pengelolaan manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat mendasari pada program kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut. Karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan telah menuai keberhasilan sebab manajemen dijalankan dengan baik. Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Demikian pula, fungsi organizing telah diaplikasikan sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan dilengkapi pembagian kerja. Fungsi actuating telah direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana dalam bentuk pelaksanaan di lapangan, dan sesudah itu ada evaluasi. Secara keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang dokumentasi menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki strategi yang cukup baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji dengan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal cenderung merencanakan pembinaan dengan baik yaitu di antaranya dalam menentukan tujuan, media, materi, metode, dan evaluasi. Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Hal ini terlihat misalnya bila merujuk pada konsep manajemen adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan KBIH. Secara umum sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang antara lain meliputi: planning (perencanaan); actuating (penggerakan); organizing (pengorganisasian); dan controlling (pengawasan)
vii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul: “ STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010" Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ibu Dra. Hj. Nur Huda, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi. 5. Seluruh Staff Fakultas Syari'ah yang telah banyak membantu dalam akademik. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berserah diri, dan semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v DEKLARASI ................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Perumusan Masalah................................................................ 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................... 9 D. Telaah Pustaka ....................................................................... 9 E. Metode Penelitian................................................................... 11 F. Sistematika Pembahasan ....................................................... 14
BAB II : STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI A. Strategi
....................................................................... 16
1. Pengertian Strategi .......................................................... 16 2. Ciri-ciri Strategi ................................................................ 21 3. Kepuasan Jama’ah Haji .................................................... 23 B. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ........................... 30 1. Deskripsi Singkat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) ............................................................................. 30 2. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) .......................................................... 34
ix
BAB III : GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NAHDLATUL ULAMA’ DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010 A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 .............................. 39 1. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH ...................... 39 2. Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji ................................ 42 3. Struktur Kepengurusan ..................................................... 49 B. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 ......... 65 C. Strategi Pelaksanaan KBIH Nahdlatul Ulama' dalam Memberi Kepuasan Jam’ah .................................................... 68 BAB IV: ANALISIS SRATEGI PELAKSANAAN KBIH NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH A. Strategi Pelaksanaan KBIH NU dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 ................ 72 B. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen oleh KBIH NU dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010............................................................... 77 BAB V :
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 93 B. Saran-saran ............................................................................. 94 C. Penutup................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Haji adalah rukun Islam yang kelima.1 Menurut arti bahasa, haji itu menuju suatu tempat suci. Sedangkan menurut istilah berarti berziarah ke Bait Allah al-haram (Ka'bah), melakukan wukuf di Arafah dan sa'i antara bukit Shafa dan Marwa, dengan cara tertentu dalam waktu dan niat tertentu.2 Ibadah haji adalah fardlu yang dalam seumur hidup dilakukan sekali oleh setiap orang, laki-laki maupun perempuan, dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. Tentang kewajiban haji telah ditetapkan berdasarkan AlQur'an, Hadis dan Ijma'. Dalil dari Al Qur'an ialah firman Allah SWT.:
ِ فِ ِيو آيات بـيِّـنات َّم َقام إِبـر ِ يم َوَمن َد َخلَوُ َكا َن ِآمناً َولِلّ ِو َعلَى الن َّاس ِح ُّج اى َ َْ ُ ٌ َ َ ٌ َ ِ َت م ِن استط ِ ِ ني (آل ٌّ ِ اع إِلَْيو َسبِيالً َوَمن َك َفَر فَِإ َّن اهلل َغ َ َ ْ َ الْبَـْي َ ِن َع ِن الْ َعالَم )97 :عمران Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam. (Qs. Ali Imran: 97).3
1
Nasruddin Razak, Dienul Islam, Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986, hlm. 271. Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqhul Mar’ah al-Muslimah. terj. Anshari Umar Sitanggal, tth, Fiqih Wanita, Semarang: CV. Asy Sifa, 1980, hlm. 286. 3 Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: DEPAG RI, 1978, hlm. 92. 2
1
2
Seseorang yang mengingkari hukum wajibnya, adalah kufur dan murtad dari agama Islam.4 Menurut pendirian yang terpilih di kalangan para jumhur 'ulama, ketetapan haji itu terjadi pada tahun keenam Hijriyah, sebab pada waktu itulah turun firman Allah:
ِ ِ اْل َّج والْعمرَة لِلّ ِو فَِإ ْن أ ْاستَـْي َسَر ِم َن ا ْْلَْد ِي َوالَ ََْتلِ ُقوا ْ ُحص ْرُُْت فَ َما ْ َ ْ ُ َ َْ َْوأَِتُّوا ي ََِملَّوُ فَ َمن َكا َن ِمن ُكم َّم ِريضاً أ َْو بِِو أَ ًذى ِّمن َّرأْ ِس ِو َ ُرُؤ ُ وس ُك ْم َح ََّّت يـَْبـلُ َغ ا ْْلَْد ِ ِ ٍ ٍ فَ ِف ْديةٌ ِّمن ِصي ٍام أَو اْلَ ِّج ْ َّع بِالْ ُع ْمَرةِ إِ ََل َ ْ َ َ ص َدقَة أ َْو نُ ُسك فَإ َذا أَمنتُ ْم فَ َمن َِتَت َ ِ َفَما استَـيسر ِمن ا ْْل ْد ِي فَمن ََّّل ََِي ْد ف اْلَ ِّج َو َسْبـ َع ٍة إِ َذا ْ صيَ ُام ثَالثَِة أَيَّ ٍام ِِف ْ َ َ َ ََ ْ ْ َ ِ ِ ِ ك لِمن ََّّل ي ُكن أ َْىلُو ح اْلََرِام ْ اض ِري الْ َم ْس ِج ِد َ َر َج ْعتُ ْم تِْل َ ُ ْ َ ْ َ َ ك َع َشَرةٌ َكاملَةٌ َذل ِ يد الْعِ َق )196 :اب (البقرة ُ َواتَّـ ُقواْ اللّوَ َو ْاعلَ ُمواْ أ ََّن اللّوَ َش ِد Artinya: Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. Jika kamu terkepung , maka korban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya , maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan 'umrah sebelum haji, korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh yang sempurna. Demikian itu bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada Masjidil Haram. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya. (Q.S. Al Baqarah: 196). 5 Abu Bakar Jabir al-Jazairi menyatakan bahwa di antara hikmah disyariatkannya haji dan umrah ialah untuk membersihkan jiwa orang muslim
4
Zakiah Daradjat, et.al, Ilmu Fiqh. Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995,
hlm. 293. 5
Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, op.cit., hlm. 48.
3
dari ekses-ekses dosa agar jiwa layak menerima kemuliaan Allah Ta'ala di dunia dan akhirat,6 karena Rasulullah SAW., bersabda,
ِ ِأَخبـرنَا أَبو الْول ِ َ َيد الطَّيالِ ِسي ح َّدثـَنَا ُشعبةُ ح َّدثَِِن مْنصور ق ت أَبَا َحا ِزٍم ُ ال ََس ْع ٌ ُ َ َ َْ َ ُّ َ َ ُ ََ ْ ت َ َصلَّى اللَّو َعلَْي ِو َو َسلَّ َم أَنَّوُ ق ُ ُُيَد ِّ ِِّث َع ْن أَِِب ُىَريْـَرَة َع ِن الن َ ال َم ْن َح َّج الْبَـْي َ َِّب )ث َوََّلْ يـَ ْف ُس ْق َر َج َع َك َما َولَ َدتْوُ أ ُُّموُ (رواه الدرامى ْ ُفَـلَ ْم يـَْرف Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Abu al-Walid at-Thayasiy dari Syu'bah dari Mansur berkata: saya telah mendengar Abu Hazim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saw., bersabda: barangsiapa haji ke rumah ini (Baitullah), kemudian tidak berkata kotor, dan tidak fasik, ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. "(HR. ad-Darimi).7
Bagi umat Islam Indonesia ibadah haji merupakan ibadah yang membutuhkan kesiapan yang menyeluruh termasuk di dalamnya kesiapan penguasaan manasik haji, kesehatan fisik dan ketaqwaan yang prima. Hal ini dapat dimengerti mengingat letak geografis Indonesia dan Arab Saudi relatif jauh dan posisi strategis. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak didapati sebagian umat Islam dalam menunaikan ibadah haji belum sesuai dengan harapan dan tuntunan yang ada, bahkan yang ada hanya ikut-ikutan tanpa mengerti apa yang sedang ia lakukan. Hal ini dapat terjadi, karena latar belakang jamaah haji khususnya dari Jawa Tengah adalah:
6
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, Kairo: Maktabah Dar al-Turast, 2004,
hlm. 436. 7
Al-Imam Abu Muhammad Abdullah ibn Abdir-Rahman ibn Fadl ibn Bahran ibn Abdis Samad at-Tamimi ad-Dârimi, hadis No. 1196 dalam CD program Mausu'ah Hadis alSyarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company).
4
1
Sebagian
besar
kekurangannya
jamaah seperti
adalah kurangnya
dari
pedesaan
pengetahuan,
dengan pendidikan
segala dan
pengalaman serta penguasaan manasik Haji. 2
Terdiri dari jamaah yang berusia lanjut (55 tahun ke atas) sehingga sudah menurun kondisi fisiknya.
3
Sistem pembinaan jamaah yang kurang memadai sehingga penataran manasik haji untuk jamaah seolah-olah hanya untuk memenuhi target dan bukannya membentuk jamaah yang mandiri.8 Di samping itu banyak pula dijumpai haji yang menderita di Arab
Saudi yang hanya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang perawatan kesehatan. Padahal masalah kesehatan sangat berkaitan dengan kesempurnaan pelaksanaan ibadah haji. Dinamika dan problematika penyelenggaraan haji yang timbul dari masa ke masa lebih banyak disebabkan karena peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hubungan antara dua negara yang memiliki perbedaan sosio kultur serta perbedaan mazhab yang dianut sebagian masyarakatnya. Perubahan sistem perhajian di Indonesia tentunya sangat dipengaruhi oleh kebijaksanaan
yang
ditetapkan
oleh
Pemerintah.
Dalam
khasanah
penyelenggaraan haji di Indonesia telah diberlakukan berbagai peraturan perundang-undangan yang banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial politik pada masanya.9
8 9
hlm. 9.
http://haji.kemenag.go.id/ Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji, Jakarta: Nizam Press, 2004,
5
Penyelenggaraan haji selama ini dinilai kurang efektif dan efisien, hal ini turut mempengaruhi kualitas pemberian pelayanan dan perlindungan kepada jamaah. Tidak adanya kesesuaian dengan persyaratan dan tuntutan mengakibatkan ketidak puasaan jama’ah. Hal ini semua sebagai akibat dari penyimpangan arah, kurang efektivitas, efisiensi, pengeksploitasian sikap ikhlas dan sabar jamaah haji, maka sepanjang perjalanan sejarah perhajian di Indonesia bahwa penyelenggaraan haji hingga saat ini senantiasa diwarnai kemelut dan persoalan yang tak kunjung selesai. Penyelenggaraan haji di Indonesia selalu dihadapkan pada masalah klasik, yaitu meningkatnya jumlah jamaah dari tahun ke tahun namun kurang mampu diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan sehingga tidak adanya kepuasan jama’ah . Untuk mengantisipasi problematika tersebut, maka ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang merupakan partner pemerintah dalam pelayanan ibadah haji bagi jamaah haji. Namun demikian, pro kontra tentang keberadaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) terus bergulir, sejak ada yang menilai kinerja kelompok bimbingan tersebut ternyata tidak maksimal, bersamaan dengan itu, ada pula yang berpendapat lembaga tersebut masih sangat diperlukan. Pada dasarnya, KBIH merupakan persoalan yang tak terpisahkan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hingga detik ini pelaksanaan ibadah haji yang merupakan salah satu rukun Islam masih sering menyisakan banyak persoalan, termasuk persoalan KBIH. Tragisnya persoalan-persoalan yang mengiringi penyelenggaraan haji dari tahun ke tahun selalu ada dan belum
6
pernah terselesaikan secara tuntas. Mulai dari pemondokan jamaah yang jauh atau dan tidak layak huni, jamaah sakit, dan terlantar hingga penundaan pesawat terbang ketika mau pulang dan sebagainya. Pemerintah Indonesia selalu memperbarui kebijakannya dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji yang baik, aman, nyaman bahkan jika perlu dengan biaya yang murah. Pemerintah juga membentuk Tim Pembimbing Haji Indonesia (TPHI), Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) untuk setiap kelompok penerbangan (kloter). Pembentukan tim-tim ini dimaksudkan agar pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan aman, tertib, dan lancar. Selain itu calon jamaah haji agar mendapatkan bimbingan sehingga mereka bisa melaksanakan ibadah dengan benar dan mencapai kepuasan. Namun kadang yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih dibimbing oleh TPIHI yang mestinya bertugas membimbing ibadah setiap jamaah haji, mereka kenal atau tahu pun tidak. Banyak calon haji yang tidak mengenal petugas pembimbing, demikian sebaliknya petugas tidak paham dengan anggota jamaah yang seharusnya dibimbing. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini harus terjadi. Antara lain karena jamaah haji dalam satu kloter sering ditempatkan dalam rumah pemondokan yang berbeda. Jamaah yang satu dengan yang lain kadang tidak pernah bertemu. Demikian juga dengan para petugas pembimbing yang disediakan pemerintah, tidak mampu menangani semua persoalan yang dihadapi jamaah.
7
Dengan kendala seperti inilah kemudian jamaah haji lebih percaya kepada kiai-kiai atau tokoh agama yang sebelum berangkat ke Tanah Suci banyak memberikan bimbingan kepada mereka. Kebanyakan para kiai itu tergabung dalam KBIH. Maka muncullah kelompok-kelompok bimbingan haji pada pertengahan tahun 1990-an berdasarkan KMA No 374.A/ 1996 sangat dirasakan sekali manfaatnya oleh calon jamaah haji. Sebab kebodohan dan kekurangan bekal pemahaman tentang manasik haji telah dipenuhi oleh KBIH. Bahkan kemudian banyak KBIH yang tidak hanya memberikan bimbingan di Tanah Air tetapi juga dilanjutkan hingga ke Tanah Suci. Dalam
penyelenggaraan
haji,
misalnya,
salah
satu
bentuk
demokratisasinya adalah membagi peran serta secara adil dan proporsional. Ini dibutuhkan karena selama ini penyelenggaraan haji Indonesia tidak pernah bebas dari masalah yang membelitnya. Dengan asas proporsionalitas ini maka akan diperoleh pembagian yang adil. Pemerintah menjalankan fungsinya sebagai regulator, begitu juga dengan masyarakat sebagai operatomya. Seperti kita ketahui selama ini penyelenggaraan haji dimonopoli oleh pemerintah (Departemen Agama). Depag selama ini membimbing, membina, dan memfasilitasi sekitar 190 ribu jemaah haji Indonesia setiap tahunnya. Jumlah itu dilayani oleh 3.200 petugas dan dibantu oleh kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH). Diakui atau tidak, jumlah petugas itu jauh dari ideal untuk melayani jemaah sebanyak itu. Lumrah bila pelayanan yang diberikan kurang maksimal.
8
Menariknya tema ini diangkat adalah karena kualitas pelayanan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' telah dapat memberikan kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010. Kepuasan tersebut dibuktikan oleh makin meningkatnya jama’ah haji yang dibimbing KBIH Kabupaten Tegal. Demikian pula dalam penelitian pendahuluan didapat keterangan dari beberapa jama’ah yang merasa puas dengan kualitas pelayanan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama'. Kualitas tersebut ditandai oleh adanya kesesuaian pelayanan KBIH Kabupaten Tegal dengan persyaratan atau tuntutan pelaksanaan ibadah haji. Selain itu, KBIH Kabupaten Tegal selalu melakukan perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan, pemenuhan kebutuhan jama’ah semenjak awal dan setiap saat, melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal, dan KBIH Kabupaten Tegal dapat membahagiakan jama’ah. Berdasarkan keterangan di atas, peneliti memilih judul: Strategi Pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 B. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari uraian itu, maka timbul rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana cara pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010?
9
2. Bagaimana aplikasi fungsi-fungsi manajemen oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam membantu kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 2. Untuk mengetahui aplikasi fungsi-fungsi manajemen oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010
D. Telaah Pustaka Dalam penelitian di perpustakaan tidak dijumpai skripsi yang judul atau materi bahasanya sama dengan penelitian saat ini. Akan tetapi ada beberapa penelitian yang berbicara KBIH, di antaranya: Skripsi Ahmad Bukhori (Tahun 2008) berjudul: Kepemimpinan K.H. Shoddiq Hamzah dalam Upaya Pengembangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (Studi Kasus KBIH as-Shoddiqiyyah Kota Semarang). Temuan skripsi ini menjelaskan bahwa dalam hubungan dengan kepemimpinannya, K.H. Shoddiq Hamzah dapat dikatakan sebagai pemimpin yang kharismatis. Sebagai pemimpin, ia mempunyai "daya tarik" yang amat besar, sehingga pengikutnya amat besar pula jumlahnya. Kepatuhan dan kesetiaan para pengikut
10
tampaknya timbul dari kepercayaan yang penuh kepada K.H. Shoddiq Hamzah. Peran spiritual yang dilakukan/dicontohkan K.H. Shoddiq Hamzah yaitu membina jama'ah pengajian bukan hanya dari aspek fisik melainkan juga aspek rohaninya. Banyak jama'ah yang pada awalnya berlatar belakang sebagai orang yang terguncang jiwanya, namun kemudian sesudah berada dan mengikuti pengajian melalui penanaman spiritual oleh K.H. Shoddiq Hamzah ternyata dapat berperilaku baik sehingga jama'ah tersebut merasa puas dan tidak keliru mengikuti pengajian. K.H. Shoddiq Hamzah telah berjasa menolong masyarakat yang tadinya di antara anggota masyarakat itu putus asa kemudian sesudah mendapat binaan dari K.H. Shoddiq Hamzah itu maka anggota masyarakat hidup penuh dengan optimis dan tawakal. Demikian pula anggota masyarakat yang mengalami tekanan mental dapat dipulihkan melalui binaan spiritual kyai. Skripsi Siti Suhartatik (Tahun 2007) berjudul "Manajemen Bimbingan Manasik Haji Departemen Agama Kota Semarang Tahun 2003-2005 (Studi tentang Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen)". Penelitian ini membahas tentang sejauh mana Penerapan fungsi-fungsi Manajemen Dakwah Pada Departemen Agama Kota Semarang Terhadap Proses Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji Tahun 2003-2005, serta mengetahui kendala dan hambatan yang dihadapinya. Skripsi yang disusun Sutamto (Tahun 2006): "Penerapan Sistem Manajemen dan Profesi Manajerial Kepemimpinan (Studi Kasus di Yasalam Kab. Blora)". Pada intinya penulis skripsi ini menjelaskan bahwa yang
11
menjadi rumusan masalah adalah bagaimana penerapan sistem manajemen di Yasalam Kab. Blora? Bagaimana penerapan profesi manajerial kepemimpinan di Yasalam Kab. Blora? Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada intinya masih terdapat kekurangan dalam menerapkan sistem manajemen di Yasalam Kab. Blora. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada pendekatan dan fokus kajian. Penelitian yang penulis susun saat ini fokusnya adalah tentang strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dengan menggunakan studi lapangan (field research). Metode ini bermaksud menggambarkan, memaparkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang, yaitu menggambarkan tentang strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Dalam penelitian ini bertujuan mengembangkan teori berdasarkan data dan pengembangan pemahaman. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan selanjutnya dilakukan analisa, dengan maksud untuk mengetahui hakikat sesuatu dan berusaha mencari pemecahan melalui
12
penelitian pada faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan fenomena yang sedang diteliti.10 2. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti. Dalam hal ini populasinya adalah para pengurus KBIH Nahdlatul Ulama’ serta beberapa jamaah haji KBIH Nahdlatul Ulama' Kabupaten Tegal. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 20 (dua puluh orang) pengurus KBIH Nahdlatul Ulama’ dan 10 orang jamaah haji KBIH Nahdlatul Ulama' Kabupaten Tegal. Pengambilan sampel pada penelitian ini berpedoman pada acuan teknik
Snowball
sampling.
Dalam
menentukan
sampel,
peneliti
menggunakan teknik Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudiam dua orang ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
10
Wasty Soemanto, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, hlm. 15., Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2001, h1m. 3. Sudrajat M. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, hlm. 89.
13
3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data a
Penentuan Sumber Data Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka sumber data yang diperlukan adalah subyek dari mana data itu diperoleh. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara yang ditunjang dengan studi kepustakaan (library research). Data lapangan diperoleh melalui wawancara dengan beberapa informan, baik berupa informan lembaga atau perseorangan. Informan lembaga merupakan informan dari lembaga yang mengelola KBIH Nahdlatul Ulama’ Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Periode 2007 -2010. Untuk memperoleh data tentang kepuasan jama’ah maka sebagai informannya adalah para jama’ah.
b
Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa instrumen, sebagai berikut: 1). Observasi, digunakan untuk memperoleh informasi penelitian yang berkaitan dengan strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 2). Wawancara, dilakukan secara bebas dan terarah serta mendalam, dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan para informan, baik informan data secara terstruktur maupun komprehensif sehingga diharapkan mendapat
14
informasi yang mendalam dan lebih bermakna dalam penelitian ini. 4. Analisis Data Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan strategi pelaksanaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Nahdlatul Ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masingmasing saling terkait dan melengkapi sehingga menggambarkan alur dan corak berpikir dari penulis tersebut. Bab pertama, berisi pendahuluan yang merupakan garis besar dari keseluruhan pola berpikir dan dituangkan dalam konteks yang jelas serta padat. Atas dasar itu deskripsi skripsi diawali dengan latar belakang masalah yang terangkum di dalamnya tentang apa yang menjadi alasan memilih judul, dan bagaimana pokok permasalahannya. Dengan penggambaran secara sekilas sudah dapat ditangkap substansi skripsi. Selanjutnya untuk lebih memperjelas maka dikemukakan pula tujuan penelitian baik ditinjau secara teoritis maupun praktis. Penjelasan ini akan mengungkap seberapa jauh signifikansi tulisan ini. Kemudian agar tidak terjadi pengulangan dan penjiplakan maka dibentangkan pula berbagai hasil penelitian terdahulu yang dituangkan dalam tinjauan pustaka. Demikian pula metode penulisan diungkap apa adanya dengan harapan dapat diketahui apa yang menjadi jenis penelitian, pendekatan,
15
sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Pengembangannya kemudian tampak dalam sistematika penulisan. Dengan demikian, dalam bab pertama ini tampak penggambaran isi skripsi secara keseluruhan namun dalam satu kesatuan yang ringkas dan padat guna menjadi pedoman untuk bab kedua, ketiga, bab keempat, dan bab kelima. Bab kedua berisi strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah haji yang meliputi strategi (pengertian strategi, bentuk-bentuk strategi, kepuasan jama’ah haji), kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) (deskripsi singkat kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), tugas pokok dan koordinasi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH). Bab ketiga berisi gambaran umum kelompok bimbingan ibadah haji nahdlatul ulama' di Kabupaten Tegal periode 2007 – 2010 yang meliputi dasar dan tujuan penyelenggaraan KBIH, Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji (Sebelum Pemberangkatan, Pemberangkatan dan Pelaksanaan Ibadah Haji, Pemulangan dan Setelah Sampai di Indonesia, struktur kepengurusan), deskripsi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), tugas pokok dan koordinasi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH), strategi pelaksanaan KBIH nahdlatul ulama'. Bab keempat berisi analisis srategi pelaksanaan KBIH Nahdlatul ulama' dalam memberi kepuasan jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010. Bab kelima berisi kesimpulan, saran-saran, penutup.
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI
A. Strategi 1. Pengertian Strategi Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, telah umum diketahui bahwa istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara populer sering dinyatakan sebagai "kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk memenangkan suatu peperangan." Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang rnenerapkannya, karena dalam arti yang sesungguhnya, rnanajemen puncak memang terlibat dalam satu bentuk "peperangan" tertentu.1 Pendapat lain menyatakan bahwa strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan "taktik" yang secara bahasa dapat diartikan sebagai "corcerning the movement of organisms in respons to external stimulus" (suatu yang terkait dengan gerakan organisme dalam menjawab stimulus dari luar).2 Sementara itu, secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai
1
Sondang P. Siagaan, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi aksara, 2008, hlm. 15 Lewis Mulford Adams, dkk, Websters World University Dictionary, Washington: D.C. Publisher Company, Inc, 1965, hlm. 1019 2
16
17
sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal.3 Strategi dapat didefinisikan paling sedikit dari dua perspektif yang berbeda: dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi, dan juga dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh sebuah organisasi, apakah tindakannya sejak semula memang sudah demikian direncanakan atau tidak. Dari perspektif yang pertama, strategi adalah "program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya. Kata "program" dalam definisi ini menyiratkan adanya peran yang aktif, yang disadari, dan yang rasional, yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi perusahaan/organisasi. Dari perspektif yang kedua, strategi adalah "pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu." Dalam definisi ini, setiap organisasi mempunyai suatu strategi walaupun tidak harus selalu efektif sekalipun strategi itu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya, setiap organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati dan dijelaskan. Pandangan seperti ini mencakup organisasi di mana perilaku para manajernya adalah reaktif, artinya para manajer menanggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Pembahasan mengenai strategi dalam tulisan ini akan 3
M. Arifin, Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, hlm. 39.
18
menyangkut kedua definisi di atas, namun akan menekankan pada peran aktif. Perumusan sebuah strategi secara aktif dikenal sebagai perencanaan strategis (strategic planning), yang fokusnya luas dan umumnya berjangka panjang.4 Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal. Pertama: Strategi berarti menentukan rnisi pokok suatu organisasi karena rnanajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam faktor pertama ini ialah bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan secara garis besar. Kedua: Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan. Ketiga: Pengenalan tentang lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apabila organisasi yang bersangkutan ingin tidak hanya mampu melanjutkan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerjanya.5
4
James A.F. Stoner, Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga, 1992, hlm. 139 5 Sondang P. Siagaan, op. cit., hlm. 16.
19
Keempat: Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat. Kelima: Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Keenam: Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi. Ketujuh: Suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai paling sedikit empat ciri yang menonjol, yaitu: (a) sifatnya yang idealistik, (b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c) hanya bisa dinyatakan secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciri-ciri seperti itu, suatu strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang perlu dilakukan. Artinya, perlu ditetapkan sasaran antara dengan ciri-ciri: (a) jangkauan waktu ke depan spesifik, (b) praktis dalam arti diperkirakan mungkin dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret. Kedelapan: Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang
20 anggaran, sarana, prasarana dan waktu.6 Kesembilan: mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan bukan hanya dalam arti kualifikasi teknis, akan tetapi juga keperilakuan serta mempersiapkan sistem manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada pengakuan dan penghargaan harkat dan martabat manusia dalam organisasi. Kesepuluh: teknologi yang akan dtmanfaatkan yang karena peningkatan kecanggihannya memerlukan seleksi yang tepat. Kesebelas: Bentuk, tipe dan struktur organisasi yang akan digunakan pun sudah harus turut diperhitungkan, misalnya apakah akan mengikuti pola tradisional dalam arti menggunakan struktur yang hierarkikal dan piramidal, ataukah akan menggunakan struktur yang lebih datar dan mungkin berbentuk matriks. Keduabelas: Menciptakan suatu sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga daya inovasi, kreativitas dan diskresi para pelaksana kegiatan operasional tidak "dipadamkan." Ketigabelas: Sistem penilaian tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan strategi yang dilakukan berdasarkan serangkaian kriteria yang rasional dan objektif. Keempatbelas: Menciptakan suatu sistem umpan balik sebagai instrumen yang ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau mungkin bahkan tidak tercapai. Kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk mengambil keputusan di masa depan.
6
Ibid., hlm. 16.
21
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.7 Dengan demikian, strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah haji dapat diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi jama’ah haji dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai kepuasan jama’ah haji secara optimal. Dengan kata lain strategi pelaksanaan kelompok bimbingan ibadah haji adalah siasat, taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapai kepuasan jama’ah haji. 2. Ciri-ciri Strategi Robert H. Hayes dan Steven C. Wheelwright telah mengidentifikasi lima ciri utama strategi yang membedakannya dari jenis perencanaan umum: 1. Wawasan waktu (time horizon). Pada umumnya, kata strategi dipergunakan
untuk
menggambarkan
kegiatan
yang
meliputi
cakrawala waktu yang jauh di depan, yaitu waktu yang diperlukan
7
Ibid., hlm. 17.
22
untuk melaksanakan kegiatan tersebut dan juga waktu yang diperlukan untuk mengamati dampaknya. 2.
Dampak (impact). Walaupun hasil akhir dengan mengikuti suatu strategi tertentu tidak langsung terlihat untuk jangka waktu yang lama, dampak akhirnya akan sangat berarti.
3.
Pemusatan upaya (concentration of effort). Sebuah strategi yang efektif biasanya mengharuskan pemusatan kegiatan, upaya, atau perhatian
terhadap
rentang
sasaran
yang
sempit.
Dengan
memfokuskan perhatian pada kegiatan yang dipilih ini, secara implisit kita mengurangi sumber daya yang tersedia untuk kegiatan lainnya. 4.
Pola keputusan (pattern of decisions). Walaupun sebagian perusahaan hanya perlu mengambil sejumlah kecil keputusan utama untuk menerapkan strategi pilihannya, kebanyakan strategi mensyaratkan bahwa sederetan keputusan tertentu harus diambil sepanjang waktu. Keputusan-keputusan tersebut harus saling menunjang, artinya mereka mengikuti suatu pola yang konsisten.
5.
Peresapan (pervasiveness). Sebuah strategi mencakup suatu spektrum kegiatan yang luas mulai dari proses alokasi sumber daya sampai dengan kegiatan operasi harian. Selain itu, adanya konsistensi sepanjang waktu dalam kegiatan-kegiatan ini mengharuskan semua
23
tingkatan perusahaan bertindak secara naluri dengan cara-cara yang akan memperkuat strategi.8 Kelima ciri ini jelas menunjukkan bahwa strategi perusahaan merupakan inti tempat semua kegiatan utama lainnya berputar. Strategi bersifat
jangka
panjang dan luas cakupannya. la
meresapi
dan
mengendalikan semua tindakan penting organisasi, dan ia merupakan faktor penting, penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi dikemudian hari. 3. Kepuasan Jama’ah Haji Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidakpuasan yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul bila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan pengertian kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi bisa dikatakan bahwa kepuasan konsumen adalah harapan dan kinerja. Kepuasan adalah merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk kerja (yang senyatanya diterima). Apabila harapan tinggi, sementara unjuk kerjanya biasa-biasa saja, kepuasan tidak akan tercapai (sangat mungkin konsumen akan kecewa). Sebaliknya 8
James A.F. Stoner, Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga, 1992, hlm. 140.
24
apabila unjuk kerja melebihi dari yang diharapkan, kepuasan meningkat. Karena harapan yang dimiliki konsumen cenderung selalu meningkat sejalan dengan meningkatnya pengalaman konsumen, para manajer harus secara rutin memonitor kemampuannya untuk memenuhi pembatas kepuasan yang semakin tinggi. 9 Harapan merupakan apa yang diyakini konsumen yang pada akhirnya membentuk kepuasan. Karena itu apabila "jasa KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) yang dapat ditoleransi" yang diharapkan, maka akan timbul kepuasan. Sebaliknya bila yang diharapkan adalah "ideal" dan bila yang terjadi kurang dari harapan tersebut, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Dewasa
ini
perhatian
kepada
kepuasan
maupun
ketidakpuasan konsumen telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini. Dengan semakin banyaknya pihak yang menawarkan produk atau jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak pula. Dengan demikian kekuatan tawar-menawar konsumen akan semakin besar pula. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan konsumen yang merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat antara lain hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, memberika Asosiasi yang terbentuk dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyaliltas konsumen, dan
9
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses tangal 1 Mei 2012
25
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.10 Ada beberapa ahli yang memberikan definisi mengenai kepuasan /ketidakpuasan konsumen antara lain: Wikie mendefinisikan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumen suatu produk atau jasa. Engel menyatakan bahwa kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan jama’ah haji mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Apabila harapan jama’ah tinggi, sementara kinerja KBIH biasa-biasa saja, maka kepuasan tidak akan tercapai (sangat mungkin jama’ah haji akan kecewa). Dengan kata lain, kepuasan
jama’ah
haji
adalah
tingkat
perasaan
jama’ah
setelah
membandingkan dengan harapannya. Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan para ahli, salah satunya yang didefinisikan oleh Engel dan kawan-kawan yang mengatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung 10
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses tangal 1 Mei 2012
26
dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen tadi terbagi dua bagian, yang pertama adalah perilaku yang tampak, variabel-variabel yang termasuk ke dalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu faktor sosial budaya yang terdiri atas kebudayaan, budaya khusus, kelas sosial, kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor yang lain adalah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Selanjutnya perilaku konsumen tadi sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapnya dimulai
dari
pengenalan
masalah
yaitu
berupa
desakan
yang
membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya. Selanjutnya tahap mencari informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan yang dilanjutkan dengan tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian.11
11
hlm. 49
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia, 2005,
27
Tahap berikutnya adalah tahapan keputusan pembelian dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian di mana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa rersebut. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan dan nllainilai perusahaan.12 Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan), perantara (sebagai penilaian pelanggan atas perantara perusahaan seperti diler dan grosir). Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi serta yang berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang. Selanjutnya variabel-variabel nilai perusahaan dapat dibagi atas dua macam yaitu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakannya sehari-hari. Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika.
12
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Gramedia Utama, 2003, hlm. 65.
28
Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk. Selanjutnya, pelanggan pun dapat dibagi atas dua macam, yaitu pelanggan eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena mereka ada di luar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orang-orang yang melakukan proses Selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya. Berbagai cara dapat dilakukan perusahaan untuk membentuk harapan pelanggan. Pertama, melalui promosi yang tidak mengecewakan konsumennya agar terjadi komunikasi yang terkendali antara perusahaan dengan konsumen. Kedua, melalui sikap yang baik dari para petugas penjualan dan ketiga melalui unjuk kerja penjualan yang lebih profesional.13 Memperbaiki dan mempertahankan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya perlu terus dibina. Untuk mengendalikan tingkat kehilangan pelanggan agar tetap pada posisi yang aman, perusahaan perlu mengambil empat langkah, yaitu: 1. Menentukan tingkat bertahannya pelanggan. 2. Membedakan berbagai penyebab hilangnya pelanggan dan menentukan penyebab utama yang bisa dikelola lebih baik. 3. Memperkirakan kehilangan keuntungan dari pelanggan yang hilang. 13
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen), diakses tangal 1 Mei 2012
29
4. Menghitung berapa biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan pelanggan. Selain itu ada 2 cara untuk upaya mempertahankan pelanggan, yaitu: 1. Menyulitkan pelanggan untuk mengganti pemasok. Hal ini dapat dilakukan
dengan
berbagai
cara
agar
tidak
berdampak
pada
pelanggannya untuk berganti pemasok. 2. Memberikan kepuasan yang tinggi. Dengan cara ini maka akan sulit bagi pesaing untuk masuk walaupun dengan harga yang lebih murah atau rangsangan lain. Agar dapat diciptakan loyalitas pelanggan ini maka perusahaan harus melakukan strategi yang berwawasan hubungan kemitraan dengan pelanggan. Terdapat lima tingkat hubungan dengan pelanggan, yaitu: 1. Biasa, wiraniaga menjual produk namun tidak menghubungi pelanggan lagi. 2. Reaktif,
wiraniaga
menjual
produk
dan
meminta
pelanggan
menghubunginya jika mempunyai suatu keluhan, misalnya. 3. Bertanggung jawab, wiraniaga menghubungi pelanggan segera setelah penjualan untuk menanyakan apakah produk atau jasa memenuhi harapan pelanggan atau tidak. 4. Proaktif, wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu kewaktu dengan saran untuk peningkatan penggunaan produk.
30
5. Kemitraan, perusahaan terus bekerjasama dengan pelanggan untuk mencapai penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan bekerja lebih baik.14 B. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) 1. Deskripsi Singkat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa amalan, antara lain: wukuf, tawaf, sa'i dan amalan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah Swt dan mengharapkan ridho-Nya. Haji merupakan rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahun. Bimbingan ibadah haji adalah petunjuk atau penjelasan cara mengerjakan dan sebagai tuntunan hal-hal yang berhubungan dengan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan menggunakan miniatur ka'bah dan dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci. 15 Tujuan diadakannya bimbingan ibadah haji adalah untuk mempermudah calon jamaah haji dalam memahami tentang ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga diharapkan menjadi calon jama'ah haji yang mandiri dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar. Menurut Abdurrahman Jaziri, haji merupakan beberapa amal perbuatan tertentu yang ditunaikan pada masa tertentu, di tempat tertentu,
14 15
624.
Husein Umar, op. cit., hlm. 52-53. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2010, hlm.
31 dengan cara yang tertentu pula.16 Pengertian lebih jelas dikemukakan Sayyid Sabiq bahwa haji adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa'i, wukuf di Arafah dan ibadah-ibadah lain demi memenuhi perintah Allah dan mengharap ridhanya.17 Menurut ad-Dimasyqi bahwa para imam mazhab telah sepakat bahwa haji merupakan salah satu rukun Islam. Ia adalah fardu yang diwajibkan atas setiap muslim yang merdeka, balig, dan mempunyai kemampuan, dalam seumur hidup sekali.18 Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa haji merupakan ibadah yang diwajibkan kepada setiap orang yang mampu dengan memenuhi syarat sebagaimana yang telah ditentukan dalam alQur'an dan hadis. Sebagai kewajiban maka setiap orang yang beriman mendambakan bisa menunaikan ibadah tersebut. Seiring dengan itu jama'ah haji berharap bisa menunaikan ibadah tersebut sesuai dengan harapannya tanpa mengalami hambatan atau kesulitan. Karena itu kebijakan manajemen kelompok bimbingan mempunyai peran dan arti penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Rangkaian kegiatan manasik haji, baik yang berupa rukun maupun wajib haji seluruhnya dilakukan di tempat-tempat yang telah ditetapkan oleh syariat agama, antara lain miqat-miqat yang telah ditetapkan Makkah, Arafah, Mina dan Muzdalifah termasuk ziarah ke makam Nabi Muhammad 16
Abdurrrahman Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Madzahib al-Arba’ah, juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1972, hlm. 526. 17 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah. Juz 1, Kairo: Maktabah Dâr al-Turast, 1970, hlm. 26 18 Abdurrahman Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004, hlm. 169.
32
SAW di Madinah, di mana tempat-tempat tersebut berada di wilayah Kerajaan Arab Saudi. Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu (istitho'ah) mengerjakannya sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian, yaitu : Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masingmasing individu mencakup antara lain kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama khususnya tentang manasik haji. Kedua, kemampuan umum yang bersifat eksternal yang harus dipenuhi oleh lingkungan-negara dan pemerintah-mencakup antara lain peraturan perundang-undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas, transportasi dan hubungan antarnegara baik multilateral maupun bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka perjalanan untuk menunaikan ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar.19 Sebagai sebuah kewajiban, ibadah haji memerlukan bimbingan dan pembinaan. Atas dasar itu, pembinaan terhadap calon jamaah/jamaah haji ditempatkan sebagai salah satu dari 3 tugas utama penyelenggaraan haji, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang 19
hlm. 1-2.
Achmad Nidjam dan Alatief Hanan, Manajemen Haji. Jakarta: Nizam Press, 2004,
33
Penyelenggaraan Ibadah Haji yaitu pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jamaah/jamaah haji. Pembinaan calon jamaah/jamaah haji adalah salah satu tugas pokok Departemen Agama yang dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, dimana dalam pelaksanaan tugas ini pemerintah telah melibatkan pihak masyarakat ikut berpartisipasi sebagai mitra kerja.20 Kelompok bimbingan ibadah haji sebagai lembaga sosial keagamaan (non pemerintah) merupakan sebuah lembaga yang telah memiliki legalitas pembimbingan melalui Undang-Undang dan lebih diperjelas melalui sebuah wadah khusus dalam struktur baru Departemen Agama dengan Subdit Bina KBIH pada Direktorat Pembinaan Haji. KBIH adalah lembaga/yayasan sosial Islam yang bergerak di bidang Bimbingan Manasik Haji terhadap calon jamaah/jamaah haji baik selama dalam pembekalan di tanah air maupun pada saat pelaksanaan ibadah haji di Arab Saudi. KBIH
sebagai
sebuah
lembaga
sosial
keagamaan,
dalam
melaksanakan tugas bimbingan diatur berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 371 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, yang mereposisi KBIH sebagai badan resmi di luar pemerintah dalam pembimbingan.
20
Buku Pedoman Pembinaan KBIH, 2006, hlm. 5.
34
Sejak awal munculnya KBIH sekitar tahun 1990 sampai saat ini, tidak lepas dari berbagai permasalahan, khususnya dalam pembinaan. Karena selama ini belum memiliki sebuah sistem pembinaan yang baku untuk dipedomani, sehingga KBIH tumbuh berkembang tanpa pembinaan yang jelas dari pihak pemerintah, mengakibatkan timbulnya keluhan jama'ah haji terhadap KBIH yang kurang bertanggung jawab dalam bimbingan haji di Tanah Air maupun di Arab Saudi. Berdasarkan pemikiran tersebut di atas dan dengan latar belakang KBIH yang kian hari kian bertambah jumlahnya (lebih kurang 1300 KBIH, dengan 40 % jama'ah haji
masuk dalam bimbingan KBIH), maka
pembinaan terhadap KBIH sudah menjadi satu keharusan yang mendesak. Sistem pembinaan dimaksud dibakukan dalam sebuah buku pedoman untuk seluruh praktisi perhajian daerah dan pusat.21 2. Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) KBIH ditetapkan oleh Kakanwil untuk masa berlaku 3 tahun. Penetapan tersebut dapat diperpanjang apabila hasil akreditasi 2 tahun terakhir nilai kinerja paling rendah C (sedang). Adapun tugas pokok KBIH meliputi: a. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji tambahan di tanah air maupun sebagai bimbingan pembekalan. b. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan lapangan di Arab Saudi.
21
Ibid., hlm. 5.
35
c. Melaksanakan pelayanan konsultasi, informasi dan penyelesaian kasuskasus ibadah bagi jamaahnya di tanah air dan di Arab Saudi. d. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam penguasaan manasik, keabsahan dan kesempurnaan ibadah bagi jamaah yang dibimbingnya. e. Memberikan pelayanan yang bersifat pengarahan, penyuluhan, dan himbauan untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan jinayat haji (pelanggaran-pelanggaran haji). Fungsi KBIH dalam pembimbingan meliputi a. Penyelenggara/Pelaksana bimbingan haji tambahan di tanah air sebagai bimbingan pembekalan. b. Penyelenggara/Pelaksana bimbingan lapangan di Arab Saudi. c. Pelayan, konsultan dan sumber informasi perhajian. d. Motivator bagi anggota jamaahnya terutama dalam hal-hal penguasaan ilmu manasik, keabsahan dan kesempurnaan ibadah.22 KBIH dalam melaksanakan tugas bimbingan harus koordinasi : 1. Di tanah Air dengan : a. Kakandepag sebagai pembina KBIH sekaligus sebagai Kepala Staf Penyelenggara Haji Kabupaten/Kota. Bentuk koordinasi meliputi: 1). Informasi perhajian 2). Pelaksanaan bimbingan 3). Pengelompokan. 4). Pemberangkatan
22
Ibid., hlm. 6.
36
5). Penyelesaian kasus. b. Petugas Kesehatan Kecamatan dan Kabupaten/Kota dalam bentuk koordinasi meliputi : 1). Pemeliharaan kesehatan jamaah. 2). Pelaksanaan bimbingan. 3). Informasi kesehatan haji. 4). Penanganan kasus kesehatan. c. Ketua PPIH Embarkasi dalam bentuk koordinasi meliputi: 1). Informasi perhajian. 2). Jadual bimbingan. 3). Jadual keberangkatan. 4). Penyelesaian dokumen. d. Petugas operasional yang menyertai jamaah yang akan terbang dan berangkat bersama dalam kelompok terbang dengan bentuk koordinasi meliputi: 1). Rencana keberangkatan. 2). Pembagian paket haji antara lain dokumen, living cost dll. 3). Penempatan, pemantapan di asrama dan selama dalam perjalanan 4). Informasi perhajian 5). Penyelesaian kasus 6). Awak Kabin selama dalam penerbangan. 7). Forum Komunikasi KBIH yang ada di wilayahnya dengan bentuk koordinasi meliputi:
37
1). Informasi pembinaan/bimbingan. 2). Pelaksanaan bimbingan. 3). Penyelesaian kasus. 4). Kemitraan dan kebersamaan. 2. Di Arab Saudi: a. Petugas
operasional
yang
menyertai
jamaah
dengan
bentuk
koordinasi; 1). Penempatan dan angkutan. 2). Pelaksanaan ibadah. 3). Informasi perhajian. 4). Penanganan kasus-kasus meliputi kasus ibadah, kesehatan dan umum. b. Petugas Bandara di Arab Saudi dalam bentuk Koordinasi : 1). Informasi yang diperlukan. 2). Penyelesaian dokumen. 3). Penyelesaian kasus. c. PPIH Arab Saudi dalam bentuk koordinasi meliputi: 1). Informasi perhajian 2). Bimbingan Ibadah 3). Penyelesaian dokumen 4). Pelayanan kesehatan. 5). Pelayanan keberangkatan. 6). Penanganan kasus.
38
d. Petugas Maktab/Majmu'ah dalam bentuk koordinasi meliputi: 1). Informasi penempatan dan keberangkatan. 2). Pelayanan. 3). Penanganan kasus-kasus.
BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) NAHDLATUL ULAMA’ DI KABUPATEN TEGAL PERIODE 2007 – 2010
A. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 1. Dasar dan Tujuan Penyelenggaraan KBIH Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang memiliki ritus dan spirit yang begitu lengkap. Meliputi segala aspek jasmani dan ruhani secara utuh. Ia senantiasa dilakukan oleh seorang hamba dengan kemampuan ijtihadunnafsi wa ikhraju quwwatil qolbi. Kemampuan tersebut harus sudah terpupuk sejak memantapkan niat hingga kembali ke Tanah Air.
39
40
Begitu pentingnya kemampuan lahir dalam arti fisik materiil sehingga menjadikan ibadah itu khusus dalam arti menyusun kesiapan. Kesiapan dalam hal ini lebih dititikberatkan pada kemampuan berkorban dengan kesungguhan yang paripurna. Pengorbanan ini meliputi segala apa yang melekat pada jasad dipasrahkan kepada yang sesungguhnya berhak dalam kepemilikan. Itu barulah aspek lahir. Kemampuan bathin dalam arti mental spiritual mempunyai porsi yang lebih penting dalam menjalankan ibadah ini. Media yang mutlak diperlukan adalah kesiapan ilmu. Dikatakan lebih penting karena pada pentargetannya harus ada sebuah proses kenaikan ruhani atau peningkatan maqom (kedudukan). Maqom tertinggi yang harus dicapai adalah ma’rifatullah. Tetapi setidaknya bagi kalangan awam cukuplah dengan adanya sebuah perubahan dalam dirinya ke arah yang lebih positif (peningkatan ruhani). Aspek inilah yang membedakan kualitas ibadah seseorang satu sama lain. Kegagalan dalam beribadah haji kebanyakan terdapat pada kesalahan merepresentasikan sebuah pemahaman tauhid menjadi titik tolak memahami dan memperlakukan alam secara etis dan proporsional berdasarkan hukum Allah. Pemahaman tauhid secara benar dimulai dari pemahaman tentang kesejatian diri secara simultan. Pemahaman tentang kesejatian diri haruslah diiringi dengan pemahaman terhadap hukum Allah yang malah kebanyakan justru dipersempit dengan pemahaman terhadap hukum syariat. Bukankah ibadah haji juga dilakukan oleh umat terdahulu
41
sebelum Muhammad SAW. Hal ini adalah indikasi adanya kelanggengan ritus yang mengarah pada pemahaman universalisme Islam dan merupakan titik awal merepresentasikan konsep rahmatan lil’alamin dan itmaamu makarimal akhlaqi. Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi hamba Allah SWT yang beragama Islam dan mampu secara jasmani dan rohani maupun finansial. Ibadah haji bagi orang Indonesia merupakan kesempatan yang langka dan mahal karena kouta dan waktunya terbatas. Sehingga kesempatan beribadah Haji harus dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin. Oleh karena itu, jama'ah calon Haji harus memiliki bekal pengetahuan demi mencapai Haji yang mabrur. Oleh karenanya bimbingan jamaah haji adalah salah satu alternatif yang wajib ditempuh untuk mencapai haji yang mabrur. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU Kabupaten Tegal sejak tahun 2002 telah mengadakan bimbingan ibadah Haji dan Umroh di tanah air dan Insya Allah sampai ke tanah suci dan setelah itu kembali ke tanah air.1 Adapun yang menjadi dasar penyelenggaraan sebagai berikut: 1. Surat Keputusan Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Tegal No. 062/SK/PCM/DIV/2001. 2. Surat Rekomendasi dari Kantor Departemen Agama Kab. Tegal No. MK / 7 / 4 - a /Hj.02/3 91/2001.
1
Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006 – 2010, hlm. 36.
42
3. Izin operasional dari Kantor wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan SK Nomor : KW.l 1.3/I/I-IJ.02/135 3A/2004. Tujuan Penyelenggaraan: 1. Membantu calon haji untuk mendaftarkan diri pada Instansi terkait. 2. Merealisasikan program kerja PC. NU Kab. Tegal periode 2007-2010. 3. Meningkatkan kualitas pengabdian Muslimat NU kepada agama, bangsa dan negara.2
2. Pelaksanaan Bimbingan Ibadah Haji a. Sebelum Pemberangkatan Dalam rangka melayani jama'ah haji dan untuk meningkatkan bimbingan ibadah haji, sebelum pemberangkatan maka Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU Kabupaten Tegal membuat beberapa ketentuan sebagai berikut: 1. Bimbingan ibadah haji di KBIH NU diselenggarakan sebanyak 20 x pertemuan. 2
Ibid.
43
2. Peran serta jamaah dalam mengikuti bimbingan sangat besar, hal ini bisa dilihat dari kehadiran dan keaktifan setiap kegiatan bimbingan. 3. Peran serta pembimbing, aktif 4. Bimbingan 5. Visi: meraih haji mabrur: mabrur dalam persiapan, dalam pelaksanaan, dan mabrur pasca ibadah haji. 6. Misi:
Membekali jamaah haji dengan ilmu manasik yang benar, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW,. Melayani Jamaah Haji agar dapat melaksanakan Ibadah dengan sempurna 7. Materi bimbingan: Aqidah, Tauhid, Fiqih Haji dan Ibadah lainnya seperti : Etika Ibadah Haji, Sejarah dan Budaya Arab, Bahasa Arab sehari-hari, Filosofi Ibadah Haji
Berdasarkan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor: D/296/1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, diketahui bahwa kewajiban KBIH meliputi :
44
1. Memberikan bimbingan kepada calon jamaah haji yang menjadi peserta KBIH yang bersangkutan; 2. Mentaati dan mematuhi peraturan dan kebijaksanaan penyelenggaraan ibadah haji yang ditetapkan oleh pemerintah dan mengikuti kebijaksanaan yang diambil oleh Ketua Kloter; 3. Membuat dan melaksanakan surat perjanjian dengan pesertanya yang berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak; 4. Menonjolkan identitas nasional dan tidak menonjolkan identitas kelompok; 5. Membantu kelancaran dan ketertiban pelaksanaan pelayanan kepada jamaah haji yang dilakukan oleh petugas haji; 6. Menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Departemen Agama setempat. Dalam rangka mengimplementasikan kewajiban yang tertuang pada poin-poin keputusan Dirjen tersebut, maka KBIH NU membuat program kerja yang lebih konkrit, terdiri dari : 1. Mengurus pendaftaran calon jama’ah haji setelah melengkapi segala persyaratan administratif. 2. Mengadakan bimbingan dan pembinaan bagi para calon jama’ah beberapa hari setelah pendaftaran ditutup. 3. Memberikan kesempatan bagi para calon jama’ah untuk mengadakan konsultasi dengan pembimbing.
45
4. Mengadakan koordinasi baik langsung maupun tidak langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan pengurusan ibadah haji. 5. Memberikan petunjuk-petunjuk tentang prosedur pemberangkatan dan pemulangan kepada para jamaah sebagai bentuk ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan Ketua Kloter. 6. Mengurus
persiapan-persiapan
pemberangkatan,
baik
persiapan
ketertiban dalam pengorganisasian maupun kesiapan tetang kondisi fisik jamaah. 7. Mendampingi dan mengkoordinir para jama’ah selama pelaksanaan ibadah di Tanah Suci. 8. Mengurus persiapan-persiapan pemulangan termasuk memeriksa dan mendata kelengkapan anggota KBIH NU. 9. Membuat laporan selama bimbingan, pendampingan dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji kepada Kepala Kandepag Kota Bekasi. 10. Secara umum, mempertegas dan mengimplementasikan hak dan kewajiban bagi KBIH dan Jamaah yang dibimbing. b. Pemberangkatan dan Pelaksanaan Ibadah Haji KBIH NU tidak menyertakan pembimbing sampai ke tanah suci sehingga dalam pelaksanaan bimbingan sangat ditekankan agar calon haji benar-benar bisa melaksanakan ibadah haji secara mandiri. Untuk menjaga kemungkinan terjadi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji khususnya yang berhubungan dengan
46
masalah hukum baik yang terjadi di Jeddah, Madinah, Makkah Arofah maupun Mina maka dikondisikan agar jamaah calon haji senantiasa koordinasi dengan Karu (Kelompok Regu) dan Karom (Kelompok Rombongan). Karu dan Karom diperankan untuk bisa menyelesaikannya dan bilamana perlu bisa langsung konsultasi dengan pengurus KBIH maupun Bapak Rois Syuria PC, NU Kabupaten Tegal atau via telpon.
َواَوَت َو َواُن وا َو َو اواْلِّرِب َوااوالَت ْل َوااَو ا َوَت َو َواُن وا َو َو ْلِّرِب ا:وا ا( ومل ئ ة اوا ْلِّرِب َوااواْل ُن ْل َوا ِّرِبا َو )ا2 Artinya; Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. AlMaidah: 2).
Dengan koordinasi yang baik antara jamaah haji dan Karu, Karom, pelaksanaan ibadah haji 2004 - 2005 berjalan dengan baik. Adapun evaluasi sebagai berikut: 1. Bentuk Jamarot ada perubahan dari departemen agama belum pernah menyampaikan informasi hal tersebut. 2. Diharapkan setiap ada bentuk perubahan segala sesuatu agar diinformasikan kepada KBIH sebelum calon haji berangkat.3
3
Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU.
47
Jamaah Haji KBIH NU Kabupaten Tegal ditetapkan sebagai rombongan 7 (tujuh) masuk dalam kloter (kelompok terbang) 57 dari Embarkasi Adi Sumarmo Solo. 1. Pemberangkatan dari Pendopo Kabupaten Tegal di Slawi menuju Asrama Haji Donohudan Boyolali 2. Selama di Asrama Haji Donohudan Boyolali mengikuti kegiatan antara lain : a Bimbingan secara umum sebelum berangkat ke tanah suci b Menerima pasport, gelang, identitas, living cost c Pemeriksaan kesehatan, pembagian masker dan buku kesehatan. d Jadwal pemberangkatan jamaah haji kloter 57 dengan penerbangan GA.6117 e Kegiatan jamaah haji selama berada di Madinah Al-Munawarah 1) Mengikuti kegiatan Shalat berjamaah di Masjid Nabawi 2) Ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti : Jabal Uhud, Masjid Quba, Masjid Jum'at, Masjid Qiblatain, Khandaq, Pabrik Kurma. 3. Pengajian untuk mendalami materi manasik haji setiap usai Shalat Isya. c. Pemulangan dan Setelah Sampai di Indonesia Alhamdulillah sebanyak 120 Jamaah Haji KBIH NU Kabupaten Tegal telah kembali ke Tanah Air dengan selamat. Jamaah disambut oleh Pembina Yayasan NU beserta Direksi 02 Desember 2010.
Pembina memberikan
sambutan kepada para Jamaah Haji, dan menerima laporan dari Ketua Rombongan KBIH NU mengenali pelaksanaan mulai dari keberangkatan sampai
48
dengan tiba kembali, alhamdulillah semua berjalan lancar dan seluruh Jama’ah pulang dengan sehat wal'afiat. Setelah acara penyambutan, dan pembacaan doa selesai, Jam’aah Haji dijemput langsung oleh anggota keluarganya. Kepulangan jama’ah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU
Kabupaten
Tegal
dengan
jumlah
120
orang
jamaah
tersebut
mempergunakan 3 bus dan 1 Mobil Box Kontainer untuk membawa koper yang telah dipersiapkan oleh Panitia Pemulangan Haji. Suasana haru disertai isak tangis dari keluarga pengantar mewarnai kepulangan jamaah yang dipimpin oleh Ketua rombongan. Saat penyambutan berlangsung, para penjemput sudah banyak yang menunggu yang merupakan tempat pemulangan jama’ah haji yang tergabung dalam KBIH NU Kabupaten Tegal ini. Mereka tampak gembira atas kepulangan keluarga mereka dari tanah suci. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh Kloter 30/JKS ini mendarat di Bandara Cengkareng pada hari Kamis (02/12) pukul 08.35 WIB, terlambat dari 3 jam dari jadwal yang telah ditentukan karena penerbangan pesawat Saudia Airlines SV 5304 mengalami delay di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Rombongan kemudian menuju Asrama Debarkasi Bekasi pada pukul 09.35 WIB untuk kemudian pulang pada pukul 11.35 WIB. Pimpinan Yayasan NU saat ditemui mengatakan pengurus KBIH sudah melakukan musyawarah agar suasana penyambutan lebih tertib mengingat jamaah haji banyak membawa barang-barang berharga. “Mudah-mudahan seluruh jama’ah haji dapat memperoleh gelar haji mabrur” katanya. Sedangkan keluarga penjemput mengatakan ia merasa bersyukur pengelola KBIH dapat membuat penyambutan jamaah haji berjalan dengan tertib dan khidmat.
49
3. Struktur Kepengurusan Dalam rangka memperjelas dan memperkuat pengorganisasian, maka Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (:KBIH) Muslimat NU Kabupaten Tegal membuat struktur kepengurusan yang di dalamnya menyangkut kepengurusan jama'ah muslim dan muslimat. Hal ini disebabkan jama'ah haji tidak hanya kaum pria tetapi juga kaum wanita. Berdasarkan data penelitian, bahwa jumlah jama'ah haji yang mendapat bimbingan dari KBIH Muslimat NU Kabupaten Tegal yaitu jam'ah haji pria dan jama'ah haji wanita dan banyak pula dalam kedudukan sebagai suami istri (Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006/2007: 36). Atas
50
dasar itu dibuat laporan pelaksanaan bimbingan, untuk jelasnya sebagai berikut: Susunan Pengurus Penasehat
: 1. PC. NU Kab. legal 2. HJ. Waenah Sikhah 3. Hj.Cholidah Maksan (PCMuslimatNU)
Ketua
: 1. Hj, Azimatun Ni'mah, BA 2. Hj. Hamidah A. Fadil
Sekretaris
: 1. Dra. Hj. Azizah Jazeri 2. Hj.Masqi Azizah
Bendahara
: 1. Hj. Masruroh Munaseh 2. Hj. Umaeroh
Humas
:
1. Hj.Nuziyati 2. Hj.Umu'ilah 3. Hj. Mutmainah 4. Chafsah
Usaha
: 1. Hj Aisah 2. Hj. Lutfiyah
Konsumsi
: 1. Hj. Nurkhikmah 2. Hj. Aminah 3. Hj.Masitoh
Perlengkapan
: 1. Falihah
51
2. Khasilah 3. Nuraini Untuk meningkatkan bimbingan manasik haji, maka perlu juga meletakkan beberapa orang yang menangani masalah kewanitaan, kesehatan, olah raga, dan praktek. Atas dasar itu, kepengurusannya sebagai berikut: Pembimbing Manasik Haji
: KH. Hasim Jamhari KH. Hambali Usman KH.SalimAbuSuud KH.Muhdlor KH.AbduUalil KH.AliGhufron Drs. H. Mukhtarudin
Pembimbing Kewanitaan
: Nyai Hj. Sairuroh Hj. Waenah Hj. AzimatunNi'mah Dra. Hj. Umi Azizah
Pembimbing Kesehatan
: Dr. H. Bahaudin Bidan Hj. Wasilah
Pembimbing Olah Raga
: Drs. H. Was'ari Hj. Lutfiyah
Pembimbing Praktek
: Drs.HM.Yamin
52
Dalam melakukan bimbingan, KBIH Muslimat NU Kabupaten Tegal telah membuat rincian global sumber dana dan penggunaan dana:
Sumber Dana
Besarnya Rp.
Kontribusi peserta/calon haji
Rp 35,000.000,-
100 x Rp, 350.000,Hasil Pengelolaan pakaian
Rp. 1.700.000,-
Jumlah
Rp. 36.700.000
Penggunaan Dana
Besarnya Rp.
1
Kesekretariatan
Rp. 2.725.000,-
2
Perbaikan alat peraga
Rp. 225.000,-
3
Transportasi panitia
Rp. 4.250.000,-
4
Insentif Pembimbing
Rp. 5.391.000,-
5
Perlengkapan
Rp. 850.000,-
6
Konsumsi
Rp. 6.800.000,-
7
Identitas Peserta
Rp. 6.489.000,-
8
Kontribusi - PC muslimat NU
Rp. 2.500.000,-
9
Panitia Pemb-Gedung NU
Rp. 2.500.000,-
10
Dokumentasi
Rp. 225.000,-
11
Lain-lain
Rp., 2.970.000,Rp. 35.000.000,-
12
Jumlah Pemasukan
Rp. 36.700.000,-
13
Jumlah Pengeluaran
Rp. 35.000.000,-
Saldo
Rp. 1.700.000,-
53
DAFTAR NAMA PESERTA CALON JAMA'AH HAJI KBIH NU KAB. TEGAL TAHUN 2007/2010 Klasifikasi Berdasarkan Daerah Asal No.
Nama
Alamat
No.Porsi
1.
Sodirin bin Waslan
Kembangan Lebaksiu
11000 33117
2.
Nurjanah binti Durjat
Kembangan Lebaksiu
11000 33121
3.
Muslikha binti Sholeh
Kembangan Lebaksiu
11000 43970
4.
Kaelani bin Muanas
Kembangan Lebaksiu
11000 36563
5.
Suwaryo bin Damanur
Kembangan Lebaksiu
11000 37250
6
Sartini binti Bangi
Kembangan Lebaksiu
11000 33083
7
Sakwi binti Kesi
Kembangan Lebaksiu
1100037253
8
Toimah binti Nur Ikhlash.
Kembangan Lebaksiu
1100055641
9
Moh. Faizin bin Hasyim
Kesuben Lebaksiu
1100048734
10
Muhayat bin Watum
Kesuben Lebaksiu
1100034138
11
Barkah binti Toib
Kesuben Lebaksiu
1100034140
12
Musnasihan bin Mukhdin
Kesuben Lebaksiu
11000 3289-5
13
Susneri bin Tosim Raharjo
Kesuben Lebaksiu
11000 32893
14
Mukrodi bin askar
Kesuben Lebaksiu
11000 36255
15
Juwariyah bin Mukhyidin
Kesuben Lebaksiu
11000 36260
16
Kasan bin Sudar
Kesuben Lebaksiu
11000 38660
17
Jaedun bin Wastro
Kesuben Lebaksiu
11000 34353
18
Masitoh binti Taryo
Kesuben Lebaksiu
1100038655
19
Ali Imron bin Muslikhun
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100039624
20
Sholeh Bin Juri
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100033834
21
Estu priyatin binti tobroni
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 39628
22
Kariri bin Asyikin
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100048915
23
Sahuti bin Siyam
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 53220
24
Suharti bin Sarngat
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 53222
25
Tiningsih bin Muanas
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 48919
26
Mudakir bin Sawen
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 47142
27
Saimah binti Tarmad
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100047147
28
Maelah bin Rumli
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 29432
54
29
Saumroh binti Wastar
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 33445
30
Juhariyah binti Busaeri
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 39379
31
Rifai binti Rais
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100028683
32
Munawar bin Karnawi
Dukuhlo Lebaksiu
11000 34054
33
Khalimah binti Wahyudi
Dukuhlo Lebaksiu
11000 34058
34
Riozikin bin Talan
Dukuhlo Lebaksiu
11000 56076
35
Sri Ningsih bin sirad
Dukuhlo Lebaksiu
11000 50080
36
Mariyah binti Nursidik
Dukuhlo Lebaksiu
1100045053
37
Moh. Rifai bin Ahmad
Babakan Lebaksiu
11000 51465
38
Aisyah binti Abdul Malik
Babakan Lebaksiu
11000 51467
39
Matoyah binti Sawad
Babakan Lebaksiu
11000 54248
40
Hasanah binti Taryad
Babakan Lebaksiu
11000 54934
41
Ansor bin Harun
Lebaksiu Lor Lebaksiu
11000 53068
42
Uripah binti Yahya
Yamansari Lebaksiu
11000 31663
43
Kyai Mahfud
Tuwel Bojong
11000 ....,...,
44
Ruslan bin Abbas
Yamansari Lebaksiu
11000 34910
45
Watri bin Kabat
Yamansari Lebaksiu
11000 34911
46
Purwokanti Pamuji
Yamansari Lebaksiu
1000 53718
47
Badri bin Sueb
Tegalkubur Lebaksiu
11000 27527
48
Rofii bin Abdul Syukur
Tegalkubur Lebaksiu
11000 43499
49
Sa'diyah binti Subar
Tegalkubur Lebaksiu
11000 27525
50
Mujahidin bin Ghozi
Tegalandong Lebaksiu
1100047796
51
Mutmainah binti Rokhim
Mejasem Lebaksiu
11000 50820
52
Tomolawi bin Zabidi h.
Tegalandong Lebaksiu
11000 52980
53
Muzayanah binti Bahrudin
Tegalandong Lebaksiu
11000 53182
54
Masri binti Najib
Tegalandong Lebaksiu
1100045782
55
Tafsir bin Muhammad
Timbangreja Lebaksiu
1100050498
56
Sumirah binti Cokro
Timbangreja Lebaksiu
11000 51497
57
Bambang bin Darmo
Timbangreja Lebaksiu
11000 51494
58
Suharti binti Sarngad
Timbangreja Lebaksiu
11000150499
59
Aminah binti Badjuri h.
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 53043
60
Kurdi bin Dana
Slarang Kidul Lebaksiu
1100053334
61
Fachruroji bin Said
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 36969
55
62
Urifatul hayati
Slarang Kidul Lebaksiu
1100036973
63
Mas'ud bin Mugi
Slarang Kidul Lebaksiu
1100044628
64
Simin bin saadi
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54849
65
Romah binti Somad
Slarang Kidul Lebaksiu
1100054851
66
Darmini binti Suka
Slarang Kidul Lebaksiu
1100054728
67
Muanas bin Abdul Jalil.
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54054
68
Mifrohati Sururoh
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54084
69
Soeparno bin Soma
Lebakgowah Lebaksiu
11000 56088
70
Sholicha binti Abdul Aziz
Tegalandong Lebaksiu
11000 54822
No. Nama
Jumlah: 70 orang Alamat
No.Porsi
71
Thonifah binti Ratam
Danawarih Balapulang
11000 44617
72
Mafroah binti Muhni
Danawarih Balapulang
11000 45479
73
Sholicha binti Daslim
Balapulang Wetan
11000 41075
74
Syamsudin bin Badri
Balapulang Wetan
11000 41069
75
Muslih bin Muhamad
Balapulang Wetan
11000 55675
76
Daryo bin Thohir
Balapulang Wetan
11000 54175
77
Sri Rahayu binti Sujan
Balapulang Wetan
11000 54164
78
Abd. Haris bin Anwar
Balapulang Wetan
11000 34458
Jumlah: 8 orang
No.
Nama
Alamat
No.Porsi.
79
Erlina Rinanda Binti
Slawi Kulon
11000 43000
80
Mahmud binti Jabidi
Slawi Wetan
11000 39884
81
Miftahudin bin Warmu
Gumayun Dukuhwaru
11000 48776
82
Syamsiyah binti Moh. Ali
Gumayun Dukuhwaru
11000 48785
83
Sofwan bin Abdul Aziz
Gumayun Dukuhwaru
11000 34349
84
Aminatun binti Aminudin
Gumayun Dukuhwaru
11000 34343
85
Sutinah binti Daun
Dukuhwaru
11000 42504
86
Ahmad muhaj bin Chalil
Dukuhwaru
11000 39373
56
87
Sumirah binti Kadar
Dukuhwaru
11000 39379
88
Fachrudin bin Wasari
Sindang Dukuhwaru
1100041946
89
Barkah binti Wasa
Sindang Dukuhwaru
11000 41960
90
Ridwan bin Said Ambar
Sindang Dukuhwaru
1100042966
91
Sulastri binti sholeh
Sindang Dukuhwaru
1100042970
92
Nasuha bin Toyib
Sindang Dukuhwaru
1100043216
93
Kustiah binti dapan
Bulakpacing Dukuhwaru
1100047487
94
Waun bin wahib
Dukuhwaru
11000 53496
95
Marsal bin Marsiono
Dukuhwaru
1100044212
96
Sulistia binti Mutolib
Dukuhwaru
11000 52839
97
Romadlon bin Kapsun
Dukuhwaru
11000 52842
Jumlah: 19 orang
No.
Nama
Alamat
No. Porsi
98
Komariyah binti Sanep
Tembok Luwung Adiwerna
1100028920
99
Thorinah binti Slamet
Tembok Luwung Adiwerna
11000 28921
100
Wusnadi bin Tarjad
Tembok Luwung Adiwerna
1100028017
101
Warsini Binti Rasmad
Tembok Luwung Adiwerna
1100028016
102
Rosidi bin Kurdi
Tembok Luwung Adiwerna
11000 45481
103
Rochimah binti Bada
Tembok Luwung Adiwerna
1100029011
104
Ripah binti Rasmad
Tembok Luwung Adiwerna
11000 29051
105
Dumenah binti Wanjat
Tembok Luwung Adiwerna
11000:29057
106
Suratmo bin bada
Tembok Luwung Adiwerna
11000 28413
107
Sumarni binti Arsid
Tembok Luwung Adiwerna
11000 52847
108
Wadiah binti Wasro
Tembok Luwung Adiwerna
11000 55904
109
Toyibah binti Warso
Tembok Lor Adiwerna
11000 38657
110
Nuridin bin Soja
Tembok Lor Adiwerna
11000 38662
111
Maswah binti Husian
Banjaran Adiwerna
1100054004
112
Muji Purwanto bin Mujiv
Banjaran Adiwerna
11000 53994
Jumlah: 15 orang
57
No.
Nama
Alamat
No.Porsi.
113
Fatima binti Sipin
Penarukan
11000 47491
114
Darsini binti Sarwad
Penarukan
11000 47487
115
Makmur bin Sirad
Penarukan
1100047495
116
Umrohati binti Slamet
Penarukan
11000 29266
117
Fatonah binti Asroh
Penarukan
11000 29267
Jumlah: 5 orang
No.
Nama
Alamat
No. Porsi
118
Umi Sa'diyah binti Kholil
Adiwerna
11000 35175
119
Sobari bin Abdulloh
Adiwerna
11000 40065
120
Saniti Janah binti Mangun
Adiwerna
11000 40060
121
Sartimah binti Muslim
Adiwerna
11000 56387
122
Suci binti Tarjad
Adiwerna
11000 55474
123
Januri bin Kasto
Pegirikan Talang
11000 35771
124
Kholifah binti Tarno
Pegirikan Talang
11000 35766
Jumlah: 7 orang
No.
Nama
Alamat
No. Porsi
125
Isofiudin bin Dahlan
Kendal Serut Pangkah
11000 50916
126
Farhatun binti Sahori
Kendal Serut Pangkah
11000 49121
127
Pribadi bin Wabyan
Kendal Serut Pangkah
1100049126
128
Sri Juwari binti Suwarlan
Tegal Wangi
11000 57114
129
Ikhsan bin.Tafsir
Tegal Wangi
11000 57116
130
Tarwi bin Rubah
Bogares Kidul Pangkah
11000 29298
131
Jisarno bin Warja
Bogares Kidul Pangkah
11000 29300
132
Darti binti Sawal
Bogares Kidul Pangkah
11000 41449
133
Lutfi binti Ambar
Bogares Kidul Pangkah
1100041457
134
Sarwi bin Sarman
Bogares Kidul Pangkah
11000 41554
135
Mahmudah binti Dawud
Bogares Kidul Pangkah
11000 34602
58
136
M. Tahyudin bin Abdurrozak
Grobog Wetan Pangkah
11000 51230
137
Hj. Khotijah binti Toyib
Grobog Wetan Pangkah
11000 51233
Jumlah: 13 orang
No.
Nama
Alamat
No. Porsi
138
Qomarudin bin Nasori
Cerih Jatinegara
11000 43481
139
Aminah binti Ahmad
Cerih Jatinegara
1100042081
140
Achmad bin Ali h.
Cerih Jatinegara
11000 42092
141
Uripah binti Khaerudin
Cerih Jatinegara
11000 47891
142
Wahidin bin Darmad
Penyalahan Jatinegara
1100040552
143
Khasanah binti Tardjan
Gantungan Jatinegara
11000 31363
144
Dakram bin Tasjan
Lebakwangi Jatinegara
1100042101
145
Marisah binti Najib
Lebakwangi Jatinegara
11000 42117
146
Sobri bin Nasori
Lebakwangi Jatinegara
11000 27458
147
Uripah binti Siar
Lebakwangi Jatinegara
11000 27459
148
Nurofik bin Muad
Lebakwangi Jatinegara
11000 34924
149
Ma'rifah binti Misbah
Lebakwangi Jatinegara
11000 34931
150
Zaenudin bin Kasan
Jatinegara
11000 48968
151
Moch. Nur bin Somad
Jatinegara
11000 31110
152
Srimulyati binti Susnad
Jatinegara
11000 31113
153
Jamalia binti Nur Ali
Jatinegara
11000 39774
154
Umitri binti Dakup
Padasari Jatinegara
11000 47376
155
Ahmad bin Sopan
Kedungwungu Jatinegara
11000 33063'
156
Rohimi binti Aripin
Penyalahan Jatinegara
11000 52400
157
Siti Maryam binti Soleh
Argatawang Jatinegara
11000 43372
158
Syaifudin bin Muhaemin
Argatawang Jatinegara
11000 43371
Jumlah: 21 orang
No.
Nama
Alamat
No. Porsi.
169
Bustomi bin Sanap
Tuwel Bojong
11000 52661
59
170
Ma'mur bin Dimyati
Tuwel Bojong
11000 40922
171
Maryam binti Ridwan
Tuwel Bojong
111000 40925
172
Nur bin Fauzib
Tuwel Bojong
11000 34722
173
Qibtiyah binti Ridwan
Tuwel Bojong
11000 3933
174
Nasirudin bin Madrapi
Tuwel Bojong
11000 39345
Jumlah: 6 orang
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin No
Nama
Alamat
No. Porsi
1
Nurjanah binti Durjat
Kembangan Lebaksiu
11000 33121
2
Muslikha binti Sholeh
Kembangan Lebaksiu
11000 43970
3
Sartini binti Bangi
Kembangan Lebaksiu
11000 33083
4
Sakwi binti Kesi
Kembangan Lebaksiu
1100037253
5
Toimah binti Nur Ikhlash.
Kembangan Lebaksiu
1100055641
6
Barkah binti Toib
Kesuben Lebaksiu Kesuben
1100034140
7
Masitoh binti Taryo
Lebaksiu
1100038655
8
Estu priyatin binti tobroni
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 39628
9
Saimah binti Tarmad
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100047147
10
Saumroh binti Wastar
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 33445
11
Juhariyah binti Busaeri
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 39379
12
Rifai binti Rais
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100028683
13
Khalimah binti Wahyudi
Dukuhlo Lebaksiu
11000 34058
14
Mariyah binti Nursidik
Dukuhlo Lebaksiu
1100045053
15
Aisyah binti Abdul Malik
Babakan Lebaksiu
11000 51467
16
Matoyah binti Sawad
Babakan Lebaksiu
11000 54248
17
Hasanah binti Taryad
Babakan Lebaksiu
11000 54934
18
Uripah binti Yahya
Yamansari Lebaksiu
11000 31663
19
Sa'diyah binti Subar
Tegalkubur Lebaksiu
11000 27525
20
Mutmainah binti Rokhim
Mejasem Lebaksiu
11000 50820
21
Muzayanah binti Bahrudin
Tegalandong Lebaksiu
11000 53182
22
Masri binti Najib
Tegalandong Lebaksiu
1100045782
60
23
Sumirah binti Cokro
Timbangreja Lebaksiu
11000 51497
24
Suharti binti Sarngad
Timbangreja Lebaksiu
11000150499
25
Aminah binti Badjuri h.
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 53043
26
Urifatul binti hayati
Slarang Kidul Lebaksiu
1100036973
27
Romah binti Somad
Slarang Kidul Lebaksiu
1100054851
28
Darmini binti Suka
Slarang Kidul Lebaksiu
1100054728
29
Sholicha binti Abdul Aziz
Tegalandong Lebaksiu
11000 54822
30
Thonifah binti Ratam
Danawarih Balapulang
11000 44617
31
Mafroah binti Muhni
Danawarih Balapulang
11000 45479
32
Sholicha binti Daslim
Balapulang Wetan
11000 41075
33
Sri Rahayu binti Sujan
Balapulang Wetan
11000 54164
34
Erlina Binti Eko
Slawi Kulon
11000 43000
35
Mahmud binti Jabidi
Slawi Wetan
11000 39884
36
Syamsiyah binti Moh. Ali
Gumayun Dukuhwaru
11000 48785
37
Aminatun binti Aminudin
Gumayun Dukuhwaru
11000 34343
38
Sutinah binti Daun
Dukuhwaru
11000 42504
39
Sumirah binti Kadar
Dukuhwaru
11000 39379
40
Barkah binti Wasa
Sindang Dukuhwaru
11000 41960
41
Sulastri binti sholeh
Sindang Dukuhwaru
1100042970
42
Kustiah binti dapan
Bulakpacing Dukuhwaru
1100047487
43
Sulistia binti Mutolib
Dukuhwaru
11000 52839
44
Komariyah binti Sanep
Tembok Luwung Adiwerna
1100028920
45
Thorinah binti Slamet
Tembok Luwung Adiwerna
11000 28921
46
Warsini Binti Rasmad
Tembok Luwung Adiwerna
1100028016
47
Rochimah binti Bada
Tembok Luwung Adiwerna
1100029011
48
Ripah binti Rasmad
Tembok Luwung Adiwerna
11000 29051
49
Dumenah binti Wanjat
Tembok Luwung Adiwerna
11000:29057
50
Sumarni binti Arsid
Tembok Luwung Adiwerna
11000 52847
51
Wadiah binti Wasro
Tembok Luwung Adiwerna
11000 55904
52
Toyibah binti Warso
Tembok Lor Adiwerna
11000 38657
53
Maswah binti Husian
Banjaran Adiwerna
1100054004
54
Fatima binti Sipin
Penarukan
11000 47491
55
Darsini binti Sarwad
Penarukan
11000 47487
61
56
Umrohati binti Slamet
Penarukan
11000 29266
57
Fatonah binti Asroh
Penarukan
11000 29267
58
Umi Sa'diyah binti Kholil
Adiwerna
11000 35175
59
Saniti Janah binti Mangun
Adiwerna
11000 40060
60
Sartimah binti Muslim
Adiwerna
11000 56387
61
Suci binti Tarjad
Adiwerna
11000 55474
62
Kholifah binti Tarno
Pegirikan Talang
11000 35766
63
Farhatun binti Sahori
Kendal Serut Pangkah
11000 49121
64
Sri Juwari binti Suwarlan
Tegal Wangi
11000 57114
65
Darti binti Sawal
Bogares Kidul Pangkah
11000 41449
66
Lutfi binti Ambar
Bogares Kidul Pangkah
1100041457
67
Mahmudah binti Dawud
Bogares Kidul Pangkah
11000 34602
68
Hj. Khotijah binti Toyib
Bogares Kidul Pangkah
11000 51233
69
Aminah binti Ahmad
Cerih Jatinegara
1100042081
70
Uripah binti Khaerudin
Cerih Jatinegara
11000 47891
71
Khasanah binti Tardjan
Gantungan Jatinegara
11000 31363
72
Marisah binti Najib
Lebakwangi Jatinegara
11000 42117
73
Uripah binti Siar
Lebakwangi Jatinegara
11000 27459
74
Ma'rifah binti Misbah
Lebakwangi Jatinegara
11000 34931
75
Srimulyati binti Susnad
Jatinegara
11000 31113
76
Jamalia binti Nur Ali
Jatinegara
11000 39774
77
Umitri binti Dakup
Padasari Jatinegara
11000 47376
78
Rohimi binti Aripin
Argatawang Jatinegara
11000 43372
79
Siti Maryam binti Soleh
Argatawang Jatinegara
11000 43371
80
Maryam binti Ridwan
Tuwel Bojong
111000 40925
81
Qibtiyah binti Ridwan
Tuwel Bojong
11000 3933
Jumlah: 81 orang
No.
Nama
Alamat
No.Porsi
1
Sodirin bin Waslan
Kembangan Lebaksiu
11000 33117
2
Kaelani bin Muanas
Kembangan Lebaksiu
11000 36563
3
Suwaryo bin Damanur
Kembangan Lebaksiu
11000 37250
62
4
Moh. Faizin bin Hasyim
Kesuben Lebaksiu
1100048734
5
Muhayat bin Watum
Kesuben Lebaksiu
1100034138
6
Musnasihan bin Mukhdin
Kesuben Lebaksiu
11000 3289-5
7
Susneri bin Tosim Raharjo
Kesuben Lebaksiu
11000 32893
8
Mukrodi bin askar
Kesuben Lebaksiu
11000 36255
9
Juwariyah bin Mukhyidin
Kesuben Lebaksiu
11000 36260
10
Kasan bin Sudar
Kesuben Lebaksiu
11000 38660
11
Jaedun bin Wastro
Kesuben Lebaksiu
11000 34353
12
Ali Imron bin Muslikhun
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100039624
13
Sholeh Bin Juri
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 39628
14
Kariri bin Asyikin
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
1100048915
15
Sahuti bin Siyam
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 53220
16
Suharti bin Sarngat
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 53222
17
Tiningsih bin Muanas
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 48919
18
Mudakir bin Sawen
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 47142
19
Maelah bin Rumli
Lebaksiu Kidul Lebaksiu
11000 29432
20
Munawar bin Karnawi
Dukuhlo Lebaksiu
11000 34054
21
Riozikin bin Talan
Dukuhlo Lebaksiu
11000 56076
22
Sri Ningsih bin sirad
Dukuhlo Lebaksiu
11000 50080
23
Moh. Rifai bin Ahmad
Babakan Lebaksiu
11000 51465
24
Ansor bin Harun
Lebaksiu Lor Lebaksiu
11000 53068
25
Kyai Mahfud bin Isa
Tuwel Bojong
11000 ....,...,
26
Ruslan bin Abbas
Yamansari Lebaksiu
11000 34910
27
Watri bin Kabat
Yamansari Lebaksiu
11000 34911
28
Purwokanti bin Pamuji
Yamansari Lebaksiu
1000 53718
29
Badri bin Sueb
Tegalkubur Lebaksiu
11000 27527
30
Rofii bin Abdul Syukur
Tegalkubur Lebaksiu
11000 43499
31
Mujahidin bin Ghozi
Tegalandong Lebaksiu
1100047796
32
Tomolawi bin Zabidi h.
Tegalandong Lebaksiu
11000 52980
33
Tafsir bin Muhammad
Timbangreja Lebaksiu
1100050498
34
Bambang bin Darmo
Timbangreja Lebaksiu
11000 51494
35
Kurdi bin Dana
Slarang Kidul Lebaksiu
1100053334
36
Fachruroji bin Said
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 36969
63
37
Mas'ud bin Mugi
Slarang Kidul Lebaksiu
1100044628
38
Simin bin saadi
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54849
39
Muanas bin Abdul Jalil.
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54054
40
Mifroh bin Sururoh
Slarang Kidul Lebaksiu
11000 54084
41
Soeparno bin Soma
Lebakgowah Lebaksiu
11000 56088
42
Syamsudin bin Badri
Balapulang Wetan
11000 41069
43
Muslih bin Muhamad
Balapulang Wetan
11000 55675
44
Daryo bin Thohir
Balapulang Wetan
11000 54175
45
Abd. Haris bin Anwar
Balapulang Wetan
11000 34458
46
Miftahudin bin Warmu
Gumayun Dukuhwaru
11000 48776
47
Sofwan bin Abdul Aziz
Gumayun Dukuhwaru
11000 34349
48
Ahmad muhaj bin Chalil
Dukuhwaru
11000 39373
49
Fachrudin bin Wasari
Sindang Dukuhwaru
1100041946
50
Ridwan bin Said Ambar
Sindang Dukuhwaru
1100042966
51
Nasuha bin Toyib
Sindang Dukuhwaru
1100043216
52
Waun bin wahib
Dukuhwaru
11000 53496
53
Marsal bin Marsiono
Dukuhwaru
1100044212
54
Romadlon bin Kapsun
Dukuhwaru
11000 52842
55
Wusnadi bin Tarjad
Tembok Luwung Adiwerna
1100028017
56
Rosidi bin Kurdi
Tembok Luwung Adiwerna
11000 45481
57
Suratmo bin bada
Tembok Luwung Adiwerna
11000 28413
58
Nuridin bin Soja
Tembok Lor Adiwerna
11000 38662
59
Muji Purwanto bin Mujiv
Banjaran Adiwerna
11000 53994
60
Makmur bin Sirad
Penarukan
1100047495
61
Sobari bin Abdulloh
Adiwerna
11000 40065
62
Januri bin Kasto
Pegirikan Talang
11000 35771
63
Isofiudin bin Dahlan
Kendal Serut Pangkah
11000 50916
64
Pribadi bin Wabyan
Kendal Serut Pangkah
1100049126
65
Ikhsan bin.Tafsir
Tegal Wangi
11000 57116
66
Tarwi bin Rubah
Bogares Kidul Pangkah
11000 29298
67
Jisarno bin Warja
Bogares Kidul Pangkah
11000 29300
68
Sarwi bin Sarman
Bogares Kidul Pangkah
11000 41554
69
M. Tahyudin bin Rozak
Grobog Wetan Pangkah
11000 51230
64
70
Hj. Khotijah binti Toyib
Grobog Wetan Pangkah
11000 51233
71
Qomarudin bin Nasori
Cerih Jatinegara
11000 43481
72
Achmad bin Ali h.
Cerih Jatinegara
11000 42092
73
Wahidin bin Darmad
Penyalahan Jatinegara
1100040552
74
Dakram bin Tasjan
Lebakwangi Jatinegara
1100042101
75
Sobri bin Nasori
Lebakwangi Jatinegara
11000 27458
76
Nurofik bin Muad
Lebakwangi Jatinegara
11000 34924
77
Zaenudin bin Kasan
Jatinegara
11000 48968
78
Moch. Nur bin Somad
Jatinegara
11000 31110
79
Ahmad bin Sopan
Kedungwungu Jatinegara
11000 33063
80
Rohimi binti Aripin
Penyalahan Jatinegara
11000 52400
81
Bustomi bin Sanap
Tuwel Bojong
11000 52661
82
Ma'mur bin Dimyati
Tuwel Bojong
11000 40922
83
Nur bin Fauzib
Tuwel Bojong
11000 34722
84
Nasirudin bin Madrapi
Tuwel Bojong
11000 39345
Jumlah: 84 orang
Berdasarkan tabel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan daerah asal: Lebaksiu berjumlah 70 orang; Balapulang berjumlah 8 orang; Slawi/Dukuhwaru berjumlah 19 orang; Tembok Luwung Adiwerna berjumlah 15 orang; Penarukan berjumlah 5 orang; Adiwerna berjumlah 7 orang; Kendal Serut Pangkah berjumlah 13 orang; Cerih Jatinegara berjumlah 21 orang; Towel Bojong berjumlah 6 orang. Jadi keseluruhannya berjumlah 165 orang. Sedangkan klasifikasi berdasarkan jenis kelamin: perempuan berjumlah 81 orang; dan pria berjumlah 84 orang (165 orang). Dengan demikian, kesimpulannya bahwa jumlah pria lebih banyak daripada wanita dengan selisih 3 orang, dan jumlah daerah asal terbanyak yaitu dari Lebaksiu (70 orang).
65
Tidak ada gading yang retak dan tak ada pula perjalanan hidup yang mulus. Demikian pula dalam penyelenggaraan haji pada tahun 1425 H / 2005 M tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan dikarenakan adanya beberapa kendala dan harapan. Untuk itu dalam rangka memperbaiki kinerja penyelenggara dalam menangani kegiatan haji yang akan datang, perlu disampaikan hai-hal sebagai berikut: a. Hambatan 1. Belum adanya koordinasi dan singkronisasi yang baik antara petugas dengan Karom, Karu maupun dengan jamaah keseluruhan. 2. Munculnya oknum tertentu yang memanfaatkan kesempatan dalam pemungutan biaya non BPIH untuk keuntungan pribadi yang akhirnya berdampak penilaian negatif terhadap Departemen Agama. 3. Munculnya
dominasi
oknum
petugas
dalam
menetapkan
kebijakan
pemanfaatan iuran gotong royong selama di tanah suci tanpa adanya laporan pertanggungjawaban yang terbuka. 4. Terjadinya keterlambatan pemberangkatan dan pemulangan jamaah karena faktor ketersediaan angkutan bus yang kurang memadai. 5. Terbentuknya opini publik bahwa jamaah haji menjadi sapi perahan yang setiap tahun tidak pernah terselesaikan. B.
Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Tugas Pokok dan Koordinasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 sebagai berikut:
66
1. Di tanah air a. Membantu pengurusan dan penyelesaian dokumen haji pada kementrian Agama. b. Membantu proses pendaftaran dan penyetoran biaya penyelenggaraan ibadah haji pada Bank c. Membantu proses pemeriksaan kesehatan ke PUSKESMAS d. Tempat pelatihan bimbingan representatif dengan fasilitas lengkap. e. Materi pelatihan bimbingan komprehensif f. Pemberangkatan dan kepulangan jamaah haji dari dan ke Masjid dengan ritual ibadah khusus g. Membantu pengurusan mutasi keberangkatan h. Membantu pengurusan jamaah di Asrama dan Bandara i. Frekuensi pelatihan bimbingan selama 9 bulan, BEBERA[A kali pertemuan (36 kali teori) setiap hari Ahad jam 13.00 – 17.00 wib. (52 kali latihan fisik) setiap hari Rabu dan Sabtu jam. 06.30–10.00 wib dilengkapi alat peraga. j. Praktek manasik lapangan terstruktur 2 kali k. Out bond, latihan wukuf, mabit muzdalifah dan Ar Mina l. Bimbingan praktek lapangan (gladi bersih 2 kali) m. Khusu bagi yang ingin melancarkan bacaan Al Qur'an, sholat khusu' serta ibadah lainnya, telah disediakan pembimbing khusus. 2. Di tanah suci a. Lebih mengutamakan bimbingan ibadah di tanah suci
67
b. Rasio 1 : 30 yakni seorang pembimbing memandu 30 orang calon haji, sehingga bimbingan ibadah lebih efektif. c. Selalu melakukan kontak telepon ke tanah air secara berkala untuk diinformasikan secara langsung kepada keluarga jamaah haji. d. Prosesi ibadah seperti Umrah, Haji ( thawaf, sa’i, lempar jamarot dan tahalul) ziarah dll, dipandu langsung oleh pembimbing yang berpengalaman. e. Menyediakan pembimbing khusus bagi jamaah yang tertinggal dalam pelaksanaan prosesi ibadah (karena ada halangan atau sebab seperti menstruasi bagi wanita atau lainnya). f. Di Mekah dan Madinah membantu pengurusan kamar untuk jamaah g. Pengaturan kamar jamaah haji diatur dengan cara ; wanita dan pria (suami istri) terpisahkan. h. Pelaksanaan wukuf di Arafah, khutbah, do’a dan dzikir di pandu langsung oleh pembimbing utama mulai dari waktu Zhuhur hingga Maghrib. i. Pulang dari Mina selalu diusahakan lebih awal ( mengambil nafar awal ) j. Pembelian dan penyembelihan hewan Dam dan Qurban melibatkan jamaah dan disaksikan secara langsung. k. Living cost diberikan langsung utuh kepada jamaah haji l. Kegiatan selama di tanah suci Mekah dan Madinah terprogram dengan jadwal yang terpantau ketat missal ;
68
m. Pengajian dan sholat 5 waktu secara berjamaah n. Program umroh sunnat sebanyak 7 (tujuh) kali o. Istighasah dan amalan dzikir pada malam wukuf di Arafah p. Paket ziarah ke tempat bersejarah sebanyak 3 (tiga) kali dengan bus full AC. q. Bagi yang mempunyai “ hajat” (kebutuhan secara khusus) disediakan program thawaf 100 putaran ( thawaf Anbiya). C. Strategi Pelaksanaan KBIH Nahdlatul Ulama' dalam Memberi Kepuasan Jam’ah
Strategi pelaksanaan KBIH NU yaitu kegiatan manasik yang diselenggarakan KBIH NU Kabupaten Tegal meliputi materi ibadah yang sudah disyari’atkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Namun demikian, KBIH NU Kabupaten Tegal kemudian menyusun rangkuman materi dari berbagai Komponen Al Qur’an dan Hadits agar lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh Jama’ah Haji. KBIH NU Kabupaten Tegal juga menerbitkan Buku Panduan Manasik yang disusun oleh Tim Pembimbing dalam bentuk Buku dan Video (Multymedia). Materi Bimbingan Manasik Haji meliputi; 1. Pengertian Haji dan Umroh 2. Syarat-syarat Haji dan Umroh 3. Kewajiban Ihrom, Haji dan Umroh 4. Rukun Haji dan Umroh (Ihrom, Wuquf, Thowaf & Sa’I) 5. Larangan ketika Ihrom, Haji dan Umroh 6. Do’a-do’a Faedah Dalam Haji dan Umroh
69
7. Do’a-do’a Haji dan Umroh 8. Simulasi Thawaf, Sa’i dan Jumroh (Praktek Lapangan) 9. Do’a-do’a dan ketentuan di Tanah Suci 10. Pengertian Khusus tentang Dam 11. Sunnah-sunnah dalam haji dan Umroh 12. Kaifiyah mengerjakan Haji dan Umroh 13. Fadlilah Amalan dan Ibadah di Tanah Suci 14. Pengertian tentang Sholat Jama’ dan Qashar 15. Pengertian, Manfa’at Ziarah dan Faedahnya 16. Bekal dasar Kesehatan di Tanah Suci 17. Traveling dan pengenalan Medan 18. Adab bepergian dan kembali dari Tanah Suci Materi Manasik Haji dikembangkan sesuai dengan kurikulum manasik yang di laksanakan oleh Departemen Agama dan kemudian dikembangkan dan dipadu dengan kurikulum manasik Oleh KBIH NU Kabupaten Tegal sesuai dengan kondisi pelatihan manasik dan dilaksanakan secara berkala sejak Calon Jama’ah terdaftar (mendapatkan Porsi) dengan metode Apperseptif, Dialogis dan Simulatif. Metode Apperseptif diterapkan agar buku panduan itu materinya dapat dihayati dengan mengamati apa yang dibutuhkan jama’ah berdasarkan hasil pengamatan sehingga menjadi dasar perbandingan. Metode dialogis dikembangkan agar pembaca mudah menangkap isinya karena bersifat dialog. Demikian pula metode simulatif diterapkan dengan harapan agar jama’ah
70
mudah memahaminya yang merupakan metode pelatihan yang memeragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya (wawancara dengan pengurus KBIH). Rekruitmen peserta Bimbingan Manasik Haji dilaksanakan secara kontinue setiap tahun dengan ketentuan bahwa calon anggota Bimbingan sudah mendaftarkan diri melalui Departemen Agama dan sudah mendapatkan SPPH dan Bukti Porsi Haji. Atau Pengurus KBIH NU Kabupaten Tegal mendampingi Calon Haji mendaftarkan diri ke Departemen Agama, untuk kemudian mendaftar ke KBIH NU Kabupaten Tegal. Adapun persyaratan administrasi Registrasi sebagai berikut : 1. Mengisi Formulir Bimbingan 2. Melampirkan Foto Copy SPPH dan Bukti Porsi/BPIH (Setoran Bank) 2 lembar 3. Melampirkan pas Photo 3 x 4 dan 4 x 6 sebanyak 4 lembar 4. Menyerahkan kontribusi Pendaftaran Rp. 100.000,-
Selama kegiatan Bimbingan Manasik dari Tanah Air sampai dengan di Tanah Suci Jama’ah Haji yang tergabung dalam KBIH NU Kabupaten Tegal dikenakan Kontribusi sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiyah) dengan alokasi sebagai berikut; 1. Infaq Penyelenggaraan Bimbingan Manasik dan Pendampingan 2. Infaq Tour dan Traveling di Saudi Arabia Selama mengikuti Bimbingan, Peserta memperoleh fasilitas berupa Buku Panduan Do’a dan Manasik Praktis, Kamus keseharian dan Sertifikat Haji; Konsumsi dan Snack selama pelaksanaan bimbingan; Bimbingan
71
selama enam kali pertemuan dan dua kali praktek manasik serta bimbingan khusus bagi jama’ah yang menghendaki. Konsultasi gratis seputar masalahmasalah keagamaan (bisa melalui telp. selama 24 jam). Pembimbing (pendamping) Rombongan profesional dengan kualifikasi tertentu sesuai dengan kompetensi materi bimbingan ceramah dan diskusi dengan pengampu yang mumpuni dalam bidang agama. Layanan informasi bimbingan melalui kerja sama stasiun Radio di Kabupaten Tegal dan komunikasi cepat melalui SMS On Line; dan Bimbingan mengenai medan dan tempat ibadah (tour and traveling) di Tanah Suci. Sebagai lembaga resmi dan sah di hadapan Hukum, KBIH NU Kabupaten Tegal secara konsisten dan konsekuen melaporkan setiap sebelum dan setelah penyelenggaraan Bimbingan Ibadah Haji kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Kabupaten Tegal. Setelah pelaksanaan kegiatan Haji KBIH NU Kabupaten Tegal menfasilitasi jama’ah haji dalam sebuah wadah perkumpulan yang bernama “Jam’iyyah Nahdlatul Hujajj” (JANNAH). Jannah mengakomodir berbagai kegiatan yang diadakan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal ataupun kegiatan yang diselenggarakan secara rutin oleh Alumni. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian haji Mabrur.
BAB IV ANALISIS SRATEGI PELAKSANAAN KBIH NAHDLATUL ULAMA' DALAM MEMBERI KEPUASAN JAMA’AH
A. Strategi Pelaksanaan KBIH NU dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Aktivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama’di Kabupaten Tegal dikatakan berjalan secara efektif dan yang menjadi tujuan benar-benar dapat dicapai adalah apabila dalam pencapaiannya dikeluarkan pengorbanan-pengorbanan yang wajar. Atau lebih tepatnya jika kegiatan KBIH Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal dilaksanakan menurut dasar-dasar manajemen maka akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat (khususnya jama'ah haji) yang membutuhkan jasa KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal. Itulah sebabnya Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA menyatakan bahwa kegiatan KBIH Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal telah meletakkan prinsip-prinsip manajemen dan perencanaan dibuat secara maksimal dengan cermat dan seksama. Harapannya tentunya akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal. Tanpa perencanaan yang
72
73
matang dan tanpa strategi maka KBIH tidak akan bertahan lama mengingat kritik pedas dan pujian selalu ditujukan pada eksistensi KBIH. 1 Demikian pula pernyataan yang sama dikemukakan Ibu Hj. Hamidah A. Fadil bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki visi dan misi yang jelas, harapan dan jangka waktu pencapaian ditetapkan secara bersama dan transfaran. KBIH NU memiliki strategi untuk memuaskan jama’ah haji yaitu mulai dari bimbingan sebelum Pemberangkatan diberi bekal yang cukup bukan hanya materi syarat dan rukun haji melainkan juga aspek teknis menjaga kesehatan tubuh dan keselamatan jiwa menjadi materi yang tidak terpisahkan dari materi syarat dan rukun haji.2 Dalam kaitannya dengan pemberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji, menurut penuturan Ibu Hj.Nuziyati bahwa pada waktu pemberangkatan, para pengurus KBIH menerapkan strategi yaitu diusahakan semaksimal mungkin agar jama’ah memperoleh kenyamaan dengan membekali fasilitas yang cukup serta sarana dan prasarana untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima. Pada waktu nanti pelaksanaan ibadah haji, sudah dipastikan bahwa jama’ah menguasai secara baik tentang bagaimana menjalankan syarat dan rukun haji. 3 Untuk pemulangan dan setelah sampai di Indonesia, jama’ah haji disambut dengan penuh penghormatan hal ini seperti diutarakan Ibu Hj.Umu'ilah bahwa dengan maksimal mempergunakan 3 bus dan 1 Mobil Box Kontainer untuk membawa koper yang telah dipersiapkan oleh Panitia 1
Hasil wawancara dengan Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA (Ketua KBIH NU Kabupaten Tegal), pada tanggal tanggal 10 Mei 2012 2 Ibu Hj. Hamidah A. Fadil, (Ketua KBIH NU Kabupaten Tegal), pada tanggal 11 Mei 2012. 3 Ibu Hj.Nuziyati (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal), pada tanggal 10 Mei 2012.
74
Pemulangan Haji. Suasana haru disertai isak tangis dari keluarga pengantar mewarnai kepulangan jamaah yang dipimpin oleh Ketua rombongan. Kesan ini telah menumbuhkan kepuasan bagi jama’ah haji.4 Hasil wawancara di atas diperkuat pula oleh pengakuan sejumlah informan yaitu beberapa jama’ah haji merasa mendapat kepuasan dengan strategi yang diterapkan para pengurus dan penanggung jawab KBIH NU Kabupaten Tegal. Hal ini seperti diungkapkan oleh pengakuan Sodirin bin Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti Sholeh, Kaelani bin Muanas, Suwaryo bin Damanur
yang pada intinya mereka merasa puas dari cara
pelayanan dan strategi yang diimplementasikan KBIH NU Kabupaten Tegal. Mereka menganggap adanya keseriusan KBIH dalam mempersiapkan jama’ah haji memenuhi panggilan Allah. Keseriusan tersebut ditandai oleh usaha maksimal dari pengurus KBIH NU mulai dari bimbingan maksimal, sabar dan telaten sebelum pemberangkatan, pada saat pemberangkatan dan pelaksanaan ibadah haji serta pada saat pemulangan dan setelah sampai di Indonesia. Sehingga jama’ah tidak merasa dikecewakan, justru jama’ ah menilai bahwa apa yang diharapkan jama’ah tercapai serta sesuainya janji KBIH pada awal pendaftaran dengan kenyataan.5 Memperhatikan
keterangan-keterangan
tersebut,
maka
dapat
ditegaskan, strategi KBIH NU Kabupaten Tegal yang didukung dengan metode yang bagus dan pelaksanaan program yang akurat, menjadikan
4
Ibu Hj.Umu'ilah (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal), pada tanggal 10 Mei 2012. Hasil wawancara dengan Sodirin bin Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti Sholeh, Kaelani bin Muanas, Suwaryo bin Damanur (Jama’haji KBIH NU Kabupaten Tegal), pada tanggal 11, 12, 13 Mei 2012. 5
75
aktivitas KBIH Nahdlatul Ulama menjadi matang dan berorientasi jelas di mana cita-cita dan tujuan telah direncanakan. Karena tujuan dan cita-cita yang jelas dan realistis pasti akan mendorong para pengurus dan pelaksana mengikuti arah yang telah direncanakan. Pandangan Islam dalam memandang manajemen berdasarkan teologi yang ada adalah dasar dari manusia yang memiliki potensi yang positif yaitu dilukiskan dengan istilah hanif (berpegang teguh pada ajaran Islam). Potensi semacam ini didasari atas cara pandang seseorang dalam melakukan pengelolaan serta penilaian terhadap manusia. Sementara itu diketahui bahwa ilmu manajemen berkembang sepanjang perkembangan dan perjalanan manusia yang terus berubah. Keterkaitan manajemen dan watak hanif adalah watak hanif akan menyebabkan manusia cenderung untuk memilih yang baik dan benar dalam seluruh kehidupannya, sedangkan penilaian terhadap baik dan buruk akan sangat tergantung terhadap latar belakang kehidupannya. Hal ini yang kemudian berhubungan langsung dengan kualitas, kuantitas serta produktivitas dari objek manajemen. Dalam kaitan ini kegiatan manajemen KBIH NU Kabupaten Tegal berlangsung pada tataran kegiatan KBIH itu sendiri. Di mana setiap aktivitas KBIH khususnya dalam skala organisasi atau lembaga untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan sebuah pengaturan atau manajerial yang baik. Bila komponen KBIH tersebut diolah dengan penggunaan ilmu manajemen maka aktivitas KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal KBIH akan berlangsung secara lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Sebab bagaimanapun juga
76
sebuah aktivitas apa pun itu sangat diperlukan sebuah strategi dan pengelolaan yang tepat bila ingin dapat berjalan secara sempurna. Itulah sebabnya dalam pencapaian tujuannya, pengelolaan manajemen KBIH Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Tegal mendasari pada visi dan misi. Sebagaimana telah diungkapkan dalam bab III skripsi ini, bahwa visi KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal adalah “Menciptakan haji yang mabrur" yang berpijak pada tujuan penyelenggaraan yaitu: 1. Membantu calon haji untuk mendaftarkan diri pada Instansi terkait. 2. Merealisasikan program kerja PC. Muslimat NU Kab. Tegal periode 20072010. 3. Meningkatkan kualitas pengabdian Muslimat NU kepada agama, bangsa dan negara. Adanya tujuan tersebut menjadi indikasi bahwa KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal menggunakan strategi yang dituangkan dalam fungsi perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen. Hal itu terbutki karena strategi pengelolaan manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat mendasari pada program kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut. Karena itu dapat diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan telah menuai keberhasilan sebab manajemen dijalankan dengan baik.
77
B. Aplikasi Fungsi-Fungsi Manajemen oleh KBIH NU dalam Memberi Kepuasan Jama’ah di Kabupaten Tegal Periode 2007 – 2010 Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen, hal ini terlihat misalnya bila merujuk pada konsep manajemen adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan KBIH. Secara umum sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang antara lain meliputi: planning (perencanaan); actuating (penggerakan); organizing (pengorganisasian); dan controlling (pengawasan). Keempat fungsi manajemen tersebut sesuai dengan apa yang dikemukan George.R.Terry bahwa: Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and other resources. (manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain).6
Demikian pula, fungsi organizing telah diaplikasikan KBIH NU Kabupaten Tegal sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan dilengkapi pembagian kerja. Pendistribusian tugas dan kewajiban para pengurus dan pelaksana telah ditata sedemikian rupa sehingga menjadi jelas tentang tugas dan kewajiban masing-masing dalam memajukan KBIH 6
George.R.Terry, Principles of Management, Richard D. Irwin INC. Homewood, IrwinDorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3, 1977, hlm. 4.
78
Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal. Fungsi actuating (penggerakan) telah direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana dalam bentuk pelaksanaan di lapangan. Hal ini terbukti sebagai berikut: 1. Bimbingan ibadah haji di KBIH Muslimat Nu diselenggarakan sebanyak 20 x pertemuan. 2. Peran serta jamaah dalam mengikuti bimbingan sangat besar, hal ini bisa dilihat dari kehadiran dan keaktifan setiap kegiatan bimbingan. 3. Peran serta pembimbing, aktif 4. Kloter: 49 5. Maktab ; Aziziyyah 65 6. Sektor 7. Bimbingan : KBIH Muslimat Nu tidak menyertakan pembimbing sampai ke tanah suci sehingga dalam pelaksanaan bimbingan sangat ditekankan agar calon haji benar-benar bisa melaksanakan ibadah haji secara mandiri. Menyikapi uraian di atas, maka dapat ditegaskan, fungsi perencanaan merupakan titik awal dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan sebuah perencanaan. Fungsi pengorganisasian mempunyai arti penting bagi, karena dengan pengorganisasian, maka semua kegiatan akan lebih mudah pelaksanaannya. Actuating merupakan inti dari pada manajemen yaitu menggerakkan untuk mencapai hasil. Demikian pula pengawasan merupakan fungsi
yang
mengusahakan
adanya
keserasian
antara
rencana
dan
79
pelaksanaannya. Pengawasan bersifat timbal balik, artinya pengawasan tidak saja bertujuan untuk menyesuaikan pelaksanaan dengan suatu rencana, akan tetapi digunakan pula untuk menyesuaikan rencana dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi dari waktu ke waktu. Berdasarkan keterangan di atas, ternyata fungsi-fungsi manajemen tersebut telah diterapkan KBIH NU Kabupaten Kendal. Untuk menjaga kemungkinan terjadi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji khususnya yang berhubungan dengan masalah hukum baik yang terjadi di Jeddah, Madinah, Makkah Arofah maupun Mina maka dikondisikan agar jamaah calon haji senantiasa koordinasi dengan Karu dan Karom, Karu dan Karom diperankan untuk bisa menyelesaikannya dan bilamana perlu bisa langsung konsultasi dengan pengurus KBIH maupun Bapak Rois Syuria PC, NU Kabupaten Tegal atau via telpon. Dengan koordinasi yang baik antara jamaah haji dan Karu, Karom, pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan baik. Untuk fungsi controlling diaplikasikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Adapun evaluasi sebagai berikut: 1.
Bentuk Jamarot ada perubahan dari departemen agama belum pernah menyampaikan informasi hal tersebut.
2.
Diharapkan setiap ada bentuk perubahan segala sesuatu agar diinformasikan kepada KBIH sebelum calon haji berangkat (Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006/2007: 36).
80
Ditinjau dari jenis materi bimbingan bahwa KBIH NU menyusun dan menyelenggarakan a) Praktikum Ibadah Haji; b) Teori Kegiatan Manasik Haji; c) UU dan Peraturan Pemerintah tentang Haji; d) Akhlaqul Karimah dalam Haji; e) Pemeliharaan Kesehatan Pra Keberangkatan; f) Pemeliharaan Kesehatan selama Haji; g) Pola kehidupan di pesawat dan hotel; h) Olah Raga. Dalam hubungannya dengan praktikum haji bahwa KBIH NU telah menyusun dengan baik karena manfaatnya dapat dirasakan oleh jama'ah. Demikian pula bahwa isi teori manasik haji sangat membantu jama'ah dalam memahami seluk beluk haji sehingga dapat dijadikan panduan dalam rangka mencapai haji mabrur. Dalam hubungannya dengan UU dan Peraturan Pemerintah tentang haji bahwa KBIH NU dalam melakukan aktivitas bimbingan merujuk kepada aturan tersebut dengan memperhatikan apa yang tersurat dan tersirat dari peraturan tersebut. Demikian pula penanaman akhlakul karimah menjadi prioritas utama bagi KBIH NU dalam mewujudkan ja'mah haji yang berakhlak. Seiring dengan itu pemeliharaan kesehatan selama haji menjadi bagian penting yang turut diperhatikan oleh KBIH NU agar jama'ah dapat melaksanakan rukun haji sebagaimana aturan Islam. karena itu, olahraga pun turut dijadikan bagian dalam membimbing jama'ah haji. Dalam rangka memenuhi kewajiban lembaga yang telah melaksanakan suatu kegiatan, KBIH NU Kabupaten Tegal menyatakan bahwa ia merasa berkewajiban melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan kepada
81
pihak yang .berwenang sebagai pertanggung jawaban atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sebagai bentuk perwujudannya, maka KBIH NU telah membuat laporan kegiatan yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: a Dasar Hukum b Maksud dan Tujuan c Kegiatan Bimbingan d Pembimbing dan Peserta Bimbingan e Pendanaan f Pelaksanaan Ibadah Haji g Hambatan dan Saran h Penutup Dengan sistematika tersebut di atas diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan baik kepada pihak yang berwenang dan pihak-pihak yang membutuhkannya. Dengan laporan kegiatan itu, maka tampak bahwa KBIH NU sangat memperhatikan peranan strategi dalam membangun KBIH yang memuaskan jama'ah haji. Saat ini masyarakat dunia berada dalam era modern yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan yang paling menonjol di bidang teknologi adalah dengan lahirnya teknologi dan informasi yang canggih. Karena itu era ini biasa disebut dengan abad globalisasi informasi. Abad ini juga penuh dengan problema yang kompleks, problema tersebut menyangkut politik, sosial, ekonomi, budaya, dan kenegaraan. Untuk
82
mengatasi problema tersebut diperlukan ilmu manajemen. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sondang Siagian bahwa abad ini merupakan abad manajemen
karena
segala
sesuatunya
memerlukan
pengelolaan
dan
pengetahuan.7 Sementara itu, Barnard sebagaimana dikutip Sondang Siagian mengemukakan: "Tidak ada suatu hal untuk akal modern seperti sekarang ini yang lebih penting dari administrasi dan manajemen". Kelangsungan hidup pemerintah yang beradab akan sangat bergantung pada kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan sesuatu memerlukan administrasi dan manajemen sebagai alat dalam memecahkan masyarakat modern".8 Alasan-alasan tersebut yang membuat mengapa masyarakat modern mengkaji
dan
mengembangkan
manajemen
yang
kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Ajaran Islam adalah konsepsi yang sempurna dan komprehensif. Karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia, betapa pun hanya garis besarnya saja; baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Islam tidak hanya berurusan dengan masalah spiritual, melainkan juga mengurus masyarakat dan negara. Barangkali akan sangat jauh berbeda dengan kenyataan bahwa Islam menyediakan sistem yang komprehensif dan detail mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Pandangan ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Maidah: 3
7
Sondang Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004. Manajemen Stratejik, Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 2. 8 Ibid
83
ِد ِد ِد ي اَم ُت ُت ِدا ْل َم َم ِد ينًا ي َم َمْل ُت ْل ْل َم ِد َم َم ُت ي اَم ُت ْل يَم ُت ْل َمَمْلَم ْل ُت اْلَمَي ْل َم َم ْل َم ْل ُت Artinya: Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepada-mu nikmatKu, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai agamamu.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini berjalan teratur sesuai dengan sunnatullah sehingga terlihat betapa indahnya mozaik kehidupan ini. Manusia sebagai khalifah Allah diberi amanah dan wewenang untuk mengatur dan memakmurkan bumi ini agar membawa kemaslahatan bagi semua makhluk. Pengaturan tersebut dimaksudkan agar segala sesuatu berjalan menurut kodrat dan sunnatullah. Jika bumi dan seisinya ini tidak diatur dan dikelola dengan baik, bisa jadi, bumi ini akan hancur sejak dahulu kala. Itulah sebabnya Allah berulang kali berpesan agar jangan berbuat kerusakan di muka bumi. Mengingat pengertian dan lapangan manajemen sangat luas dan tentu tidak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri, maka aktivitas KBIH harus dikelola secara baik dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah organisasi peranan manajemen sangat mempengaruhi seluruh proses aktivitas KBIH. Manajemen syari’ah yang terus dilaksanakan oleh setiap pengurus KBIH NU di arahkan untuk menegakkan dan mensyi’arkan ajaran Islam di tengah-tengah kehidupan umat manusia, serta untuk membangun kehidupan masyarakat yang diridhai Allah SWT. Karena itu penerapan Manajemen syari’ah yang telah diupayakan KBIH NU di Kabupaten Tegal merupakan
84
usaha pembangunan manusia yang integral, memasyarakatkan umat Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Atas dasar itu, KBIH NU di Kabupaten Tegal menyadari besarnya peranan dan kontribusi manajemen. Sebagai suatu usaha atau kegiatan, maka KBIH NU sangat menyadari bahwa kegiatannya akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh strategi dan manajemen yang baik, tenaga-tenaga pelaksana yang memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai dengan bidangnya. Karena itu KBIH NU di Kabupaten Tegal menerapkan strategi dalam setiap kegiatan yang dilakukan secara jelas dan dimengerti agar tercapai tujuan yang diharapkan khususnya untuk jama'ah haji, sehingga dalam hal ini manajemen mempunyai peranan dan kontribusi yang besar terhadap pelaksanaan kegiatan KBIH. Apabila manajemen dapat diterapkan dan dikembangkan dengan baik maka hasil KBIH yang diperoleh akan berhasil dengan baik pula. Peranan manajemen sebagaimana diungkapkan oleh berbagai ahli bahwa keberhasilan suatu usaha manajemen bertolok ukur pada hal-hal sebagai berikut : a. Manajemen sebagai tanggung jawab (responsibility) b. Manajemen sebagai alat c. Manajemen sebagai tugas d. Manajemen sebagai disiplin kerja e. Manajemen sebagai karya cipta f. Manajemen sebagai produktifitas
85
Dengan mengacu pada hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa manajemen mempunyai pengertian yang berbeda-beda, sehingga secara keseluruhan dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan tidak hanya pada organisasi saja. Manajemen merupakan sebuah unsur materi penting di era sekarang, karena di dalamnya mempersoalkan usaha penetapan serta pencapaian sasaran-sasaran manajemen terhadap hampir semua aktifitas manusia, begitu pula hingga tingkat tertentu manajemen sangat tepat dalam pengelolaan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Faktor yang fundamental yang tampaknya perlu diperhatikan antara lain: 1). Perlunya strategi dan manajemen yang matang, 2) Perlunya dukungan dan kerjasama dari semua pihak/komponen bangsa, 3).Perlunya program kerja, visi dan misi serta tujuan yang inovatif; 4) Prasarana dan sarana yang memadai dan menunjang; 5) Perlunya disiplin kerja yang tinggi oleh manajer/aparat yang kompeten dalam bidangnya. Dalam prakteknya KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat menyedot jama'ah haji yang berasal dari kampung yang pemahaman keagamaannya agak fanatik. Hal ini tentu bisa dipahami karena adanya kesan bahwa organisasi NU merupakan organisasi yang akomodatif terhadap tradisi kehidupan di masyarakat seperti tahlilan, qunut pada waktu subuh dan sebagainya. Seiring dengan itu, maka ini menjadi kelebihan KBIH NU yaitu tampaknya masyarakat dari kampung akan memilih KBIH NU. Hal inipun bisa dimengerti karena ada kesan yang terbangun di masyarakat bahwa NU
86
sangat bisa menghargai tradisi dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat. Mencermati uraian di atas, sebagai pembahasan lebih lanjut dari pembahasan di atas, sebagai berikut: secara keseluruhan proses bimbingan haji yang diselenggarakan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal sangat baik karena dalam realisasinya diatur secara birokrasi dan prosedur oleh Departemen Agama. Hal tersebut memberikan dan mengkondisikan para KBIH untuk memberikan tampilan layanan yang cenderung sama. Artinya KBIH NU Kabupaten Tegal hanya diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan suatu sistem layanan yang secara prosedural telah diatur secara terinci oleh Departemen Agama. Keberhasilan KBIH NU menjalankan peranan sebagai pembina sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola. Hal tersebut ditunjukan kemampuan KBIH NU untuk bagaimana manajemen penyelenggaraan manasik haji dengan baik, sehingga, pembinaan manasik haji yang diselenggarakan berhasil dengan sesuai yang diharapkan. Dampak dari pengelolaan yang dilakukan secara profesional yaitu terwujudnya suatu program sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh para calon jamaah haji dalam mempersiapkan dirinya menunaikan ibadah haji di tanah suci. Lebih lanjut keberhasilan KBIH NU Kabupaten Tegal ini ditentukan oleh kemampuannya dalam mengoptimalkan fungsi-fungsi manajemen baik perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan,
maupun
dilaksanakan oleh penyelenggara pembinaan manasik haji.
evaluasi
telah
87
Hasil pengkajian peneliti pada sistem kerja KBIH NU Kabupaten Tegal menunjukkan bahwa tujuan dari pembinaan bimbingan calon haji adalah untuk memberi pembekalan yang cukup kepada calon jamaah sehingga mereka siap serta mampu untuk melaksanakan ibadah haji secara mandiri, serta dapat menggapai haji mabrur. Kemampuan dan kemandirian tersebut menjadi harapan dari penyelenggara pembinaan bimbingan manasik haji karena berpandangan bahwa petugas kloter tak mungkin dapat melayani segala hal kebutuhan jemaah. Secara keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang dokumentasi menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki strategi yang cukup baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji. Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menjalankan strateginya sebagai pembina yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal cenderung merencanakan pembinaan dengan baik yaitu di antaranya dalam menentukan tujuan, media, materi, metode, dan evaluasi. Melalui pengoptimalan KBIH dalam menjalankan peranannya sebagai pengajaran dapat memberikan rangsangan calon haji untuk mengikuti bimbingan dengan baik pula. Perencanaan pengajaran yang mencakup penentuan tujuan, dan penyusunan materi yang dilakukan oleh KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki kecenderungan dilakukannya setiap satuan pokok bahasan. Sementara KBIH dalam menentukan media pengajaran, metode bimbingan dan rencana evaluasi dilakukan cenderung pada setiap akan pengajaran dilakukan. Hal tersebut
88
menunjukkan bahwa KBIH sudah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik. Perencanaan pengajaran yang optimal merupakan suatu tonggak atau titik tolak untuk mewujudkan keberhasilan pengajaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan yang tersusun secara optimal akan bisa membentuk suatu sistem kerja pembinaan yang sistematis dan akhirnya
akan
mampu mempengaruhi
terhadap kelancaran
program
pembinaan. Pelaksanaan bimbingan haji ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan wawasan tentang kemampuan menjalankan ibadah haji dengan maksud rnenumbuhkan kemampuan jemaah haji. Sehingga tujuan bimbingan tersebut harus diketahui terlebih dahulu oleh para peserta bimbingan, ini dimaksudkan agar para peserta bimbingan memahami dan mempunyai kesadaran untuk dapat mengimplementasikan hasil bimbingan tersebut dalam kegiatan hajinya. KBIH
NU
Kabupaten
Tegal
dalam
menjalankan
program
pengajarannya cenderung dinilai oleh jama’ah sangat optimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan kinerja KBIH NU yang selama ini kepercayaan masyarakat semakin meningkat. Melalui optimalisiasi layanan yang ditunjukkan KBIH paling tidak menjadi pendukung terciptanya kepuasan calon haji dalam mengikuti bimbingan. Lebih lanjut KBIH dalam strategi meningkatkan minat bimbingan calon haji ditunjukkan dengan berupaya memotivasinya,
meyakinkan
manfaat materi
yang
disampaikan
bagi
penyelenggaraan haji, mengkondisikan calon haji untuk berkonsentrasi tinggi,
89
melibatkan/mengaktifkan calon haji dalam bimbingan, menggunakan media bervariasi, dan-memaksimalkan waktu bimbingan secara optimal. Bimbingan yang terorganisir secara sistematis akan mampu membentuk suatu iklim kerja yang lebih kondusif. Hal ini tentunya memberikan suatu keuntungan bagi peningkatan minat belajar warga belajar. Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan warga belajar dalam menangkap materi yang disampaikan oteh KBIH. Hal ini berguna bagi peninjauan KBIH untuk mengukur keberhasilannya dalam menyampaikan materi kepada warga belajar. Dalam hal ini KBIH NU menyelenggarakan evaluasi pengajaran cenderung sebulan sekali, kemudian memberitahukan nilai yang diperolehnya masing-masing, dan memberikan kesempatan kembali untuk memperbaikinya jika memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Keberhasilan KBIH NU Kabupaten Tegal dalam menyelenggarakan program bimbingan haji pada saat sekarang dan mesa depan, selain ditentukan oleh ketepatan atau kesesuaian program-program yang sedang dan yang akan dikembangkan dengan kebutuhan lingkungan dan kekuatan sumber daya yang dimilikinya, juga ditentukan pula oleh strategi, dan kesesuaian mutu layanan program-program itu dengan standar-standar yang dituntut oleh para Departemen Agama. Standar-standar (indikator dan kriteria) mutu layanan untuk setiap program akan beragam pula tergantung pada kepentingan dan keinginannya masing-masing. Mutu layanan yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dipandang mewakili beberapa pihak berkepentingan KBIH.
90
Upaya sebuah KBIH untuk menghasilkan keluaran yang bermutu layanan akan tergantung pada usahanya dalam mengendalikan seluruh komponen dan proses dalam lapangan fungsionalnya (proses transformasi masukan mentah menjadi keluaran). Mengerjakan benar sejak awal dan benar pada tahap selanjutnya (the right first time and every time) merupakan standar kinerja yang harus dicapai oleh KBIH dalam seluruh komponen dan proses dalam lapangan fungsionalnya. Mengerjakan secara salah dalam lapangan fungsional ini, keinginan dan obsesi untuk menghasilkan keluaran yang bermutu layanan, niscaya tidak akan tercapai atau akan mengalami kegagalan dan kerugian. Pokok-pokok temuan hasil penelitian di KBIH NU Kabupaten Tegal tentang pengendalian mutu layanan dalam beberapa komponen lapangan fungsional yang penting yakni pengendalian mutu layanan dalam raw input, materi bimbingan haji, personel, sarana dan prasarana bimbingan, pembinaan calon haji, keuangan dan output. Berdasarkan
pokok-pokok
temuan
hasil
penelitian
tentang
pengendalian mutu layanan dalam materi bimbingan haji secara keseluruhan masih menunjukkan kelemahan. Pengembangan materi bimbingan haji lokal yang dapat diarahkan untuk meningkatkan mutu layanan dan relevansi bimbingan dengan kebutuhan masyarakat dan atau untuk mengembangkan ciri khas KBIH belum dilakukan dengan baik. Padahal, nama materi dan silabi sesuai dengan ketentuan yang ada dapat dirancang sendiri. Akan tetapi untuk mengembangkan materi bimbingan haji lokal secara benar dan tepat
91
diperlukan tenaga ahli, seperti-untuk bidang materi bimbingan haji, ustadz yang sudah benar-benar ahli dalam disiplin ilmunya, tokoh dari berbagai kalangan masyarakat; fasilitas; waktu; dana; serta organisasi dan prosedur yang baku untuk mengembangkan materi bimbingan haji. Faktor-faktor inilah yang tampaknya menjadi kendala bagi KBIH untuk mengembangkan materi bimbingan haji lokalnya. Secara keseluruhan berdasarkan pada pokok-pokok temuan penelitian tentang pengendalian mutu layanan dalam komponen sarana dan prasarana bimbingan di atas, maka dalam banyak hal menunjukkan kekuatan, yakni dalam perencanaan dan pengadaan kelompok peralatan-peralatan, serta inventarisasi, pemeliharaan dan perbaikan, baik untuk fasilitas fisik maupun peralatan-peralatan. Sedangkan, untuk perencanaan dan pengadaan sarana bimbingan kelompok fasilitas fisik pembinaan kecalon hajian belum dilakukan oleh KBIH dengan baik. Dalam aspek-aspek yang telah menjadi kekuatan di atas, dapat diartikan bahwa dalam hal sarana prasarana, dasar yang dibutuhkan bagi terselenggaranya proses bimbingan telah tersedia dan terpelihara dengan baik. Ini artinya bahwa tahap awal bagi upaya perbaikan mutu layanan bimbingan di KBIH sudah didukung oleh tersedianya dan penanganan sarana dan prasarana bimbingan yang memadai. Akan tetapi untuk merespon dan mengantisipasi tuntutan masyarakat pengguna di masa depan, di mana kebutuhan terhadap program dan layanan bimbingan yang lebih bervariasi, relevan dan bermutu layanan belum
92
didukung sepenuhnya oleh KBIH dalam menangani komponen sarana dan prasarana bimbingan Keberhasilan proses bimbingan di KBIH tidak semata-mata ditentukan oleh baiknya metode mengajar, lengkapnya fasilitas belajar, terampil dan mahirnya tutor dalam mengajar, melainkan dipengaruhi pula oleh faktor lain, terutama faktor yang berkaitan dengan perkembangan jemaah haji itu sendiri. Kegiatan KBIH sudah merupakan keharusan untuk dilaksanakan. Pemerintah telah mengeluarkan buku pedoman pelaksanaan KBIH. Dengan kata lain, dewasa ini kegiatan bimbingan dan penyuluhan di KBIH sudah merupakan keharusan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah menguraikan bab pertama sampai bab keempat penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Strategi KBIH NU Kabupaten Tegal dalam memberikan kepuasan pada jama’ah adalah dengan melakukan sebagai berikut: a) memberikan pelayanan kepada jama’ah mulai dari persiapan sebelum pemberangkatan, pada saat pemberangkatan, dan pada saat pulang dari haji. Strategi ini diwujudkan dengan antara lain: menyusun buku panduan manasik haji dengan
metode
Apperseptif,
Dialogis
dan
Simulatif;
b)
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen di dalam pelaksanaan KBIH. Hal itu terbuki karena pengelolaan manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal dapat dikatakan sangat mendasari pada program kerja; baik tujuan, visi dan misi tersebut; c) Pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Demikian pula, fungsi organizing telah diaplikasikan sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan dilengkapi pembagian kerja. Fungsi actuating telah direalisasikan oleh para pengurus dan pelaksana dalam bentuk pelaksanaan di lapangan, dan sesudah itu ada evaluasi.
93
94
Secara keseluruhan dari hasil peninjauan wawancara dan ditunjang dokumentasi menunjukkan bahwa KBIH NU Kabupaten Tegal memiliki strategi yang cukup baik dalam memberikan pembinaan kepada calon haji. Hal tersebut ditunjukkan dengan kemampuannya dalam menjalankan strateginya sebagai pembina yaitu: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembinaan. KBIH NU Kabupaten Tegal cenderung merencanakan pembinaan dengan baik yaitu di antaranya dalam menentukan tujuan, media, materi, metode, dan evaluasi. Melalui pengoptimalan KBIH dalam menjalankan peranannya sebagai pengajaran dapat memberikan rangsangan calon haji untuk mengikuti bimbingan dengan baik pula. 2. Dari data yang terkumpul, pada prinsipnya manajemen yang diterapkan KBIH Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tegal sesuai dengan konsep manajemen. Hal ini terlihat misalnya bila merujuk pada konsep manajemen adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompokkelompok tugas dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan KBIH. Secara umum sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang antara lain meliputi: planning (perencanaan); actuating (penggerakan); organizing (pengorganisasian); dan controlling (pengawasan).
95
B. Saran-saran 1. Untuk KBIH NU Hendaknya pada para pelaksana lebih meningkatkan fungsi-fungsi manajemen, dengan harapan maksud dan tujuan KBIH dapat mencapai hasil yang diharapkan. 2. Untuk Masyarakat Hendaknya
masyarakat
memberikan
dukungan
terhadap
keberadaan KBIH. Dukungan tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan masing-masing 3. Untuk Lembaga Perguruan Tinggi Penelitian terhadap perkembangan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, hendaknya diberi kesempatan pada peneliti lain agar hasilnya lebih komprehensif dan bisa dijadikan studi banding. 5.3. Penutup Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan ridhanya pula tulisan ini dapat diangkat dalam bentuk skripsi. Peneliti menyadari bahwa di sana-sini terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam paparan maupun metodologinya. Karenanya dengan sangat menyadari, tiada gading yang tak retak, maka kritik dan saran membangun dari pembaca menjadi harapan peneliti. Semoga Allah SWT meridhainya. Wallahu a'lam.
DAFTAR PUSTAKA Adams, Lewis Mulford, dkk, Websters World University Dictionary, Washington: D.C. Publisher Company, Inc, 1965. Arifin, M., Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi, 2008, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Atmosudirjo, Prayudi, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi (bagian I). Jakarta: Ghalia Indonesia Buku Pedoman Pembinaan KBIH, 2006. Daradjat, Zakiah, et .al. Ilmu Fiqh. Jilid 1, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995. Darimi, Al-Imam Abu Muhammad Abdullah ibn Abdir-Rahman ibn Fadl ibn Bahran ibn Abdis Samad at-Tamimi, hadis No. 1768 dalam CD program Mausu'ah Hadis al-Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company). Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Dimasyqi, Abdurrahman, Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004. Dimasyqi, Abdurrahman. Fiqh Empat Mazhab, Bandung: Hasyimi Press, 2004. Dokumen Laporan Kegiatan KBIH NU, 2006 – 2010. Gie, The Liang, Kamus Administrasi. Jakarta, Gunung Agung, 1972. Hafidhuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani, 2000. Handoko, T. Hani, Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2003. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Gunung Agung, 1989. http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen. Jamal, Ibrahim Muhammad. Fiqhul Mar’ah al-Muslimah. terj. Anshari Umar Sitanggal, tth, Fiqih Wanita, Semarang: CV. Asy Sifa’, 1980.
Jazairi, Abu Bakar Jabir. Minhaj al-Muslim. Kairo: Maktabah Dar al-Turast, 2004. Jaziri, Abdurrrahman, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Madzahib al-Arba’ah, juz 1, Beirut: Dar al-Fikr, 1972. Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Balai Aksara, 1963. Moekiyat, Kamus Management. Bandung: Alumni, 1980. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997. Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rakesarasin, 1996. Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997. Nidjam, Achmad dan Alatief Hanan. Manajemen Haji. Jakarta: Nizam Press, 2004. Nitisemito, Alex.S., Management Suatu Dasar dan Pengantar. Jakarta: Sarana Press, 1978. Panglaykim dan Hazil Tanzil, Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981. Poerwodarminto W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1989. R.Terry, George, Principles of Management. Richard D. Irwin, INC. Homewood, Irwin-Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3, 1977. ---------, Asas-Asas Manajemen. Terj. Winardi, Bandung: Alumni, 1986. ---------, Prinsip-prinsip Manajemen. Terj. J. Smith, Jakarta: Bumi Aksara, 1993. . Rahman, Arifin Abdul, Kerangka Pokok-Pokok Management Umum. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1976. Razak, Nasruddin. Dienul Islam. Bandung: PT. al-Ma’arif, 1986. Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah. Juz 1, Kairo: Maktabah Dâr al-Turast, 1970. Shihab, M. Quraish, Membumikan al-Qur'an. Bandung: PT. Mizan Pustaka Anggota IKAPI, 1994.
Siagian, Harbangan, Manajemen Suatu Pengantar. Semarang: Satya Wacana, 1993. Siagaan, Sondang P., Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi aksara, 2008. ---------, Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung, 1984. ---------, Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Gunung Agung, 1986. ---------, Peranan Staf Dalam Managemen, Jakarta: Gunung Agung, 1986. Soekarno, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Miswar, 1986. Stoner, James A.F., Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga, 1992. Suriasumantri, Jujun S. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1987. The Liang Gie, 1982. Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: PT Gunung Agung Umar, Husein, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia, 2005. ---------, Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta: Gramedia Utama, (http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan/Ekuitas_merk/kepuasan konsumen).
2003.
Wawancara dengan Ibu Hj, Azimatun Ni'mah, BA (Ketua KBIH NU Kabupaten Tegal) Wawancara dengan Ibu Hj. Hamidah A. Fadil, (Ketua KBIH NU Kabupaten Tegal). Wawancara dengan Ibu Hj.Nuziyati (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal). Wawancara dengan Ibu Hj.Umu'ilah (Humas KBIH BU Kabupaten Tegal). Wawancara dengan Sodirin bin Waslan, Nurjanah binti Durjat, Muslikha binti Sholeh, Kaelani bin Muanas, Suwaryo bin Damanur (Jama’haji KBIH NU Kabupaten Tegal). Winardi, Kamus Ekonomi (Inggris – Indonesia), Bandung: Alumni, 1984.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Umi Kholisotun
Tempat dan tanggal lahir
: Demak, 13 Mei 1987
Alamat
: Mranggen RT 5 RW 1 Demak
Pendidikan: Tahun tamat
Lembaga Pendidikan
1999
SD N Tegalarung Mranggen Demak
2002
MTs As’Ariyah Tegalarum Demak
2005
MA Futuhiyyah 2 Mranggen Demak
Angkatan 2005
Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang
Umi Kholisotun
BIODATA DIRI DAN ORANG TUA Nama
: Umi Kholisotun
NIM
: 052411185
Alamat
: Mranggen RT 5 RW 1 Demak
Nama orang tua
: Bapak Ali Hasib dan Ibu Darminah
Alamat
: Mranggen RT 5 RW 1 Demak