Strategi Mengantisipasi Risiko Mismatch antara Pendanaan dan Pembiayaan pada Bank BIRD
Skripsi ini Diajukan untuk Melllenuhi Persyaratan Melllperoleh Gelm Sarjana Ekonollli Islam (SEI)
Gleh: SAEFUL ARIFIN
104046101628
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROG~STUDIMUA1{ALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAMNEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
HAHn LANDASAN TEORI A. Pengertian Risiko Mismatch
13
B. Kajian Teoritis Pendanaan (Funding)
16
C. Kajian Teoritis Pembiayaan
21
D. Manajemen Dana Bank
27
E. Sumber dan Penggw1aan Dana Bank
29
F. Manajemen Likuiditas
35
BAB III GAMBARAN UMUM BANK BIRU (BPRS RIF'ATUL UMMAH) 40 A. Sejarah Singkat
40
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto
41
C. Struktur Organisasi Bank BIRD (PT. BPRS Rifatul Dmmah)
41
D. Produk Bank BIRD
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch
antara Funding dan Financing
46
1. Man'\iemen Likuiditas Bank BIRD
46
2. Managemen Sumber dan Penggunaan Dana
49
a. Strategi Funding (pendanaan)
49
b. Strategi Financing (pembiayaan)
50
c. Membangll1l Mitra antar BPRS
51
B. Analisis terhadap Strategi Bank BIRD dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch antal'a Funding dan Financing
53
1. Analisis terhadap Manajemen Likuiditas Bank BIRD
53
a. Quick Ratio
55
b. Cash Ratio
57
c. Ballking Ratio
59
d. Financing to Deposit Ratio (FDR)
61
2. Analisis Sumber dall Penggunaan pada Bank BIRD
BAB V PENUTUP
63
70
A. Kesimpu1all
70
B. Sarall
70
DAFTARPUSTAKA
72
LAMPIRAN
74
Negara (BTN). Masalah ini terjadi dikrenakan BTN yang core bisnisnya pada kredit perumahan rakyat, dimana dana yang berhasil dihimpun dari masyarkat di salurkan pada kredit perumahan, yang pengembalinya cendrung lebih lama (long term credit). Sementara BIN hams memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan dana simpanan masyarakat yang jatuh tempo, yang cendrung memiliki jangka waktu lebih pendek (short term deposit).4 Masalah mismatch juga bisa saja terjadi pada bank umum lainnya, sebab kecendrungan dana pihak ketiga (DPK) mempunyai karakteristik simpanan jangka pendek (short term deposit) sementara penyaluran
kredit (financing) memiliki
karakteristik jangka panjang, sehingga kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko tCljadinya mismatch ataujinancing gap. Kondisi ini juga bisa menimpa bank syariah, apalagi karakter dasar perbankan syariah adalah pada fungsi intermediasinya, dimana akad-akad yang ada merupakan menifestasi dad fungsi intermediasi tersebut, seperti pada akad musyarakah dan mudharabah. Kedua akad ini merupakan akad kemitraan antara
bank dengan nasabah dengan menggunakan pola bagi hasil, dimana hubungan yang terjalin antara dua pihak (atau lebih) tersebut adalall hubungan kemitraan, bukan hubungan antara kreditur dengan debitur, seperti yang diterapkan pada bank konvensional. Hubungan kemitraan inilah yang lebih mencerminkan fungsi intermediasi bank.
4 Loc.cit
antarafunding dan financing, termasuk dalam hal ini adalah Bank BIRD. Sehingga
l11enarik untuk diteliti terkait kebijakan dan strategi Bank BIRD dalanll11engantisipasi risiko tersebut.
n.
Rumusall Masalah
Walaupun dalam kenyataannya, hubungan kemitraan pada bank syariah sepenuhnya belunl dapat dijalankan, l11asih dirasakan nuansa hubungan antara kriditur dan debitur seperti pada bank konvensional. Apalagi fungsi intermediasi tersebut l11asih sangat kecil dirasakan manfaatnya, baik disebabkan oleh keterbatasan modal bank syariah itu sendiri l11aupun keharnsan bagi nasabah untuk l11enyediakan barang jaminan. Keterbatasan modal bank syariah dapat dilihat dari aset perbankan syariah nasional yang hingga saat ini barn mencapai 1,7 % dibandingkan dengan aset perbankan konvensional. Sementara dari sisi nasaball hampir sebagian besar usaha mikro kecil menengah (DMKM) tidak memiliki barang jaminan. Alhasil usaha dan bisnis mereka tidalc dapat berkembang karena tidak mendapatkan akses modal dmi bank syariah. Akad-akad pembiayaan (financing) terutama pada musyarakah dan mudharabah pada perbmlkan syariah merupakan akad yang termasuk kategori uncertainty contract, yang memiliki ketidakpastian return. 5 Dimana bank tidak bisa
2. Untuk mengetahui hubungan antara manajemen likuiditas bank dengan risiko mismatch antara funding (pendanaan) dan financing (pembiayaan). 3. Untuk mengetahui strategi dan langkah-Iangkah apa saja yang dilakukan Bank BIRU untnk mengatasi risiko teljadinya mismatch tersebut.
IV. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar, mahasiswa dan kalangan akademik lainya. 2. Kegunaan praktis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para praktisi bank syariah. 3. Kegunaan kebijakan; bagi para pengambil kebijakan baik bagi Bank Indonesia (BI) maupwl para stake holder bank syariah.
V. Tinjauan Pustaka (Kajian Terdahulu) Berdasarkan kajian pustaka terdahulu belum ada yang membahas masalah mismatch antara funding dallfinancing pada banlc syariah. Dari data yang ditemukan, judul yang terkait hanya membahas pada permasalahan pembiayaan, sementara yang membahas tentang funding dan keterkaitan antara keduanya belum
VI. Metode Penelitian Penelitian
1111
bersifat
deskriptif analisis,
yakni
penelitian
yang
menggambarkan data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan
1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: a.
Field Research, yakni penelitian lapangan yang dilakukan melalui survey langsung ke Bank BIRU yang bertujuan untuk memperoleh data yan~valid
dan akurat. Hal ini dilakukan dengan cara:
1) Interview atau wawancara kepada pihak-pihak Bank Bank BIRU yang terkait dengan kegiatan penelitian ini. 2) Observasi (penganlatan) terhadap kondisi Bank BIRU secat·a umum. b.
Library Research, yakni melakukan penelitiatl dengan cara mencari
Iiteratur-literatur yang berupa bahan-bahan pustaka dan dokumendokumen yang berkaitan langsung dengan masalah manaJemen pembiayaan, khususnya pada masalah mismatch tersebut. 2. Mctode Pcngolahan Data a.
Metode DeskIiptif, yaitu dengan cat·a memapat·kan data-data yang ada secara apa adanya
b.
Analitis, setelah data dipaparkan secara deskriptif kemudian di anaJisis secara kualitatif.
BABIV
ANALISIS
STRATEGI
BANK
BIRU
DALAM
MENGANTISIPASI RISIKO MISMATCH ANTARA FUNDING DAN FINANCING Manajemen likuiditas, manajemen sumber dan penggunaan dana pada Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko terjadinya mismatch dan analisis efektivitas kebijakan Bank BIRD dalam mengantisipasi risiko teljadinya Mismatch. BABV
PENUTUP Kesimpulan dan Saran.
BABH KERANGKA TEORI
A.
Pengertian Risiko Mismatch
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan risiko (risk) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan atau membahayakan)
dari suatu perbuatan atau tindakan. 7 Dari sudut pandang bank, risiko didefinisikan sebagai peluang
te~jadinya
situasi yang memburuk (bad outcome). Definisi ini
mengandung pengertian bahwa risiko hanya berkaitan dengan situasi dimana suatu bad outcome dapat setiap saat l11enil11pa bank kapan dan bank l11anapun dan dapat
diperkirakan (estimated). Sementara itu mismatch pada dunia perbankan diartikan sebagai ketidaksesuaian antara arus kas yang l11asnk dengan arus kas yang keluar. 8 Menurut Ali Masyudi dalam bukunya "manajemen risiko" yang dimaksud dengan mismatch adalah risiko yang teljadi karena bank melakukanfund raising melalui short funding strategy, sel11entara penyediaan dananya tertanam pada investasi dengan jangka
waktu lebih panjang (longfinancing) 9. Pada dasal11ya masalah mismatch sangat terkait dengan pendanaan (funding) dan pel11biayaan (financing), berdasarkan teori yang ada, terdapat tiga
Departemen Pendidikan Nasiona!, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Puslaka, 2003), h. 959 , Penjelasan PBI Nomor 9/17(PBI/2007 9 Ali Masyudi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), h.3
7
pada kredit yang diberikannya, yang kedua dana perbankan sarna dengan kredit yang diberikannya, dan ketiga adalah kondisi dimana dana perbankan lebih kecil dari kredit yang diberikanya. Kondisi seperti ini sangat rentan terhadap liquidity problem karena apabila terjadi rush akibat kondisi ekonomi yang memanas, maka perbankan akan mengalarni kesulitan untuk melakukan pengembalian dana simpanan masyarakat, karena kredit yang diberikan oleh perbankan tidak seketika dapat ditariklO• Pada bank syariah risiko mismatch juga dapat teIjadi, narnun penyebabnya bukan karena factor suku bunga. Tetapi lebih disebabkan oleh kesenjangan antara jangka waktu jatuh tempo (maturity gap) antara pendanaan (funding) dan pembiayaan (financing) yang menyebabkan masalah likuiditas. lJ . Sementara Burhanuddin Abdullah mengatakan bahwa mismatch teJjadi karena suatu bank menggunakan sumber danajangka pendek untuk membiayai pembiayaanjangka panjangJ2 • Dengan demikian dapat disirnpulkan bahwa yang dimaksud dengan risiko mismatch· antara funding dan financing yaitu risiko yang teIjadi karena adanya ketidaksesuaian antara sumber dana dan penggunaanya, dimana sumber dananya memilikijangka waktu lebih pendek. TeIjadinya mismatch akan menimbulkan risiko likuiditas (liquidity risk) bempa kesulitan pendanaan, dimana bank kesulitan untuk mencari dana tunai 10 Nasril, "Tantangan Mismatch bagi perbankan taboo 2006" diakses dari http://www:btn.co.id. TanggaI16-Q2-2006. II Liliat Surat F.daran Bank Indonesia (BI) tentang Penilaian Ttingkat Kesehatan (BPRS) dari sisi tikuiditas 12 Diakses dari http://www.detik.com.
,
(investment reserve). Hal ini penting guna memaksimalkan keuntungan sekaligus memperhitungkan tingkat keanlanan (saftty) untuk para deposan maupun para debitor.
B. Pengertian Funding (Pendanaan)
Funding merupal(an aktivitas bank dalam mengwnpulkan dana dari masyarakat sebagai sumber dana bank dalam melakukan aktivitas usahanya. Swnber dana bank biasanya dalam bentuk tabwlgan (saving), deposito (time-deposit) dan giro (demand-deposit).
14
1. Tabungan
Undal1g-Undang No 10 Tahun 1998 tental1g perubahan atas Undang-Undang No 7 Tal1W1 1992 tentang perbankan, menjelaskan bal1wa yang dimaksud dengan tabwlgan adalal1 simpanan yang penarikatmya hanya dapat dilakukatl menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau lail1ya yang dipersal11akatl dengatl itu.
/5
Adapun yang dinamakatl tabungan syarial1 adalal1 tabW1gan yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syarial1 Nasional (DSN) • telah l11engeluarkan fatwa No. 02/DSN/-MUIIIV/2000 yang l11enyatakan bal1wa tabungan yatlg dibenarkatl adalal1 dengatl prinsip wadiah datI mudharabah. Tabungatl wadiah sendiri l11erupakan tabungan yang dijalankan dengan berdasarkan akad " Thomas Suyitl1o, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 32 Kasmir, Dasar-Dasar perbankan, CeUIl (Jakarta: R,yawali Pers, 2004), h. 84
15
menggunakan dana tersebut untuk aktivitas investasi yang sejalan dengan prinsip syariall. Namun demikian dala111111emanfaatkan dana tersebut, harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential). Sebab bank akan bertanggung jawab terhadap dana tersebut bila terjadi kerugian sebagai akibat dari kelalaian bank itu sendiri. Bank dalam hal ini juga berkewajiban membagikan hasil keuntungan dan aktivitas bisnisnya sesuai dengan kesepakatan nisbal1 pada saat awal pembukaan rekening giro. Ketiga sumber dana daTi masyarakat ini dibedakan dalam cara penarikanya oleh pemiliknya, pada tabungan penarikanya dapat dilakukan sewal(tu-waktu sebagian atau seluruhnya sepetti pada giro. Sedangkan pada simpanan deposito, pe111ilik hanya dapat menarik dananya sesuai dengan waktu yang telal1 diperjanjikan dengan bank. Atas kesediaan masyarakat 111enyimpan dananya bank akan membenkan imbalan dalam bentuk atau pada bank konvensional dan bagi hasil pada bank syariall. Pada bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam bentuk:
/7
o Titipan (wadi 'ah), yaitu stmpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranted deposit) tetapi tanpa memperolch imbalan atau kcuntungan
17 Zaillul Arifill, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Cet. IV (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), hal. 48
o Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranted
account)
untuk
investasi
umum
(general
invesment
accountlmudharabah mutlqah) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proposionaI. o Investasi
IdlUSUS
(special
investment
accountlmudharabah
muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fte. Dengan demikian sumber dana bank syariah terdiri dari: I. Modal inti (Core Capital)
2. Kuasi Equitas (mudharabah eccount) 3. Titipan (wadi 'ah) atau simpanan tanpa imbalan (non gum'anted
account) Dana yang dihimpun oleh bank tersebut akan disalurkan kembali ke masyarakat dalanl bentuk pembiayaan, baik untuk pembiayaan produktif maupun komsumtif. Fungsi penghimpunan dana (funding) ini menjadikan bank sebagai manajer investasi, terutama dana mudharabah. Dimana bank akan menyalurkan dana tersebut dalanl bentuk pembiayaan produktif, sehingga menghasilkan keuntungan bagi bank dan pemilik dana. C.
/8
Pengertian Penyaluran Dana (Financing) Secara
gans
besar produk
penyaluran
dana pada bank
syariah
dikelompokkan kedalam empat kategori sesuai dengan tujuan penggunaannya, yaitu; IS
Sofyan S Harahap, Akunlansi Perbankan Syariah (Jakarta: LPFE USAKTJ, 2005), h. 6
b. Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jua! beli secara pesanan, dimana barang yang dipeIjual belikan belum ada ditangan, tetapi pembayaranya dilakukan diawal. Dalam hal ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Pada umumnya akad ini biasa digunaJ
dengan pemindahan kepemiIikan, dimana barang yang pada awalnya menjadi objek sewaan, dan secara kepemilikan berada ditangan bank, pada akhir akad dapat berpindah hak kepemilikannya ketangan nasabah yakni dengan akad ljarah muntahhiya bittamlik (sewa yang diikuti dengan pemindahan kepemilikan).
3. Prinsip Bagi hasil (syirkah) Pada prinsip bagi hasH ini terdapat beberapa produk pembiayaan, yang antara lain:
a. Pembiayaan Musyarakah Berdasarkan Fatua DSN No. 08/DSN/-MUI/IV/2000 dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Pembiayaan musyarakah adalah suatn bentnk kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak turut menyertakan modal baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
20
Dalam hal ini pihak-pihak yang
terlibat dapat berkontribusi dalam bentnk uang, barang dagangan (trading asset), kewirausahaan (entrepreneurship), kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment) atau intangible (seperti hak paten atau good will) dan reputasi. Semua modal yang terkupul dati semua pihak yang berkongsi tersebut diklola bersama-sama. Setiap pemilik mempunyai hak tnrut serta dalam pengelolaan dana tersebut, sekaligus mempunyai hak dalam menentukan kebijakan atas pengelolaan dana tersebut. Keuntnngan dat'i hasiI tersebut dibagikan sesuai dengan
20
Dewan Syariah Nasional (DSN), Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. (Jakarta: DSN, 2003)
Secara garis besar dana yang dimiliki bank berasal dari tiga sumber, yaitu dari baruc itu sendiri, dari masyarakat serta dari lembaga lain. Dana yang berasal dari bank itu sendiJi berasal dari para pemegang saham, cadangan laba yang belum digunakan dan laba bank yang belum dibagi atau laba tahun berjalan yang belum dibagikan kepada para pemegang saham. Dana yang berasal dari masyarakat luas didapat dari produk-prodnk penghimpunan dana (funding), diantaranya yaitu rekening giro, rekening tabungan dan deposito.
E. Sumber dan Penggunaan Dana Bank Syariah Perkemballgan dan kemajuan bank sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan banlc dalam mengumpulkan dana dari masyaralcat. Tanpa adanya sumber dana yang memadai dengan tingkat pengendapan yang culmp lanla, bank akan sangat kesulitan dalam merencanakan aktivitas bisnisnya. Dana sendiri mempalcan uang tunai yang dimiliki dan dikuasai oleh bank atau bentuk alctiva lainya yang dapat dipersamalcan dan dapat dicairkan dengan segera. Dana bank sendiri berasal dari berbagai sumber baik dari modal bank sendiri yakni para pemegang sahanl dan dana yang berasal dari masyaralcat dalam berbagai bentuk baik simpanan biasa (wadi'ah) maupun dalam bentuk penyertaan laimlya yang dapat ditarik sewalctu-waktu. Tiap dana yang dimiliki oleh bank sendiri memiliki karalcter yang berbeda baik biayanya, jangka waktunya, maupun jenis dananya. Selumh dana tersebut tidalc dapat dialokasikan sepenubnya dalanl bentuk laedit atau pembiayaan,
sebab bank hams memenuhi kewajiban memelihara likuiditas yang disebut dengan
unloanable funds,
,22
SementaJ'a disisi lain bank dituntut untuk dapat mengalokasikan dana tersebut secara tepat dan efektif. Hal ini dilaknkan agar bani, dapat memaksimalkan tingkat profitabilitasnya dan dapat menekan serendall mungkin tisiko yang akan timbul sekaligus agar bank dapat mempertal1ankan tingkat kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu bank harns mempertal1ankan performance kinelja bisnisnya, tanpa hal ini akan bank sangat sulit mempertahankan kepercayaan dari masyarakat.
23
Dalam pembetian kredit selalu dikaitkan dengan tujuan penggunaannya. Sebab jika pemberian yang tidak jelas penggunaamlya sering menimbulkan masalah kredit (problem loan) atau kredit macet. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan perencanaan kredit (pembiayaan) yang tepat dan efektif. Agar alokasi dan penggunaan dana bank tersebut sesuai dengan rencana, dapat dilaknkan dengan menggunakan dua pendekatan: 1) pool offunds approach yakni dengan melihat sumber-sumber dana dan penempataill1Ya, dan 2) assets aUoction approach (pendekatan alokasi aktiva) yaitu penempatan masing-masing jenis dana ke dalam aktiva bank. Adapun diagranmya sebagai betikut:
22 Veiththzal Rivai dan Andria Pelmata Veithzal, Credit Manajemen Hand Book (Jakarta: ,PT. RajaGrfindo Persada, 2006). h.115 2J Jop!e Jusue Analisis Kredit untuk Account OjJlcer, Cet VII (Jakarta: PT. Gramed!a Pustaka 2006), hI. 169
Assets Allocation Approach Diagram 2
Wadiah
Primary Reserve Secondary Reserve Qord Mmabahah
Mudhrabah Salam Istishna Ijarah Mudhrabah Murabahah Musyarakah Musyarakah
Aktiva temp
Berdasarkan kedua diagram diatas kita dapat memahami dua model pendekatan dalam menggunakan sumber dana bank. Pada pendekatan Pool of Funds
Approach bank akan mengurnpulkan sernua dana dari berbagai produk nmding rnenjadi satu pos. kemudian disalmkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pos pada pembiayaan. Sementara pada pendeketan Assets Allocation Approach bank
BABIII GAMBARAN UMUM BANK BIRU
A. Sejarah Berdirinya Bank BIRU
Bank BIRU (singkatan dari Bank Islam Rifatul Ummah) adalah Bank Perkreditan Ralcyat syariah (BPRS) yang pendiriannya diprakarsai oleh para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kyai, dan eendikiawan muslim Iainnya yang memiliki kepedulian terhadap masalah ekonomi rakyat keci!. Bank BIRU hadir sebagai bagian dari sinergi dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat bersama dengan Iembaga-Iembaga keuangan syariah Iainnya. Berdiri sejak tahun 1998 yang beralamatkan di jalan Raya Ciomas Bogor, komplek Ruko Ciomas No. R.I.
Seeara Iegalitas perusahaan, Bank BIRU teJah tereatat pada Akta Notaris NomoI' 4 tanggal 05 September 1996 dan telah bcroprasi scjak 18 Februari 1998 sesuai dengan SK Menteri Kcuangan RI No. Kep-067/KM. 17/1998. Seperti halnya bank atau badan usaha pada umumnya, fluktuasi usaha pun pemah dialami BPRS ini, mulai dari mismanagement, teljadinya NPF (Non Performance Financing), dan risiko-risiko pada umumnya yang teljadi pada industri
perbankan. Namun berkat kesigapan dan dedikasi yang tinggi dari jajaran manajemen, Bank BIRU tetap eksis bahkan terus mengalami pertumbuhan yang sangat baik, terbukti berdasarkan laporan neraea keuangan 3 (tiga) tahun terakhir
D. Produk-Produk Bank BIRD Produk-produk yang ada pada Bank BIRU meliputi produk penghimpunan dana, produk penyaluran dana dan produk layanan nasabah. Adapun rineian produkproduk tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghimpunan Dana (Funding) a. Tabungan Wadiah MelUpakan produk simpanan
yang dipelUntuldGln bagi
nasabah baik
perorangan, yayasan maupun lembaga. Akad yang digtmakan pada produk ini adalah wadiah yad dhamanah, dimana bank diberikan wewenang oleh nasabah untuk
mengelola dana tersebut dalall1 pengelolaan usaha atau bisnis. Bauk akan memberikan bagian keuntungan dalam bentuk bonus kepada nasabah yang dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian dan dibukukan seeara otomatis kedalall1 rekening nasabah. Nasabahjuga dapat menarik dananya setiap hari. b. Deposito Mudharabah Merupakan simpanan investasi nasabah kepada bank yang penarikanya dapat dilakukan setelah jangka waktu 3, 6 dan 12 bulan dan dapat diperpanjang seem'a otomatis. Akad yang digunakan pada produk ini adalah akad mudharabah, dimana nasabah sebagai pihak pemilik dana (shohibul maa!), sementara pihak bank sebagai pengelola dmm (mudharib). Nasabah akan mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan dana tersebut setiap bulannya sesuai dengan kesepakatan nisbah yang sudah disepakati pada saat pembukaan rekening deposito. Deposito ini juga dapat dijadikan jall1inan pell1biayaan, bila nasabah ingin ll1engajukkan aplikasi pell1biayaan.
BAR IV ANALISIS STRATEGI BANK BIRU DALAM MENGANTISIPASI RISIKO TERJADINYA MISMATCH ANTARA FUNDING DAN FINANCING
A. Strategi Bank BIRU dalam Mengntisipasi Risiko Mismatch antam Funding (Penghimpunan Dana) dan Financing (Penyaluran Dana) 1. Manajemen Likuiditas Bank rnerupakan lernbaga ekonorni yang rnernpunyai fungsi intennediasi, yakni lernbaga yang rnenghirnpun dana dari rnasyarakat dan rnenyalurkannya kernbali dalam bentuk lcredit atau pembiayaan. Oleh karenanya, selain akan rnengupayakan perolehan keuntungan bagi perusahaan, banlc dalam hal ini juga dituntut untuk rnenjaga kepercayaan rnasyarakat. Sebab pada dasarnya sebagian besar sumber dana bank berasal dari rnasyarakat. Sementara porsi dana yang berasal dari internal bank hanya berkisar pada 7% hingga 8%, selain itu dana yang diperoleh dari hasil aktivitas funding (pengurnpulan dana) dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan
deposito. 31 Atas dasar tersebut, rnenjaga kepercayaan masyarakat (nasabah) menjadi satu keharusan dengan cara rnenjaga performance (kinerja) bank sebaik mungkin. Salah satu aspek penting yang dijadikan indikator baik brnuknya kinelja suatu bank adalah dari sisi likuiditas. Likuiditas sendiri diartikan sebagai kemampuan 3!
Zaifiul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, ha1.47.
bank dalam memenuhi kewajiban financial yang segera harns dipenuhi. Kewajiban disilli yaitu kewajiban atas hutang yang segera dibayar, biasanya pada bank berupa penarikan oleh nasabah dalam bentuk simpanan tabungan dan deposito. Terkait dengan hal tersebut, kebijakan yang ditempuh pihak Bank BIRU yaitu dengan menerapkan manajemen Iikuiditas yang baik, yaitu dengan mengatur tingkat Iikuiditas agar berada pada posisi yang tepat, sebab bila tingkat likuiditas tinggi (overliquidity), keuntungan yang didapat rendah, sebaliknya bila tingkat likuiditas
terlalu rendah, hal ini juga akan berdampak pada kesulitan bank: dalam memenuhi kewajiban, yang pada giliranya akan meminjam dana dari bank lain. 32 Untuk dapat menganalisis tingkat likuiditas suatu Bank: (atau perusahaan pada umumnya) diperlukan data alat-alat Iikuid dan hutang lancar. Hal ini diperlukan karena alat untuk menilai dan menganalisis tingkat likuiditas bank adalah dengan membandingkan antara komponen-komponen alat likuid dengan kewajiban segera. Pada Ban1( BIRU yang termasuk alat Iikuid terdiri dari: a.
Kas
b.
Penempatan pada Bank: Lain.
Sementara yang tel1uasuk kategori hutang lancar terdiri dari: a. Tabungan b. Deposito
32
Wawancara Pribadi dengan Bpk Ade Rachmawan, SE (Direktur Utama Bank BlRU), 25 Maret 2007
Strategi yang ditempuh Bank BIRD untuk menjaga likuiditas adalah dengan cara menjaga dan memonitor Iikuiditas harian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa cadangan dalam bentuk uang tunai (kas) telah memenuhi standar minimum yang ditentukan oleh Bank sentral sebesar 5%. Hal ini didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/17IPBI/2007 tantang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah, dimana salah satu aspek yang dinilai adalah tingkat likuiditasnya. Monitor Iikuiditas ini menjadi sangat penting karena masyarakat (nasabah) akan menilai kinerja banIe berdasarkan tingkat likuiditasnya, sebab masyarakat mengharapkan keamanan akan dana yang disimpanya. Nasabah berharap dana yang disimpmIDya aJI1an dan dapat ditarik sewaktu-waktu atau setelah jatuh tempo selia mendapatkan hasil imbal yang kompetitif. Apabila satu bank gagal memenuhi kewajiban nasabah pada saat terjadi penarikan, sudah dapat dipastikan nasabah akan kecewa, yang pada gilirannya nasabah akan memindahkan rekening yang dimilikinya. Aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian serius dalaJl1 mengelola banIe adalah penyusunml cash flow (arus kas) dan penentuml cadangan (reserve). Likuiditas dan reserve mempunyai hublmgan yang sangat kuat, sebab reserve dapat digunakan untuk memenuhi transaksi bank seperti penerimaan dana
maupun pemberian pembiayaml sekaIigus dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. 33
33
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h.160.
B. Analisis Strategi Bank BIRU dalam Mengantisipasi Risiko Mismatch Antara pendanaan (funding) dan Pembiayaan (financing). 1. Analisis Likniditas Bank BIRU Selanjutnya untuk menganalisis tingkat Iikuiditas Bank BIRU dapat dilakukan melalui laporan keuangarmya, berikut laporan posisi (neraca) keuangan dan Laporan Laba-Rugi Bank BIRU per Desember 2005 sampai dengan 2007.
Tabel4.1 NERACA PUBLIKASI PT. BPRS RIF'ATUL UMMAH (BANK BIRD) Per - Desember 2007 (dalam ribnan)
AKTIVA 1 Kas 2 Penempatan pada BI 3 Penempatan pada Bank Lain 4 Piutang Mllrabahah 5 Pilltang Salam 6 Piutang Istishna 7 Pintang Mlldharahah 8 Pintang Mllsvarakah 9 Iiarah 10 Qardl Penyisihan Penghapusan Aktiva II Produktif 12 Aktiva Istishna 13 Persediaan 14 Aktiva Tetap dan Inventaris Akumulasi Penghapusan Aktiva 15 Tetap -/16 Aktiva Lain-Lain
446,551
128,565
144,828
50,981 7,291,117
552,668 2,355,1] 6
37,532 ],074,603
334,890 39,255 147,628 143,904 959,604
32,258 40,060 166,694 78,532 103,276
45,240 124,291 357,214 213,401 135,709
(110,789)
(101,788)
(103,195)
25,000 311,966
110,500 185,791
102,238
(164,245) 510,712
(135,514) 582,672
52,113 586,337
Merupakan perbandingan antara cash ratio dengan hutang lancar, cash asset terdiIi dari kas dan giro pada Bank Indonesia sedang hutang lancar terdiIi dari tabungan, giro dan deposito berjangka. Namun pada BPR/BPRS biasanya yang merupakan hutang lancar terdiri dad tabungan dan deposito beljangka saja, hal ini sesuai dengan ketentuan BI, dimana BPR/BPRS tidak melayani jasa lalu lintas pembayaran, yang dalam hal ini adalah giro. Berikut disajikan perhitungan quick ratio pada Bank BIRO. Tabel4.3 Quick Ratio PT. BPRS Rif'atul Ummah (BANK BIRU) Tahun 2005 - 2007 No
~
~
(dalam ribuan)
2005
2006
2007
144,828
128,565
446,551
37,532
552,668
50,981
182,360
681,233
497,532
1,000,573
1,848,860
2,717,074
790,000
451,000
4,354,000
Cash Asset I
Kas
2
Penempalan pada Bank Lain Jumlah Cash Asset (A) Current Liabilities
I
Tabungan
2 Deposito
1,790,573 Jumlah Current Liabilities ( B ) 2,299,860 7,071,074 Quick Ratio A:B 10% 30% 7% Sumber Laporan Keuangan PT. BPRS Rif'atul Ummah (data dlolah)
Berdasarkan tabel di alas terlihat bahwa Quick Ratio Bank BIRO berturuttumt dari tahun 2005 sampai dengan 2007 adalah 10%, 30%, dan 7%. Angka-angka
2.
Rekening Deposito
3.
Rekening Tabungan Untuk lebih jelasnya, dapat dilhat pada tabel 4.4 berikut, yang
diolah berdasarkan laporan keuangan.
Tabel4.4 Cash Ratio PT, BPRS Rifatul Ummah (BANK BIRU) Tahun 2005 - 2007 (dalam I"ibuan)
'Nil<
Cn'
/.N/.
Sid
@Y?
Alat-Alat Likuid 1 Kas 2 Giro pada BI
Jumlah Cash Asset( A )
'N,,"
/./. ':;2005 :I my/( Y
'G2006tl/.
:;2007
144,828
128,565
446,551
144,828
128,565
446,551
1,000,573
1,848,860
2,717,074
790,000
451,000 17,635
4,354,000 2,229
CUrl'eltt Liabilities 1 Tabungan 2 Deposito 3 Kewaiiban Segera
Jumlah Current Liabilities (B) 1,790,573 8% Cash Ratia A:B Sumber: Laporan Keuangan Bank BIRU (data dlOlah)
2,299,860 6%
7,071,074 6%
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diatas, terlihat bahwa pada tahun 2005 cash ralionya sebesar 8%, lebih besar dengan tahun-tahun berikutnya sebesar 6%. Hal ini
1 tabungan Wadiah 2 Tabunpan Mudharabah 3 DeDosito Mudharabah
1,000,573
1,848,860
2,717,074
790,000
451,000
4,354,000
Total DCDosito (B) Elmitas 1 Modal Disetor
1,790,573
1,848,860
2,717,074
1,590,250
1,590,250
456,750
(68,423)
(27,583) 27,874
27,697 27,874
Saldo Laba 1rugj) (54,364) (748,114) Total Ekuitas {O 1,495,337 842,427 FDR=A: (B+C) = 59% 103% Sumber: Laporan Keuangan Bani, BIRD (data dlOlah)
1167,402)
2 Tambahan Modal Disetor 3 Cadangan
27,874
4
344,919 291%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui nilai rasio FDR Bank BIRO dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Pada tahun 2005 nilai rasio FDR Bank BIRO sebesar 59%, angka ini menunjukkan bahwa pada tahun 2005 Bank BIRO cukup berhati-hati dalam pemberian pembiayaan, dengan kata lain dana yang dialokasikan untuk pemberian kredit tidak terlalu dibandingkan dengan total deposit dan modal yang dimiliki bank. Kondisi ini menunjukkan tingkat fungsi intermediasi bani, yang rendah, bila dianalisis lebih jauh dapat diketahui bahwa pihak bank sengaja menerapkan sttategi konservatif dengan mengurangi pembiayaan sebagai bentuk langkah antisipatif terhadap kemungkinan risiko likuiditas yang terjadi. Sebab semakin tinggi tingkat FDR menunjukkan fungsi intennediasi bank yang tinggi, namun kondisi ini juga menunjukkan tingkat Iikuiditas yang rendah. Pada tahun 2006 nilai rasio FDR bank BIRD sebesar 103%, angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 44% dari tahun sebelumnya. Dengan demikian
angka ini menunjukkan nilai fungsi intennediasi bank yang cukup tinggi, bahkan melampaui batas minimal FDR yang ditentukan BI sebesar 80%. Sementara pada tahun 2007 nilai rasionya sebesar 291 % atau naik sangat signifikan sebesar 188% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut melebihi nilai batas maksimum yang ditentukan BI sebesar 11 0%, angka ini tentunya sangat liskan terhadap risiko Iikuiditas bank, sebab hal ini menunjukkan penyaluran pembiayaan Bank BIRD yang sangat tinggi. Hal ini juga terbukti dad nilai cash ratio Bm1k BIRD yang sangat minim sebesar 6%. B.
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana Bank Analisis sumber dan penggunaan dana (Sources and Uses Of Fund
Analysis) ini bertujuan untuk mengetahui besaran nilai dm'i setiap pos pada neraca dengan memperbandingkanya dengan total aktiva. Dengan demikian kita dapat mengetalmi sumber dan penggunaan dana pada Bank BIRD dalam menjalankan . . al 38 opera~lOn nya. keglatan
Pada BPRS karena dari sisi modal terbatas, sehingga sumber dan penggunaan dananya biasanya tidak begitu variatif seperti pada bank umwn yang mempunyai aset lebih besar. Dengan demikian sebenarnya untuk mengetahui sumber dan penggunaan dana pada BPRS tidaklal1 sesulit dibandingkan pada Bank Dmum lainya. Oleh karena itu untuk mengetahui sumber dan penggunaan dana pada Bank
38
Jopie, Analsisis Kredit untuk Account Officer, h. 75.
salah satunya yaitu dengan menerbitkan sukuk atauplUl surat penyertaan investasi sejenis yang sesuai syariah. 3. Hendaknya
Bank
BIRD
lebih
hati-hati
dalam
l11enyalurkan
pembiayaan, khususnya untuk menjaga Financing to Deposit Ratio (FOR) agar berada pada tingkat yang proposional, sekaligus dapat l11el11inimalisir tingkat Non pei;formingfinancing (NPF). 4. Hendaknya Bank BIRD dapat menjaga hublmgan balk dengan nasabah, agar mereka dapat terns mempercayakan dananya pada Bank BIRU.
DAFTARPUSTAKA Ali, Masyhud, Manajemen Risiko, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cetakan peliama, 2006 Al Qur'an dan Terjemahan Departemen Agama RI, Bandung: Penerbit JART,2005. Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, cetakan keempat, Jakmia: Pustaka Alvabet, 2006
Bhernama, Bank Cari Aman, Jakmia: Kompas, 18 Januari 2006 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003 Harahap, Sof'yan Syafri, Akuntansi Perbankan Syariah, Cetakan kedua, Jakmia: LPFE Usakti, 2006
Jupie, Jusuf, Analisis Kredit untukAccount Officer, Cetekan ketujuh, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta:The Intemtional Institute ofIslamic Thought Indonesia, 2003 ____, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema Insani Press, 2001 Kasmir, Manajemen Perbankan, cetakan kempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
_ _ _ _ _:-:-" Dasar-Dasm' Perbankan, Jakmia: PT Grmnedia Pustaka Utama, 2004
LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan Wawancara Langsung
I. Bagaimanakah Manajemen Dana Bank pada BANK BIRU? 2. Pernahkan BANK BIRU mengalarni masalah mismatch antara funding dan
financing?, apabila pernah, langkah alau slralegi ara unlllk I1lcngatasinya? 3. Llmgkah stratcgi apa yang dilakllkan olch pihak mcnajcmcn 13ANK l3IRU unlllk menganlisipasi (mcncegah) risiko mismatch? 4. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan terjadinya masalah mismatch tersebllt? 5. Bagaimanakah manajemen liklliditas pada BANK BIRU?, pernahkah mengalarni masalah dalarn likuditas. 6. Strategi dan kebijakan apa yang dilakukan BANK BIRU untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah likuiditas? 7. Dari berbagai produk pembiayaan yang ada pada BANK BIRU,jenis pembiayaan apakah yang mempunyai proporsi lebih banyak? 8. Jenis produk simpan~:a apa yang paling diminati oleh nasabah BANK BIRU? 9. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa, akad pada musyarakah dan mudharabah lebih b<;;rpotensi menimbulkan risiko likuiditas, sebagai akibat dari karakter akad ini
yang long term financing dan
uncertainty contract·
(ketidakpastian retw'a). Apakah hal ini berlaku pada BANK BIRU? 10. Dari produk-produ< pembiayaan yang ditawarkan BANK BIRU, produk (akad) apakah yang selarnl ini mempunyai risiko paling signifikan?
ba n I,
.. 1,~ I:) j I
• le.
bank 'slum of'aluJ ummoh
fLo C.Vl~et~VO'~ L (
Y
FIL .J
bank BIRU
Bank Islam RiFatul Ummah
LEGALITAS PERUSAHAAN Akla Pendirian
Nomor 41anggal 05 Seplember 1996 Nolaris : Sulaimansjah, SH di Jakarta
Tanda Daftar Perusahaan
Nomor 10201801430 langgal 29 Oklober 1997
Nomor Pokok Wajib Pajak
01.764.294.0.404.000
Ijin Operasional
SK Menteri Keuangan RI No.KEP-067/KM.17/1998 Tanggal18 Februari 1998
Penjaminan
Sebagai peserta program penjaminan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang berarti seluruh dana pihak keligaldana masyarakal dijamin oleh LPS.
Pemeriksaan BI
Per Marel 2007 : Cukup Sehal, dengan nilai kredil : 68.90
Alamal Kanlor Pusal
Komplek Ruko Ciomas No. R.1 JI. Raya Ciomas, Bogar Tetp. (0251) 638512, 636972 Fax. (0251) 638512 Email:[email protected]
•
Komplek Ruko Baru No.
R~1
-
PENGHIMPUNAN DANA TABUNGAN WADI'AH Merupakan simpanan dana pihak ke-tiga di Bank BIRU, dimana nasabah berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana Wadi'ah oleh Bank. Tabungan ini dapat diambil setiap hari (pada jam kas). DEPOSITO MUDHARABAH Simpanan dana pihak ke-tiga yang hanya dapat ditarik berdasarkan jangka waktu 3, 6, dan 12 bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis. Nasabah akan memperoleh kesepakatan bersama mengenai nitai nisbah bagi hasitnya. Deposito ini dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan. SETARA RATE BAGI HASIL DEPOSITO
:
Komplek Ruko Baru No, R-1
3
13,09
9,19
9,73
6
14,73
10,34
10,94
12
16,36
11,48
ll,16
-
PENYALURAN DANA
PEMBIAYAAN MURABAHAH
Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak Bank selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. QARDH
Pemberian dana dari bank kepada nasabah yang dapat ditagih atau ditarik kembali. Dalam literatur fikih, qardh dikategorikan dalam akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Bagi bank, qardh bisa dijadikan sebagai produk pelengkap untuk nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek, nasabah akan mengembalikan secepatnya dana bank. PEMBIAYAAN IJARAH
Adalah pembiayaan dengan prinsip sewa atas hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah dengan atau tanpa pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. MUDHARABAH/MUSYARAKAH
Pembiayaan dengan prinsip kerjasama usaha dengan nasabah. Bagi hasil disepakati bersama. GADAI EMAS
Layanan gadai emas dalam bentuk perhiasan dan logam mulia. Nasabah hanya dikenakan jasa penyimpanan.
.. •
Komplek Ruko Baru No. R-1
UIN
SETARA RATE BAGI HASIL DEPOSITO Jangka Waktu (Bulan)
September 2007
Oktober 2007
November 2007
Desember 2007
Januari 2008
Februari 2008
3
9.11
13.09
9.19
9.73
7.91
9.30
6
10.25
14.73
10.34
10.94
8.90
10.46
12
11.39
16.36
11.48
12.16
9.89
11.62
Daftar Pertanyaan Wawancara Langsung
1. Bagaimanakah Manajemen Dana Bank pada BANK BIRD? 2. Pemahkan BANK BIRD mengalami masalah mismatch antara funding dan
financing?, apabila pemah, langkah atau strategi apa untuk mengatasinya? 3. Langkah strategi apa yang dilakukan oleh pihak menajemen BANK BIRD untuk mengantisipasi (mencegah) risiko mismatch? 4. Faktor-faktor apa yang dapat menyebabkan teIjadinya masalah mismatch tersebut? 5. Bagaimanakah manajemen likuiditas pada BANK BIRD?, pemahkah mengalami masalah dalam likuditas. 6. Strategi dan kebijakan apa yang dilakukan BANK BIRD untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah likuiditas? 7. Dari berbagai produk pembiayaan yang ada pada BANK BIRD, jenis pembiayaan apakah yang mempunyai proporsi lebih banyak? 8. Jenis produk simpanan apa yang paling diminati oleh nasabah BANK BIRD? 9. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa, akad pada musyarakah dan mudharabah lebih berpotensi menimbulkan risiko likuiditas, sebagai akibat dari karakter akad ini yang long term financing dan uncertainty contract (ketidakpastian return). Apakah hal ini berlaku pada BANK BIRD? 10. Dari produk-produk pembiayaan yang ditawarkan BANK BIRD, produk (akad) apakah yang selama ini mempunyai risiko paling signifikan?
ba n . ]IW 0l<--(,l~ckwtt.ttV"'" / bank Islam rlf'atul ummah
(re. _'
Jakarta, 7 Desember 2007
No.9/29/DPbS
SURA T
EDARAN
Kepada
SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRJNSIP SYARIAH DI INDONESIA
Perihal :
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan I'riru!ip Syariah
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan
B~nk
Indonesia
Nomor 9/17/PBl/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang Sistem PenHaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4787), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok ketentuan sebagai berikut: I.
UMUM
I. Tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan pnnslp
syariah (BPRS) merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengurus bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasll)l bank maupun pibak lainnya. HasH penllaian tingkat kesehatan dignoakan oleh Bank Indonesia untuk melakukan pengawasan dan pengaturan dalam rangka menerapkan strategi pembinaan dan pengembangan yang tepat bagi
RPRR
BPRS. Selanjutnya, tingkat kesehatan digunakan oleh BPRS sebagai salah satu alat bagi manajemen dalam menentnkan kebljakan dan pelaksanaan pengelolaan bank ke depan. 2. Tingkat kesehatan BPRS merupakan hasil penilaian komposit atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinetja suatu BPRS. Penilaian tingkat kesehatan BPRS tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap faktor keuangan, termasuk kemampuan BPRS dalam mengelola berbagai risiko, serta penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen, termasuk kepatuhan BPRS terhadap prinsip-prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. 3. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan maupun proyeksi rasio-rasio keuangan BPRS, sedangkan penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor manajemen dan faktorfaktor
hasil
penilai~n
kuantitatif dengan
mempertimbangkan
indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan. 4. Rasio-rasio yang digunakan untuk menganalisa faktor keuangan dibedakan menjadi rasio utama, rasio penunjang dan rasio pengamatan (observed). Rasio utama merupakan rasio yang menjadi dasar
terhadap
penilaian
faktor
keuangan,
rasio
penunjang
merupakan rasio yang akan mempengaruhi penilaian faktor keuangan sedangkan rasio pengamatan (observed) merupakan rasio yang dapat digunakan sebagai satu pertimbangan tambahan dalam penilaian akhir atas fuktor keuangan.
II.
CAKUPAN FAKTOR PENILAIAN Penilaian tingkat kesehatan BPRS mencakup penilaian terhadap fuktorfuktor yang terdiri darl: 1.
Permodalan (capital) Penilaian permodalan dimaksudkan untuk mengevaluasi kecukupan
modal ...
modal BPRS dalam mengelola eksposur risiko saat ini dan di masa mendatang melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas rasio/komponen sebagai berikut: a.
Kecukupan Modal (rasio utama);
b.
Proyeksi Kecukupan Modal (rasio penunjang);
c.
Kecukupan equity (rasio pengamatan/observed);
d.
Kecukupan modal inti terhadap dana pihak ketiga (rasio pengamatan/observed);
e.
Fungsi Intermediasi atas dana investasi dengan metode Profit Sharing (rasio pengamatan/observed).
2.
Kualitas aset (Asset quality) Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi aset BPRS dalam mengelola eksposur risiko saat ini dan di masa mendatang melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas rasio/komponen sebagai berikut: a.
Kualitas aktiva produktif (rasio utama);
b.
Pembiayaan bermasalah (rasio penunjang);
c.
Rata - rata tingkat pengembalian pembiayaan hapus buku (rasio pengamatan/observed);
d.
Nasabah
pembiayaan
bermasalah
(rasio
pengamatan/observed).
3.
Rentabilitas (Earnings) Penilaian
rentabilitas
dimaksudkan
untuk
mengevaluasi
kemampuan bank dalam mendukung kegiatan operasional dan permodalan, melalni penilaian kuantitatif dan kualitatif atas rasiolkumponen sebagai berikut: a.
Tingkat efisiensi operasional (rasio utama);
b.
Aset yang menghasilkan pendapatan (rasio penunjang);
c.
Net Margin Operasional Utama (rasio penunjang);
d.
Biaya tenaga keIja terhadap total pembiayaan (rasio pengamatanJobserved);
e.
Return on Assets (rasio pengamatanJobserved);
(
Return on Equity (rasio pengamatanJobserved);
g.
Return
on
Investment
Account
Holder
(rasio
pengamatanJobserved).
4.
Likuiditas (Liquidity) Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan kecukupan manajemen fisiko likuiditas BPRS melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif atas rasio/komponen sebagai berikut:
5.
a.
Cash ratio (rasio utama);
b.
Short-tenn mismatch (rasio penunjang).
Manajemen (Management) Penilaian
manajemen
dimaksudkan
untuk
mengevaluasi
kemampuan manajerial pengurus BPRS dalam menjalankan usahanya, kecukupan manajemen risiko dan kepatuhan BPRS terhadap pelaksanaan prinsip syariah serta kepatuhan BPRS terhadap ketentuan yang berlaku, melalui penilaian kualitatif atas komponen-komponen sebagai berikut: a.
Kualitas manajemen umum dan kepatuhan BPRS terhadap ketentuan yang berlaku, yang terdiri dari 16 (enam belas) aspek dengan bobot sebesar 35% (tiga puluh lima per scrams);
b.
Kualitas manajemen risiko, yang terdiri dari 6 (euam) jenis risiko yang meliputi beberapa aspek tertentu dengan bobot sebesar 40% (empat puluh per seratus);
c.
Kepatuhan terhadap pelaksanaan prinsip - prinsip syariah, yang terdiri dari 3 (tiga) aspek dengan bobot sebesar 25% (dna puluh lima per seratus). ill. TATA ...
ill. TATA
CARA
PENILAIAN
TINGKAT
KESEHATAN
BANK
PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH
Penilaian tingkat kesehatan BPRS dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: I.
Tahap
penilaian
danlatau
penetapan
peringkat
setiap
rasio/komponen. Penilaian atas setiap rasio/komponen sebagaimana dimaksud pada angka II dilakukan secara kuantitatif untuk rasio keuangan dengan berpedoman pada Lampiran la, Lampiran lb, Lampiran Ie dan Lampiran ld. Sedangkan untuk komponen manajemen dilakukan secara kualitatif dengan berpedoman pada Lampiran Ie. 2.
Tahap penetapan peringkat masing-masing faktor permodalan, kualitas aset, rentabi!itas dan likuiditas. Penetapan peringkat setiap faktor tersebut dilakukan dalam 2 tahap: a. Melakukan penghitungan gabungan dengan menggunakan metode sebagaimana tercantum pada Lampiran If atas rasio utama dan rasio penunjang yang terdapat pada masing-masing faktor, untuk memperoleh dasar kuantitatif penetapan peringkat faktor. b. Penetapan peringkat masing-masing faktor dilakukan dengan berpedoman
pada
Matriks
Kriteria
Peringkat
Faktor
sebagaimana tercantum pada Lampiran 2a, Lampiran 2b, Lampiran
2e
dan
Lampiran
2d
serta
dengan
mempertimbangkan rasio pengamatan/observed dan indikator pendukung dan/atau p-embanding yang relevan (judgement). 3.
Tahap penetapan peringkat faktor manajemen. Penetapan peringkat faktor manajemen dilakukan dalam 2 tahap: a. Melakukan penghitungan gabungan atas 3 (tiga) komponen manajemen
manajemen dengan bobot sebagaimana dirnaksud pada butir II.5, untuk memperoleh dasar penetapan peringkat faktor. b. Penetapan peringkat dilaknkan dengan berpedoman pada Matriks Kriteria Peringkat Faktor sebagaimana tercantum pada Lampiran 2e dengan mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan (judgement).
4.
Tahap penetapan peringkat faktor keuangan. Penetapan peringkat fuktor keuangan dilaknkan dalam 2 tahap: a. Melakukan penghitungan gabungan melalui pembobotan atas nilai peringkat fuktor sebagai berikut : I)
Pennodalan, dengan bobot 25% (dua puluh lima per seratus);
2)
kualitas aset, dengan bobot 45% (empat puluh lima per seratus);
3)
rentabilitas, dengan bobot 15% (lima belas per seratus);
4)
likuiditas, dengan bobot 15% (lima belas per seratus)
untuk memperoleh dasar kuantitatifpenetapan peringkat faktor. b. Penetapan peringkat dilakukan dengan berpedoman pada Matriks Kriteria Peringkat Faktor Keuangan sebagaimana tercantum pada Lampiran 3. 5.
Tahap Penetapan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPRS. Penetapan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan BPRS dilakukan dengan melakukan penghitungan komposit atas Peringkat Faktor Keuangan dan Peringkat Faktor Manajemen dengan menggunakan tabel konversi dan berpedoman pada Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komposit sebagaimana tercantum pada Lampiran 4 serta dengan mempertimbangkan indikator pendukung danlatau pembanding yang relevan (judgement).
6.
Penilaian rasio - rasio keuangan oleh BPRS didokumentasikan dalam ...
dalam fonnat kertas keJja sebagaimana tereantum pada Lampiran 5.
7.
Lampiran 1 sampai dengan La~piran 5 merupakan bagian yang tidak lerpisabkan dari Sural Edaran Bank lndonesiz ini.
IV. PENUTUP Kelenluan dalam Sural Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku scjak tanggal diletapkan.
Agar seliap orang mengetahuinya, memerinlabkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempalannya dalam Berita Negara Rcpublik Indonesia.
Dcmikian agar maklum.
BANK INDONESIA,
sm CH. FADJRIJAH DEPUTI GUBERNUR
DPbS